Anda di halaman 1dari 65

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Masa remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia yang

sering disebut sebagai masa pubertas yaitu masa peralihan dari anak-anak

ke masa dewasa. Kejadian yang terpenting dalam masa pubertas ialah

timbulnya haid yang pertama kali (menarche) sesudah itu haid datang

secara siklik (Manuaba, 2009).

Dalam periode ini terjadi perubahan yang sangat pesat dimensi fisik,

mental dan sosial. Masa remaja ini juga merupakan periode pencarian

identitas diri, sehingga remaja sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan.

Umumnya proses pematangan fisik lebih cepat dari pematangan

psikologisnya, oleh karena itu sering terjadi ketidakseimbangan yang

menyebabkan remaja sangat sensitif dan rawan terhadap stres (Fitri A,

2011).

Ciri khas kedewasaan wanita adalah menstruasi. Pada wanita siklus yang

berulang di dalam aksis hipotalamus, hipofisis, dan ovarium menyebabkan

pematangan dan pelepasan gamet dari ovarium untuk persiapan uterus

dalam kehamilan jika terjadi fertilisasi. Namun, tidak terjadi konsepsi,

setiap siklus berakhir dengan perdarahan menstruasi (Heffener, 2008).

WHO menetapkan batasan usia remaja adalah 12 sampai 24 tahun

(Wijaya, 2009). Penggolongan remaja ini terbagi 3 tahap, yaitu remaja


2

awal (usia 13-14 ta-hun), remaja tengah (usia 15-17 tahun) dan remaja

akhir (usia 18-21 tahun) (Dariyo, 2004).

Menstruasi atau haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari

uterus, disertai pelepasan atau deskuamasi endrometrium yang terjadi

setiap bulan secara teratur pada wanita dewasa da sehat (Lestari, 2015).

Siklus menstruasi idealnya teratur setiap bulan dengan rentang waktu

antara 21-35 hari setiap kali periode menstruasi. Siklus menstruasi normal

secara fisiologis menggambarkan, organ reproduksi cenderung sehat dan

tidak bermasalah. Sistem hormonalnya baik, ditunjukkan dengan sel telur

yang terus diproduksi dan siklus menstruasinya teratur sehingga dengan

siklus menstruasi yang normal, seorang wanita akan lebih mudah

mendapatkan kehamilan, menata rutinitas, dan menghitung masa subur

(Hestiantoro, 2007).

Menstruasi pada wanita teratur setelah mencapai usia 18 tahun (Manuaba,

2009). Sheldon menyatakan bahwa hasil penyelidikan terhadap 4000

wanita, ternyata hanya 3% diantaranya yang mempunyai siklus menstruasi

yang teratur. Hampir semua wanita mengalami siklus menstruasi yang

kurang teratur dari bulan yang satu ke bulan yang lain, pasti ada perubahan

sedikit (Beri-Beri, 2010). Siklus haid yang tidak teratur tidak memiliki

pola tertentu seperti siklus menstruasi yang memanjang atau lebih dari 35

hari (oligomenore), siklus menstruasi yang pendek kurang dari 21 hari atau

dalam sebulan mengalami menstruasi lebih dari sekali (polimenore),

bahkan tidak menstruasi selama 3 bulan (amenore) (Hestiantoro, 2007).


3

Siklus pendek maupun panjang, sama-sama menunjukkan ketidak beresan

pada sistem metabolisme dan hormonal. Dampaknya yaitu jadi lebih sulit

hamil (infertilitas). Siklus pendek yang terjadi pada wanita dapat

mengalami unovulasi karena sel telur tidak terlalu matang sehingga sulit

untuk dibuahi. Siklus panjang pada wanita menandakan sel telur jarang

sekali diproduksi atau wanita mengalami ketidaksuburan yang cukup

panjang. Apabila sel telur jarang diproduksi berarti pembuahan akan

sangat jarang terjadi. Ketidakteraturan siklus menstruasi juga membuat

wanita sulit mencari kapan masa subur dan tidak. Wanita yang memiliki

siklus 28 hari hanya sekitar 10-15% (Hestiantoro, 2007).

Menstruasi atau datang bulan merupakan salah satu ciri kedewasaan

seorang wanita. Gangguan pada siklus menstruasi dipengaruhi oleh

gangguan pada fungsi hormon, kelainan sistemik, stres, kelenjar gondok,

dan hormon proklatin yang berlebihan (Nuraini, 2011). Individu

beradaptasi terhadap stress dalam belajar menggunakannya demi

keuntungannya. Walaupun demikian stres yg berlebihan akan

mempengaruhi kualitas hidup. Dalam pengaruhnya terhadap pola

menstruasi, stress melibatkan sistem neuroendokrinologi sebagai sistem

yang besar perannya dalam reproduksi wanita (Sriati, 2008).

Gangguan siklus menstruasi adalah kasus yang sangat sering dijumpai,

baik di Indonesia maupun Negara lain. Di Amerika Serikat, sektar 67%

remaja mengalami gangguan siklus menstruasi, di Rusia 43%, dan India

38% (Tina, 2009).


4

Kasus yang terjadi di Indonesia beberapa di antaranya menunjukan

menstruasi yang berkepanjangan ataupun gangguan dalam siklus

menstruasi bisa menimpa wanita mulai remaja (sudah menstruasi) hingga

premenopause (menjelang berakhirnya masa menstruasi). Kejadian ini bisa

dialami oleh wanita remaja dan wanita muda sekitar 20 %, sedangkan 40%

pada wanita paruh baya (lebih dari 40 tahun) yang diakibatkan oleh stres

(Lee, 2011).

Pada layanan kesehatan primer, gangguan menstruasi pada remaja

diperkirakan sekitar 71%. Pada penelitian lain, sebanyak 38% wanita yang

mengalami gangguan siklus menstruasi menganggapnya sebagai masalah,

sedangkan 33% remaja tidak menganggap sebagai masalah penting

(Anamika et al, 2008).

Stres diketahui sebagai faktor penyebab (etiologi) terjadinya gangguan

siklus menstruasi. Kebanyakan wanita mengalami sejumlah perubahan

dalam siklus menstruasi selama reproduksi. Dalam pengaruhnya terhadap

siklus menstruasi, stres melibatkan sistem hormonal sebagai sistem yang

berperan besar pada reproduksi wanita (Perdanakusuma, 2010).

Stres dan kecemasan sebagai rangsangan melalui sistem syaraf diteruskan

ke susunan syaraf pusat, yaitu sistem limbik, selanjutnya melalui syaraf

outonom (simpatis dan parasimpatis) akan diteruskan ke kelenjar-kelenjar

endokrin (Sriarti, 2008).

Neuroendokrin menuju hipofisis melalui sistem prontal mengeluarkan

gonadotropin dalam bentuk Folikel Stimulating Hormone (FSH) dan


5

Leutinizing Hormone (LH) dan nantinya akan mempengaruhi terjadinya

proses menstruasi (Sherwood, 2001).

Wangsa (2010) menjelaskan bahwa stres adalah suatu kondisi dimana

keadaan tubuh terganggu karena tekanan psikologis. Penelitian yang

dilakukan oleh Walker (2002) pada 60 orang remaja menghasilkan bahwa

penyebab utama stress (ketegangan) dan masalah yang ada pada remaja

berasal dari hubungan dengan teman dan keluarga, tekanan dan harapan

dari diri mereka sendiri dan orang lain, tekanan di sekolah oleh guru dan

pekerjaan rumah, tekanan ekonomi dan tragedi yang ada dalam kehidupan

mereka misalnya kematian, perceraian dan penyakit yang dideritanya atau

anggota keluarganya (Nasution,2007).

Stres itu sendiri sebenarnya tidak selalu bermakna negatif, karena itu di

beberapa orang dan tempat, stres ter-kadang justru melahirkan situasi

dinamis yang mendorong seseorang mencapai prestasi yang tinggi

(Wangsa, 2010). Manusia mengalami stres dari tiga sumber utama yaitu

lingkungan, fisiologik, dan pikiran. Stres lingkungan mencakup

kebisingan, kepadatan, tekanan waktu, standar prestasi, ancaman terhadap

rasa aman dan harga diri serta penyesuaian diri dengan teman, pasangan

dan perubahan keluarga. Stres fisiologik (dari tubuh) antara lain perubahan

kondisi tubuh seperti masa remaja, haid, proses menua, kecelakaan, kurang

gizi, kurang tidur. Stres pikiran merupakan pemak-naan diri dan

lingkungan dimana pikiran menginterpretasi dan menerjemahkan

pengalaman perubahan (Gunarya, 2008).


6

Prevalensi siklus menstruasi yang abnormal berdasarkan evaluasi medis,

terdapat 9-13% wanita usia reproduksi mengalami menstruasi yang tidak

teratur, pada populasi di US menunjukkan 19% wanita usia 18-55 tahun

mengalami gangguan dengan menstruasinya (Strine, 2005), dan juga dari

hasil penelitian di India, mayoritas dari wanita yang dilaporkan memiliki

rata-rata 37,9% menglami menstruasi tidak teratur (Williams, 2006).

Menurut penelitian Isnaeni yang berjudul Hubungan antara stress dengan

pola menstruasi pada mahasiswi D IV kebidanan jalur reguler Universitas

Sebelas Maret Surakarta tahun 2010 diperoleh hasil bahwa terdapat

hubungan positif antara stres dengan pola menstruasi pada mahasiswa D

IV Kebidanan Jalur Reguler Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap 10 siswi SMP

Muhammadiah 01 Desa Margasari kelas VII dan VIII terdapat 7 orang

mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur, mereka mengatakan

kadang-kadang sering terlambat datang bulan (haid) terutama ketika

siswi mempunyai banyak pekerjaan rumah.

1.2 Perumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, gangguan siklus menstruasi

sering terjadi pada wanita usia produktif, tidak jarang wanita mengalami

ganggun siklus menstruasi. Maka rumusan masalah yang tepat dalam

penelitian ini adalah Apakah ada hubungan tingkat stress terhadap

gangguan siklus menstruasi pada siswi kelas VII dan VIII di SMP
7

Muhammadiah 01 desa Margasari kecamatan Labuhan Maringgai

Lampung Timur tahun 2016?

1.3 Batasan masalah

Pada penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup penelitian sebagai

berikut : desain kuantitatif dengan jenis penelitian observasional dengan

pendekatan cross sectional. Subjek penelitian yaitu siswi SMP kelas VII

dan VIII di SMP Muhammadiah 01 desa Margasari. Objek penelitian ini

yaitu hubungan tingkat stres terhadap gangguan siklus menstruasi. Lokasi

penelitian ini yaitu di SMP Muhammadiah 01 desa Margasari dan waktu

penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2016 dengan pendekatan.

