Anda di halaman 1dari 16

1

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pengelolaan spesimen adalah salah satu bagian dari pemeriksaan
penunjang bagi tenaga kesehatan untuk menegakkan diagnosa dengan cara
menemukan mikroorganisme apa yang menyebabkan sehingga penyakit
tersebut timbul.
Pertumbuhan adalah peningkatan jumlah semua komponen
organisme secara teratur. Multiplikasi sel adalah konsekuensi
pertumbuhan pada organisme uniseluler,pertumbuhan menyebabkan
jumlah individu yang membentuk suatu populasi atau kebudayaan.
Pertumbuhan bakteri melewati empat fase yaitu :1)Fase penyesuaian;
2)Fase eksponensial; 3)Fase keseimbangan maksimum;dan 4)Fase
kematian.
Pembiakan ataupun reproduksi dari bakteri bisa melalui dua cara,
yaitu reprodksi seksual dan aseksual.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara pengelolaan spesimen?
2. Bagaimana pertumbuhan dari mikroorganisme (bakteri)?
3. Bagaimana perbiakan dari mikroorganisme (bakteri)?
4. Apa saja faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan?
5. Bagaimana metabolisme mikroorganisme (bakteri) ?
C. Tujuan
Supaya pembaca dapat mengetahui dan memahami bagaima cara
pengelolaan spesiemen, bagaimana proses pertumbuhan,pembiakan,dan
metabolisme mikroorganisme.
2

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengelolaan Spesimen
1. Manfaat pemeriksaan mikrobiologis:
a. Mengetahui etiologi penyakit.
b. Mengetahui sensitifitas mikroorganisme terhdap agensia tertentu
c. Menentukan jenis pengobatan
d. Untuk research atau penelitian di bidang mikrobiologi
e. analisa kualitatif mikroorganisme.
2. Pengambilan dan Pengiriman Specimen
Beberapa hal yang perlu diperhatiakn dalam pengambilan dan
pengiriman specimen yaitu:
a. pengambilan harus dilakukan pada saat dimana kemungkinan
besar mikroorganisme dapat ditemukan.Contohnya isolasi
Plasmodium Sp pada saat demam.
b. Pengambilan harus dilkaukan pada tempat dimana infeksi
terjadi.Contohnya isolasi trepomena pallidum pada saat stadium
awal sisilis dari ulcus durum.
c. Specimen harus diambil dalam jumlah yang cukup.Contohnya
dibutuhkan sputum 10 cc untuk perbenihan bakteri dan jamur.
d. Pengambilan harus dilakukan dengan alat dan tempat
penampungan yang tepat sebelum dikirim ke laboratorium.
Contohnya syringe dan spuit injkesi harus steril dan disposible
dan dilakuakn secara baik.
e. Specimen harus segera dikirim ke laboratorium untuk dianalisis
f. Specimen harus disimpan dalam lingkungan atau medium yang
tepat saatnya diproses, contoh digunakan medium transport.
g. Specimen harus segera diproses agar kemungkinan untuk
keberhasilan isolasi.
3

h. Pendataan specimen yang lengkap seperti, nama pasien, umur,


jenis kelamin,alamat, jenis pemeriksaan, dokter rujukan, dan
sumber.
3. Alat Pengambilan Specimen
a. Kapas usap steril yg berujung kalsium alginate dalam tabung
reaksi berukuran 20x150 mm. Contohnya, untuk bahan dari
tenggorok, hidung, mata. setelah diambil segera dimasukkn ke
dalam tabung berisi kalldu tioglikolat untuk menghindari
kekeringan dan segera dibawa ke laboratorium.
b. Syringe dan spuit injeksi steril, terutama untuk pengambilan
darah vena. Darah yang diperoleh segera dimasukkan dalam
tabung reaksi steril.
c. Alat lain seperti spatel untuk pngambilan kerokan kulit untuk
pemeriksaan jamur.
4. Teknik Pengambilan Specimen
Dilakukan secara benar sesuai prosedur klinis dan teknik ptik untuk
menghindari terjadinya kontaminasi
5. Wadah Specimen
Kriteria wadah untuk pemeriksaan mikrobiologis yaitu steril dan
bertutup rapat. Jenis wadah dapat beruopa beaker glass dan tabung
reaksi.
6. Pengirimn specimen
Jika specimen dikirim lewat pos, maka wadah harus ditutup
rapat dan dihindari dari kebocoran sampel dan bagian luar diberi
tanda/label “Bahan Pemeriksaan Mikrobiologis dan Perlakuan
dengan Hati-Hati”
Bila kondisi tertentu sampel tidak dapat segera dikirim untuk
dibiakkan, maka perlu media transport yg berfungsi
memperpanjang masa hidup mkroorganisme, contohnya:
4

a. Medium sturt, untuk mencegah dehidrasi secret selama


pengiriman, mempertahankan pH, mencegah okidai dan
kerusakan ezimatis dari kuman pathogen
b. Medium cary dan Blair, untuk specimen tinja terutama deteksi
salmonella, shigella, vibrio, dan lain-lain.
c. untuk biakan anaerob dipakai tabung bertutup ganda yang diisi
dengan gas CO2.
d. untuk mikroorganisme yang eka terhadap suhu rendah, maka
perlu segera dibiakkan, seperti meningokokus pada cairan otak
e. untuk mikroorganisme yang mengandung banyak
mikroorganisme, maka dapat disimpan pada suhu 40C selama
beberapa jam dibiarkakn.
7. Penggolongan Pemeriksaan Diagnostic
a. Menemukan etiologi infeksi oleh mikroorganisme (Bakteri,
jamur, virus) pada specimen penderita
b. Menemukan adanya respond antibody yang bermakna bagi
penderita.
c. Mencari respond imun seluler yang bemakna terhadap antigen
yang berkaitan dengan penyakit infeksi terntentu.
d. Mencari adanya penyimpangan pada hasil pemeriksaan
laboratorium yang secara non mengarah pada suatu infeksi.
8. Pengambilan dan Pengolahan Awal Specimen
Sumber specimen dapat diambil dari berbagai bagian tubuh, yang
berfungsi:
a. Memperkirakan organisme komensal yang umum ditemukan
dan mikroorganisme patogen yang paling penting dalam
specimen
b. Memperkirakan teknik rutin dasar untuk pengambialan dan
pemeriksaan awal specimen.
5

9. Pemeriksaan Specimen
Pengambilan specimen dari suatu bagian tubuh tertentu dilakukan
dngan cara sebagai berikut:
a. Kulit
Mikroorganisme komensal kulit yaitu staphyloccus albus dan
human difteroid.Mikroorganisme patogen kulit yaitu
Staphyloccus aerus (Luka nanah), Malassezia furfur (panu),
virus.
Cara pengambilan sampel yaitu kapas usap steril dibasahi kaldu
atau NaCl lalu dioleskan pada nanah. Bahan pemeriksaan selain
secret, kerokan kulit, potongan kuku, rambut digunakan untuk
pemeriksaan kulit.
b. Konjungtiva
mikroorganisme komensal yaitu staphylococcus, difteroid,
steptotoccus viridians, neisseria nonpatogen. mikroorganisme
yaitu staphy pyogenes, neisseri gonorrhea, adenovirus, virus
herpes.
Cara pengambilan sampel yaitu bahan dari permukaaan
konjungtiva diambil menggunakan sangkelit platina steril dibuat
sediaan mikroskopis misal gram dan biakan agar darah, agar
coklat secara aerob dan pada suasana CO2 5%-10%.
c. Telinga
Mikroorganisme komensal pada telinga luar sama dengan kulit.
mikroorganisme patogen yaitu staphyloccous pyogenes,
pseudomonas aerruginosa, haemophilus influenza.
cara pengambilan sampel yaitu bahan pemeriksaan dari telinga
luar diambil dengan kapas usap lalu dibuat sediaan mikroskopis
dan biakan pada agar darah, agar coklat dan mac concey.
6

d. Usap tenggorok
Miroorganisme komensial yaitu staphyloccus albus, streptoccus
viridians, strep. ahemolyticus, dufteroid, neisseia nonpathogen.
mikroorganisme pathogen yaitu staphyloccus aerus, strep.
Cara pengambilan sampel yaitu mulut propandus dibuka lebar,
lidah diletakkan dengan spatel tongue, abil sampel pada saat
selapit lender pada tenggorok dengan kapas usap steril lalu
dibuat sediaan mikroskopis pewarnaan gram, juga biakan pda
agar darah, serum Loffler dan agar darah telurrit [difteri]
e. Saluran cerna
Mikroorganisme komensal yaitu lactobacillus, kuman anaerob
yaitu genus bacteroides, clostridium, dan protozoa tertentu.
mikroorgansnme pathogen adalah E. coli, shigella, candi-da,
rotavrus.
Cara pengambilan sampel yaitu bahan pemeriksaan berupa tinja
ditampung dalam botol tertutup ulir. jika sulit mendapatkan tinja
dapat dipakai usap dubur. juga diamati ciri makroskopis yaitu
konsistensi serta ada tidaknya lendir, darah dan lain-lain
f. Darah
Dalam kondisi normal, darah streil sehingga tidak ada
mikroorganisme komensal. Mikroorganisme pathogen yaitu
staphyloccus aerus step.
Cara pengambilan sampel yaitu, darah diambil secara aseptic
menggunakan spuit injeksi steril dan dissposibble 5-10 ml, lalu
dimasukkan dalam media kaldu glukosa empedu [salmonella]
untuk mikroorganisme lain.Untuk mencegah pembekuan darah
dan mengahambat efek bakterisida darah, maka dapat dipakai
polianetal sulfont dalam kaldu glukosa, Biakan diinkubasi suhu
370C pemindahan biakan dilakukan setelah 24 jam, 96 jam dan
14 hari setelah inkubasi suhu 370C.
7

g. Saluran kemih
Mikroorganisme pathogen yaitu E. coli, proteus, citrobacter,
pseudomonas, strep. faecalis, moraxella, acinetobacter,
staphylococcus, salmonella, mycobacterium tuberculosis.
Cara pengambilan sampel untuk biakan selain tuberculosis,
urine porsi tengah ditampung pada wadah bertutup steril. pada
penderita tuberculosis, maka urine 24 jam ditampumg dlam
wadah kering dan bersih. bahan pemeriksaan harus segera
diperiksa. jika tidak memungkinkan diperiksa maka dapat
disimpan dalam 40C selama 3-4 jam.

B. Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah peningkatan jumlah semua komponen organisme
secara teratur. Multiplikasi sel adalah konsekuensi pertumbuhan pada organisme
uniseluler,pertumbuhan menyebabkan jumlah individu yang membentuk suatu
populasi atau kebudayaan.
Kelangsungan hidup organisme yang tumbuh secara lambat menunjukkan
bahwa persaingan untuk kelangsungan hidup biologic tidak selalu kearah
kecepatan.Spesies yang akan berkembang adalah spesies yang sukses bersaing
untuk mendapatkan zat makanan dan sukses menghindari pembinasaan oleh
predaror dan bahaya lingkungan lainnya.

Gambar 2.1 Kurva Pertumbuhan Bakteri


8

a. Fase Penyesuaian/adaptasi (A)


Fase penyesuaian mengambaran suatu periodic sekama sel-sel yang
kekurangan metabolit dan enzim akibat adanya kondisi yang tak
meenguntungkan pada akhir riwayat biakan sebelumnya beradaptasi
dengan lingkungan barunya.
Jika sel di ambil dari suatu medium yang sama sekali berbeda maka secara
generic tidak dapat tumbuh dalam medium yang baru namun pada kasus
ini akan terjadi suatu penyesuaian yang lama,yang mnggambarkan
periodic yang di perlukan dalam beberapa muatan dalam inokulum untuk
memperbanyak diri secukupnya sehingga terllihat adanya peeningkatan
jumlah sel.
b. Fase eksponensial (C)
Selama fase eksponensial,yang perhitungan matematikanya telah
dibahas,sel–sel berada dalam keadaan stabil.Materi sel baru disintesis
dengan kecepatan konstan,tetapi material yang baru itu sendiri bersifat
katalitik dan merasa meningkat secara eksponensial.keadaan tersebut
berlangsung sampai satu dari dua kejadian ini terjadi : kehabisan satu atau
lebih zat gizi di dalam medium atau produk metabolic toksik berakumulasi
dan menghambat pertumbuhan.Pada organisme aerob,nutrisi yang terbatas
biasanya adalah oksigen.
c. Fase keseimbangan maksimum (E)
Pada akhirnya kehabisan zat makanan atau penumpukan produk toksik
menyebabkan pertumbuhan berhenti secara menyeluruh.Namun terjadi
kehilangan sel yang lambat akibat kematian,yang diseimbangkan dengan
pembentukan sel baru melalui pertumbuhan dan pembelahan.
d. Fase penurunan : fase kematian (F)
Setelah suatu periode waktu pada fase keseimbangan,yang bervariasi
sesuai dengan organisme dan keadaann biakan,kecepatan kematian
meningkatkan sampai mencapai tingkat stabil.perhitungan matematik
kecepatan kematian yang stabil dibahas di bawah ini.seringkali setelah
sebagaian besar sel mati,kecepatan kematian menurun scara
9

drastic,sehingga sedikit sel yang hidup dapat bertahan selama beberapa


bulan atau bahkan beberapa tahun.padaa beberapa kasus dapat
mencerminkan pergantian sel,beberapa sel tumbuhan dengan zat makanan
yang dilepaskan dari sel yang mati dan mengalami lisis.
C. Pembiakan
Perkembang biakan bakteri dapat terjadi dengan dua cara sebagai
berikut:
a. Seksual
Reproduksi Seksual/Generatif (Rekombinasi Genetik) adalah
pemindahan secara langsung bahan genetic (DNA) di antara dua
sel bakteri melalui proses berikut:
1) Transformasi
Transformasi adalah perpindahan materi genetik berupa
DNA dari sel bakteri yang satu ke sel bakteri yang lain.
Pada proses transformasi tersebut ADN bebas sel bakteri
donor akan mengganti sebagian dari sel bakteri
penerima,tetapi tidak terjadi melalui kontak langsung.
Caratransformasi ini hanya terjadi pada beberapa
spesiessaja,Contohnya:Streptococcuspnemoniaeu,Haemopil
lus, Bacillus, Neisseria, dan Pseudomonas. Diguga
transformasi ini merupakan cara bakteri menularkan
sifatnya ke bakteri lain.Misalnya pada bakteri Pneumococci
yang menyebabkan Pneumonia dan pada bakteri patogen
yang semula tidak kebal antibiotik dapat berubah menjadi
kebal antibiotik karena transformasi..

Gambar 2.2 Transformasi


10

2) Transduksi
Transduksi adalah pemindahan materi genetik bakteri ke
bakteri lain dengan perantaraan virus. Selama transduksi,
kepingan ganda ADN dipisahkan dari sel bakteri donor ke
sel bakteri penerima oleh bakteriofage (virus bakteri). Bila
virus–virus baru sudah terbentuk dan akhirnya
menyebabkan lisis pada bakteri, bakteriofage yang
nonvirulen (menimbulakan respon lisogen) memindahkan
ADN dan bersatu dengan ADN inangnya, Virus dapat
menyambungkan materi genetiknya ke DNA bakteri dan
membentuk profag. Ketika terbentuk virus baru, di dalam
DNA virus sering terbawa sepenggal DNA bakteri yang
diinfeksinya. Virus yang terbentuk memiliki dua macam
DNA yang dikenal dengan partikel transduksi (transducing
particle). Proses inilah yang dinamakan Transduksi. Cara
ini dikemukakan oleh Norton Zinder dan Jashua Lederberg
pada tahun 1952.

Gambar 2.3 Transduksi

3) Konjugasi
Konjugasi adalah bergabungnya dua bakteri (+ dan –)
dengan membentuk jembatan untuk pemindahan materi
genetik. Artinya, terjadi transfer ADN dari sel bakteri donor
11

ke sel bakteri penerima melalui ujung pilus. Ujung pilus


akan melekat pada sel peneima dan ADN dipindahkan
melalui pilus tersebut. Kemampuan sel donor
memindahkan ADN dikontrol oleh faktor pemindahan
(transfer faktor = faktor F )

Gambar 2.4 Konjugasi


b. Aseksual
Reproduksi Aseksual/Vegetatif (Pembelahan Biner ) ini sifat sel
anak yang dihasilkan sama dengan sifat sel induknya. Pembelahan
biner mirip mitosis pada sel eukariot. Badanya, pembelahan biner
pada sel bakteri tidak melibatkan serabut spindle dan kromosom.
Pembelahan Biner dapat dibagi atas tiga fase, yaitu sebagai berikut:
1) Fase pertama, sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh
tegak lurus.
2) Fase kedua, tumbuhnya sekat akan diikuti oleh dinding
melintang.
3) Fase ketiga, terpisahnya kedua sel anak yang identik. Ada
bakteri yang segera berpisah dan terlepas sama sekali.
Sebaliknya, ada pula bakteri yang tetap bergandengan
setelah pembelahan, bakteri demikian merupakan bentuk
koloni.

Pada keadaan normal bakteri dapat mengadakan pembelahan


setiap 20 menit sekali. Jika pembelahan berlangsung satu jam,
maka akan dihasilkan delapan anakan sel. Tetapi pembelahan
bakteri mempunyai faktor pembatas misalnya kekurangan
12

makanan, suhu tidak sesuai, hasil eksresi yang meracuni


bakteri, dan adanya organisme pemangsa bakteri. Jika hal ini
tidak terjadi, maka bumi akan dipenuhi bakteri.

Gambar 2.5 Pembelahan Biner

D. Faktor-faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Pertumbuhan


Medium pertumbuhan yang cocok harus mengandung semua zat
makanan yang diperlukan oleh organisme agar dapat dibiakkan, dan
berbagai faktor seperti pH, temperature,dan aerasi harus dikontrol secara
cermat.
1. Suhu
Spesies mikroba yang berbeda membutuhkan suhu optimal yang amat
beragam untuk pertumbuhannya.Bentuk psikrofilik tumbuh paling baik
pada temperatur rendah (15-20 0C), bentuk mesofilik tumbuh paling
baik pada 30-37 0C, dan sebagian besar bentuk termofilik tumbuh
paling baik pada 50-600C. Sebagian besar organisme adalah mesofilik
30 0C adalah suhu optimal untuk banyak bentuk miroba yang hidup
bebas, dan temperatur tubuh pejamu adalah suhu yang optimal untuk
simbiosis hewan berdarah panas.
13

2. Tekanan Osmotik
Kadang-kadang, faktor-faktor seperti tekanan osmotik dan konsentrasi
gram harus dikendalikan. Untuk sebagian besar organisme, sifat-sifat
medium yang biasa sudah memuaskan. Namun, misalnya pada bentuk
yang hidup di laut dan organisme yang beradaptasi untuk tumbuh
dalam larutan gula yang kuat, fator-faktor harus dipikirkan. Organisasi
yang memerlukan konsentrasi garam tinggi disebut halofilik,
organisme yang memerlukantekanan osmotik tinggi disebut osmofilik.
3. Oksigen
Banyak organisme adalah obligat aerob, yang secara spesifik
memerlukan oksigen sebagai akseptor hidrogen.Beberapa organisme
bersifat fakultatif, mampu hidup secara aerob maupun anaerob, dan
organisme yang lain adalah obligat aerob, memerlukan zat selain
oksigen sebagai akseptor hidrogen dan menjadi sensitif terhadap
inhibisi oksigen.
4. Konsentrasi Ion Hidrogen
Sebagian besar organisme memiliki kisaran pH optimal yang cukup
sempit. pH optimal harus ditentukan secara empiris untuk masing-
masing spesies. Sebagian besar organisme (neutralofil) paling baik
tumbuh pada pH 6,0-8,0, meskipun beberapa bentuk (asidofil)
mempunyai pH optimal 3,0 dari yang lain (alkalifil) mempunyai pH
optimal 10,5.

E. Metabolisme
Metabolisme adalah proses-proses kimia yang terjadi di dalam tubuh
makhluk hidup/sel. Metabolisme disebut juga reaksi enzimatis, karena
metabolisme terjadi selalu menggunakan katalisator enzim.
Tiga mekanisme utama untuk menghasilkan energi metabolik adalah
fermentasi, respirasi, dan fotosintesis. Jika organisme sedang tumbuh,
sekurangnya satu mekanisme tersebut harus digunakan.
14

Nutrisi pada medium pertumbuhan harus mengandung semua unsur


yang diperlukan untuk sintesis organisme baru secara biologis. Nutrisi
digolongkan berdasarkan unsur-unsur yang disuplainya.

1. Sumber Karbon
Tanaman dan bakteri mampu menggunakan energi fotosintetik
untuk mereduksi karbon dioksida dengan menggunakan air. Organisme
tersebut masuk dalam kelompok autotrof, mahkluk yang tidak
memerlukan nutrisi organik untuk pertumbuhannya. Autotrof jenis lainnya
adalah kemolitotrof, organisme yang menggunakan substrat anorganik
seperti hidrogen atau tiosulfat sebagai suatu reduktan dan karbon dioksida
sebagai sumber karbon.
Heterotrof memerlukan karbon organik untuk pertumbuhan, dan karbon
organik harus dalam bentuk yang dapat diasimilasi.
2. Sumber Nitrogen
Nitrogen adalah komponen utama dari protein dan asam nukleat.
Mencakup sekitar 10% dari berat kering sel bakteri yang khas. Nitrogen
dapat disuplai dalam berbagai bentuk,dan kemampuan mikroorganisme
untuk mengasimilasi nitrogen juga berbeda-beda. Produk akhir dari semua
jalur asimilasi nitrogen adalah bentuk yang paling tereduksi dari unsur
nitrogen, yaitu ion amonium (NH4+).
15

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas kita bisa mengetahui bagaimana
pengelolaan spesimen yang benar terjaga kualitas spesimennya. Kita juga
dapat mengetahui apa manfaat pemeriksaan mikrobiologis.
Perkembang biakan bakteri yang terjadi dengan dua cara yaitu
Reproduksi Seksual/Generatif (Rekombinasi Genetik) adalah pemindahan
secara langsung bahan genetic (DNA) di antara dua sel bakteri dan
reproduksi aseksual/vegetatif (Pembelahan Biner ) ini sifat sel anak yang
dihasilkan sama dengan sifat sel induknya. Pembelahan biner mirip
mitosis pada sel eukariot. Badanya, pembelahan biner pada sel bakteri
tidak melibatkan serabut spindle dan kromosom
B. Saran
Demikian makalah yang telah kami buat, mohon maaf apabila
dalam penyusunan makalah ini banyak kesalahan dan kekurangan. Kritik
dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan tugas
selanjutnya dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua,
Aamiin
16

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad,Y.Mikrobiologi-Pertumbuhan Mikroba. https://www.scribd.com/doc/246876947


REPRODUKSI.MIKROORGANISME. [diakses 2 Desember 2015].

Brooks,Geo E dkk.2007.Mikrobiologi Kedokteran Jawetz,Melnick,dan


Adelberg.Jakarta:EGC.

Rismayenti.ReproduksiMikroorganisme.https://www.slideshare.net/ekoittihad/mikrobiolo
gi-pertumbuhan-mikroba.[diakses 17 November 2014].

Sri Hartati,Agnes.2015.Mikrobiologi Kesehatan;Peran Mikrobiologi dalam Bidang


Kesehatan.Yogyakarta:ANDI.

Anda mungkin juga menyukai