Anda di halaman 1dari 23

STRESS DAN MANAJEMEN STRESS

Oleh:

Meylia Chairunnisa
NIM :2124005

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MULIA BALIKPAPAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya
yang telah dikaruniakan kepada penulis. Dengan rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Penulis berusaha semaksimal
mungkin dalam menyelesaikan makalah dengan judul “Stress dan Manajemen
Stress”. Makalah ini dibuat sebagai hasil dari penugasan mata kuliah Pelayanan
Prima, Program Studi Manajemen Industri, Universitas Mulia Balikpapan.
Keberhasilan penulisan makalah ini tentu tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bu Linda Fauziyah Ariani, Dr., S.Pd., M.Pd selaku Dosen mata kuliah
Pelayanan Prima.
2. Rekan-rekan mahasiswa jurusan manajemen industri angkatan tahun 2021.
3. Dan semua pihak yang membantu penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca, terutama kepada Dosen pengampu mata kuliah Pelayanan Prima.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak.

Balikpapan, 29 Oktober 2022

Meylia Chairunnisa.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... 2


DAFTAR ISI ....................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 6
2.1 APA ITU STRES ....................................................................................... 6
2.2 FAKTOR – FAKTOR PEMICU STRES .................................................... 7
2.3 APA ITU MANAJEMEN SETRES .......................................................... 11
2.4 CARA MENGELOLA STRES ................................................................. 13
2.5 KIAT-KIAT MENGELOLA STRES INDIVIDU ..................................... 14
2.6 CARA LAIN ME-MANAJEMEN STRES ............................................... 16
2.7 KIAT-KIAT MANAJEMEN STRES DALAM PERUSAHAAN .............. 20
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 22
3.1 KESIMPULAN ........................................................................................ 22
3.2 SARAN .................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 23

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia adalah makhluk hidup yang memiliki akal sempurna
diabandingkan dengan makhluk hidup lain. Manusia tidak terlepas dari
banyaknya kesibukan yang dialami setiap hari. Belajar, bekerja, berolahraga,
dan lain lain. Padatnya kegiatan seperti ini membuat pikiran kita seringkali
kacau dan tidak terkontrol. Biasanya itu disebabkan karena manajemen yang
tidak baik dan menjadikan seseorang mengalami stress. Stress merupakan
masalah yang tidak dapat dihindaridan beresiko memiliki dampak yang serius
jika tidak diatasi dan apabila sudah pada tahap yang serius, maka akan
berpengaruh pada kehidupan.
Berbagai hal dalam kehidupan sehari hari dapat menimbulkan stress.
Penyebab stress sendiri sangat banyak, entah dari segi ekonomi, sosial, dan
juga pekerjaan. Menurut data, semakin hari semakin banyak orang-orang yang
mengalami stress. Banyak sekali orang-orang yang mengalami stress namun
tidak mengetahui ciri-cirinya. Jika mengetahuinya dari awal, maka kita dapat
mencegahnya. Stress yang membuat kesehatan mental menjadi terganggu
sangat berbahaya bagi kesehatan kesejahteraan psikologis. Tuntutan pekerjaan
menjadi salah satu penyebab paling tinggi stress, seperti banyaknya pekerjaan
yang menumpuk, tekanan dari atasan, dan lingkungan kerja yang tidak
nyaman.
Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Stress yang
menyangkut tentang pekerjaan adalah reaksi yang terjadi ketika pekerja
menghadapi situasi dimana tuntutan pekerjaan tidak sesuai dengan
kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan yang ia miliki sehingga harus
bekerja dan mencari tahu lebih giat dan keras untuk menyelesaikan
pekerjaannya. Tetapi, jika individu tersebut mampu melewati dan
meyelesaikan masalah tersebut dan dapat beradaptasi pada tekanan ditempat
kerja, maka akan menjadi keuntungan tersendiri karena meningkatkan
kemampuan (emotional skill) dari individu tersebut. Namun sebaliknya, jika
tidak bisa menghadapi dengan manajemen yang baik dan berfikir ia akan gagal
dan merasa frustasi, itu akan menimbulkan stress dan berpengaruh pada
kesehatan fisik.

4
1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas dalam penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa itu stress?
2. Apa saja jenis jenis stress?
3. Penyebab, faktor dan gejala stress
4. Bagaimana cara menghindari stress
5. Apa itu manajemen stress?
6. Strategi manajemen stress?
7. Cara mengontrol stress secara individu
8. Manajemen stress dalam perusahaan
9. Studi kasus terkait manajemen stress diperusahaan

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui mengenai stress


2. Untuk memahami berbagai jebis stress
3. Untuk mengetahui tentang manajemen stress
4. Untuk mengetahui bahaya stress
5. Untuk mengetahui penyebab dan cara mencegah stress

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 APA ITU STRESS


Stress bisa diartikan sebagai suatu individu yang tidak dapat menyesuaikan diri
antara kemampuan dan tuntutan di suatu keadaan sehingga menyebabkan
kecemasan-kecemasan negative dari diri sendiri. Biasanya keadaan ini diikuti
dengan serangan panik yang membuat tubuh sulit bereaksi secara normal karena
diiringi dengan emosi yang tidak terkendali.

STRESS MENURUT PARA AHLI

1. Terry Gregson (2007)


Stress berarti status dimana individu mengalami ketidakcocokan pada
tuntutan – tuntutan yang dialami dengan kemampuan yang ia miliki.
2. Novia Efrita, (2014)
Stress adalah kondisi yang berubah rubah dimana saat seseorang
menghadapi peluang dan tuntutan, stress adalah beban rohani yang
melebihi kapasitas maksimal rohani itu sendiri.
3. Peter Tyler (dalam Lubis 2009)
Stress merupakan perasaan tidak enak diakibatkan oleh persoalan yang
diluar kendali, atau reaksi spontan jiwa raga terhadap suatu perubahan
4. Terry Looker dan Olga Gregson (2005)
Stress didefinisikan sebagai suatu keadaan individu mengalami
ketidaksesuaian antara tuntutan yang didapat dan kemampuan untuk
menghadapinya. Dilihat dari bagaimana seseorang memandang tuntutan
tersebut dan bagaimana ia mengira bisa menghadapinya, maka bisa
ditentukan apakah seseorang itu merasa tidak setres, distress, atau eustress.
5. Kartini Kartono (dalam Lubis 2009)
- Suatu dorongan atau rangsangan yang menegangkan kapasitas daya
psikologiatau fisiologi suatu organisme
- Mirip dengan frustasi, dimana aktifitas yang mengarah pada
pencapaian suatu tujuan merasa seperti diganggu atau dipersulit tetapi
sebenarnya tidak ada yang menghalangi; kejadian ini biasanya diiringi
dengan perasaan khawatir dalam mencapai tujuan.
- Kekuatan yang dirasakan pada suatu sistem berupa tekanan-tekanan
fisik dan psikologis pad tubuh dan pribadi
- Kondisi dimana tubuh mengalami ketegangan fisik dan psikis yang
disebabkan oleh adanya rasa takut dan cemas.
- Poin-poin ini didukung oleh National Safety Council (2004) yang
menjelaskan bahwa stress adalah ketidakmampuan menghadapi