1.4 Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian sebagai berikut:

1.4.1 Tujuan umum

Diketahui hubungan tingkat stres terhadap gangguan menstruasi

pada siswi kelas VII dan VIII di SMP Muhammadiah 01 desa

Margasari kecamatan Labuhan Maringgai Lampung Timur tahun

2016
8

1.4.2 Tujuan khusus

1. Diketahui distribusi frekuensi gangguan menstruasi di SMP

Muhammadiah 01 Desa Margasari tahun 2016

2. Diketahui distribusi frekuensi stress terhadap siswi SMP

Muhammadiah 01 Desa Margasari tahun 2016

3. Diketahui hubungan tingkat stres terhadap gangguan siklus

menstruasi di SMP Muhammadiah 01 Desa Margasari tahun 2016

1.5 Manfaat penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

1. Bagi stikes Mitra Lampung

Diharapkan dapat dijadikan referensi tambahan tentang

hubungan tingkat stres terhadap siklus menstruasi di SMP

Muhammadiah 01 desa margasari kecamatan labuhan

maringgai kabupaten lampung timur tahun 2016.

2. Bagi peneliti lain

Diharapkan terus menerapkan ilmu yang didapat dari bangku

kuliah kedalam situasi yang nyata yaitu masyarakat dengan

melakukan penelitian lebih lanjut dengan metode penelitian

yang berbeda dan lebih kompleks serta dari hasil penelitian ini

dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan peneliti


9

tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan siklus

menstruasi.

1.5.2 Manfaat Aplikatif

1. Bagi petugas kesehatan

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan pendidikan

kesehatan kepada masyarakat supaya masyarakat dapat lebih

memahami kesehatan, dan dapat mencegah terjadinya gangguan

terhadap siklus menstruasi.

2. Bagi siswi SMP Muhammadiah 01 desa Margasari

Diharapkan para siswi untuk menhindari stres agar siklus

menstruasi dapat lancar.

3. Bagi ilmu Keperawatan

Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman

praktisi keperawatan akan pentingnya pengetahuan tentang

dampak stres terhadap gangguan siklus menstruasi.


10

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Dasar-dasar Teori

2.1.1 Menstruasi

a. Pengertian Menstruasi

Menstruasi atau haid adalah perdarahan secara periodik dan

siklik dari uterus, disertai pelepasan atau deskuamasi

endometrium yang terjadi setiap bulan secara teratur pada

wanita dewasa dan sehat (Lestari, 2015).

Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang

disertai dengan perdarahan dan terjadi secara berulang setiap

bulan kecuali pada saat kehamilan (pratiwi, 2011).

Haid atau menstrusi merupakan peristiwa perdarahan periodik

dan siklik dari rahim (uterus) yang terjadi setiap bulan, disertai

pelepasan selaput lendir rahim atau endometrium. Haid atau

menstruasi merupakan kematangan biologik seorang wanita.

Sebagian besar ramaja akan mendapat haid pertama pada usia

10-12 tahun. Paling lambat 15 tahun. Bila setelah usia 16 tahun

belum juga mendapat haid disebut amnorea primer, untuk

keadaan ini diperlukan pemeriksaan menyeluruh. Mulai dari

perkembangan sex sekunder seperti pertumbuhan buah dada,

rambut ketiak dan kemaluan (Damayani, 2009).


11

b. Siklus menstruasi

Siklus menstruasi dipengaruhi oleh serangkaian hormon yang

diproduksi oleh tubuh yaitu Luteinizing Hormon, Follikel

Stimulating Hormone dan esterogen. Selain itu siklus juga

dipengaruhi oleh psikis si wanita sehingga bisa maju dan

mundur. Untuk itu, peahaman mengenai bagaimana terjadinya

menstruasi dan bagaimana siklus menstruasi itu perlu dipahami

kaum hawa secara rinci (pratiwi, 2011).

Siklus mentruasi wanita berbeda beda, namun rata-rata berkisar

28 hari. Hari pertama menstruasi dinyatakan sebagai hari

pertama siklus menstruasi. Siklus menstruasi ini terdiri atas 4

fase yaitu :

1. fase menstruasi

terjadi bila ovum tidak dibuahi oleh sperma, sehingga korpus

luteum menghentikan produksi hormon esterogen dan

progesteron. Turunnya kadar esterogen dan progesteron

menyebabkan lepasnya ovum dari endometrium disertai

robek dan luruhnya endometrium, sehingga terjadi

perdarahan. Fase menstruasi berlangsung kurang lebih 5 hari.

Darah yang keluar selama menstruasi berkisar antara 50-150

mililiter (Endang, 2015).


12

2. Fase folikuler atau fase poliferasi (hari ke-5 hingga hari

ke-14)

pada masa ini adalah msa paling subur bagi seorang wanita.

Dimulai dari hari 1 sampai sekitar kadar LH meningkat dan

terjadi pelepasan sel telur (ovulasi). Dinamakan fase folikuler

karena pada saat ini terjadi terjadi pertumbuhan folikel di

dalam ovarium. Perdarahan menstruasi berlangsung selama

3-7 hari, rata-rata selama 5 hari. Darah yang hilang sebanyak

28-283 gram. Darah menstruasi biasanya tidak akan

membeku kecuali ada perdarahan yang hebat. Dan pada

akhirnya fase ini terjadi lonjakan penghasilan hormon LH

yang sangat meningkat yang menyebabkan ovulasi

(Lestari, 2015).

3. Fase Luteal/fase sekresi/fase pramenstruasi (hari ke 14 hingga

hari ke 28)

Pada fase ini menunjukkan masa ovarium beraktivitas

membentuk korpus luteum dari sisa-sisa folikel-folikel de

graaf yang sudah mengeluarkan sel ovum (telur) pada saat

terjadinya proses ovulasi. Pada fase ini meningkatkan hormn

progesteron yang bermakna, yang diikuti oleh penurunan

kadar hormon-hormon FSH, esterogen dan LH. Keadaan ini

digunakan sebagai penunjang lapisan endometrium untuk

mempersiapkan dinding rahim dalam menerima hasil

konsepsi jika terjadi kehamilan, digunakan ini digunakan


13

untuk penghambatan masuknya spermake dalam uterus dan

proses peluruhan dinding rahim yang prosesnya akan terjadi

pada akhir fase ini (Lestari, 2015).

4. Fase Regenerasi/ Pascamenstruasi (hari ke-1 sampai hari

ke-5)

pada fase ini terjadiproses pemulihan dan pembentukan

kembali lapisan endometrium uteri, sedangkan ovarium mulai

beraktivitas kembali membentuk folikel-folikel yang

terkandung di dalamnya melalui pengaruh hormn-hormon

FSH dan esterogen yang sebelumnya sudah dihasilkan

kembali di dalam ovarium (Lestari, 2015).

c. Macam- Macam Menstruasi

Pada wanita menstruasi seringkali terjadi perubahan yaitu:

1. Menstruasi teratur adalah menstruasi yang berlangsung

selama beberapa hari, berhenti selama beberapa minggu,

dan kembali lagi seterusnya sampai perumpuan mengalami

menopause, siklus mentruasi rata- rata terjadi sekitar 21- 35

hari.

2. Menstruasi yang tidak teratur adalah kebanyakan terjadi

akibat faktor hormonal. Seorang perempuan yang memiliki

hormon estrogen dan progesteron yang berlebihan dapat

memungkinkan terjadinya menstruasi yang dikarenakan oleh

faktor hormonal, maka dapat dipastikan perempuan tersebut

mengalami gangguan kesuburan. Hal ini dapat diatasi dengan


14

suntikan untuk mempercepat pematangan sel telur ( Nur

Najmi Laila, 2011).

d. Gangguan menstruasi

Wanita dalam kehidupannya tidak luput dari adanya siklus haid

normal yang terjadi secara periodik. Kelainan siklus menstruasi

merupakan penyebab infertilitas yang penting. Disfungsi ovulasi

berjumlah10-25% dari kasus infertilitas wanita. Ovulasi yang

jarang, endometriosis dapat menyebabkan infertilitas. Nyeri haid

seringkali dianggap sebagai gejala khas dari endometrosis.

Beberapa gangguan menstruasi yang paling sering muncul, yaitu

sebagai berikut:
a. Hipermenorea
Hipermenorea adalah (menoragia) adalah bentuk gangguan

siklus menstruasi tetap teratur, jumlah darah yang

dikeluarkan cukup banyak dan terlihat dari jumlah pembalut

yang dipakai dan gumpalan darahnya. Penyebab terjadinya

menoragia kemungkinan terdapat mioma uteri (pembesaran

rahim), polip endometrium, atau hiperplasia endometrium,

(penebalan dinding rahim) (Manuaba, 57:2009)


b. Hipomenorea
Pada kelainan ini siklus menstruasi tetap teratur sesuai

dengan jadwal menstruasi, jumlahnya sedikit, dengan

kenyataan tidak banyak berdarah. Penyebabnya kemungkinan

gangguan hormonal, kondisi wanita kekurangan gizi, atau

wanita dengan penyakit tertentu (Manuaba, 58:2009)


c. polimenorea
15

Polimenorea adalah ketika seorang wanita mengalami siklus

yang lebih sering, dikenal dengan istilah polimenorea. Wanita

dengan polimenorea akan mengalami menstruasi hingga dua

kali atau lebih dalam sebulan, dengan pola yang teratur dan

jumlah perdarahan yang relatif sama atau lebih banyak dari

biasanya. Penyebab timbulnya menstruasi yang lebih sering

ini tentunya akan menimbulkan kekhawatiran pada wanita

yang mengalaminya. Polimenorea dapat terjadi akibat adanya

ketidak seimbangan sistem hormonal pada aksis hipotalamus-

hipofisis-ovarium. Ketidakseimbangan hormon tersebut dapat

mengakibatkan gangguan pada proses ovulasi (pelepadan sel

telur)atau memendeknya waktu yang dibutuhkan untuk

berlangsungnya suatu siklus menstruasi normal sehingga

didapatkan menstruasi yang lebih sering. Gangguan

keseimbangan hormon dapat terjadi pada:


a. pada 3-5 tahun pertama setelah haid pertama
b. beberapa tahun menjelang menopause
c. gangguan indung telur
d. stress dan depresi
e. pasien dengan gangguan makan (anorexia nervosa, dan

bulimia)
f. penurunan berat badan berlebihan
g. obesitas
h. olahraga berlebihan, misal atlit
i. penggunaan obat obatan tertentu, seperti antikoagulan,

aspirin, NSAIDS.
Pada umumnya, polimenorea bersifat sementara dan dapat

sembuh dengan sendirinya (Endang, 2015).


d. Oligomenora
16

Oligomenora merupakan suatu keadaan dimana siklus

menstruasi memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah

perdarahannya tetap sama. Wanita yang mengalami

oligomenorea akan mengalami menstruasi yang lebih jarang

daripada yang biasanya. Namun jika berhentinya siklus

menstruasi ini berlangsung selama lebih dari 3 bulan, maka

kondisi tersebut dikenali sebagai amnorea sekunder.

Oligomenora biasanya terjadi akibat adanya gangguan

keseimbangan hormonal, dan gangguan hormonal tersebut lah

yang menyebabkan lamanya siklus menstruasi normal menjadi

memanjang (Endang, 2015).


e. Amenorea
Amenorea yaitu keterlambatan menstruasi lebih dari tiga bulan

berturut-turut. Menstruasi wanita teratur setelah mencapai usia

18 tahun. Amenorea terbagi menjadi dua yaitu


1. Amenorea primer
Amenorea primer terjadi ketika seorang wanita tidak

mengalami menstruasi sejak kecil, penyebabnya

kelainannya anatomis alat kelamin (tidak terbentuknya

rahim, tidak ada liang vagina, atau gangguan hormonal)

(Manuaba, 58:2009).
2. Amenorea sekunder
Amenorea sekunder yaitu pernah mengalami menstruasi

dan selanjutnya berhenti lebih dari tiga bulan, penyebabnya

mungkin gangguan gizi dan metabolisme, gangguan

hormonal, terdapat tumor alat kelamin, atau terdapat

penyakit menahun (Manuaba, 58:2009).


f. Metroragia
17

Metroragia adalah perdarahan diluar haid, perdarahan ini dapat

disebabkan oleh keadaan yang bersifat hormonal dan kelainan

anatomis. Pada kelainan hormonal terjadi gangguan poros

hipotalamus-hipofise, ovarium (indung telur), dan rangsangan

esterogen dan progesteron dengan bentuk perdarahan yang

terjadi di luar menstruasi, bentuknya bercak dan terus menerus,

dan perdarahan menstruasi berkepanjangan (Manuaba,

58:2009).

e. Penyebab Gangguan Siklus Menstruasi

Menurut Proverawati dan Misaroh (2009) banyak penyebab

kenapa siklus menstruasi menjadi panjang atau sebaliknya.

Namun penanganan kasus dengan siklus mentruasi yang tidak

normal, tak berdasarkan kepada panjang atau pendeknya sebuah

siklus menstruasi, melainkan berdasarkan kelainan yang

dijumpai. Penanganan dilakukan oleh dokter berdasarkan

penyebabnya seperti:

1. Fungsi hormon terganggu yaitu menstruasi terkait erat dengan

sistem hormon yang diatur di otak, tepatnya di kelenjar

hipofisa. Sistem hormonal ini akan mengirim sinyal ke

indung telur untuk memproduksi sel telur. Bila sistem

pengaturan ini terganggu, otomatis siklus menstruasi pun

akan terganggu.
18

2. Kelainan sistemik yaitu ada wanita yang tubuhnya sangat

gemuk dan kurus. Hal ini mempengaruhi siklus

menstruasinya karena sistem metabolisme di dalam

tubuhnya tidak bekerja dngan baik. Atau wanita menderita

penyakit diabetes, juga akan mempengaruhi sistem

metabolisme wanita sehingga siklus menstruasinya pun tidak

teratur.

3. Stress yaitu jangan dianggap enteng sebab akan menggangu

sistem metabolisme didalam tubuh. Bisa saja karena stress, si

wanita jadi mudah lelah, sehingga metabolismenya

terganggu. Bila metabolisme terganggu, siklus menstruasi

punikut terganggu.

4. Kelenjar Gondok yaitu terganggunya fungsi kelenjar gondok

atau tiroid juga bisa menjadi penyebab tidak teraturnya siklus

menstruasi. Gangguan bisa berupa produksi kelenjar gondok

yang terlalu tinggi

(hipertiroid) maupun terlalu rendah (hipotiroid). Pasalnya,

sistem hormonal tubuh ikut terganggu.

5. Hormon Prolaktin Berlebihan Pada ibu menyusui, produksi

hormon prolaktinnya cukup tinggi. Hormon prolaktin ini

sering kali membuat ibu tidak kunjung menstruasi karena

memang hormon ini menekan tingkat kesuburan ibu. Pada

kasus ini tidak masalah, justru sangat baik untuk memberikan

kesempatan pada ibu guna memlihara organ reproduksinya.


19

Sebaliknya, jika tidak sedang menyusui, hormon prolaktin

juga bisa tinggi, biasanya disebabkan kelainan pada kelenjar

hipofisis yang terletak di dalam kepala.

2.1.2 Stres

a. Pengertian stres

Stress dapat didefinisikan sebagai respons adaptif, dipengaruhi

oleh karakteristik individual dan/atau proses psikologis, yaitu

akibat dari tindakan, situasi, atau kejadian eksternal yang

menyebabkan tuntutan fisik dan/atau psikologis terhadap

seseorang (Hidayat, 2009).

Stres adalah respons tubuh yang sifatnya non spesifik terhadap

setiap tuntutan beban atasnya. Misalnya bagaimana respons tubuh

seseorang manakala yang bersangkutan mengalai beban pekerjaan

yang berlebihan. Bila ia sanggup mengatasinya artinya tidak ada

gangguan pada fungsi organ tubuh, maka dikatakan yang

bersangkutan tidak mengalami stress (Hawari:17 2006).

Stres merupakan respon tubuh yang sifatnya nonspesifik terhadap

setiap tuntutan beban atasnya. Stresor psikososial adalah setiap

keadaan/peristiwa yang menyebabkan perubahan dalam

kehidupan seseorang, sehingga seseorang itu terpaksa

mengadakan adaptasi/penyesuaian diri untuk menanggulanginya.

Namun, tidak semua orang mampu melakukan adaptasi dan


20

mengatasi stresor tersebut, sehingga timbulah keluhan-keluhan

antara lain stres (Sriati, 2008).

b. Faktor- faktor yang Dapat Menimbulkan Stress

Untuk menemukan penyebab stress antara lain yaitu:

a. Lingkungan yang asing


b. Kehilangan kemandirian sehingga dapat mengalami ketergantungan

memerlukan bantuan orang lain.


c. Berpisah dengan keluaga dan pasangan.
d. Masalah biaya.
e. Kurang informasi.
f. Ancaman masalah penyakit yang parah.
g. Masalah pengobatan ( Wartonah dan Tarwoto, 2003).

c. Sumber Stress

Persepsi atau pengalaman individu terhadap perubahan besar

menimbulkan stress. Stimulasi yang mengawali mencetuskan

perubahan disebut. stressor menunjukkan suatu kebutuhan yang

tidak terpenuhi dan kebutuhan kebutuhan tersebut bisa saja

kebutuhan fisologis, psikologis, sosial, lingkungan,perkembangan,

spiritual atau kebutuhan cultural. Secara umum dapat

diklasifiksikan sebagai internal dan eksternal. Stressor internal

berasal dari dalam diri seseorang ( misalnya: Demam, kondisi

seperti kehamilan atau menopause, atau suatu keadaan emosi

seperti rasa bersalah). Stressor eksternal berasal dari luar diri

seseorang ( misalnya: perubahan bermakna dalam suhu lingkungan,

perubahan dalam peran keluarga atau social, atau tekanan dari

pasangan) ( Potter dan Perry, 2005).


21

d. Tahapan Stress
Tahapan stress menurut dadang hawari ada 6 tahap yaitu:
a. Stress Tahap 1
Tahapan ini merupakan tahapan stress yang paling ringan, dan

biasanya di sertai dengan perasaan- perasaan sebagai berikut :


1. Semangat bekerja besar, berlebihan (over acting).
2. Pengelihatan tajam tidak sebagaimana biasanya.
3. Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya;

namun tanpa disadari cadangan energi dihabiskan (all out)

disertai rasa gugup yang berlebihan pula.


4. merasa senang dengan pekerjaannya itu dan semakin

bertambah semangat, namun tanpa disadari cadangan energi

semakin menipis.
b. Stress Tahap 2

Dalam tahapan ini dampak stress yang semula

menyenangkan bagaimana diuraikan pada tahap 1 diatas

mulai menghilang. Keluhan-keluhan yang sering

dikemukakan oleh seseorang yang berada pada tress tahap

II adalah sebagai berikut :

1. Merasa letih sewaktu bangun pagi, yang seharusnya

merasa lebih segar.

2. Merasa udah lelah sesudah makan siang.

3. lekas merasa capek menjelang sore hari.

4. Sering mengeluh lambung atau perut tidak nyaman

(bowel discomfort)

5. Detakan jantung lebih keras dari biasanya (berdebar-

debar).

6. Otot punggung dan tengkuk semakin tegang.

7. Tidak bisa santai.


22

c. Stress Tahap 3

Keluhan- keluhan yang semakin nyata dan mengganggu

yaitu :

1. Gangguan lambung dan usus semakin nyata; misalnya

keluhan maag (gastritis), buang air besar tidak teratur

(diare).

2. Ketegangan otot-otot semakin terasa.

3. Perasaan ketidak-tenangan dan ketegangan emosional

semakin meningkat.

4. Gangguan pola tidur (insomnia), misalnya sukar untuk

mulaimasuk tidur (early insomnia), atau terbangun

tengah malam dan sukar kembali tidur (middle

insomnia), atau bangun terlalu pagi/dini hari dan tidak

dapat kebali tidur (late insomnia).

5. Koordinasi tubuh terganggu (badan terasa oyong dan

serasa mmau pingsan).

d. Stress Tahap 4
23

Bila yang bersangkutan terus meaksakan diri untuk bekerja

tanpa mengenal istirahat, maka gejala stress tahap IV akan

muncul yaitu:

1. Untuk bertahan sepanjang hari saja sudah terasa amat

sulit

2. Aktivitas pekerjaan yang semula menyenangkan dan

mudah diselesaikan menjadi membosankan dan terasa

lebih sulit

3. Yang semula tanggap terhadap situasi menjadi

kehilangan kemampuan untuk merespons secara

memadai (adequate)

4. Ketidakmampuan untuk melaksanakan kegiatan rutin

sehari-hari

5. Gangguan pola tidur disertai dengan mipi-mimpi yang

menegangkan

6. Seringkali menolak ajakan (negativism) karena tiada

semangat dan kegairahan

7. Daya konsentrasi dan daya ingat menurun

8. Timbul perasaan ketakutan dan keceasan yang tidak dapat

dijelaskan apa penyebabnya.

e. Stress Tahap 5
24

1. Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam (physical

and psycological exhaustion).


2. Ketidak mampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari

yang ringan dan sederhana.


3. Gangguan sistem pencernaan semakin berat (gastro-intestinal

disorder).
4. Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang semakin

meningkat, mudah bingung dan panik.


f. Stress Tahap 6
Tahapan ini merupakan tahappan klimaks, seseorang mengalami

serangan panik (panic attac) dan peasaan takut mati.


1. Debaran jantung teramat keras.
2. Susah bernafas (sesak dan megap-megap).
3. Sekujur badan terasa gemetar, dingin dan keringat bercucuran
4. Ketiadaan tenaga untuk hal-hal yang ringan
5. Pingsan atau kolaps ( Hawari; 27. 2006).
e. Respon Terhadap Stress
Individu secara keseluruhan terlibat dalam merespons dan mengadaptasi

stress. Namun demikian, sebagian besar dari riset tentang stress berfokus

pada respons psikologis atau emosional dan fisiologis, meski dimensi ini

saling tumpang tindih dan berinteraksi dengan dimensi lain. Ketika terjadi

stress, seseorang menggunakan energi fisologis dan psikologis untuk

berespons dan mengadaptasi. Besarnya energi yang dibutuhkan dan

keefektifan dari upaya mengadaptasi bergantung pada intensitas, cakupan

dan durasi stressor besarnya stressor lainnya. Respons stress adalah adaptif

dan protektif, dan karakteristik dari respons ini adalah hasil dari respons

neuro endokrin yang terintegrasi


(Potter dan Perry, 2005).
f. Bahaya Stress Bagi Kesehatan

Stress normal sebenarnya merupakan reaksi alamiah yang berguna,

karena stress akan mendorong kemampuan seseorang untuk

mengatasi kesulitan atau problem kehidupan. Tetapi, dalam

kehidupan dunia modern ini, banyaknya persaingan, tuntutan, dan


25

tantangan yang menumpuk, menjadi tekanan dan beban stress

( ketegangan) bagi semua orang. Jika tekanan stress terlampau besar

hingga melampaui daya tahan individu, maka akan timbul gejala-

gejala seperti sakit kepala, mudah marah, tidak bisa tidur; gejala-

gejala itu merupakan reaksi non- spesifik pertahanan diri, dan

ketegangan jiwa itu akan merangsang kelenjar anak ginjal ( corfex)

untuk melepaskan hormon adrenalin dan memacu jantung berdenyut

lebih cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah menjadi naik dan

aliran darah ke otak, paru- paru, dan otot perifer, meningkat. Jika

stress berlangsung cukup lama, tubuh akan berusaha mengadaknan

penyesuaian sehingga timbul perubahan patologis ( Anggota IKAPI,

2009).

Beberapa gejala awal akibat stress dapat dibagi menjadi keluhan somatik,

psikis, dan gangguan psikomotor dengan atau tanpa gejala psikotik.


a. Keluhan Somatik
1. Gangguan cerna.
2. Nyeri dada atau debar jantung ( palpitasi).
3. Insomnia berupa gangguan tidur atau tidur tapi mudah terbangun.
4. Gangguan yang tidak spesifik seperti: sakit kepala atau tidak

nafsu makan.
5. Nyeri otot, letih, lesu, tidak bergairah.
b. Keluhan Psikis
1. Putus asa, merasa masa depan suram.
2. Sedih dan merasa bersalah.
3. Impulsif dan mudah marah.
4. Selalu tegang dan suka menyendiri.
c. Gangguan Psikomotor
1. Gairah kerja atau belajar menurun.
2. Mudah lupa dan konsentrasi berkurang ( Anggota IKAPI, 2009).
Mengurangi stress dan menambah kemampuan menangkal dampak negatif

stress adalah penting sebagai penunjangterapi penyembuhan. Tanpa usaha

mengurangi stress dan menambah daya tahan terhadap stress akan mudah

kambuh lagi sesudah pengobatan. Hanya mengobati sumber penyebabnya,


26

sama artinya dengan memperbaiki mobil yang ringsek tetapi tidak

mengganti rem blong yang semula menjadi penyebab kecelakaan


( Anggota IKAPI, 2009).
g. Katagori Stress
a. Stress ringan
1. Biasanya tidak merusak aspek fisiologis.
2. Berakhir dalam beberapa menit atau beberapa jam.
3. Tidak menimbulkan penyakit kecuali dihadapi terus- menerus

seperti : ketiduran, kemacetan.


b. Stress sedang
1. Terjadi beberapa jam sampai beberapa hari.
2. Faktor predisposisi timbulnya penyakit jantung koroner seperti:

membuat pekerjaan baru, saudara pergi jauh.


c. Stress berat
1. Terjadi beberapa minggu sampai beberapa tahun ( kronis).
2.Menimbulkan penyakit berat dan bisa sampai meninggal seperti:

kesulitan financial, hubungan suami istri yang tidak harmonis.


3. Penyakit fisik yang lama ( Anggota IKAPI, 2009).

h. Hubungan Stress Dengan Siklus Menstruasi.

Fraser (2009) mengatakan hipotalamus adalah sumber utama control

hipotalamus dan mengatur kelenjar hipofisis anterior melalui jalur

hormonal. Sebaliknya, kelenjar hipofisis anterior mengatur ovarium

dengan hormon.Akhirnya, ovarium menghasilkan hormone yang

mengendalikan perubahan yang terjadi simultan dan selaras.Mood

wanita dapat berubah sejalan dengan siklus tersebut karena adanya

hubungan yang erat antara hipotalamus dan korteks serebri.

Saryono (2009) mengatakan gejala stress sangat mempengaruhi

siklus menstruasi pada wanita, karena pesan sepanjang saraf di

dalam otak, tulang belakang dan seluruh tubuh. Nevid (2005)

mengatakan adanya rangsangan stressor psikososial mengakibatkan

jaringan neuron di otak ikut serta dalam memberikan sinyal bahaya.


27

Otak dapat secara konstan mengirim pesan bahwa ada sesuatu yang

salah dan memerlukan perhatian segera, hal ini membawa kepada

pikiran-pikiran kecemasan obsessional dan tingkah laku komplusif

representative yang kemudian menginkorpusi bagian-bagian dari

sistem limbik yang memegang peranan dalam respons emosional.

Prawirohardjo (2008) mengatakan gangguan emosional sebagai

rangsangan melalui system saraf diteruskan ke susunan saraf pusat

yaitu bagian otak yang disebut limbic system melalui tranmisi saraf,

selanjutnya melalui saraf autonomy (simpatis atau parasimpatis)

akan diteruskan ke kelenjar-kelenjar hormonal (endokrin) hingga

mengeluarkan secret (cairan) neurohormonal menuju hipofisis

melalui system prontal guna mengeluarkan gonadotropin dalam

bentuk FSH (Follikel Stimulazing hormone) dan LH (Leutinizing

Hormone). Produksi kedua hormon ini adalah dibawah pengaruh RH

(Realizing Hormone) yang disalurkan dari hipotalamus ke hipofisis.

Pengeluaran Rh sangat dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik

estrogen terhadap hipotalamus juga pengaruh luar cahaya, bau-bauan

dan hal-hal psikologik hingga selanjutnya mempengaruhi terjadinya

proses menstruasi atau haid.

Setiap orang mempunyai reaksi yang berbeda terhadap stres,

tergantung pada kondisi masing-masing individu, beberapa simtom

yang muncul tidaklah sama. Kadang beberapa diantara simtom

tersebut tidak berpengaruh berat pada beberapa individu, lainnya

sangat menggangu. Kebanyakan remaja wanita dapat mengalami


28

gangguan siklus menstruasi saat mengalami stres pada tahap 3,

tergantung bagaimana cara dan upaya remaja tersebut menghadapi

stress, semakin sulit remaja menghadapi stres, maka semakin cepat

pula remaja tersebut mengalami gangguan siklus menstruasi

(Suyono, 2009).

2.2 Penelitian Terkait

Berdasarkan tentang kutipan-kutipan atau penelitian-penelitian terdahulu

yang dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini, yaitu:

1. berdasarkan hasil penelitian Mei Ela Nafika yang berjudul hubungan

tingkat stres dengan siklus menstruasi pada remaja putri D3

Kebidanan tingkat II Universitas Islam Sultan Agung Semarang

didapatkan hasil p-value 0,000 karena nilai <0,05 maka ada hubungan

antara tingkat stres dengan siklus menstruasi.

2. penelitian hj. Nurlaila tentang hubungan stres dengan siklus

menstruasi pada mahasiswa usia 18-21 tahun, didapatkan hasil p-

value 0,001 yang artinya ada hubungan antara stres dengan siklus

menstruasi.

3. hasil penelitian sekar pinasti yang berjudul hubungan antara tingkat

stres dengan siklus menstruasi pada siswi kelas 2 di SMA N 1 Kendal

ada hubungan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi dengan p-

value 0,012.

2.3 Kerangka teori

Kerangka teori merupakan gambaran dari teori dimana suatu problem

riset berasal atau dikaitkan (Notoatmodjo, 2012).


29

Gambar 2.1 Kerangka Teori


Penyebab gangguan
menstruasi:
1. Fungsi hormon
terganggu
siklus menstruasi
2. Kelainan sistemik
3. Stress
4. Kelenjar gondok
5. Hormon proklatain
belebih
Proverawati dan Misaroh (2009)

2.4 Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam suatu penelitian adalah kerangka hubungan antara

konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-

penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2010).

Berdasarkan kerangka teori yang dikemukakan sebelumnya, maka dapat

ditarik suatu kerangka konsep sebagai berikut:

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel

Stress
Dependen Siklus menstruasi

2.5 Hipotesis
30

Hipotesa adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pernyataan

penelitian (Nursalam, 2008). Adapun hipotesa dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Ha : Ada hubungan antara tingkat stress dengan ketidakteraturan

siklus menstruasi pada siswi kelas VII dan VII di SMP

muhammadiah 01 desa margasari kecamatan labuhan maringgai

lampung timur tahun 2016.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain Kuantitatif,

Penelitian observasional merupakan sebuah penelitian yang berlangsung

secara ilmiah dan sistematis dimana pengamatan yang di lakukan

mencakup segala hal yang berhubungan dengan objek penelitian,

fenomena serta korelasi yang ada diantaranya. yaitu metode peneltian yang

berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu (Sugiyono, 2009).

