Anda di halaman 1dari 39

KATA PENGANTAR

Pertama-tama puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan nikmat dan karunianya kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini
dengan tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengembangkan ilmu dan pengetahuan
kami sebagai penyusun. Makalah ini diharapkan bisa memberikan manfaat bagi kami dan
pembaca yang memerlukan informasi yang terkandung di dalamnnya serta menjadi
sumbangsih dalam bidang kode etik dan pasien, khususnya mengenai permasalahan yang
kami bahas.
Makalah yang berjudul “PSIKOLOGIS dan KONSELING dalam
KEBIDANAN”. Proses penyusunan makalah ini dilakukan dengan kesungguhan sesuai
dengan kaidah dan pedoman yang berlaku. Walaupun demikian, kami yakin masih terdapat
banyak kekurangan dan kesalahan yang tertuang didalamnya. Oleh karena itu, kami
mengharapkan adanya koreksi dan perbaikan yang membangun dari para pembaca agar
dalam penyusunan selanjutnya dapat dilakukan dengan lebih baik lagi.
Akhir kata, semoga Tuhan senantiasa selalu memberikan petunjuk dalam menjalankan
setiap urusan kita, serta memberikan kekuatan dan kesabaran kepada kita semua dalam
menghadapi segala tantangan.

Medan, November 2019

Penulis,
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1
C. Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Stres........................................................................................
1. Stres....
2. Manajemen Stres....................................................................................
3. Stres dan Pekerjaan................................................................................
B. Tahapan Stres ................................................................................................................
C. Tanda-Tanda Stres………………………………………………………
D. Dampak Stres……………………………………………………………
E. Penyebab Stres............................................................................................
F. Tempat-Tempat yang dapat menyebabkan
Stress…………………………...................................................................
G. Orang-Orang Yang Dapat Mengalami Stres………………………………
H. Waktu Terjadinya Stres……………………………………………………
I. Cara Mengendalikan Dan Mengatasi
Stres……....................................................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
C. Daftar Pustaka..............................................................................................
Lampiran………………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam sejarah manusia struktur sosial dan ekonomi kehidupan modern sekarang ini telah
menciptakan lebih banyak stress dibanding masa-masa sebelumnya. Pekerjaan, broken home
dan ada beberapa sumber atau penyebab stress secara umum (yang oleh para psikolog disebut
stressor) bisa berupa bencana besar (angin badai, tsunami, gempa bumi) kejadiaan-kejadian
di dalam kehidupan individu (kehilangan pekerjaan, kehilangan orang yang dicintai karena
kematian atau putus cinta) kondisi yang tidak menyenangkan (tinggal disuatu daerah yang
berhimpit dan bising) dan masih banyak penyebab-penyebab stress yang lain.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu stress?
2. Mengapa orang mengalami stress?
3. Dimana orang bisa stress?
4. Siapa saja yang dapat mengalami stress?
5. Kapan orang bisa stress?
6. Bagaimana menghindari dan mengatasi stress?

1.3 Tujuan
Penyusunan makalah mengenai stres ini, bertujuan untuk :
1. Memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan Mental;
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan stres dan bagaimana stres dalam kehidupan.
3. Mengetahui gejala stres.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Stres.


a) Stress
Stres adalah suatu rangsangan yang menegangkan psikologis dari suatu
organisme,tekanan-tekanan fisik dan psikologis yang menekan organ tubuh dan atau
dirisendiri,suatu keadaan ketegangan psikologis karena / kecemasan.Kata “stres” telah
digunakan sejak awal tahun 1900-an untuk menggambarkan situasi yang menimbulkan
perubahan secara fisik dan psikis dalam diri kita.Sulit untuk mengartikannya karena stres
muncul dalam begitu banyak bentuk. Tiap orang memandang stress secara berbeda-berbeda.
Stres dapat menjadi berbahaya atau malahan membantu, tergantung keadaan.Beberapa stres
menguntungkan karena memotivasi kita untuk meningkatkan kinerja dan membuat
perubahan-perubahan dalam hidup kita. Jika kita tidak memiliki stres , kita tidak akan
melakukan fungsi apa pun..
Stress adalah tanggapan atau reaksi tubuh terhadap berbagai tuntutan atau beban
atasnya yang bersifat non spesifik. Namaun disamping itu stress dapat juga merupakan factor
pencetus, penyebab sekaligus akibat dari suatu gangguan atau penyakit.Stres dapat terjadi
akibat adanya pemicu, misalnya sebuah situasi atau peristiwa yang terjadi pada kita.
Peristiwa tersebut dapat bersifat fisik maupun emosional, seperti kecelakaan
mobil,perdebatan di kantor , kehilangan pekerjaaan, atau kehilangan orang yang kita
kasihi.Stres juga bisa timbul akibat respon fisik dan psikis kita terhadap peristiwa tersebut.
Itu bisa berupa respon terhadap ancaman yang kita rasakan atau yang sebenarnya belum
terjadi, tapi kita khawatirkan akan terjadi, seperti tidak mendapatkan promosi di kantor.
Dalam beberapa kasus, persepsi lebih menguasai kita daripada kenyataan. Tak peduli bahwa
peristiwa tersebut tidak akan pernah terjadi ancamannya sendiri sudah cukupuntuk
menimbulkan respons dalam bentuk stress.
Stres bisa timbul akibat tuntutan- tuntutan yang kita letakkan dalam diri kita.Mialnya
berusaha menjadi seorang perfeksionis atau disukai oleh setiap orang.Tak sesuatu pun yang
kita lakukan cukup sempurna sehingga kita dapat terus-menerus mengulangi atau
memperbaiki tugas tertentu untuk dapat dilakukan dengan sangat tepat.Beberapa orang
menghabiskan seluruh hidup mereka dengan berusaha menyenangkan setiap atau
mengungguli mereka.Mereka menciptakan tekanan dan tuntutan yang amat besar terhadap
diri mereka sndiri untuk sedapat-dapatnya mencapai tingkat kesempurnaan dan penerimaan
yang memungkinkan.
Stres juga bisa menjadi respons terhadap sebuah situasi positif, seperti pindah
kerumah baru, mendapatkan promosi, menikahkan anak.Dalam beberapa kasus orang
menunjukkan ketakutan dan kecemasan dan beberapa lagi hampir tidak mampu
mengatasinya.Stres menimbulkan lebih banyak tuntutan terhadap tubuh, baik fisik maupun
mental. Saya memakai istilah “penyebab stress” untuk menunjukan situasi dan peristiwa yang
menciptakan sebuah respons, dan istilah “ stress” sebagai reaksi tubuh terhadap penyebab
tersebut.
Jika diamati serangkaian perubahan biokimia dalam sejumlah organisme yang
beradaptasi terhadap berbagai macam tuntutan lingkungan. Rangkaian perubahan ini
dinamakan general adaptation syndrome yang terdiri dari tiga tahap . Tahap pertama
dinamakan tahapalarm(tanda bahaya). Organisme berorientasi terhadap tuntutan yang
diberikan oleh lingkungannya dan mulai menghayatinya sebagai ancaman.Tahap ini tidak
dapat tahan lama.Organisme mamasuki tahap kedua, tahap resistance
(perlawanan).Organisme memobilisasi sumber-sumbernya supaya mampu menghadapi
tuntutan.Jika tuntutan berlangsung terlalu lama, maka sumber penyesuaian ini mulai habis
dan organisme mencapai tahap terakhir, yaitu tahap exhaustion (kehabisan tenaga).
Jika seseorang untuk pertama kali mengalami situasi penuh stres,maka mekanisme
pertahanan dalaam badan diaktifkan: kelenjar-kelenjar
mengeluarkan/melespakanadrenalin,cortisonedanhormon-hormon lain dalam jumlah yang
besar,dan perubahan-perubahan yang terkoordinasiberlangsungdalam system saraf pusat
(tahap alarm).jika exposure (paparan) terhadap pembangkit stress bersinambung dan badan
mampu menyesuaikan,maka terjadi perlawanan terhadap sakit.reaksi badaniah yang khas
terjadi untuk menahan akibat-akibat daripembangkit stres (tahap resistance).Tetapi jika
paparan terhadap stress berlanjut, maka mekanisme pertahanan badan secara berlahan-lahan
menurun sampai menjadi tidak sesuai,dan satu dari organ-organ gagal untuk berfungsi
sepatutnya. Proses pemunduran ini dapat mengarah ke penyakit dari hampir semua bagian
dari badan (tahap exhaustion).
Menurut Selye jika reaksibadan tidak cukup,berlebihan,atau salah,maka reaksi badan
itu sendiri dapat menimbulkan penyakit. Hal ini dinamakan diseases dapat menimbulkan
penyakit. Hal ini dinamakan diseases of adaptation (penyaakit dari adaptasi),karena penyakit-
penyakit tersebut lebih disebabkan oleh reaksi adaptasi yang kacau dari badan kita dari pada
oleh hasil yang merusak langsung dari penimbul stres. Misalnya gastrosintestianl ulcers
(puru/nanahdariperut),tekanan dari tinggi,penyakit jantung ( cardiac incidents),alergi,dan
berbagai jenis kekacauan/gangguan mental.
b. Manajemen Stress
Manajemen strees adalah kemampuan untuk mengendalikan diri ketika situasi orang-
orang, dan kejadian-kejadian yang ada memberi tuntutan yang berlebihan.“Tidak ada
seorangpun yang bisa menghindarkan diri dari stres.Namun stres dapat bisa dikelola sehingga
justru dapat menimbulkan nilai positif bagi seseorang.Stres tidak boleh dihilangkan sama
sekali karena dia membantu kelangsungan hidup dan memberikan kelangsungan hidup”.
Stres di tempat kerja merupakan hal yang hampir setiap hari dialami oleh para pekerja
di kota besar. Masyarakat pekerja di kota-kota besar seperti Jakarta sebagian besar
merupakan urbanis dan industrialis yang selalu disibukkan dengan deadline penyelesaian
tugas, tuntutan peran di tempat kerja yang semakin beragam dan kadang bertentangan satu
dengan yang lain, masalah keluarga, beban kerja yang berlebihan, dan masih banyak
tantangan lainnya yang membuat stres menjadi suatu faktor yang hampir tidak mungkin
untuk dihindari. Stres di tempat kerja menjadi suatu persoalan yang serius bagi perusahaan
karena dapat menurunkan kinerja karyawan dan perusahaan. Sebuah lembaga penelitian
terhadap stres di Amerika memperkirakan bahwa stres di tempat kerja menyebabkan para
pengusaha di Amerika terpaksa merugi sekitar 300 juta dollar Amerika setiap tahunnya akibat
menurunnya produktivitas, serta meningkatnya ketidakhadiran, turnover, konsumsi minuman
keras dan biaya pengobatan karyawan.
Di Jepang, pemerintah secara berkala memantau tingkat stres yang terjadi di tempat
kerja dan menemukan bahwa jumlah karyawan yang merasakan tingkat stres tinggi dalam
menjalani pekerjaan sehari-hari mengalami peningkatan dari 51% di tahun 1982 menjadi
hampir dua pertiga dari total populasi pekerja yang ada di tahun 2000. Pada tahun yang
hampir sama yaitu sekitar tahun 2000an, lebih dari 6000 perusahaan di Inggris mengeluarkan
rata-rata lebih dari 80 ribu dollar Amerika untuk membayar kerusakan yang ditimbulkan
akibat stres pada karyawan. Di Indonesia sendiri, salah satu penelitian yang pernah dilakukan
oleh sebuah lembaga manajemen di Jakarta pada tahun 2002 menemukan bahwa krisis
ekonomi yang berkepanjangan, PHK, pemotongan gaji, dan keterpaksaan untuk bekerja pada
bidang kerja yang tidak sesuai dengan keahlian yang dimiliki merupakan stressor utama pada
saat itu.
Konsekuensi Yang Ditimbulkan Stres di Tempat Kerja Pada Individu Pekerja dan
Organisasi.Stres di tempat kerja dapat menimbulkan berbagai konsekuensi pada individu
pekerja. Secara fisiologis, pekerja dengan tingkat stres kerja yang tinggi dapat mengalami
ganguan fisik seperti: sulit tidur, perubahan pada metabolisme, hilang selera makan, perut
mual, tekanan darah dan detak jantung meningkat, gangguan pernapasan, sakit kepala,
telapak tangan yang berkeringat, dan gatal-gatal.
Secara psikologis, timbul ketidakpuasan kerja yang diikuti dengan adanya tekanan
pada emosi seperti cemas, mudah tersinggung atau mudah marah, bad mood, muram, bosan
dan sikap kasar. Stres juga bisa berakibat pada perubahan perilaku pekerja, seperti:
menurunnya produktivitas, tingkat kehadiran dan komitmen terhadap organisasi. Selain itu
juga menghasilkan perilaku seperti merokok atau mengkonsumsi minuman keras secara
berlebihan, agresivitas dalam berbicara atau bertindak, melakukan hal-hal yang mengganggu
di tempat kerja, atau sering ditemukan tidur tempat kerja.
Stres yang dialami secara terus-menerus dan tidak terkendali, bisa menyebabkan
terjadinya burn-out yaitu kombinasi kelelahan secara fisik, psikis dan emosi.Bagi organisasi,
stres di tempat kerja dapat berakibat pada rendahnya kepuasan kerja, kurangnya komitmen
terhadap organisasi, terhambatnya pembentukan emosi positif, pengambilan keputusan yang
buruk, rendahnya kinerja, dan tingginya turnover.Sebagaimana telah dikemukakan di awal
tulisan, stres di tempat kerja pada akhirnya bisa menyebabkan terjadinya kerugian finansial
pada organisasi yang tidak sedikit jumlahnya.
Strategi –strategi yang termasuk dalam menagemen stres adalah:
1. Perhatikan lingkungan sekitar anda
Lihatlah, mungkin ada sesuatu yang benar-benar dapat anda ubah atau kendalikan dalam
situasi tersebut.
2. Jauhkan diri anda dari situasi-situasi yang menekan
Beri diri anda kesempatan untuk beristrirahat biarpun hanya untuk beberapa saat setiap hari.
3. Jangan mempermasalahkan hal-hal yang sepele
cobalah untuk memprioritaskan beberapa hal yang benar-benar penting dan biarkan yang
lainnya mengikuti.
4. Secara selektif ubahlah cara anda bereaksi
Tetapi jangan terlalu banyak sekaligus. Fokuskan pada satu masalah dan kendalikan reaksi
anda terhadap hal ini.
5. Hindari reaksi yang berlebihan
Mengapa harus membenci jika sedikit tidak suka sudah cukup?Mengapa harus merasa
bingung jika cukup hanya merasa gugup?Mengapa harus mengamuk jika marah saja sudah
cukup?Mengapa harus depresi ketika cukup dengan merasa sedih?
6. Tidur secukupnya
Tidur merupakan istirahat yang baik untuk tubuh. Kurang istirahat hanya akan memperburuk
stress.
7. Hindari pengobatan diri sendiri atau menghindar
Alkohol dan obat-obatan dapat menyembunyikan stress. Namun tidak dapat membantu
memecahkan masalah .
8. Belajarlah untuk merelaksasikan diri
Meditasi dan latihan pernafasan telah terbukti efektif dalam mengendalikan stres.Senam
ringan selama 5-10 menit juga merupakan salah satu alternatif yang dapat di gunakan untuk
mengatasi stres di tempat kerja. Selain itu berlatihlah untuk menjernihkan pikiran anda dari
pikiran-pikiran yang mengganggu .
9. Tentukan tujuan yang realistis bagi diri anda sendiri
Dengan mengurangi jumlah kejadian-kejadian yang terjadi dalam hidup Anda, Anda akan
dapat mengurangi beban yang berlebihan.
10. Jangan membebani diri anda secara berlebihan
Dengan mengeluh mengenai seluruh beban kerja anda.Tangani setiap tugas sebagai mana
mestinya, atau tangani secara selektif dengan memperhatikan beberapa prioritas.
11. Ubahlah cara pandang anda
Belajarlah untuk mengenali stres.Tingkatkan reaksi tubuh anda dan buatlah mengaturan diri
terhadap stres.
12. Lakukan sesuatu untuk orang lain
Untuk melepaskan pikiran dari masalah anda sendiri.
13. Tingkatkan ketahanan diri anda
Yang harus di garis bawahi dari manajemen stres adalah bagaimana anda bertahan dan
mencari solusi yang positif.
15. Mencoba berfikir positif
Tanamkan pada diri anda bahwa anda dapat mengatasi segala sesuatu dengan baik
dari pada hanya memikirkan betapa buruknya segala sesuatu yang terjadi? Stress sebenarnya
dapat membantu ingatan, terutama pada ingatan jangka pendek dan tidak terlalu komplek.
Stres dapat menyebabkan meningkatan glukosa yang menuju otak, yang memberikan energi
lebih pada neuron.Hal ini sebaiknya, meningkatkan pembentukan dan pengembalian
ingatan.Hadapilah setiap masalah yang datang dengan tetap berfikiran positif.Berusaha untuk
mencari jalan keluar adalah kunci keberhasilan menghadapi masalah tersebut.
16. Biasakan hidup sehat makan dengan gizi seimbang
Berusahalah mempertahankan aktifitas yang reatif seperti olahraga dan rekreasi,
hindari rokok dan minuman keras, cukup istirahat dan tidur.
17. Tetaplah memelihara hubungan persahabatan dan sosial dengan orang-orang di luar
lingkungan kerja atau belajar.
Misalnya; tetangga, kerabat dekat,serta melibatkan diri dalam aktifitas yang berguna
seperti kegiatan sosial dan keagamaan.

c. Keuntungan manajemen stress


Meningkatkan sistem kekebalan tubuh, daya ingat dan daya pikir, kualitas tidur,
kualitas hubungan sosial, kualitas cinta kasih dalam keluarga, produktivitas, lingkungan kerja
atau belajar yang sehat dan dinamis, sangat memberi kontribusi menekan efek samping sterss
kecakapan mengelola stress juga ditenagarai dapat mengurangi resiko terkena seperti jantung
dan stroke.
d. Stres dan Pekerjaan
Bagi setiap orang, pekerjaan merupakan hal yang penting.Bukan hanya sebagai
sumber penghasilan untuk keperluan hidup, tetapi juga menjadi bagian dari identitas diri.
Apapun pekerjaannya ia akan merasa lebih percaya diri ketika ditanya orang apa
pekerjaannya. Sebaliknya ia akan merasa malu ketika terpaksa harus menjawab belum punya
pekerjaan. Aspek psikologis dari suatu pekerjaan itulah yang jarang dipikirkan oleh
pemerintah.Maka solusi yang dipilih ketika melihat rakyat miskin bukannya memberikan
pekerjaan (dan penghasilan), tetapi hanya diberi bantuan langsung tunai.
Orang yang tidak punya pekerjaan jelas mengalami stres. Apalagi jika ia juga
mempunyai tanggungan yang menggantungkan nasib kepadanya. Tetapi orang yang
mempunyai pekerjaan juga tidak terlepas dari stres.Unsur-unsur yang berpengaruh terhadap
stres di tempat kerja tersebut antara lain rasa aman atas pekerjaannnya (job security),
dukungan sosial, sifat pekerjaan yang monoton, upaya fisik yang diperlukan, tingkat
kebutuhan fisiologik, tingkat kesertaan dalam mengambil keputusan untuk jenis pekerjaan,
suasana tempat kerja, kebersihan udara tempat kerja.
Stres di tempat kerja juga dipengaruhi oleh faktor individu, seperti tingkat pendidikan,
umur, jenis kelamin, latar belakang budaya (termasuk etnisitas) dan gaya hidup (merokok,
minum alkohol, dan yang lain). Selanjutnya, derajat stres di tempat kerja sudah tentu akan
memengaruhi produktivitas, loyalitas terhadap perusahaan, tingkat kesehatan individu
termasuk beban biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan baik langsung maupun tidak
langsung, angka kecelakaan kerja, dan angka mangkir (absenteism rate). Sebegitu jauh
penelitian yang ada mengenai stres di tempat kerja baru melihat dampaknya terhadap
individu pekerja yang berkaitan dengan pekerjaannya.Belum sampai meneliti dampak stres di
tempat kerja terhadap kehidupan keluarga mereka.Reaksi tiap orang terhadap stres dapat
berbeda-beda.
Masalah baru yang muncul akhir-akhir ini adalah adanya larangan merokok di tempat
kerja.Dalam ruangan ber-AC, banyak menggunakan komputer atau alat-alat elektronik yang
peka terhadap debu, atau sifat pekerjaan yang memerlukan ketelitian dan kecepatan, dan
dengan benda-benda yang mudah terbakar, atau pekerjaan yang memberikan pelayanan
kepada orang lain, perusahaan mengenakan larangan merokok di tempat kerja. Peraturan ini
juga akan dapat menimbulkan stres bagi mereka yang sudah kecanduan rokok. Sebaliknya,
kalau dibiarkan pekerja merokok di tempat kerja, ia dapat menimbulkan stress bagi yang
bukan perokok. Kedua-duanya merupakan masalah yang akan berdampak pada produktivitas
pekerja. Di situlah diperlukan kearifan pemilik perusahaan atau manajer perusahaan untuk
membuat aturan yang bijaksana.

2.2 TAHAPAN STRES


Menurut Dadang Hawari Tahapan stres dibagi menjadi 6 yaitu:
1. Stres tingkat I
2. Stres tingkat II
3. Stres tingkat III
4. Stres tingkat IV
5. Stres tingkat V
6. Stres tingkat VI

2.3 SUMBER-SUMBER STRES:


Menurut Dadang Hawari Stres bersumber dari:
- Faktor lingkungan
- Faktor organisasi
- Faktor pribadi
Menurut Maramis 1 Stres bersumber dari:
- Frustasi
- Konflik
- Tekanan atau krisis
a. Efek Stres
Gejala stres dapat mempengaruhi kesehatan, meskipun anda mungkin tidak
menyadarinya.Anda mungkin berpikir penyakit yang harus disalahkan untuk sakit kepala
yang mengganggu, insomnia atau produktivitas yang berkurang di tempat kerja.Tetapi stres
sebenarnya bisa saja pelakunya.Memang, gejala stres dapat mempengaruhi tubuh, pikiran dan
perasaan, serta perilaku Anda.Mampu mengenali gejala umum stres dapat memberikan
informasi pada bagaimana untuk mengelolanya.Stres yang dibiarkan tak terkendali dapat
berkontribusi pada masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, obesitas
dan diabetes.
Tentu saja, jika anda tidak yakin jika stres adalah penyebabnya atau jika Anda telah
mengambil langkah-langkah untuk mengendalikan stres, tetapi gejala berlanjut, pergilah ke
dokter.Dokter anda bisa memeriksa penyebab potensial lainnya yang mungkin menjadi
penyebab keluhan-keluhan tersebut.Juga, jika Anda memiliki nyeri dada, terutama jika itu
terjadi selama aktivitas fisik atau disertai dengan sesak napas, berkeringat, pusing, mual, atau
nyeri yang menjalar ke bahu dan lengan, sebaiknya anda mendapatkan bantuan darurat
segera. Ini mungkin peringatan dari serangan jantung dan bukan hanya gejala stres.

Efek Umum Stress

Pada Tubuh Pada Perasaan Pada Perilaku

 Sakit kepala  Kecemasan  Kurang nafsu makan atau


 Ketegangan atau nyeri otot Gelisah malah makan berlebihan
 Nyeri dada  Kurangnya motivasi atau  Kemarahan yang meledak
 Kelelahan fokus ledak

 Perubahan dalam gairah seks Lekas marah  Penyalahgunaan obat atau

 Gangguan perut  Kesedihan atau depresi alkohol

 Masalah Tidur  Penarikan sosial


 Merokok
b. Simptom Stres
Simptom Stress yang tiba-tiba muncul dan tidak diketahui sebabnya:
- Jantung sering berdebar tanpa sebab diketaui

- Berkeringat-dingi atau merasa menggigil

- Ke toilet lebih sering dari biasanya

- Mulut terasa kering

- Sakit/ nyeri di perut bagian atas

- Mudah lelah walaupun mengerjakan pekerjaan yang ringan

- Merasa sakit seluruh otot badan yang tidak biasa

- Sakit kepala tanpa sebab

- Mudah tersinggung,

- Kurang rasa humor

- Kurang selera terhadap makanan, kesenangan ataupun seks

- Makan terlalu banyak atau terlalu sedikit tanpa disadari

- Kurang punya waktu menjalankan hobi/ kebiasaan

- Merasa tidak mampu mengatasi permasalahan apapun”

- Kurang tertarik berkomunikasi dengan orang lain, selalu menghindar

- Kurang percaya terhadap penampilan diri

- Merasa segala sesuatu tidak berguna

- Selalu merasa kehilangan dan sedih

- Pelupa

- Sulit tidur, tidur tidak nyaman dan mudah terbangun, bangun merasa tidak segar

c. Stres dan kesehatan


Setiap manusia menginginkan kebahagiaan.Setiap hari ingin bisa tersenyum dan
tertawa untuk mengekspresikan kebahagiaan di dalam hati, namun di dalam hidup ini hal itu
tidak bisa dinikmati seratus persen. Ada emosi sedih, marah, jengkel dan berbagai emosi
negatif lain yang datang bergantian. Ini sering kali muncul akibat proses emosi manusia yang
kita sebut dengan stres. Stres adalah suatu keadaan dimana seseorang menghadapi ataupun
menghindari suatu pengalaman yang berupa tuntutan untuk dirinya, stres adalah stimulus atau
situasi yang menimbulkan distres dan menciptakan tuntutan fisik dan psikis pada seseorang
dan berbagai macam pengertian yang lainnya.

