Anda di halaman 1dari 13

Dental Material

Dental Material merupakan bahan-bahan yang digunakan di kedokteran


gigi, baik sifat-sifatnya maupun cara memanipulasinya. Dental material atau
bahan kedokteran gigi mempunyai sifat fisik dan mekanis. (Siswomihardjo, 2008)
Sifat fisik didasarkan pada mekanika, akustik, optik, termodinamika,
kelistrikan, magnet, radiasi, struktur atom, atau gejala nuklir. Berikut ini
merupakan beberapa sifat fisik bahan kedokteran gigi, yaitu :
a. Abrasi dan ketahanan abrasi
Abrasi merupakan mekanisme kompleks yang lingkungan mulut
yang mencakup interaksi beberapa faktor. Ketahanan abrasi
merupakan kemampuan suatu bahan menahan abrasi atau pengikisan.
b. Kekentalan
Kekentalan suatu bahan kedokteran gigi mentukan ketepatannya
untuk aplikasi tertentu. Sama seperti sifat kurva tekanan geser-tekanan
dapat menjadi hal yang penting dalam menentukan cara terbaik untuk
memanipulasi suatu bahan. Viskositas sebagai fungsi dari waktu dapat
juga digunakan untuk mengukur waktu kerja suatu bahan yang
mengalami perubahan wujud cair ke padat.
c. Warna dan persepsi warna
Dunia kedokteran gigi sangat memperhatikan dan memprioritaskan
estetika atau kemampuan artistik, khususnya untuk restorasi atau
perawatan yang populer untuk manusia modern. Penggunaan bahan
retorasi untuk hasil yang ideal, tentunya membutuhkan bahan yang
sesuai.
d. Konduktivitas termal
Penyaluran panas melalui senyawa padat sering terjadi.
Konduktivitas termal atau pengukuran termofisika mengenai seberapa
baik panas yang disalurkan melalui suatu bahan tentu harus
diperhatikan. Peningkatan konduktivitas dari logam dibandingkan
dengan resin, menyebabkan sensitivitas pulpa yang lebih besar

1
sehingga timbul ketidaknyamanan. Hal tersebut yang tentunya harus
diwaspadai oleh seorang dokter gigi. (Fraunhofer, 2013)
Sifat mekanis merupakan sifat yang dibatasi oleh hukum-hukum
mekanika, yaitu ilmu fisika yang berhubungan dengan tekanan dan energi serta
efeknya pada benda. Sifat mekanis adalah respon yang terukur, baik elastik
(reversibel atau dapat kembali ke bentuk semula bila tekanan dilepaskan) dan
plastis (irreversibel atau tidak dapat kembali ke bentuk semula atau tidak elastik),
dari bahan bila terkana gaya atau distribusi tekanan. (Anusavice, 2003)
Berikut ini merupakan beberapa sifat mekanis bahan kedokteran gigi,
yaitu :
a. Tekanan
Tekanan adalah gaya per unit daerah yang bekerja pada berjuta-juta
atom ataumolekul pada bidang tertentu suatu bahan. Kecuali untuk
keadaan melengkung tertentu,contoh dengan empat titik tekukan dan
bentuk tertentu dari obyek tidak seragam, tekananumumnya berkurang
sebagai fungsi jarak dari daerah gaya atau tekanan yang diaplikasikan.
Suatu tekanan harus didefinisikan menurut jenis dan besarnya.
Berdasarkan arah aplikasi gaya, dapat diklasifikasikan 3 jenis tekanan
“tekanan” tarikan, kompresi dan geser. Keadaan tekanan kompleks
yang dihasilkan oleh gaya melengkung atau mengungkit ada
padatekanan melengkung. (Philips, 2003)
b. Modulus elastisitas
Modulus elastisitas merupakan gambaran kekerasan dan kekakuan
relatif dari suatu bahan, yang diukur dengan lereng miring daerah
elastik dari diagram tekanan-regangan. Nilai yang berbeda dari batas
kesetimbangan, modulus elastik dan kekuatan kompresi puncak untuk
email dan dentin bergantung pada daerah gigi. Faktanya, modulus
elastik email 3 kali lebih besar dibandingkan dentin. Tetapi, dentin
mampu menahan deformasi plastik yang besar dibawah tekanan
kompresi, sedangkan email lebih kaku dan lebih rapuh dari dentin.
c. Fleksibilitas

2
Nilai tinggi untuk batasan elastik merupakan syarat terpenting dari
bahan kedokteran gigi, karena struktur yang diharapkan kembali ke
bentuk semula setelah tertekan atau kontak dengan gigi yang lain.
Fleksibilitas maksimal didefinisikan sebagai regangan yang terjadi
ketika bahan ditekan sampai batas kesetimbangannya.
d. Kekuatan
Kekuatan merupakan pertahanan dari tekanan yang dapat
menyebabkan fraktur atau sejumlah deformasi plastik tertentu. Untuk
bahan kedokteran gigi, khususnya logam, memiliki tekanan maksimal
yang dapat ditahan oleh suatu struktur sebelum benda mengalami
deformasi permanen . Kekuatan bahan kedokteran gigi meliputi
kekuatan luluh atau tahan tekanan, kekuatan tarik, kekuatan tekuk,
kekuatan lelah dan kekuatan benturan. (Goldstein, 1998)

Dental material diklasifikasikan menjadi 3 bagian besar yaitu bahan cetak,


bahan pengisi cetakan, dan bahan restorasi. Bahan-bahan tersebut diklasifikasikan
lagi dalam beberapa jenis yang berbeda. Berikut ini adalah penjelasan mengenai
beberapa dental material tersebut :

A. Bahan cetak
Bahan cetak dalam kedokteran gigi digunakan untuk membuat replika
stuktur oral yang ketika digunakan untuk mencetak harus dalam bentuk
plastis. Berdasarkan penggunaannya, bahan cetak yang terdapat dalam
kedokteran gigi terdiri dari dua jenis yaitu bahan cetak elastis dan non
elastis.(Hussain, 2004)
a. Bahan cetak elastik
Dapat secara akurat memproduksi dengan baik strutur keras maupun
lunak dari rongga mulut, termasuk underkut dan celah proksimal.
Meskipun bahan ini dapat dipakainuntuk mencetak pasien tanpa gigi,
kebanyakan digunakan untuk membuat model cor untuk gigi tiruan
sebagian cekat atau lepasan serta untuk unit restorasi tunggal.
b. Bahan cetak tidak elastik

3
Beberapa bahan cetak menjadi keras dan tidak dapat dikeluarkan
melalui underkut tanpa mematahkan atau mengubah bentuk cetakan.
Bahan cetak tidak elastis ini digunakan untuk semua cetakan sebelum
ditemukan agar . Meskipun bahan cetak ersebut sudah tidak digunakan lagi
untuk pasien bergigi, bahan tidak elastik ini memiliki keunggulan dalam
pembuatan cetakan pasien tak bergigi. (Hussain, 2004)
Untuk menghasilkan cetakan yang akurat, bahan yang digunakan
harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu :
(1) Bahan harus cukup cair untuk beradaptasi dengan jaringan mulut serta
cukup kental untuk tetap berada dalam sendok cetak yang menghantar
bahan cetak ke dalam mulut.
(2) Bahan harus mengeras menjadi padat menyerupai karet dalam waktu
tertentu selama di dalam mulut.
(3) Cetakan yang mengeras harus tidak berubah atau robek ketika
dikeluarkan dari mulut. (McCabe and Walls, 2008)
Berikut ini merupakan bahan cetak yang sering digunakan, yaitu :
1. Alginat
Alginat merupakan bahan cetak yang penggunaanya paling luas
dalam kedokteran gigi. Alginat termasuk bahan yang mudah digunakan,
harganya relatif murah, proses pengerasan yang cepat, serta keakuratan
yang memuaskan. Garam asam alginat yang diperoleh dari rumput laut
jika dicampur dengan air dalam proporsi yang tepat akan membentuk
hidrokoloid ireversibel, yakni suatu gel yang dipergunakan dalam
pencetakan gigi-geligi.
Alginat digunakan untuk pencetakan pada pembuatan gigi geligi
tiruan lengkap maupun sebagian lepasan, alat ortodontik, dan model studi.
Cetakan alginat yang mengandung 85% air dapat mengalami penyusutan
yaitu menguapnya air bila terjadi kenaikan suhu atau bila disimpan di
udara terbuka dalam waktu tertentu sehingga cetakan alginat akan
mengalami kontraksi. Cetakan alginat bersifat imbibisi dan sineresis.
Karena rawan terjadi ekspansi maka perlu diwaspadai terjadinya
perubahan dimensi yang dapat menyebabkan ketidakakuratan cetakan

