Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dismenore adalah nyeri yang terjadi sebelum dan selama masa menstruasi yang
ditandai dengan rasa kram atau tidak enak di perut bawah (Simanjuntak, 2008).
Maka istilah dismenore hanya dipakai jika nyeri haid demikian hebatnya,
sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau
cara hidupnya sehari-hari, untuk beberapa jam atau beberapa hari (Poureslami,
2002). Dismenore ini umumnya terjadi sekitar 2 atau 3 tahun setelah menstruasi
pertama dan mencapai klimaksnya saat wanita berusia 15-25 tahun (Simanjuntak,
2008).
Dismenore dikaitkan dengan produksi hormon progesteron yang meningkat
(Yatim, 2001). Dismenore dibagi atas dismenore primer dan sekunder. Dismenore
primer terjadi beberapa waktu setelah menars biasanya setelah 12 bulan atau
lebih. Rasa nyeri timbul tidak lama sebelumnya atau bersama-sama dengan
permulaan haid. Penyebab dari dismenore primer ini tidak jelas. Sedangkan
dismenore sekunder disebabkan oleh kelainan ginekologik (Simanjuntak,2008).
Diantaranya keluhan dismenore berkurang atau malah hilang setelah kehamilan
atau melahirkan anak pertama (Yatim, 2001).
Dismenore dapat dialami lebih dari setengah wanita yang sedang menstruasi,
dan prevalensi nya sangat bervariasi. Berdasarkan data dari berbagai negara,
angka kejadian dismenore di dunia cukup tinggi. Diperkirakan 50% dari seluruh
wanita di dunia menderita dismenore dalam sebuah siklus menstruasi (Calis,
2011). Pasien melaporkan nyeri saat haid, dimana sebanyak 12% nyeri haid sudah
parah, 37% nyeri haid sedang, dan 49% nyeri haid masih ringan (Calis, 2011). Di
Amerika Serikat diperkirakan hampir 90% wanita mengalami dismenore dan 10-
15% diantaranya mengalami dismenore berat, yang menyebabkan mereka tidak
mampu melakukan kegiatan apapun dan ini akan menurunkan kualitas hidup pada

Universitas Sumatera Utara


individu masing-masing. Bahkan di perkirakan para perempuan di Amerika
kehilangan 1,7 juta hari kerja setiap bulan akibat dismenore. Di Indonesia angka
kejadian dismenore primer sebesar 54,89% sedangkan sisanya adalah penderita
tipe sekunder. Dismenore menyebabkan 14% dari pasien remaja sering tidak hadir
di sekolah dan tidak menjalani kegiatan sehari-hari (Calis, 2011).
Dismenore mempunyai beberapa faktor resiko yang memperberat terjadinya
dismenore diantaranya wanita yang mengalami kegelisahan, ketegangan, depresi
dan kecemasan (Unsal, 2001). Selanjutnya wanita yang mengalami menars yang
lebih awal dan terdapatnya infeksi pada pelvis juga dapat merupakan faktor resiko
dari dismenore tersebut (Unsal,2010).
Dari hasil data-data yang ada dapat kita ketahui bahwa kejadian dismenore
cukup tinggi terutama dalam kalangan remaja, pengetahuan tentang dismenore
pada remaja dianggap penting sehingga mereka mengetahui dan dapat
menghadapi dismenore sehingga dapat mencari jalan keluar yang terbaik dan
tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan uraian ringkas dalam latar belakang di atas,dapat dirumuskan :
Bagaimanakah pengetahuan dan sikap pelajar tentang dismenore?

1.3 Tujuan penelitian


Berdasarkan rumusan masalah penelitian maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui pandangan pelajar SMA Negeri 1 Medan tentang dismenore.

1.4 Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :

a. Bagi pelajar di SMA Negeri 1 Medan, penelitian ini bermanfaat untuk


meningkatkan pengetahuan dan memperbaiki sikap mereka terhadap
dismenore.

Universitas Sumatera Utara


b. Bagi sekolah, menambah pemahaman guru terhadap murid yang
mengalami dismenore.
c. Bagi penulis, untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam
penerapan ilmu yang diperoleh semasa perkuliahan.
d. Bagi mahasiswa, dapat digunakan sebagai bahan informasi dan
masukan bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian selanjutnya yang
berhubungan dengan penelitian yang telah dilakukan penulis.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai