OLEH:
KELOMPOK 3
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat, ridho dan
karunia-Nya jualah penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Stres dan
Pencegahan Stres di Lingkungan Kerja”
Selama penyusunan makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak oleh karean itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih
kepada : Bapak Serpian, S.ST., M.AB. sebagai Dosen mata kuliah “Psikologi Industri” dan
berbagai pihak yang telah memberi masukan dan saran kepada penulis.
Dalam penyusunan makalah ini penulis telah berusaha sebaik-baiknya, namun penulis
menyadari atas segala kekurangan itu, kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan penyusunan makalah ini.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih atas segala bantuan dari semua pihak yang
terlibat dalam penulisan makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua, Aamiin.
(Kelompok 3)
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
BAB 1...................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN................................................................................................................................2
A. LATAR BELAKANG..............................................................................................................2
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................................3
C. TUJUAN MASALAH..............................................................................................................3
BAB II..................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................................4
A. PENGERTIAN STRES DAN STRES KERJA......................................................................4
B. JENIS-JENIS STRESS............................................................................................................5
D. GEJALA, PENYEBAB DAN DAMPAK STRES KERJA....................................................6
E. PENCEGAHAN STRES KERJA.........................................................................................10
BAB III...............................................................................................................................................14
PENUTUP..........................................................................................................................................14
A. KESIMPULAN......................................................................................................................14
B. SARAN...................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................15
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai orang yang mengalami
stres. Stres tersebut tidak hanya dalam kehidupan sosial-ekonominya saja tetapi juga
dalam bekerja. Pekerjaan yang terlalu sulit serta keadaan sekitar yang penat juga akan
dapat menyebabkan stres dalam bekerja.
Banyak orang yang tidak menyadari gejala timbulnya stres tersebut dalam
kehidupannya padahal apabila kita mengetahui lebih awal mengenai gejala stres
tersebut kita dapat mencegahnya. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan maksud
agar terjaminnya keamanan dan kenyamanaan dalam bekerja. Apabila seseorang yang
mengalami stres melakukan pekerjaan itu malah akan mengganggu kestabilan dalam
bekerja.
Untuk menjaga kestabilan kerja tersebut psikologi seseorang juga harus stabil
agar terjadi sinkronisasi yang harmonis antara faktor kejiwaan serta kondisi yang
terjadi. Jadi kita harus benar-benar memperhatikan secara lebih baik lingkungan yang
dapat mempengaruhi psikologi (kejiwaan) seseorang sehingga stres dapat dicegah.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa stres dalam bekerja pasti akan terjadi
pada setiap karyawan/pekerja. Mereka mengalami stres karena pengaruh dari
pekerjaan itu sendiri maupun lingkungan tempat kerja. Seseorang yang mengalami
stres dalam bekerja tidak akan mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan baik,
disinilah muncul peran dari perusahaan untuk memperhatikan setiap kondisi kejiwaan
(stres) yang dialami oleh karyawannya. Dalam hal ini perusahaan dapat menentukan
penanganan yang terbaik bagi pekerja tersebut serta tidak mengurangi kinerja
karyawan tersebut.
Melihat kejadian stres yang sering terjadi serta bagaimana penangannya yang
baik kami akan membahasanya dalam makalah ini agar kita bisa mengetahui
bagaimana stres dan penanggulangannya serta pencegahan stres itu terutama dalam
bekerja.
iv
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam penulisan makalah ini antara
lain:
C. TUJUAN MASALAH
Adapun beberapa tujuan yang ingin kami sampaikan dalam makalah ini adalah:
v
BAB II
PEMBAHASAN
vi
yang tidak stabil, sikap tidak mau bekerja sama, perasaan tidak mampu terlibat, dan
kesulitan alam masalah tidur.
Di kalangan para pakar sampai saat ini belum terdapat kata sepakat dan
kesamaan persepsi tentang batasan stres. Baron & Greenberg (dalam Margiati,
1999:71), mendefinisikan stres sebagai reaksi-reaksi emosional dan psikologis yang
terjadi pada situasi dimana tujuan individu mendapat halangan dan tidak bisa
mengatasinya. Aamodt (dalam Margiati, 1999:71) memandangnya sebagai respon
adaptif yang merupakan karakteristik individual dan konsekuensi dan tindakan
ekstcrnai, situasi atau peristiwa yang terjadi baik secara fisik maupun psikologis.
Berbeda dengan pakar di atas, Landy (dalam Margiati, 1999:71)
memahaminya sebagai ketidakseimbangan keinginan dan kemampuan memenuhinya
sehingga menimbulkan konsekuensi penting bagi dirinya. Robbins memberikan
definisi stres sebagai suatu kondisi dinamis di mana individu dihadapkan pada
kesempatan, hambatan dan keinginan dan hasil yang diperoleh sangatlah penting
tetapi tidak dapat dipastikan (Robbins dafam Dwiyanti, 2001:75).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terjadinya stres kerja adalah
dikarenakan adanya ketidakseimbangan antara karakteristik kepribadian karyawan
dengan karakteristik aspek-aspek pekerjaannya dan dapat terjadi pada semua kondisi
pekerjaan.
B. JENIS-JENIS STRESS
Quick dan Quick (1984) mengkategorikan jenis stres menjadi dua, yaitu:
1) Eustress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif, dan
konstruktif (bersifat membangun). Hal tersebut termasuk kesejahteraan individu
dan juga organisasi yang diasosiasikan dengan pertumbuhan, fleksibilitas,
kemampuan adaptasi, dan tingkat performance yang tinggi.
2) Distress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat, negatif,
dan destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut termasuk konsekuensi individu dan
juga organisasi seperti penyakit kardiovaskular dan tingkat ketidakhadiran
(absenteeism) yang tinggi, yang diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan,
dan kematian.
vii
D. GEJALA, PENYEBAB DAN DAMPAK STRES KERJA
1. GEJALA STRES KERJA
Terry Beehr dan John Newman (dalam Rice, 1999) mengkaji ulang beberapa
kasus stres pekerjaan dan menyimpulkan tiga gejala dari stres pada individu,
yaitu:
1) Gejala Psikologis
Berikut ini adalah gejala-gejala psikologis yang sering ditemui pada
hasil penelitian mengenai stres pekerjaan :
viii
Gangguan tidur
Rusaknya fungsi imun tubuh, termasuk risiko tinggi kemungkinan terkena
kanker
3) Gejala Perilaku
Gejala-gejala perilaku yang utama dari stres kerja adalah:
ix
Menurut (Robbin, 2003, pp. 794-798) penyebab stres itu ada 3 faktor yaitu:
1) Faktor Lingkungan
Ada beberapa faktor yang mendukung faktor lingkungan. Yaitu:
1. Perubahan situasi bisnis yang menciptakan ketidakpastian ekonomi. Bila
perekonomian itu menjadi menurun, orang menjadi semakin mencemaskan
kesejahteraan mereka.
2. Ketidakpastian politik. Situasi politik yang tidak menentu seperti yang
terjadi di Indonesia, banyak sekali demonstrasi dari berbagai kalangan
yang tidak puas dengan keadaan mereka. Kejadian semacam ini dapat
membuat orang merasa tidak nyaman. Seperti penutupan jalan karena ada
yang berdemo atau mogoknya angkutan umum dan membuat para
karyawan terlambat masuk kerja.
3. Kemajuan teknologi. Dengan kemajuan teknologi yang pesat, maka hotel
pun menambah peralatan baru atau membuat sistem baru. Yang membuat
karyawan harus mempelajari dari awal dan menyesuaikan diri dengan itu.
4. Terorisme adalah sumber stres yang disebabkan lingkungan yang semakin
meningkat dalam abad ke 21, seperti dalam peristiwa penabrakan gedung
WTC oleh para teroris, menyebabkan orang-orang Amerika merasa
terancam keamanannya dan merasa stres.
2) Faktor Organisasi
Banyak sekali faktor di dalam organisasi yang dapat menimbulkan
stres. Tekanan untuk menghindari kekeliruan atau menyelesaikan tugas dalam
kurun waktu terbatas, beban kerja berlebihan, bos yang menuntut dan tidak
peka, serta rekan kerja yang tidak menyenangkan. Dari beberapa contoh
diatas, penulis mengkategorikannya menjadi beberapa faktor dimana contoh-
contoh itu terkandung di dalamnya. Yaitu:
1. Tuntutan tugas merupakan faktor yang terkait dengan tuntutan atau tekanan
untuk menunaikan tugasnya secara baik dan benar.
2. Tuntutan peran berhubungan dengan tekanan yang diberikan pada
seseorang sebagai fungsi dari peran tertentu yang dimainkan dalam
organisasi itu.Konflik peran menciptakan harapan-harapan yang barangkali
sulit dirujukkan atau dipuaskan. Kelebihan peran terjadi bila karyawan
diharapkan untuk melakukan lebih daripada yang dimungkinkan oleh
x
waktu. Ambiguitas peran tercipta bila harapan peran tidak dipahami dengan
jelas dan karyawan tidak pasti mengenai apa yang harus dikerjakan.
