Anda di halaman 1dari 17

PSIKOLOGI INDUSTRI

“Stres di Lingkungan Kerja dan Pencegahannya”


Dosen Pengampu : Serpian, S.ST., M.AB.

OLEH:

KELOMPOK 3

Andi Rizka (45220082)

Aidil Fitrilia (45220087)

Rahmawati Jamudi (45220088)

A.Muh. Malfikram Al Hilal (45220090)

PRODI STUDI D4 ADMINISTRASI BISNIS


JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat, ridho dan
karunia-Nya jualah penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Stres dan
Pencegahan Stres di Lingkungan Kerja”

Selama penyusunan makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak oleh karean itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih
kepada : Bapak Serpian, S.ST., M.AB. sebagai Dosen mata kuliah “Psikologi Industri” dan
berbagai pihak yang telah memberi masukan dan saran kepada penulis.

Dalam penyusunan makalah ini penulis telah berusaha sebaik-baiknya, namun penulis
menyadari atas segala kekurangan itu, kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan penyusunan makalah ini.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih atas segala bantuan dari semua pihak yang
terlibat dalam penulisan makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua, Aamiin.

Makassar, 22 Oktober 2022

(Kelompok 3)

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
BAB 1...................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN................................................................................................................................2
A. LATAR BELAKANG..............................................................................................................2
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................................3
C. TUJUAN MASALAH..............................................................................................................3
BAB II..................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................................4
A. PENGERTIAN STRES DAN STRES KERJA......................................................................4
B. JENIS-JENIS STRESS............................................................................................................5
D. GEJALA, PENYEBAB DAN DAMPAK STRES KERJA....................................................6
E. PENCEGAHAN STRES KERJA.........................................................................................10
BAB III...............................................................................................................................................14
PENUTUP..........................................................................................................................................14
A. KESIMPULAN......................................................................................................................14
B. SARAN...................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................15

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai orang yang mengalami
stres. Stres tersebut tidak hanya dalam kehidupan sosial-ekonominya saja tetapi juga
dalam bekerja. Pekerjaan yang terlalu sulit serta keadaan sekitar yang penat juga akan
dapat menyebabkan stres dalam bekerja.
Banyak orang yang tidak menyadari gejala timbulnya stres tersebut dalam
kehidupannya padahal apabila kita mengetahui lebih awal mengenai gejala stres
tersebut kita dapat mencegahnya. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan maksud
agar terjaminnya keamanan dan kenyamanaan dalam bekerja. Apabila seseorang yang
mengalami stres melakukan pekerjaan itu malah akan mengganggu kestabilan dalam
bekerja.
Untuk menjaga kestabilan kerja tersebut psikologi seseorang juga harus stabil
agar terjadi sinkronisasi yang harmonis antara faktor kejiwaan serta kondisi yang
terjadi. Jadi kita harus benar-benar memperhatikan secara lebih baik lingkungan yang
dapat mempengaruhi psikologi (kejiwaan) seseorang sehingga stres dapat dicegah.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa stres dalam bekerja pasti akan terjadi
pada setiap karyawan/pekerja. Mereka mengalami stres karena pengaruh dari
pekerjaan itu sendiri maupun lingkungan tempat kerja. Seseorang yang mengalami
stres dalam bekerja tidak akan mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan baik,
disinilah muncul peran dari perusahaan untuk memperhatikan setiap kondisi kejiwaan
(stres) yang dialami oleh karyawannya. Dalam hal ini perusahaan dapat menentukan
penanganan yang terbaik bagi pekerja tersebut serta tidak mengurangi kinerja
karyawan tersebut.
Melihat kejadian stres yang sering terjadi serta bagaimana penangannya yang
baik kami akan membahasanya dalam makalah ini agar kita bisa mengetahui
bagaimana stres dan penanggulangannya serta pencegahan stres itu terutama dalam
bekerja.

iv
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam penulisan makalah ini antara
lain:

1. Apa yang dimaksud dengan stres dan stres kerja?


2. Apa saja jenis-jenis stres?
3. Apa saja gejala, penyebab dan dampak stres?
4. Bagaimana cara mencegah dan mengurangi stres yang terjadi?

C. TUJUAN MASALAH
Adapun beberapa tujuan yang ingin kami sampaikan dalam makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan memahami stres dan stres kerja.


2. Untuk mengetahui dan memahami jenis-jenis stres.
3. Untuk mengetahui dan memahami apa saja gejala stres dan dampak yang dapat
ditimbulkan oleh stres tersebut.
4. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana cara mencegah stres.

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN STRES DAN STRES KERJA


Luthans (dalam Yulianti, 2000:10) mendefinisikan stres sebagai suatu
tanggapan dalam menyesuaikan diri yang dipengaruhi oleh perbedaan individu dan
proses psikologis, sebagai konsekuensi dari tindakan Hngkungan, situasi atau
peristiwa yang terlalu banyak mengadakan tuntutan psikologis dan fisik seseorang,
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa stres kerja timbul karena tuntutan
lingkungan dan tanggapan setiap individu dalam menghadapinya dapat berbeda.
Menurut Charles D, Spielberger (dalam Ilandoyo, 2001:63) menyebutkan
bahwa stres adalah tuntutan-tuntutan eksternal yang mengenai seseorang, misalnya
obyek-obyek dalam lingkungan atau suatu stimulus yang secara obyektif adalah
berbahaya. Stres juga biasa diartikan sebagai tekanan, ketegangan atau gangguan yang
tidak menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang.
Gibson et al (dalam Yulianti, 2000:9) mengemukakan bahwa stress kerja
dikonseptualisasi dari beberapa titik pandang, yaitu stres sebagai stimulus, stres
sebagai respon dan stres sebagai stimulus-respon. Stres sebagai stimulus merupakan
pendekatan yang menitikberatkan pada lingkungan. Definisi stimulus memandang
stres sebagai suatu kekuatan yang menekan individu untuk memberikan tanggapan
terhadap stresor. Pendekatan ini memandang stres sebagai konsekuensi dari interaksi
antara stimulus lingkungan dengan respon individu. Pendekatan stimulus-respon
mendefinisikan stres sebagai konsekuensi dari interaksi antara stimulus lingkungan
dengan respon individu. Stres dipandang tidak sekedar sebuah stimulus atau respon,
melainkan stres merupakan hasil interaksi unik antara kondisi stimulus lingkungan
dan kecenderungan individu untuk memberikan tanggapan.
Masalah Stres kerja di dalam organisasi perusahaan menjadi gejala yang
penting diamati sejak mulai timbulnya tuntutan untuk efisien di dalam pekerjaan.
Akibat adanya stres kerja tersebut yaitu orang menjadi nervous, merasakan
kecemasan yang kronis, peningkatan ketegangan pada emosi, proses berpikir dan
kondisi fisik individu. Selain itu, sebagai hasil dari adanya stres kerja karyawan
mengalami beberapa gejala stres yang dapat mengancam dan mengganggu
pelaksanaan kerja mereka, seperti : mudah marah dan agresi, tidak dapat relaks, emosi

vi
yang tidak stabil, sikap tidak mau bekerja sama, perasaan tidak mampu terlibat, dan
kesulitan alam masalah tidur.
Di kalangan para pakar sampai saat ini belum terdapat kata sepakat dan
kesamaan persepsi tentang batasan stres. Baron & Greenberg (dalam Margiati,
1999:71), mendefinisikan stres sebagai reaksi-reaksi emosional dan psikologis yang
terjadi pada situasi dimana tujuan individu mendapat halangan dan tidak bisa
mengatasinya. Aamodt (dalam Margiati, 1999:71) memandangnya sebagai respon
adaptif yang merupakan karakteristik individual dan konsekuensi dan tindakan
ekstcrnai, situasi atau peristiwa yang terjadi baik secara fisik maupun psikologis.
Berbeda dengan pakar di atas, Landy (dalam Margiati, 1999:71)
memahaminya sebagai ketidakseimbangan keinginan dan kemampuan memenuhinya
sehingga menimbulkan konsekuensi penting bagi dirinya. Robbins memberikan
definisi stres sebagai suatu kondisi dinamis di mana individu dihadapkan pada
kesempatan, hambatan dan keinginan dan hasil yang diperoleh sangatlah penting
tetapi tidak dapat dipastikan (Robbins dafam Dwiyanti, 2001:75).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terjadinya stres kerja adalah
dikarenakan adanya ketidakseimbangan antara karakteristik kepribadian karyawan
dengan karakteristik aspek-aspek pekerjaannya dan dapat terjadi pada semua kondisi
pekerjaan.

B. JENIS-JENIS STRESS
Quick dan Quick (1984) mengkategorikan jenis stres menjadi dua, yaitu:

1) Eustress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif, dan
konstruktif (bersifat membangun). Hal tersebut termasuk kesejahteraan individu
dan juga organisasi yang diasosiasikan dengan pertumbuhan, fleksibilitas,
kemampuan adaptasi, dan tingkat performance yang tinggi.
2) Distress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat, negatif,
dan destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut termasuk konsekuensi individu dan
juga organisasi seperti penyakit kardiovaskular dan tingkat ketidakhadiran
(absenteeism) yang tinggi, yang diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan,
dan kematian.

vii
D. GEJALA, PENYEBAB DAN DAMPAK STRES KERJA
1. GEJALA STRES KERJA
Terry Beehr dan John Newman (dalam Rice, 1999) mengkaji ulang beberapa
kasus stres pekerjaan dan menyimpulkan tiga gejala dari stres pada individu,
yaitu:

1) Gejala Psikologis
Berikut ini adalah gejala-gejala psikologis yang sering ditemui pada
hasil penelitian mengenai stres pekerjaan :

 Kecemasan, ketegangan, kebingungan dan mudah tersinggung


 Perasaan frustrasi, rasa marah, dan dendam (kebencian)
 Sensitif dan hyperreactivity
 Memendam perasaan, penarikan diri, dan depresi
 Komunikasi yang tidak efektif
 Perasaan terkucil dan terasing
 Kebosanan dan ketidakpuasan kerja
 Kelelahan mental, penurunan fungsi intelektual, dan kehilangan konsentrasi
 Kehilangan spontanitas dan kreativitas
 Menurunnya rasa percaya diri
2) Gejala Fisiologis
Gejala-gejala fisiologis yang utama dari stres kerja adalah:

 Meningkatnya denyut jantung, tekanan darah, dan kecenderungan


mengalami penyakit kardiovaskular
 Meningkatnya sekresi dari hormon stres (contoh: adrenalin dan
noradrenalin)
 Gangguan gastrointestinal (misalnya gangguan lambung)
 Meningkatnya frekuensi dari luka fisik dan kecelakaan
 Kelelahan secara fisik dan kemungkinan mengalami sindrom kelelahan yang
kronis (chronic fatigue syndrome)
 Gangguan pernapasan, termasuk gangguan dari kondisi yang ada
 Gangguan pada kulit
 Sakit kepala, sakit pada punggung bagian bawah, ketegangan otot

viii
 Gangguan tidur
 Rusaknya fungsi imun tubuh, termasuk risiko tinggi kemungkinan terkena
kanker
3) Gejala Perilaku
Gejala-gejala perilaku yang utama dari stres kerja adalah:

 Menunda, menghindari pekerjaan, dan absen dari pekerjaan


 Menurunnya prestasi (performance) dan produktivitas
 Meningkatnya penggunaan minuman keras dan obat-obatan
 Perilaku sabotase dalam pekerjaan
 Perilaku makan yang tidak normal (kebanyakan) sebagai pelampiasan,
mengarah ke obesitas
 Perilaku makan yang tidak normal (kekurangan) sebagai bentuk penarikan
diri dan kehilangan berat badan secara tiba-tiba, kemungkinan berkombinasi
dengan tanda-tanda depresi
 Meningkatnya kecenderungan berperilaku beresiko tinggi, seperti menyetir
dengan tidak hati-hati dan berjudi
 Meningkatnya agresivitas, vandalisme, dan kriminalitas
 Menurunnya kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga dan teman
 Kecenderungan untuk melakukan bunuh diri
Adapun gejala-gejala stres di tempat kerja yang sering terjadi, yaitu
meliputi:

1. Kepuasan kerja rendah


2. Kinerja yang menurun
3. Semangat dan energi menjadi hilang
4. Komunikasi tidak lancar
5. Pengambilan keputusan jelek
6. Kreatifitas dan inovasi kurang
7. Bergulat pada tugas-tugas yang tidak produktif.
Semua yang disebutkan di atas perlu dilihat dalam hubungannya
dengan kualitas kerja dan interaksi normal individu sebelumnya.

2. FAKTOR PENYEBAB STRES KERJA

ix
Menurut (Robbin, 2003, pp. 794-798) penyebab stres itu ada 3 faktor yaitu:
1) Faktor Lingkungan
Ada beberapa faktor yang mendukung faktor lingkungan. Yaitu:
1. Perubahan situasi bisnis yang menciptakan ketidakpastian ekonomi. Bila
perekonomian itu menjadi menurun, orang menjadi semakin mencemaskan
kesejahteraan mereka.
2. Ketidakpastian politik. Situasi politik yang tidak menentu seperti yang
terjadi di Indonesia, banyak sekali demonstrasi dari berbagai kalangan
yang tidak puas dengan keadaan mereka. Kejadian semacam ini dapat
membuat orang merasa tidak nyaman. Seperti penutupan jalan karena ada
yang berdemo atau mogoknya angkutan umum dan membuat para
karyawan terlambat masuk kerja.
3. Kemajuan teknologi. Dengan kemajuan teknologi yang pesat, maka hotel
pun menambah peralatan baru atau membuat sistem baru. Yang membuat
karyawan harus mempelajari dari awal dan menyesuaikan diri dengan itu.
4. Terorisme adalah sumber stres yang disebabkan lingkungan yang semakin
meningkat dalam abad ke 21, seperti dalam peristiwa penabrakan gedung
WTC oleh para teroris, menyebabkan orang-orang Amerika merasa
terancam keamanannya dan merasa stres.

2) Faktor Organisasi
Banyak sekali faktor di dalam organisasi yang dapat menimbulkan
stres. Tekanan untuk menghindari kekeliruan atau menyelesaikan tugas dalam
kurun waktu terbatas, beban kerja berlebihan, bos yang menuntut dan tidak
peka, serta rekan kerja yang tidak menyenangkan. Dari beberapa contoh
diatas, penulis mengkategorikannya menjadi beberapa faktor dimana contoh-
contoh itu terkandung di dalamnya. Yaitu:
1. Tuntutan tugas merupakan faktor yang terkait dengan tuntutan atau tekanan
untuk menunaikan tugasnya secara baik dan benar.
2. Tuntutan peran berhubungan dengan tekanan yang diberikan pada
seseorang sebagai fungsi dari peran tertentu yang dimainkan dalam
organisasi itu.Konflik peran menciptakan harapan-harapan yang barangkali
sulit dirujukkan atau dipuaskan. Kelebihan peran terjadi bila karyawan
diharapkan untuk melakukan lebih daripada yang dimungkinkan oleh

x
waktu. Ambiguitas peran tercipta bila harapan peran tidak dipahami dengan
jelas dan karyawan tidak pasti mengenai apa yang harus dikerjakan.
3. Tuntutan antar pribadi adalah tekanan yang diciptakan oleh karyawan
lain.Kurangnya dukungan sosial dari rekan-rekan dan hubungan antar
pribadi yang buruk dapat menimbulkan stres yang cukup besar, khususnya
di antara para karyawan yang memiliki kebutuhan sosial yang tinggi.
4. Struktur Organisasi menentukan tingkat diferensiasi dalam organisasi,
tingkat aturan dan peraturan dan dimana keputusan itu diambil. Aturan yang
berlebihan dan kurangnya berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
yang berdampak pada karyawan merupakan potensi sumber stres.

3) Faktor Individu
Faktor ini mencakup kehidupan pribadi karyawan terutama faktor-faktor
persoalan keluarga, masalah ekonomi pribadi dan karakteristik kepribadian
bawaan.
1. Faktor persoalan keluarga. Survei nasional secara konsisten menunjukkan
bahwa orang menganggap bahwa hubungan pribadi dan keluarga sebagai
sesuatu yang sangat berharga. Kesulitan pernikahan, pecahnya hubungan
dan kesulitan disiplin anak-anak merupakan contoh masalah hubungan yang
menciptakan stres bagi karyawan dan terbawa ke tempat kerja.
2. Masalah Ekonomi. Diciptakan oleh individu yang tidak dapat mengelola
sumber daya keuangan mereka merupakan satu contoh kesulitan pribadi
yang dapat menciptakan stres bagi karyawan dan mengalihkan perhatian
mereka dalam bekerja.
3. Karakteristik kepribadian bawaan. Faktor individu yang penting
mempengaruhi stres adalah kodrat kecenderungan dasar seseorang. Artinya
gejala stres yang diungkapkan pada pekerjaan itu sebenarnya berasal dari
dalam kepribadian orang itu.

3. DAMPAK STRES KERJA

Pada umumnya stres kerja lebih banyak merugikan diri karyawan maupun
perusahaan. Pada diri karyawan, konsekuensi tersebut dapat berupa menurunnya
gairah kerja, kecemasan yang tinggi, frustrasi dan sebagainya (Rice, 1999).

xi
Konsekuensi pada karyawan ini tidak hanya berhubungan dengan aktivitas kerja
saja, tetapi dapat meluas ke aktivitas lain di luar pekerjaan. Seperti tidak dapat
tidur dengan tenang, selera makan berkurang, kurang mampu berkonsentrasi, dan
sebagainya.

Sedangkan Arnold (1986) menyebutkan bahwa ada empat konsekuensi yang


dapat terjadi akibat stres kerja yang dialami oleh individu, yaitu terganggunya
kesehatan fisik, kesehatan psikologis, performance, serta mempengaruhi individu
dalam pengambilan keputusan.

Penelitian yang dilakukan Halim (1986) di Jakarta dengan menggunakan 76


sampel manager dan mandor di perusahaan swasta menunjukkan bahwa efek
stres yang mereka rasakan ada dua. Dua hal tersebut adalah:

 Efek pada fisiologis mereka, seperti: jantung berdegup kencang, denyut


jantung meningkat, bibir kering, berkeringat, mual.
 Efek pada psikologis mereka, dimana mereka merasa tegang, cemas, tidak
bisa berkonsentrasi, ingin pergi ke kamar mandi, ingin meninggalkan situasi
stres.

Bagi perusahaan, konsekuensi yang timbul dan bersifat tidak langsung


adalah meningkatnya tingkat absensi, menurunnya tingkat produktivitas, dan
secara psikologis dapat menurunkan komitmen organisasi, memicu perasaan
teralienasi, hingga turnover (Greenberg & Baron, 1993; Quick & Quick, 1984;
Robbins, 1993).

E. PENCEGAHAN STRES KERJA


Stres dalam pekerjaan dapat dicegah timbulnya dan dapat dihadapi tanpa
memperoleh dampaknya yang negatif. Manajemen stres lebih daripada sekedar
mengatasinya, yakni betajar menanggulanginya secara adaplif dan efektif. Hampir
sama pentingnya untuk mengetahui apa yang tidak boleh dilakukan dan apa yang
harus dicoba. Maka diperlukan pendekatan yang tepat dalam mengelola stres, ada dua
pendekatan yaitu pendekatan individu dan pendekatan organisasi.

1. Pendekatan Individual

xii
Seorang karyawan dapat berusaha sendiri untuk mengurangi level stresnya.
Strategi yang bersifat individual yang cukup efektif yaitu; pengelolaan waktu,
latihan fisik, latihan relaksasi, dan dukungan sosial. Dengan pengelolaan waktu
yang baik maka seorang karyawan dapat menyelesaikan tugas dengan baik, tanpa
adanya tuntutan kerja yang tergesa-gesa. Dengan latihan fisik dapat meningkatkan
kondisi tubuh agar lebih prima sehingga mampu menghadapi tuntutan tugas yang
berat. Selain itu untuk mengurangi stres yang dihadapi pekerja perlu dilakukan
kegiatan-kegiatan santai. Dan sebagai strategi terakhir untuk mengurangi stres
adalah dengan mengumpulkan sahabat, kolega, keluarga yang akan dapat
memberikan dukungan dan saran-saran bagi dirinya.

2. Pendekatan Organisasional
Beberapa penyebab stres adalah tuntutan dari tugas dan peran serta struktur
organisasi yang semuanya dikendalikan oleh manajemen, sehingga faktor-faktor itu
dapat diubah. Oleh karena itu strategi-strategi yang mungkin digunakan oleh
manajemen untuk mengurangi ataupun mencegah stres karyawannya adalah melalui
seleksi dan penempatan, penetapan tujuan, redesain pekerjaan, pengambilan
keputusan partisipatif, komunikasi organisasional, dan program kesejahteraan.
Melalui strategi tersebut akan menyebabkan karyawan memperoleh pekerjaan yang
sesuai dengan kemampuannya dan mereka bekerja untuk tujuan yang mereka
inginkan serta adanya hubungan interpersonal yang sehat serta perawatan terhadap
kondisi fisik dan mental.

Selain teknik pengurangan stres di atas ada beberapa kiat lagi yang dapat
digunakan. Agar stres tidak berkelanjutan, adapun beberapa kiat yang di kemukakan
oleh Alex:

1) Sediakan Waktu Rileks


Menurut penelitian, stres yang berhubungan dengan pekerjaan dimulai sejak
pagi, sebelum Anda berangkat kerja. Daripada memikirkan beban pekerjaan (tapi
tidak ada solusinya), lebih baik digunakan waktu Anda yang terbatas tersebut
untuk melakukan relaksasi seperti meditasi dan yoga. Teknik pernapasan adalah
teknik relaksasi yang paling mudah untuk dilakukan. Caranya dengan menarik
nafas dalam-dalam, lalu hembuskan sampai tak ada lagi udara yang tersisa di
paru-paru. Lakukan minimal 3x sampai membayangkan beban Anda berkurang.

xiii
2) Bersikap Lebih Asertif
Kebanyakan masalah pekerjaan berpangkal dari kurangnya kesempatan untuk
membuat perubahan atau keputusan. Karenanya, bicarakan dengan atasan tentang
tugas Anda dan tanggungjawab tambahan yang ingin Anda pegang. Dengan
demikian, Anda bisa menentukan pekerjaan yang bisa Anda lakukan dengan cara
kerja seperti yang diinginkan perusahaan.

3) Bekerja Lebih Efisien


Selalu kekuragan waktu untuk menyelesaikan tugas bisa jadi buka disebabkan
tugas yang berlebihan, melainkan menyangkut waktu dan cara mengerjakannya.
Untuk bekerja secara lebih efisien, Anda harus trampil menentukan prioritas.
Adanya urutan prioritas dapat membantu Anda mengatur strategi.

4) Tingkatkan Energi Dengan Tidur


Kesalahan juga akan membuat perhatian Anda menurun sehingga mudah
melakukan kesalahan. Dalam keadaan demikian, Alex menganjurkan agar tidur.
Tidur 15 menit di tengah waktu kerja akan sama manfaatnya dengan tidur malam
3 jam. Anda bisa memanfaatkan mushola kantor (tentu saja di luar waktu shalat)
atau mobil Anda untuk tidur. Jangan lupa pasang alarm agar tidak tidur terlalu
lama. Jika keduanya tidak tersedia, meja kerja Anda bisa jadi pilihan terakhir.
Yang penting, tingkatkan energi segera jika sudah merasa terlalu lelah. Tidur
selama 30 menit atau kurang, menurut Anthony akan meningkatkan mood dan
rasa humor sehingga memperbaiki hubungan Anda dengan rekan kerja. Anthony
menganjurkan agar membatasi tidur selama 30 menit saja agar tidak sampai
tertidur nyenyak, yang akan membuat Anda lebih lelah ketika bangun.

5) Atur Lingkungan Kerja


Bagaimana kondisi kerja Anda? Apakah meja kerja Anda berantakan atau
ruangan kerja selalu dipenuhi asap rokok? Hati-hati karena hal-hal yang
tampaknya sepele tersebut karena dapat mempengaruhi performa kerja sekaligus
kesehatan Anda. Jika tidak memungkinkan mengubah lingkungan kerja secara
besar-besaran, ada baiknya Anda memulainya dari meja Anda. Dalam feng shui,
seni tata ruang dari Tiongkok, tempat kerja yang teratur menunjukkan pikiran
yang teratur. Jaga lingkungan kerja, terutama maja, dari tumpukan kertas atau file.
Simpan kertas-kertas Anda dalam map dan dalam kotak file atau laci file. Anda

xiv
juga bisa mencegah stres dengan mengubah letak kursi sehingga bisa mengetahui
siapa yang akan masuk ke ruangan Anda. Jika memungkinkan pindahkan meja
sehingga Anda dapat bekerja dengan cahaya alami dari luar (matahari).

6) Kembangkan Pola Hidup Sehat


Pola hidup sehat merupakan kunci untuk bebas stres. Pilihlah makanan dan
minuman yang bisa menurunkan stres yaitu makanan yang banyak mengandung
vitamin B kompleks seperti kacang-kacangan dan padi-padian. Kurangi makanan
berlemak dan perbanyak makan buah dan sayur.

Berolah raga secara teratur. Olah raga yang cukup tidak saja menyehatkan
badan tapi juga memperbesar kapasitas badan tapi juga memperbesar kapasitas
paru-paru sehingga mampu menampung oksigen yang lebih besar. Dengan kadar
oksigen tinggal di dalam darah yang kemudian akan diedarkan ke seluruh tubuh
Anda akan berpikir lebih jenuh.

7) Tingkatkan Ketrampilan
Tidak ada kata terlambat untuk mempelajari ketrampilan baru. Jika Anda
merasa kurang mampu berkomunikasi, Anda bisa mempelajarinya melalui buku-
buku atau latihan kepemimpinan yang sering diadakan di kota-kota. Jika Anda
mempunyai minat terhadap komputer, kembangkan minat Anda. Peningkatan
ketrampilan akan membuat Anda menjadi karyawan yang lebih berharga.

8) Lupakan Pekerjaan Saat Libur


Membawa laptop saat liburan keluarga? Tinggalkan saja kebisaan itu. Liburan
sebaiknya benar-benar digunakan untuk istirahat. Berlibur atau santai bukan
berarti membuang waktu. Selain mmeberikan energi tambahan yang akan
membuat Anda lebih kreatif, berlibur bersama akan mempererat hubungan Anda
dengan keluarga.

9) Pekerjaan Bukan Segalanya


Bekerja memang penting. Dengan sekaligus mendapat lahan untuk aktualisasi
diri. Tapi di luar pekerjaan, masih banyak kegiatan lain yang dapat menimbulkan
perasaan berguna bagi Anda. Dengan mengikuti kegiatan di luar pekerjaan, stres
Anda di tempat pekerjaan akan berkurang. Anda dapat menyakinkan diri bahwa

xv
walaupun Anda tidak bisa memperbaiki keadaan di tempat kerja, Anda bisa
mengendalikan hal-hal penting lainnya dalam kehidupan Anda. Perasaan mampu
mengendalikan kehidupan Anda sendiri adalah harta tak ternilai.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Stress merupakan suatu gejala yang dimiliki oleh setiap orang dimana hal tersebut
dipengaruhi diri sendiri maupun lingkungan sekitar mereka. Stress juga terjadi dalam
kerja dimana stress tersebut dapat bersumber dari empat hal yaitu tingkat individu,
tingkat kelompok, tingkat organisasi dan ekstraorganisasional. Keempat hal tersebut
dapat menghasilkan stress yang berbeda pada setiap individu tergantung bagaimana
individu itu merespon stressor tersebut. Setelah adanya respon barulah dapat
ditentukan bagaimana stress yang dialami seseorang tersebut.

Stress yang terjadi dapat berupa stress positif maupun negartif dimana stress itu
akan memberikan dampak tersendiri bagi orang yang mengalami stress. Stress-stres
yang dialami pekerja tersebut masih dapat dicegah atau dikurangi dengan banyak
metode sehingga diperlukannya suatu manajemen stress dalam pekerjaan suatu
perusahaan. Serta adanya usaha dari orang tersebut untuk dapat mengurangi stress
yang mereka alami.

Pada dasarnya stress terjadi karena terlalu beratnya beban pikiran seseorang serta
adanya tekanan yang membuat kurangnya konsentrasi. Namun semua itu masih dapat
dicegah bahkan dimanajemen untuk dapat mengurangi pengaruhnya dalam bekerja.

B. SARAN
Stress dalam bekerja sebaiknya dikurangi dengan berbagi teknik pengurangan
stress yang dapat digunakan serta menajemen stress tersebut dengan baik. Karena hal
tersebut mampu mencegah stress dalam bekerja serta meningkatkan efektifitas dalam
bekerja. Selain baik bagi karyawan/pekerja juga baik bagi perusahaan(lembaga).

xvi
DAFTAR PUSTAKA

http://agungpia.multiply.com/journal/item/35/Stress_Kerja_pengertian_dan_pengenalan

https://r.search.yahoo.com/
_ylt=AwrPpa1Z3FNjYu4rFvDLQwx.;_ylu=Y29sbwNzZzMEcG9zAzEEdnRpZAME
c2VjA3Ny/RV=2/RE=1666469081/RO=10/RU=https%3a%2f
%2fwww.academia.edu
%2f4681719%2fMakalah_stress_kerja_nurul_fajrin_hendriaty/RK=2/
RS=xfwrgUbDxYZZ1.8BFWyYI2A.aJo-

xvii

Anda mungkin juga menyukai