6
ancaman pada mental, fisik, emosional, dan spiritual manusia dimana
jika ini terus terjadi maka akan berpengaruh pada Kesehatan fisik.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, bisa disimpulkan bahwa stress merupakan
ketidakstabilan antara tuntutan dan kemampuan seseorang, dimana tuntutan yang
diberikan lebih besar dibandingkan dengan kemampuannya. Stress sangat
dikaitkan dengan kestabilan mental atau psikis seseorang dalam menghadapi
problematika kehidupan. Maka dari itu, jika seseorang sedang mengalami stress
berkepanjangan akan mempengaruhi kestabilan diri dan produktivitas kerjanya.

2.2 FAKTOR – FAKTOR PEMICU STRES


Faktor-faktor yang mengganggu kestabilan (stress) seseorang bisa bersumber dari
dalam maupun luar. Factor yang berasad dalam diri individu adalah biologis dan
psikologi, sedangkan factor yang berasal dari luar adalah factor lingkungan.
Peneliti Yusuf dan Nurihsan (2010), menjelaskan bahwa

Faktor Biologis
Factor (stressor) biologis meliputi factor keturunan, pengalaman hidup, ritme
biologis, makanan, waktu tidur, postur tubuh, kelelahan, penyakit, dan abnormal
adaptasi.
a. Factor keturunan (genetika)
Factor kecenderungan yang menyebabkan stress ini adalah proses
perkembangan pada saat di kandungan. Jika seorang ibu yang sedang
mengandung rutin dan suka mengkonsumsi minuman beralkohol, obat-
obatan, racut atau makanan yang membuat alergi, maka tentu saja itu
semua akan merusak sistem syaraf dan mengganggu pertumbuhan bayi
didalam kandungan. Kerusakan-kerusakan itu seperti kelemahan tubuh,
tidak berfungsinya organ, dan tingkah laku abnormal sehingga memicu
terjadinya stress.
b. Pengalaman hidup
Setiap orang memiliki pengalaman hidup yang berbeda–beda. Contoh
pengalaman yang dapat menyebabkan stres adalah: (1) pada masa kanak
kanak: sakit, demam, patah tulang, dan (2) pada masa remaja: masalah
penyesuaian pengembangan perasaan tidak bergantung pada orang lain
dan hal baru seperti kematangan organ seksual.
c. Waktu tidur
Setiap individu pasti memiliki waktu untuk tidur karena tidur adalah
kebutuhan yang sangat penting. Jika kurang tidur atau kualitas tidur buruk
karena tidak nyenyak, maka akan mengakibatkan kurang baik juga pada
dirinya, seperti: tidak dapat berkonsentrasi dengan baik, kurangnya
semakngat untuk menjadi seseorang yang produktif akibat kelelahan

7
(bekerja atau belajar), mudah tersinggung dan mengalami gangguan
halusinasi.
d. Diet kekurangan (malnutrisi) atau kelebihan nutrisi (makan yang
berlebihan)
Factor ini tentu mempengaruhi proses metabolisme tubuh. terganggunya
kadar gula yang normal dan mekanisme hemeostasis tubuh dapat
menyebabkan stress. Akibat lebih buruknya lagi adalah terjadinya
kelelahan yang berkepanjangan, pola tidur yang tidak teratur, dan jatuh
sakit.
e. Postur tubuh
Maksud dari postur disini adalah kerangka dan otot tubuh secara
keseluruhan: postur yang kurang sempurna atau normal dapat
mempengaruhi fungsi sistem-sistem organ tubuh, seperti (1) gerak-gerak
reflek, (2) sistem kardiovaskular (organ sirkulasi darah), dan (3) sistem
pencernaan. Bentuk tubuh yang baik dapat membuat sikap percaya diri
dan sifat ekstrovert, sedangkan bentuk tubuh yang kurang baik dapat
menumbuhkan rasa kurang percaya diri dan menimbulkan jiwa introvert.
f. Kelelahan (fatigue)
Kelelahan adalah kondisi dimana otot sensorik kehilangan kemampuan
atau kekuatanya untuk merespon stimulus (ransangan), sehingga itu dapat
menimbulkan stress.
g. Penyakit (disease)
Penyakit merupakan gangguan suatu fungsi atau struktur organ tubuh yang
mengakibatkan kegagalan dalam menolak datangnya stressor (factor
penyebab stress). Kemampuan seseorang untuk mencegah penyakit
berdasar pada sejumlah kegiatan penyeimbang yang kompleks, yaitu
proses hemeostasis atau kestabilan dinamis yang melibatkan berbagai
bagian tubuh untuk bekerjasama dengan yang lainnya. Jika mekanisme ini
mengalami gangguan, maka tubuh akan dengan mudahnya terserang oleh
stressor.
h. Adaptasi
Penyakit – penyakit yang bisa masuk ke dalam tubuuh manusia biasanya
disebabkan oleh reaksi penyesuaian diri yang tidak baik. Jika keadaan
tubuh sudah tidak baik maka akan mudah stress untuk menyerang individu
tersebut.

Faktor Psikologis
a. Persepsi
Apabila seseorang bisa mengendalikan persepsi terhadap sesuatu maka
dipastikan ia juga dapat mengendalikan sumber stress kerna kebanyakan
kasus stress disebabkan oleh sesuatu yang kita lihat atau dengar. Apa yang
dikatakan atau dilakukan seseorang akan berdampak bagi orang yang suka

8
terpengaruh orang lain (observer). Sebaliknya, jika seseorang tidak
memperhatikan sesuatu dari orang lain dan tetap percaya dengan pendapat
diri sendiri, maka stress bisa dihindarkan. Selama kita bisa mengendalikan
persepsi diri sendiri, maka kita juga bisa mengendalikan stress.

b. Perasaan dan emosi


Kemampuan untuk membedakan dan menerima setiap perasaan dan emosi
adalah hasil dari interaksi seseorang selama proses pendewasaan dan
pengalaman yang diterima secara berkala. Ada beberapa emosi yang
sangat dekat dengan stress, yaitu : kecemasan (kegelisahan), rasa bersalah,
kekhawatiran atau ketakutan, kemarahan, kecemburuan, kesedihan dan
rasa berduka.

c. Situasi
Situasi merupakan suatu kondisi atau keadaan dimana individu berada
pada suatu waktu. Kombinasi dari sensasi, perasaan atau emosi tertentu
dapat dirasakan sebagai situasi stress oleh seseorang tetapi tidak bagi
orang lain. Situasi yang dapat menyebabkan stress adalah: (1) ancaman,
yaitu keadaan yang membuat diri tidak nyaman, karena kejahatan,
kerusakan, keelakaan, bencana, dan lain-lain. Seseorang yang berpresepsi
semua situasi sebagai sesuatu yang mengancam maka akan mengalami
stres. (2) frustrasi, seseorang dikatakan frustrasi apabila ia merasakan
gangguan didalam tahap-tahap usahanya dalam mencapai tujuan tertentu.
Kondisi berkelanjutan seperti ini akan menimbulkan stres. (3) konflik,
keadaan ini bisa terjadi secara interpersonal (internal) atau intrapersonal.
Tidak mampunya individu mengatasi juga bisa menimbulkan stress. (4)
ketakutan, suatu ancaman bisa menyebabkan ketakutan. Jika seseorang
ketakutan, maka orang itu akan membayangkan sesuatu yang tidak
menyenangkan akan terjadi dan membuat pikiran menjadi emosi dan
stress.
d. Pengalaman hidup
Setiap kejadian memiliki keterlibatan perkembangan dalam hidup dan
beberapa diantara dapat membuat stress. Pengalaman hidup dibagi
menjadi 3 kategori yaitu perubahan hidup, masa transisi kehidupan (life
passages), dan krisis kehidupan (life crises). Kejadian traumatis
sebenarnya sangat dekat jika dianalisis hubungannya dengan stres. (a)
Perubahan hidup, perubahan hidup adalah peristiwa di mana reaksi
penanganan hal penting untuk dilakukan, seperti dalam hal perceraian,
kecelakaan, kesibukkan, dsb. Akumulasi sejumah pengalaman hidup
traumatis cenderung memengaruhi individu kepada stress yang lebih serius
baik secara fisik maupun mental. (b) Masa Transisi Kehidupan Dalam
kehidupan individu, ada saatnya masa stabil dan ada juga masa labil. Masa

9
labil ini dapat menyebabkan stres bagi sebagian individu di mana
perubahan sikap yang signifikan diperlukan dalam masa ini. Di masa
muda atau remaja, masalah-masalah baru mucul terkait dengan
penggunaan waktu, masalah penemuan identitas diri, dan pembaharuan
diri selalu mendesaknya. Jika remaja kurang dipersiapkan untuk
menyikapi atau menjalani perubahan tersebut secara wajar, maka tidak
sedikit remaja yang mengalami stress. (c) Krisis Kehidupan, krisis
kehidupan dapat diartikan sebagai perubahan status yang radikal dalam
kehidupan seseorang yang mengandung resiko baginya. Krisis kehidupan
bergantung kepada kesadaran (kognisi) dan penilaian (appraisal) setiap
individu.
e. Keputusan Hidup
Keputusan hidup bukan berarti keputusan yang diambil individu dalam
kesehariannya untuk menentukan pilihan-pilihan yang ada, namun
keputusan hidup memiliki konsekuensi psikologis yang lama yang akan
menentukan jalan hidup dan kesehatan mental individu. Teori analisis
transaksional menyatakan bahwa dalam menjalani kehidupan, setiap orang
akan berada dalam salah satu dari empat posisi kehidupan tersebut.
 I’M NOT OK – YOU’RE OK
 I’M NOT OK – YOU’RE NOT OK
 I’M OK – YOU’RE NOT OK
 I’M OK – YOU’RE OK
(Haris, 1967 dalam Yusuf dan Nurihsan, 2010).
f. Perilaku (Behavior) Perilaku secara umum didefinisikan sebagai semua
output dari setiap tingkatan hierarki dari sistem syaraf, seperti sensasi,
perasaan, emosi, kesadaran, penilaian, dan sebagainya. Lebih jauh lagi,
setiap perilaku di atas dapat menyebabkan stres dan juga dapat merupakan
akibat dari stres.

Faktor Lingkungan
a. Lingkungan Fisik
Hal ini seperti cuaca (sangat panas atau sangat dingin), peristiwa alam
(seperti gempa bumi, topan badai, banjir bandang, dan tanah longsor),
suasana gedung tempat bekerja yang tidak nyaman, perlengkapan kerja
yang tidak memadai, minimnya sumber air bersih, dan lingkungan yang
kotor atau polutif.
b. b. Lingkungan Biotik
Manusia modern cenderung menjadi pemangsa (predator) bagi makhluk
lainnya. Meskipun begitu mereka juga rentan untuk dimangsa. Pemangsan
manusia dewasa ini bukan lagi seekor serigala atau harimau, melainkan
makhluk microscopic, seperti: bakteri dan virus-virus yang menyebabkan

10
timbulnya penyakit atau kerusakan pada tubuh. Para dermatologis (ahli
penyakit kulit) memperkirakan bahwa pada umumnya setiap 1 cm kulit
manusia mengandung 25 juta organisme (bakteri).
c. Lingkungan Sosial
Yang menjadi sumber stress manusia pada dasarnya adalah manusia itu
sendiri, yaitu manusia dalam lingkungan kehidupan sosial yang lebih luas.
Lingkungan sosial yang dapat dikategorikan sebagai sumber stress,
diantaranya, kehidupan perkotaan, gaya hidup modern, suasana tempat
kerja (jenis pekerjaan yang monoton, tuntutan kerja yang berat, dan
pimpinan yang bersikap sewenang-wenang), dan iklim kehidupan keluarga
(ketidakharmonisan hubungan antar anggota keluarga atau antar orangtua
dengan anak, anak yang kurang mendapat perhatian orangtua dan
perceraian).

2.3 APA ITU MANAJEMEN SETRES


Manajemen stress adalah kemampuan untuk mengontrol dan mengatur
stress agar mengetahui penyebab dan cara-cara mengelola stress. Tujuan dari
adanya manajemen stress ini adalah supaya orang orang dapat lebih paham dan
dapat menguasai stress di kehidupan daripada di belenggu oleh stress itu sendiri,
dan juga memperbaiki kualitas hidup yang lebih baik. Di dalam Manajemen setres
bukan hanya ada cara untuk mengatasi, tetapi juga cara mengatasi secara efektif.

Manajemen stress merupakan usaha yang dilakukan seseorang untuk


mengatasi stress sehingga dapat mempelajari apa itu stress dan bagaimana cara
menghadapi stress jika itu terjadi pada kehidupan seseorang.

Stress dapat direduksi timbulnya atau dikelola tanpa memperoleh dampak


yang negatif. Manajemen stress lebih daripada sekedar mengatasinya, yakni
belajar menanggulanginya secara adaptif dan efektif. Pengelolaan atau manajemen
stress biasa disebut dengan istilah coping. Menurut R.S. Lazarus dan Folkman
(Yusuf dan Nurihsan, 2010) mendefinisikan coping sebagai proses mengelola
tuntutan (internal atau eksternal) yang ditaksir sebagai beban karena di luar
kemampuan diri individu. Coping terdiri atas upaya-upaya yang berorientasi
kegiatan dan intrapsikis untuk mengelola (seperti menuntaskan, tabah,
mengurangi atau meminimalkan) tuntutan internal dan eksternal dan konflik di
antaranya. Menurut Uno, (2006) menyatakan bahwa ketahanan menanggung stres
adalah kemampuan untuk tetap tenang dan berkonsentrasi, serta secara konstruktif
bertahan menghadapi kejadian yang gawat dan tetap tegar menghadapi konflik
emosi.
Dalam pengertian luas, ketahanan menanggung stress berarti kemampuan
untuk menghadapi peristiwa yang tidak menyenangkan dan situasi yang penuh

11
tekanan tanpa menjadi berantakan, dengan cara aktif dan positif mengatasi stres.
Manajemen stres menurut Taylor (dalam Segarahayu, 2013) meliputi 3 tahap,
yaitu:
1. Tahap pertama, partisipan mempelajari apakah stress itu dan
bagaimana mengidentifikasi stressor dalam kehidupan mereka
sendiri.
2. Tahap kedua, mereka memperoleh dan mempraktekan
keterampilan untuk mengatasi stress.
3. Tahap terakhir, partisipan mempraktekkan teknik manajemen stres
yang ditargetkan situasi penuh stres dan memonitor efektivitas
teknik itu.
Dalam melakukan manajemen stres terdapat beberapa cara yang dapat digunakan
setiap pekerja di lingkungan pelayanan untuk mengelola stres. Berikut ini ada
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengelola stres (dalam Priyoto, 2014)
berikut: (a) Konsentrasi, (b) Keterampilan belajar, (c) Istirahat yang cukup, (d)
Percakapan kalbu (e) Manajemen waktu, (f) Jaringan pendukung.
1. Berkonsentrasi: Konsentrasi adalah pemusatan pemikiran kepada suatu
objek tertentu, semua kegiatan membutuhkan konsentrasi. Dengan
konsentrasi individu dapat mengerjakan pekerjaan lebih cepat dengan hasil
yang lebih baik. Oleh karena itu konsentrasi sangat penting dan perlu
dilatih, pikiran tidak boleh dibiarkan melayang-layang karena dapat
menyebabkan gangguan konsentrasi dan menimbulkan stres.
2. Keterampilan belajar: Ada banyak hal yang perlu dipelajari, yang ingin
diketahui, ada banyak kegiatan yang ingin diikuti, waktu terbatas. Oleh
karena itu, agar tidak menjadi stres, mahasiswa perlu memiliki berbagai
skill belajar yang sesuai sehingga bisa belajar secara efektif juga efisien
dalam menggunakan daya dan waktu serta sumber lainya.
3. Istirahat yang cukup: Tubuh kita default memerlukan, jedah, istirahat.
Individu perlu belajar bagaimana speeding, tetapi up’ juga slowing dan
bila down’ kita terampil untuk tidak memiliki. Keterampilan istirahat,
santai (bukan leha-leha) maka besar kemungkinan akan mengalami stress.
4. Percakapan kalbu: Self talk yaitu percakapan kalbu, di mana individu
biasa mendengar apa yang kata hati atau hati nurani katakan. Isi
percakapan itu bisa positif, membuat kita optimis, tetapi sering kali juga
negatif, membuat kita tertekan-stress. Masih perlu lebih mengembangkan
arah percakapan dari diri sendiri kepada hati nurani ataupun kata hati,
sehingga terjadi percakapan timbal-balik antara kita dengan diri kita.
Dalam hal menangani stress, perlu bisa secara sadar mengganti isi
percakapan yang tidak mendukung dengan kalimat yang bisa mendukung.
Langkah ini biasa disebut percakapan kalbu. Hal terpenting adalah

12
bagaimana mengelola stres dengan sikap dan pola pikir yang tepat melalui
rasa syukur dan keikhlasan kepada sang penguasa kehidupan.
5. Manajemen waktu: Selain skill belajar, skill penting yang juga perlu
dikuasai untuk menangani stres adalah manajemen waktu, untuk keperluan
tersebut maka sangat perlu memiliki paradigma waktu yang tepat.
6. Jaringan pendukung: Manusia adalah mahluk sosial, jadi pada hakikatnya
tidak tahan sendirian, butuh perasaan tidak sendiri, tetapi punya sejumlah
orang yang saling peduli, yang akan merasa kehilangan ketika lama tidak
saling bertemu atau berkomunikasi. Dalam keadaan stres sebaiknya kita
berusaha bertemu dengan teman, sehingga paling tidak kita tetap punya
penghayatan tidak sendirian yang sungguh mencekam. Itulah sebabnya
dianjurkan kepada mahasiswa untuk membangun dan merawat jaringan
suportifnya sehingga bisa saling mendukung di saat diperlukan.

