Anda di halaman 1dari 5

Menstruasi

Semenjak memasuki masa remaja, setiap individu mengalami perubahan fisik yang cepat.Salah
satuperubahan fisik yang menandai sifat40kedewasaan remaja ialah menstruasi (Agoes, 2004).
Menstruasi merupakanpelepasan darah dan cairan encer dari uterus melalui vagina (BKKBN,2004).

Remaja merupakan salah satu pondasi pembangunan dimana sebagai sumber daya pembangunan
bangsa tersebut banyak ditentukan oleh kesehatan remaja baik jasmani maupun rohani. Masa
remaja merupakan titik awal berfungsinya sistem reproduksi seorang wanita. Pertumbuhan organ
reproduksi mengalami banyak perubahan pada masa pubertas. Banyaknya berkaitan dengan
peristiwa haid yang dialami oleh para remaja yaitu dengan adanya sifat kelompok yang meliputi
unsur perkembangan fisik, pertumbuhan tinggi badan dan berat badan, perkembangan intelektual,
seksual, dan emosional. (Mugiati, 2015)

Ciri khas kedewasaan seorang perempuan adalah dengan mendapat menstruasi. Menstruasi
merupakan proses yang kompleks dan harmonis dari serebrum, hipotalamus, hipofisis, alat-alat
genital, korteks adrenal, kelenjar tiroid, prostaglandin, dan serotonin (Wiknjosastro, 1994).
Menstruasi atau siklus haid adalah pelepasan endometrium yang nekrotik yang disebabkan oleh
menurunnya kadar estrogen dan progesterone sebagai akibat tidak adanya pembuahan di
endometrium setelah mengalami beberapa fase (Saryono, 2008).

Menstruasi adalah pengeluaran darah, mukus, dan debrissel dari mukosa uterus disertai pelepasan
(deskuamasi) endometrium secara periodik dan siklik, yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi.
Siklus menstruasi merupakan waktu sejak hari pertama menstruasi sampai datangnya menstruasi
periode berikutnya sedangkan panjang siklus menstruasi adalah jarak antara tanggal mulainya
menstruasi yang lalu dan mulainya menstruasi berikutnya. Siklus menstruasi pada wanita normalnya
berkisarantara 21-35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki siklus peremenstruasi 28 hari dengan
lama menstruasi 3-5 hari, ada yang 7-8 hari. (Proverawati, 2009)

Menstruasi dimulai saat pubertas, berhenti sesaat waktu hamil atau menyusuidan berakhir
saatmenopouse, ketika seorang perempuan berumur sekitar 40sampai 50an (BKKBN,2004).Siklus
menstruasi yang normal sekitar 24-31 hari tetapi ada juga yang kurang atau lebih dari siklus
menstruasi yang normal (BKKBN, 2008).

Perbedaan siklus ini ditentukan oleh beberapa faktor misalnya gizi, psikis, dan usia. Pada masa
remaja hormon-hormon seksualnya belum stabil. Semakin dewasa biasanya siklus menstruasi
menjadi lebih teratur,walaupun tetap saja bisa maju atau mundur karena faktor psikis atau
kelelahan (BKKBN,2008).

Menurut Prawirohardjo (2005) siklus menstruasi adalah jarak antara akhir menstruasi yang lalu dan
mulainya menstruasi berikutnya.

Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan terjadi menurut siklusnya dari rahim yang
menggambarkan rangsangan hormonal dari endometrium karena tidak terjadi kehamilan (Aulia,
2009)
Siklus menstruasi dapat bervariasi pada satu wanita selama saat-saat yang berbeda dalam hidupnya
tergantung pada berbagai hal, salah satunya adalah faktor stres .Stres merupakan suatu respon
fisiologis, psikologis dan perilaku dari wanita yang mencoba untuk mengadaptasi dan mengatur baik
tekanan internal dan eksternal atau sering disebut stresor. Stresor dapat mempengaruhi semua
bagian dari kehidupan seseorang, menyebabkan stres mental, perubahan perilaku, masalah-masalah
dalam interaksi dengan orang lain dan keluhan-keluhan fisik salah satunya gangguan siklus
menstruasi. Dalam pengaruhnya terhadap pola menstruasi, stres melibatkan sistem neuro
endokrinologi sebagai sistem yang besar peranannya dalam reproduksi wanita (Manuaba, 2009).

