Anda di halaman 1dari 16

MANAJEMEN STRES

MAKALAH PERILAKU ORGANISASI

Disusun Oleh :

Aldo Almando P (C 201 17 175)

UNIVERSITAS TADULAKO PALU


FAKULTAS EKONOMI
MANAJEMEN
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan yang maha esa yang mana
atas rahmat dan karunia-Nya, penyusun dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Manajemen Stres” ini tepat pada waktunya.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas final di akhir Semester IV


dalam Mata Kuliah ”Perilaku Organisasi”.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak kesalahan / kekurangan baik dalam pengetikan maupun proses
penyusunan makalah ini. Untuk itu penyusun mohon maaf.

Untuk lebih menyempurnakan makalah ini, penyusun mengharapkan saran


dan kritik yang dapat membangun sehingga akan membuat makalah ini semakin
baik. Akhir kata, penyusun sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berpera serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.

Palu, Mei 2019

Aldo Almando Parengkuan


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..............................................................................................1


KATA PENGANTAR ............................................................................................2
DAFTAR ISI ...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................4
1.1 Latar Belakang .............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................4
1.3 Tujuan Perumusan Masalah .........................................................................4

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................5


2.1 Definisi Dan Teori Stres...............................................................................5
2.2 Gejala, Penyebab Dan Dampak Stres ..........................................................8
2.3 Pengertian Manajemen Stres ......................................................................10
2.4 Teknik Mengelola Dalam Mengurangi Stres .............................................12
2.5 Tujuan Manajemen Stres Dalam Organisasi ..............................................13

BAB III PENUTUP ..............................................................................................15


3.1 Kesimpulan ................................................................................................15
3.2 Saran ...........................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................16


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu masalah yang pasti akan dihadapi oleh setiap orang
dalam kehidupan berkarya adalah stres yang harus diatasi, baik oleh diri
sendiri tanpa bantuan orang lain, maupun dengan bantuan pihak lain
seperti para spesialis yang disediakan oleh organisasi. Stres pada
umumnya merupakan sebuah respon dari tubuh saat seseorang mengalami
masalah dalam mengatasi beban pekerjaan yang berlebih
Pada saat mengalami stres, tanpa kita sadari tubuh selalu
melakukan manajemen stres. Manajemen dalam menghadapi stres ini
merupakan cara yang dilakukan agar kekebalan dirinya terhadap stres
dapat ditingkatkan. Manajemen stres yang efektif akan menghasilkan
adaptasi yang menetap sehingga menimbulkan kebiasaan baru atau
perbaikan dari situasi yang lama, sedangkan manajemen stres yang tidak
efektif akan berakhir dengan maladaptif yaitu perilaku yang menyimpang
dan merugikan diri sendiri, orang lain ataupun lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan stres?
b. Apa saja gejala, penyebab dan dampak stres?
c. Apa pengertian manajemen stres?
d. Bagaimana teknik mengelola dalam mengruangi stres?
e. Apa tujuan manajemen stres di organisasi?
1.3 Tujuan Penulisan
a. Mengetahui apa definisi dan teori stres.
b. Mengetahui apa saja gejala, penyebab dan dampak stres.
c. Mengetahui apa yang dimaksud manajemen stres.
d. Mengetahui teknik mengelola dalam mengurangi stres
e. Mengetahui tujuan manajemen stres di organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Dan Teori Stres

 Definisi Stres
Sebagai definisi stres dapat dikatakan bahwa stres merupakan
kondisi ketegangan yang berpengaruh terhadap emosi, jalan pikiran dan
kondisi fisik seseorang. Stres yang tidak diatasi dengan baik biasanya
berakibat pada ketidakmampuan seseorang berinteraksi secara positif
dengan lingkungannya, baik dalam arti lingkungan pekerjaan maupun
diluarnya. Artinya karyawan yang bersangkutan akan menghadapi
berbagai gejala negatif yang pada gilirannya berpengaruh pada prestasi
kerjanya.
Para ahli mengatakan bahwa stres dapat timbul sebagai akibat
tekanan atau ketegangan yang bersumber dari ketidakselarasan antara
seseorang dengan lingkungannya. Dengan perkataan lain, apabila sarana
dan tuntutan tugas tidak selaras dengan kebutuhan dan kemampuan
seseorang, ia akan mengalami stres. Biasanya stres semakin kuat apabila
seseorang menghadapi masalah yang datangnya bertubi-tubi.
Stres itu sendiri terbagi kepada dua bagian, yaitu stres yang positif
dan stres yang negatif. Stres yang positif akan mendorong penderitanya
kepada kemajuan, keberhasilan, dan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat
untuk dirinya dan bahkan untuk orang lain. Sedangkan stres yang negatif
akan menonaktifkan penderitanya dari berbuat, berkarya, dan meraih
kemajuan. Stres bentuk kedua ini tergolong kepada penyakit berbahaya
yang harus segera dimusnahkan dan dilepaskan dari diri penderitanya.
Stres juga berbeda-beda kadar kekuatannya pada diri seseorang
dengan orang lainnya sebagaimana bebedanya kadar kekuatannya itu pada
diri satu orang saja pada waktu, tempat, atau kondisi yang berbeda-beda.
Yang jelas, semakin kuat kadar stres pada diri seseorang, maka akan
semakin parah dampaknya pada diri orang tersebut.
Stress merupakan fenomena psikofisik yang manusiawi. Artinya,
stres itu bersifat inheren pada diri setiap orang dalam menjalani kehidupan
sehari-sehari. Stres dialami oleh setiap orang dengan tidak mengenal jenis
kelamin, usia, kedudukan, jabatan, atau status sosial-ekonomi. Stres bisa
dialami oleh bayi, anak-anak, remaja, atau dewasa; pejabat atau warga
masyarakat biasa; pengusaha atau karyawan; serta pria maupun wanita.

Dr Selye mencatat adanya tiga bentuk stres:


A. Eustress
Adalah bahan penting dalam memotivasi kita untuk melakukan
pekerjaan istimewa. Hal itu adalah stress positif yang memberi energy
kepada kita dan meningkatkan focus dari kemotivasian kita. Stres itu
ditimbulkan oleh situasi yang akan tingkat emosinya dapat kita
kendalikan, seperti presentasi makalah dan pertunjukkan music. Bila
dikondisikan, stress itu cenderung meningkatkan kreativitas dan
produktivitas kita.

B. Distress
Adalah trespon stres yang destruktif dan negatif. Distress
ditimbulkan oleh respons kita terhadap situasi yang tampaknya di luar
kendali dan pengaruh kita. Ketika kita merasakan takut, butuh melepas
zat yang memicu urutan kejadian yang meningkatkan denyut nadi kita,
yang oleh beberapa orang dinamakan fenomena “melawan atau kabur”.

C. Hyperstess
Adalah keadaan distress terus menerus yang mengakibatkan
dampak negative terhadap hubungan, kesehatan dan kinerja.
Hyperstress menyebabkan kelelahan, sakit lambung, serangan jantung
dan gangguan psikologi.
 Teori stres
Stres dapat memberikan pengaruh positif dan negative terhadap
individu. Pengaruh positif dari stress adalah mendorong individu untuk
melakukan sesuatu, membangkitkan kesadaran, dan menghasilkan
pengalaman baru. Sedangkan pengaruh negatifnya adalah menimbulkan
perasaan-perasaan tidak percaya diri, penolakan, marah, atau depresi, yang
kemudian memicu munculnya penyakit seperti sakit kepala, sakit perut,
insomnia, tekanan darah tinggi, atau stroke.
Teori dasar tentang stress dapat disimpulkan ke dalam tiga variabel
pokok, yaitu :
A. Variabel stimulus
Variabel ini dikenal pula dengan engineering
approach (pendekatan rekayasa), yang mengonsepsikan stress sebagai
uatu stimulus atau tuntutan yang mengancam (berbahaya), yaitu
tekanan dari luar terhadap individu yang dapat menyebabkan sakit
(mengganggu kesehatan). Dalam model ini, stress dapat juga
disebabkan oleh stimulasi eksternal, baik sedikit maupun banyak.

B. Variabel respons
Variabel inidisebut pula dengan physiological
approach (pendekatan fisiologis) yang didasarkan pada
model triphase dari Hans Selye. Ia mengembangkan konsep yang lebih
spesifik tentang reaksi manusia terhadap stressor, yang ia namakan
GAS (general adaption syndrome),yaitu mekanisme respons tipikal
tubuh dalam merespons rasa sakit, ancaman, atau stressor lainnya.
GAS terdiri atas tiga tahap. Pertama, reaksi alarm, yang terjadi
ketika organisme merasakan adanya ancaman, yang kemudian
meresponsnya dengan fight atau flight. Kedua, resistance, yang terjadi
apabila stress itu berkelanjutan. Di sini, terjadi perubahan fisiologis
yang melakukan keseimbangan sebagai upaya mengatasi
ancaman. Ketiga, exhaustion,yang terjadi apabila stress terus
berkelanjutan di atas periode waktu tertentu, sehingga organisme
mengalami sakit (menurut Selye, organisme memiliki keterbatasan
untuk melawan stress).
Selye mendefinisikan stres sebagai the state which manifests
itself by the GAS, atau the nonspecific response of the body to any
demand made upon it. Selanjutnya, ia mengemukakan bahwa stres
merupakan hal yang esensial bagi kehidupan. Tanpa stress tidak ada
kehidupan, namun kegagalan dalam mereaksi stressor merupakan
pertanda kematian.

C. Variabel interaktif
Variabel ini meliputi dua teori, yaitu :
1) Teori interaksional
Teori ini memfokuskan pembahasannya kepada aspek-aspek
keterkaitan antara individu dengan lingkungannya, dan hakikat
hubungan antara tuntutan pekerjaan dengsn kebebasan mengambil
keputusan.
2) Teori transaksional
Teori ini memfokuskan pembahasannya kepada aspek-aspek
kognitif dan afektif individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya,
serta gaya-gaya “coping” yang dilakukannya.

2.2 Gejala, Penyebab Dan Dampak Stres

 Gejala stres
Menurut Baram, gejala-gejala stres dapat berupa tanda-tanda
sebagai berikut :
1. Fisik, yaitu sulit tidur atau tidur tidak teratur,sakit kepala, adanya
gangguan pencernaan, keringat berlebihan, berubah selera makan,
tekanan darah tinggi atau serangan jantun dan kehilangan energy.
2. Emosional, yaitu marah-marah, mudah tersinggung dan terlalu
sensitifgelisah dan cemas, suasana hati mudah berubah-ubah, sedih,
mudah menangis dan depresi, gugup, agresif terhadap orang lain, dan
mudah bermusuhan serta mudah menyerang , dan kelesuan mental.
3. Intelektual, yaitu mudah lupa, kacau pikirannya, daya ingat menurun,
sulit untuk berkonsentrasi, suka melamun berlebihan, pikiran hanya
dipenuhi satu pikiran saja.
4. Interpersonal, yaitu acuh dan mendiamkan orang lain, kepercayaan
kepada orang lain menurun, mudah mengingkari janji, senang mencari
kesalahan orang lain , menutup diri secara berlebihan dan mudah
menyalahkan orang lain.

 Faktor penyebab stres


Menurut Robbins (2001:565-567) ada tiga sumber utama yang
dapat menyebabkan timbulnya stress, yaitu :
1. Faktor Lingkungan
 Ketidakpastian ekonomi
 Ketidakpastia politik
 Perubahan teknologi

2. Faktor Organisasi
 Tuntutan tugas
 Tuntutan peran
 Tuntutan antar personil

3. Faktor Personal
 Persoalan keluarga
 Persoalan ekonomi
 Dampak stres
A. Dampak Fisiologik
Secara umum orang yang mengalami stress mengalami sejumlah
gangguan fisik seperti : mudah sakit kepala, kejang otot, kegemukan
atau menjadi kurus yang tidak dapat dijelaskan dan lain sebagainya.
B. Dampak Psikologik
a) Keletihan emosi dan jenuh
b) Terjadi depersonalisasi, dalam keadaan stress berkepanjangan, ,
seiring dengan keletihan emosi.
c) Pencapaian pribadi yang menurun, sehingga berakibat menurunnya
rasa kompeten dan rasa sukses
C. Dampak Perilaku
a) Manakala stress menjadi distress, prestasi belajar menurun dan
sering terjadi tingkah laku yang tidak diterima oleh masyarakat.
b) Level stress yang cukup tinggi berdampak negatif pada kemampuan
mengingat informasi, mengambil keputusan dan megambil langkah
yang tepat.
c) Mahasiswa yang ‘over-stressed’ stress berat seringkali banyak
membolos atau tidak aktif mengikuti kegiatan pembelajaran.

2.3 Pengertian Manajemen Stres


Secara umum Pengertian manajemen stres adalah kemampuan
dalam menggunakan sumber daya (manusia) secara efektif untuk
mengatasi gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang muncul
karena tanggapan (respon). Tujuan manajemen stress itu sendiri adalah
untuk memperbaiki kualitas hidup individu itu agar menjadi lebih baik.
Secara umum pengertian stress adalah gangguan mental yang dihadapi
seseorang akibat adanya tekanan yang berasal dari dalam dirinya sendiri
ataupun tekanan dari luar atau orang lain.
Dalam perusahaan dikenal istilah manajemen stres atau stress
management sebagai upaya untuk menangani stress atau tekanan di
lingkungan kerja. Pengertian manajemen stress dalam dunia kerja adalah
kemampuan untuk menggunakan sumber daya perusahaan secara lebih
efektif agar tidak terjadi gangguan atau tekanan pikiran akibat
penumpukan pekerjaan.
Stres dalam pekerjaan dapat dicegah timbulnya dan dapat dihadapi
tanpa memperoleh dampaknya yang negatif. Manajemen stres lebih
daripada sekedar mengatasinya, yakni betajar menanggulanginya secara
efektif. Hampir sama pentingnya untuk mengetahui apa yang tidak boleh
dilakukan dan apa yang harus dicoba. Sebagian para pengidap stres di
tempat kerja akibat persaingan, sering melampiaskan dengan cara bekerja
lebih keras yang berlebihan. Ini bukanlah cara efektif yang bahkan tidak
menghasilkan apa-apa untuk memecahkan sebab dari stres, justru akan
menambah masalah lebih jauh. Sebelum masuk ke cara-cara yang lebih
spesifik untuk mengatasi stressor tertentu, harus diperhitungkan beberapa
pedoman umum untuk memacu perubahan dan penaggulangan.
Pemahaman prinsip dasar, menjadi bagian penting agar seseorang mampu
merancang solusi terhadap masalah yang muncul terutama yang berkait
dengan penyebab stres dalam hubungannya di tempat kerja.
Dalam hubungannya dengan tempat kerja, stres dapat timbul pada
beberapa tingkat, berjajar dari ketidakmampuan bekerja dengan baik
dalam peranan tertentu karena kesalahpahaman atasan atau bawahan. Atau
bahkan dari sebab tidak adanya ketrampilan (khususnya ketrampilan
manajemen) hingga sekedar tidak menyukai seseorang dengan siapa harus
bekerja secara dekat.
Kemampuan individu dalam menangani stres di tempat kerja
berbeda-beda. Dalam menghadapi stressor yang sama, misalnya deadline
waktu penyelesaian suatu tugas, tingkat atau konsekuensi stres yang
dialami bisa berbeda. Karyawan yang satu bereaksi terhadap stressor
tersebut dengan tetap rileks dan fokus. Sedangkan rekannya terlihat panik
dan tegang dalam penyelesaian tugas, serta menjadi mudah marah.

2.4 Teknik Mengelola Dalam Mengurangi Stres


Diperlukan pendekatan yang tepat dalam mengelola stres, ada dua
pendekatan yaitu pendekatan individu dan pendekatan organisasi.
1. Pendekatan Individual
Yaitu strategi yang dikembangkan secara pribadi atau individual.
Strategi individual ini bisa dilakukan dengan beberapa cara, antara
lain:
a) Melakukan perubahan reaksi perilaku atau perubahan reaksi
kognitif. Artinya, jika seorang karyawan merasa dirinya ada
kenaikan ketegangan, para karyawan tersebut seharusnya time out
terlebih dahulu. Cara time out ini bisa macam-macam, seperti
istirahat sejenak namun masih dalam ruangan kerja, keluar ke
ruang istirahat (jika menyediakan), pergi sebentar ke kamar kecil
untuk membasuh muka air dingin atau berwudlu bagi orang Islam,
dan sebagainya.
b) Melakukan relaksasi dan meditasi. Kegiatan relaksasi dan medilasi
ini bisa dilakukan di rumah pada malam hari atau hari-hari libur
kerja. Dengan melakukan relaksasi, karyawan dapat
membangkitkan perasaan rileks dan nyaman.
c) Melakukan diet dan fitnes. Beberapa cara yang bisa ditempuh
adalah mengurangi masukan atau konsumsi garam dan makanan
mengandung lemak, memperbanyak konsumsi makanan yang
bervitamin seperti buah-buahan dan sayur-sayuran, dan banyak
melakukan olahraga, seperti lari secara rutin, tenis, bulu tangkis,
dan sebagainya.
2. Pendekatan Organisasi
Strategi ini didesain oleh manajemen untuk menghilangkan atau
mengontrol penekan tingkat organisasional untuk mencegah atau
mengurangi stres kerja untuk pekerja individual. Manajemen stres
melalui organisasi dapat dilakukan dengan:
a) Memperkaya desain tugas-tugas dengan memperkaya kerja baik
dengan meningkatkan faktor isi pekerjaaan (seperti tanggung
jawab, pengakuan, dan kesempatan untuk pencapaian, peningkatan,
dan pertumbuhan) atau dengan meningkatkan karakteristik
pekerjaan pusat seperti variasi skill, identitas tugas, signifikansi
tugas, otonomi, dan timbal balik mungkin membawa pada
pernyataan motivasional atau pengalaman berani, tanggung jawab,
pengetahuan hasil-hasil.
b) Mengurangi konflik dan mengklarifikasi peran organisasional.
Konflik peran dan ketidakjelasan diidentifikasi lebih awal sebagai
sebuah penekan individual utama. Ini mengacu pada manajemen
untuk mengurangi konflik dan mengklarifikasi peran
organisasional sehingga penyebab stress ini dapat dihilangkan atau
dikurangi.
c) Rencana dan pengembangan jalur karir dan menyediakan
konseling. Secara tradisional, organisasi telah hanya menunjukkan
melalui kepentingan dalam perencanaan karir dan pengembangan
pekerja mercka. Individu dibiarkan untuk memutuskan gerakan dan
strategi karir sendiri.

2.5 Tujuan Manajemen Stres Dalam Organisasi


 Tujuan manajemen stres
Tujuan manajemen stress adalah untuk memperbaiki kualitas hidup
individu agar menjadi lebih baik.
Tujuan manajemen stress dalam organisasi adalah untuk:
 Mengantisipasi kemungkinan munculnya penyebab stress
 Mencegah terjadinya stress pada individu dan organisasi secara
keseluruhan
 Mengelola stress agar tidak menimbulkan akibat yang lebih buruk
 Memulihkan individu dan atau organisasi dari stress
Pada umumnya stress dapat mempengaruhi emosi dan cara berpikir
seseorang. Apabila stress atau tekanan yang dialami seseorang terlalu
besar, hal ini bisa mengancam kemampuan seseorang dalam menghadapi
situasi dan kondisi lingkungannya.
Untuk mencegah kondisi yang lebih parah maka diperlukan manajemen
stress yang baik.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Stres merupakan suatu gejala yang dimiliki oleh setiap orang
dimana hal tersebut dipengaruhi diri sendiri maupun lingkungan sekitar
mereka. Stres juga terjadi dalam kerja dimana stres tersebut dapat
bersumber dari empat hal yaitu tingkat individu, tingkat kelompok, tingkat
organisasi dan ekstraorganisasional. Keempat hal tersebut dapat
menghasilkan stres yang berbeda pada setiap individu tergantung
bagaimana individu itu merespon stressor tersebut. Setelah adanya respon
barulah dapat ditentukan bagaimana stres yang dialami seseorang tersebut.
berdasarkan uraian diatas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa
terdapat berbagai faktor yang dapat memicu seseorang mengalami stress
yang berasal dari factor internal dan juga eksternal seperti yang sudah
diuraikan sebelumnya. Faktor-faktor tersebut jua memiliki dampak yang
cenderung negative bagi individu yang mengalami stress, mulai dari
perubahan yang terjadi pada fisiologi, psikologi serta perilaku seseorang.
Pada dasarnya stres terjadi karena terlalu beratnya beban pikiran
seseorang serta adanya tekanan yang membuat kurangnya konsentrasi.
Namun semua itu masih dapat dicegah bahkan dimanajemen untuk dapat
mengurangi pengaruhnya dalam bekerja.

3.2 Saran
Stres dalam bekerja sebaiknya dikurangi dengan berbagi teknik
pengurangan stres yang dapat digunakan serta menajemen stres tersebut
dengan baik. Alangkah baiknya untuk kita mengetahui apa saja yang dapat
menghindari dan juga mengatasi stres tersebut mulai dari hal kecil yang
tentunya bersikap positif bagi kita.

DAFTAR PUSTAKA

http://globallavebookx.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-manajemen -stres-
menurut-ahli.html

https://www.maxmanroe.com/vid/manajemen/pengertian-manajemen-stress.html

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2017/12/pengertian-manajemen-stress-
penyebab-tingkatan-strategi-mengatasi.html

http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/view/764

Anda mungkin juga menyukai