2.4 CARA MENGELOLA STRES


Umumnya, stres diungkapkan secara emosional sehingga bisa mengganggu
komunikasi yang terjadi antar manusia. Untuk itu, setiap perusahaan harus
memiliki strategi manajemen stress yang baik di dalam perusahaannya. Stephen P.
Robbins menjelaskan ada dua cara dalam mengelola stress, cara tersebut:

1. Melakukan Pendekatan Individual


Pendekatan individual sangat diperlukan untuk menentukan keberhasilan
manajemen stres di dalam suatu perusahaan. Beberapa pendekatan
individual tersebut di antaranya adalah menerapkan manajemen waktu
secara baik, meningkatkan waktu olahraga, melatih diri agar lebih rileks,
memperluas sosialisasi.

2. Melakukan Pendekatan Organisasional


Dalam hal ini, pendekatan organisasional dilakukan untuk mengelola stres
di dalam perusahaan yang umumnya dilakukan dengan beberapa metode,
yaitu:
 Membuat iklim perusahaan yang lebih mendukung.
 Melakukan seleksi secara personil dan juga penempatankerja yang
lebih baik lagi.
 Meminimalisir adanya kemungkinan konflik dan melakukan
klarifikasi peran perusahaan.
 Menetapkan tujuan secara lebih realistis.
 Membuat bimbingan konseling pada setiap karyawan.
 Mereset pekerjaan para karyawan.
 Dan melakukan perbaikan komunikasi dari dalam perusahaan.

13
2.5 KIAT-KIAT MENGELOLA STRES INDIVIDU
Beberapa hal berikut ini merupakan keterampilan dan perilaku yang penting untuk
mengurangi dan menciptakan ketahanan terhadap stres. Mengelola stres bukan
proses ajaib. Apabila melakukan hal-hal berikut ini (dummies.com, 2015):

1. Mengetahui bagaimana caranya untuk bersantai


Anda perlu mengetahui bagaimana cara untuk melepaskan ketegangan,
merilekskan tubuh Anda, dan menenangkan pikiran Anda. Tidak ada satu
cara yang tepat untuk bersantai bagi semua orang. Ada sebagian orang
yang merasa bahwa meditasi mungkin cara terbaik bagi mereka untuk
merasa santai. Namun, ada juga yang merasa santai dengan melakukan
olahraga. Setiap aktivitas yang mengalihkan perhatian Anda dari rasa
stress, maka lakukanlah. Seperti membaca buku, berjalan-jalan di taman,
mandi air panas atau hanya sekadar minum kopi.
2. Makan dan olahraga teratur
Makanan yang Anda konsumsi berperan penting dalam mengendalikan
tingkat stres yang Anda alami, atau mungkin malah membuat kadar stres
bertambah buruk. Sayangnya, Anda mungkin lebih sering makan makanan
yang tidak sehat, seperti makanan yang mengandung kafein, alkohol atau
lemak. Dalam keadaan stres, kemungkinan nafsu makan Anda akan
menjadi berlebihan, atau tidak niat makan sama sekali. Sebaiknya berhati-
hati dengan makanan yang Anda masukkan ke dalam mulut, ketika Anda
sedang stres. Makanan Anda dapat memengaruhi seberapa baik Anda
dalam menghadapi rasa stres. Tubuh Anda membutuhkan makanan yang
sehat dan seimbang, yang dapat memberikan nutrisi, vitamin, mineral, dan
elemen penting lainnya. Selain itu, jangan lupa untuk berolahraga secara
teratur. Libatkan tubuh Anda dengan aktivitas fisik setidaknya dua kali
dalam seminggu, atau lebih sering.
3. Tidur yang baik untuk kurangi stress
Mendapatkan waktu tidur yang cukup merupakan kunci dalam mengelola
stres yang Anda alami. Terlalu sedikit waktu Anda untuk tidur akan
membuat Anda lelah, kehabisan energi dan tidak siap untuk menghadapi
stres. Kebanyakan orang dewasa membutuhkan waktu tidur sebanyak 7
sampai 8 jam sehari. Anda dapat mengetahui apakah Anda mendapatkan
waktu tidur yang cukup, jika dari Anda bangun tidur sampai Anda selesai
beraktivitas, Anda tidak merasa lelah. Jika Anda tidak yakin, Anda dapat
melakukan percobaan pada akhir pekan untuk mengukur kadar kebutuhan
tidur Anda. Namun, perlu diingat bahwa terlalu banyak tidur juga tidak
baik untuk tubuh Anda.
a. Jangan khawatirkan hal-hal tidak penting
Anda harus mengetahui perbedaan antara apa yang benar-benar
penting dan yang tidak. Cobalah meletakkan segala sesuatu dalam

14
banyak perspektif dan bertanya, "Pada skala satu sampai sepuluh,
di angka berapa hal ini penting bagi saya?" Nilai terbanyak
mungkin bisa diambil dari terkena penyakit serius, kehilangan
orang terkasih, atau bangkrut dalam jumlah yang besar. Sedangkan
nilai terkecil bisa diambil dari jam tangan mati atau dompet yang
tertinggal di rumah.
b. Mengurangi kemarahan, mengurangi stress
Menghindari amarah dan melatih kesabaran adalah hal yang harus
Anda kuasai. Anda dapat belajar bagaimana mengatur ekspresi
kemarahan, kesedihan, dan penyesalan Anda. Banyak amarah
Anda berasal dari pikiran yang menyimpang. Anda mungkin
memiliki harapan yang tidak realistis dari orang lain dan dari diri
Anda sendiri, yang akan memicu kemarahan Anda ketika hal
tersebut tidak terpenuhi.
c. Kelola waktu secara efisien
Ketahui perbedaan antara bagaimana Anda menghabiskan waktu
Anda dengan bagaimana Anda membuang-buang waktu Anda.
Belajarlah menggunakan waktu secara efektif dengan mengatur
jadwal kegiatan Anda. Anda dapat menggabungkan antara daftar
kegiatan Anda, dengan sebuah kalender (kertas maupun digital).
Jika Anda mampu mengatur jadwal Anda dengan baik, Anda
mempunyai kontrol atas waktu Anda. Selain itu, Anda juga bisa
mendapatkan gambaran tentang hal-hal yang harus diubah.
d. Dapatkan yang kuat
Jangan pernah mengabaikan orang-orang yang berarti dalam hidup
Anda. Menghabiskan waktu bersama dengan keluarga, teman,
kenalan, atau orang lain dalam hidup Anda dapat meminimalisir
stres. Carilah orang-orang yang mau mendengarkan dan peduli
pada Anda. Selain itu, Anda juga dapat mencoba hal yang baru,
seperti datang ke perpustakaan atau berolahraga. Tempat ibadah
juga dapat membuat Anda berhubungan dengan orang-orang yang
mau berbagi nilai dan tujuan hidup. Anda dapat menolong dan
bertemu dengan banyak orang.
e. Hiduplah sebagai diri sendiri
Anda dapat mencoba untuk melihat kembali nilai dan tujuan hidup
Anda, apakah itu benar-benar mewakili diri Anda. Mencoba
meraih nilai dan tujuan yang tidak sesuai dengan Anda, tidak akan
membuat Anda bahagia. Tanyakan pada diri Anda, "Apa yang
benar-benar saya inginkan dalam hidup? Apa hal-hal yang paling
penting untuk saya?"
f. Humor untuk meredakan stress