Pada saat ini, telah banyak fakta yang mengungkapkan hubungan antara stres dengan menstruasi
yang merupakan masalah kesehatan bagi wanita. Berdasarkan data wawancara dari beberapa studi,
menunjukkan bahwa siklus menstruasi yang abnormal ini berhubungan dengan stres psikologi, dan
dari hasil penelitian beberapa studi juga menjelaskan bahwa sewaktu stres terjadi aktivasi aksis
hipotalamus-pituitari-adrenal bersama-sama dengan sistem saraf autonom yang menyebabkan
beberapa perubahan, diantaranya pada sistem reproduksi yaitu siklus menstruasi yang abnormal
(Dadang, 2008)Dari data beberapa hasil studi dikatakan bahwa pelajar perawat di Kusyu University
dilaporkan sebanyak 34% mengalami menstruasi tidak teratur akibat stress), wanita yang pertama
sekali dipenjara dilaporkan sebanyak 30% mengalami menstruasi tidak teratur akibat stres, wanita
yang menderita gangguan psikitri dilaporkan sebanyak 22,1% mengalami menstruasi tidak teratur),
kemudian penelitian di Jepang, terdapat 63% pelajar mahasiswi mengalami menstruasi tidak teratur
(Notoatmodjo, 2010)

Orang-orang modern dihadapkan pada paradoksikal dari stres tersebut. Dimana di satu pihak stres
merupakan bagian penting dari hidup kita dalam memberikan semangat untuk bekerja, hidup, dan
berkembang. Sebaliknya, stres juga merupakan akar dari sekian banyak masalah-masalah
sosiologikal, medis, dan ekonomi. Stres diketahui merupakan faktor etiologi dari banyak penyakit.
Salah satunya adalah dapat menyebabkan gangguan pada menstruasi (Kaplan and Manuck, 2004;
Wang dkk, 2004). Beberapa studi, menyatakan bahwa wanita usia reproduksi memiliki masalah
dengan menstruasi yang abnormal, seperti menstruasi yang tidak teratur (Caulter, 1991; Johnson,
2004).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi gangguan menstruasi antara lain : 1) Faktor Psikologik, 2).
Faktor Kelainan alat Reproduksi, 3). Faktor Status Gizi, 4). Faktor Stress Gangguan menstruasi
termasuk salah satu faktor infertilitas wanita yaitu polymenorrhoe, oligomenorrhoe,
amenorrhoe,danmetroragia. Dalam buku yang disusun oleh BKKBN ( 2008), faktor ini dapat
disebabkan oleh pemberian obat-obatan hormonal seperti estrogen dan progesteron, obat
antihipertensi, obat anti depresi. Sebaiknya wanita masa reproduksi tidak mengkonsumsi obat-
obatan yang bisa menyebabkan gangguan menstruasi karena dapat menurunkan kesuburan.

Salah satu penyebab terjadinya ganguan siklus haid disebabkan oleh stress.Stress akandapat
mengganggu sistem metabolisme di dalam tubuh, bisa saja karena stress, seorang wanita menjadi
mudah lelah, berat badan turun drastic, bahkan sakitsakitan, sehingga metabolismenya terganggu.
Bila metabolism terganggu, siklus menstruasi pun ikut terganggu. BKKBN ( 2008)
Hal ini memberikan gambaran bahwa tingkat stress seorang remaja putri akan berhubungan dengan
gangguan siklus menstruasi yang dialaminya. Salah satu penyebab terjadinya gangguan menstruasi
dapat disebabkan oleh stress.Stress akan mengganggu sistem metabolisme di dalam tubuh, bisa saja
karena stress, seorang wanita menjadi mudah lelah, berat badan turun drastic,bahkan sakit-sakitan,
sehingga metabolismenya terganggu. Bila metabolism terganggu, siklus menstruasi pun ikut
terganggu.

Banyak penyebab kenapa siklus menstruasi menjadi panjang atau sebaliknya pendek.Namun,
penanganan kasus dengan siklus menstruasi yang tidak normal, tak berdasarkan kepada panjang
atau pendeknya sebuah siklus menstruasi, melainkan berdasarkan kelainan yang dijumpai. BKKBN (
2008)

Salah satu yang terjadi pada seseorang yang mengalami gangguan reproduksi berkaitan dengan
peristiwa haid, yang ditentukan oleh proses somato-psikik, yang sifatnya komplek yang meliputi
hormonal, psikososial, dan salah satunya siklus menstruasi dan sering disertai dengan gangguan fisik
dan mental yang bisa menyebabkan salah satunya yaitu pikiran, adanya kecemasan dan stress,
(Hawari,2008) 2. Stres adalah respon tubuh yang sifatnya nonspesifik terhadap tuntutan beban yang
merupakan respon fisiologis, psikologis dan perilaku dari manusia yang mencoba untuk
mengadaptasi dan mengatur baik tekanan internal dan eksternal (stresor). Stres yang berkelanjutan
dapat menyebabkan depresi yaitu apabila sense of control atau kemampuan untuk mengatasi stres
pada seseorang kurang baik.

Tidak sedikit (sekitar 50%) wanita mengalami suatu tahap yaitu berupa perasaan yang tidak
menyenangkan yang disebut sindroma prahaid. Pada umumnya ini adalah manifestasi dari produksi
hormon progesteron pada akhir dari siklus haid. Hal yang berperan dalam perubahan pola
menstruasi yang terjadi pada wanita antara lain adalah faktor fisik, emosi yang berlebihan dan
tekanan dari luar diri. Ketegangan dan kejadian-kejadian yang bersifat psikologis semuanya dapat
mempengaruhi pusat otak. Walaupun masa haid secara tradisi normal dan teratur serta banyakya
perdarahan relatif sama , namun variasi dapat terjadi. (Mugiati, 2015)

Stres adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh transaksi antara individu dengan lingkungan yang
menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan yang berasal dari situasi dan sumber daya sistem
biologis, psikologis dan sosial dari seseorang. Stress yang dialami seseorang tidak saja yang
bersangkutan mengeluh secara subyektif bagaimana diuraikan pada tahapan stres. Hasil penelitian
didapat hasil yaitu sebanyak 62 orang mahasiswi (61,38%) yang mengalami stres. Secara teori
dikatakan bahwa individu mengalami stres dari 3 sumber utama, yaitu: lingkungan, tubuh dan
pikiran. Stres lingkungan meliputi suara bising, keramaian, tekanan waktu, standar kerja, dan
ancaman terhadap keamanan dan harga diri kita. Stres tubuh yaitu meliputi penyakit, kecelakaaan,
gizi yang buruk, gangguan tidur dan penuaaan, sedangkan stres mental meliputi pikiran dan imajinasi
(Keliat, 1998). Emosi memainkan peran penting dalam pola berpikir maupun tingkah laku individu.
Adapun ciri utama pikiran emosional tersebut adalah: (1) Respon yang cepat tetapi ceroboh.
Dikatakannya bahwa pikir yang emosional itu ternyata jauh lebih cepat daripada pikiran yang
rasional karena pikiran emosional sesungguhnya langsung melompat bertindak tanpa
mempertimbangkan apapun yang akan dilakukannya; (2) Mendahulukan perasaan kemudian pikiran.
Pikaran rasional sesunggunya membutuhkan waktu sedikit lama dibandingkan dengan pikiran
emosional sehingga dorongan yang lebih dahulu muncul adalah dorongan emosi, kemudian
dorongan fikiran; (3) Memperlakukan realitas sebagai realitas simbolik logika pikir emosional yang
disebut juga logika hati bersifat asosiatif. Artinya, memandang unsur-unsur yang melambangkan
suatu realitas itu sama dengan realitas itu sendiri. Masa lampau diposisikan sebagai masa sekarang
sejumlah ciri suatu peristiwa tampak serupa dengan kenangan masa lampau yang mengandung
muatan emosimaka pikiran emosional akan menanggapinya dengan memicu perasaan yang
berkaitan dengan peristiwa yang diingat. Realitas yang ditentukan dengan keadaan pikiran
emosional individu banyak ditentukan oleh keadaan dan ditentukan oleh perasaan tertentu yang
sedang menonjol pada saat itu. Cara seseorang berprilaku dan bertindak saat merasa senang dan
romantis akan sangat berbeda perilakunya ketika sedang dalam keadaan sedih, (Ali, 2010)

Stres adalah respon tubuh yang sifatnya nonspesifik terhadap tuntutan beban yang merupakan
respon fisiologis, psikologis dan perilaku dari manusia yang mencoba untuk mengadaptasi dan
mengatur baik tekanan internal dan eksternal (stresor). Stres yang berkelanjutan dapat
menyebabkan depresi yaitu apabila sense of control atau kemampuan untuk mengatasi stres pada
seseorang kurang baik. Menurut dr. Suryo Dharmono, Sp.KJ(K) dari Departemen Psikiatri FKUI
prevalensi depresi pada wanita 2 kali lebih tinggi dibanding pria. (Setiawati, 2015)

Respon stres bersifat kompleks dan bervariasi. Respon seseorang terhadap stres bergantung pada
jenis stresornya, kapan waktunya, bagaimana sifat orang yang mengalami stres, dan bagaimana
orang yang mengalami stres bereaksi terhadap stresornya. Respon fisiologis dapat mengakibatkan
tekanan darah naik, amenorhea/ tertahannya menstruasi, pening (migrane), tegang otot, jerawat,
dst. Respon psikologis menyebabkan keletihan emosi, jenuh, mudah menangis, frustasi, kecemasan,
rasa bersalah, khawatir berlebihan, marah, benci, sedih, cemburu, rasa kasihan pada diri sendiri,
serta rasa rendah diri. Sedangkan respon perilaku mengakibatkan prestasi belajar menurun, terjadi
tingkah laku yang tidak diterima oleh masyarakat, dan jika sudah mengalami ‘overstressed’ seringkali
banyak membolos atau tidak aktif mengikuti kegiatan pembelajaran. (Chomaria,2009)

Secara teori, tingkat stres memiliki hubungan dengan terganggunya siklus mentruasi. Stresor yang
membuat satu tuntutan baru bagi suatu pekerjaan, meningkatkan panjang siklus menstruasi, jadi
menunda periode setiap bulannya (Graha, 2010). Stres pada seseorang akan memicu pelepasan
hormon kortisol dalam tubuh seseorang, dimana hormon ini akan bekerja mengatur seluruh sistem
didalam tubuh, seperti jantung, paruparu, peredaran darah, metabolisme tubuh dan sistem
kekebalan tubuh dalam menghadapi stres yang ada. Biasanya hormon kortisol ini dijadikan tolak
ukur untuk melihat derajat stres seseorang. Semakin stres seseorang, kadar kortisol dalam tubuhnya
akan semakin tinggi (Graha, 2010). Ini disebabkan karena stres yang dialami mempengaruhi kerja
hormon kortisol diatur oleh hipotalamus otak dan kelenjar pituitary (Yustinus, 2009). Dengan
dimulainya aktivitas hipotalamus ini, hipofisis mengeluarkan FSH dan proses stimulus ovarium akan
menghasilkan estrogen. Jika terjadi gangguan pada hormon FSH dan LH tidak akan menyebabkan
terbentuknya sel telur. Jika demikian, hormon estrogen dan progesteron juga tidak akan terbentuk
sebagaimana seperti seharusnya. Estrogen merupakan hormon feminim yang mengakibatkan
perubahan fisik pada wanita ketika remaja, seperti perkembangan payudara, munculnya menstruasi
dan estrogen juga mempengaruhi rangkaian siklus menstruasi (Carole, 2009). Menurut penelitian,
berdasarkan hasil uji “Regresi-Logistic” ada hubungan antara tingkat stres terhadap gangguan siklus
menstruasi pada mahasiswi tingkat IV di STIKES RS. Baptis Kediri. Pada mahasiswi tingkat stres yang
dialami akan mempengaruhi gangguan siklus menstruasi. Ini dikarenakan stres yang terjadi
mempengaruhi kerja hormon estrogen. Jika hormon estrogen terganggu mempengaruhi rangkaian
siklus menstruasi. Gangguan siklus menstruasi dapat dinilai jika durasi menstruasi < 21 hari atau >
35 hari dalam 1 siklus menstruasi atau lama mentruasi < 2 atau > 7 hari dalam 1 siklus mentruasi.

Aulia. 2009. Kupas Tuntas Menstruasi . Jakarta : Milestone

BKKBN. 2008. Bagian utama Kehamilan dan Persoalannya. Jakarta : Centra Mitra Muda

Prawihardjo, S. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta : Bina Pustaka Proverawati

Hawari dadang. 2008. Stres Cemas dan Depresi: FKUI; Jakarta.

Proverawati A., & Misaroh S. 2009, Menarche: Menstruasi pertama penuh makna. Yogyakarta: Nuha
Medika.

Mugiati. 2015. Hubungan Stress dengan Perubahan Pola menstruasi pada Mahasiswi Kebidanan
Tanjungkarang. Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai vol.8 (1)

Wiknjosastro, H. Ilmu Kandungan. YBSP. Jakarta ; 2006.

Saryono. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Medika ; 2008.

Manuaba. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita Edisi 2. Jakarta : EGC ; 2009

Notoatmodjo, S.Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta ; 2010.

Dadang Hawari. Managemen Stres, Cemas, dan Depresi. Balai Penerbit FKUI.Jakarta; 2008.

Setiawati,S.E. 2015. Pengaruh stres terhadap siklus menstruasi pada remaja. J majority vol.4 (1)

Chomaria, Nurul. Tips Jitu & Praktis Mengusir Stress.Yogyakarta : Diva Press; 2009.

Graha, Chairinniza K., (2010). 100 Question and Answers. Jakarta : PT Elex Media Komputindo

Carole, (2009). Menstruasi. Jakarta : Salemba Medika.

Yustinus, (2009). Siklus Menstruasi pada Wanita. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai