Disusun Oleh :
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan yang maha esa yang mana
atas rahmat dan karunia-Nya, penyusun dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Manajemen Stres” ini tepat pada waktunya.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak kesalahan / kekurangan baik dalam pengetikan maupun proses
penyusunan makalah ini. Untuk itu penyusun mohon maaf.
Definisi Stres
Sebagai definisi stres dapat dikatakan bahwa stres merupakan
kondisi ketegangan yang berpengaruh terhadap emosi, jalan pikiran dan
kondisi fisik seseorang. Stres yang tidak diatasi dengan baik biasanya
berakibat pada ketidakmampuan seseorang berinteraksi secara positif
dengan lingkungannya, baik dalam arti lingkungan pekerjaan maupun
diluarnya. Artinya karyawan yang bersangkutan akan menghadapi
berbagai gejala negatif yang pada gilirannya berpengaruh pada prestasi
kerjanya.
Para ahli mengatakan bahwa stres dapat timbul sebagai akibat
tekanan atau ketegangan yang bersumber dari ketidakselarasan antara
seseorang dengan lingkungannya. Dengan perkataan lain, apabila sarana
dan tuntutan tugas tidak selaras dengan kebutuhan dan kemampuan
seseorang, ia akan mengalami stres. Biasanya stres semakin kuat apabila
seseorang menghadapi masalah yang datangnya bertubi-tubi.
Stres itu sendiri terbagi kepada dua bagian, yaitu stres yang positif
dan stres yang negatif. Stres yang positif akan mendorong penderitanya
kepada kemajuan, keberhasilan, dan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat
untuk dirinya dan bahkan untuk orang lain. Sedangkan stres yang negatif
akan menonaktifkan penderitanya dari berbuat, berkarya, dan meraih
kemajuan. Stres bentuk kedua ini tergolong kepada penyakit berbahaya
yang harus segera dimusnahkan dan dilepaskan dari diri penderitanya.
Stres juga berbeda-beda kadar kekuatannya pada diri seseorang
dengan orang lainnya sebagaimana bebedanya kadar kekuatannya itu pada
diri satu orang saja pada waktu, tempat, atau kondisi yang berbeda-beda.
Yang jelas, semakin kuat kadar stres pada diri seseorang, maka akan
semakin parah dampaknya pada diri orang tersebut.
Stress merupakan fenomena psikofisik yang manusiawi. Artinya,
stres itu bersifat inheren pada diri setiap orang dalam menjalani kehidupan
sehari-sehari. Stres dialami oleh setiap orang dengan tidak mengenal jenis
kelamin, usia, kedudukan, jabatan, atau status sosial-ekonomi. Stres bisa
dialami oleh bayi, anak-anak, remaja, atau dewasa; pejabat atau warga
masyarakat biasa; pengusaha atau karyawan; serta pria maupun wanita.
B. Distress
Adalah trespon stres yang destruktif dan negatif. Distress
ditimbulkan oleh respons kita terhadap situasi yang tampaknya di luar
kendali dan pengaruh kita. Ketika kita merasakan takut, butuh melepas
zat yang memicu urutan kejadian yang meningkatkan denyut nadi kita,
yang oleh beberapa orang dinamakan fenomena “melawan atau kabur”.
C. Hyperstess
Adalah keadaan distress terus menerus yang mengakibatkan
dampak negative terhadap hubungan, kesehatan dan kinerja.
Hyperstress menyebabkan kelelahan, sakit lambung, serangan jantung
dan gangguan psikologi.
Teori stres
Stres dapat memberikan pengaruh positif dan negative terhadap
individu. Pengaruh positif dari stress adalah mendorong individu untuk
melakukan sesuatu, membangkitkan kesadaran, dan menghasilkan
pengalaman baru. Sedangkan pengaruh negatifnya adalah menimbulkan
perasaan-perasaan tidak percaya diri, penolakan, marah, atau depresi, yang
kemudian memicu munculnya penyakit seperti sakit kepala, sakit perut,
insomnia, tekanan darah tinggi, atau stroke.
Teori dasar tentang stress dapat disimpulkan ke dalam tiga variabel
pokok, yaitu :
A. Variabel stimulus
Variabel ini dikenal pula dengan engineering
approach (pendekatan rekayasa), yang mengonsepsikan stress sebagai
uatu stimulus atau tuntutan yang mengancam (berbahaya), yaitu
tekanan dari luar terhadap individu yang dapat menyebabkan sakit
(mengganggu kesehatan). Dalam model ini, stress dapat juga
disebabkan oleh stimulasi eksternal, baik sedikit maupun banyak.
B. Variabel respons
Variabel inidisebut pula dengan physiological
approach (pendekatan fisiologis) yang didasarkan pada
model triphase dari Hans Selye. Ia mengembangkan konsep yang lebih
spesifik tentang reaksi manusia terhadap stressor, yang ia namakan
GAS (general adaption syndrome),yaitu mekanisme respons tipikal
tubuh dalam merespons rasa sakit, ancaman, atau stressor lainnya.
GAS terdiri atas tiga tahap. Pertama, reaksi alarm, yang terjadi
ketika organisme merasakan adanya ancaman, yang kemudian
meresponsnya dengan fight atau flight. Kedua, resistance, yang terjadi
apabila stress itu berkelanjutan. Di sini, terjadi perubahan fisiologis
yang melakukan keseimbangan sebagai upaya mengatasi
ancaman. Ketiga, exhaustion,yang terjadi apabila stress terus
berkelanjutan di atas periode waktu tertentu, sehingga organisme
mengalami sakit (menurut Selye, organisme memiliki keterbatasan
untuk melawan stress).
Selye mendefinisikan stres sebagai the state which manifests
itself by the GAS, atau the nonspecific response of the body to any
demand made upon it. Selanjutnya, ia mengemukakan bahwa stres
merupakan hal yang esensial bagi kehidupan. Tanpa stress tidak ada
kehidupan, namun kegagalan dalam mereaksi stressor merupakan
pertanda kematian.
C. Variabel interaktif
Variabel ini meliputi dua teori, yaitu :
1) Teori interaksional
Teori ini memfokuskan pembahasannya kepada aspek-aspek
keterkaitan antara individu dengan lingkungannya, dan hakikat
hubungan antara tuntutan pekerjaan dengsn kebebasan mengambil
keputusan.
2) Teori transaksional
Teori ini memfokuskan pembahasannya kepada aspek-aspek
kognitif dan afektif individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya,
serta gaya-gaya “coping” yang dilakukannya.
Gejala stres
Menurut Baram, gejala-gejala stres dapat berupa tanda-tanda
sebagai berikut :
1. Fisik, yaitu sulit tidur atau tidur tidak teratur,sakit kepala, adanya
gangguan pencernaan, keringat berlebihan, berubah selera makan,
tekanan darah tinggi atau serangan jantun dan kehilangan energy.
2. Emosional, yaitu marah-marah, mudah tersinggung dan terlalu
sensitifgelisah dan cemas, suasana hati mudah berubah-ubah, sedih,
mudah menangis dan depresi, gugup, agresif terhadap orang lain, dan
mudah bermusuhan serta mudah menyerang , dan kelesuan mental.
3. Intelektual, yaitu mudah lupa, kacau pikirannya, daya ingat menurun,
sulit untuk berkonsentrasi, suka melamun berlebihan, pikiran hanya
dipenuhi satu pikiran saja.
4. Interpersonal, yaitu acuh dan mendiamkan orang lain, kepercayaan
kepada orang lain menurun, mudah mengingkari janji, senang mencari
kesalahan orang lain , menutup diri secara berlebihan dan mudah
menyalahkan orang lain.
2. Faktor Organisasi
Tuntutan tugas
Tuntutan peran
Tuntutan antar personil
3. Faktor Personal
Persoalan keluarga
Persoalan ekonomi
Dampak stres
A. Dampak Fisiologik
Secara umum orang yang mengalami stress mengalami sejumlah
gangguan fisik seperti : mudah sakit kepala, kejang otot, kegemukan
atau menjadi kurus yang tidak dapat dijelaskan dan lain sebagainya.
B. Dampak Psikologik
a) Keletihan emosi dan jenuh
b) Terjadi depersonalisasi, dalam keadaan stress berkepanjangan, ,
seiring dengan keletihan emosi.
c) Pencapaian pribadi yang menurun, sehingga berakibat menurunnya
rasa kompeten dan rasa sukses
C. Dampak Perilaku
a) Manakala stress menjadi distress, prestasi belajar menurun dan
sering terjadi tingkah laku yang tidak diterima oleh masyarakat.
b) Level stress yang cukup tinggi berdampak negatif pada kemampuan
mengingat informasi, mengambil keputusan dan megambil langkah
yang tepat.
c) Mahasiswa yang ‘over-stressed’ stress berat seringkali banyak
membolos atau tidak aktif mengikuti kegiatan pembelajaran.
3.1 Kesimpulan
Stres merupakan suatu gejala yang dimiliki oleh setiap orang
dimana hal tersebut dipengaruhi diri sendiri maupun lingkungan sekitar
mereka. Stres juga terjadi dalam kerja dimana stres tersebut dapat
bersumber dari empat hal yaitu tingkat individu, tingkat kelompok, tingkat
organisasi dan ekstraorganisasional. Keempat hal tersebut dapat
menghasilkan stres yang berbeda pada setiap individu tergantung
bagaimana individu itu merespon stressor tersebut. Setelah adanya respon
barulah dapat ditentukan bagaimana stres yang dialami seseorang tersebut.
berdasarkan uraian diatas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa
terdapat berbagai faktor yang dapat memicu seseorang mengalami stress
yang berasal dari factor internal dan juga eksternal seperti yang sudah
diuraikan sebelumnya. Faktor-faktor tersebut jua memiliki dampak yang
cenderung negative bagi individu yang mengalami stress, mulai dari
perubahan yang terjadi pada fisiologi, psikologi serta perilaku seseorang.
Pada dasarnya stres terjadi karena terlalu beratnya beban pikiran
seseorang serta adanya tekanan yang membuat kurangnya konsentrasi.
Namun semua itu masih dapat dicegah bahkan dimanajemen untuk dapat
mengurangi pengaruhnya dalam bekerja.
3.2 Saran
Stres dalam bekerja sebaiknya dikurangi dengan berbagi teknik
pengurangan stres yang dapat digunakan serta menajemen stres tersebut
dengan baik. Alangkah baiknya untuk kita mengetahui apa saja yang dapat
menghindari dan juga mengatasi stres tersebut mulai dari hal kecil yang
tentunya bersikap positif bagi kita.
DAFTAR PUSTAKA
http://globallavebookx.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-manajemen -stres-
menurut-ahli.html
https://www.maxmanroe.com/vid/manajemen/pengertian-manajemen-stress.html
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2017/12/pengertian-manajemen-stress-
penyebab-tingkatan-strategi-mengatasi.html
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/view/764