Stres berasal dari tiga sumber yaitu lingkungan, tubuh dan pikiran kita.Lingkungan
menuntut kita untuk bisa menyesuaikan diri.Beradaptasi dengan cuaca, suara, kepadatan,
tuntutan interpersonal, tekanan waktu, standar penampilan dan berbagai ancaman rasa aman
dan harga diri.Sumber stres yang kedua adalah fisiologis. Pertumbuhan yang cepat pada
remaja, menopause pada wanita, proses menua, penyakit, kecelakaan, kurangnya latihan
(gerak badan), nutrisi yang buruk, dan gangguan tidur, semuanya membebani tubuh. Reaksi
kita pada ancaman dan perubahan lingkungan juga menyebabkan perubahan dalam tubuh
yang menyebabkan keadaan stres.Sumber stres yang ketiga adalah pikiran. Otak akan
menafsirkan dan menterjemahkan perubahan yang kompleks pada lingkungan. Cara kita
menafsirkan, mempersepsikan dan melabel pengalaman kita saat ini dan apa yang
diperkirakan pada masa yang akan datang menentukan apakah kita relaks atau stres.

Berdasarkan penyebab stres tersebut, setiap orang memiliki respon yang beragam.Ada
yang berani menghadapi stres atau tekanan yang dihadapi, namun ada juga yang lari dari
sumber stres sehingga permasalahan menjadi tidak selesai.Cara kita merespon inilah yang
mempengaruhi kesehatan fisik kita.Pada saat kita mengalami tekanan atau stres, korteks
selebri (bagian berpikir dari otak) mengirim tanda bahaya ke hipotalamus (tempat utama
pemberi respon stres, terletak pada otak tengah).Hipotalamus kemudian menstimulus sistem
saraf simpatis untuk membuat serangkain perubahan pada tubuh kita sehingga denyut
jantung, curah jantung, tekanan darah semua meninggi.

Sementara semua ini berlangsung, hal lain terjadi yang dapat member dampak negatif
pada jangka panjang jika diabiarkan tanpa dikontrol. Kelenjar adrenal mulai mengeluarkan
kortikoid (adrenalin, epineprin, noreprineprin) yang menghambat pencernaan, reproduksi,
pertumbuhan dan perbaikan jaringan, dan respon imun dan implamasi. Dengan kata lain
beberapa fungsi sangat penting untuk menjaga agar tetap merasa sehat mulai tertutup.

Orang yang menderita gangguan berkaitan dengan stress cendrung memperlihatkan


hiperaktivitas pada sistem tubuh tertentu seperti sistem otot-skeletal, kardiovaskular, atau
pencernaan. Sebagai contoh, fakta memeprlihatkan bahwa stress kronis dapat menyebabkan
kelemahan otot (miopati) pada beberapa orang. Bagi orang lain peningkatan tekanan darah
dapat menimbulkan hipertensi, merusak jantung dan pembuluh nadi. Selain itu stress juga
berkembang menjadi penyakit tukak lambung, colitis, dan diare kronis jika stres menghambat
fungsi pencernaan tubuh.
Selain itu, hampir semua sistem tubuh dapat dirusak oleh stress.tekanan pada sistem
reproduksi dapat mnyebabkan amenore (penekanan menstruasi) dan kegagalan ovulasi pada
wanita, impoten pada pria, dan kehilangan birahi pada keduanya. Stress juga bisa sebagai
pencetus perubahan pada paru-paru yang memungkinkan terjadinya asma, bronchitis dan
kondisi pernapasan lain. Kehilangan insulin selama respon stress dapat menambah
kemungkinan terjadinya diabet. Stres menghambat perbaikan dan pembentukan sel yang
menyebabkan gangguan proses pengapuran (dekalsifikasi) pada tulang, osteoporosis, dan
mudah terjadi patah tulang. Hambatan pada sistem kekebalan dan peradangan membuat anda
lebih mudah terserang penyakit. Sebagai tambahan stress telah diketahui berhubungan
dengan penyakit lain seperti sakit kepala, ketegangan otot, kelelahan dan artritis.

d. Ketenangan Hati Dan Ketenangan Jiwa

Setiap orang di dunia ini pasti mengharapkan ketenangan hati dan ketenangan jiwa,
namun belum tentu bisa mewujudkannya. Ada banyak kasus menarik mengenai topik ini di
antaranya, banyak orang yang sebenarnya tahu tetapi membuat aturan main sendiri, banyak
orang tahu caranya tetapi lebih memilih cara lain yang sebenarnya dia tahu bahwa itu
bertentangan, dan juga banyak orang yang tahu bagaimana menggapainya tetapi selalu
mengulur waktu dan melakukan pembebasan atas kemauannya. Itulah kita..Saya hanya
memberikan renungan kembali, bukan menyalahkan siapa-siapa.
Ada banyak kebahagiaan yang telah kita nikmati selama hidup kita, tetapi ada juga
banyak hal yang seharusnya kita nikmati dan syukuri tetapi kita malah melupakannya. Kita
hanya fokus pada apa yang belum kita raih, dan apa yang kita telah kita dapatkan kita
lupakan begitu saja untuk mengejar kesenangan hidup selanjutnya. Bila kepuasan diri yang
kita kejar, maka yakinlah ketenangan hati dan ketenangan jiwa akan sulit kita ciptakan dalam
keseharian kita. Kepuasan diri tidak salah jika kita kejar, tetapi rasa syukur atas apa yang
telah kita raih harus ditanamkan juga dalam diri kita agar kita bisa tenang.
Bagaimana menciptakan ketenangan hati dan ketenangan jiwa?Saya rasa kita semua
tahu jawabannya, yaitu kembali pada nilai akhlak agama.Agama telah terbukti membawa
aturan-aturan hidup yang berlaku sepanjang masa, tidak perlu kita ragukan lagi.Ditambah
pula dengan sejarah abadi manusia yang telah diceritakan secara turun temurun dari generasi
ke generasi, seharusnya menambah kemantapan hati kita untuk teguh memegang nilai agama
kita.
Satu hal penting yang diajarkan dalam agama kita adalah berbuat baik.Kata yang
sangat sederhana, tetapi memiliki pembahasan yang sangat luas, apalagi kita tahu di dunia ini
hanya dua sifat, baik dan buruk.Kalau bukan baik ya buruk. Kita pun sudah tahu sebagian
besar (bahkan semuanya saya kira) hal yang baik di dunia ini, hal-hal baik yang akan
membuat kita bisa mencapai taraf ketenangan hati dan ketenangan jiwa yang optimal.
Dengan kata lain, kata kunci untuk mencapai ketenangan dalam hidup kita adalah berbuat
baik. Dengan berbuat baik, maka kita akan terhindar dari masalah personal dengan orang lain,
kita tidak memiliki musuh tetapi malah memiliki banyak teman yang membuat hidup kita
semakin bermakna dan bahagia.
Tentunya termasuk dalam berbuat baik adalah dalam hubungan kita dengan Tuhan
kita.Kita adalah makhluk yang diciptakan oleh-Nya untuk beribadah dan diberi ujian dan
cobaan untuk mengetahui sejauh mana kekokohan iman kita. Dengan menyadari bahwa kita
adalah makhluk yang semua hal sudah digariskan dan dibatasi oleh-Nya, tentu akan
menumbuhkan kesadaran kita untuk bertawakkal kepada-Nya. Itulah ketenangan hati dan
ketenangan jiwa yang sebenarnya.

2.4 TANDA-TANDA STRES:


1. Tanda-tanda suasana hati (mood):
· Menjadi overexcited
· Cemas
· Merasa tidak pasti
· Sulit tidur pada malam hari
· Menjadi mudah bingung dan lupa
· Menjadi sangat tidak enak dan gelisah
· Menjadi gugup
2. Tanda-tanda otot kerangka
· Jari-jari dan tangan gemetar
· Tidak dapat duduk diam atau berdiri ditempat
· Mengembangkan gerakan tidak sengaja
· Kepala mulai sakit
· Merasa otot menjadi tegang atau kaku
· Menggagap jika berbicara
· Leher menjadi kaku
3. Tanda-tanda organ-organ dalam badan
· Perut terganggu
· Merasa jantung berdebar
· Banyak berkeringat
· Tangan berkeringat
· Kapala merasa ringan atau akan pingsan
· Mengalami kedinginan
· Wajah menjadi panas
· Mulut menjadi kering
· Mendengar bunyi bordering dalam telinga
· Mengalami rasa akan tenggelam dalam perut.
2.5 DAMPAK STRES
1. Dampak Positif dari Stres:
Selama ini Anda mungkin hanya tahu dampak negatif dari stres.Padahal stres juga
menimbulkan dampak positif. Berikut lima dampak positif dari stres.

· Mendorong orang berpikir kreatif


Banyak penulis atau artis mengungkap proses kreatif justru muncul sebagai
akibat dari frustrasi dan stres. Menurut Larina Kase, Ph.D., seorang psikolog dan
penulis buku “The Confident Leader: How the Most Successful People Go from
Effective to Exceptional”, hal itu bisa terjadi karena sebuah alasan.
Stres sering mendahului atau menyertai suatu terobosan kreatif.Jika pikiran kita
benar-benar tenang dan santai, justru tidak perlu alasan untuk melihat hal-hal berbeda.
Stres akan meningkat terutama ketika menghadapi hal baru yang terjadi karena
perubahan. Hasil akhir dari proses kreatif yang disertai stres akan sedikit
mengintimidasi, karena reaksi orang lain,” kata Kase, seperti VIVAnews kutip dari
Shine.
· Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
Penelitian menunjukkan bahwa sistem kekebalan tubuh dapat mengambil
keuntungan dari stres. “Stres jangka pendek dapat membantu sistem kekebalan tubuh,”
ujar Mark Goulston, MD, seorang psikiater klinis dan penulis buku “Get Out of Your
Own Way:Overcoming Self-Defeating Behavior”.
Goulston menjelaskan, ketika hormon kortisol atau hormon stres dilepaskan, akan
meningkatkan kekebalan tubuh. Itu adalah proses keseimbangan. Meskipun stres jangka
pendek dapat menjaga tubuh dari penyakit, ia memperingatkan bahwa terlalu banyak
stres dapat menyebabkan kelebihan kortisol. Hal ini bisa memicu obesitas, diabetes,
dan penyakit kardiovaskuler.
· Membuat Tubuh lebih fit
Olahraga seperti, angkat berat, berjalan atau lari selama 45 menit, bisa membuat
tubuh berkeringat. Selain itu, stres juga bisa menjadi olahraga yang baik. Hal itu
menurut Jessica Matthews, MS, koordinator pendidikan berkelanjutan untuk American
Council on Exercise (ACE)
Stres merupakan latihan ringan yang bisa membuat tubuh lebih sehat.Dari
perspektif fisiologis, stres ditempatkan sebagai tuntutan, dan bisa membantu latihan
menjadi lebih efisien,” kata Matthews.
· Membantu memecahkan masalah
Stres sering dipicu karena munculnya dari dilema dalam diri Anda, atau ketika
“dipaksa” membuat keputusan besar? Rasa kekhawatiran ini sebenarnya bermanfaat.
“Stres menunjukkan nilai-nilai yang kita miliki. Ja kita tidak peduli tentang sesuatu,
kita tidak akan khawatir tentang hal itu,” kata Goulstin.
Jadi, dengarkan stres bisa jadi penanda untuk memberitahu Anda agar
mendengarkan intuisi.Memang sulit mendengar intuisi, ketika Anda berada dalam rasa
khawatir dan stres. Sehingga Anda akan “memaksa” diri untuk istirahat, berjalan-jalan,
tidur nyenyak atau pergi keluar untuk makan.
· Pemulihan
Penelitian menunjukkan hubungan antara stres jangka pendek sebelum bedah atau
prosedur medis, membuat pemulihan lebih sukses. Beberapa penelitian juga
menunjukkan bahwa stres dapat menekan produksi estrogen, pemicu utama
perkembangan kanker payudara.Respons stres dapat memperingatkan kita adanya
tantangan, bahaya, atau bahkan kesempatan. Stres juga memicu pelepasan adrenalin,
dan gelombang adrenalin dapat membantu Anda lebih fokus dan berpikir jernih,” ujar
Dr. Goulston menjelaskan.