15
Coba sesekali untuk menertawakan kerepotan dan gangguan hidup
yang Anda alami. Jangan dirasakan terlalu serius, Anda dapat
menertawakan diri sendiri. Ingatlah bahwa dia yang tertawa adalah
dia yang hidup.

2.6 CARA LAIN ME-MANAJEMEN STRES


Stress tidak bisa dihindarakan, karena stress merupakan salah satu bagian dari
perkembangan menuju kedewasaan. Sehingga yang bisa kita lakukan adalah
memanagement stress, bagaimana kita bisa menyikapi stres supaya kehidupan
tetap terus berjalan. Berikut beberapa cara manajemen stres yang bisa kita latih:

A. Action Based Strategies (ABS)


Action Based Strategies (ABS) ini meliputi job analysis, managing
your boundaries dan the breaking point. Job analysis adalah kegiatan
mencatat, mempelajari dan menyimpulkan keterangan-keterangan atau
fakta-fakta yang berhubungan dengan masing-masing jabatan secara
sistematis dan teratur (Susan M. Heathfield). Managing your
boundaries adalah pembatasan diri tentang hal-hal yang boleh
dilakukan baik diri sendiri maupun oleh orang lain terhadap diri kita.
Penetapan batas diri merupakan cara tegas dan bertanggungjawab
untuk membuat orang lain yakin menghormati kebutuhan seseorang
dan seseorang akan menghormati orang lain. Batas adalah pagar
simbolis, di definisikan oleh nilai-nilai diri, yang melindungi
keyakinan diri, ide-ide, emosi, hak, kebutuhan dan ruang pribadi
(Stuart & Sundeen, 1995). The breaking point adalah salah satu
strategi manajemen stress yang menekankan pada keberanian
seseorang untuk keluar dari batasan-batasan, kebiasaan atau rutinitas
yang dianggap membatasi diri seseorang dan menjadi stressor
tersendiri (Stuart, Gail W. 2009).

b. Perception Based Strategies (PBS)


Perception Based Strategies (PBS) ini meliputi positive thinking;
thought awareness, rational thinking, positive; cognitive
restructuring, imagery dan using afirmations. Positive thinking adalah
mengubah cara pandang negatif menjadi positif dengan tujuan
mengetahui penyebab perasaan negatif yang dirasakan, membantu
mengendalikan diri dan membantu pertumbuhan probadi (Burn,1980
dalam Varcarolis, 2006).
Thought awareness, rational thinking, positive thinking adalah
tindakan mengubah pemikiran negatif yang berasal dari persepsi yang
tidak tepat. Bertujuan untuk mengubah pemikiran negatif atau

16
persepsi yang tidak tepat menjadi pemikiran positif dengan proses
menyadari secara rasional (Cornier,1985). Cognitive restructuring
adalah menata kembali pikiran yang menyebabkan timbulnya stress,
perasaan tidak bahagia dan suasana hati serta pemikiran negatif yang
tidak perlu menjadi pikiran yang positif. Kegiatan ini dapat membantu
kita mengubah suasana hati sehingga kita bisa mendekati situasi
dalam kerangka berpikir positif (Cornier, 1985). Imagery adalah suatu
teknik visualisasi untuk membantu tubuh memasuki fase relaksasi
sehingga dapat membantu mengelola stres dan mereduksi ketegangan
dengan cepat dan mudah (Rossman, 2001). Afirmations adalah latihan
untuk pernyataan/penetapan/penegasan/peneguhan yang positif secara
berulang-ulang untuk berpikir dan bertindak dengan cara yang baru
(Kristyaningsih, Keliat, Helena, 2009).

d. Coping Strategies (CS)


Coping Strategies (CS) ini meliputi Toffler’S Stability Zones,
Meditation, How ToBe Patient, Ready For a Real, Surviving Business
Travel Vacation.
Toffler’S Stability Zones adalah sesuatu hal yang membuat kita merasa
aman dan terlindung dari hal-hal yang mengancam diri kita. Jenis
zona stabilitas terdiri dari orang, tempat, ide, hal-hal (harta benda),
dan organisasi. Bertujuan untuk memberikan rasa nyaman,
menciptakan suasana santai, memberikan rasa aman dan terlindungi.
Meditation berasal dari bahasa latin” meditatum”, dalam bahasa
inggris berarti” to ponder”, jika diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia sama dengan kontemplasi. Meditasi dapat didefinisikan
sebagai suatu aktivitas yangmengakibatkan hubungan erat dengan
Tuhan. Meditasi adalah menunggu. Menunggu berarti bersungguh-
sungguh membiarkan sebuah proses berlangsung secara lengkap.
Seseorang yang dapat menunggu adalah orang yang mempunyai
kepercayaan dan oleh karena itu dia mempunyai kesabaran untuk
menunggu. Jadi kemampuan untuk menunggu menggambarkan
kesabaran dan kepercayaan. Meditasi sangat membantu
membersihkan pikiran kita dan meningkatkan konsentrasi. How To Be
Patient adalah sebuah keadaan dimana seseorang menunjukkan
perilaku yang mampu mengendalikan dirinya dan menahan respons
sesuatu yang tidak disenangi tepat ketika sesuatu itu terjadi pertama
kali. Sabar dalam bahasa Indonesia berarti: tahan menghadapi cobaan
seperti tidak lekas marah, tidak lekas putus asa dan tidak lekas patah
hati. Ready For a Real Vacation, vacation adalah suatu perjalanan
khusus (a spesifictrip or journey) untuk rekreasi dan wisata. Bertujuan
untuk menurunkan stress, menjaga kesehatan fisik dan mental,

17
meningkatkan kualitas tidur dan menjaga suasana hati (mood).
Surviving Business Travel adalah membuat suatu perjalanan bisnis
menjadi menarik, sehingga menjauhkan dari stres selama perjalanan
bisnis.

e. Managing Performances Stress (MP)


Managing Performances Stress (MP) ini meliputi performance
planning, centering. Performance planning, adalah membuat daftar
rencana kerja yang digunakan untuk mempersiapkan pekerjaan.
Bertujuan untuk meningkatkan ektifitas dan efesiensi kerja. Centering
atau keterpusatan yaitu merupakan suatu teknik atau cara yang
dipergunakan untuk menyatukan dan mengelola seluruh energi yang
dimiliki oleh individu dalam kehidupannya. Bertujuan untuk belajar
menenangkan pikiran selama stres dengan mengubah stres menjadi
konsentrasi.

f. Relaxation & Sleep (RS)


Relaxation & Sleep (RS) ini meliputi physical relaxation techniques;
howtorelax after a hard day; rest, relaxation & sleep; getting a good
night’s sleep. Physical relaxation techniques adalah suatu metode
melakukan napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi secara
maksimal) dan menghembuskan napas secara perlahan. Bertujuan untuk
merelaksasi otot-otot wajah, mengurangi hotflashes pada wanita
menopause, menurunkan tekanan darah, menurunkan resiko serangan
jantung. How to relax after a hard day adalah strategi terapeutik yang
dapat diterima dan sering digunakan dalam terapi psikologis, biasa
digunakan pada klien dengan kecemasan (Stuart, 2009). Relaksasi setelah
mengalami hari yang berat adalah merilekskan tubuh dari ketegangan dan
tekanan dari pekerjaan atau tugas-tugas lain setelah beraktivitas yang
berat. Setiap individu memiliki cara masing-masing untuk relaksasi, ada
yang merasa rileks dengan melakukan aktivitas motorik seperti olahraga,
jogging, dan latihan fisik lain. Sementara yang lainnya merasa rileks
dengan teknik pernafasan dan relaksasi otot progresif (Townsend, 2009).
Bertujuan untuk menurunkan ketegangan dan kecemasan. Rest, relaxation
& sleep adalah penatalaksanaan stres dengan cara pemenuhan kebutuhan
istihat dan tidur. Bertujuan untuk mengurangi ketegangan otot,
menurunkan kelelahan tubuh, menjernihkan pikiran yang selama ini
tertekan, mengurangi stress, menurunkan kecemasan. Getting a good
night’s sleep adalah kondisi tidur malam yang sempurna yang merupakan
cara terbaik untuk mendapatkan kembali energi yang telah digunakan
selama seharian untuk bekerja atau beraktivitas. Bertujuan untuk

18
membantu menghilangkan stress di pagi hari sehingga dapat memulai hari
dengan rasa segar dan penuh energi.

g. Self-Confidence & Self-Esteem (SC-SE)


Self-Confidence & Self-Esteem (SC-SE) ini meliputi how to
confident areyou;building self confidence, boosting your self; beating
self sabotage. How to confident are you adalah sikap atau keyakinan
atas kemampuan diri sendiri sehingga dalam tindakan-tindakannya
tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang
sesuai keinginan dan tanggung jawab atas perbuatannya, sopan dalam
berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan prestasi serta dapat
mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Bertujuan agar
individu mampu menilai tingkat self confident. Building self
confidence adalah membangun rasa percaya diri. Bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan tentang cara membangun kepercayaan
diripada seseorang dan mengidentifikasi cara membangun
kepercayaan diri. Boosting your self meningkatkan harga diri. Stuart
(2009), mengatakan bahwa harga diri adalah penilaian individu
terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh
perilaku memenuhi ideal dirinya. Salah satu komponen konsep diri
yaitu harga diri dimana harga diri adalah penilaian individu tentang
pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai
dengan ideal diri (Keliat, 1999). Dapat diartikan bahwa harga diri
menggambarkan sejauh mana individu tersebut menilai dirinya
sebagai orang yang memiliki kemampuan, keberartian, berharga, dan
kompeten. Sementara itu, Buss (1973) memberikan pengertian harga
diri sebagai penilaian individu terhadap dirinya sendiri, yang sifatnya
implisit dan tidak diverbalisasikan. Bertujuan meningkatkan
penerimaan diri dan meningkatkan rasa percaya diri
Beating self sabotage, sabotase diri (self-sabotage), atau merusak atau
menggagalkan diri, adalah semacam perilaku disadari atau tak disadari
yang menggerogoti kesempatan untuk keberhasilan dan keberhasilan
seseorang didalam hidupnya. Bertujuan untuk memahami bahwa
sabotase diri terjadi bukan karena seseorang lemah, melainkan, karena
impian seseorang yang lemah; mengambil tindakan dan menggunakan
teknik Mengalahkan Sabotase Diri untuk memperkuat daya tarik dari
mimpi seseorang untuk menghindarI sabotase diri.

g. Anger Management.
Anger Management ini meliputi how good is your anger management,
anger. Management How good is your anger management, marah
adalah kondisi emosional yang bervariasi mulai dari yang ringan

19
sampai berat dan kasar. Respon ini diikuti dengan perubahan secara
fisiologis dan biologis seperti peningkatan detak jantung, tekanan
darah dan level hormone epinephrine dan nor-epinephrine (APA, 2006
dalam Townsend, 2009). How good is your anger management adalah
satu metoda atau cara untuk mengukur kemampuan individu dalam
mengontrol marah. Bertujuan untuk menilai kemampuan individu
dalam mengontrol marah, mengukur sejauh mana individu berisiko
mengalami marah secara maladaptif, mengetahui terapi yang tepat
diterapkan pada tiap level marah. Anger management adalah proses
belajar bagaimana untuk "tenang" dan meredakan emosi negatif dari
kemarahan sebelum sampai ke tingkat yang lebih merusak. Bertujuan
untuk mengembangkan teknik untuk menghadapidan mengusir respon
negatif dan emosi sebelum menyebabkan stres, kecemasan dan
ketidaknyamanan.

2.7 KIAT-KIAT MANAJEMEN STRES DALAM PERUSAHAAN


Di dalam perusahaan, manajemen stress umumnya dilakukan oleh pihak manajer
HRD yang memiliki tugas dalam menangani kualitas SDM perusahaan. HRD
nantinya akan berhubungan secara pribadi dengan SDM perusahaan, sehingga
memiliki peranan penting dalam menangani berbagai kasus stress di dalam
lingkungan perusahaan. Ada beberapa tips untuk bisa menerapkan manajemen
stress di dalam perusahaan adalah sebagai berikut:

a. Identifikasi perilaku dan kebiasaan yang bisa menyebabkan stress.


Stress yang terjadi di lingkungan kerja tidak hanya terjadi karena
adanya pekerjaan yang menumpuk dan tidak bisa terselesaikan saja.
Namun, stress juga bisa disebabkan karena permasalahan yang ada di
rumah, seperti adanya konflik dengan teman, anggota keluarga, utang
yang besar, atau masalah lainnya. Berbagai teori psikologi banyak yang
mengatakan bahwa untuk mengatasi stress karena hal tersebut bisa
diatasi dengan cara menulis atau bercerita dengan pihak lain. Manajer
HRD mungkin memang tidak bisa ikut campur dalam kehidupan
pribadi karyawan, tapi bisa diatasi dengan cara mendekatkan diri dan
saling bertukar pikiran. Kedekatan secara psikologis ini nantinya akan
memberikan efek yang besar dalam mengurangi beban pribadi seorang
karyawan.

b. Menyediakan perlengkapan olahraga di perusahaan


Saat ini, ada beberapa perusahaan yang menyediakan layanan fitness
secara gratis untuk karyawan. Cara ini bisa dijadikan saran untuk pihak
manajer dalam menyediakan fasilitas untuk membantu mengurangi

20
stress karyawannya. Dengan adanya fasilitas olahraga secara gratis,
maka akan mampu mengurangi kebiasaan mengatasi stress dengan cara
yang tidak sehat seperti minum minuman beralkohol. Olahraga juga di
klaim mampu mengatasi fokus dan meningkatkan konsentrasi setiap
karyawan.
c. Bersosialisasi dengan orang lain
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, untuk mengatasi tekanan
dalam lingkungan kerja, maka pihak perusahaan bisa memberikan
pekerjaan secara tim agar mampu mengurangi stress karyawan dalam
bekerja. Dengan bekerja secara tim, maka akan ada interaksi dengan
rekan kerja dan secara tidak langsung akan melahirkan sosialisasi yang
tinggi di dalam lingkungan perusahaan. Selain itu, bersosialisasi juga
akan mengeluarkan suatu hormon yang akan membuat pikiran menjadi
senang. Salah satu contoh yang bisa dilakukan adalah membantu orang
lain.
d. Membiasakan gaya hidup sehat
Bila perusahaan memberikan fasilitas makan siang di kantor,
disarankan agar manajer HRD lebih memilih menu makan yang sehat.
Dengan memberikan makanan yang baik dan sehat untuk karyawan,
maka tingkat konsentrasi dan fokus mereka akan meningkat. Hal
tersebut juga bisa dijadikan sebagai bentuk penghargaan atas performa
SDM perusahaan. Beberapa gaya hidup sehat lain yang bisa disarankan
oleh manajer HRD adalah dengan tidak menggunakan obat terlarang,
tidur yang cukup, tidak meminum minuman keras, konsumsi makanan
sehat, menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, menggunakan smartphone
secukupnya, menghadapi masalah dengan cerdas, ikut andil dalam
berbagai kegiatan, serta tidak menimbulkan tekanan jiwa pada orang
lain.
e. Menerapkan 4A (Avoid, Alter, Adapt, Accept)
Pihak manajemen bisa memprediksi apa saja yang bisa menyebabkan
stress di lingkungan kerja, seperti tugas atau deadline dengan tekanan
yang tinggi. Tekanan kerja seperti ini bisa dihadapi dengan cara
menghindari pekerjaan yang bisa membuat stress, mengubah respon
penyebab stress, beradaptasi dengan pekerjaan yang menyebabkan
stress, dan menerima berbagai hal yang tidak bisa diubah.
f. Menyediakan waktu untuk bersantai
Selain dengan berolahraga, melakukan kegiatan santai dan bersenang-
senang akan secara efektif mengurangi rasa stress. Setiap individu pasti
mempunyai kegiatan yang mereka sukai, dengan melakukan kegiatan
tersebut di waktu senggang, maka stres mereka akan teralih.

21
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan lengkap di atas, bisa kita simpulkan bahwa manajemen


stress adalah suatu bentuk upaya mengelola hidup, emosi, pikiran serta cara
menangani masalah. Manajemen stress ini bisa dilakukan dengan melakukan
perubahan dalam diri seseorang jika memang sedang berada dalam tekanan secara
terus-menerus. Contohnya adalah dengan mencegah stres dengan merelaksasi diri
dan mengelola respon atas suatu kondisi.

3.2 SARAN
A. Karena stres tidak bisa dihindari, sehingga yang bisa kita lakukan adalah
mengelola stress dengan baik agar tidak menimbulkan akibat lanjut yang
membahayakan fisik maupun psikis. Kemampuan individu dalam
mengelola stress sangat menentukan tercapainya keseimbangan dan
kesehatan mental.
B. Setiap individu hendaknya mampu dan memiliki pengetahuan untuk
meminimalkan dampak akibat stress yang dialami.
C. Hendaknya memilih beberapa cara pencegahan terhadap stress yang
sesuai.
D. Melakukan beberapa metode penanganan terhadap stress yang sesuai
dengan kemampuan dan kondisi individu.

22
DAFTAR PUSTAKA

Badrianto, Yuan., Pratiwi, Ratih., Suprianto, Suharyat,Yayat,. Firmansyah,


Hamdan,. Rezeki, Fitri, Ginting, Rahmanita,.Purnomo,, Mochamad,.
Wardhana, Aditya, Nuha, Ulin, Muhammda,. Priyantono, Ponco,. Jummadi

Pratiwi Andriani Endah. (2021). Perilaku Organisasi. Bandung : Penerbit Media


Sains Indonesia.

Wicaksana, A., Seta., Ardani, Sarah, Siti. (2022). Psikologi Pelayanan, Kunci
Pelayanan Prima di Masyarakat 5.0. Penerbit Dd Publishing.

23

Anda mungkin juga menyukai