Anda di halaman 1dari 14

Kebutuhan Akan Rasa Aman (Safety/Security

Needs)[sunting | sunting sumber]


Setelah kebutuhan-kebutuhan fisiologis terpuaskan secukupnya, muncullah apa yang disebut
Maslow sebagai kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman.[5] Kebutuhan-kebutuhan akan rasa
aman ini diantaranya adalah rasa aman fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan dan
kebebasan dari daya-daya mengancam seperti kriminalitas, perang, terorisme, penyakit, takut,
cemas, bahaya, kerusuhan dan bencana alam.[1] Serta kebutuhan secara psikis yang
mengancam kondisi kejiwaan seperti tidak diejek, tidak direndahkan, tidak stres, dan lain
sebagainya. Kebutuhan akan rasa aman berbeda dari kebutuhan fisiologis karena kebutuhan ini
tidak bisa terpenuhi secara total.[1] Manusia tidak pernah dapat dilindungi sepenuhnya dari
ancaman-ancaman meteor, kebakaran, banjir atau perilaku berbahaya orang lain.
Menurut Maslow, orang-orang yang tidak aman akan bertingkah laku sama seperti anak-anak
yang tidak aman.[5] Mereka akan bertingkah laku seakan-akan selalu dalam keadaan terancam
besar.[5] Seseorang yang tidak aman memiliki kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas secara
berlebihan serta akan berusaha keras menghindari hal-hal yang bersifat asing dan yang tidak
diharapkannya.[5]

Kebutuhan Akan Rasa Memiliki Dan Kasih Sayang (Social


Needs)[sunting | sunting sumber]
Jika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah terpenuhi, maka muncullah
kebutuhan akan cinta, kasih sayang dan rasa memiliki-dimiliki.[5] Kebutuhan-kebutuhan ini
meliputi dorongan untuk dibutuhkan oleh orang lain agar ia dianggap sebagai warga komunitas
sosialnya. Bentuk akan pemenuhan kebutuhan ini seperti bersahabat, keinginan memiliki
pasangan dan keturunan, kebutuhan untuk dekat pada keluarga dan kebutuhan antarpribadi
seperti kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta.[5][1] Seseorang yang kebutuhan cintanya
sudah relatif terpenuhi sejak kanak-kanak tidak akan merasa panik saat menolak cinta.[1] Ia akan
memiliki keyakinan besar bahwa dirinya akan diterima orang-orang yang memang penting bagi
dirinya.[1] Ketika ada orang lain menolak dirinya, ia tidak akan merasa hancur.[1] Bagi Maslow,
cinta menyangkut suatu hubungan sehat dan penuh kasih mesra antara dua orang, termasuk
sikap saling percaya.[5] Sering kali cinta menjadi rusak jika salah satu pihak merasa takut jika
kelemahan-kelemahan serta kesalahan-kesalahannya.[5] Maslow juga mengatakan bahwa
kebutuhan akan cinta meliputi cinta yang memberi dan cinta yang menerima.[5] Kita harus
memahami cinta, harus mampu mengajarkannya, menciptakannya dan meramalkannya.[5] Jika
tidak, dunia akan hanyut ke dalam gelombang permusuhan dan kebencian.[5]

Kebutuhan Akan Penghargaan (Esteem Needs)[sunting | sunting


sumber]
Setelah kebutuhan dicintai dan dimiliki tercukupi, selanjutnya manusia akan bebas untuk
mengejar kebutuhan egonya atas keinginan untuk berprestasi dan memiliki prestise.[1]Maslow
menemukan bahwa setiap orang yang memiliki dua kategori mengenai kebutuhan penghargaan,
yaitu kebutuhan yang lebih rendah dan lebih tinggi.[2] Kebutuhan yang rendah adalah kebutuhan
untuk menghormati orang lain, kebutuhan akan status, ketenaran, kemuliaan, pengakuan,
perhatian, reputasi, apresiasi, martabat, bahkan dominasi.[2]Kebutuhan yang tinggi adalah
kebutuhan akan harga diri termasuk perasaan, keyakinan, kompetensi, prestasi, penguasaan,
kemandirian dan kebebasan.[2] Sekali manusia dapat memenuhi kebutuhan untuk dihargai,
mereka sudah siap untuk memasuki gerbang aktualisasi diri, kebutuhan tertinggi yang ditemukan
Maslow.[1]

Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri (Self-actualization


Needs)[sunting | sunting sumber]
Tingkatan terakhir dari kebutuhan dasar Maslow adalah aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk
membuktikan dan menunjukan dirinya kepada orang lain.[2] Pada tahap ini, seseorang
mengembangkan semaksimal mungkin segala potensi yang dimilikinya. Kebutuhan aktualisasi
diri adalah kebutuhan yang tidak melibatkan keseimbangan, tetapi melibatkan keinginan yang
terus menerus untuk memenuhi potensi.[2] Maslow melukiskan kebutuhan ini sebagai hasrat
untuk semakin menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut
kemampuannya.[5] Awalnya Maslow berasumsi bahwa kebutuhan untuk aktualisasi diri langsung
muncul setelah kebutuhan untuk dihargai terpenuhi.[1] Akan tetapi selama tahun 1960-an, ia
menyadari bahwa banyak anak muda di [Brandeis]] memiliki pemenuhan yang cukup terhadap
kebutuhan-kebutuhan lebih rendah seperti reputasi dan harga diri, tetapi mereka belum juga bisa
mencapai aktualisasi diri.[1]

Referensi[sunting | sunting sumber]


1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z (Indonesia)Feist, Jess (2010). Teori Kepribadian : Theories of
Personality. Salemba Humanika. hlm. 331. ISBN 978-602-8555-18-0.
2. ^ a b c d e f g h i j k Rahmat Hidayat, Deden (2011). Zaenudin A. Naufal, ed. Teori dan Aplikasi
Psikologi Kepribadian dalam Konseling. Ghalia Indonesia. hlm. 165–166. ISBN 978-979-450-654-
7.
3. ^ a b (Inggris)Plotnik, Rod (2014). Introduction to Psychology, 10th Edition. Wadsworth.
hlm. 332. ISBN 978-1-133-94349-5.
4. ^ a b c d Hartiah Haroen, ed. (2008). Teknik Prosedural Keperwatan: Konsep dan Aplikasi
Kebutuhan Dasar Klien. Salemba Humanika. hlm. 2. ISBN 978-979-3027-53-1.
5. ^ a b c d e f g h i j k l m n G. Goble, Frank (1987). A. Supratiknya, ed. Mazhab Ketiga, Psikologi
Humanistik Abraham Maslow. Kanisius. hlm. 71.
Kebutuhan rasa aman dan nyaman

Disusun Oleh :

1. Andi Perdana Saputra


AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
KRIKILAN-GLENMORE BANYUWANGI
2015 /2016

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat,dan hidayah -Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentangKEBUTUHAN AMAN DAN NYAMAN
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Krikilan, April 2016

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam
mempertahankan keseimbangan fisiologi maupun psikologis. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kebutuhan dasar manusia antara lain: 1). Penyakit yaitu keadaan sakit maka
beberapa fungsi organ tubuh memerlukan pemenuhan kebutuhan lebih besar dari
biasanya.2). Hubungan keluarga; Hubungan keluarga yang baik dapat meningkatkan
pemenuhan kebutuhan dasar karena adanya saling percaya. 3). Konsep diri, terutama konsep
diri yang positif memberikan makna dan keutuhan bagi seseorang. Konsep diri yang sehat
memberikan perasaan yang positif terhadap diri. Orang yang merasa positif tentang dirinya
akan mudah berubah, mudah mengenali kebutuhan dan mengembangkan cara hidup yang
sehat sehingga lebih mudah memenuhi kebutuhan dasarnya. 4). Tahap Perkembangan;
Setiap tahap perkembangan, manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda, baik kebutuhan
biologis, psikologis, sosial, maupun spiritual.
Ada beberapa ahli yang menyebutkan tentang kebutuhan dasar diantaranya menuru A.
Maslow dan Virginia Henderson. Menurut Maslow kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki
tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang
paling tinggi (aktualisasi diri). Hierarchy of needs(hirarki kebutuhan) dari Maslow
menyatakan bahwa manusia memiliki 5 macam kebutuhan yaitu physiological
needs (kebutuhan fisiologis), safety and security needs (kebutuhan akan rasa aman), love and
belonging needs (kebutuhan akan rasa kasih sayang dan rasa memiliki), esteem
needs (kebutuhan akan harga diri), danself-actualization (kebutuhan akan aktualisasi diri).
Virginia Henderson mengungkapkan bahwa kesehatan berkaitan demgan kemampuan pasien
untuk memenuhi 14 komponen kebutuhan dasar hidup untuk memandirikan pasien. Adapun
14 komponen kebutuhan dasar hidup tersebut meliputi :
1. Bernafas dengan normal
2. Makan dan minum cukup.
3. Pembuangan eliminassi tubuh.
4. Bergerak dan mempertahankan posisi yang nyaman.
5. Tidur dan istirahat.
6. Memilih pakaian pantas, berpakaian dan menanggalkan pakaian.
7. Mempertahankan suhu tubuh dalam kondisi normal dengan memodifikasi Lingkungan.
8. Menjaga kebersihan tubuh dan memelihara kesehatan dan melindungi kulit
9. Menghindari bahaya dilingkungannya dan menghindari cedera yang lain.
10. Komunikasi dengan orang lain dalam pernyataan emosi, kebutuhan, ketakutan dan pendapat.
11. Beribadah menurut kepercayaan seseorang.
12. Bekerja sedemikian rupa sehingga ada rasa pemenuhan akan kebutuhan.
13. Kebutuhan bermain dan rekreasi
14. Belajar, menemukan atau mencukupi keingintahuan akan pertumbuhan dan kesehatan yang
normal dan dapat menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia.

A. Rumusan masalah
1. apakah definisi aman dan nyaman?
2. Apa yang dimaksud kebutuhan memiliki dan dimiliki?
3. Apa yang dimaksud kebutuhan aktualisasi diri?

B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi aman dan nyaman
2. Untuk mengetahui kebutuhan memiliki dan dimiliki
3. Untuk mengetahui kebutuhan aktualisasi
C. Manfaat
Agar dapat mengetahui definisi aman dan nyaman,kebutuhan memiliki dan dimiliki,dan
aktualisasi diri.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Kebutuhan Aman dan Nyaman


1. Definisi
Kolcaba (1992, dalam Potter & Perry, 2006) megungkapkan kenyamanan/rasa nyaman adalah
suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan
ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan
(kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah
dan nyeri). Kenyamanan mesti dipandang secara holistik yang mencakup empat aspek yaitu:
a. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh.
b. Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan sosial.
c. Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri yang meliputi
harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan).
d. Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal manusia seperti
cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan unsur alamiah lainnya.
Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman diartikan perawat telah memberikan kekuatan,
harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan bantuan. Secara umum dalam aplikasinya
pemenuhan kebutuhan rasa nyaman adalah kebutuhan rasa nyaman bebas dari rasa nyeri, dan
hipo/hipertermia. Hal ini disebabkan karena kondisi nyeri dan hipo/hipertermia merupakan
kondisi yang mempengaruhi perasaan tidak nyaman pasien yang ditunjukan dengan
timbulnya gejala dan tanda pada pasien.