2. Dampak Negatif Dari Stres


Tujuh dampak buruk stres berikut ini:
· Emosi yang naik turun.
Dia dapat dengan mudah mengeluarkan emosi yang tidak terkontrol.
· Kecenderungan bersikap negatif.
Orang yang mengalami stres dapat terpengaruh untuk berperilaku buruk. Di mana ia
berpikir dengan perilaku tersebut bisa menghilangkan rasa stresnya, seperti minum alkohol
atau menggunangan narkoba. Bukan pelepasan stres yang baik tentu saja.
· Konsentrasi terganggu.
Orang yang menderita stres menjadi tidak fokus akan apa yang sedang
dikerjakannya.
· Selera makan terganggu.
Biasanya, orang yang sedang stres akan melupakan makannya, atau bahkan
sebaliknya, ia akan makan tanpa henti yang dapat menyebabkan obesitas.
· Lebih hiperaktif dari biasanya.
Penderita stres akan membuat keputusan tanpa pertimbangan karena otaknya sedang
tidak bisa berpikir panjang.
· Lebih mudah jatuh sakit.
Misalnya, terserang migrain dan maag.
· Rentan terkena insomnia.
Stres dapat membuat seseorang tidak nyenyak saat tidur.

2.6 PENYEBAB STRES


Aktivitas kehidupan sehari-hari kadang membuat kita merasa jenuh dan bosan.Jika
aktivitas yang kita kerjakan itu bervariasi atau berganti-ganti, mungkin rasa bosan itu tidak
terjadi.Namun meskipun demikian, rutinitas yang dilakukan setiap harinya bisa memicu rasa
jenuh dan bosan.Hal ini sangat erat hubungannya dengan pekerjaan yang digeluti.Hampir
setiap pegawai atau pekerja mengeluh karena merasa bosan dengan rutinitas.
Keadaan tersebut makin diperparah oleh adanya beban kerja dan tekanan dalam
pekerjaan.Stres bisa timbul kalau keadaan sudah demikian parah dan tidak bisa dikendalikan
lagi. Bagi mereka yang mengalami, mungkin akan menganggap bahwa hidup ini tidak
menyenangkan, statis, tidak berkembang bahkan mungkin tidak ada gunanya.
Hampir segala usia, mereka yang mengalami kejenuhan dan rasa bosan. Mereka yang
memiliki pekerjaan tetap saja tidak bisa terhindar dari hal ini, apalagi mereka yang
pengangguran dan tidak punya aktivitas apa-apa.Kejenuhan yang sudah kronis dan mengakar
pada diri seseorang bisa mengakibatkan depresi, yaitu suatu kondisi kejiwaan yang lebih
parah dari sekedar stress.Kondisi semacam ini memerlukan terapi professional dari
psikiater.Kalau dibiarkan saja bisa berakibat fatal
Diantara sekian banyak orang yang mengalami kejenuhan, ada yang merasakan pada
waktu-waktu tertentu saja.Ini bisa hilang setelah beberapa jam, beberapa hari atau beberapa
minggu.Biasanya kejenuhan seperti ini mudah diatasi tanpa lari ke hal-hal yang merugikan
atau merusak.Tetapi ada pula orang yang mengalami kejenuhan permanen. Kejenuhan ini
akan menetap apabila tidak terjadi perubahan kondisi, baik lingkungan ataupun aktivitas. Hal
inilah yang bisa memicu terjadinya depresi, kalau tidak diatasi dengan segera.
Penyebab utama stress adalah ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan. Stress
adalah tuntutan, stress selalu menuntut dan menuntut saja. Stress awalnya di gunakan pemicu
untuk meningkatkan performa dalam hal apapun namun saat ini stress sudah berlebihan dan
merusak keseimbangan yang ada. Banyak sekali penyebab stress. Penyebab-penyebab stress
tersebut mengelilingi kita dan hadir dalam kehidupan sehari-hati kita. Stress yang berbahaya
adalah stress yang berlebihan.
Berikut adalah beberapa penyebab stress yang dapat ditemukan dengan mudah:
1. Gangguan kecemasan.
Orang awam biasanya mencampuradukan saja pengertian fear,phobia, dan
anxienty.Semu disebut “takut” saja, tetapi dalam psikiatri dan psikologi, kegiatan istilah
mempunyai arti masing-masing.Fear adalah rasa takut (keadaan emosi yang tidak
menyenangkan),yang ditimbulkanolewh suatu obyek yang jelas dan alesanya pun jelas,atau
disebut juga takut yang rasional.Rasa takut ini normal,ada pada setiaporang yang berakal
sehat. Contohnya, takut digigit ular di hutan,takut ketabrak mobil kalau menyabrang di jalan
tol,takut pada dosen yang galak atau takut pada mertua.
Anxiety atau cemas ,adalah takut yang tidak jelas objeknya dan tidak jelas pula
alasanya.Pada orang normal sering terjadi rasa cemas yang normal.Sebagai contoh ,seorang
ibu yang selalu cemas jika anak gadisnya keluar malam dengan teman-temanya.Dia khawatir
akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan pada anaknya.Apa yang di khawatirkanya ,dia
tidak tau pasti.Mungkin ,sang ibu terlalu banyak membaca atau menonton TV tentang
pemerkosaan.Padahal ,selama ini anak gadisnya itu selalu pulang dengan selamat.
Kecemasan bisa berawal sejak masih usia kanak-kanak dan berkembang tahap demi
tahap.Misalnya,kecemasan yang timbul karena di masa kecilsering di kunci di kamar
sendirian sementara ibunya berbelanja.Di sisi lain kecemasan bisa juga terjadi setelah suatu
peristiwa yang menimbulkan trauma mental. Jenis kecemasan antara lain adalah kecemasan
umum yang terdapat pada perempuan dua kali lebih banyak daripada laki-laki. Jenis ini tidak
focus pada objek atau situasi tertentu, tidak spesifik atau mengambang. Orang yang
bersangkutan dapat mengatakan bahwa dia cemas, takut, tetapi tidak bisa menyebutkan apa
yang dicemaskannya dan mengapa dia cemas. Yang jelas dia tidak bisa mengontrol emosi
takutnya dan reaksi takut pada tubuhnya (otot-otot tegang, jantung berdebar,sakit kepala,
tidak bisa tidur dan sebagainya).
Jenis yang lain adalah panik, yaitu perasaan teror yang intens, gemetar, bingung yang
muncul begitu saja.Rasa panik ini biasanya timbul karena suatu peristiwa yang menakutkan,
stres yang berkelanjutan.Reaksi fisik yang yang intens bisa terjadi selama sepuluh menit atau
kurang tetapi dampaknya bisa berjam-jam sesudahnya.
Berikutnya adalah fobia sosial. Orang yang bersangkutan merasa bahwa dirinya selalu
dinilai jelek oleh orang lain. Termasuk dalam golongan ini adalah “ demam panggung” yaitu
orang yang takut untuk tampil di depan umum (berkeringat dingin dan gemetar setiap kali
harus membacakan laporan di depan rapat atau untuk menerangkan PR nya di depan kelas).
Pada remaja laki-laki banyak terjadi gejala “ malu-malu kucing” yaitu takut untuk bergaul
dengan lawan jenis.
Selanjutnya adalah cemas menghadapi perpisahan.Banyak terjadi pada anak-anak
yaitu ketika anak itu harus berpisah dari orang yang selama ini memberinya perasaan aman
dan terlindungi misalnya ketika anak itu harus ditinggalkan sendirian di kelas pada waktu
awal masuk sekolah. Jika gejala ini terjadi pada anak khususnya jika tidak berlangsung lama
maka tidak termasuk gangguan mental. Jika hal ini terjadi pada orang dewasa aplagi
berulang-ulang terjadi maka perlu di bantu mengatasinya oleh psikiater atau psikolog klinis.
2. Emosi yang berubah-ubah dari positif ke negative dan sebaliknya.
Gangguan mental ini adalah pergantian terus-menerus antara emosi sangat positif
seperti riang gembira, senang dan sebagainya dan emosi sangat negatif (depresif) seperti
murung, sedih, ingin menangis dan sebagainya.
3. Fobia (rasa takut yang tidak beralasan)
Fobia berasal dari kata Yunani yang berarti “takut”.Takut dalam fobia adalah tidak
rasional, menetap dan sangat intens (ditandai dengan gejala fisik seperti sesak napas, keringat
dingin, bisa juga menjerit-jerit histeria dan sebagainya) yang ditunjukan kepada situasi,
benda, kegiatan atau orang tertentu.Sepanjang hal yang ditakuti tidak ada, maka orang
tersebut biasa-biasa (normal) saja.Fobia adalah takut yang irasional pada suatu objek atau
situasi tertentu ( Ferdman, 2003).Artinya,objeknya memang jelas,tetapi alasanya tidak masuk
akal atau tidak jelas.Misalnya,takut gelap,takut pada kucing,takut kepada tempat ramai,takut
pada tempat yang tertutup dan sebagainya.Fobia tergolong gangguan mental (akan diuraikan
tersendiri).
Dengan perkataan lain penderita fobia masih bisa mengontrol ketakutannya dengan
cara menghindari objek yang ditakutinya tersebut, maka diagnosis yang lebih tepat adalah
gangguan kecemasan (anxiety disorder).
Sekarang para ahli menduga bahwa fobia disebsbkan oleh kombinasi antara faktor bakat,
keturunan dan pengalaman tertentu (biasanya pengalaman traumatis).
4. Halusinasi auditif (Schizophrenia)
Suatu diagnosis gangguan mental yang di tandai oleh kelainan dalam persepsi atau
ekspresi dari realitas.Yang sering adalah halusinasi auditif (seakan-akan mendengar suara –
suara atau ada yang mengajak bercakap-cakap) delusi paranoid (curiga). Faktor penyebab
skizofrenia belum jelas dan bisa karena keturunan atau ginetik juga karena gangguan syaraf.
5. Dissociative Identity Disorder(DID)
DID atau yang lebih dikenal dengan istilah Split Personality atau Multiple Personality
(Kepribadian ganda), dulu dianggap sebagai salah satu jenis skizofrenia karena mengandung
suatu gejala dari gangguan mental itu yaitu pola pikir yang kacau. DID sudah digolongkan
sebagai jenis gangguan mental tersendiri.
Cirinya adalah adanya minimal dua identitas atau kepribadian yang berbeda yang
mengendalikan perilaku orang yang bersangkutan. Kepribadian itu mempersepsi, menilai,
dan bereaksi terhadap lingkungan dengan cara yang sangat berbeda dan ketika yang satu
sedang memegang Kendal, kepribadian-kepribadian yang lain tidak tahu- menahu.
Dengan demikian terjadi gejala yang khas pada pasien-pasien DID yaitu tidak ingat
apa yang sudah dilakukannya. Gejala lupaa ini bukan karena pengaruh obat-obatan, trauma di
kepala, melainkan karena ada pergantian kendali dalam jiwa penderita.

2.7 TEMPAT-TEMPAT YANG DAPAT MENGAKIBATKAN STRES:


a. Di rumah
Menjadi ibu rumah tangga adalah sebuah pekerjaan mulia yang kadang diremehkan
sebab tak menghasilkan profit.Ternyata ibu rumah tangga rentan sekali mengalami stress,
dibanding dengan wanita yang bekerja di luar rumah.
Hal ini diungkap oleh sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh Gallup, yang
melibatkan para ibu yang murni hanya menjadi ibu rumah tangga.Para ibu tersebut faktanya
harus mengatasi segala permasalahan emosionalseperti sedih, marah, depresi, dan lain-lain
seorang diri.
Perbandingannya, jika 26% ibu rumah tangga yang merasa sedih, maka wanita
pekerja hanya 16 %.Depresi ibu rumah tangga 28%, sedang wanita pekerja 17%. Sedangkan
tingkat stress ibu rumah tangga mencapai 50%, sedang wanita pekerja 48%.Meski masih
diperdebatkan, namun hal tersebut setidaknya menunjukkan betapa berat beban para ibu
rumah tangga yang murni bekerja mengurus keluarganya. Cara untuk mengurangi beban bagi
Anda, yang menjadi ibu rumah tangga agar tidak terlalu berat; biasakan putra dan putri Anda
untuk membantu pekerjaan Anda.Misalnya dengan menyuruh mereka membersihkan kamar
serta mainan mereka sendiri.
Lalu, minta pengertian pada keluarga agar tak memperlakukan Anda layaknya
pembantu, sebab urusan rumah dan seisinya adalah tanggung jawab semua penghuni rumah.
Kerja sama adalah hal yang dapat meringankan beban Anda, jika Anda tak memiliki asisten
rumah tangga.
b. Di tempat kerja
Stress karena menumpuknya pekerjaan ditempat kerja merupakan hal yang biasa
dijumpai,belum lagi masalah-masalah internal, keluarga, pasti membuat otak Anda menjadi
lebih tegang.
Berhati-hatilah jika Anda pada situasi ini karena dari pikiran yang tidak sehat, potensi
terkena penyakit akan lebih mudah. Ketegangan yang ada di otak bisa mengakibatkan
dampak yang buruk. Pekerjaan Anda acak-acakan, dimarahi bos, dan akhirnya melampiaskan
pada orang lain ditempat kerja atau yang ada di rumah. Jelas, ini menambah masalah.
c. Di Jalan
Arus mudik dan arus balik lebaran tak pernah lepas dari kemacetan lalu lintas yang
parah.Akibatnya dapat memicu stres dan menguras banyak tenaga.Selain itu, masa lebaran
umumnya sekaligus dijadikan sebagai masa liburan sehingga banyak orang yang
mengunjungi tempat wisata.Dampaknya, lagi-lagi membuat jalanan macet.
Apabila membawa serta anak-anak yang masih kecil, kerewelannya dapat menjadi
penyebab utama stres di jalan dengan teriakan-teriakan dan tangisannya.Karena kemacetan
sulit dihindari, ada baiknya melakukan langkah-langkah untuk meminimalisir stres saat
terjebak macet.
Berikut adalah tips-tips untuk mengatasi stres di jalan akibat macet :
 Jangan terburu-buru
Terburu-buru dan tak mau kalah adalah penyebab utama stres di jalanan yang macet.Karena
hal ini pula maka banyak terjadi kecelakaan lalu lintas. Agar tidak terburu-buru, siasati
dengan berangkat lebih dini dan perhitungkan banyak waktu yang akan dihabiskan di jalan
akibat macet.
 Ciptakan suasana berkendara yang menyenangkan
Setiap pengendara memiliki karakterisitik dan temperamennya masing-masing. Jangan
mudah terpancing oleh ulah pengendara lain yang menyulut emosi. Pastikan situasi di dalam
kendaraan tetap kondusif dan nyaman. Kalau perlu, bawa perlengkapan yang membuat tubuh
jadi santai seperti alat pijat, menyalakan radio atau bermain game untuk yang tidak menyetir.
 Rapikan interior kendaraan
Tumpahan susu, makanan atau barang-barang lain yang carut-marut di dalam mobil membuat
suasana berkendara menjadi tidak nyaman. Barang-barang yang berantakan di dalam mobil
juga dapat mengganggu konsentrasi pengemudi.Apabila terjadi kemungkinan terburuk seperti
tabrakan, benda-benda pengganggu tersebut bisa malah mengancam nyawa.
 Lampu Penerangan Harus Baik
Saat yang paling melelahkan untuk mengemudi biasanya adalah malam hari.Mungkin itu
sebabnya kecelakaan mobil lebih cenderung berakibat fatal setelah hari mulai gelap. Agar
lampu penerangan makin oke, pasanglah satu set lampu tambahan yang dapat menyinarkan
cahaya lebih luas sehingga dapat menerangi jalan lebih jauh ke depan dibanding lampu
standar.
d. Disekolah
Beberapa stres yang dialami seorang pelajar sekolah antara lain:
 Tekanan Orang Tua

Orang tua ingin yang terbaik dengan masa depan anaknya. Untuk mencapai nilai terbaik,
maka orang tua membebani anak-anaknya dengan berbagai kursus pelajaran yang dapat
secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kesehatan anak, istirahatnya, dan
perkembangannya.Banyak orang tua tidak menyadari bahwa membantu si anak merasa relaks
justru akan menyegarkan pikiran dan membantunya belajar dengan lebih baik. Sebaliknya
para orang tua terus membebani anak-anak mereka untuk mendapatkan prestasi terbaik dan
lulus ujian dengan memuaskan.

 Tekanan Guru

Sama seperti orang tua, banyak guru ingin siswanya mendapat nilai terbaik. Guru selalu
mendorong muridnya untuk unggul dalam pelajaran, terutama jika muridnya berprestasi.
Mengapa guru juga ikut menekan murid-muridnya mendapat nilai terbaik?Karena reputasi
guru dan sekolah dipertaruhkan saat ujian sekolah khususnya Ujian Nasional.

 Tekanan dari Sesama Siswa

Semangat kompetisi akan semakin memanas menjelang ujian sekolah. Setiap siswa
berlomba-lomba untuk menunjukkan prestasi terbaik. Bahkan segala cara dilakukan untuk
meraih nilai tertinggi termasuk menyontek maupun mencari bocoran soal.
 Tekanan dari Diri Sendiri

Siswa berprestasi cenderung menjadi perfeksionis.Sehingga jika suatu kemunduran atau


kegagalan terjadi, entah itu nyata atau masih belum terjadi, dapat membuat stres dan depresi.

2.8 Siapa Saja Yang Mengalami Stres


Stres bisa dialami oleh siapa saja baik dari kalangan bayi, anak-anak,remaja,maupun
dewasa:
1. Bayi
Bayi juga bisa stres. Sayangnya, dia belum bisa ngomong memberitahukan hal-hal
apa saja yang menjadi sumber stresnya. Tugas kita untuk membuat bayi nyaman dan bebas
stres. Kenali dulu gejala dan penyebabnya, kemudian cari solusinya. Stress umumnya dialami
bayi sebagai pengaaruh lingkungan yang tidak ramah (unfamiliar), dan adanya keharusan
untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan atau peraturan orangtua.
Dalam menyesuaikan diri terhadap tuntutan tersebut, dia harus mengendalikan
dorongan-dorongan alamiah atau naluriahnya. Tuntutan atau peraturan yang harus diikuti
oleh bayi itu di antaranya
1) Menerima penyapihan dari ibunya,
2) Belajar cara makan dan mematuhi jadwal waktunya, dan (toilet training).
Kemampuan penyesuaian diri bayi terhadap tuntutan tersebut ternyata tidak
berlangsung secara otomatis, tetapi melalui suatu proses yang tidak jarang menimbulkan
kesulitan. Pada proses penyesuaian diri inilah, bayi sering mengalami stress. Faktor lain dapat
menyebabkan stress pada bayi adalah sikap penolakan atau ketidaksenangan ibu, yang
ditandai dengan perlakuan kasar dari itunya, marah-marah, atau kurang memperhatikan
kebutuhannya.
Gejalanya:

 Rewel dan menangis. Menangis adalah tanda paling mudah dikenali bila bayi Anda
sedang stres. Semakin keras dan lama tangisannya, menandakan dia semakin stres.
 Murung. Biasanya ceria dan lincah kini ia pemurung dan enggan diajak bermain.
 Tidur gelisah. Anak batita sangat membutuhkan tidur nyenyak dalam masa
pertumbuhannya. Bayi kadangkala tidak tidur nyenyak. Tapi, Anda harus waspada bila
bayi kecil kerap tidur gelisah. Terlebih bila bukan karena popoknya basah, haus atau
lapar.
 Perubahan kondisi fisik. Stres bisa menyebabkan anak sulit makan sehingga berat
badannya berkurang. Selain itu stres biasanya menyerang organ paling lemah, misalnya
kulit. Tanpa pemicu alergi, kulit seseorang bisa menunjukkan gejala alergi karena stres.
 Tidak mau lepas. Bayi lengket terus pada ibunya. Biasanya tidak bermasalah bila ibu tak
ada di sisinya. Kini Anda pergi sebentar saja dia menangis.

Penyebab:

 Kebutuhan dasar tidak terpenuhi. Lapar atau haus dan Anda tidak segera memberinya
makanan atau minuman. Sering ditinggal sendirian sehingga kurang perhatian.
 Rasa sakit dan tidak nyaman. Bayi tidak dapat mengatakan jika bagian mana dia
merasa sakit atau tidak nyaman. Bila orang tua atau pengasuh tidak bisa mengenali sumber
penyakit itu, bayi bisa stres.
 Ayah dan ibu bertengkar. Bayi bisa sangat peka dengan kondisi emosi orang tuanya.
Dia bisa merasakan situasi tegang dari ekspresi wajah dan nada bicara yang tinggi dan keras.
 Tertular ibu. Ibu stres dapat menyebabkan bayi ikut stres, karena cara menangani bayi
akan menjadi tidak tenang. Bayi dapat merasakan tekanan otot saat digendong, ekspresi
wajah dan nada suara ibunya.
 Sering pindah rumah. Menyebabkan anak tidak memiliki ‘home base’ yang
memberinya rasa aman dan nyaman. Meski anak tetap dalam pengasuhan ibunya, ibu yang
tidak mudah beradaptasi dapat mempengaruhi pengasuhannya pada bayi.
 Berganti-ganti pengasuh dalam waktu singkat. Menyebabkan sering terjadi perubahan
cara mengasuh. Bisa muncul perilaku menarik perhatian orang dengan cara negatif, misalnya
sering menganggu, dan anak juga jadi mudah rewel atau mudah marah.(me)

2. Anak-anak
Anak menjadi lebih pendiam, pemurung, sesnitif, dan mudah marah?Kalau iya, maka
Divas harus berhati-hati karena bisa saja anak Divas sedang mengalami stres. Bukan hanya
orang dewas, anak kecil pun bisa stress.Pada dasarnya, anak sedang berada pada proses
pertumbuhan. Dalam proses tersebut anak harus belajar banyak hal dari kehidupan sosialnya.
Inilah yang membuat anak menjadi makhluk yang sangat rapuh.Pelajaran yang dia dapat dari
hidup tidak selamanya indah. Bisa saja sesekali ia menerima kekecewaan yang membuat
mereka trauma.
Stres pada anak bisa saja terakumulasi hingga ia dewasa nantinya. Ini yang
menyebabkan ekspresi destruktif pada diri sendiri atau orang lain.Ekspresi destruktif kepada
diri sendiri berupa anak memiliki kecemasan yang berlebihan dan tidak masuk akal terhadap
berbagai hal, fungsi sosial yang buruk, menarik diri dari lingkungan, hingga melukai diri
sendiri. Anak tersebut akan tumbuh menjadi anak yang pemalu, penakut, dan rasa minder
yang tinggi.
Sedangkan, ekspresi destruktif kepada orang lain berupa mudah marah hal-hal yang
oleh anak lain umumnya ditanggapi secara netral. Dia akan tumbuh dengan sikap sensitif dan
negatif, sering mencela orang lain, bahkan meremehkan atau bersikap kasar kepada orang
lain.
Apa saja gejalanya? Anak stres biasanya memiliki gejala-gejala yang tampak dari
perilaku anak, seperti mengompol, susah makan, sulit tidur, dihantui mimpi buruk,
berkeringan dingin atau mudah sakit. Selain itu, anak stres juga memiliki gejala seperti rewel,
mudah gugup, dan tidak berani menatap mata orang lain.
3. Remaja
Stres dimana keadaan seseorang dalam kesehariannya. Siapa saja bisa mengalami
stress tak terkecuali remaja yang dalam kondisi labil. Misalnya saja ada penolakan dari
teman-temannya. Tidak lulus ujian ataupun tidak memiliki pacar.
Menurutnya, stres tak memandang usia dan banyak penyebabnya. Pada remaja
sendiri, stres bisa dialami karena terjadinya perubahan dari masa anak-anak ke dewasa yang
meliputi perubahan biologis, kognitif dan sosial emosional.“Perubahan yang dialami remaja
pada dirinya membuat mereka kebingungan.Karena saat itu mereka mengalami masa
transisi,” jelasnya.
Namun, katanya, sebagian besar orangtua tidak mengerti dengan perubahan yang
dialami anak mereka.“Sehingga terkadang terjadi problem antara orangtua dan
anak.Tentunya kita harus memperhatikan perkembangan mereka seperti perubahan perilaku
kebiasaannya.Dari yang awalnya periang menjadi tidak banyak bicara.Ini harus
diperhatikan,” urainya.
Untuk itu, orangtua perlu melakukan bimbingan terhadap anak mereka.“Jika anak
mengalami masalah dan terlihat perubahan dari yang tidak biasanya, sebaiknya ajak mereka
bicara. Dengan komunikasi yang intens anak akan lebih terbuka, tentunya orangtua dan
remaja akan bisa saling memahami,”.
4. Dewasa
Seseorang bisa hampir setiap hari mengalami stres. Bahkan, berdasarkan survei, orang
dewasa merasa stres atau putus asa 36 menit per harinya.Rata-rata hal yang menyebabkan
mereka merasa cemas hingga akhirnya menimbulkan stres, mulai dari masalah utang hingga
kehidupan seks yang mengecewakan .
Hasil survei yang dilakukan Everyman Campaign, sebuah gerakan kepedulian
terhadap pencegahan kanker prostat di Inggris, mengungkap, 36 menit perasaan stres yang
dialami setiap hari setara dengan sembilan hari penuh setiap tahun, atau satu tahun setengah
selama seumur hidup.Masalah biaya hidup dan kenaikan berat badan justru menjadi penyebab
stres teratas.Survei ini dilakukan di Inggris dengan melibatkan 2.000 orang berusia antara 18
dan 65 tahun. Empat dari 10 orang merasa tertekan karena utang, seperempat dari peserta
survei mengaku merasa cemas karena perjalanan hidupnya yang tak sempurna. Lalu, satu
dari lima orang merasa tak tenang karena anggota keluarganya jatuh sakit.
Para peneliti menemukan bahwa kecemasan ekstrem bisa dialami oleh banyak orang
yang tidak dapat berkonsentrasi di tempat kerja serta tidak mendapatkan waktu tidur yang
cukup.Termasuk perrtikaian dengan pasangan.Satu dari sepuluh responden mengatakan
bahwa mereka merasa stres selama lebih dari dua jam sehari. Sementara, satu dari dua orang
merasa sangat cemas dengan banyak hal yang telah memengaruhi kesehatan mereka."Pusing
memikirkan biaya hidup dan banyaknya tagihan adalah penyebab stres nomor satu di Inggris.
Uang mendominasi sebagian besar pikiran orang. Tapi yang menarik, masalah kesehatan
justru tidak berada dalam daftar teratas," kata juru bicara Everyman Campaign, seperti
dikutip dari Daily Mail.
Sebanyak 86 persen wanita diketahui memiliki tingkat stres yang lebih tinggi daripada
pria. Satu dari lima orang memikirkan tentang harga rumah dan risiko kanker dan satu dari
enam orang khawatir akan datangnya masa pensiun dan beban kerja yang berat. Masalah lain
yang menyebabkan stres termasuk juga takut tua, serta minimnya jam biologis. Tiga dari 10
orang juga merasa tertekan karena hubungan suami istri, termasuk kekhawatiran tentang
masa depan anak-anak mereka. Satu dari 20 orang juga merasa stres karena kehilangan
teman.
Hampir setengah dari responden mengaku mereka 'tidak bisa berhenti khawatir', tetapi
sepertiga mengatakan mereka bisa berbagi cerita pada siapapun tentang ketakutan
mereka.Sementara, satu dari sepuluh orang merasa mereka tidak bisa membagi beban
pikirannya pada orang lain.
Mereka yang mengalami stres setiap hari pun diketahui sering melakukan hal-hal
yang bisa menyebabkan kondisi kesehatan memburuk. Satu dari enam orang memilih pergi
menikmati segelas anggur untuk mengusir stres dan satu dari lima orang memilih santai
menyaksikan acara televisi.
5. Lansia
Pada lanjut usia, gejala dari stress ini akan lebih kelihatan karena lanjut usia lebih
rentan terhadap stress. Gejala stress pada lanjut usia meliputi penyakit darah tinggi, stroke,
jantung koroner yang tinggi frekuensinya, menangis, rasa ketakutan yang berlebihan,
menyalahkan diri dan rasa penyesalan yang tidak sesuai, daya ingat menurun, pikun, tidak
bisa mengatasi persoalan dengan benar, tidak mudah percaya pada orang lain, tidak sabar
menghadapi orang lain, dan menarik diri dari pergaulan. Bila banyak dari gejala tersebut
diatas terjadi pada seseorang, khususnya di sini pada lanjut usia, maka ada kemungkinan
lanjut usia tersebut betul-betul mengalami stress.
Stress pada lanjut usia tersebut dapat diartikan sebagai kondisi tidak seimbang, tekanan
atau gangguan yang tidak menyenangkan, yang terjadi menyeluruh pada tubuh dan dapat
mempengaruhi kehidupan, yang tercipta bila orang yang bersangkutan melihat
ketidaksepadanan antara keadaan dan system sumber daya biologis, psikologis dan sosial
yang berkaitan dengan berfikir dan respon dari ancaman dan bahaya pada lanjut usia. Dimana
terjadi penurunan kemampuan mempertahankan hidup, menyesuaikan diri terhadap
lingkungan, fungsi badan dan kejiwaan secara alami dan yang akhirnya mengakibatkan
kematian.
Singkatnya stress pada lanjut usia adalah kondisi tidak seimbang, terjadi menyeluruh
pada tubuh yang tercipta bila orang yang bersangkutan melihat ketidaksepadanan antara
keadaan dan system sumber daya biologis, psikologis dan sosial, dimana terjadi penurunan
kemampuan mempertahankan hidup yang akhirnya mengkibatkan kematian.
Faktor Penyebab :
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stress pada lanjut usia, antara lain:
· Kondisi kesehatan fisik
Proses penuaan mengakibatkan perubahan struktur dan fisiologis pada lanjut usia seperti:

 penurunan penglihatan,
 penurunan pendengaran,
 penurunan sistem paru,
 penurunan pada persendian tulang.

Seiring dengan penurunan fungsi fisiologis itu, ketahanan tubuh lansia pun semakin
menurun sehingga berbagai penyakit dapat hinggap dengan mudah. Penurunan kemampuan
fisik ini dapat menyebabkan orang menjadi stress, yang dulunya semua pekerjaan bisa
dilakukan sendirian, kini terkadang harus dibantu orang lain. Perasaan membebani orang lain
inilah yang dapat menyebabkan stress. Menderita penyakit dapat mengakibatkan perubahan
fungsi fisiologis pada orang yang menderitanya. Perubahan fungsi tersebut dapat
mempengaruhi kehidupan seseorang dimana hal itu dapat menyebabkan stress pada kaum
lanjut usia yang mengalaminya. Macam perubahan fungsi fisiologis yang dialami seseorang
tergantung pada penyakit yang dideritanya. Semakin sehat jasmani lansia semakin jarang ia
terkena stress, dan sebaliknya, semakin mundur kesehatannya, maka semakin mudah lansia
itu terkena stress. Para lansia yang rentan terhada stress misalnya lansia dengan penyakit
degeneratif, lansia yang menjalani perawatan lama di rumah sakit, lansia dengan keluhan
somatis kronis, lansia dengan imobilisasi berkepanjangan serta lansia dengan isolasi sosial.
2. Kondisi psikologi

Faktor non fiisik seorang lansia, misalnya sifat, kepribadian, cara pandang, tingkat
pendidikan, dll dapat berpengaruh dalam menghadapi stress. Seorang lansia yang memiliki
pikiran yang positif, biasanya dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya dengan positif
pula. Orang yang selalu menyikapi positif segala tekanan hidup akan kecil resiko terkena
stress. Semakin luas dan semakin tinggi harapan seseorang tentang hidup (optimis), semakin
jauh ia dari stress. Semakin berserah diri kepada Tuhan, semakin terbebaskan seseorang dari
stress. Semakin “santai” suatu kejadian dipersepsi, semakin sukar seseorang terjangkit stress
karena kejadian tersebut. Begitu juga sebaliknya.
3. Keluarga

Keluarga berperan besar dalam kejadian stress pada lansia. Jika terdapat masalah dalam
keluarga, hal ini dapat menjadi pemicu stress bagi lansia, misalnya adanya konflik dalam
keluarga, hubungan yang tidak harmonis, merasa jadi beban keluarga, dll. Sebaliknya, peran
keluarga juga sangat besar dalam menjauhkan stress pada lansia. Dukungan, penghargaan,
rasa hormat, rasa peduli dan lain-lain sangat besar pengaruhnya untuk menjauhkan atau
meredakan stress pada lansia.
4. Lingkungan

Stress juga dapat dipicu oleh hubungan sosial dengan orang lain di sekitarnya atau akibat
situasi sosial lainnya. Contohnya seperti stres adaptasi lingkungan baru, teman-teman yang
sudah tidak ada lagi, dan lain-lain. Lansia juga bisa terkena stress karena lingkungan tempat
tinggalnya. Lingkungan yang padat, macet, dan bising bisa menjadi sumber stress. Selain itu,
lingkungan yang kotor, buruk, penuh dengan pencemaran juga dapat membuat merasa tidak
nyaman dan pikiran selalu was-was akan dampak buruk pencemaran pada kesehatannya,
sehingga lama-kelamaan dapat membuat lansia stress.
5. Pekerjaan

