KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
C. Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Stres........................................................................................
1. Stres....
2. Manajemen Stres....................................................................................
3. Stres dan Pekerjaan................................................................................
B. Tahapan Stres
C. Tanda-Tanda Stres
D. Dampak Stres
E. Penyebab Stres............................................................................................
F. Tempat-Tempat yang dapat menyebabkan
Stress...................................................................
G. Orang-Orang Yang Dapat Mengalami Stres
H. Waktu Terjadinya Stres
I. Cara Mengendalikan Dan Mengatasi
Stres....................................................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
C. Daftar Pustaka..............................................................................................
Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sejarah manusia struktur sosial dan ekonomi kehidupan modern sekarang ini telah
menciptakan lebih banyak stress dibanding masa-masa sebelumnya. Pekerjaan, broken home dan
ada beberapa sumber atau penyebab stress secara umum (yang oleh para psikolog disebut
stressor) bisa berupa bencana besar (angin badai, tsunami, gempa bumi) kejadiaan-kejadian di
dalam kehidupan individu (kehilangan pekerjaan, kehilangan orang yang dicintai karena
kematian atau putus cinta) kondisi yang tidak menyenangkan (tinggal disuatu daerah yang
berhimpit dan bising) dan masih banyak penyebab-penyebab stress yang lain.
B. Rumusan Masalah
A. Apa itu stress?
B. Mengapa orang mengalami stress?
C. Dimana orang bisa stress?
D. Siapa saja yang dapat mengalami stress?
E. Kapan orang bisa stress?
F. Bagaimana menghindari dan mengatasi stress?
C. Tujuan
Penyusunan makalah mengenai stres ini, bertujuan untuk :
1. Memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan Mental;
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan stres dan bagaimana stres dalam kehidupan.
3. Mengetahui gejala stres.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Stres.
STRES
Stres adalah suatu rangsangan yang menegangkan psikologis dari suatu
organisme,tekanan-tekanan fisik dan psikologis yang menekan organ tubuh dan atau
dirisendiri,suatu keadaan ketegangan psikologis karena / kecemasan.Kata stres telah
digunakan sejak awal tahun 1900-an untuk menggambarkan situasi yang menimbulkan
perubahan secara fisik dan psikis dalam diri kita.Sulit untuk mengartikannya karena stres muncul
dalam begitu banyak bentuk. Tiap orang memandang stress secara berbeda-berbeda. Stres dapat
menjadi berbahaya atau malahan membantu, tergantung keadaan.Beberapa stres menguntungkan
karena memotivasi kita untuk meningkatkan kinerja dan membuat perubahan-perubahan dalam
hidup kita. Jika kita tidak memiliki stres , kita tidak akan melakukan fungsi apa pun..
Stress adalah tanggapan atau reaksi tubuh terhadap berbagai tuntutan atau beban atasnya
yang bersifat non spesifik. Namaun disamping itu stress dapat juga merupakan factor pencetus,
penyebab sekaligus akibat dari suatu gangguan atau penyakit.Stres dapat terjadi akibat adanya
pemicu, misalnya sebuah situasi atau peristiwa yang terjadi pada kita.
Peristiwa tersebut dapat bersifat fisik maupun emosional, seperti kecelakaan
mobil,perdebatan di kantor , kehilangan pekerjaaan, atau kehilangan orang yang kita kasihi.Stres
juga bisa timbul akibat respon fisik dan psikis kita terhadap peristiwa tersebut. Itu bisa berupa
respon terhadap ancaman yang kita rasakan atau yang sebenarnya belum terjadi, tapi kita
khawatirkan akan terjadi, seperti tidak mendapatkan promosi di kantor. Dalam beberapa kasus,
persepsi lebih menguasai kita daripada kenyataan. Tak peduli bahwa peristiwa tersebut tidak
akan pernah terjadi ancamannya sendiri sudah cukupuntuk menimbulkan respons dalam bentuk
stress.
Stres bisa timbul akibat tuntutan- tuntutan yang kita letakkan dalam diri kita.Mialnya
berusaha menjadi seorang perfeksionis atau disukai oleh setiap orang.Tak sesuatu pun yang kita
lakukan cukup sempurna sehingga kita dapat terus-menerus mengulangi atau memperbaiki tugas
tertentu untuk dapat dilakukan dengan sangat tepat.Beberapa orang menghabiskan seluruh hidup
mereka dengan berusaha menyenangkan setiap atau mengungguli mereka.Mereka menciptakan
tekanan dan tuntutan yang amat besar terhadap diri mereka sndiri untuk sedapat-dapatnya
mencapai tingkat kesempurnaan dan penerimaan yang memungkinkan.
Stres juga bisa menjadi respons terhadap sebuah situasi positif, seperti pindah kerumah
baru, mendapatkan promosi, menikahkan anak.Dalam beberapa kasus orang menunjukkan
ketakutan dan kecemasan dan beberapa lagi hampir tidak mampu mengatasinya.Stres
menimbulkan lebih banyak tuntutan terhadap tubuh, baik fisik maupun mental. Saya memakai
istilah penyebab stress untuk menunjukan situasi dan peristiwa yang menciptakan sebuah
respons, dan istilah stress sebagai reaksi tubuh terhadap penyebab tersebut.
Jika diamati serangkaian perubahan biokimia dalam sejumlah organisme yang
beradaptasi terhadap berbagai macam tuntutan lingkungan. Rangkaian perubahan ini dinamakan
general adaptation syndrome yang terdiri dari tiga tahap . Tahap pertama dinamakan
tahapalarm(tanda bahaya). Organisme berorientasi terhadap tuntutan yang diberikan oleh
lingkungannya dan mulai menghayatinya sebagai ancaman.Tahap ini tidak dapat tahan
lama.Organisme mamasuki tahap kedua, tahap resistance (perlawanan).Organisme
memobilisasi sumber-sumbernya supaya mampu menghadapi tuntutan.Jika tuntutan berlangsung
terlalu lama, maka sumber penyesuaian ini mulai habis dan organisme mencapai tahap terakhir,
yaitu tahap exhaustion (kehabisan tenaga).
Jika seseorang untuk pertama kali mengalami situasi penuh stres,maka mekanisme
pertahanan dalaam badan diaktifkan: kelenjar-kelenjar
mengeluarkan/melespakanadrenalin,cortisonedanhormon-hormon lain dalam jumlah yang
besar,dan perubahan-perubahan yang terkoordinasiberlangsungdalam system saraf pusat (tahap
alarm).jika exposure (paparan) terhadap pembangkit stress bersinambung dan badan mampu
menyesuaikan,maka terjadi perlawanan terhadap sakit.reaksi badaniah yang khas terjadi untuk
menahan akibat-akibat daripembangkit stres (tahap resistance).Tetapi jika paparan terhadap
stress berlanjut, maka mekanisme pertahanan badan secara berlahan-lahan menurun sampai
menjadi tidak sesuai,dan satu dari organ-organ gagal untuk berfungsi sepatutnya. Proses
pemunduran ini dapat mengarah ke penyakit dari hampir semua bagian dari badan (tahap
exhaustion).
Menurut Selye jika reaksibadan tidak cukup,berlebihan,atau salah,maka reaksi badan itu
sendiri dapat menimbulkan penyakit. Hal ini dinamakan diseases dapat menimbulkan penyakit.
Hal ini dinamakan diseases of adaptation (penyaakit dari adaptasi),karena penyakit-penyakit
tersebut lebih disebabkan oleh reaksi adaptasi yang kacau dari badan kita dari pada oleh hasil
yang merusak langsung dari penimbul stres. Misalnya gastrosintestianl ulcers
(puru/nanahdariperut),tekanan dari tinggi,penyakit jantung ( cardiac incidents),alergi,dan
berbagai jenis kekacauan/gangguan mental.
MANAJEMEN STRES
Manajemen strees adalah kemampuan untuk mengendalikan diri ketika situasi orang-
orang, dan kejadian-kejadian yang ada memberi tuntutan yang berlebihan.Tidak ada seorangpun
yang bisa menghindarkan diri dari stres.Namun stres dapat bisa dikelola sehingga justru dapat
menimbulkan nilai positif bagi seseorang.Stres tidak boleh dihilangkan sama sekali karena dia
membantu kelangsungan hidup dan memberikan kelangsungan hidup (Mudjaddid,Diffy:2005).
Stres di tempat kerja merupakan hal yang hampir setiap hari dialami oleh para pekerja di
kota besar. Masyarakat pekerja di kota-kota besar seperti Jakarta sebagian besar merupakan
urbanis dan industrialis yang selalu disibukkan dengan deadline penyelesaian tugas, tuntutan
peran di tempat kerja yang semakin beragam dan kadang bertentangan satu dengan yang lain,
masalah keluarga, beban kerja yang berlebihan, dan masih banyak tantangan lainnya yang
membuat stres menjadi suatu faktor yang hampir tidak mungkin untuk dihindari. Stres di tempat
kerja menjadi suatu persoalan yang serius bagi perusahaan karena dapat menurunkan kinerja
karyawan dan perusahaan. Sebuah lembaga penelitian terhadap stres di Amerika memperkirakan
bahwa stres di tempat kerja menyebabkan para pengusaha di Amerika terpaksa merugi sekitar
300 juta dollar Amerika setiap tahunnya akibat menurunnya produktivitas, serta meningkatnya
ketidakhadiran, turnover, konsumsi minuman keras dan biaya pengobatan karyawan.
Di Jepang, pemerintah secara berkala memantau tingkat stres yang terjadi di tempat kerja
dan menemukan bahwa jumlah karyawan yang merasakan tingkat stres tinggi dalam menjalani
pekerjaan sehari-hari mengalami peningkatan dari 51% di tahun 1982 menjadi hampir dua
pertiga dari total populasi pekerja yang ada di tahun 2000. Pada tahun yang hampir sama yaitu
sekitar tahun 2000an, lebih dari 6000 perusahaan di Inggris mengeluarkan rata-rata lebih dari 80
ribu dollar Amerika untuk membayar kerusakan yang ditimbulkan akibat stres pada karyawan.
Di Indonesia sendiri, salah satu penelitian yang pernah dilakukan oleh sebuah lembaga
manajemen di Jakarta pada tahun 2002 menemukan bahwa krisis ekonomi yang berkepanjangan,
PHK, pemotongan gaji, dan keterpaksaan untuk bekerja pada bidang kerja yang tidak sesuai
dengan keahlian yang dimiliki merupakan stressor utama pada saat itu.
Konsekuensi Yang Ditimbulkan Stres di Tempat Kerja Pada Individu Pekerja dan
Organisasi.Stres di tempat kerja dapat menimbulkan berbagai konsekuensi pada individu pekerja.
Secara fisiologis, pekerja dengan tingkat stres kerja yang tinggi dapat mengalami ganguan fisik
seperti: sulit tidur, perubahan pada metabolisme, hilang selera makan, perut mual, tekanan darah
dan detak jantung meningkat, gangguan pernapasan, sakit kepala, telapak tangan yang
berkeringat, dan gatal-gatal.
Secara psikologis, timbul ketidakpuasan kerja yang diikuti dengan adanya tekanan pada
emosi seperti cemas, mudah tersinggung atau mudah marah, bad mood, muram, bosan dan sikap
kasar. Stres juga bisa berakibat pada perubahan perilaku pekerja, seperti: menurunnya
produktivitas, tingkat kehadiran dan komitmen terhadap organisasi. Selain itu juga menghasilkan
perilaku seperti merokok atau mengkonsumsi minuman keras secara berlebihan, agresivitas
dalam berbicara atau bertindak, melakukan hal-hal yang mengganggu di tempat kerja, atau sering
ditemukan tidur tempat kerja.
Stres yang dialami secara terus-menerus dan tidak terkendali, bisa menyebabkan
terjadinya burn-out yaitu kombinasi kelelahan secara fisik, psikis dan emosi.Bagi organisasi,
stres di tempat kerja dapat berakibat pada rendahnya kepuasan kerja, kurangnya komitmen
terhadap organisasi, terhambatnya pembentukan emosi positif, pengambilan keputusan yang
buruk, rendahnya kinerja, dan tingginya turnover.Sebagaimana telah dikemukakan di awal
tulisan, stres di tempat kerja pada akhirnya bisa menyebabkan terjadinya kerugian finansial pada
organisasi yang tidak sedikit jumlahnya.
Strategi strategi yang termasuk dalam menagemen stres adalah:
1. Perhatikan lingkungan sekitar anda
Lihatlah, mungkin ada sesuatu yang benar-benar dapat anda ubah atau kendalikan dalam situasi
tersebut.
2. Jauhkan diri anda dari situasi-situasi yang menekan
Beri diri anda kesempatan untuk beristrirahat biarpun hanya untuk beberapa saat setiap hari.
3. Jangan mempermasalahkan hal-hal yang sepele
cobalah untuk memprioritaskan beberapa hal yang benar-benar penting dan biarkan yang lainnya
mengikuti.
4. Secara selektif ubahlah cara anda bereaksi
Tetapi jangan terlalu banyak sekaligus. Fokuskan pada satu masalah dan kendalikan reaksi anda
terhadap hal ini.
5. Hindari reaksi yang berlebihan
Mengapa harus membenci jika sedikit tidak suka sudah cukup?Mengapa harus merasa bingung
jika cukup hanya merasa gugup?Mengapa harus mengamuk jika marah saja sudah cukup?
Mengapa harus depresi ketika cukup dengan merasa sedih?
6. Tidur secukupnya
Tidur merupakan istirahat yang baik untuk tubuh. Kurang istirahat hanya akan memperburuk
stress.
7. Hindari pengobatan diri sendiri atau menghindar
Alkohol dan obat-obatan dapat menyembunyikan stress. Namun tidak dapat membantu
memecahkan masalah .
8. Belajarlah untuk merelaksasikan diri
Meditasi dan latihan pernafasan telah terbukti efektif dalam mengendalikan stres.Senam ringan
selama 5-10 menit juga merupakan salah satu alternatif yang dapat di gunakan untuk mengatasi
stres di tempat kerja. Selain itu berlatihlah untuk menjernihkan pikiran anda dari pikiran-pikiran
yang mengganggu .
9. Tentukan tujuan yang realistis bagi diri anda sendiri
Dengan mengurangi jumlah kejadian-kejadian yang terjadi dalam hidup Anda, Anda akan dapat
mengurangi beban yang berlebihan.
10. Jangan membebani diri anda secara berlebihan
Dengan mengeluh mengenai seluruh beban kerja anda.Tangani setiap tugas sebagai mana
mestinya, atau tangani secara selektif dengan memperhatikan beberapa prioritas.
11. Ubahlah cara pandang anda
Belajarlah untuk mengenali stres.Tingkatkan reaksi tubuh anda dan buatlah mengaturan diri
terhadap stres.
12. Lakukan sesuatu untuk orang lain
Untuk melepaskan pikiran dari masalah anda sendiri.
13. Tingkatkan ketahanan diri anda
Yang harus di garis bawahi dari manajemen stres adalah bagaimana anda bertahan dan mencari
solusi yang positif.
C. SUMBER-SUMBER STRES:
Menurut Dadang Hawari Stres bersumber dari:
- Faktor lingkungan
- Faktor organisasi
- Faktor pribadi
Menurut Maramis 1 Stres bersumber dari:
- Frustasi
- Konflik
- Tekanan atau krisis
Efek Stres
Gejala stres dapat mempengaruhi kesehatan, meskipun anda mungkin tidak
menyadarinya.Anda mungkin berpikir penyakit yang harus disalahkan untuk sakit kepala yang
mengganggu, insomnia atau produktivitas yang berkurang di tempat kerja.Tetapi stres
sebenarnya bisa saja pelakunya.Memang, gejala stres dapat mempengaruhi tubuh, pikiran dan
perasaan, serta perilaku Anda.Mampu mengenali gejala umum stres dapat memberikan informasi
pada bagaimana untuk mengelolanya.Stres yang dibiarkan tak terkendali dapat berkontribusi
pada masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, obesitas dan diabetes.
Tentu saja, jika anda tidak yakin jika stres adalah penyebabnya atau jika Anda telah
mengambil langkah-langkah untuk mengendalikan stres, tetapi gejala berlanjut, pergilah ke
dokter.Dokter anda bisa memeriksa penyebab potensial lainnya yang mungkin menjadi penyebab
keluhan-keluhan tersebut.Juga, jika Anda memiliki nyeri dada, terutama jika itu terjadi selama
aktivitas fisik atau disertai dengan sesak napas, berkeringat, pusing, mual, atau nyeri yang
menjalar ke bahu dan lengan, sebaiknya anda mendapatkan bantuan darurat segera. Ini mungkin
peringatan dari serangan jantung dan bukan hanya gejala stres.
6. Anda Bisa Mencegah Jumlah Signifikan Dari Stres Dalam Hidup Anda Dari Terjadi
Beberapa stres tidak bisa dihindari, tetapi Anda dapat struktur kehidupan Anda dengan cara yang
Anda penyangga dari stres dan peristiwa stres. Misalnya, menjaga pola makan yang sehat,
berolahraga secara teratur, dan memiliki setidaknya persahabatan dekat beberapa adalah cara-
cara penting untuk menghilangkan stres dan tetap sehat. Cari lebih banyak cara untuk meredakan
stres sehari-hari dalam hidup Anda, dan mencegah beberapa stres Anda dari yang pernah terjadi!
7. Stres Bisa Usia Anda prematur dalam Berbagai Cara
Ini mungkin mengejutkan, tetapi stres bisa lebih dari satu faktor dalam menentukan usia fisik
Anda dari jumlah lilin Anda meniup setiap tahun. Stres sebenarnya mempercepat keausan pada
banyak, banyak bidang tubuh Anda dan pada semua tingkatan, mendorong banyak perubahan
yang kita lihat ketika kita berbicara tentang 'penuaan'. Baca lebih lanjut tentang penelitian
terbaru tentang ini di sini.
8. Tidak Semua orang Pengalaman Stres Dalam The Way Sama
Ciri kepribadian tertentu bawaan dan pola pikir belajar dapat menyebabkan dua orang yang
hidup melalui peristiwa yang sama untuk mengalami hal itu sangat berbeda, dengan satu orang
menemukan itu sangat menegangkan dan yang lainnya menemukan hanya sedikit stres atau tidak
sama sekali. Beberapa sifat-sifat Anda tidak dapat mengubah, tetapi yang lain Anda dapat
mengubah untuk tingkat besar. Baca lebih lanjut tentang sifat-sifat mental yang berkontribusi
terhadap kejenuhan dan stres, dan menemukan sumber daya untuk mengubah pengalaman Anda
stres.
9. Beberapa 'Penghilang Stres' Sebenarnya Penyebab Stres Lebih
Sebagian besar dari kita memiliki kurang sehat beberapa cara untuk mengatasi stres. Sayangnya,
sebagian besar 'kebiasaan buruk' yang merasa begitu baik pada saat itu benar-benar dapat
menyebabkan stres lebih banyak dalam jangka panjang. Jika Anda merokok, minum secara
berlebihan, menghabiskan terlalu banyak, atau menangani stres dengan cara yang Anda tahu
tidak mungkin baik bagi Anda, menemukan sumber daya untuk memahami bagaimana Anda
mempengaruhi tingkat stres Anda sekarang, dan menemukan sumber daya untuk mengatasi
sehat.
10. Dengan Membayangkan Stres Anda Hilang, Itu Bisa
Beberapa teknik bantuan stres mental, seperti afirmasi, dan visualisasi citra dipandu, melibatkan
membayangkan bahwa stres Anda hilang. Dan mereka bekerja! Pelajari lebih lanjut tentang ini
dan lainnya penghilang stres mental, dan melihat mana yang terbaik untuk Anda.
D. TANDA-TANDA STRES:
E. DAMPAK STRES
1. Dampak Positif dari Stres:
Selama ini Anda mungkin hanya tahu dampak negatif dari stres.Padahal stres juga
menimbulkan dampak positif. Berikut lima dampak positif dari stres.
Mendorong orang berpikir kreatif
Banyak penulis atau artis mengungkap proses kreatif justru muncul sebagai akibat dari
frustrasi dan stres. Menurut Larina Kase, Ph.D., seorang psikolog dan penulis buku The
Confident Leader: How the Most Successful People Go from Effective to Exceptional, hal itu
bisa terjadi karena sebuah alasan.
Stres sering mendahului atau menyertai suatu terobosan kreatif.Jika pikiran kita benar-
benar tenang dan santai, justru tidak perlu alasan untuk melihat hal-hal berbeda. Stres akan
meningkat terutama ketika menghadapi hal baru yang terjadi karena perubahan. Hasil akhir dari
proses kreatif yang disertai stres akan sedikit mengintimidasi, karena reaksi orang lain, kata
Kase, seperti VIVAnews kutip dari Shine.
Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
Penelitian menunjukkan bahwa sistem kekebalan tubuh dapat mengambil keuntungan
dari stres. Stres jangka pendek dapat membantu sistem kekebalan tubuh, ujar Mark Goulston,
MD, seorang psikiater klinis dan penulis buku Get Out of Your Own Way:Overcoming Self-
Defeating Behavior.
Goulston menjelaskan, ketika hormon kortisol atau hormon stres dilepaskan, akan
meningkatkan kekebalan tubuh. Itu adalah proses keseimbangan. Meskipun stres jangka pendek
dapat menjaga tubuh dari penyakit, ia memperingatkan bahwa terlalu banyak stres dapat
menyebabkan kelebihan kortisol. Hal ini bisa memicu obesitas, diabetes, dan penyakit
kardiovaskuler.
Membuat Tubuh lebih fit
Olahraga seperti, angkat berat, berjalan atau lari selama 45 menit, bisa membuat tubuh
berkeringat. Selain itu, stres juga bisa menjadi olahraga yang baik. Hal itu menurut Jessica
Matthews, MS, koordinator pendidikan berkelanjutan untuk American Council on Exercise
(ACE)
Stres merupakan latihan ringan yang bisa membuat tubuh lebih sehat.Dari perspektif
fisiologis, stres ditempatkan sebagai tuntutan, dan bisa membantu latihan menjadi lebih efisien,
kata Matthews.
Membantu memecahkan masalah
Stres sering dipicu karena munculnya dari dilema dalam diri Anda, atau ketika dipaksa
membuat keputusan besar? Rasa kekhawatiran ini sebenarnya bermanfaat. Stres menunjukkan
nilai-nilai yang kita miliki. Ja kita tidak peduli tentang sesuatu, kita tidak akan khawatir tentang
hal itu, kata Goulstin.
Jadi, dengarkan stres bisa jadi penanda untuk memberitahu Anda agar mendengarkan
intuisi.Memang sulit mendengar intuisi, ketika Anda berada dalam rasa khawatir dan stres.
Sehingga Anda akan memaksa diri untuk istirahat, berjalan-jalan, tidur nyenyak atau pergi
keluar untuk makan.
Pemulihan
Penelitian menunjukkan hubungan antara stres jangka pendek sebelum bedah atau
prosedur medis, membuat pemulihan lebih sukses. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa
stres dapat menekan produksi estrogen, pemicu utama perkembangan kanker payudara.Respons
stres dapat memperingatkan kita adanya tantangan, bahaya, atau bahkan kesempatan. Stres juga
memicu pelepasan adrenalin, dan gelombang adrenalin dapat membantu Anda lebih fokus dan
berpikir jernih, ujar Dr. Goulston menjelaskan.
F. PENYEBAB STRES
Aktivitas kehidupan sehari-hari kadang membuat kita merasa jenuh dan bosan.Jika
aktivitas yang kita kerjakan itu bervariasi atau berganti-ganti, mungkin rasa bosan itu tidak
terjadi.Namun meskipun demikian, rutinitas yang dilakukan setiap harinya bisa memicu rasa
jenuh dan bosan.Hal ini sangat erat hubungannya dengan pekerjaan yang digeluti.Hampir setiap
pegawai atau pekerja mengeluh karena merasa bosan dengan rutinitas.
Keadaan tersebut makin diperparah oleh adanya beban kerja dan tekanan dalam
pekerjaan.Stres bisa timbul kalau keadaan sudah demikian parah dan tidak bisa dikendalikan
lagi. Bagi mereka yang mengalami, mungkin akan menganggap bahwa hidup ini tidak
menyenangkan, statis, tidak berkembang bahkan mungkin tidak ada gunanya.
Hampir segala usia, mereka yang mengalami kejenuhan dan rasa bosan. Mereka yang
memiliki pekerjaan tetap saja tidak bisa terhindar dari hal ini, apalagi mereka yang pengangguran
dan tidak punya aktivitas apa-apa.Kejenuhan yang sudah kronis dan mengakar pada diri
seseorang bisa mengakibatkan depresi, yaitu suatu kondisi kejiwaan yang lebih parah dari
sekedar stress.Kondisi semacam ini memerlukan terapi professional dari psikiater.Kalau
dibiarkan saja bisa berakibat fatal
Diantara sekian banyak orang yang mengalami kejenuhan, ada yang merasakan pada
waktu-waktu tertentu saja.Ini bisa hilang setelah beberapa jam, beberapa hari atau beberapa
minggu.Biasanya kejenuhan seperti ini mudah diatasi tanpa lari ke hal-hal yang merugikan atau
merusak.Tetapi ada pula orang yang mengalami kejenuhan permanen. Kejenuhan ini akan
menetap apabila tidak terjadi perubahan kondisi, baik lingkungan ataupun aktivitas. Hal inilah
yang bisa memicu terjadinya depresi, kalau tidak diatasi dengan segera.
Penyebab utama stress adalah ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan. Stress
adalah tuntutan, stress selalu menuntut dan menuntut saja. Stress awalnya di gunakan pemicu
untuk meningkatkan performa dalam hal apapun namun saat ini stress sudah berlebihan dan
merusak keseimbangan yang ada. Banyak sekali penyebab stress. Penyebab-penyebab stress
tersebut mengelilingi kita dan hadir dalam kehidupan sehari-hati kita. Stress yang berbahaya
adalah stress yang berlebihan.
Berikut adalah beberapa penyebab stress yang dapat ditemukan dengan mudah:
1. Gangguan kecemasan.
Orang awam biasanya mencampuradukan saja pengertian fear,phobia, dan
anxienty.Semu disebut takut saja, tetapi dalam psikiatri dan psikologi, kegiatan istilah
mempunyai arti masing-masing.Fear adalah rasa takut (keadaan emosi yang tidak
menyenangkan),yang ditimbulkanolewh suatu obyek yang jelas dan alesanya pun jelas,atau
disebut juga takut yang rasional.Rasa takut ini normal,ada pada setiaporang yang berakal sehat.
Contohnya, takut digigit ular di hutan,takut ketabrak mobil kalau menyabrang di jalan tol,takut
pada dosen yang galak atau takut pada mertua.
Anxiety atau cemas ,adalah takut yang tidak jelas objeknya dan tidak jelas pula
alasanya.Pada orang normal sering terjadi rasa cemas yang normal.Sebagai contoh ,seorang ibu
yang selalu cemas jika anak gadisnya keluar malam dengan teman-temanya.Dia khawatir akan
terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan pada anaknya.Apa yang di khawatirkanya ,dia tidak tau
pasti.Mungkin ,sang ibu terlalu banyak membaca atau menonton TV tentang
pemerkosaan.Padahal ,selama ini anak gadisnya itu selalu pulang dengan selamat.
Kecemasan bisa berawal sejak masih usia kanak-kanak dan berkembang tahap demi
tahap.Misalnya,kecemasan yang timbul karena di masa kecilsering di kunci di kamar sendirian
sementara ibunya berbelanja.Di sisi lain kecemasan bisa juga terjadi setelah suatu peristiwa yang
menimbulkan trauma mental. Jenis kecemasan antara lain adalah kecemasan umum yang
terdapat pada perempuan dua kali lebih banyak daripada laki-laki. Jenis ini tidak focus pada
objek atau situasi tertentu, tidak spesifik atau mengambang. Orang yang bersangkutan dapat
mengatakan bahwa dia cemas, takut, tetapi tidak bisa menyebutkan apa yang dicemaskannya dan
mengapa dia cemas. Yang jelas dia tidak bisa mengontrol emosi takutnya dan reaksi takut pada
tubuhnya (otot-otot tegang, jantung berdebar,sakit kepala, tidak bisa tidur dan sebagainya).
Jenis yang lain adalah panik, yaitu perasaan teror yang intens, gemetar, bingung yang
muncul begitu saja.Rasa panik ini biasanya timbul karena suatu peristiwa yang menakutkan, stres
yang berkelanjutan.Reaksi fisik yang yang intens bisa terjadi selama sepuluh menit atau kurang
tetapi dampaknya bisa berjam-jam sesudahnya.
Berikutnya adalah fobia sosial. Orang yang bersangkutan merasa bahwa dirinya selalu
dinilai jelek oleh orang lain. Termasuk dalam golongan ini adalah demam panggung yaitu
orang yang takut untuk tampil di depan umum (berkeringat dingin dan gemetar setiap kali harus
membacakan laporan di depan rapat atau untuk menerangkan PR nya di depan kelas). Pada
remaja laki-laki banyak terjadi gejala malu-malu kucing yaitu takut untuk bergaul dengan
lawan jenis.
Selanjutnya adalah cemas menghadapi perpisahan.Banyak terjadi pada anak-anak yaitu
ketika anak itu harus berpisah dari orang yang selama ini memberinya perasaan aman dan
terlindungi misalnya ketika anak itu harus ditinggalkan sendirian di kelas pada waktu awal
masuk sekolah. Jika gejala ini terjadi pada anak khususnya jika tidak berlangsung lama
maka tidak termasuk gangguan mental. Jika hal ini terjadi pada orang dewasa aplagi berulang-
ulang terjadi maka perlu di bantu mengatasinya oleh psikiater atau psikolog klinis.
2. Emosi yang berubah-ubah dari positif ke negative dan sebaliknya.
Gangguan mental ini adalah pergantian terus-menerus antara emosi sangat positif seperti
riang gembira, senang dan sebagainya dan emosi sangat negatif (depresif) seperti murung, sedih,
ingin menangis dan sebagainya.
3. Fobia (rasa takut yang tidak beralasan)
Fobia berasal dari kata Yunani yang berarti takut.Takut dalam fobia adalah tidak
rasional, menetap dan sangat intens (ditandai dengan gejala fisik seperti sesak napas, keringat
dingin, bisa juga menjerit-jerit histeria dan sebagainya) yang ditunjukan kepada situasi, benda,
kegiatan atau orang tertentu.Sepanjang hal yang ditakuti tidak ada, maka orang tersebut biasa-
biasa (normal) saja.Fobia adalah takut yang irasional pada suatu objek atau situasi tertentu
( Ferdman, 2003).Artinya,objeknya memang jelas,tetapi alasanya tidak masuk akal atau tidak
jelas.Misalnya,takut gelap,takut pada kucing,takut kepada tempat ramai,takut pada tempat yang
tertutup dan sebagainya.Fobia tergolong gangguan mental (akan diuraikan tersendiri).
Dengan perkataan lain penderita fobia masih bisa mengontrol ketakutannya dengan cara
menghindari objek yang ditakutinya tersebut, maka diagnosis yang lebih tepat adalah gangguan
kecemasan (anxiety disorder).
Sekarang para ahli menduga bahwa fobia disebsbkan oleh kombinasi antara faktor bakat,
keturunan dan pengalaman tertentu (biasanya pengalaman traumatis).
4. Halusinasi auditif (Schizophrenia)
Suatu diagnosis gangguan mental yang di tandai oleh kelainan dalam persepsi atau
ekspresi dari realitas.Yang sering adalah halusinasi auditif (seakan-akan mendengar suara suara
atau ada yang mengajak bercakap-cakap) delusi paranoid (curiga). Faktor penyebab skizofrenia
belum jelas dan bisa karena keturunan atau ginetik juga karena gangguan syaraf.
5. Dissociative Identity Disorder(DID)
DID atau yang lebih dikenal dengan istilah Split Personality atau Multiple Personality
(Kepribadian ganda), dulu dianggap sebagai salah satu jenis skizofrenia karena mengandung
suatu gejala dari gangguan mental itu yaitu pola pikir yang kacau. DID sudah digolongkan
sebagai jenis gangguan mental tersendiri.
Cirinya adalah adanya minimal dua identitas atau kepribadian yang berbeda yang mengendalikan
perilaku orang yang bersangkutan. Kepribadian itu mempersepsi, menilai, dan bereaksi terhadap
lingkungan dengan cara yang sangat berbeda dan ketika yang satu sedang memegang Kendal,
kepribadian-kepribadian yang lain tidak tahu- menahu.
Dengan demikian terjadi gejala yang khas pada pasien-pasien DID yaitu tidak ingat apa
yang sudah dilakukannya. Gejala lupaa ini bukan karena pengaruh obat-obatan, trauma di kepala,
melainkan karena ada pergantian kendali dalam jiwa penderita.
Di rumah
Menjadi ibu rumah tangga adalah sebuah pekerjaan mulia yang kadang diremehkan
sebab tak menghasilkan profit.Ternyata ibu rumah tangga rentan sekali mengalami stress,
dibanding dengan wanita yang bekerja di luar rumah.
Hal ini diungkap oleh sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh Gallup, yang
melibatkan para ibu yang murni hanya menjadi ibu rumah tangga.Para ibu tersebut faktanya
harus mengatasi segala permasalahan emosionalseperti sedih, marah, depresi, dan lain-lain
seorang diri.
Perbandingannya, jika 26% ibu rumah tangga yang merasa sedih, maka wanita pekerja
hanya 16 %.Depresi ibu rumah tangga 28%, sedang wanita pekerja 17%. Sedangkan
tingkat stress ibu rumah tangga mencapai 50%, sedang wanita pekerja 48%.Meski masih
diperdebatkan, namun hal tersebut setidaknya menunjukkan betapa berat beban para ibu rumah
tangga yang murni bekerja mengurus keluarganya. Cara untuk mengurangi beban bagi Anda,
yang menjadi ibu rumah tangga agar tidak terlalu berat; biasakan putra dan putri Anda untuk
membantu pekerjaan Anda.Misalnya dengan menyuruh mereka membersihkan kamar serta
mainan mereka sendiri.
Lalu, minta pengertian pada keluarga agar tak memperlakukan Anda layaknya pembantu,
sebab urusan rumah dan seisinya adalah tanggung jawab semua penghuni rumah. Kerja sama
adalah hal yang dapat meringankan beban Anda, jika Anda tak memiliki asisten rumah tangga.
Di tempat kerja
Stress karena menumpuknya pekerjaan ditempat kerja merupakan hal yang biasa
dijumpai,belum lagi masalah-masalah internal, keluarga, pasti membuat otak Anda menjadi lebih
tegang.
Berhati-hatilah jika Anda pada situasi ini karena dari pikiran yang tidak sehat, potensi
terkena penyakit akan lebih mudah. Ketegangan yang ada di otak bisa mengakibatkan dampak
yang buruk. Pekerjaan Anda acak-acakan, dimarahi bos, dan akhirnya melampiaskan pada orang
lain ditempat kerja atau yang ada di rumah. Jelas, ini menambah masalah.
Di Jalan
Arus mudik dan arus balik lebaran tak pernah lepas dari kemacetan lalu lintas yang
parah.Akibatnya dapat memicu stres dan menguras banyak tenaga.Selain itu, masa lebaran
umumnya sekaligus dijadikan sebagai masa liburan sehingga banyak orang yang mengunjungi
tempat wisata.Dampaknya, lagi-lagi membuat jalanan macet.
Apabila membawa serta anak-anak yang masih kecil, kerewelannya dapat menjadi
penyebab utama stres di jalan dengan teriakan-teriakan dan tangisannya.Karena kemacetan sulit
dihindari, ada baiknya melakukan langkah-langkah untuk meminimalisir stres saat terjebak
macet. Berikut adalah tips-tips untuk mengatasi stres di jalan akibat macet:
a. Jangan terburu-buru
Terburu-buru dan tak mau kalah adalah penyebab utama stres di jalanan yang
macet.Karena hal ini pula maka banyak terjadi kecelakaan lalu lintas. Agar tidak terburu-buru,
siasati dengan berangkat lebih dini dan perhitungkan banyak waktu yang akan dihabiskan di
jalan akibat macet.
b. Ciptakan suasana berkendara yang menyenangkan
Setiap pengendara memiliki karakterisitik dan temperamennya masing-masing. Jangan
mudah terpancing oleh ulah pengendara lain yang menyulut emosi. Pastikan situasi di dalam
kendaraan tetap kondusif dan nyaman. Kalau perlu, bawa perlengkapan yang membuat tubuh
jadi santai seperti alat pijat, menyalakan radio atau bermain game untuk yang tidak menyetir.
c. Rapikan interior kendaraan
Tumpahan susu, makanan atau barang-barang lain yang carut-marut di dalam mobil
membuat suasana berkendara menjadi tidak nyaman. Barang-barang yang berantakan di dalam
mobil juga dapat mengganggu konsentrasi pengemudi.Apabila terjadi kemungkinan terburuk
seperti tabrakan, benda-benda pengganggu tersebut bisa malah mengancam nyawa.
d. Lampu Penerangan Harus Baik
Saat yang paling melelahkan untuk mengemudi biasanya adalah malam hari.Mungkin itu
sebabnya kecelakaan mobil lebih cenderung berakibat fatal setelah hari mulai gelap. Agar lampu
penerangan makin oke, pasanglah satu set lampu tambahan yang dapat menyinarkan cahaya
lebih luas sehingga dapat menerangi jalan lebih jauh ke depan dibanding lampu standar.
Disekolah
Beberapa stres yang dialami seorang pelajar sekolah antara lain:
Tekanan Orang Tua
Orang tua ingin yang terbaik dengan masa depan anaknya. Untuk mencapai nilai terbaik,
maka orang tua membebani anak-anaknya dengan berbagai kursus pelajaran yang dapat secara
langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kesehatan anak, istirahatnya, dan
perkembangannya.Banyak orang tua tidak menyadari bahwa membantu si anak merasa relaks
justru akan menyegarkan pikiran dan membantunya belajar dengan lebih baik. Sebaliknya para
orang tua terus membebani anak-anak mereka untuk mendapatkan prestasi terbaik dan lulus ujian
dengan memuaskan.
Tekanan Guru
Sama seperti orang tua, banyak guru ingin siswanya mendapat nilai terbaik. Guru selalu
mendorong muridnya untuk unggul dalam pelajaran, terutama jika muridnya berprestasi.
Mengapa guru juga ikut menekan murid-muridnya mendapat nilai terbaik?Karena reputasi guru
dan sekolah dipertaruhkan saat ujian sekolah khususnya Ujian Nasional.
Tekanan dari Sesama Siswa
Semangat kompetisi akan semakin memanas menjelang ujian sekolah. Setiap siswa
berlomba-lomba untuk menunjukkan prestasi terbaik. Bahkan segala cara dilakukan untuk
meraih nilai tertinggi termasuk menyontek maupun mencari bocoran soal.
Tekanan dari Diri Sendiri
Siswa berprestasi cenderung menjadi perfeksionis.Sehingga jika suatu kemunduran atau
kegagalan terjadi, entah itu nyata atau masih belum terjadi, dapat membuat stres dan depresi.
Gejalanya:
Rewel dan menangis. Menangis adalah tanda paling mudah dikenali bila bayi Anda
sedang stres. Semakin keras dan lama tangisannya, menandakan dia semakin stres.
Murung. Biasanya ceria dan lincah kini ia pemurung dan enggan diajak bermain.
Tidur gelisah. Anak batita sangat membutuhkan tidur nyenyak dalam masa
pertumbuhannya. Bayi kadangkala tidak tidur nyenyak. Tapi, Anda harus waspada bila
bayi kecil kerap tidur gelisah. Terlebih bila bukan karena popoknya basah, haus atau
lapar.
Perubahan kondisi fisik. Stres bisa menyebabkan anak sulit makan sehingga berat
badannya berkurang. Selain itu stres biasanya menyerang organ paling lemah, misalnya
kulit. Tanpa pemicu alergi, kulit seseorang bisa menunjukkan gejala alergi karena stres.
Tidak mau lepas. Bayi lengket terus pada ibunya. Biasanya tidak bermasalah bila ibu tak
ada di sisinya. Kini Anda pergi sebentar saja dia menangis.
Penyebab:
Kebutuhan dasar tidak terpenuhi. Lapar atau haus dan Anda tidak segera memberinya
makanan atau minuman. Sering ditinggal sendirian sehingga kurang perhatian.
Rasa sakit dan tidak nyaman. Bayi tidak dapat mengatakan jika bagian mana dia
merasa sakit atau tidak nyaman. Bila orang tua atau pengasuh tidak bisa mengenali
sumber penyakit itu, bayi bisa stres.
Ayah dan ibu bertengkar. Bayi bisa sangat peka dengan kondisi emosi orang tuanya.
Dia bisa merasakan situasi tegang dari ekspresi wajah dan nada bicara yang tinggi dan
keras.
Tertular ibu. Ibu stres dapat menyebabkan bayi ikut stres, karena cara menangani bayi
akan menjadi tidak tenang. Bayi dapat merasakan tekanan otot saat digendong, ekspresi
wajah dan nada suara ibunya.
Sering pindah rumah. Menyebabkan anak tidak memiliki home base yang
memberinya rasa aman dan nyaman. Meski anak tetap dalam pengasuhan ibunya, ibu
yang tidak mudah beradaptasi dapat mempengaruhi pengasuhannya pada bayi.
2. Anak-anak
Anak menjadi lebih pendiam, pemurung, sesnitif, dan mudah marah?Kalau iya, maka
Divas harus berhati-hati karena bisa saja anak Divas sedang mengalami stres. Bukan hanya orang
dewas, anak kecil pun bisa stress.Pada dasarnya, anak sedang berada pada proses pertumbuhan.
Dalam proses tersebut anak harus belajar banyak hal dari kehidupan sosialnya. Inilah yang
membuat anak menjadi makhluk yang sangat rapuh.Pelajaran yang dia dapat dari hidup tidak
selamanya indah. Bisa saja sesekali ia menerima kekecewaan yang membuat mereka trauma.
Stres pada anak bisa saja terakumulasi hingga ia dewasa nantinya. Ini yang menyebabkan
ekspresi destruktif pada diri sendiri atau orang lain.Ekspresi destruktif kepada diri sendiri berupa
anak memiliki kecemasan yang berlebihan dan tidak masuk akal terhadap berbagai hal, fungsi
sosial yang buruk, menarik diri dari lingkungan, hingga melukai diri sendiri. Anak tersebut akan
tumbuh menjadi anak yang pemalu, penakut, dan rasa minder yang tinggi.
Sedangkan, ekspresi destruktif kepada orang lain berupa mudah marah hal-hal yang oleh
anak lain umumnya ditanggapi secara netral. Dia akan tumbuh dengan sikap sensitif dan negatif,
sering mencela orang lain, bahkan meremehkan atau bersikap kasar kepada orang lain.
Apa saja gejalanya? Anak stres biasanya memiliki gejala-gejala yang tampak dari
perilaku anak, seperti mengompol, susah makan, sulit tidur, dihantui mimpi buruk, berkeringan
dingin atau mudah sakit. Selain itu, anak stres juga memiliki gejala seperti rewel, mudah gugup,
dan tidak berani menatap mata orang lain.
3. Remaja
Stres dimana keadaan seseorang dalam kesehariannya. Siapa saja bisa mengalami stress
tak terkecuali remaja yang dalam kondisi labil. Misalnya saja ada penolakan dari teman-
temannya. Tidak lulus ujian ataupun tidak memiliki pacar. Terlebih lagi mereka merasa tertekan
dalam lingkungan keluarga dan sosialnya. Jika stress ini tidak diatasi dan berkepanjangan bisa
menjadi depresi, kata Psikiater RSUP H Adam Malik Medan Dr.Elmeida Effendy, SpKJ.
Menurutnya, stres tak memandang usia dan banyak penyebabnya. Pada remaja sendiri,
stres bisa dialami karena terjadinya perubahan dari masa anak-anak ke dewasa yang meliputi
perubahan biologis, kognitif dan sosial emosional.Perubahan yang dialami remaja pada dirinya
membuat mereka kebingungan.Karena saat itu mereka mengalami masa transisi, jelasnya.
Namun, katanya, sebagian besar orangtua tidak mengerti dengan perubahan yang dialami
anak mereka.Sehingga terkadang terjadi problem antara orangtua dan anak.Tentunya kita harus
memperhatikan perkembangan mereka seperti perubahan perilaku kebiasaannya.Dari yang
awalnya periang menjadi tidak banyak bicara.Ini harus diperhatikan, urainya.
Untuk itu, orangtua perlu melakukan bimbingan terhadap anak mereka.Jika anak
mengalami masalah dan terlihat perubahan dari yang tidak biasanya, sebaiknya ajak mereka
bicara. Dengan komunikasi yang intens anak akan lebih terbuka, tentunya orangtua dan remaja
akan bisa saling memahami,.
4. Dewasa
Seseorang bisa hampir setiap hari mengalami stres. Bahkan, berdasarkan survei, orang
dewasa merasa stres atau putus asa 36 menit per harinya.Rata-rata hal yang menyebabkan
mereka merasa cemas hingga akhirnya menimbulkan stres, mulai dari masalah utang hingga
kehidupan seks yang mengecewakan .
Hasil survei yang dilakukan Everyman Campaign, sebuah gerakan kepedulian terhadap
pencegahan kanker prostat di Inggris, mengungkap, 36 menit perasaan stres yang dialami setiap
hari setara dengan sembilan hari penuh setiap tahun, atau satu tahun setengah selama seumur
hidup.Masalah biaya hidup dan kenaikan berat badan justru menjadi penyebab stres
teratas.Survei ini dilakukan di Inggris dengan melibatkan 2.000 orang berusia antara 18 dan 65
tahun. Empat dari 10 orang merasa tertekan karena utang, seperempat dari peserta survei
mengaku merasa cemas karena perjalanan hidupnya yang tak sempurna. Lalu, satu dari lima
orang merasa tak tenang karena anggota keluarganya jatuh sakit.
Para peneliti menemukan bahwa kecemasan ekstrem bisa dialami oleh banyak orang
yang tidak dapat berkonsentrasi di tempat kerja serta tidak mendapatkan waktu tidur yang
cukup.Termasuk perrtikaian dengan pasangan.Satu dari sepuluh responden mengatakan bahwa
mereka merasa stres selama lebih dari dua jam sehari. Sementara, satu dari dua orang merasa
sangat cemas dengan banyak hal yang telah memengaruhi kesehatan mereka."Pusing
memikirkan biaya hidup dan banyaknya tagihan adalah penyebab stres nomor satu di Inggris.
Uang mendominasi sebagian besar pikiran orang. Tapi yang menarik, masalah kesehatan justru
tidak berada dalam daftar teratas," kata juru bicara Everyman Campaign, seperti dikutip dari
Daily Mail.
Sebanyak 86 persen wanita diketahui memiliki tingkat stres yang lebih tinggi daripada
pria. Satu dari lima orang memikirkan tentang harga rumah dan risiko kanker dan satu dari enam
orang khawatir akan datangnya masa pensiun dan beban kerja yang berat. Masalah lain yang
menyebabkan stres termasuk juga takut tua, serta minimnya jam biologis. Tiga dari 10 orang juga
merasa tertekan karena hubungan suami istri, termasuk kekhawatiran tentang masa depan anak-
anak mereka. Satu dari 20 orang juga merasa stres karena kehilangan teman.
Hampir setengah dari responden mengaku mereka 'tidak bisa berhenti khawatir', tetapi
sepertiga mengatakan mereka bisa berbagi cerita pada siapapun tentang ketakutan
mereka.Sementara, satu dari sepuluh orang merasa mereka tidak bisa membagi beban pikirannya
pada orang lain.
Mereka yang mengalami stres setiap hari pun diketahui sering melakukan hal-hal yang
bisa menyebabkan kondisi kesehatan memburuk. Satu dari enam orang memilih pergi menikmati
segelas anggur untuk mengusir stres dan satu dari lima orang memilih santai menyaksikan acara
televisi.
5. Lansia
Pada lanjut usia, gejala dari stress ini akan lebih kelihatan karena lanjut usia lebih rentan
terhadap stress. Gejala stress pada lanjut usia meliputi penyakit darah tinggi, stroke, jantung
koroner yang tinggi frekuensinya, menangis, rasa ketakutan yang berlebihan, menyalahkan diri
dan rasa penyesalan yang tidak sesuai, daya ingat menurun, pikun, tidak bisa mengatasi
persoalan dengan benar, tidak mudah percaya pada orang lain, tidak sabar menghadapi orang
lain, dan menarik diri dari pergaulan. Bila banyak dari gejala tersebut diatas terjadi pada
seseorang, khususnya di sini pada lanjut usia, maka ada kemungkinan lanjut usia tersebut betul-
betul mengalami stress.
Stress pada lanjut usia tersebut dapat diartikan sebagai kondisi tidak seimbang, tekanan
atau gangguan yang tidak menyenangkan, yang terjadi menyeluruh pada tubuh dan dapat
mempengaruhi kehidupan, yang tercipta bila orang yang bersangkutan melihat ketidaksepadanan
antara keadaan dan system sumber daya biologis, psikologis dan sosial yang berkaitan dengan
berfikir dan respon dari ancaman dan bahaya pada lanjut usia. Dimana terjadi penurunan
kemampuan mempertahankan hidup, menyesuaikan diri terhadap lingkungan, fungsi badan dan
kejiwaan secara alami dan yang akhirnya mengakibatkan kematian.
Singkatnya stress pada lanjut usia adalah kondisi tidak seimbang, terjadi menyeluruh pada
tubuh yang tercipta bila orang yang bersangkutan melihat ketidaksepadanan antara keadaan dan
system sumber daya biologis, psikologis dan sosial, dimana terjadi penurunan kemampuan
mempertahankan hidup yang akhirnya mengkibatkan kematian.
Faktor Penyebab
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stress pada lanjut usia, antara lain:
Kondisi kesehatan fisik
Proses penuaan mengakibatkan perubahan struktur dan fisiologis pada lanjut usia seperti:
penurunan penglihatan,
penurunan pendengaran,
Seiring dengan penurunan fungsi fisiologis itu, ketahanan tubuh lansia pun semakin
menurun sehingga berbagai penyakit dapat hinggap dengan mudah. Penurunan kemampuan fisik
ini dapat menyebabkan orang menjadi stress, yang dulunya semua pekerjaan bisa dilakukan
sendirian, kini terkadang harus dibantu orang lain. Perasaan membebani orang lain inilah yang
dapat menyebabkan stress. Menderita penyakit dapat mengakibatkan perubahan fungsi fisiologis
pada orang yang menderitanya. Perubahan fungsi tersebut dapat mempengaruhi kehidupan
seseorang dimana hal itu dapat menyebabkan stress pada kaum lanjut usia yang mengalaminya.
Macam perubahan fungsi fisiologis yang dialami seseorang tergantung pada penyakit yang
dideritanya. Semakin sehat jasmani lansia semakin jarang ia terkena stress, dan sebaliknya,
semakin mundur kesehatannya, maka semakin mudah lansia itu terkena stress. Para lansia yang
rentan terhada stress misalnya lansia dengan penyakit degeneratif, lansia yang menjalani
perawatan lama di rumah sakit, lansia dengan keluhan somatis kronis, lansia dengan imobilisasi
berkepanjangan serta lansia dengan isolasi sosial.
2. Kondisi psikologi
Faktor non fiisik seorang lansia, misalnya sifat, kepribadian, cara pandang, tingkat
pendidikan, dll dapat berpengaruh dalam menghadapi stress. Seorang lansia yang memiliki
pikiran yang positif, biasanya dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya dengan positif
pula. Orang yang selalu menyikapi positif segala tekanan hidup akan kecil resiko terkena stress.
Semakin luas dan semakin tinggi harapan seseorang tentang hidup (optimis), semakin jauh ia
dari stress. Semakin berserah diri kepada Tuhan, semakin terbebaskan seseorang dari stress.
Semakin santai suatu kejadian dipersepsi, semakin sukar seseorang terjangkit stress karena
kejadian tersebut. Begitu juga sebaliknya.
3. Keluarga
Keluarga berperan besar dalam kejadian stress pada lansia. Jika terdapat masalah dalam
keluarga, hal ini dapat menjadi pemicu stress bagi lansia, misalnya adanya konflik dalam
keluarga, hubungan yang tidak harmonis, merasa jadi beban keluarga, dll. Sebaliknya, peran
keluarga juga sangat besar dalam menjauhkan stress pada lansia. Dukungan, penghargaan, rasa
hormat, rasa peduli dan lain-lain sangat besar pengaruhnya untuk menjauhkan atau meredakan
stress pada lansia.
4. Lingkungan
Stress juga dapat dipicu oleh hubungan sosial dengan orang lain di sekitarnya atau akibat
situasi sosial lainnya. Contohnya seperti stres adaptasi lingkungan baru, teman-teman yang sudah
tidak ada lagi, dan lain-lain. Lansia juga bisa terkena stress karena lingkungan tempat tinggalnya.
Lingkungan yang padat, macet, dan bising bisa menjadi sumber stress. Selain itu, lingkungan
yang kotor, buruk, penuh dengan pencemaran juga dapat membuat merasa tidak nyaman dan
pikiran selalu was-was akan dampak buruk pencemaran pada kesehatannya, sehingga lama-
kelamaan dapat membuat lansia stress.
5. Pekerjaan
Pekerjaan dapat menjadi pemicu stres bagi lansia. Penurunan kondisi fisik dan psikis
berpengaruh pada turunnya produktifitas para lansia. Jika pada waktu mudanya ia telah
mempersiapkan cukup "bekal" untuk masa tua, maka ia bisa menikmati masa pensiunnya. Tetapi
jika lansia merasa belum cukup mempersiapkan "bekal"nya untuk masa pensiun, maka ia
dituntut untuk terus bekerja. Beban kerja yang tidak didukung oleh kondisi fisik dan psikis dapat
memicu lansia stress. Apalagi adanya tuntutan untuk pemenuhan nafkah keluarga. Jika lansia
memilih bekerja, pilihlah pekerjaan yang tidak terlalu berat, tidak perlu target-targetan, tidak
perlu persaingan, deadline, dll. Misalnya memelihara ayam atau ternak lain, atau berkebun, buat
kolam ikan di belakang rumah, sangat baik bagi lansia, selain sehat berolahraga ada juga
pendapatan bagi keluarga.
I. Kapan Orang Bisa Mengalami Stres?
Stres dapat terjadi pada seseorang pada saat:
a) Tuntutan Fisik
Kondisi fisik kerja mempunyai pengaruh terhadap kondisi fatal dan psikologis diri
seorang tenaga kerja .Kondisi fisik dapat merupakan pembangkit stres.Bising : Bising selain
dapat menimbulkan gangguan sementara atau tetap pada alat pendengaran kita, juga dapat
merupakan sumber stres yang menyebabkan peningkatan dari kesiagaan dan ketidakseimbangan
psikologis kita. Paparan (exposure) terhadap bising berkaitan rasa lelah, sakit kepala, lekas
tersinggung , dan ketidakmampuan untuk berkonsentrasi.vabrasi merupakan sumber stres yang
kuat yang mengakibatkan peningkatan taraf catecholamine dan perubahan dari berfungsinya
seseorang secara psikologikal dan neurological.Hygiene:Lingkungan yang kotor dan tidak sehat
merupakan pembangkit stres.Hal ini di nilai oleh para pekerja sebagai faktor tinggi pembangkit
stres.
b) Tuntutan tugas
Kerja shift/kerja malam : Penelitian menunjukkan bahwa kerja shift merupakan sumber
utama dari stres bagi para pekerja pabrik .Para pekrja sift lebih sering mrngeluh tentang
kelelahan dan gangguan perut daripada para pekerja pagi/ siang dan dapat dari kerja sift
terhadap kebisaan makanan yang mungkin menyebabkan gangguan gangguan perut.
Menurut Monk dan Folkard ada tiga faktor yang harus baik keadaannya agar dapat
berhasil menghadapi kerja sift :tidur, kehidupan sosial dan keluarga, dan ritme circadian. Faktor
faktor tersebut saling berkaitan, sehingga salah satu dapat membatalkan efek positif dari
keberhasilan yang telah dicapai dengan kedua faktor lain.
Beban kerja berlebih dan beban kerja terlalu sedikit merupakan pembangkit stress.Beban
kerja dapat di bedakan lebih lanjut ke dalam beban kerja berlebih/terlalu sedikitKuantitatif,
yang timbul sebagai akibat dari tugas tugas yang terlalu banyak/sedikit di berikan kepada
tenaga kerja untuk diselesaikan dalam waktu tertentu, dan kerja berlebih/terlalu sedikitkualitatif
yaitu jika orang merasa tidak mampu untuk melakukan suatu tugas, atau tugas tidak
menggunakan keterampilan dan/ atau potensi dari tenaga kerja.
Dalam rangka teknologi ini baru dapat menimbulkan baik bebean kerja berlebihan
maupun beban kerja terlalu sedikit. Di samping itu beban kerja berlebih kuantitatif dan kualitatif
dapat menimbulkan kebutuhan untuk bekerja selama jumlah jam yang sangat banyak yang
merupakan sumber tambahan dari stres.
Everly dan Girdano (1980) , kategori lain dari beban kerja dari kombinasi beban
berlebihan kuantitatif dan kualilatif:
1. Beban berlebih kuantitatif
Beban berlebih secara fisikal ataupun mental, yaitu harus melakukan terlalu banyak hal,
merupakan kemungkinan sumber stress pekerjaan. Unsur yang menimbulkan beban brlrbih
kuantitatif ini ialah desakan waktu ,setiap tugas diharapkan dapat diselesaikan secepat mungkin
secara tepat dan cermat. Bila desakan waktu menyebabkan timbulnya banyak kesalahan atau
menyebabkan kondisi kesehatan seseorang berkurang , maka ini merupakan cerminan adanya
beban berlebih kuantitatif dan pada saat ini desakan waktu menjadi destruktif
Kiev dan Kohn (1997) dalam meneliti 2.659 manajer puncak dan menengah menemukan
bahwa para manajer menyebutkan heavy workload / time pressures/unrealistic deadlines sebagai
factor pertama dari stress
Penelitian yang dilakukan oleh ahli jantung Mayer Friedman dan ray Rosenman (1974)
menunujukan bahwa desakan waktu kronis tampaknua memberikan pengaruh tidak baik pada
system cardiovascular. Hasilnya secara khusus ialah serangan jantung premature dan tekanan
darah tinggi.
Ancaman akan adanya beban berlebih kuantitatif mempunyai pengaruh yang tidak baik
bagi para pekerja, pada masa dilakukan analisis waktu gerak pada para pekerja,mereka
memperlihatkan rasa tidak senang dan curiga. Para pekerja tidak senang persepsi manajemen
yang mengatakan kepada mereka untuk do more work in less time.Dalam beberapa kasus analisis
semacam itu mengakibatkan dilakukannya pelambatan kerja (work slow down).Bagaimanapun
juga desakan waktu merupakan pembangkit stress dari organisasi yang dalam kebanyakan hal
harus diterima. Ini tampaknya merupakan salah satu aspek dari kehidupan organisasi.
2. Beban terlalu sedikit kuantitatif
Beban kerja terlalu sedikit juga dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis seseorang.
Kemajuan teknologi dan peningkatan otomasi dalam industry di satu pihak dapat mengarah pada
makin menjadinya majemuk pekerjaan, di lain pihak. Pada tingkat teknologi menengah,
mengarah pada penyederhanaan pekerjaan. Pada pekerjaan yang sederhana, dimana banyak
terjadi pengulangan gerak akan timbul rasa bosan, rasa monoton. Kebosanaan dalam kerja rutin
sehari-hari, sebagai hasil dari terlampau sedikitnya tugas yang harus dilakukan, dapat
menghasilkan berkurangnya perhatian.
Hal ini, secara potensial membahayakan jika tenaga kerja gagal untuk bertindak tepat
dalam keadaan darurat. Kebosanan di temukan sebagai sumber stres yang nyata pada operator
kran (cooper & Kelly,1984). Masa lama tidak adanya aktivitas, yang mungkin merupakan ciri
dari pekerjaan sehingga memerlukan rancangan ulang, merupakan peramal yang tepat dari
peningkatan kecemasan, depresi dan ketidakpuasan kerja.
Bentuk lain yang merupakan pembangkit stres juga ialah adanya fluktuasi dalam beban
kerja. Untuk jangka waktu tertentu bebannya sangat ringan, untuk saat-saat lain bebannya malah
berlebihan. Situasi tersebut dapat kita jumpai pada tenaga kerja yang mengatur perjalanan bagi
orang lain pada biro- biro perjalanan, yang menjadi pemandu wisata, tenaga kerja (baik klerikal
maupun yang profisional) yang berkerja di biro-biro konsultasi, pramuniaga di took-toko, dan
sebagainya. Keadaaan yangtidak tetap ini menimbulkan kecemasaan, ketidakpuan kerja dan
kecenderungan hendak meninggalkan pekerjaan.
LAMPIRAN
Feeling like there are too many pressures and demands on you? Losing sleep worrying about tests and
schoolwork? Eating on the run because your schedule is just too busy? You're not alone. Everyone
experiences stress at times adults, teens, and even kids. But there are ways to minimize stress and
manage the stress that's unavoidable.
What Is Stress?
Stress is a feeling that's created when we react to particular events. It's the body's way of rising to a
challenge and preparing to meet a tough situation with focus, strength, stamina, and heightened
alertness.
The events that provoke stress are called stressors, and they cover a whole range of situations
everything from outright physical danger to making a class presentation or taking a semester's worth
of your toughest subject.
The human body responds to stressors by activating the nervous system and specific hormones.
The hypothalamus signals theadrenal glands to produce more of the hormones adrenaline and
cortisol and release them into the bloodstream. These hormones speed up heart rate, breathing rate,
blood pressure, and metabolism. Blood vessels open wider to let more blood flow to large muscle
groups, putting our muscles on alert. Pupils dilate to improve vision. The liver releases some of its
stored glucose to increase the body's energy. And sweat is produced to cool the body. All of these
physical changes prepare a person to react quickly and effectively to handle the pressure of the
moment.
This natural reaction is known as the stress response. Working properly, the body's stress response
enhances a person's ability to perform well under pressure. But the stress response can also cause
problems when it overreacts or fails to turn off and reset itself properly.