2. Kebutuhan Memiliki dan Dimiliki


Manusia pada umumnya membutuhkan perasaan bahwa mereka dicintai oleh keluarga
mereka dan diterima oleh teman sebaya dan masyarakat. Kebutuhan ini secara umum
menungkat setelah kebutuhan fisiologi dan keselamatan terpenuhi hanya pada saat individu
merasa selamat dan aman, mereka mempunyai waktu dan energi untuk mencari cinta dan rasa
memiliki serta untuk membagi cinta tersebut dengan orang lain. Kebutuhan ini meliputi
memberi dan menerima kasih sayang, perasaan dimilki dan hubungan yang berarti dengan
orang lain, kehangatan, persahabatn, serta mendapat tempat atau diakui dalam cinta tersebut
dengan orang lain.
Kebutuhan ini meliputi memberi dan menerima kasih sayang, perasaan yang dimiliki dan
hubungan yang berarti dengan orang lain, kehangatan, persahabatan, serta mendapat atau
diakui dalam keluarga, kelompok dan lingkungan sosialnya.
3. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Aktualisasi diri adalah kebutuhan naluriah pada manusia untuk melakukan yang
terbaik dari yang dia bisa. Maslow dalam (Arinato, 2009), menyatakan aktualisasi diri adalah
proses menjadi dri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi psikologis yang unik.
Aktualisasi diri akan dibantu atau dihalangi oleh pengalaman dan oleh belajar khususnya
dalam fase anak-anak. Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan perkembangan hidup
seseorang. Ketika mencapai usia tertentu (adolensi) seseorang akan mengalami pergeseran
aktualisasi diri dari fisiologis ke psikologis (Arinato, 2009).
Aktualisasi diri dapat didefinisikan sebagai perkembangan yang paling tinggi dari
semua bakat. Aktualisasi juga memudahkan dan meningkatkan pematangan serta
pertumbuhan. Ketika individu makin bertambah besar maka “diri mulai berkembang”.
Menurut konsep hierarki kebutuhan Abraham maslow, manusia didorong oleh
kebutuhan universal yang dibawa sejak lahir dan kebutuhan ini tersusun dalam tingkatan-
tingkatan dari yang terendah sampai tertinggi. Kebutuhan paling rendah dan paling kuat harus
dipuaskan terlebih dahulu sebelum muncul kebutuhan tingkat selanjutnya.
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktualisasi diri
Orang yang mampu mengaktualisasikan dirinya sangat memahami bahwa ada eksistensi atau
hambatan lain tinggal (indwelling) didalam(internal) atau di luar (eksternal) keberadaannya
sendiri yangmengendalikan perilaku dan tindakannya untuk melakukan sesuatu.
1) Internal
Faktor internal ini merupakan bentuk hambatan yang berasal dari dalam diri seseorang, yang
meliputi :
a) Ketidaktahuan akan potensi diri
b) Perasaan ragu dan takut mengungkapkan potensi diri, sehingga potensinya tidak dapat terus
berkembang.Potensi diri merupakan modal yang perlu diketahui, digali dan dimaksimalkan.
Sesungguhnya perubahan hanya bisa terjadi jika kita
mengetahui potensi yang ada dalam diri kita kemudian mengarahkannya kepada tindakan
yang tepat dan teruji (Fadlymun,2009).
b. Eksternal
Faktor eksternal merupakan hambatan yang berasal dari luar diri
seseorang, seperti :
1) Budaya masyarakat yang tidak mendukung upaya aktualisasi
potensi diri seseorang karena perbedaan karakter. Pada
kenyataannya lingkungan masyarakat tidak sepenuhnya
menuunjang upaya aktualisasi diri warganya.
2) Faktor lingkungan
Lingkungan masyarakatLingkungan masyarakat berpengaruh terhadap upaya mewujudkan
aktualisasi diri. Aktualisasi diri dapat dilakukan jika lingkungan mengizinkannya. (Asmadi,
2008). Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap pembentukan
dan perkembangan perilaku individu, baik lingkungan fisik maupunlingkungan sosio-
psikologis (Sudrajat, 2008).
3) Pola asuh
Pengaruh keluarga dalam pembentukan aktualisasi diri anak
sangatlah besar artinya. Banyak faktor dalam keluarga yang ikut
berpengaruh dalam proses perkembangan anak. Salah satu faktor dalam keluarga yang
mempunyai peranan penting dalam
pengaktualisasian diri adalah praktik pengasuhan anak (Brown,
1961)
Aktualisasi diri merupakan kemampuan seseorang untuk mengatur diri sendiri sehingga
bebas dari berbagai tekanan, baik yang berasal dari dalam diri maupun di luar diri.
Kemampuan seseorang membebaskan diri dari tekanan internal dan eksternal dalam
pengaktualisasian dirinya menunjukkan bahwa orang tersebut telah mencapai kematangan
diri. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa aktualisasi diri tersebut secara penuh. Hal ini
disebabkan oleh terdapatnya dua kekuatan yang saling tarik-menarik dan akan selalu
pengaruh-mempengaruhi di dalam diri manusia itu sendiri sepanjang perjalanan hidup
manusia.

