Disusun oleh:
Kelompok 3
1. Nadia Nurul Fauziah (2002277017)
2. Nayundha Indicasari Putri (2002277018)
3. Neng Mira (2002277019)
4. Selmi Nur Agisni (2002277020)
5. Sindi Sintia (2002277021)
6. Vivi Nandini (2002277022)
7. Wulan Intan Permatasari (2002277023)
8. Yasinta Nurita Putri U (2002277024)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik
dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Akses Untuk
Rekam Medis”. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak
kekeliruan dan jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun dari kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan makalah ini
dari awal sampai akhir.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan salah satu fasilitas pelayanan Kesehatan yang
memberikan pelayanan Kesehatan kepada masyarakat. Beberapa unit pelayanan di
rumah sakit diantaranya unit gawat darurat (UGD), unit rawat jalan, unit rawat inap
dan penunjang medis. Untuk menghasilkan pelayanan yang prima di rumah sakit
dibutuhkan system yang baik dan dalam mengoprasikannya dibutuhkan sumber daya
manusia (SDM) yang berkualitas terdiri dari Dokter, Perawat hinggan petugas rekam
medis.
Menurut Permenkes No.269/Menkes/Per/III/2008 Yang dimaksud rekam medis
adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas pasien, hasil
pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan serta tindakan dan pelayanan lain yang
telah diberikan kepada pasien. Untuk penyelenggaraan rekam medis pasien,
sebagaimana tercantum pada pasal 5 ayat 4 bahwa setiap pencatatan ke dalam rekam
medis harus dibubuhi nama, waktu dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga
Kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan secara langsung. Rekam medis
memuat catatan yang sangat pentung untuk pelayanan pasien karena denggan data
yang lengkap dapat mendukung pengambilan keputusan yang tepat baik pengobatan,
penanganan, tindakan medis dan lainnya.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Sistem Dokumentasi Pelayanan pada Rawat Jalan?
b. Bagaimana Sistem Pengumpulan Data Rekam Medis?
c. Bagiamana Isi Rekam Medis?
C. Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana system dokumentasi pelayanan pada rawat jalan,
system pengumpulan data rekam medis dan isi rekam medis.
1
BAB II
PEMBAHASAN
b. Pasien Lama
Pasien lama adalah pasien yang datang dengan masalah Kesehatan yang sama
seperti kunjungan sebelumnya. Pasien lama datang ke tempat penerimaan pasien
yang telah ditentukan. Kedatangan pasien lama ini dapat dibedakan:
1. Pasien yang datang dengan perjanjian
2. Pasien yang datang dengan tidak perjanjian
2
(keluhan utama, riwayat sekarang, riwayat penyakit yang pernah di derita,
riwayat penyakit yang pernah di derita) hasil pemeriksaan (fisik, laboratorium,
pemeriksaan khusus lainnya) diagonistik dan pengobatan atau pun tindakan.
Pencatatan ini harus diisi selambat-lambatnya 1x24 jam setelah pasien
diperiksa.
2. Pasien Lama
Pasien yang datang untuk melakukan pemeriksaan atau tindakan ulang.
3. Pasien Gawat Darurat
Pasien yang datang ke tempat penerimaan gawat darurat yang dibuka selama
24 jam, dimana disini pasien akan lebih dahulu ditolong baru penyelesaian
administrasinya.
b. Tujuan Pencatatan
1. Untuk menciptakan komunikasi yang efektip dan efisien pada semua tim
Kesehatan yang terlihat, sehingga dapat mencegah tumpang tindih, pengulangan
dan kesenjangan dalam pelayanan atau asuahan kebidanan.
2. Sebagai sumber informasi bagi setiap petugas Kesehatan yang terlibat dalam
pelayanan.
3. Sebagai bahan bukti untuk mutu pelayanan dan sekaligus untuk tanggung jawab
dan tanggung gugat.
4. Sebagai sumber data untuk penelitian dan Pendidikan
5. Sebagai dokumentasi yang sah untuk memberikan bahwa tindakan, obat dan
makanan dan sebagainya sudah diberikan sesuai dengan rencana ketentuan yang
juga berhubungan dengan penagihan rekening pasien.
3
sebagai pasien rawat jalan ataupun rawat inap. Setiap pasien baru akan di wawancarai
oleh petugas untuk mendapatkan data identitas dan akan diisikan pada formular
ringkasan riwayat klinik. Data dari ringkasan klinik diantaranya berisi dokter
penanggung jawab pliklinik, nomor pasien (nomor rekan medik), nama pasien tempat
tanggal lahir, jenis kelamin, status keluarga dan status pekerjaan. Ringkasan riwayat
klinik juga di pakai sebagai dasar pembuatan kartu indeks utama pasien (KIUP).
Setelah pasien mendapatkan pelayanan yang cukup dari poliklinik, ada kemungkinan
kelanjutannya, yaitu:
• Pasien boleh langsung pulang
• Psien diminta datang kembali, pasien diberi slip perjanjian oleh petugas
poliklinik untuk datang kembali pada hari dan tanggal yang telah ditetapkan
• Pasien dirujuk atau dikirim ke rumah sakit lain
• Pasien harus di rawat (menjalani rawat inap)
b. Pasien Lama
Pasien lama adalah pasien yang datang dengan masalah Kesehatan yang sama
seperti pada kunjungan sebelumnya. Pasien lama langsung datang di tempat
penerimaan pasien yang telah ditentukan, kedatangan pasien lama ini dapat
dibedakan:
• Pasien yang datang dengan perjanjian
• Pasien yang datang dengan tidak perjanjian
• Pasien yang gawat darurat
Pasien datang ke tempat penerimaan pasien gawat darurat. TTP untuk pasien gawat
darurat diberikan pelayanan 24 jam. Berbeda dengan prosedur pelayanan pasien baru
dan lama, pasien gawat darurat ditolong terlebih dahulu, penyelesaian administrasi
dilakukan setelah pasien gawat darurat mendapat pelayanan yang cukup. Beberapa
kemungkinan kelanjutan pasien yang gawa darurat adalah:
• Pasien bisa langsung pulang
• Pasien dirujuk atau dikirim ke rumah sakit lain
• Pasien harys dirawat (menjalani rawat inap)
4
dihubungkan dengan catatan lainnya. Catatan tentang asuhan pada pasien ini disimpan
untuk minimal satu tahun.
Catatan medis tentang pasien terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama dari
catatan medis ini adalah catatan pasien yang dirawat, meliputi: alas an dirawat, riwayat
penyakit, terapi yang sudah diberkan, catatan lain seperti keadaan ibu dan keluarga.
Catatan pada bagian ini disusun dalam bentuk pernyataan singkat (checklist).
Bagian kedua dari catatan medis tentang pasien adalah pengamatan lanjutan
selama dirawat. Catatan ini terdiri atas, catatan harian pasien yang dibuat oleh dokter
dan catatan harian yang dibuat bidan/perawat. Catatan dokter merupakan intruksi
terapi, nutrisi dan hasil pengamatan serta keadaan klinis yang ditemukan. Catatan
tersebut disusun dalam bentuk kolom selama pasien dalam masa perawatan dan
pengobatan. Catatan ini merupakan catatan rahasia terbatas hanya untuk kepentingan
medis bagi pasien dan orang tuanya yang tersimpan didekat pasien.
Catatan tentang ringkasan pasien pulang mencangkup informasi bagi orang atau
keluarga pasien dan tenaga Kesehatan yang memberikan perawatan lanjutan. Catatan
ini memuat data pasien selama dirawat, meliputi: tanggal masuk rumah sakit, lama
dirawat, indikasi dirawat, perjalanan penyakit, terapi yang telah diberikan, diagnosis
akhir dan intruksi slama di rumaha, mencakaup terapi yang diberikan, lamanya, serta
catatan lanjutan selama kunjungan.
Kegiatan pelayanan rekam medik di rumah sakit yang pertama adalah
penerimaan pasien. Penerimaan pasien di rumah sakit ada du acara yaitu, pasien rawat
jalan dan pasien rawat inap. Pasien rawat jalan bisa diterima melalui poliklinik maupun
unit gawat darurat. Pasien yang datang melalui poliklinik bidan datang langsung
maupun datang dengan perjanjian. Menurut kedatangannya pasien jalan dibedakan
menjadi dua yaitu pasien baru dan pasien lama yang datang ke rumah sakit setelah
mendapat pelayanan di poliklinik bisa langsung pulang, dirujuk ke rumah sakit lain
atau menjalani rawat inap.
Kegiatan pelayanan rekam medik di rumah sakit yang kedua adalah pencatatan
(recording). Untuk memudahkan pencatatan, digunakan system penomoran, system
penomoran ini meliputi: nomor seri pasien, unit kunjungan pertama pasien, dan seri
unit kunjungan.
Kegiatan pelayanan rekam medik di rumah sakit yang ketiga adalah pengolahan
data. Setelah data dikumpulkan, dilakukan pengolahan data, kemudian dianalisis dan
di sajikan dalam bentuk informasi.
Kegiatan rekam medik pelayanan di rumah sakit yang keempat adalah
penyimpanan (filling). Ada du acara penyimpanan data rekam medik, yaitu secara
sentralisasi dan desentralisasi. Pada penyimpanan terpusat (sentralisasi), bekas rekam
medik rawat jalan, rawat inap, dan rawat darurat disimpan dalam arsip tunggal dan
satu lokasi (sentral). Pada penyimpanan tidak terpusat (desentralisasi) berkas rekam
medik masing-masing unit (rawat jalan, rawat inap, dan rawat darurat), di simpan di
unit masing-masing. Penyimpanan sentralisasi mempunyai beberapa keuntungan,
antara lain mencegah duplikasi data, efesiensi penggunaan ruang dan peralatan,
prosdur dan kebijakan terstandarisasi, memudahkan kontrol dan keamanan berkas
serta supervise petugas penyimpanan lebih konsisten.
Penyimpanan data dapat dilakukan berdasarkan kelompok angka terakhir
(Terminal Digit Filling Sistem). Kelompok angka pada nomor seri rekam medik
5
biasanya terdiri dari 6 digit yang dibagi menjadi 3 kelompok angka. Kelompok angka
pertama adalah 2 digit terakhir menunjukan rak penyimpanan. Kelompok angka ke 2
adalah 2 digit di tengah, menunjukan sub rak. Kelompok angka ke 3 adalah 2 digit
pertama (paling kiri), menunjukan urutan.
Kegiatan pelayanan rekam medik di rumah sakit yang kelima adalah
pengambilan atau peminjam berkas, dilakukan dengan cara mengisi “requisition slip”
yang berisi nomor rekam medik, nama pasien, unit meminjam dan tanggal
peminjaman. Pada saat berkas rekam medik sedang keluar dari rak penyimpanan
(sedang dipinjam), maka tempat berkas tersebut diganti dengan berkas “out guide”.
Aturan dan prosedur umum dalam pengarsifan rekam medik pasien di ruamh
sakit, antara lain: ketika berkas dikembalikan, sebelum di simpan harus di periksa dan
diurutkan dahulu untuk memudahkan penyimpanan kembali. Penyimpanan hanya
dilakukan oleh petugas penyimpanan berkas. Berkas dengan folder yang sobek harus
segera diperbaiki dan lembaran yang lepas haru segera disatukan dengan filre induk.
Pemeriksaan arsip harus dilakukan secara berkala, untuk menemukan kesalahan
letak dan berkas yang belum kembali diletakkan outguide. Petugas file yang
bertanggung jawab terhadap kerapian dan keteraturan rak file. Berkas yang sedang
dalam proses atau digunakan untuk keperluan lain harus berada di lokasi yang jelas.
Harus tersedia prosedur tertulis tentang penyampaian berkas. Berkas rekam medik
yang tebal dapat dibagi atas beberapa volume, tetapi di arsifkan bersama pada suatu
lokasi.
6
petugas puskesmas, surat pernyataan persetujan dilakukan tindakan
medik/diagnosis/trapeutik, ditandatangani oleh keluarga pasien, petugas puskesmas
dan sanksi dari keluarga pasien atau petugas.
7
a. Identitas pasien
b. Tanggal dan waktu
c. Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit)
d. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medis
e. Diagnosis
f. Rencana pelaksanaan
g. Pengobatan atau tindakan
h. Persetujan tindakan bila perlu
i. Catatan observasi klinis daan hasil pengobatan
j. Ringkasan pulang (discharge summary)
k. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga Kesehatan tertentu yang
memberikan pelayanan Kesehatan
l. Pelayanan lain yang telah diberiakan oleh tenaga Kesehatan tertentu
m. Untuk kasus gigi dan dilengkapi dengan odnotogram klinik.
8
Data-data rekam medis di atas dapat ditambahkan dan dilengkapi sesuai dengan
kebutuhan yang ada dalam pelayanan Kesehatan.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut PERMENKES No: 269/MENKES/PER/III/2008 yang dimaksud rekam medis
adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan,
pengobatan yang telah diberikan, serta tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikkan
kepada pasien. Catatan merupakan tulisan-tulisan yang dibuat oleh dokter atau dokter gigi
mengenai tindakan-tindakan yang dilakukan kepada pasien dalam rangka pelayanan Kesehatan
yang harus terjamin kerahasiaannya. Tahapan mulai pencatatan selama pasien mendapatkan
pelayanan rekam medis dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis yang meliputi
penyelenggaraan penyimpanan serta pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan untuk
melayani permintaan atau penjaminan apabila dari pasien atau untuk keperluan lainnya.
Pihak yang bisa mengakses rekam medis dapat dibedakan menjadi dua yaitu pihak
internal dan pihak eksternal. Adapun pihak eksternal yang dapat mengakses rekam medis yakni
dalam hal untuk kepentingan Kesehatan memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam
rangka penegakkan hukum atas perintah pengadilan permintaan dan atau persetujuan pasien
sendiri, permintaan institusi atau Lembaga berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk
keperluan penelitian Pendidikan dan audit medis sepanjang tidak menyebutkan identitas pasien
yang harus dilakukan secara tertulis kepada pemimpin sarana pelayanan Kesehatan.
B. Saran
Seperti yang kita ketahui bahwa pihak-pihak yang bisa mengakses rekam medis adalah
pihak internal dan pihak eksternal yang benar-benar bertanggung jawab agar rekam medis tidak
bisa diakses oleh orang sembarangan atau pihak-pihak yang bisa menyalahgunakan data-data
pasien untuk kepentingan yang merugikan.
10
DAFTAR PUSTAKA
11