Anda di halaman 1dari 22

Suyanti suwardi SST MKes

bentuk dan cara penyelenggaraan


pembangunan kesehatan yang
memadukan berbagai upaya bangsa
Indonesia dalam satu derap langkah guna
menjamin tercapainya tujuan
pembangunan kesehatan dalam kerangka
mewujudkan kesejahteraan rakyat
sebagaimana dimaksud dalam Undang-
undang Dasar 1945.
terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh
semua potensi bangsa, baik masyarakat,
swasta, maupun pemerintah secara sinergis,
berhasil guna dan berdaya guna, hingga
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.
SKN akan berfungsi baik untuk mencapai
tujuannya apabila terjadi Koordinasi, Integrasi,
Sinkronisasi, dan Sinergisme (KISS), baik antar
pelaku maupun antar subsistem SKN
1. Landasan Idiil, yaitu Pancasila.
2. Landasan Konstitusional, yaitu UUD 1945,
khususnya: Pasal 28 A, 28 H ayat (1) dan ayat
(3), serta Pasal 34 ayat (2) dan ayat (3), Pasal 28
B ayat (2), Pasal 28 C ayat (1),
3. Landasan Operasional meliputi seluruh
ketentuan peraturan perundangan yang
berkaitan dengan penyelenggaraan SKN dan
pembangunan kesehatan.
1. Perikemanusiaan;
2. Hak Azasi Manusia;
3. Adil dan merata
4. Pemberdayaan dan kemandirian masyarakat
5. Kemitraan;
6. Pengutamaan dan manfaat;
7. Tata kepemerintahan yang baik;
1. Subsistem upaya kesehatan
2. Subsistem pembiayaan kesehatan
3. Subsistem sumberdaya manusia kesehatan
4. Subsistem obat dan perbekalan kesehatan
5. Subsistem pemberdayaan masyarakat
6. Subsistem manajemen kesehatan
sistem informasi yang
berhubungan dengan sistem-
sistem informasi lain baik secara
nasional maupun internasional
dalam rangka kerjasama yang
saling mneguntungkan
adalah sebuah koneksi/jaringan virtual sistem
informasi kesehatan elektronik yang dikelola oleh
Kementrian Kesehatan dan hanya bisa diakses
bila telah dihubungkan. Jaringan SIKNAS
merupakan infrastruktur jaringan komunikasi
data terintegrasi dengan menggunakan Wide Area
Network (WAN), jaringan telekomunikasi yang
mencakup area yang luas serta digunakan untuk
mengirim data jarak jauh antaraLocal Area
Network (LAN) yang berbeda, dan arsitektur
jaringan lokal komputer lainnya.
Pengembangan jaringan komputer (SIKNAS)
online ditetapkan melalui keputusan Mentri
Kesehatan (KEPMENKES) No. 837 Tahun 2007.
Dengan Tujuan pengembangan SIKNAS online
adalah untuk menjembatani permasalahan
kekurangan data dari kabupaten/kota ke
depkes pusat dan memungkinkan aliran data
kesehatan dari kabupaten/kota ke pusdatin
karena dampak adanya kebijakan
desentralisasi bidang kesehatan di seluruh
Indonesia
• 7 komponen yang saling terhubung dan saling
terkait, yaitu :
1. Sumber Data Manual
2. Sumber Data Komputerisasi
3. Sistem Informasi Dinas Kesehatan
4. Sistem Informasi Pemangku Kepentingan
5. Bank Data Kesehatan Nasional
6. Penggunaan Data oleh Kementerian Kesehatan
7. Pengguna Data
1. Sumber data manual :
Fasilitas pelayanan kesehatan yang masih
memakai sistem manual akan melakukan
pencatatan, penyimpanan dan pelaporan
berbasis kertas .
2. Sumber data komputerisasi
fasilitas pelayanan kesehatan dengan
komputerisasi online, data individual langsung
dikirim ke Bank Data Kesehatan Nasional dalam
format yang telah ditentukan.
3. Sistem informasi dinas kesehatan
Laporan yang masuk ke dinkes
kabupaten/kota dari semua fasilitas kesehatan
(kecuali milik pemerintah provinsi dan
pemerintah pusat) berupa laporan softcopy dan
laporan hardcopy. Laporan hardcopy dientri ke
dalam aplikasi SIKDA generik. Laporan softcopy
diimpor ke aplikasi SIKDA Generik, selanjutnya
semua bentuk laporan diunggah ke Bank Data
Kesehatan Nasional.
4. Sistem informasi pemangku kepentingan
sistem informasi yang dikelola oleh pemangku
kepentingan terkait kesehatan. Mekanisme
pertukaran data terkait kesehatan dengan
pemangku kepentingan di semua tingkatan
dilakukan dengan mekanisme yang disepakati.
5. Bank data kesehatan nasional
didalamnya tercakup semua data kesehatan
dari sumber data (fasilitas kesehatan).
6. Penggunaan Data oleh Kementerian Kesehatan
.
Data yang ada dalam bank data kesehatan
nasional dimanfaatkan oleh unit program di
Kemkes dan UPTnya, dan Dinkes dan UPTnya.
7. Pengguna data
pengguna data dapat mengakses infokes pada
bank data kes. website Kemkes.
Sistem informasi kesehatan di dinas kesehatan
merupakan sistem informasi kesehatan yang
dikelola oleh dinas kesehatan baik
kabupaten/kota dan provinsi. Laporan yang
masuk ke dinas kesehatan kabupaten/kota
dari semua fasilitas kesehatan (kecuali milik
pemerintah provinsi dan pemerintah pusat)
dapat berupa laporan softcopy dan laporan
hardcopy.
a. Mengolah data dari DKK, unit-unit pelayanan kesehatan
milik daerah propinsi dan sumber-sumber lain
b. Menyelenggarakan survei / penelitian bilamana diperlukan
c. Membuat profil kesehatan propinsi untuk memantau dan
mengevaluasi pencapaian propinsi sehat
d. Mengirim laporan berkala /profil kesehatan propinsi ke
pemerintah pusat
e. Memelihara bank data
f. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk
manajemen klien, manajemen unit
g. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada
masyarakat dan pihak-pihak berkepentingan lainnya di
wilayah kerjanya
sistem informasi kesehatan daerah di kabupten/k
ota dikembangkan beragai strategi, yaitu :
1. Integrasi dan simplifkasi pencatatan dan pelaporan yan
ada.
2. Penetapan dan pelaksanaan sistem pencatatan dan
pelaporan.
3. Fasilitasi pengembangan sistem-sistem informasi
kesehatan daerah
4. Pengembangan teknologi dan sumber daya;
5. Pengembangan pelayanan data dan informasi unt
uk managemen dan pengambilan keputusan.
6. Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk
masyarakat.
Di dinas kesehatan kabupaten/kota, laporan
hardcopy dari semua fasilitas pelayanan
kesehatan (kecuali milik pemerintah provinsi
dan pemerintah pusat) akan dientri ke dalam
aplikasi SIKDA generik. Laporan softcopy
yang diterima, akan diimpor ke dalam aplikasi
SIKDA Generik selanjutnya semua bentuk
laporan diunggah ke Bank Data Kesehatan
Nasional.
 Dinas kesehatan provinsi melakukan hal yang
sama dengan dinas kesehatan kabupaten/kota
untuk laporan dari unit pelayanan kesehatan
milik Provinsi.
 Informasi yang bersumber dari luar fasilitas
kesehatan (misalnya kependudukan) akan
diambil dari sumber yang terkait (contohnya
BPS) dan dimasukkan ke dalam Bank Data
Kesehatan Nasional. Semua pemangku
kepentingan yang membutuhkan informasi
kesehatan dapat mengakses informasi yang
diperlukan dari bank Data Kesehatan Nasional
melalui website Kemenkes.

Anda mungkin juga menyukai