3.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Analitik, dengan menggunakan pendekatan

cross sectional, dimana peneliti mengobservasi atau mengumpulkan data


31

hanya satu kali dan bermaksud memperoleh dalam satu waktu yang

disediakan atau pengumpulan data saat ini, yang bertujuan untuk

memperoleh gambaran yang berhubungan dengan tingkat stres terhadap

siklus menstruasi pada siswi kelas VII dan VIII di SMP Muhammadiah 01

tahun 2016.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

3.3.1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan SMP Muhammadiah 01 desa

margasari Kecamatan Labuhan Maringgai kabupaten Lampung

Timur tahun 2016

3.3.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2016.

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu

yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik


32

kesimpulannya (Sugiyono, 2015). Populasi dalam penelitian ini

adalah siswi SMP Muhammadiah 01 desa Margasari sebanyak 351

orang.

3.4.2 Sampel

Sampel adalah objek yang di teliti dan dianggap mewakili seluruh

populasi (Notoadmodjo, 2012). Penentuan besarnya sampel

penelitu menggunakan rumus Slovin.

n = N

1 + N (d)2

Keterangan:

n : Besar Sampel

N : Besar Populasi

d : Tingkat penyimpangan yang diinginkan 0,05 (5%)

sehingga didapatkan sampel sebanyak

n = 351

1 + 351 (0,05)2

n = 186,9 dibulatkan menjadi 187

Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:


33

1. Siswi kelas VII dan kelas VIII


2. Siswi yang bersekolah di SMP Muhammadiah 01
3. Siswi yang hadir pada hari penelitian
4. Siswi yang bersedia menjadi responden

3.4.3 Teknik Pengambilan Sampel


Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Proporsional Random

Sampling, menurut Arikunto, Proporsional Random Sampling yaitu

pengambilan dengan teknik proporsi untuk memperoleh sampel yang

raspresentatif, pengambilan subjek dari setiap strata atau wilayah

ditentukan seimbang atau sebanding dalam masing masing wilayah.

Kelas Jumlah Sampel


VII 178 95
VIII 173 92
Jumlah 351 187

3.5 Variabel Penelitian

Variable adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran

yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep

pengertian tertentu (Notoadmodjo, 2012).

Variable dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel yaitu:

Variabel bebas atau variabel independen merupakan variabel yang menjadi

sebab perubahan atau timbulnya variable terikat. Dalam penelitian ini yang

merupakan variabel bebas adalah tingkat stres. Variabel terikat atau

variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi

akibat karena variabel bebas (Alimul, 2008). Dalam penelitian ini yang

merupakan variabel terikat adalah siklus menstruasi.


34

3.6 Definisi Operasional

Definisi Operasional adalah batasan pada variable-variabel yang diamati

atau diteliti untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan

terhadap variable-variabel yang bersangkutan serta pengembangan

instrument atau alat ukur (Notoatmodjo, 2012).

No Variabel Definisi operasional Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala
1 Independen Stres adalah respons Kuesioner -wawancara 0 = tidak stres Ordinal

Tingkat stres tubuh yang sifatnya jika skore

20
non spesifik terhadap
1 = stres jika
setiap tuntutan beban skore > 21

atasnya (Hawari,

2006).
2 Dependen Rata-rata jarak Kuesioner -wawancara 0=Siklus Ordinal
menstruasi
Siklus menstruasi ke
Normal
menstruasi menstruasi berikut
jika 21-35
berikutnya. hari.
1 = siklus
menstruasi
tidak
normal
jika < 21
hari atau
>35 hari
35

3.7 Etika Penelitian

Sebelum dilakukan pengambilan data atau wawancara kepada responden, terlebih

dahulu responden di berikan lembar persetujuan (informed concent). Apabila

responden bersedia diwawancarai atau memberikan informasi maka responden

menandatangani lembar informed concent. Tetapi jika tidak bersedia, maka

peneliti tidak boleh memaksa responden untuk menjadi sampel penelitian. Bila

responden bersedia dimintai informasi (menyetujui informed concent) peneliti

mempunyai hak memperoleh informasi yang diperlukan sejujur-jujurnya dan

selengkap-lengkapnya dari responden. Apabila responden menyembunyikan

informasi yang diperlukan, maka responden perlu diingatkan kembali informed

concent yang telah diberikan (Notoatmodjo, 2012).


1. Menjaga Privasi Responden
Penelitian menyesuaikan tempat dan waktu dilakukannya wawancara atau

pengambilan data sehingga responden tidak merasa di ganggu privasinya.


2. Menjaga Kerahasiaan Responden
Peneliti tidak menyampaikan kepada orang lain tentang apapun yang di

ketahui oleh peneliti tentang responden diluar untuk kepentingan atau

pencampaian tujuan penelitian.

3.8 Pengumpulan data Instrumen dan Tekhnik

3.8.1 Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :


1) Lembar persetujuan untuk menyetujui sebagai responden.
2) Lembar kuesioner.
Teknik pengumpulan data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara

penelitian pada bulan Agustus 2016 mengajukan ijin kepada kepala

Sekolah SMP Muhammadiah 01, kemudian peneliti memberikan

penjelasan singkat mengenai rencana kegiatan penelitian dan tujuan

peneltian kepada responden yang setuju berpartisipasi dalam


36

penelitian ini. Setelah mendapatkan persetujuan, peneliti langsung

memberikan kuesioner kepada responden yang terpilih, setelah diisi,

kuesioner akan dikumpulkan pada hari itu juga.

3.8.2 Uji validitas

Validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan

suatu alat ukur dalam mengukur suatu data. Suatu data dikatakan

valid apabila r hitung > r tabel (Hastono, 2006). Hasil uji validitas

tentang hubungan tingkat stress terhadap siklus menstruasi di SMP

N Serigading Labuhan Maringgai Lampung timur dengan 30

responden dengan rumus df= n-2 (30-2 = 28) didapatkan hasil (r

hitung = 0,369-0,569), dengan (r tabel 0,361) maka semua item

pertanyaan dinyatakan valid dan dapat digunakan sebagai

instrumen.

3.8.3 Uji reabilitas


37

Reliabilitas adalah ukuran yang menunjukan sejauh mana

pengukuran tetap konsisten bila dilakukan dua kali atau terhadap

gejala-gejala yang sama dan dengan alat ukuryang sama. Suatu data

di katakan reliabel apabila r alpha >r . Jika ada pertanyaan yang


tabel

tidak valid maka akan diganti dengan pertanyaan lain yang relevan

(Hastono, 2006). Pada kuesioner stress didapatkan (r alpha = 0,726)

dan kuesioner siklus menstruasi (r alpha = 0,970) hasil tersebut

dinyatakan reliabel.

3.9 Pengolahan Data

Pengolahan data dengan melalui 4 tahap yaitu sebagai berikut

(Notoatmodjo,2012):

1. Editing

Peneliti melakukan pengecekkan isian formulir atau kuesioner,

apakah apakah jawaban yang dikuesionerkan sudah lengkap, jelas,

relevan, dan konsisten.

2. Coding

Peneliti merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk

angka/bilangan untuk mempermudah analisis data dan juga

mempercepat pada saat entry data. Peneliti memberikan kode

sebagai berikut:

a. Siklus Menstruasi
38

0 = gangguan siklus menstruasi jika skore 20


1 = siklus menstruasi normal jika skore > 21
b. Tingkat stres
0 = Stress jika skore 15
1 = Tidak stress jika skore > 16
3. Processing
Peneliti melakukan entry data dari kuesioner ke paket program konputer
4. Cleaning
Peneliti mengecek kembali data untuk melihat kemungkinan adanya

kesalahan kode, ketidak lengkapan dan sebagainya.

3.10 Analisa Data

Setelah data terkumpul kemudian data tersebut dianalisa. Analisa data dilakukan

menggunakan distribusi frekuensi prosentasi univariat dan bivariat.


1. Analisa Univariat
Analisa univariat untuk melihat gambaran karakteristik setiap variabel.

Analisa ini juga digunakan untuk melakukan distribusi frekuensi. Adapun

hasil yang ditampilkan adalah bentuk prosentase hasil setiap variabel, yang

mana proses pengolahan datanya peneliti menggunakan teknik komputerisasi

(Hastono,2006).
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel

independen dan variabel dependen adalah analisis bivariat dengan

menggunakan uji Chi-Square (X2) dengan tingkat kepercayaan 95%.

Digunakan untuk mengetahui hubungan variabel dengan menggunakan uji

Chi-Square (X2). Dimana jika p-value 0,05 berarti Ho ditolak dan Ha

diterima, ada pengaruh yang signifikan secara sistematik antara kedua

variabel. Tetapi jika p-value > 0,05 berari Ho diterima dan Ha ditolak, tidak

ada hubungan yang signifikan antara kedua variabel (Notoatmodjo, 2011).


39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian


40

SMP Muhammadiah 01 Labuhan Maringgai berdiri sejak tahun 1987 dan

dipimpin oleh bapak Suparyoto, S.Pd MM,Pd selaku kepala Sekolah. SMP

Muhammadiah 01 Labuhan maringgai terletak di Jl. Raya Kuala Panet

Margasari kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur.

Total guru pada tahun 2016 tercatat 28 orang. Kelas VII terdapat 6 kelas,

kelas A,B,C,D,E dan F dengan jumlah siswa/i keseluruhan 210 orang,

kelas VIII terdapat 6 kelas dengan jumlah siswa/i 204 orang, dan kelas XI

yang terbagi menjadi 6 kelas dengan jumlah siswa/i 212 orang. SMP

Muhammadiyah 01 Labuhan Maringgai mempunyai 30 ruang, dan 12

ruang fasilitas.

Setiap satu bulan sekali diadakan program KKR (Kader Kesehatan

Remaja) yang tujuannya adalah agar peserta didik dapat menolong dirinya

sendiri dan orang lain untuk hidup sehat, dengan sasaran primernya yaitu

peserta didik, dan sasaran sekunder yaitu guru.

4.2 Analisa Univariat

Tabel 4.1
Distribusi frekuensi Siklus menstruasi pada siswi SMP Muhammadiah 01
Labuhan Maringgai tahun 2016
No Variabel Frekuensi Presentase
1 Siklus menstruasi tidak normal 100 60,5
2 Siklus menstruasi normal 87 39,5
Total 187 100,0
41

Berdasarkan tabel 4.1 diatas, diketahui bahwa sebagian responden

mengalami gangguan menstruasi sebanyak 112 orang (60,5%).