4. Klasifikasi Kebutuhan Keselamatan atau Keamanan


a. Keselamatan Fisik
Mempertahankan keselamatan fisik melibatkan keadaan mengurangi atau mengelurkan
ancaman pada tubuh atau kehidupan. Ancaman tersebut mungkin penyakit,
kecelakaan,bahaya,atau pemajanan pada lingkungan. Pada saat sakit, seorang klien mungkin
rentan terhadap komplikasi seperti infiksi, olehkarena itu bergantung padaprofesional dalam
sistempelayann kesehatan untuk perlindungan.
Memenuhi kebutuhan keselamatan fisik kadang mengambil prioritas lebih dahulu di
atas pemenuhankebutuhan fisiologis.. Misalnya,seorang perawat mungkin perlu
melindungiklien disointasi dari kemungkinan jatuh dari tempat tidur sebelum memberikan
perawatan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. (Potter&Perry, 2005).

b. Keselamatan Psikologis
Untuk selamat dan aman secara psikologi, seorang manusia harus memahami apa
yang diharapkan dari orang lain, termasuk anggota keluarga dan profesionl pemberi
perawatan kesehatan. Seseorang harus mengethuai apa yang diharapkan dari prosedur,
pengalaman yang baru, dan hal-hal yang dijumpai dalam lingkungan. Setiap orang merasakan
beberapa ancaman keselamatan psikologis pada pengalaman yang baru dan yang tidak
dikenal. (Potter&Perry,2005).
Orang dewasa yang sehat secara umum mampu
memenuhi kebutuhan keselamatan fisik dan psikologis merekat tanpa bantuan dari
profsional pemberi perawatan kesehatan.Bagaimanapun,orang yang sakit atau acat lebih renta
untukterncam kesejahteraan fisik dan emosinya,sehingga intervensi yang dilakukan perawat
adalah untuk membantu melindungi mereka dari bahaya. (Potter&Perry, 2005).

5. Lingkup Kebutuhan Keamanan atau keselamatan


Lingkungan Klien mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang
mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup
klien. (Potter&Perry,2005).
a. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen, kelembaban yang
optimum, nutrisi, dan suhu yang optimum akan mempengauhi kemampuan seseorang.
b. Oksigen
Bahaya umum yang ditemukan dirumah adalah sistem pemanasan yang tidak
berfungsi dengan baik dan pembakaran yang tidak mempunyai sistem pembuangan akan
menyebabkan penumpukan karbondioksida.
c. Kelembaban
Kelembaban akan mempengaruhi kesehatan dan keamanan klien, jika kelembaban
relatifnya tinggi maka kelembaban kulit akan terevaporasi dengan lambat
d. Nutrisi
Makanan yang tidak disimpan atau disiapkan dengan tepat atau benda yang dapat
menyebabkan kondisi kondisi yang tidak bersih akan meningkatkan resiko infeksi dan
keracunan makanan.
6. Gangguan Rasa Nyaman akibat Nyeri
a. Pengertian Nyeri
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari
kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Smatzler & Bare, 2002).
Nyeri adalah suatu sensori subyektif dan pengalaman emosional yang tidak
menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang
dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan IASP (dalam Potter & Perry,
2006).
Nyeri adalah segala sesuatu yang dikatakan seseorang tentang nyeri tersebut dan terjadi
kapan saja seseorang mengatakan bahwa ia merasa nyeri (Mc Caffery dalam Potter & Perry,
2006).
b. Klasifikasi Nyeri
Nyeri dapat diklasifikasikan menjadi nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri akut adalah
nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit atau intervensi bedah dan memiliki awitan
yang cepat, dengan intensitas yang bervariasi ( ringan sampai berat) dan berlangsung singkat
( kurang dari enam bulan dan menghilang dengan atau tanpa pengobatan setelah keadaan
pulih pada area yang rusak. Nyeri kronisadalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap
sepanjang suatu periode waktu. Nyeri yang disebabkan oleh adanya kausa keganasan seperti
kanker yang tidak terkontrol atau non keganasan. Nyeri kronik berlangsung lama (lebih dari
enam bulan ) dan akan berlanjut walaupun pasien diberi pengobatan atau penyakit tampak
sembuh. Karakteristik nyeri kronis adalah area nyeri tidak mudah diidentifikasi, intensitas
nyeri sukar untuk diturunkan, rasa nyeri biasanya meningkat, sifat nyeri kurang jelas, dan
kemungkinan kecil untuk sembuh atau hilang. Nyeri kronis non maligna biasanya dikaitkan
dengan nyeri akibat kerusakan jaringan yang non progresif atau telah mengalami
penyembuhan.
c. Fisiologi Nyeri
Menurut Potter & Perry (2006), terdapat tiga komponen fisiologis dalam nyeri yaitu
resepsi, persepsi, dan reaksi. Stimulus penghasil nyeri mengirimkan impuls melalui serabut
saraf perifer. Serabut nyeri memasuki medula spinalis dan menjalani salah satu dari beberapa
rute saraf dan akhirnya sampai di dalam masa berwarna abu-abu di medula spinalis. Terdapat
pesan nyeri dapat berinteraksi dengan sel-sel saraf inhibitor, mencegah stimulus nyeri
sehingga tidak mencapai otak atau ditransmisi tanpa hambatan ke korteks serebral, maka otak
menginterpretasi kualitas nyeri dan memproses informasi tentang pengalaman dan
pengetahuan yang dimiliki serta asosiasi kebudayaan dalam upaya mempersiapkan nyeri.
1) Resepsi
Pemaparan terhadap panas atau dingin, tekanan, friksi dan zat-zat kimia menyebabkan
pelepasan substansi, seperti histamin, bradikinin dan kalium, yang bergabung dengan lokasi
reseptor di nosiseptor (reseptor yang berespon terhadap stimulus yang membahayakan) untuk
memulai transmisi neural, yang dikaitkan dengan nyeri. Beberapa reseptor hanya berespon
pada satu jenis nyeri, sedangkan reseptor yang lain juga sensitif terhadap temperatur dan
tekanan. Apabila kombinasi dengan reseptor nyeri mencapai ambang nyeri (tingkat intensitas
stimulus minimum yang dibutuhkan untuk membangkitkan suatu impuls saraf), kemudian
terjadilah aktivasi neuron nyeri. Karena terdapat variasi dalam bentuk dan ukuran tubuh,
maka distribusi reseptor nyeri disetiap bagian tubuh bervariasi.
Impuls saraf, yang dihasilkan oleh stimulus nyeri, menyebar disepanjang serabut saraf
perifer aferen. Dua tipe serabut saraf perifer mengkonduksi stimulus nyeri: Serabut A-Delta
yang bermielinasi dengan cepat dan serabut C yang tidak bermielinasi dan berukuran sangat
kecil serta lambat. Serabut A mengirim sensasi tajam, terlokalisasi, dan jelas yang
melokalisasi sumber nyeri dan mendeteksi intensitas nyeri. Serabut C menghantarkan impuls
yang terlokalisasi buruk, viseral, dan terus menerus.
Ketika serabut C dan A-delta mentransmisikan impuls dari serabut saraf perifer, maka
akan melepaskan mediator biokimia yang mengaktifkan dan membuat peka respons nyeri.