4
alginat.
Apabila alginat dicampur atau larut dalam air, bahan tersebut akan
membentuk sol. Sol sangat kental meskipun dalam konsentrasi rendah.
Alginat dapat membentuk sol dengan cepat bila bubuk alginat dan air
dicampur dengan kuat. Temperatur penyimpanan dan kontaminasi
kelembaban udara merupakan faktor utama yang mempengaruhi lama
penyimpanan bahan cetak alginat. Bahan yang sudah disimpan selama satu
bulan pada suhu sekitar 650C tidak dapat digunakan dalam perawatan gigi,
karena bahan tersebut tidak dapat mengeras sama sekali atau mengeras
terlalu cepat. Persediaan alginate harus disimpan pada lingkungan yang
dingin dan kering,.dikemas dalam kantung tertutup.
Manipulasi bahan cetak alginat dapat dilakukan dengan
mempersiapkan pengadukan terlebih dahulu. Bubuk yang telah ditakar
ditaburkan kedalam air yang juga telah ditakar dan ditempatkan pada
mangkuk karet bersih. Bubuk dan air disatukan dengan pengadukan secara
berhati-hati menggunkan spatula. Perhatikan agar udara tidak terjebak
didalam campuran. Gerakan angka delapan dengan cepat dapat dilakukan,
dengan adukan dihentakkan dan ditekan pada dinding mangkuk karet.
Waktu pengadukan 45 detik sampai 1 menit, umunya sudah cukup.
Hasilnya harus berupa campuran seperti krim yang halus.
Setelah mempersiapkan pengadukan, dilanjutkan dengan membuat
cetakan. Campuran ditempatkan pada sendok cetak yang sesuai, kemudian
dimasukkan kedalam mulut. Bahan cetak harus menempel pada sendok
cetak, sehingga hasil cetakan dapan ditarik dari sekitar gigi. (Philips,
2003)

5
2. Agar-Agar
Komponen dasar bahan cetak hidrokoloid adalah agar. Agar
merupakan koloid hidrofilik organik (polisakarida) yang diekstrak dari
rumput laut jenis tertentu. Sejumlah kecil boraks kadang ditambahkan
untuk memperkuat gel. Pengerasan hidrokoloid reversible sering disebut
gelasi, proses menjadi padat.
Perubahan fisik dari sol-gel ataupun sebaliknya,dirangsang oleh
perubahan temperatur. Namun, gel hidrokoloid tidak dapat kembali ke
bentuk sol pada temperatur yang sama ketika bahan tersebut padat.
(Srivastava, 2007)
Material cetak agar-agar digunakan untuk percetakan dalam gigi
tiruan, mahkota, dan jembatan. Sifat-sifat dari cetakan ini yaitu :
(1) Reologi : cukup cair maka dapat mencetak detil permukaan
(2) Dapat melewati undercuts
(3) Mudah terjadi sineresis dan imbibisi, sehingga harus segera diisi gips
(4) Kompatibilitas tergantung komposisi
(5) Tear resistance jelek
(6) Dapat dipakai ulang dan disterilisasi.
Manipulasi bahan cetak agar mencakup tiga proses, yaitu
mempersiapkan bahan, preparasi tepat sebelum mebuat cetakan, dan
membuat cetakan. Saat persiapan bahan, peralatan yang digunakan untuk
melelehkan dan menyimpan bahan agar harus diperhatikan. Mulai dari
mengubah gel hidrokoloid menjadi sol dengan air panas. Bahan sebaiknya
dicairkan dalam waktu 10 menit. Kemudian siimpan bahan dalam
temperatur penyimpanan sampai siap digunakan.
Setelah semua bahan dipersiapkan, tahap selanjutnya dapat
dilakukan preparasi sebelum mebuat cetakan, kemudian membuat
cetakan. Preparasi membuat cetakan merupakan kondisi atau pendinginan
yang diatur. Pada tahap preparasi, sebuah tube sol hidrokoloid dikeluarkan
dari kompartemen penyimpan, diisikan ke sendok cetak lalu ditempatkan
di kompartemen pendingin.

6
Tahap terakhir, yaitu membuat cetakan. Pada saat pembuatan
cetakan, lapisan luar sendok cetak hidrokoloid yang basah akan dibuang
bersama kasa yang menutupi bahan sendok cetak. Proses gelasi dapat
dipercepat dengan mengalirkan air dingin selama 3-5 menit. Selama proses
gelasi, sendok cetak harus tetap ditahan didalam mulut. Meskipun bahan
didekat gigi mengeras lebih lama, sendok cetak tidak boleh bergerak
ketika gel sedang terbentuk. (Philips, 2004)

B. Bahan pengisi
Dental stone adalah produk gipsum yang digunakan sebagai bahan
pengisi hasil cetakan agar mendapat bentuk model yang diinginkan. Dental
stone didapat dengan memanaskan dehidrat menggunakan autoclave sehingga
menghasilkan hemihydrates berbentuk partikel kecil dan seragam yang
tentunya membawa sifat kurang porositi terhadap dental stone. Dihidrat yang
dipanaskan ini dikenal juga sebagai alpha hemihydrate. Merupakan tipe 2
dalam standar ISO untuk bahan gypsum kedokteran gigi yang mempunyai
bentuk kristal yang lebih padat berbanding bahan gypsum yang lain. Hasil
yang didapat adalah lebih kuat dan lebih keras kerana bubuk alpha
hemihidrate nya hanya membutuhkan sedikit air untuk proses pengerasan.
Alpha hemihidrates juga kurang porous dan lebih halus berbanding produk
plaster of paris sehingga menjadikannya sesuai untuk bahan pengisi dalam
pembuatan model. Pada dental stone terdapat bahan pewarna namun bahan
pewarna ini tidak mengganggu sifat dan karakteristik dental stone. (Powers
dan Bayne, 1992)

7
C. Bahan restorasi
Bahan restorasi berfungsi untuk memperbaiki dan merestorasi struktur
gigi yang rusak, dengan tujuan membuang dan mencegah penyakit serta
mengembalikan fungsinya. Perkembangan bahan restorasi gigi
berlangsung pesat dengan adanya kemajuan teknologi. Pemilihan bahan
restorasi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kekuatan mekanis.
Bahan restorasi terdiri dari restorasi direct dan indirect.
Restorasi direct merupakan restorasi yang langsung dilakukan pada
rongga mulut. Bahan restorasi ini meliputi amalgam, resin komposit, glass
ionomer cement. Restorasi direct diindikasikan pada gigi dengan
kerusakan yang belum cukup luas, sehingga struktur gigi yang masih ada
dapat digunakan sebagai tempat meletakkan material restorasi tersebut.
Restorasi indirect merupakan teknik untuk membuat restorasi
di luar mulutmenggunakan cetakan dari gigi yang dipreparasi.
Umumnya yang termasuk restorasi indirect yaitu inlay dan
onlay,crown, bridge, veneers. (Siswomihardjo, 2008)

1. Amalgam
Amalgam merupakan campuran dari dua atau beberapa logam (alloy)
yang salah satunya adalah merkuri. Kata amalgam juga didefenisikan untuk
menggambarkan kombinasi atau campuran dari beberapa bahan seperti
merkuri, perak, timah, tembaga, dan lainnya. Amalgam memiliki sifat fisik
yang dapat dilihat dari perubahan dimensi diakibatkan oleh faktor saat
manipulasi. Amalgam dapat menimbulkan creep, korosi, tarnish, dan
memiliki mekanisme perlekatan secara mekanis dengan gigi. Sifat lain yang
dimiliki oleh amalgam adalah kekuatan tekan bahan tersebut sangat besar
sehingga dapat digunakan untuk waktu yang lama dan pada tekanan
pengunyahan yang besar. Amalgam memiliki kelemahan dalam hal
estetik karena warna bahan tambalan amalgam sangat kontras dengan
warna gigi. Selain itu kekhawatiran tentang toksisitas amalgam yang
dikaitkan dengan merkuri yang dikandungnya masih sering dibahas.

8
Amalgam dapat diklasifikasikan atas beberapa jenis yaitu :
1. Berdasarkan jumlah metal alloy, yaitu:
a. Alloy binary, contohnya : silver-tin
b. Alloy tertinary, contohnya : silver-tin-copper
c. Alloy quartenary, contohnya : silver-tin-copper-indium
2. Berdasarkan ukuran alloy, yaitu:
a. Microcut, dengan ukuran 10 – 30 μm.
b. Macrocut, dengan ukuran lebih besar dari 30 μm.
3. Berdasarkan bentuk partikel alloy, yaitu :
a.Alloy lathe-cut merupakan alloy ini memiliki bentuk yang tidak teratur.
b.Alloy spherical dibentuk melalui proses atomisasi. Cairan alloy ini
biasanyadiatomisasi menjadi tetesan logam yang berbentuk bulat kecil.
Alloy ini tidak berbentuk bulat sempurna tetapi dapat juga berbentuk
persegi, tergantung pada teknik atomisasi dan pemadatan yang
digunakan.
c.Alloy spheroidal merupakan alloy yang juga dibentuk melaui proses
atomisasi. (Fraunhofer, 2013)

2. Resin Komposit
Komposit merupkan suatu bahan yang terdiri dari dua atau lebih
komponen yang mempunyai sifat kimia berbeda, dimana kedua bahan
tersebut dapat berikatan satu sama lain sehingga diperoleh hasil akhir yang
lebih baik. Resin komposit adalah suatu bahan tumpatan yang terdiri dari
polimer ditambah dengan bahan pengisi keramik. Bahan restorasi resin
komposit relatif mudah dimanipulasi sehingga sangat membantu dokter gigi
dalam melakukan perawatan gigi berlubang dan memberikan hasil yang
memuaskan.
Resin komposit digunakan sebagai restorasi di gigi yang memerlukan
estetik dan restorasi pada pasien yang alergi atau sensitif terhadap logam.
Penggunaan bahan adhesif resin komposit secara tepat sangat berperan
dalam mencapai keberhasilan restorasi. Bahan restorasi ini mempunyai

9
keuntungan yaitu warna restorasi yang sangat estetik, preparasi minimal,
konduktivitas thermal yang rendah, dapat digunakan pada gigi anterior dan
posterior, melekat pada struktur gigi dengan lekat dan dapat diperbaiki.
Penggunaan resin komposit sebagai bahan restorasi gigi posterior
berkembang sangat pesat karena keinginan pasien untuk mendapatkan
restorasi yang sewarna dengan gigi.
Ada beberapa keadaan yang tidak dapat ditoleransi oleh bahan resin
komposit. Salah satunya adalah daerah operasi yang sulit dikontrol
kelembapannya sehingga dapat mengganggu perlekatan bahan tersebut
dengan struktur gigi yang dapat menimbulkan kebocoran pada tepi restorasi,
terbentuk celah (gap) akibat kontraksi polimerisasi pada resin komposit
yang dapat mengurangi kerapatan tepi dan timbulnya rasa sakit setelah
penumpatan, terjadinya karies sekunder, dan tidak didapatnya titik kontak.
(Philips, 2003)

3. Glass Ionomer Cement


Glass ionomer merupakan salah satu bahan restorasi yang sering
digunakan karena material ini dianggap paling biokompatibel. Bahan
material yang pertama kali diperkenalkan oleh Wilson dan Kent pada tahun
1971 ini terdiri atas bubuk dan liquid, bubuknya berupa bubuk kaca
fluoroaluminosilikat dan liquidnya adalah asam poliakrilat. Material ini
mampu berikatan secara fisiko kimia dengan jaringan gigi, memiliki
koefisien termal yang sama dengan dentin, dan dapat melepas fluoride yang
memungkinkan untuk mencegah terjadinya karies sekunder. Awalnya sifat
fisik dari glass ionomer kurang baik dan indikasinya terbatas, maka pada
akhir dekade tahun 1980, glass ionomer mulai dikembangkan. Hasilnya
adalah glass ionomer modifikasi resin. Glass ionomer jenis ini ditambah
hidroksietilmetakrilat (HEMA) yang bersifat fotoinisiator. Penambahan
komponen ini dapat meningkatkan sifat fisik dan estetik.
Berdasarkan penggunaannya ada tiga jenis semen ionomer kaca. Tipe
pertama digunakan untuk luting semen yang mempunyai ciri-ciri: lapisan
tipis dan setting yang cepat; tipe kedua digunakan untuk bahan tumpatan;

10
tipe ketiga digunakan untuk lining semen dan fissure sealant yang
mempunyai ciri-ciri viskositas yang rendah dan setting yang cepat. Semen
ionomer kaca yang digunakan sebagai restorasi ada dua macam yaitu untuk
daerah yang menerima tekanan kunyah yang ringan dan mementingkan
estetis; serta untuk daerah yang menerima tekanan kunyah yang besar tetapi
estetiknya kurang baik.
Keuntungan dari glass ionomer cement adalah bahan ini dapat
merekat ke jaringan keras gigi secara kimia dengan cara pertukaran
ion, biokompatibel, antikariogenik, dan memiliki warna tumpatan yang
sewarna dengan gigi. Kelemahan bahan ini yaitu rapuh dan mudah
aus, ketahanan pemakaian yang rendah, dan sensivitas air pada waktu
pengerasan.(Hussain, 2004)

4. Restorasi Inlay
Restorasi inlay merupakan pengisi padat yang disemenkan ke dalam
gigi yang telah dipreparasi secara khusus. Untuk membuatnya, hasil cetakan
kavitas yang di preparasi menggunakan material elastik dikirim ke teknisi
lalu dibuat inlay.Kebanyakan dibuat menggunakan emas atau porselen
sewarna gigi.
Indikasi Inlay Kelas I dan II :
 Kebanyakan merupakan hasil pilihan pasien
 Dipergunakan sebagai perawatan utama bila emas dan/atau
keramik adalah pilihan restorasi yang dominan
 Apabila bentuk dan fungsi paling bisa direstorasi dengan logam
tuang.M i s a l n ya , t i d a k d i a n j u r k a n u n t u k m e n g u b a h
k o n t u r g i g i ya n g s u d a h a d a dengan amalgam.
 Sebagai sandaran cengkeram geligi tiruan sebagian lepasan.

5. Restorasi Onlay
Restorasi onlay merupakan inlay yang dimodifikasi dan dibuat oleh
teknisi dari hasil cetakan kavitas.Bedanya, onlay tidak hanya sebagai
pengisi kavitas seperti inlay, tapi juga menutupidan melindungi permukaan

11
kunyah gigi.Juga disemenkan pada tempatnya dan terbuat dari emas atau
porselen.
Indikasi Onlay :
 Pengganti restorasi amalgam yang rusak.
 Restorasi dibutuhkan sebagai penghubung tonjol bukal dan
lingual.
 Restorasi karies interproksimal gigi posterior
 Restorasi gigi posterior yang menerima tekanan oklusal yang
kuat. (Fraunhofer, 2013)

12
Daftar Pustaka

Anusavice K.J., 2003, Phillip’s Science of Dental Materials, Philadelphia :


Saunders Company.
Fraunhofer,J. 2013. Dental materials at a glance Second Edition, Oxford:Willey
Blackwell.
Goldstein, R.E. 1998, Esthetics in dentistry. London:B.C.Decker.
Hussain,S. 2004. Textbook of dental materials. New Delhi: Jaypee.
McCabe, J.F. Walls, A.W. 2008, Applied dental materials, Singapore:Blackwell
Publishing.
Siswomihardjo,W. 2008, Ilmu Biomaterial Bagi Umat Manusia dengan Suatu
Pendekatan Rekayasa Biomedik.2008.Tesis. Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta. 2008.
Srivastava,D. 2007. Dental science Second edition. New Delhi: Jaypee.
Philips, 2003, Buku Ajar Kedokteran Gigi Edisi 10, Jakarta : EGC.
Philips, 2004, Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi, Jakarta : EGC.
Powers, J.M. Bayne, S.C. 1992, Friction and Wear of Dental Materials, American
Society of Metals International.

13

Anda mungkin juga menyukai