3. Tuntutan antar pribadi adalah tekanan yang diciptakan oleh karyawan
lain.Kurangnya dukungan sosial dari rekan-rekan dan hubungan antar
pribadi yang buruk dapat menimbulkan stres yang cukup besar, khususnya
di antara para karyawan yang memiliki kebutuhan sosial yang tinggi.
4. Struktur Organisasi menentukan tingkat diferensiasi dalam organisasi,
tingkat aturan dan peraturan dan dimana keputusan itu diambil. Aturan yang
berlebihan dan kurangnya berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
yang berdampak pada karyawan merupakan potensi sumber stres.
3) Faktor Individu
Faktor ini mencakup kehidupan pribadi karyawan terutama faktor-faktor
persoalan keluarga, masalah ekonomi pribadi dan karakteristik kepribadian
bawaan.
1. Faktor persoalan keluarga. Survei nasional secara konsisten menunjukkan
bahwa orang menganggap bahwa hubungan pribadi dan keluarga sebagai
sesuatu yang sangat berharga. Kesulitan pernikahan, pecahnya hubungan
dan kesulitan disiplin anak-anak merupakan contoh masalah hubungan yang
menciptakan stres bagi karyawan dan terbawa ke tempat kerja.
2. Masalah Ekonomi. Diciptakan oleh individu yang tidak dapat mengelola
sumber daya keuangan mereka merupakan satu contoh kesulitan pribadi
yang dapat menciptakan stres bagi karyawan dan mengalihkan perhatian
mereka dalam bekerja.
3. Karakteristik kepribadian bawaan. Faktor individu yang penting
mempengaruhi stres adalah kodrat kecenderungan dasar seseorang. Artinya
gejala stres yang diungkapkan pada pekerjaan itu sebenarnya berasal dari
dalam kepribadian orang itu.
Pada umumnya stres kerja lebih banyak merugikan diri karyawan maupun
perusahaan. Pada diri karyawan, konsekuensi tersebut dapat berupa menurunnya
gairah kerja, kecemasan yang tinggi, frustrasi dan sebagainya (Rice, 1999).
xi
Konsekuensi pada karyawan ini tidak hanya berhubungan dengan aktivitas kerja
saja, tetapi dapat meluas ke aktivitas lain di luar pekerjaan. Seperti tidak dapat
tidur dengan tenang, selera makan berkurang, kurang mampu berkonsentrasi, dan
sebagainya.
1. Pendekatan Individual
xii
Seorang karyawan dapat berusaha sendiri untuk mengurangi level stresnya.
Strategi yang bersifat individual yang cukup efektif yaitu; pengelolaan waktu,
latihan fisik, latihan relaksasi, dan dukungan sosial. Dengan pengelolaan waktu
yang baik maka seorang karyawan dapat menyelesaikan tugas dengan baik, tanpa
adanya tuntutan kerja yang tergesa-gesa. Dengan latihan fisik dapat meningkatkan
kondisi tubuh agar lebih prima sehingga mampu menghadapi tuntutan tugas yang
berat. Selain itu untuk mengurangi stres yang dihadapi pekerja perlu dilakukan
kegiatan-kegiatan santai. Dan sebagai strategi terakhir untuk mengurangi stres
adalah dengan mengumpulkan sahabat, kolega, keluarga yang akan dapat
memberikan dukungan dan saran-saran bagi dirinya.
2. Pendekatan Organisasional
Beberapa penyebab stres adalah tuntutan dari tugas dan peran serta struktur
organisasi yang semuanya dikendalikan oleh manajemen, sehingga faktor-faktor itu
dapat diubah. Oleh karena itu strategi-strategi yang mungkin digunakan oleh
manajemen untuk mengurangi ataupun mencegah stres karyawannya adalah melalui
seleksi dan penempatan, penetapan tujuan, redesain pekerjaan, pengambilan
keputusan partisipatif, komunikasi organisasional, dan program kesejahteraan.
Melalui strategi tersebut akan menyebabkan karyawan memperoleh pekerjaan yang
sesuai dengan kemampuannya dan mereka bekerja untuk tujuan yang mereka
inginkan serta adanya hubungan interpersonal yang sehat serta perawatan terhadap
kondisi fisik dan mental.
Selain teknik pengurangan stres di atas ada beberapa kiat lagi yang dapat
digunakan. Agar stres tidak berkelanjutan, adapun beberapa kiat yang di kemukakan
oleh Alex:
xiii
2) Bersikap Lebih Asertif
Kebanyakan masalah pekerjaan berpangkal dari kurangnya kesempatan untuk
membuat perubahan atau keputusan. Karenanya, bicarakan dengan atasan tentang
tugas Anda dan tanggungjawab tambahan yang ingin Anda pegang. Dengan
demikian, Anda bisa menentukan pekerjaan yang bisa Anda lakukan dengan cara
kerja seperti yang diinginkan perusahaan.
xiv
juga bisa mencegah stres dengan mengubah letak kursi sehingga bisa mengetahui
siapa yang akan masuk ke ruangan Anda. Jika memungkinkan pindahkan meja
sehingga Anda dapat bekerja dengan cahaya alami dari luar (matahari).
Berolah raga secara teratur. Olah raga yang cukup tidak saja menyehatkan
badan tapi juga memperbesar kapasitas badan tapi juga memperbesar kapasitas
paru-paru sehingga mampu menampung oksigen yang lebih besar. Dengan kadar
oksigen tinggal di dalam darah yang kemudian akan diedarkan ke seluruh tubuh
Anda akan berpikir lebih jenuh.
7) Tingkatkan Ketrampilan
Tidak ada kata terlambat untuk mempelajari ketrampilan baru. Jika Anda
merasa kurang mampu berkomunikasi, Anda bisa mempelajarinya melalui buku-
buku atau latihan kepemimpinan yang sering diadakan di kota-kota. Jika Anda
mempunyai minat terhadap komputer, kembangkan minat Anda. Peningkatan
ketrampilan akan membuat Anda menjadi karyawan yang lebih berharga.
xv
walaupun Anda tidak bisa memperbaiki keadaan di tempat kerja, Anda bisa
mengendalikan hal-hal penting lainnya dalam kehidupan Anda. Perasaan mampu
mengendalikan kehidupan Anda sendiri adalah harta tak ternilai.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Stress merupakan suatu gejala yang dimiliki oleh setiap orang dimana hal tersebut
dipengaruhi diri sendiri maupun lingkungan sekitar mereka. Stress juga terjadi dalam
kerja dimana stress tersebut dapat bersumber dari empat hal yaitu tingkat individu,
tingkat kelompok, tingkat organisasi dan ekstraorganisasional. Keempat hal tersebut
dapat menghasilkan stress yang berbeda pada setiap individu tergantung bagaimana
individu itu merespon stressor tersebut. Setelah adanya respon barulah dapat
ditentukan bagaimana stress yang dialami seseorang tersebut.
Stress yang terjadi dapat berupa stress positif maupun negartif dimana stress itu
akan memberikan dampak tersendiri bagi orang yang mengalami stress. Stress-stres
yang dialami pekerja tersebut masih dapat dicegah atau dikurangi dengan banyak
metode sehingga diperlukannya suatu manajemen stress dalam pekerjaan suatu
perusahaan. Serta adanya usaha dari orang tersebut untuk dapat mengurangi stress
yang mereka alami.
Pada dasarnya stress terjadi karena terlalu beratnya beban pikiran seseorang serta
adanya tekanan yang membuat kurangnya konsentrasi. Namun semua itu masih dapat
dicegah bahkan dimanajemen untuk dapat mengurangi pengaruhnya dalam bekerja.
B. SARAN
Stress dalam bekerja sebaiknya dikurangi dengan berbagi teknik pengurangan
stress yang dapat digunakan serta menajemen stress tersebut dengan baik. Karena hal
tersebut mampu mencegah stress dalam bekerja serta meningkatkan efektifitas dalam
bekerja. Selain baik bagi karyawan/pekerja juga baik bagi perusahaan(lembaga).
xvi
DAFTAR PUSTAKA
http://agungpia.multiply.com/journal/item/35/Stress_Kerja_pengertian_dan_pengenalan
https://r.search.yahoo.com/
_ylt=AwrPpa1Z3FNjYu4rFvDLQwx.;_ylu=Y29sbwNzZzMEcG9zAzEEdnRpZAME
c2VjA3Ny/RV=2/RE=1666469081/RO=10/RU=https%3a%2f
%2fwww.academia.edu
%2f4681719%2fMakalah_stress_kerja_nurul_fajrin_hendriaty/RK=2/
RS=xfwrgUbDxYZZ1.8BFWyYI2A.aJo-
xvii