Misalnya, kalium, prostaglandin dilepaskan ketika sel-sel lokal mengalami kerusakan.
Transmisi stimulus nyeri berlanjut sampai transmisi tersebut berakhir dibagian kornu dorsalis
medula spinalis. Di dalam kornu dorsalis, neurotransmiter, seperti substansi P dilepaskan,
sehingga menyebabkan suatu transmisi spinalis dari saraf perifer ke saraf traktus
spinotalamus. Hal ini memungkinkan impuls nyeri ditransmisikan lebih jauh ke dalam sisitem
saraf pusat.
2) Neuroregulator
Neuroregulator memegang peranan yang penting dalam suatu pengalaman nyeri.
Sustansi ini ditemukan di lokasi nosiseptor. Neuroregulator dibagi menjadi dua kelompok,
yakni neurotransmiter dan neuromodulator. Neurotransmiter seperti substansi P mengirim
impuls listrik melewati celah sinap diantara dua serabut saraf (eksitator dan inhibitor).
Neuromodulator memodifikasi aktivitas neuron dan menyesuaikan atau memvariasikan
transmisi stimulus nyeri tanpa secara langsung menstransfer tanda saraf melalui sebuah sinap.
Endorfin merupakan salah satu contoh neuromodulator.
7. Asuhan keperawatan
A. pengkajian
1. faktor – faktor yang berhubungan dengan system sensori komuniksi pasien seperti
adanya perubahan perilaku perilaku pasien karena gangguan sensori komunikasi:
a. halusinasi
b. gangguan proses piker
c. kelesuan
d. ilusi
e. kebosanan dan tidak bergairah
f. perasaan terasing
g. kurangnya konsentrasi
h. kurangnya koordinasi dan keimbangan .
2. faktor resiko yang berhubungan dengan keadaan klien:
a. kesadaran menurun
b. kelemahan fisik
c. imobilisasi
d. pengunaan alat bantu
B. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi
1. Resiko injuri
Definisi: kondisi dimana pasien berisiko mengalami injuri akibat hubungannya dengan
kondisi lingkungan, adaptasi, dan sumber-sumber yang mengancam.
kemungkinan berhubungan dengan:
a. kurangnya informasi tentang keamanan;
b. kelemahan;
c. gangguan kesadaran;
d. kurangnya koordinasi otot;
e. epilepsy;
f. episode kejang;
g. vertigo;
h. gangguan persepsi;
Kemungkinan data yang ditemukan:
a. perlukaan dan injuri
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada:
a. AIDS:
b. demensia;
c. pengobatan barbiturate, halosinogen, dan benzodiazepine;
d. epilepsy;
e. penyakit pendarahan.
Tujuan yang diharapkan:
a. Injuri tidak terjadi.
2. Perubahan proteksi
Definisi: kondisi dimana pasien mengalami penurunan kemampuan untuk melindungi
dirinya dan penyakit, baik dari luarmaupun dari dalam tubuh.
Kemungkinan berhubungan dengan:
a. deficit imunologi;
b. malnutrisi;
c. kemotrapi atau efek pengobatan
d. penglihatan yang kurang;
e. kurang informasi tentang keselamatan.
Kemungkinan data yang ditemukan:
a. riwayat kecelakaan;
b. lingkungan yang berisiko;
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada:
a. usia: kematangan, sangat tua;
b. nutrisi kurang;
c, gangguan darah;
d. pembedahan
e. radiasi atau kemotrapi;
f. penyakit imunitas;
g. AIDS.
Tujuan yang diharapkan
pasien tidak mengalami infeksi nosokomial.
3. Risiko tinggi infeksi
Definisi: kondisi dimana pasien mempunyai risiko yang tinggi terhadap masuknya virus
penyakit.
Kemungkinan berhubungan dengan:
a. tidak adekuatnya pertahanan primer;
b. kerusakan jaringan;
c. terpaparnya lingkungan yang terkontaminasi penyakit;
d. prosedur invasive;
e. malnutrusi;
f. penyakit kronis.
Kemungkinan data yang ditemukan:
a. kondisi kulit;
b. nilai laboratorium;
c. pemakaian alat-alat invasive.
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada:
a. AIDS;
b. inferksi bakteri dan virus;
c. kondisi setelah operasi.
Tujuan yang diharapkan
a. Pasien dapat menunjukkan penurunan infeksi.
b. tidak ada tanda-tanda infeksi

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kenyamanan/rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan
sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu
yang melebihi masalah dan nyeri).klasifikasi kebutuhan aman nyaman ada dua yaitu
keselamatan fisik dan keselamatan psikologis.terdapat beberapan faktor yang mempengaruhi
kebutuhan aman dan nyaman. jika kebutuhan tersebut belum terpenuhi, maka akan
mengalami gangguan.

B. Saran
Bagi penulis:
sebaiknya seorang perawat harus dapat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien
dengan gangguan kebutuhan rasa aman dan nyaman dengan menggunakan standart
operasional prosedur.

Bagi pembaca:
sebaiknya lebih memahami dan menerapkan konsep kebutuhan rasa aman dan nyaman dalam
kehidupan sehari-hari

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi.2005.Konsep dasar Keperawatan. Jakarta : EGC


Potter&Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses,

danPraktik, Vol.1,E/4.Jakarta : EGC

Taarwoto dan Wartonah.2010.Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses

Keperawatan.Jakarta:Salemba Medika

Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.

EGC : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai