Anda di halaman 1dari 16

1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengetahuan merupakan hasil dari tidak tahu menjadi tahu dan terjadi setelah orang
melakukan pengindraan, melalui penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan
raba terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2007).
Pengetahuan diperoleh dari informasi baik secara lisan ataupun tertulis dari
pengalaman seseorang. Pengetahuan diperoleh dari fakta atau kenyataan dengan
mendengar radio, melihat televisi, dan sebagainya. Serta dapat diperoleh dari
pengalaman berdasarkan pemikiran kritis (Soekanto, 2002).
Menurut (world health organization) WHO, remaja adalah mereka yang berusia
antara 10-19 tahun. Definisi remaja menurut Departemen Kesehatan Republik
Indonesia adalah individu berusia antara 10-19 tahun dan belum menikah. Masa
remaja adalah periode peralihan antara masa anak-anak menuju masa dewasa.
Perubahan paling awal yang terjadi adalah perkembangan fisik/biologi, salah satunya
adalah remaja mulai mengalami haid/menstruasi.
Haid atau menstruasi adalah bagian dari kesehatan reproduksi yang harus diketahui
oleh remaja putri. Haid atau menstruasi adalah perubahan fisiologis dialami wanita
yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini
penting dalam hal reproduksi, biasanya terjadi setiap bulan antara remaja sampai
menopause (Joseph dan Nugroho, 2010).
Haid atau menstruasi yang sering dialami oleh wanita dapat menimbulkan masalah,
salah satunya adalah dismenore (Hendrik, 2006). Data hasil epidemiologi pada
populasi remaja (berusia 12-17 tahun) di Amerika Serikat, Klein dan Litt melaporkan

prevalensi dismenore 59,7% dengan nyeri haid berat sebanyak 12%, nyeri sedang
37%, dan nyeri ringan 49% (Anurogo, 2008). Hal ini didukung French (2005)
menyatakan di Amerika prevalensi dismenore paling tinggi pada usia remaja dengan
estimasi 20-90% dengan nyeri haid berat sebanyak 15%. Sedangkan di Malaysia,
prevalensi dismenore pada remaja sebanyak 62,3% (Liliawati, Verna & Khairani,
2007).
Dismenore yang banyak terjadi adalah dismenore primer (Santoso, 2008). Prevalensi
dismenore di Indonesia sebesar 64,25% yang terdiri dari 54,89% dismenore primer
dan 9,36% dismenore sekunder (Santoso, 2008). Dismenore primer adalah nyeri
haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat-alat genital yang nyata, atau tidak ada
hubungan dengan kelainan ginekologik. Dismenore primer disebabkan karena
tingginya kadar prostaglandin atau zat yang membuat otot-otot rahim berkontraksi
dan melepaskan dindingnya (Prawirohardjo, 2005).
Meskipun angka kejadiannya cukup tinggi, masih sedikit para remaja putri yang
mencari informasi mengenai masalah yang timbul pada menstruasi dan dampaknya.
Terlebih lagi adanya kepercayaan dan budaya bahwa masih tabu membicarakan
tentang

menstruasi.

Tersedianya

informasi

mengenai

menstruasi

dan

permasalahannya, khususnya dismenore merupakan hal yang penting untuk


perkembangan pelayanan kesehatan bagi remaja. (Hesti, Jane, dan Diana, 2010)
Pada penelitian ini, peneliti akan meneliti remaja putri yang berusia 15-16 tahun,
karena dismenore primer terjadi setelah 2-3 tahun dari haid pertama (menarche).
Remaja pada usia tersebut sedang berada di Sekolah Menengah Atas (SMA). Untuk
mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan remaja putri terhadap haid dan
dismenore primer, maka peneliti tertarik untuk meneliti Siswi di SMAN 1 Batam,
karena sekolah ini merupakan SMA yang berprestasi di Batam, dan sudah

terakreditasi A, sehingga tingkat pengetahuan mereka sudah sangat baik dalam


pendidikan akademis dan non akademis.
1.2 Rumusan Masalah
Adakah hubungan tingkat pengetahuan siswi SMAN 1 Batam tentang haid dan
dismenore primer?
1.3 Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan siswi SMAN 1 Batam tentang
haid dan dismenore primer
b. Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswi SMAN 1 Batam tentang haid
- Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswi SMAN 1 Batam tentang
-

dismenore primer
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang haid dengan pengetahuan
tentang dismenore primer

1.4 Manfaat Penelitian


a. Bagi pribadi
Dengan pembuatan skripsi ini penulis terpacu untuk memahami teknik
pembelajaran penulisan skripsi mengenai hubungan tingkat pengetahuan siswi
SMA tentang haid dan dismenore primer
b. Bagi civitas akademika
Diharapkan dapat memperkaya khazanah ilmu pengetahuan bagi para civitas
akademika mengenai hubungan tingkat pengetahuan siswi SMA tentang haid
dan dismenore primer.
c. Bagi masyarakat
Diharapkan skripsi ini dapat membantu dalam memberikan informasi bagi
masyarakat mengenai haid dan dismenore primer.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
2.1.1 Definisi
Pengetahuan merupakan hasil dari tidak tahu menjadi tahu dan terjadi setelah
orang melakukan pengindraan, melalui penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa, dan raba terhadap suatu objek tertentu. (Notoatmodjo, 2007)

Pengetahuan diperoleh dari informasi baik secara lisan ataupun tertulis dari
pengalaman seseorang. Pengetahuan diperoleh dari fakta atau kenyataan dengan
mendengar radio, melihat televisi, dan sebagainya. Serta dapat diperoleh dari
pengalaman berdasarkan pemikiran kritis (Soekanto, 2002).

Untuk mengukur tingkat pengetahuan terdiri dari enam peringkat:


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tahu (know)
Memahami (comprehension)
Aplikasi (aplication)
Analisis (analysis)
Sintesis (synthesis)
Evaluasi (evaluation)

2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan


Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh:

1. Pendidikan
2. Usia
3. Sumber informasi
2.1.2 Sumber Pengetahuan
Berbagai upaya yang dapat dilakukan oleh manusia untuk memperoleh
pengetahuan. Upaya-upaya serta cara-cara tersebut yang dipergunakan dalam
memperoleh pengetahuan yaitu:
1. Orang yang Memiliki Otoritas
2. Indra
3. Akal
4. Intuisi
2.2 Haid
2.2.1 Definisi
Haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan
(deskuamasi) endrometrium. (Prawirohardjo, 2005)

2.2.2 Siklus Haid


Umumnya, jarak siklus menstruasi berkisar dari 15 sampai 45 hari, dengan ratarata 28 hari. Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari, dengan rata-rata 4-6 hari.
Darah menstruasi biasanya tidak membeku. Jumlah kehilangan darah tiap siklus
berkisar dari 60-80 ml. (Sylvia,2006)

Siklus menstruasi dapat dibagi menjadi 2 fase yaitu fase folikular dan fase luteal.
Ada tiga tahapan yang terjadi pada endometrium, yaitu:
1. Fase proliferatif atau fase estrogen
2. Fase sekresi
3. Fase menstruasi

2.3 Dismenore Primer


2.3.1 Definisi
Dismenore primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat-alat
genital yang nyata. (Prawirohardjo,2005)

2.3.2 Epidemiologi dismenore primer


Pada populasi remaja (berusia 12-17 tahun) di Amerika Serikat, Klein dan Litt
melaporkan prevalensi dismenore 59,7% dengan nyeri haid berat sebanyak 12%,
nyeri sedang 37%, dan nyeri ringan 49% (Anurogo, 2008). Hal ini didukung
French (2005) menyatakan di Amerika prevalensi dismenore paling tinggi pada
usia remaja dengan estimasi 20-90% dengan nyeri haid berat sebanyak 15%.
Sedangkan di Malaysia, prevalensi dismenore pada remaja sebanyak 62,3%
(Liliawati, Verna & Khairani, 2007).
Prevalensi dismenore di Indonesia sebesar 64,25% yang terdiri dari 54,89%
dismenore primer dan 9,36% dismenore sekunder (Santoso, 2008).

2.3.3 Gejala dismenore primer


Rasa nyeri timbul bersama-sama dengan permulaan haid dan berlangsung untuk
beberapa jam, walaupun pada beberapa kasus dapat berlangsung beberapa hari.
Sifat rasa nyeri ialah kejang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas pada perut
bawah, tetapi dapat menyebar ke daerah pinggang dan paha. Bersamaan dengan
rasa nyeri dapat dijumpai rasa mual, muntah, sakit kepala, diare, iritabilitas, dan
sebagainya. (Prawirohardjo,2005)

2.3.4 Patofisiologi dismenore primer

Penyelidikan dalam tahun-tahun terakhir menunjukkan bahwa peningkatan kadar


prostaglandin penting peranannya sebagai penyebab terjadinya nyeri haid.
Terjadinya spasme miometrium dipacu oleh zat dalam darah haid, mirip lemak
alamiah yang kemudian diketahui sebagai prostaglandin, kadar zat ini meningkat
pada keadaan nyeri haid dan ditemukan di dalam otot uterus (Dawood, 2006).

Prostaglandin menyebabkan peningkatan aktivitas uterus dan serabut-serabut


saraf

terminal

rangsang

nyeri.

Kombinasi

antara

peningkatan

kadar

prostaglandin dan peningkatan kepekaan miometrium menimbulkan tekanan


intra uterus sampai 400 mm Hg dan menyebabkan kontraksi miometrium yang
hebat. Atas dasar itu disimpulkan bahwa prostaglandin yang dihasilkan uterus
berperan dalam menimbulkan hiperaktivitas miometrium. Kontraksi miometrium
yang disebabkan oleh prostaglandin akan mengurangi aliran darah, sehingga
terjadi iskemia sel-sel miometrium yang mengakibatkan timbulnya nyeri
spasmodik. Jika prostaglandin dilepaskan dalam jumlah berlebihan ke dalam
peredaran darah, maka akan timbul efek sistemik seperti diare, mual, muntah
(Harel, 2006).

2.3.5

Derajat nyeri dismenore primer

Derajat dismenore ada empat yaitu: (Riyanto,2002)


1. Derajat 0
Tanpa rasa nyeri dan aktifitas sehari-hari tak terpengaruhi
2. Derajat 1
Nyeri ringan dan memerlukan obat rasa nyeri, namun aktifitas jarang
terpengaruh

3. Derajat 2
Nyeri sedang dan tertolong dengan obat penghilang nyeri namun aktifitas seharihari terganggu
4. Derajat 3
Nyeri sangat hebat dan tak berkurang walaupun telah menggunakan obat dan
tidak dapat bekerja, kasus ini segera ditangani dokter.

BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Tingkat Pengetahuan
Siswi SMA tentang
Haid

Dismenore Primer

Variabel Bebas

Variabel Terikat

3.2 Hipotesis
Seorang siswi yang telah mengetahui haid seharusnya tahu tentang dismenore primer.

3.3 Variabel Penelitian


Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel variabel
bebas pada penelitian ini yaitu tingkat pengetahuan siswi SMA tentang haid. Dan
variabel terikat pada penelitian ini yaitu dismenore primer.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Variabel
Tingkat
pengetahuan
siswi
SMA tentang
haid

Definisi
Operasional
Hasil tahu
siswi SMA
tentang haid
yang
didapat dari
pendidikan
formal,
berita,
maupun
yang
lainnya

Cara Ukur

Alat Ukur

Skala
Ukur

Menggunakan
kuesioner
dengan cara
memberikan
Pertanyaan
tertutup
berbentuk
check list

kuesioner

ordinal

Kategori
Jawaban
benar = 1
Jawaban
salah = 0
Kriteria
pengetahuan :
Baik
:
76% 100%
Cukup :
56% 75%
Kurang :
< 56%
(Nursalam,
2008)

10

Dismenore
primer

Rasa nyeri
pada saat
haid yang
dirasakaan
dan
diketahui
siswi SMA

Menggunakan
Kuesioner
dengan cara
memberikan
pertanyaan
tertutup
berbentuk
check list

ordinal
kuesioner

Jawaban
benar = 1
Jawaban
salah = 0
Kriteria
pengetahuan :
Baik
:
76% 100%
Cukup :
56% 75%
Kurang :
< 56%
(Nursalam,
2008)

3.5 Desain Penelitian


Desain penelitian yang akan digunakan adalah penelitian survei analitik secara
potong lintang (cross sectional), variabel sebab atau risiko dan akibat atau kasus
yang terjadi pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan secara simultan (dalam
waktu yang bersamaan)
3.6 Populasi dan Sampel
3.6.1 Populasi
Populasi penelitian adalah Siswi kelas X SMAN 1 Batam yang berjumlah 156
siswi.
3.6.2 Sampel
Sampel kasus adalah sebagian dari populasi yang terpilih menjadi sampel.
Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan adalah pengambilan sampel
secara acak sederhana. Jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan

11

menggunakan rumus proporsi dengan jumlah populasi diketahui : (Suyatno,


2010)
N. Z21-/2 . P. (1-P)
n=
(N-1). d2 + Z21-/2. P. (1-P)

= Jumlah sampel penelitian (besar sampel yang diharapkan)

= Jumlah populasi

Z1-a/2 = Nilai Z pada derajat kemaknaan (biasanya 95 % = 1,96)


P

= Proporsi suatu kasus tertentu terhadap populasi (50 % = 0,5)

= Tingkat kesalahan = 10% = 0,1


N. Z21-/2 . P. (1-P)
n=
(N-1). d2 + Z21-/2. P. (1-P)
156. (1,96) 2 . 0,5. (1-0,5)
n=
(156-1). (0,1) 2 + (1,96) 2 . 0,5. (1-0,5)
149,8224
n=
1,55 + 0,9604
149,8224
n=
2,5104

12

n = 59,6806; pembulatan menjadi 60 Sampel.

3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian akan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Batam kelurahan Sungai Harapan
kecamatan Sekupang. Waktu penelitian pada bulan Januari dan Februari 2013

3.8 Pengumpulan data


3.8.1 Alat pengumpul data
Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.
3.8.2 Teknik pengumpulan data
Cara mengumpulkan data dalam penelitian ini dengan memberikan daftar
pertanyaan yang berisi pertanyaan tertutup berbentuk check list (Notoatmodjo,
2010).

3.9 Pengolahan data


Pengolahan data dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut : (Notoatmodjo,
2010)
1. Editing
Editing dilakukan peneliti untuk memeriksa kelengkapan data-data dari daftar
pertanyaan yang sudah diisi oleh responden.

13

2. Coding
Coding Mengklasifikasikan dan memberi kode pada data hasil jawaban dari setiap
pertanyaan sesuai pentunjuk coding.
3. Entry
Entry adalah memasukkan data yang diperoleh menggunakan fasilitas computer
dengan menggunakan sistem atau program SPSS
4. Cleaning (Pembersihan data)
Cleaning adalah pengecekan kembali data untuk melihat kemungkinan-kemungkinan
adanya kesalahan kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian
dilakukan pembetulan atau koreksi.

3.10 Analisa data


Analisa data menggunakan program komputer yaitu SPSS (statistical package for
the social sciences).

3.11 Jadwal Penelitian


No

NAMA
KEGIATAN

Studi
Kepustakaan
Pengajuan Judul
Pengumpulan
data populasi
yang akan di teliti

2
3

JANUARI 2013
(dalam Minggu)
1
2
3
4
X
X

X
X

FEBRUARI 2013
(dalam Minggu)
1
2
3
4

14

4
5
6
7
8

Penulisan
Proposal
Pembagian
kuesioner
Pengumpulan
data kuesioner
Analisis data

X
X

Pembuatan
Laporan Akhir

DAFTAR PUSTAKA
Anurogo
(2008).
Segala
sesuatu
tentang
nyeri
haid.
http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=3&dn=2008061916480

Dari

Cunningham, Gary., Gant, Norman., Leveno, Kenneth. (2001). Williams Obstetrics:


International Edition. Mc- Graw-Hill.
Dawood, MY and Khan-Dawood, Firyal S. (2007). Clinical efficacy and differential
inhibition of menstrual fluid prostaglandin F2 in a randomized, doubleblind,
crossover treatment with plasebo, acetaminophen, and ibuprofen in primary
dysmenorrhea. American Journal of Obstetrics & Gynecology
Dawood, M. (2006). Primary Dysmenorrhea Advances in Pathogenesis and
Management. Journal Obstetric and Gynaecology Vol. 108, No. 2, August. Published
by Lippincott Williams & Wilkins. ISSN: 0029- 7844/06 Volume 196, Issue 1 , Pages
35.e1-35.e5.

15

Fajaryati, Ninik. (2012). Hubungan Kebiasaan Olahraga dengan Dismenore Primer


Remaja Putri Di SMP N 2 Mitrit Kebumen. From http://www.e-journal.akbidpurworejo.ac.id/index.php/jkk4/article/view/62
French, L. (2005). Dymenorrhea. American Family Physician; Academic Research
Library. Dari http://proquest.umi.com/pqdweb?index90& did=785908271 &Srch
Mode -1
Guyton & Hall. (2008), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
Harel, Zeev MD. (2006). Dysmenorrhea in Adolescents and Young Adults: Etiology
and Management . J Pediatr Adolesc Gynecol 19:363-371
Hendrik (2006). Problema haid:tinjauan syariat islam dan medis. Cetakan 1. Solo:
PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Ika & Nunik. (2006). Faktor Risiko yang Mempengaruhi Kejadian Dismenore
Primer, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.
Joseph dan Nugroho. (2010). Catatan Kuliah Ginekologi dan Obstetri (Obgyn) untuk
Keperawatan dan Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika
Liliawati, I., Verna, L.K.M. & Khairani, O. (2007). Dysmenorrhoea and its effects on
school activities among adolescence girls in a rural school in Selangor Malaysia.
Med & Health, 2 (1), 42-47.
Notoatmodjo, (2010). Metodologi penelitian kesehatan . Jakarta: PT Rineka Cipta
Nursalam (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika
Prawirohardjo, S. (2005). Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Widjanarko, Bambang. (2006). Dismenore Tinjauan Terapi pada
Dismenore Primer. Majalah Kedokteran Damianus. Volume 5. No1, Januari 2006.
Price, Sylvia. (2006). Patofisiologi konsep klins proses-proses penyakit. Jakarta:
EGC
Riyanto, Harun.(2002). Nyeri Haid pada Remaja. Majalah Gemari. Edisi 12, Januari
2002 (www.keluargasehat.com).
Santoso (2008). Angka kejadian nyeri haid pada remaja Indonesia. Dari
http://www.info-sehat.com/inside_level2.asp?artid=758
Shanon, Dianne. (2006). Dysmenorrhea. Dari http://www.mednyu.edu
Soekanto, S. (2002). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Rajawali Press

16

Suyatno (2010). Menghitung besar sampel penelitian kesehatan masyarakat. Dari


http://suyatno.blog.undip.ac.id/files/2010/05/MENGHITUNG-BESAR-SAMPELPENELITIAN.pdf

Anda mungkin juga menyukai