Pekerjaan dapat menjadi pemicu stres bagi lansia. Penurunan kondisi fisik dan psikis
berpengaruh pada turunnya produktifitas para lansia. Jika pada waktu mudanya ia telah
mempersiapkan cukup "bekal" untuk masa tua, maka ia bisa menikmati masa pensiunnya.
Tetapi jika lansia merasa belum cukup mempersiapkan "bekal"nya untuk masa pensiun, maka
ia dituntut untuk terus bekerja. Beban kerja yang tidak didukung oleh kondisi fisik dan psikis
dapat memicu lansia stress. Apalagi adanya tuntutan untuk pemenuhan nafkah keluarga. Jika
lansia memilih bekerja, pilihlah pekerjaan yang tidak terlalu berat, tidak perlu target-targetan,
tidak perlu persaingan, deadline, dll. Misalnya memelihara ayam atau ternak lain, atau
berkebun, buat kolam ikan di belakang rumah, sangat baik bagi lansia, selain sehat
berolahraga ada juga pendapatan bagi keluarga.
I. Kapan Orang Bisa Mengalami Stres?
Stres dapat terjadi pada seseorang pada saat:
a) Tuntutan Fisik
Kondisi fisik kerja mempunyai pengaruh terhadap kondisi fatal dan psikologis diri
seorang tenaga kerja .Kondisi fisik dapat merupakan pembangkit stres.Bising : Bising selain
dapat menimbulkan gangguan sementara atau tetap pada alat pendengaran kita, juga dapat
merupakan sumber stres yang menyebabkan peningkatan dari kesiagaan dan
ketidakseimbangan psikologis kita. Paparan (exposure) terhadap bising berkaitan rasa lelah,
sakit kepala, lekas tersinggung , dan ketidakmampuan untuk berkonsentrasi.vabrasi
merupakan sumber stres yang kuat yang mengakibatkan peningkatan taraf catecholamine dan
perubahan dari berfungsinya seseorang secara psikologikal dan
neurological.Hygiene:Lingkungan yang kotor dan tidak sehat merupakan pembangkit
stres.Hal ini di nilai oleh para pekerja sebagai faktor tinggi pembangkit stres.
b) Tuntutan tugas
Kerja shift/kerja malam : Penelitian menunjukkan bahwa kerja shift merupakan
sumber utama dari stres bagi para pekerja pabrik .Para pekrja sift lebih sering mrngeluh
tentang kelelahan dan gangguan perut daripada para pekerja pagi/ siang dan dapat dari kerja
sift terhadap kebisaan makanan yang mungkin menyebabkan gangguan – gangguan perut.
Menurut Monk dan Folkard ada tiga faktor yang harus baik keadaannya agar dapat
berhasil menghadapi kerja sift :tidur, kehidupan sosial dan keluarga, dan ritme circadian.
Faktor – faktor tersebut saling berkaitan, sehingga salah satu dapat membatalkan efek positif
dari keberhasilan yang telah dicapai dengan kedua faktor lain.
Beban kerja berlebih dan beban kerja terlalu sedikit merupakan pembangkit
stress.Beban kerja dapat di bedakan lebih lanjut ke dalam beban kerja berlebih/terlalu
sedikit’Kuantitatif’, yang timbul sebagai akibat dari tugas – tugas yang terlalu banyak/sedikit
di berikan kepada tenaga kerja untuk diselesaikan dalam waktu tertentu, dan kerja
berlebih/terlalu sedikit’kualitatif’ yaitu jika orang merasa tidak mampu untuk melakukan
suatu tugas, atau tugas tidak menggunakan keterampilan dan/ atau potensi dari tenaga kerja.
Dalam rangka teknologi ini baru dapat menimbulkan baik bebean kerja berlebihan
maupun beban kerja terlalu sedikit. Di samping itu beban kerja berlebih kuantitatif dan
kualitatif dapat menimbulkan kebutuhan untuk bekerja selama jumlah jam yang sangat
banyak yang merupakan sumber tambahan dari stres.
Everly dan Girdano (1980) , kategori lain dari beban kerja dari kombinasi beban
berlebihan kuantitatif dan kualilatif:
1. Beban berlebih kuantitatif
Beban berlebih secara fisikal ataupun mental, yaitu harus melakukan terlalu banyak
hal, merupakan kemungkinan sumber stress pekerjaan. Unsur yang menimbulkan beban
brlrbih kuantitatif ini ialah desakan waktu ,setiap tugas diharapkan dapat diselesaikan secepat
mungkin secara tepat dan cermat. Bila desakan waktu menyebabkan timbulnya banyak
kesalahan atau menyebabkan kondisi kesehatan seseorang berkurang , maka ini merupakan
cerminan adanya beban berlebih kuantitatif dan pada saat ini desakan waktu menjadi
destruktif
Kiev dan Kohn (1997) dalam meneliti 2.659 manajer puncak dan menengah
menemukan bahwa para manajer menyebutkan heavy workload / time pressures/unrealistic
deadlines sebagai factor pertama dari stress
Penelitian yang dilakukan oleh ahli jantung Mayer Friedman dan ray Rosenman (1974)
menunujukan bahwa desakan waktu kronis tampaknua memberikan pengaruh tidak baik pada
system cardiovascular. Hasilnya secara khusus ialah serangan jantung premature dan tekanan
darah tinggi.
Ancaman akan adanya beban berlebih kuantitatif mempunyai pengaruh yang tidak
baik bagi para pekerja, pada masa dilakukan analisis waktu gerak pada para pekerja,mereka
memperlihatkan rasa tidak senang dan curiga. Para pekerja tidak senang persepsi manajemen
yang mengatakan kepada mereka untuk do more work in less time.Dalam beberapa kasus
analisis semacam itu mengakibatkan dilakukannya pelambatan kerja (work slow
down).Bagaimanapun juga desakan waktu merupakan pembangkit stress dari organisasi yang
dalam kebanyakan hal harus diterima. Ini tampaknya merupakan salah satu aspek dari
kehidupan organisasi.
2. Beban terlalu sedikit kuantitatif
Beban kerja terlalu sedikit juga dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis
seseorang. Kemajuan teknologi dan peningkatan otomasi dalam industry di satu pihak dapat
mengarah pada makin menjadinya majemuk pekerjaan, di lain pihak. Pada tingkat teknologi
menengah, mengarah pada penyederhanaan pekerjaan. Pada pekerjaan yang sederhana,
dimana banyak terjadi pengulangan gerak akan timbul rasa bosan, rasa monoton. Kebosanaan
dalam kerja rutin sehari-hari, sebagai hasil dari terlampau sedikitnya tugas yang harus
dilakukan, dapat menghasilkan berkurangnya perhatian.
Hal ini, secara potensial membahayakan jika tenaga kerja gagal untuk bertindak tepat
dalam keadaan darurat. Kebosanan di temukan sebagai sumber stres yang nyata pada operator
kran (cooper & Kelly,1984). Masa lama tidak adanya aktivitas, yang mungkin merupakan ciri
dari pekerjaan sehingga memerlukan rancangan ulang, merupakan peramal yang tepat dari
peningkatan kecemasan, depresi dan ketidakpuasan kerja.
Bentuk lain yang merupakan pembangkit stres juga ialah adanya fluktuasi dalam
beban kerja. Untuk jangka waktu tertentu bebannya sangat ringan, untuk saat-saat lain
bebannya malah berlebihan. Situasi tersebut dapat kita jumpai pada tenaga kerja yang
mengatur perjalanan bagi orang lain pada biro- biro perjalanan, yang menjadi pemandu
wisata, tenaga kerja (baik klerikal maupun yang profisional) yang berkerja di biro-biro
konsultasi, pramuniaga di took-toko, dan sebagainya. Keadaaan yangtidak tetap ini
menimbulkan kecemasaan, ketidakpuan kerja dan kecenderungan hendak meninggalkan
pekerjaan.
3. Beban berlebihan kualitatif
Dengan kemajuan teknologi makin dirasakan kehidupan menjadi lebih majemuk.
Pekerjaan yang sederhana, pekerjaan yang di lakukan dengan tangan (pekerjaan manual)
makin banyak tidak dilakukan lagi oleh tenaga kerja, tetapi telah diganti oleh mesin atau
robot.untuk perakitan mobil di jepang digunakan robot pekerjaan yang dilakukan oleh
manusia makin beralihtitik beratnya pada pekerjaan otak. Pekerjaan makin menjadi
majemuk. Kemajemukan pekerjaan ini yang mengakibatkan adanya beban berlebihan
kualitatif.Makin tinggi kemajemukan pekerjaannya makin tinggi stresnya.Kemajemukan
pekerjaan yang harus dilakukan seorang tenaga kerja dapat dengan mudah berkembang
menjadi beban berlebihan kualitatif jika kemajemukannya memerlukan kemampuan teknikal
dan intelektual yang lebih tinggi yang dimiliki.
Jika memiliki kemampuan untuk menampung keempat factor tersebut, maka tenaga
kerja melakukan pekerjaan yang bagus dan berprestasi memuaskan. Sebaliknya kalau kita
perhatikan dengan baik, maka setiap factor dapat merupakan pembangkit stress .pada titik
tertentu kemajemuka pekerjaan tidak lagi produktif,tetapi menjadi destruktif. Pada titik
tersebut kita telah melewati kemampuan kita untuk memcahkan masalah dan menalar dengan
car konstruktif. Timbulah kelelahan mental yang reaksi-reaksi emosional dan fisik .hal ini
merupakan bentuk dari jawaban stress.
Penelitian menunujukan bahwa kelelhan emosional dan mental ,sakit kepala, dan
gangguan-gangguan pada perut merupakan hasil dari kondisi kronis dari beban berlebih
kualitatif.Penelitian lain menunjukan bahwa beba terlebih kualiitatif sebagai suber stress
secara nyata berkaiitan dengan rasa harga diri yang rendah.
4. Beban terlalu sedikit kualitatif
Dapat merusak pengaruhnya seperti beban berlebihan kualitatif, dalam hal tenaga kerja
tidak diberi peluang untuk menggunakan ketrampilan yang diperolehnya,atau untuk
mengembangkan kecakapan potensialnya secara penuh. Di sinipun dapat timbul kebosanan
dan gangguan dalam perhatian sehingga dapat mengakibatkan hal-hal yang parah.
Beban terlalu sedikit yang disebabkan kurang adanya rangsangan akan mengarah ke
semangat dan motivasi yang rendah untuk kerja. Tenaga kerja akan merasa bahwa dia ‘tidak
maju-maju’ dan merasa tidak berdaya untuk memperlihatkan bakat dan
5. Beban berlebihan kuantitatif dan kualitatif
Proses pengambilan keputusan merupakan suatu kombinasi yang unik dari faktok-
faktor yang dapat mengarah ke berkembangnya kondisi-kondisi beban berlebihan kuantitatif
dan kualitatif pada waktu yang sama.Proses pengambilan keputusan mencangkup membuat
pilihan antara beberapa kemungkinan/alternatatif. Setiap kemungkinan perlu dinilai kebaikan
dan keburukannya dan saling di bandingkan.
6. Harapan dari keberhasilan.
Pentingnya akibat keputusan ikut menentukan derajat besarnya stress.Misalnya
memutuskan untuk membuka cabang lebih besar stresnya dari pada memutuskan dimana
makan siang, karena risikonya lebih besar.Kalau gagal cabangnya berarti rugi besar, bahkan
mungkin harus ditutup perusahaanya.
Sebagaimana telah dibahas, kemajemukan pekerjaan akan menimbulkan stress. Kalau
keputusan yang harus diambil, misalnya, melibatkan bebagai macam faktor yang saling
berkaitan (keputusan membuka cabang), seperti rencana operasi, jumlah tenaga kerja, jumlah
uang yang harus disediakan, dan rencana pemasaran, maka proses pengambilan keputusan
merupakan proses yang penuh stress.
Terlalu banyak atau terlalu sedikit informasi yang dimiliki, yang dirasakan diterima
oleh seorang tenaga kerja, kedua-duanya akan dapat menimbulkan stress. Terlalu banyak
informasi, berarti kesulitan mengolah semua informasi, berarti beban berlebihan
kualitatif.Terlalu sedikit informasi menyebabkan kita mulai mereka-reka, menduga-duga,
yang menibulkan ketegangan dalam diri kita yang kita rasakan sebagai stres.bertanggung
jawab, maka ini dirasakan lebih besar stresnyadibandingkan dengan jika tanggung jawab
dibagi bersama.Dalam keadaan sehari-hari tanggung jawab pada umumnya ditanggung oleh
seorang.
Factor waktu juga perlu dipertimbangkan. Makin singkat waktu yang diberikan dalam
proses pengambilan keputusan, makin dirasakan desakan waktu, makin besar
stresnya.Akhirnya harapan akan keberhasilan merupakan factor yang ikut menentukan besar
kecilnya stress. Jones menemukan bahwa jika orang memiliki harapan yang besar, memiliki
kepastian, bahwa keputusan yang diambil adalah tepat, maka taraf stres lebih rendah
dibandingkan dengan jika tidak pasti bahwa kepusannya adalah paling tepat.Jumlah dari stres
yang terlibat dalam proses penganbilan keputusan dapat diungkapkan sebagai berikut: Stres
pengambilan keputusan = kepentingan + kemajemukan + kurang informasi + tanggung jawab
+ kurang waktu + kurang kepercayaan.
Paparan terhadap risiko dan bahaya: Risiko dan bahaya digandengkan dengan
jembatan tertentu merupakan sumber dari stress. Kelompok-kelompok jabatan yang dianggap
memiliki risiko tinggi, dalam arti kata secara fisikal berbahaya, antara lain polusi, pekerjaan
tambang, tentara, pegawai dilembaga pemasyarakatan, pegawaai mobil kebakaran, pekerja
pada eksplorsi gas dan minyak, dan pada instalasi produksi.

2.10 CARA MENGENDALIKAN DAN MENGATASI STRES:


 Cara Mengatasi Stress
Beberapa cara menghindari stress:
1. Saat di rumah :
· Mencari waktu santai di rumah.
Begitu sampai di rumah mungkin sudah di sambut oleh masalah-masalah keluarga
dan tugas-tugas rutin yang harus dilakukan. Sering kali itu semua menambah stress yang
sudah di bawa dari tempat kerja. Begitu sampai di rumah ambilah waktu untuk bersantai
sejenak.Biarkan keluarga tahu bahwa kita membutuhkan waktu istirahat dengan berada
sendirian. Pilihlah salah satu dari banyak cara yang telah kita bahas sebelumnya dan gunakan
cara tersebut untuk menurunkan stress dan mengisi ulang tenaga. Maka kita akan mampu
untuk mengatasi masalah rumah tangga dengan baik. Luangkan waktu kedua untuk
meredakan stress persis sebelum hendak tidur.
· Tidur yang Cukup
Hampir semua penelitian menunjukkan bahwa kita butuh tujuh sampai delapan jam
tidur di malam hari agar bisa berfungsi secara prima. Tidur membuat kita santai dan
mendapatkan tenaga kembali, serta membantu perlawanan terhadap stress.Jika kita hendak
tidur dengan nyenyak. Makan besar harus di lakukan paling tidak tiga jam sebelum kita tidur
jika kita ingin bisa tidur sepanjang malam. Menyantap banyak makanan di larut malam akan
membuat stress system pencernaan. Hindari tidur di siang hari kecuali dalam waktu yang
amat singkat. Tidur disiang hari hanya akan membuat kita sulit untuk tidur dimalam harinya.
Jika harus tidur siang, lebih dari 30 menit dapat memberikan dampak negatif terhadap siklus
tidur. Hindari juga latihan fisik yang dilakukan larut malam yang terlalu berat karena aliran
oksigen kedalam sel-sel tubuh akan membuat kita bersemangat kembali dalam menjadikan
kita terjaga lebih lama.
Tubuh kita perlu istirahat yang cukup untuk bisa pulih dari aktivitas-aktivitas yang
padat.Istirahat, baik itu dalam bentuk tidur siang singkat maupun tidur malam yang cukup
sangatlah memberikan efek yang signifikan untuk meredakan stress yang mudah muncul.
Sebaliknya, apabila istirahat dirasakan kurang maka akan dengan mudah menjadi moody,
cepat marah dan stress. Akibatnya sudah bisa ditebak: produktivitas dan kualitas kerja yang
tidak optimal, sehingga mempengaruhi karir, cita-cita, dan hubungan dengan orang lain.
· Pelajari dan Kuasai Tehnik Mengatur Waktu
Stress seringkali terjadi karena kita selalu dikejar oleh waktu, hasilnya adalah rasa
panik dan cenderung tidak sabar. Dengan belajar mengatur waktu, maka kita akan dengan
mudah meredakan potensi munculnya stress, karena pikiran kita lebih tenang dalam
menghadapi tugas-tugas. Hasil dari tugas yang dikerjakan pun menjadi lebih
optimal.Milikilah agenda, atau setidaknya gunakanlah diary atau organizer yang ada dalam
HP.
· Berolahragalah Secara Teratur
Aktivitas olahraga adalah salah satu pereda stress paling ampuh. Pada dasarnya stress
terbentuk karena ketidakberdayaan kita dalam menghadapi, menguasai maupun memecahkan
masalah yang ada. Aktivitas olahraga seperti latihan aerobik, latihan beban maupun aktivitas
olahraga lainnya, adalah cara terbaik untuk memutarbalikkan ketidakberdayaan tersebut
menjadi perasaan memegang kendali penuh atas tubuh dan pikiran kita.
Aktivitas olahraga juga menimbulkan rasa puas atas keberhasilan kita mengalahkan
diri kita sendiri.Rasa puas ini adalah hasil dari produksi hormon endorfin sesudah latihan.
Hormon tersebut adalah hormon yang sama yang diproduksi oleh tubuh apabila merasakan
sensasi kenikmatan / kepuasan yang sangat tinggi. Efek langsungnya adalah perasaan
terhadap diri sendiri yang lebih baik (greater sense of well-being) dan relaksasi dari otot-otot
dan syaraf tubuh yang tegang.
· Banyak tersenyum
Semakin sering kita tersenyum semakin berbahagia. Sebuah senyuman juga membuat
orang lain kembali tersenyum. Usahakan tersenyum ketika kita sedang marahwalaupun
terdengar tidak masuk akal tetapi tersenyum akan mengendorkan otot-otot wajah.
· Menata rumah
Salah satu unsur yang menyebabkan bertambahnya stress dalam hidup kita adalah
menumpuknya tugas rumah tangga.Jangan menunda-nunda dan mulailah menata
rumah.Buatlah komitmen waktu untuk membenahi lemari dan laci-laci serta menyingkirkan
barang-barang lama dan sudah tidak terpakai lagi atau menyumbangkannya. Kerjakan mulai
dari yang paling berantakan.
2. Saat di Tempat Kerja:
· Mencari waktu santai di tempat kerja
· Menghindari Politik Kantor
· Menghindari gosip kantor
· Menjadi Anggota Perkumpulan
· Bangunlah Sikap dan Pola Pikir Yang Positif
· Tidak membawa pulang kerjaan
· Akrab dengan rekan, atasan dan bawahan kekeluargaan
· Bekerja untuk ibadah bukan uang semata
· Selalu cari cara untuk mempermudah pekerjaan
· Mencari peluang kerja lebih enak
· Tidak menggantungkan hidup pada pekerjaan
· Isi waktu istirahat/luang dengan yang berguna/bermanfaat
· Mengatasi konflik dengan kepala dingin serta musyawarah
· Bawa barang-barang yang anda sukai atau menghibur
a. Cara megatasi stress :
Psikoterapi.
Psikoterapi adalah upaya intervensi oleh psikoterapis terlatih agar kliennya bisa
mengatasi persoalannya. Pada dasrnya metode psikoterapi adalah wawancara tatap muka
perorangan, tetapi dalam praktik banyak variasi teknik psikoterapi teragntung pada teori
yang mendasarinya dan jenis masalah yang sering dihadapi klien. Tujuan psikoterapi adalah
untuk mengembalikan keadaan kejiwaan klien yang terganggu (mulai dari masalah ringan
sampai gangguan mental berat) agar bisa berfungsi kembali dengan optimal sehingga klien
tersebut merasa bisa merasa dirinya lebih sehat mental.
Berdasarkan teori dan teknik yang diterapkan ada beberapa jenis psikoterapi:
1. Psikoanalisis.
Teknik ini diperkenalkan oleh Sigmund Freud.Sesuai dengan teorinya, Freud
mencoba menjelajahi alam ketidaksadaran pasiennya melalui wawancara yang dinamakannya
asosiasi bebas sampai pasien menemukan sumber masalahnya yang biasanya terdapat dalam
alam ketidaksadaran itu.Pasien harus berbaring di sofa dan psikoterapis duduk di
belakangnya sambil member pertanyaan – pertanyaan dan mencatat.Gunanya adalah agar
pasien bisa bebas berasosiasi tidak terhambat oleh kehadiran terapis.Tahap penting dari
teknik ini adalah jika terjadi katarsis yaitu pasien bisa meluapkan emosinya sehingga
menimbulkan perasaan lega. Kelemahan teknik ini adalah bahwa proses penyembuhan bisa
berlangsung bertahun-tahun.
2. Hypnoterapy.
Sebelum teknik psikoanalisis diperkenalkan psikeater menggunakan teknik hipnotis
untuk menurunkan ambang kesadaran dan mensugesti pasien untuk sembuh. Teknik ini bisa
langsung menghilangkan gejala, tetapi hanya berlangsung sesaat dan akan kambuh lagi jika
pengaruh sugesti sudah hilang. Oleh karena itu sekarang dikembangkan teknik hypnoterai
baru sehingga pasien / klien bisa mensugesti dirinya sendiri dan bisa sembuh total tanpa
tergantung pada psikoterapis lagi.
3. Terapi Humanistik
Disebut juga terapi client centered. Teknik yang dianjurkan oleh Carl Rogers ini
beranggapan bahwa semua orang punya aspek positif dalam dirinya. Psikoterapis bertugas
untuk membantu klien menelusuri semua potensi positif dalam dirinya, agar dia bisa
mengembangkan dirinya secara positif dan meninggalkan gejala-gejala gangguan mentalnya.
4. Terapi Perilaku.
Dasar teorinya adalah teori belajar dari J.B. Watson yang menyatakan bahwa perilaku
bisa ditimbulkan atau dihambat dengan memberinya reinforcement (ganjaran) yang positif
(untuk mendorong) atau negative (menghambat). Teknik ini digunakan untuk mengatasi
phobia.Caranya adalah mendekatkan benda yang ditakuti itu dengan hal-hal yang
menyenangkan klien sehingga timbul asumsi positif antara benda yang ditakuti dengan hal
yang menyenangkan dan lama kelamaan fobia bisa hilang. Kelemahan teknik ini adalah
sewaktu-waktu bisa timbul kembali kalau ada trauma (peristiwa yang tidak dikehendaki) baru
atau jika persoalan intinya belum terpecahkan bisa muncul dalam gejala / keluhan lain.
 Berpikir Positif
Optimisme dapat menangkal dampak negatif stres, ketegangan dan kecemasan telah
di sistem kekebalan tubuh Anda dan kesejahteraan.Sangat penting untuk mengelilingi diri
dengan orang-orang positif.Getaran negatif dari teman-teman dan rekan kerja dapat
menyebar, sehingga sulit bagi Anda untuk bersantai.Lihatlah situasi tertentu berbeda.
Mungkin cara Anda mencari mungkin menyebabkan tekanan yang banyak.
 Tidur
Aktivitas ini bisa dibilang efektif.Mendapatkan tidur nyenyak yang cukup memiliki
dampak besar pada tingkat stres Anda.Fungsi kekebalan dan ketahanan terhadap penyakit pun
bangkit.
Tidur tidak hanya mengurangi tingkat pemulihan Anda.Tapi ingat, ini bsia juga
meningkatkan tingkat stres dalam tubuh Anda jika kadarnya berlebih. Jadi, jangan kesiangan
karena ini akan membuat Anda bertambah lesu.
 Tertawa
Tawa luka stres dan mempromosikan relaksasi.Itu, pada gilirannya, membantu sel-sel
kekebalan tubuh berfungsi lebih baik.Temukan humor dalam hal-hal dan terlibat dalam
aktivitas yang membuat Anda tertawa untuk meningkatkan fungsi kekebalan tubuh dan
ketahanan terhadap penyakit.
 Olahraga
Latihan akan merevitalisasi tubuh dan pikiran Anda dan Anda akan siap untuk
menghadapi apa pun. Olahraga teratur dan aktivitas fisik tidak hanya memperkuat sistem
kekebalan tubuh, sistem kardiovaskular, jantung, otot dan tulang, tetapi juga membantu
dalam manajemen stres dengan menyediakan gangguan dari situasi stres dan meningkatkan
endorfin (merasa-baik tubuh kimia).Penelitian menunjukkan bahwa 20 menit setiap hari
adalah semua yang diperlukan untuk pengalaman manfaat.Jadi mendapatkan beberapa
memompa darah dan melepaskan beberapa endorfin.
 Meditasi
Meditasi sangat bagus tidak hanya untuk menghilangkan stres, tetapi juga untuk
relaksasi otot.Penelitian telah menunjukkan bahwa meditasi dapat membantu dalam
menurunkan tekanan darah.
Cobalah mulai sekarang renungkan untuk memanggil energi positif.Caranya mudah,
cukup hanya mengambil nafas panjang dan mengosongkan pikiran Anda.Lakukan meditasi10
menit saja dan reguk manfaatnya.
 Dengarkan Musik
Apakah Anda terjebak dalam kemacetan lalu lintas atau bersiap untuk hari yang berat
di tempat kerja, mendengarkan musik favorit Anda merupakan metode yang bagus untuk
mengurangi stres dan menghilangkan kecemasan.
Musik yang menenangkan dapat memiliki efek relaksasi pada gelisah, tegang pikiran.Hal ini
juga dapat menurunkan tekanan darah, memperlambat pernapasan dan detak jantung. Cari
tahu apa jenis musik yang bisa membantu Anda bekerja yang terbaik dan kemudian membuat
koleksi musik untuk membantu Anda rileks dan merasa baik.
 Minum teh hijau
Teh hijau mengandung asam amino, Theanine, yang membantu dalam produksi dan
pelepasan bahan kimia yang disebut Dopamin.Kedua Dopamin dan Theanine merangsang
perasaan kesejahteraan di dalam tubuh.Namun, kafein dapat memperburuk respon stres, jadi
hindari minuman berkafein.
 Pijat
Pijat seluruh tubuh membantu untuk melepaskan ketegangan dan rasa sakit dari stres
otot tegang. Jika Anda tidak pernah mengalami pijat, Anda akan kehilangan salah satu hal
paling indah dalam hidup.

Anda mungkin juga menyukai