Latar Balakang
Fase remaja merupakan periode transisi antara fase anak-anak dan dewasa.
Remaja adalah mereka yang mengalami masa transisi (peralihan) dari masa kanak-kanak
menuju masa dewasa, yaitu antara dua belas sampai tiga belas tahun hingga dua puluh
tahun ( Soekanto,2004). Remaja menurut WHO mencakup individu dengan usia sepuluh
sampai Sembilan belas tahun, sedangkan defenisi remaja menurut survey kesehatan
reproduksi remaja Indonesia adalah perempuan dan laki-laki belum kawin yang berusia
dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua
melainkan berada dalam tingkatan yang sama. Pertumbuhan dan perkembangan pada
masa remaja sangat pesat, baik fisik maupun psikologis. Pada perempuan sudah mulai
terjadinya menstruasi dan pada laki-laki sudah mulai mampu menghasilkan sperma
Pada fase ini terjadi perubahan-perubahan baik seara biologis, kognitif, maupun
psikologis. Perubahan-perubahan ini memiliki implikasi pada remaja agar mereka dapat
memahami hal-hal yang menjadi faktor risiko kesehatan, promosi kesehatan dan perilaku
yang dapat berisiko terhadap kesehatannya. Perubahan biologis yang mendasar pada
menstruasi. Pada saat menstruasi sering muncul keluhan, khususnya pada perempuan usia
produktif. Keluhan ini tidak hanya mengganggu masalah kesehatan reproduksi, tetapi
teratur, nyeri pinggang, dan salah satunya yaitu dismenore ( Kasdu,2005). Hasil
Dismenore adalah nyeri selama menstruasi yang disebabkan oleh kejang otot
uterus (Hillegas,2005). Nyeri ini timbul tidak lama sebelum atau bersama-sama dengan
permulaan haid dan berlangsung beberapa jam, walaupun beberapa kasus dapat
belangsung beberapa hari. Menurut Manuaba,1999 ada tiga tingkat derajat dismenore,
yaitu dismenore ringan, dismenore sedang, dan dismenore berat. Dismenore ringan
terjadi di skala nyeri 1-4, dismenore sedang terjadi di skala nyeri 5-6 dan dismenore berat
terjadi pada skala nyeri 7-10 (Howard, dalam Leppert,2004). Karakteristik paling
subjektif pada nyeri adalah tingkat keparahan atau intensitas nyeri tersebut (Potter,2005).
Klien sering diminta untuk menggambarkan nyeri sebagai nyeri ringan, sedang atau parah
pembuluh darah. Aliran darah yang menjuju ke uterus menurun sehingga uterus tidak
mendapat suplai oksigen yang adekuat sehingga menyebabkan nyeri. Intensitas nyeri
berbeda dipengaruhi oleh deskripsi individu tentang nyeri, persepsi dan pengalaman nyeri
(Kelly,2007).
Dari hasil survei dan wawancara yang pernah dilakukan dapat diketahui bahwa
mengganggu aktifitas belajar pada remaja putri. Hal itu terjadi kemungkinan tidak adanya
dari mata pelajaran Biologi, itupun hanya membahas tentang susunan anatomi organ