Tabel 4.2
Distribusi frekuensi tingkat stress pada siswi SMP Muhammadiah 01
Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur
No Variabel Frekuensi Presentase
1 Stress 174 93,1
2 Tidak stress 13 6,9
Total 187 100,0

Berdasarkan tabel 4.2 diatas, diketahui bahwa sebagian besar

responden yang mengalami stress sebanyak 174 orang (93,1%).

4.3 Analisa Bivariat

Untuk mengetahui hubungan tingkat stress terhadap siklus menstruasi

pada siswi SMP Muhammadiah 01 Labuhan Maringgai Kabupaten

Lampung Timur tahun 2016, digunakan analisa bivariat seperti dibawah

ini :

4.3.1. Hubungan Stress dengan siklus menstruasi

Tabel 4.3
Distribusi Hubungan Stress dengan siklus menstruasi di SMP
Muhammadiah 01 Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur
tahun 2016
Siklus menstruasi Total P- OR
Siklus menstruasi Siklus menstruasi
Stress Value
terganggu tidak terganggu
N % N % N %
Stress 98 57,5 59 42,5 157 100 0,021 2,842
42

Tidak Stress 9 12,9 21 87,1 30 100 (1,254-


Jumlah 107 59,5 80 40,5 187 100
6,439)

Berdasarkan tabel 4.3, dapat diketahui bahwa dari 157 responden yang

mengalami stress, terdapat 98 responden (57,5%) mengalami

gangguan siklus menstruasi, sedangkan 59 responden (42,5%) tidak

mengalami gangguan siklus menstruasi. Sedangkan dari 30 responden

yang tidak mengalami stress, terdapat 9 responden (12,9%)

mengalami gangguan siklus menstruasi dan 21 responden (87,1%)

tidak mengalami gangguan siklus menstruasi. Berdasarkan hasil Uji

didapatkan nilai p-value sebesar 0,021 (p-value < 0,05) yang artinya

terdapat hubungan yang signifikan antara Tingkat stress terhadap

siklus menstruasi. SMP Muhammadiah 01 Labuhan Maringgai

Kabupaten Lampung Timur tahun 2016. Didapatkan nilai OR sebesar

2,842, yang artinya responden yang stress mempunyai peluang 2,842

kali lebih besar untuk mengalami gangguan siklus menstruasi

dibandingkan dengan siswi yang tidak stress.

4.4 Pembahasan

4.4.1 Analisa Univariat

4.4.1.1 Distribusi Frekuensi Siklus Menstruasi

Dari tabel 4.1 diatas, diketahui bahwa sebagian responden

mengalami gangguan menstruasi sebanyak 100 orang


43

(60,5%) sedangkan 87 orang (39,5%) responden tidak

mengalami gangguan siklus menstruasi.

Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium)

yang disertai dengan perdarahan dan terjadi secara berulang

setiap bulan kecuali pada saat kehamilan (pratiwi, 2011).

4.4.1.2 Distribusi frekuensi stress

Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa dari total 185 siswi

SMP Muhammadiah 01 Labuhan Maringgai Kabupaten

Lampung Timur sebanyak 174 (93,1%) mengalami stress,

sedangkan 13 (6,9%) responden tidak mengalami stress.

Stress adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh transaksi

antara individu dengan lingkungan yang menimbulkan

persepsi jarak antara tuntutan yang berasal dari situasi dan

sumber daya sistem biologis, psikologis dan sosial dari

seseorang (Hawari, 2008).

4.4.2 Bivariat

4.4.2.1 Hubungan tingkat stress dengan gangguan siklus

menstruasi

Berdasarkan tabel 4.3, dapat diketahui bahwa dari 157

responden yang mengalami stress, terdapat 98 responden

(57,5%) mengalami gangguan siklus menstruasi, sedangkan

59 responden (42,5%) tidak mengalami gangguan siklus


44

menstruasi. Sedangkan dari 30 responden yang tidak

mengalami stress, terdapat 9 responden (12,9%) mengalami

gangguan siklus menstruasi dan 21 responden (87,1%) tidak

mengalami gangguan siklus menstruasi.

Hasil Uji didapatkan nilai p-value sebesar 0,021 (p-value <

0,05) yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara

Tingkat stress terhadap siklus menstruasi.

Menurut peneliti mungkin dikarenakan siswi mengalami

stress karena jam sekolah yang terlalu padat, dan tugas

sekolah yang banyak, sehingga tanpa disadari siswi

mengalami stress ringan hingga stress berat.

Saryono (2009) mengatakan gejala stress sangat

mempengaruhi siklus menstruasi pada wanita, karena pesan

sepanjang saraf di dalam otak, tulang belakang dan seluruh

tubuh. Nevid (2005) mengatakan adanya rangsangan

stressor psikososial mengakibatkan jaringan neuron di otak

ikut serta dalam memberikan sinyal bahaya. Otak dapat

secara konstan mengirim pesan bahwa ada sesuatu yang

salah dan memerlukan perhatian segera, hal ini membawa

kepada pikiran-pikiran kecemasan obsessional dan tingkah

laku komplusif representative yang kemudian

menginkorpusi bagian-bagian dari sistem limbik yang

memegang peranan dalam respons emosional.


45

Prawirohardjo (2008) mengatakan gangguan emosional

sebagai rangsangan melalui system saraf diteruskan ke

susunan saraf pusat yaitu bagian otak yang disebut limbic

system melalui tranmisi saraf, selanjutnya melalui saraf

autonomy (simpatis atau parasimpatis) akan diteruskan ke

kelenjar-kelenjar hormonal (endokrin) hingga mengeluarkan

secret (cairan) neurohormonal menuju hipofisis melalui

system prontal guna mengeluarkan gonadotropin dalam

bentuk FSH (Follikel Stimulazing hormone) dan LH

(Leutinizing Hormone). Produksi kedua hormon ini adalah

dibawah pengaruh RH (Realizing Hormone) yang

disalurkan dari hipotalamus ke hipofisis. Pengeluaran Rh

sangat dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen

terhadap hipotalamus juga pengaruh luar cahaya, bau-bauan

dan hal-hal psikologik hingga selanjutnya mempengaruhi

terjadinya proses menstruasi atau haid.

Setiap orang mempunyai reaksi yang berbeda terhadap

stres, tergantung pada kondisi masing-masing individu,

beberapa simtom yang muncul tidaklah sama. Kadang

beberapa diantara simtom tersebut tidak berpengaruh berat

pada beberapa individu, lainnya sangat menggangu.

Kebanyakan remaja wanita dapat mengalami gangguan

siklus menstruasi saat mengalami stres pada tahap 3,

tergantung bagaimana cara dan upaya remaja tersebut


46

menghadapi stress, semakin sulit remaja menghadapi stres,

maka semakin cepat pula remaja tersebut mengalami

gangguan siklus menstruasi (Saryono, 2009).

Hal ini didukung oleh penelitian Sekar Pinasti yang

berjudul hubungan antara tingkat stres dengan siklus

menstruasi pada siswi kelas 2 di SMA N 1 Kendal ada

hubungan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi

dengan p-value 0,012.

4.5 Keterbatasan penelitian

Ada beberapa keterbatasan penelitian, diantaranya sebagai berikut :

1. Waktu penelitian terbatas karena di ambil pada jam istirahat

2. Peneliti tidak dapat menggali lebih dalam tentang faktor pemicu siklus

menstruasi
47

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat di ambil

kesimpulan sebagai berikut:

5.1.1 Hasil dari 187 responden, dari sebanyak 75 (39,5%) responden tidak

mengalami gangguan siklus menstruasi, dan 112 (60,5%) responden

mengalami gangguan siklus menstruasi.


48

5.1.2 Hasil dari 187 responden sebanyak 174 (93,1%) mengalami stress,

dan 13 (6,9%) responden tidak mengalami stress.

5.1.3 Ada hubungan yang signifikan antara Tingkat stress terhadap siklus

menstruasi pada siswi SMP Muhammadiah 01 Labuhan Maringgai

kabupaten Lampung Timur tahun 2016 dengan p-value 0,021 (p-

value < 0,05)

5.2 Saran

Berdsarkan hasil analisa yang menunjukan keeratan hubungan tingkat

stress terhadap siklus menstruasi di SMP Muhammadiah 01 Labuhan

Maringgai tahun 2016 maka saran yang patut diperhatikan yaitu:

5.2.1 Bagi Siswi SMP Muhammadiah 01 Labuhan Maringgai

Diharapkan dapat lebih memperhatikan kesehatan reproduksi, lebih

memahami dampak dan penyebab dari gangguan siklus menstruasi

agar dapat menjaga kenormalan siklus menstruasi.

5.2.2 Bagi ilmu Keperawatan

Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan

pengetahuan pada remaja tentang siklus menstruasi terutama

reproduksi.
49

DAFTAR PUSTAKA

Agoes Dariyo, 2004. Psikologi Perkembangan Dewasa Muda, Jakarta: PT


Gramedia. Widiasarana.
Alimul, Aziz. 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta.
Salemba Medika.
Fitriyanti A. 2011. Hubungan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja
dengan Perilaku Remaja Dengan Perilaku Reproduksi Sehat Di SMA
Dharma Pancasila Medan 2008. Diakses pada bulan juni 2016

Hastono. Metodelogi penelitian ilmu kesehatan. Bandung : multazam


Heffner, Linda J. dan Danny J. Schust. 2006. At a Glance Sistem Reproduksi Edisi
Kedua. Jakarta: Erlangga Manuaba, IBG., 2010. Ilmu Kebidanan, penyakit
Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan Edisi 2. Jakarta:EGC

Hestiantoro, Andon & Wiweko, Budi. 2007. Panduan Tata Laksana Perdarahan
Uterus Disfungsional. Bandung: Himpunan Endokrinologi Reproduksi dan
Fertilitas Indonesia Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia. pp. 15

Laporan UKS SMP Muhammadiah 01 Desa Margasari tahun 2014/2015


50

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka


Cipta.

Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Jakarta: Salemba medika
Perdanakusuma, O. 2010. Stress and menstrual cycle relationship. Diakses
padatanggal 11 Mei 2016

Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia;dari Sel ke Sistem. Edisi 2.Jakarta;EGC

Sriati A, 2008. Tinjauan Tentang Stres.

Sugiyono. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta; 2015


Wijaya, SW. 2009. PIK Remaja. konseling-remaja-html diakses 11 Mei 2016

LAMPIRAN
51

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PENELITIAN


(INFORMED CONSENT)

Kepada Nomor responden


Siswi SMP Muhammadiah 01
Di Tempat

Dengan hormat,
Perkenalkan saya Firman Zuhri (NPM : 125140032) adalah mahasiswa
STIKes Mitra Lampung Program Studi Keperawatan sedang melaksanakan
penelitian yang berjudul :
HUBUNGAN TINGKAT STRES TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI
PADA SISWI KELAS VII DAN VIII DI SMP MUHAMMADIAH 01 DESA
MARGASARI KECAMATAN LABUHAN MARINGGAI LAMPUNG
TIMUR TAHUN 2016
Saya mohon kerja sama Bpk/ibu berkenan menjadi responden penelitian
dengan cara menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti pada kuesioner.
Apabila Bpk/ibu bersedia ikut serta berperan dalam penelitian ini sebagai
responden, mohon tanda tangani surat pernyataan kesediaan kuesioner ini. Semua
keterangan yang diperoleh, semata-mata akan digunakan untuk kepentingan
52

penelitian dan dijamin kerahasiaannya. Keterangan yang bapak/ibu berikan akan


menjadi sumbangsih pemikiran tentang Tekanan darah, dan kualitas tidur. Atas
bantuan dan kesediaan Bpk/ibu saya ucapkan terimakasih.
Margasari, . 2016
Tanda tangan

Firman Zuhri
125140032

SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Saya, setelah mempelajari dan mendapat penjelasan yang sejelas-jelasnya


mengenai penelitian dengan judul :

HUBUNGAN TINGKAT STRES TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI


PADA SISWI KELAS VII DAN VIII DI SMP MUHAMMADIAH 01 DESA
MARGASARI KECAMATAN LABUHAN MARINGGAI LAMPUNG
TIMUR TAHUN 2016
Dengan ini saya menyatakan bahwa saya menyetujui dengan suka rela bahwa saya
menjadi responden penelitian tersebut. Demikian pernyataan ini sayabuat dengan
sebenarnya, dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.

Margasari, 2016

Yang menyatakan
53

( Paraf tanpa nama )

KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA
SISWI KELAS VII DAN VIII DI SMP MUHAMMADIAH 01 DESA
MARGASARI KECAMATAN LABUHAN MARINGGAI LAMPUNG
TIMUR TAHUN 2016

Nama responden :
Nim :
Kelas :
Berilah tanda () jika anda pernah mengalaminya

No Pertanyaan Jawaban
Tidak Jarang Kadang- Sering Selalu
pernah kadang
1 Apakah anda bersemangat dalam
mengerjakan sesuatu? Baik tugas
sekolah maupun pekerjaan rumah
2 Apakah anda merasa semakin hari
semakin senang mengerjakan tugas
sekolah maupun pekerjaan rumah
3 Apakah anda merasakan letih sewaktu
bangun pagi?
4 Apakah anda merasa mudah lelah
sesudah makan siang?
5 Apakah anda sering merasakan tidak
54

nyaman di daerah lambung atau perut?


6 Apakah detak jantung anda terasa lebih
keras dari biasanya? (berdebar-debar)
7 Apakah anda sering merasa tegang di
daerah otot-otot punggung dan
tengkuk?
8 Apakah tingkat emosional anda lebih
besar dari biasanya?
9 Apakah anda mengalami gangguan
pola tidur?
10 Apakah anda sering mengalami mimpi
buruk saat tidur?
(Hawari, 2006)

KUESIONER SIKLUS MENSTRUASI

No Pertanyaan Jawaban
Tidak Jarang Kadang- Sering Selalu
pernah kadang
1 Apakah jarak dari menstruasi
kurang dari 21 hari atau lebih
dari 35 hari?

(Manuaba, 2009)
55

TABULASI DATA

STRESS

No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 jumlah Kode Kategori


1 2 1 3 3 4 4 5 1 4 1 28 1 Stress
2 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
3 1 3 2 5 5 5 1 2 2 3 29 1 Stress
4 2 2 1 2 1 1 5 3 1 1 19 0 Tidak stress
5 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 12 0 Tidak stress
6 2 4 3 2 1 1 5 5 4 2 29 1 Stress
7 1 3 5 4 2 2 1 2 4 4 28 1 Stress
8 1 2 3 3 4 5 5 4 5 5 37 1 Stress
9 2 2 1 2 1 1 5 3 1 1 19 0 Tidak stress
10 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
11 2 1 3 3 4 4 5 1 4 1 28 1 Stress
12 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
13 1 3 2 5 5 5 1 2 2 3 29 1 Stress
14 2 2 1 2 1 1 5 3 1 1 19 0 Tidak stress
15 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
16 2 2 1 2 1 1 5 3 1 1 19 0 Tidak stress
17 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 12 0 Tidak stress
18 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 14 0 Tidak stress
19 2 2 1 2 1 1 5 3 1 1 19 0 Tidak stress
20 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
21 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
22 2 1 3 3 4 4 5 1 4 1 28 1 Stress
23 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
56

24 1 3 2 5 5 5 1 2 2 3 29 1 Stress
25 2 2 1 2 1 1 5 3 1 1 19 0 Tidak stress
26 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
27 2 2 1 2 1 1 5 3 1 1 19 0 Tidak stress
28 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 12 0 Tidak stress
29 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
30 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 14 0 Tidak stress
31 2 2 1 2 1 1 5 3 1 1 19 0 Tidak stress
32 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
33 2 1 3 3 4 4 5 1 4 1 28 1 Stress
34 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
35 1 3 2 5 5 5 1 2 2 3 29 1 Stress
36 2 2 1 2 1 1 5 3 1 1 19 0 Tidak stress
37 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
38 2 1 3 3 4 4 5 1 4 1 28 1 Stress
39 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
40 1 3 2 5 5 5 1 2 2 3 29 1 Stress
41 2 2 1 2 1 1 5 3 1 1 19 0 Tidak stress
42 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 12 0 Tidak stress
43 2 4 3 2 1 1 5 5 4 2 29 1 Stress
44 1 3 5 4 2 2 1 2 4 4 28 1 Stress
45 1 2 3 3 4 5 5 4 5 5 37 1 Stress
46 2 2 1 2 1 1 5 3 1 1 19 0 Tidak stress
47 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
48 2 1 3 3 4 4 5 1 4 1 28 1 Stress
49 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
50 1 3 2 5 5 5 1 2 2 3 29 1 Stress
51 2 2 1 2 1 1 5 3 1 1 19 0 Tidak stress
52 2 2 1 2 1 1 5 3 1 1 19 0 Tidak stress
53 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 12 0 Tidak stress
54 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 14 0 Tidak stress
55 2 2 1 2 1 1 5 3 1 1 19 0 Tidak stress
56 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
57 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
58 2 1 3 3 4 4 5 1 4 1 28 1 Stress
59 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
60 1 3 2 5 5 5 1 2 2 3 29 1 Stress
61 2 2 1 2 1 1 5 3 1 1 19 0 Tidak stress
62 2 2 1 2 1 1 5 3 1 1 19 0 Tidak stress
63 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
64 2 1 3 3 4 4 5 1 4 1 28 1 Stress
65 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
66 1 3 2 5 5 5 1 2 2 3 29 1 Stress
67 2 2 1 2 1 1 5 3 1 1 19 0 Tidak stress
68 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
69 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
70 2 1 3 3 4 4 5 1 4 1 28 1 Stress
71 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
72 1 3 2 5 5 5 1 2 2 3 29 1 Stress
73 1 3 2 5 5 5 1 2 2 3 29 1 Stress
74 2 2 1 2 1 1 5 3 1 1 19 0 Tidak stress
57

75 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
76 2 2 1 2 1 1 5 3 1 1 19 0 Tidak stress
77 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 12 0 Tidak stress
78 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
79 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 14 0 Tidak stress
80 2 2 1 2 1 1 5 3 1 1 19 0 Tidak stress
81 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
82 2 1 3 3 4 4 5 1 4 1 28 1 Stress
83 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
84 1 3 2 5 5 5 1 2 2 3 29 1 Stress
85 2 2 1 2 1 1 5 3 1 1 19 0 Tidak stress
86 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
87 2 1 3 3 4 4 5 1 4 1 28 1 Stress
88 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
89 1 3 2 5 5 5 1 2 2 3 29 1 Stress
90 2 2 1 2 1 1 5 3 1 1 19 0 Tidak stress
91 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 12 0 Tidak stress
92 2 4 3 2 1 1 5 5 4 2 29 1 Stress
93 1 3 5 4 2 2 1 2 4 4 28 1 Stress
94 1 2 3 3 4 5 5 4 5 5 37 1 Stress
95 2 2 1 2 1 1 5 3 1 1 19 0 Tidak stress
96 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
97 2 1 3 3 4 4 5 1 4 1 28 1 Stress
98 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
99 1 3 2 5 5 5 1 2 2 3 29 1 Stress
100 2 2 1 2 1 1 5 3 1 1 19 0 Tidak stress
101 2 2 1 2 1 1 5 3 1 1 19 0 Tidak stress
102 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 12 0 Tidak stress
103 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 14 0 Tidak stress
104 2 2 1 2 1 1 5 3 1 1 19 0 Tidak stress
105 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
106 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
107 2 1 3 3 4 4 5 1 4 1 28 1 Stress
108 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
109 1 3 2 5 5 5 1 2 2 3 29 1 Stress
110 2 2 1 2 1 1 5 3 1 1 19 0 Tidak stress
111 2 2 1 2 1 1 5 3 1 1 19 0 Tidak stress
112 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
113 2 1 3 3 4 4 5 1 4 1 28 1 Stress
114 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
115 1 3 2 5 5 5 1 2 2 3 29 1 Stress
116 2 1 3 3 4 4 5 1 4 1 28 1 Stress
117 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
118 1 3 2 5 5 5 1 2 2 3 29 1 Stress
119 2 2 1 2 1 1 5 3 1 1 19 0 Tidak stress
120 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 12 0 Tidak stress
121 2 4 3 2 1 1 5 5 4 2 29 1 Stress
122 1 3 5 4 2 2 1 2 4 4 28 1 Stress
123 1 2 3 3 4 5 5 4 5 5 37 1 Stress
124 2 2 1 2 1 1 5 3 1 1 19 0 Tidak stress
125 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
58

126 2 1 3 3 4 4 5 1 4 1 28 1 Stress
127 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
128 1 3 2 5 5 5 1 2 2 3 29 1 Stress
129 2 2 1 2 1 1 5 3 1 1 19 0 Tidak stress
130 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
132 2 2 1 2 1 1 5 3 1 1 19 0 Tidak stress
134 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 12 0 Tidak stress
135 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 14 0 Tidak stress
136 2 2 1 2 1 1 5 3 1 1 19 0 Tidak stress
137 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
138 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
139 2 1 3 3 4 4 5 1 4 1 28 1 Stress
140 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
141 1 3 2 5 5 5 1 2 2 3 29 1 Stress
142 2 2 1 2 1 1 5 3 1 1 19 0 Tidak stress
143 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
144 2 2 1 2 1 1 5 3 1 1 19 0 Tidak stress
145 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 12 0 Tidak stress
146 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
147 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 14 0 Tidak stress
148 2 2 1 2 1 1 5 3 1 1 19 0 Tidak stress
149 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
150 2 1 3 3 4 4 5 1 4 1 28 1 Stress
151 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
152 1 3 2 5 5 5 1 2 2 3 29 1 Stress
153 2 2 1 2 1 1 5 3 1 1 19 0 Tidak stress
154 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
155 2 1 3 3 4 4 5 1 4 1 28 1 Stress
156 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
157 1 3 2 5 5 5 1 2 2 3 29 1 Stress
158 2 2 1 2 1 1 5 3 1 1 19 0 Tidak stress
159 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 12 0 Tidak stress
160 2 4 3 2 1 1 5 5 4 2 29 1 Stress
161 1 3 5 4 2 2 1 2 4 4 28 1 Stress
162 1 2 3 3 4 5 5 4 5 5 37 1 Stress
163 2 2 1 2 1 1 5 3 1 1 19 0 Tidak stress
164 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
165 2 1 3 3 4 4 5 1 4 1 28 1 Stress
166 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
167 1 3 2 5 5 5 1 2 2 3 29 1 Stress
168 2 2 1 2 1 1 5 3 1 1 19 0 Tidak stress
169 2 2 1 2 1 1 5 3 1 1 19 0 Tidak stress
170 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 12 0 Tidak stress
171 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 14 0 Tidak stress
172 2 2 1 2 1 1 5 3 1 1 19 0 Tidak stress
173 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
174 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
175 2 1 3 3 4 4 5 1 4 1 28 1 Stress
176 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
177 1 3 2 5 5 5 1 2 2 3 29 1 Stress
178 2 2 1 2 1 1 5 3 1 1 19 0 Tidak stress
59

179 2 2 1 2 1 1 5 3 1 1 19 0 Tidak stress


180 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
181 2 1 3 3 4 4 5 1 4 1 28 1 Stress
182 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
183 1 3 2 5 5 5 1 2 2 3 29 1 Stress
184 2 2 1 2 1 1 5 3 1 1 19 0 Tidak stress
185 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
186 2 2 1 2 1 1 2 4 3 5 23 1 Stress
187 2 1 3 3 4 4 5 1 4 1 28 1 Stress

SIKLUS MENSTRUASI

No P1 Kode Kategori
1 5 1 Tidak normal
2 5 1 Tidak normal
3 2 1 Tidak normal
4 2 0 Normal
5 3 0 Normal
6 5 1 Tidak normal
7 5 1 Tidak normal
8 4 0 Normal
9 3 1 Tidak normal
10 5 1 Tidak normal
11 5 1 Tidak normal
12 2 0 Normal
13 1 0 Normal
14 5 1 Tidak normal
15 4 0 Normal
16 5 1 Tidak normal
17 5 1 Tidak normal
18 2 1 Tidak normal
19 2 0 Normal
20 3 0 Normal
21 5 1 Tidak normal
22 5 1 Tidak normal
23 2 1 Tidak normal
24 2 0 Normal
25 5 1 Tidak normal
60

26 5 1 Tidak normal
27 4 0 Normal
28 3 1 Tidak normal
29 5 1 Tidak normal
30 5 1 Tidak normal
31 5 1 Tidak normal
32 5 1 Tidak normal
33 5 1 Tidak normal
34 5 1 Tidak normal
35 2 1 Tidak normal
36 2 0 Normal
37 3 0 Normal
38 5 1 Tidak normal
39 5 1 Tidak normal
40 4 0 Normal
41 3 1 Tidak normal
42 5 1 Tidak normal
43 5 1 Tidak normal
44 2 0 Normal
45 1 0 Normal
46 5 1 Tidak normal
47 4 0 Normal
48 5 1 Tidak normal
49 5 1 Tidak normal
50 2 1 Tidak normal
51 2 0 Normal
52 3 0 Normal
53 5 1 Tidak normal
54 5 1 Tidak normal
55 2 1 Tidak normal
56 2 0 Normal
57 5 1 Tidak normal
58 5 1 Tidak normal
59 4 0 Normal
60 3 1 Tidak normal
61 5 1 Tidak normal
62 5 1 Tidak normal
63 5 1 Tidak normal
64 5 1 Tidak normal
65 4 0 Normal
66 5 1 Tidak normal
67 5 1 Tidak normal
68 2 1 Tidak normal
69 2 0 Normal
70 3 0 Normal
71 5 1 Tidak normal
72 5 1 Tidak normal
73 2 1 Tidak normal
74 2 0 Normal
75 5 1 Tidak normal
76 5 1 Tidak normal
61

77 4 0 Normal
78 3 1 Tidak normal
79 5 1 Tidak normal
80 5 1 Tidak normal
81 4 0 Normal
82 5 1 Tidak normal
83 5 1 Tidak normal
84 2 1 Tidak normal
85 2 0 Normal
86 3 0 Normal
87 5 1 Tidak normal
88 5 1 Tidak normal
89 5 1 Tidak normal
90 2 1 Tidak normal
91 2 0 Normal
92 3 0 Normal
93 5 1 Tidak normal
94 5 1 Tidak normal
95 2 1 Tidak normal
96 4 0 Normal
97 5 1 Tidak normal
98 5 1 Tidak normal
99 2 1 Tidak normal
100 5 1 Tidak normal
101 5 1 Tidak normal
102 2 1 Tidak normal
103 2 0 Normal
104 3 0 Normal
105 5 1 Tidak normal
106 5 1 Tidak normal
107 2 1 Tidak normal
108 2 0 Normal
109 3 0 Normal
110 5 1 Tidak normal
111 5 1 Tidak normal
112 2 1 Tidak normal
113 2 0 Normal
114 4 0 Normal
115 5 1 Tidak normal
116 5 1 Tidak normal
117 2 1 Tidak normal
118 2 0 Normal
119 3 0 Tidak stress
120 2 0 Tidak stress
121 4 0 Normal
122 5 1 Tidak normal
123 5 1 Tidak normal
124 2 1 Tidak normal
125 2 0 Normal
126 3 0 Normal
127 5 1 Tidak normal
62

128 5 1 Tidak normal


129 2 1 Tidak normal
130 2 0 Normal
132 5 1 Tidak normal
134 5 1 Tidak normal
135 2 1 Tidak normal
136 2 0 Normal
137 3 0 Normal
138 5 1 Tidak normal
139 4 0 Normal
140 5 1 Tidak normal
141 5 1 Tidak normal
142 2 1 Tidak normal
143 2 0 Normal
144 3 0 Normal
145 5 1 Tidak normal
146 5 1 Tidak normal
147 2 1 Tidak normal
148 2 0 Normal
149 5 1 Tidak normal
150 5 1 Tidak normal
151 4 0 Normal
152 3 1 Tidak normal
153 5 1 Tidak normal
154 5 1 Tidak normal
155 4 0 Normal
156 5 1 Tidak normal
157 5 1 Tidak normal
158 2 1 Tidak normal
159 2 0 Normal
160 3 0 Normal
161 5 1 Tidak normal
162 5 1 Tidak normal
163 2 1 Tidak normal
164 2 0 Normal
165 5 1 Tidak normal
166 5 1 Tidak normal
167 4 0 Normal
168 3 1 Tidak normal
169 5 1 Tidak normal
170 5 1 Tidak normal
171 4 0 Normal
172 5 1 Tidak normal
173 5 1 Tidak normal
174 2 1 Tidak normal
175 2 0 Normal
176 3 0 Normal
177 5 1 Tidak normal
178 5 1 Tidak normal
179 2 1 Tidak normal
180 2 0 Normal
63

181 5 1 Tidak normal


182 5 1 Tidak normal
183 5 1 Tidak normal
184 5 1 Tidak normal
185 2 1 Tidak normal
186 2 0 Normal
187 3 0 Normal

ANALISIS UNIVARIAT

Frequencies
Statistics
Umur responden Jenis Kelamin Kualitas Tidur Hipertensi
Valid 59 59 59 59
N
Missing 0 0 0 0

Frequency Table
Umur responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
12 34 12,4 12,4 12,4
13 75 41,8 41,8 54.2
Valid
14 78 45.8 45.8 100.0
Total 187 100.0 100.0

Siklus menstruasi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Gangguan
siklus 112 60.5 60.5 60.5
menstruasi
Siklus 75 39.5 39.5 100.0
menstruasi
normal
64

Total 187 100.0 100.0

Tingkat stress
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Stress 174 93.1 93.1 93.1
Valid Tidak stressl 13 6.9 6.9 100.0
Total 187 100.0 100.0

ANALISIS BIVARIAT

HUBUNGAN TINGKAT STRESS TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI

Crosstabs

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent

Tingkat stress * Siklus


59 100.0% 0 0.0% 59 100.0%
menstruasi

Tingkat stress * Siklus menstruasi Crosstabulation


Siklus menstruasi Total
Gangguan Siklus menstruasi
siklus normal
menstruasi
Count 98 59 157
Expected Count 5.2 12.8 18.0
Baik % within Tingkat stress 57.5% 42.5% 100.0%
% within Tingkat stress 64.7% 16.7% 30.5%
% of Total 18.6% 11.9% 30.5%
Kualitas Tidur
Count 9 21 30
Expected Count 11.8 29.2 41.0
Tidak baik % within Tingkat stress 12.9% 87.1% 100.0%
% within Tingkat stress 35.3% 83.3% 69.5%
% of Total 10.2% 59.3% 69.5%
65

Count 107 80 187


Expected Count 17.0 42.0 59.0
Total % within Tingkat stress 59.5% 40.5% 100.0%
% within Tingkat stress 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 28.8% 71.2% 100.0%

Chi-Square Tests
Value Df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 13.173a 1 .009
b
Continuity Correction 11.005 1 .001
Likelihood Ratio 12.662 1 .018
Fisher's Exact Test .021 .001
Linear-by-Linear Association 12.950 1 .000
N of Valid Cases 59

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.19.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval


Lower Upper
Odds Ratio for Tingkat stress
(stress / Tidak stress)
1,254 6,439
2,842
For cohort siklus menstruasi =
4.176 1.828 9.539
gangguan siklus menstruasi
For cohort Siklus menstruasi =
.456 .252 .824
siklus menstruasi normal
N of Valid Cases 59

Anda mungkin juga menyukai