Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Menopause merupakan suatu kondisi yang akan dialami oleh setiap
wanita sebagai bagian dari proses menua. Menopause adalah fase peralihan
dari masa reproduktif menuju ke masa nonreproduktif yang ditandai dengan
berhentinya menstruasi. Wanita umumnya mengalami menopause pada rentang
usia 45 – 55 tahun. Di Indonesia, usia rata – rata wanita mengalami menopause
adalah 50 tahun. Menopause disebabkan oleh penurunan fungsi ovarium akibat
usia yang semakin bertambah yang menyebabkan produksi hormon estrogen
juga menurun. Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan pada fisik maupun
psikologis yang menimbulkan munculnya keluhan masa menopause (Suparni
& Astutik, 2016).
Sebagian wanita (75%) menganggap keluhan menopause sebagai suatu
masalah atau gangguan, sedangkan sebagian lagi (25%) tidak
mempermasalahkan hal tersebut (Asbar, 2018). Angka harapan hidup wanita di
dunia meningkat setiap tahunnya hingga mencapai 74,2 tahun di tahun 2019
(WHO, 2019). Peningkatan angka harapan hidup berarti peningkatan jumlah
wanita yang berpeluang untuk mengalami menopause (Suazini, 2018). World
Health Organization (WHO), memperkirakan di tahun 2030 akan ada sekitar
1,2 miliar wanita yang berusia di atas 50 tahun. Sebanyak 80% diantaranya
tinggal di negara berkembang dan populasi wanita menopause meningkat tiga
persen setiap tahunnya (Nurlina, 2021).
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) (2013) dalam
Nurlina (2021), memperkirakan jumlah wanita menopause dengan usia rata –
rata 45 – 64 tahun di Indonesia pada tahun 2035 sebanyak 37 juta orang. Di
Provinsi Bali pada tahun 2020, jumlah wanita usia 45 - 64 tahun sebanyak
539.700 orang (BPS Provinsi Bali, 2020). Di Kabupaten Karangasem pada
tahun 2020, jumlah wanita usia 45 - 64 tahun sebanyak 133.000 orang (BPS
Kabupaten Karangasem, 2020).

1
Berdasarkan Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem, Puskesmas
Bebandem berada di urutan ketiga sebagai puskesmas dengan jumlah sasaran
wanita usia 45 – 60 tahun terbanyak di tahun 2021. Keluhan masa menopause
dapat menyebabkan ketidaknyamanan serta kekhawatiran yang dapat
mengganggu aktivitas sehari – hari atau bahkan dapat menurunkan kualitas
hidup wanita (Maita et al., 2013).
Penelitian oleh Widjayanti (2016), mengatakan mayoritas wanita
menopause (90,32%) mengeluhkan rasa tidak nyaman pada tulang, persendian,
dan otot. Keluhan lainnya berupa hot flashes (83,87%), keringat berlebih di
malam hari (57,69%), serta kelelahan secara fisik dan mental (74,19%) padahal
tidak sedang mengalami persoalan yang memicu stress atau kecemasan.
Sebanyak 37% wanita menopause memiliki kualitas tidur yang buruk akibat
hot flashes yang sering membangunkan mereka dari tidurnya (Widjayanti,
2017). Selain itu wanita yang telah menopause lebih rentan terserang penyakit
kadiovaskuler dan osteoporosis (Waluyo & Putra, 2010). Keluhan menopause
setiap wanita bersifat individual dan tidaklah sama (Juliana et al, 2021).
Beberapa wanita dapat mengalami keluhan yang bersifat ringan, sedang, berat,
atau tidak ada keluhan sama sekali. Hal ini disebabkan oleh 3 perbedaan
karakteristik yang dimiliki setiap wanita. Karakteristik tersebut dapat berupa
tingat pendidikan, pekerjaaan, pendapatan, gaya hidup, lingkungan atau genetik
(Juliana et al, 2021).
Penelitian oleh Juliana et al. (2021), mengatakan terdapat hubungan
antara usia menopause dengan keluhan masa menopause. Wanita dengan usia
menopause normal sebagian besar (87,4%) mengalami keluhan masa
menopause yang ringan, sebaliknya wanita dengan usia menopause tidak
normal (44,4%) mengalami keluhan masa menopause yang berat. Penelitian
oleh Chontessa et al. (2012), mengatakan wanita menopause yang
berpendidikan rendah, tidak bekerja, dan berpenghasilan rendah mengalami
keluhan kecemasan yang lebih berat.

2
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dibuat rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apakah yang di maksud dengan menopause?
2. Bagaimana fisiologi menopause?
3. Apa saja ketidak nyamanan umum pada masa menopause?
4. Apa saja nutrisi di masa menopause?

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Menopause


Definisi menopause Kata menopause berasal dari Bahasa Yunani, yakni
dari kata ‘men’ yang artinya bulan dan kata ‘peuseis’ yang artinya penghentian
sementara. Secara linguistik kata yang lebih tepat adalah menocease yang berarti
masa berhentinya haid. Menopause merupakan tahap dalam kehidupan wanita
ketika menstruasi berhenti, dengan demikian tahun – tahun melahirkan anak juga
berhenti. Wanita dikatakan telah menopause jika sudah tidak mengalami
menstruasi selama 12 bulan sejak menstruasi terakhir yang disebabkan oleh
penurunan fungsi ovarium (Suryoprajogo, 2019).
Untuk lebih memastikan akan dilakukan pemeriksaan Follicle Stimulating
Hormone (FSH) dan hormon estrogen. Seorang wanita dikatakan mengalami
menopause apabila kadar FSH meningkat, sedangkan kadar estrogennya rendah.
Selain itu dilakukan juga pemeriksaan Tyroid Stimulating Hormone (TSH) dan
hormon tiroid. Pemeriksaan ini untuk memastikan penderita tidak mengalami
hipotiroidisme atau penurunan hormon tiroid yang bisa menimbulkan gejala
serupa dengan menopause (Jalilah & Prapitasari, 2020).

2.2 Fisiologi Menopause


Pada usia 40-50 tahun, kebanyakan siklus seksual menjadi tidak teraturdan
ovulasi tidak terjadi. Sesudah beberapa bulan sampai beberapa tahun,siklus haid
tidak terjadi lagi. Periode ketika siklus haid terhenti dan hormonhormon kelamin
wanita menghilang disebut sebagai menopause. Penyebabutama dari fase
menopause ini sendiri adalah matinya atau burning out yangterjadi pada ovarium.
Pada kehidupan seorang wanita, berkisar kurang lebih 400 folikelprimordial
yang tumbuh dan menjadi folikel matang yang selanjutnya akanberovulasi, dan
lebih dari ratusan dari ribuan ovum yang berdegenerasi. Padaumur 45 tahun,
hanya terdapat beberapa folikel-folikel primordial yang dapatdirangsang oleh

4
FSH dan LH yang hasilnya akan produksi estrogen dariovarium berkurang
sewaktu jumlah folikel primordial mencapai nol.
Ketika produksi estrogen turun, estrogen tidak lagi menghambatproduksi
gonadotropin FSH dan LH. Sebaliknya beberapa hormon sepertigonadotropin,
FSH, dan LH diproduksi sesudah menopause dalam jumlahbesar dan
berkelanjutan, namun ketika folikel primordial yang tersisa berubahmenjadi
atretik, produksi estrogen oleh ovarium turun menjadi nol (Guytondan Hall,
2007).
Hal ini sangat berbanding terbalik dengan keyakinan umum, yaknipada fase
pramenopause kadar estrogen perempuan sering relatif stabil ataubahkan
meningkat. Kadar itu tidak berkurang dari satu tahun sebelum periodemenstruasi
terakhir. Sebelum memasuki fase menopause, estrogen utama yangdihasilkan oleh
seorang wanita adalah hormon estradiol. Namun pada masapramenopause, tubuh
wanita mulai menghasilkan lebih banyak estrogen jenisberbeda, yang dinamakan
estron. Kadar testosteron kebanyakan tidakmengalami penurunan selama
pramenopause. Kenyataannya, indung telur darifase pascamenopause Wanita
kebanyakan memproduksi testosterone lebihbanyak dibandingkan indung telur
pramenopause (Wijayanti, 2009)
Menurut Fritz (2010), kadar serum estradiol pada wanita pascamenopause 10-
20pg/mL dan Sebagian besar merupakan hasil estron, yangdiperoleh dari konversi
perifer androstenedione (Fritz dan Speroff, 2010).
Kadar estrogen pada Wanita menopause tergantung dari hasil
konversiandrostenedione dan testosteron menjadi estrogen. Sebuah penelitian
diAustralia menyatakan bahwa kadar testosteron dalam sirkulasi tidak
berubahsejak 5 tahun sebelum menopause hingga 7 tahun setelah menopause.
Androstenedion adalah androgen utama yang dikeluarkan oleh folikel
yangsedang berkembang. Dengan berhentinya perkembangan folikuler
padaWanita pascamenopause, kadar androstenedion turun sampai 50%.
Setelahmenopause, hanya 20% androstenedion yang disekresi oleh
ovarium.DHEA dan DHEAS biasanya dihasilkan oleh kelenjar adrenal dan <25%

5
oleh ovarium. Dalam kasus bertambahnya umur seorang wanita,produksi DHEA
turun 60% dan DHEAS turun 80%. Berat badan merupakanfaktor yang positif
dengan kadar estron dan estradiol di sirkulasi denganadanya konversi
androstenedione menjadi estrogen, namun bertambahnyaumur seorang
Wanita yang mengalami penurunan kadar testosteron mereka
selamapramenopause dapat mengakibatkan hilangnya hasrat seksual. Tetap
dalamsebagian kasus wanita masalah libido biasanya berkaitan dengan
kurangnyahormon estrogen atau menipisnya jaringan vagina (Baziad, 2013).

2.3 Ketidak nyamanan umum pada masa menopause


Menurut Mulyani (2013), pada masa menopause wanita akan mengalami
perubahan-perubahan dan keluhan- keluhan yang menimbulkan rasa tidak
nyaman diantaranya Menurut Mulyani (2013),
a. Perubahan Fisiologis
1. Perubahan pola menstruasi Gejala ini biasanya akan terlihat pada awal
permulaan masa klimakterium. Perdarahan akan terlihat beberapa kali
dalam rentang beberapa bulan dan akhirnya akan berhenti sama sekali.
2. Rasa panas (hot flush) Gejala ini akan dirasakan mulai dari wajah
sampai ke seluruh tubuh. Selain rasa panas juga disertai dengan warna
kemerahan pada kulit dan berkeringat.
3. Susah tidur (insomnia) Hot flush juga menyebabkan wanita terbangun
dari tidurnya. Kesulitan untuk tidur disebabkan karena rendahnya kadar
serotonin yang dipengaruhi pada masa premenopause.
4. Penurunan produksi lendir serviks Akan terjadi perubahan pada lapisan
dinding vagina, vagina akan terlihat menjadi lebih kering dan kurang
elastis. Hal ini terjadi karena penurunan kadar hormon estrogen yang
berdampak akan timbulnya rasa sakit pada saat melakukan hubungan
seksual. Pada masa klimakterium terjadi involusi vagina dan vagina
kehilangan 14 rugae. Epitel vagina mengalami atrofi dan mudah cedera.

6
Vaskularisasi dan aliran darah ke vagina berkurang sehingga lubrikasi
berkurang yang mengakibatkan hubungan seksual menjadi sakit.
5. Gejala gangguan motorik Pada masa klimakterium, aktivitas yang akan
dikerjakan semakin berkurang dikarenakan wanita akan mudah merasa
lelah dan tidak sanggup untuk melakukan pekerjaan yang terlalu berat.
6. Gejala gangguan sistem perkemihan Kadar estrogen yang rendah
menimbulkan penipisan paa jaringan kandung kemih dan saluran kemih
sehingga menyebabkan terjadinya penurunan kontrol dari kandung
kemih sehingga sulit untuk menahan buang air kecil.

b. Perubahan Psikologis
Perubahan psikologis pada masa menopause pastinya sering terjadi.
Beberapa wanita menemukan perubahan pada gelombang hormonnya serta
kebutuhan untuk menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi, sehingga
membuat menopause menjadi sangat sulit. Perubahan psikologis seseorang
sangat tergantung bagaimana pandangan seorang wanita tentang menopause
itu sendiri termasuk pengetahuannya tentang menopause.
Perubahan psikis ini sangat mempengaruhi kualitas hidup seseorang.
Adapun tanda-tanda perubahan emosi yang mungkin terjadi pada seorang
wanita yang mengalami menopause menurut Pieter & Lubis (2010)
diantaranya:
1. Ingatan menurun Gejala menurunnya ingatan terlihat bahwa sebelum
menopause wanita masih begitu mudah untuk mengingat. Akan tetapi,
sesudah mengalami menopause terjadi kemunduran dalam mengingat
bahkan mereka sering lupa terhadap hal-hal kecil dan sederhana.
2. Kecemasan Banyak dari ibu-ibu yang mengalami menopause menjadi
seorang yang mudah mengalami rasa cemas. Kecemasan ini timbul
sebagai akibat seringnya kekhawatiran yang menghantui dalam
menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah mereka khawatirkan.
kecemasan ini biasanya relatif, artinya kecemasan itu bisa dihilangkan

7
dan ditenangkan. Namun pada sebagian orang kondisi ini tidak mampu
dilakukan. Adapun gejala-gejala psikologis yang sering dialami wanita
menopause yaitu:
a. Suasana hati yang menunjukkan ketidaktenangan psikis, seperti
gampang marah atau rasa tegang.
b. Pikiran yang tidak menentu sebagai akibat kekhawatiran yang
berkepanjangan sehingga mereka sulit untuk konsentrasi.
Bahkan sebaliknya, terkadang pikiran mereka kosong dan
membesar-besarkan ancaman. 16 c) Sangat sensitif dan merasa
tidak berdaya.
c. Selalu menghindari situasi-situasi yang menimbulkan
kecemasan dan mereka selalu lari dari kenyataan.
d. Prilaku gelisah seperti gugup, agitasi, dan kewaspadaan yang
berlebihan.
e. Gangguan psikogenik mencakup bertambahnya rasa gelisah,
depresi, mudah cemas, insomnia, dan sakit kepala. Keadaan lain
dapat diperberat oleh gejala menopause mencakup masalah
psikosomatik yang telah ada diperkuat oleh gejolak panas, pola
tidur yang diganggu keringat malam, serta penurunan libido
karena vaginitis atrofikans yang mengakibatkan dispareunia.
3. Mudah tersinggung Gejala ini lebih mudah dilihat jika kita bandingkan
dengan perasaan cemas. Wanita menopause lebih menunjukkan sikap
mudah tersinggung dan marah. Hal ini mungkin saja disebabkan
adanya tingkat kesadaran yang luar biasa dialami mereka. Perasaan
mereka begitu sangat sensitif terhadap sikap dan perilaku orang-orang
di lingkungan sekitarnya. Kondisi ini akan sangat tampak manakala
mereka mempersepsikan perilaku itu secara negatif dan menyinggung
dirinya. 17
4. Stress Respons-respons stres pada wanita menopause begitu beragam
dan terkadang bersifat kronis. Secara psikologis sumber-sumber stres

8
wanita menopause tidak bisa diramalkan begitu saja, namun yang bisa
terlihat adalah siklus suasana hati, misalnya reaksi marah atau sedih.
Faktor-faktor penyebab stres pada wanita menopause yaitu keadaan
emosi personalnya dan sikap orang-orang di sekitarnya.
5. Depresi Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita menopause
lebih besar dan lebih gampang mengalami depresi dibandingkan
dengan rentang kehidupan sebelumnya. Bentuk-bentuk depresi wanita
menopause terlihat dari:
a. Hilangnya percaya diri atas kemampuan organ
reproduksinya.
b. Kesedihan akibat ditinggalkan anak-anaknya atau suami
yang meninggal.
c. Sedih karena sudah menurun daya tariknya.
d. Sakit yang tidak sembuh-sembuh atau penyakit kronis

2.4 Nutrisi di masa menopause


Wanita yang memasuki masa perimenopause memiliki kebutuhan gizi
yang berbeda dengan wanita pada umumnya. Perubahan hormonal yang terjadi
ketika memasuki masa perimenopause berpotensi menyebabkan beberapa
gangguan kesehatan jika tidak ditangani secara serius. Takaran gizi dan pilihan
makanan dapat membantu menjaga keseimbangan fisik dan psikologis wanita
yang berada pada fase menjelang menopause ini. Ada beberapa jenis makanan
yang penting untuk dikonsumsi wanita pada masa perimenopause.

1. Pilih Makanan yang Mengandung Protein


Protein dibutuhkan tubuh untuk menunjang pertumbuhan,
meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan memperbaiki sel-sel yang rusak.
Sumber protein sendiri dibedakan menjadi hewani dan nabati.Sejumlah
sumber protein hewani berupa daging tanpa lemak, ikan dan makanan laut
lainnya, telur, serta susu. Sedangkan sumber protein nabati meliputi kacang-

9
kacangan, edamame, tempe, tahu, quinoa, almond, chia seed, bayam,
brokoli, kentang, serta alpukat Ketika memasuki masa menopause,
konsumsi protein sangat diperlukan tubuh. Pada tahapan ini, sistem
kekebalan tubuh seorang wanita seringkali menurun sehingga rentan
terkena infeksi dan berbagai gangguan kesehatan. Konsumsi protein yang
cukup dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan
memperbaiki sel-sel yang rusak. Sumber makanan yang mengandung
protein cukup mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya,
seperti daging tanpa lemak, ikan, telur, serta kacang-kacangan.

2. Pastikan Kebutuhan Kalsium Tercukupi


Wanita yang mulai memasuki masa menopause lebih rentan terkena
osteoporosis. Hal ini disebabkan oleh penurunan hormon esterogen yang
menyebabkan massa tulang menjadi lebih cepat hilang dan berakibat pada
kualitas kesehatan tulang yang juga ikut menurun. Ada baiknya kebutuhan
kalsium wanita tercukupi pada masa perimenopause ini, yakni sebanyak
kurang lebih 1200 mg per hari. Kalsium sangat mudah ditemukan dalam
berbagai bahan makanan, seperti susu, yogurt, keju, ikan dengan tulang,
brokoli, dan kacang-kacangan.

3. Perhatikan Asupan Zat Besi


Umumnya, kebanyakan wanita tidak memenuhi asupan mineral besi
hariannya. Menjelang dan selama menopause, Anda harus mencukupi
kebutuhan zat besi guna mencegah anemia Salah satu nutrisi yang paling
penting untuk dipenuhi selama masa perimenopause adalah zat besi. Zat besi
berguna untuk menjaga metabolisme tubuh agar tetap berjalan dengan normal.
Jumlah kebutuhan zat besi rata-rata wanita ketika memasuki masa menopause
adalah sebanyak 8 mg per hari. Zat besi bisa dengan mudah dipenuhi melalui
konsumsi daging merah tanpa lemak, ayam, ikan, telur, sayuran berdaun
hijau, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

10
4. Penuhi Kebutuhan Sayur dan Buah
Penuhilah kebutuhan serat Anda setidaknya 21 gram setiap hari. Tidak
hanya sayuran dan buah saja, serat juga bisa Anda dapatkan dari biji-bijian
utuh, sereal, pasta, nasi, dan kacang-kacangan.Makanlah sayur sebanyak 2
cangkir dan buah sebanyak 1 ½ cangkir, atau masing-masing setara 5 porsi
sehari. Selain serat, jumlah tersebut dapat membantu memenuhi kebutuhan
vitamin, mineral, serta zat gizi makro lainnya.Mengonsumsi makanan tinggi
serat diketahui bisa mengurangi risiko penyakit jantung, stroke, dan kanker.
Plus, membantu menjaga berat badan.Wanita yang tengah memasuki masa
menopause disarankan untuk mengonsumsi sayur dan buah sebanyak 5 porsi
setiap hari. Jumlah ini dapat membantu memenuhi kebutuhan vitamin,
mineral, serat, serta mengontrol kenaikan berat badan.

5. Minum Air Putih


Wanita yang sedang berada dalam masa perimenopause biasanya
mengalami keluhan vagina kering dan kulit kering yang disebabkan oleh
penurunan hormon estrogen. Oleh karea itu, konsumsi air yang cukup dapat
membantu menjaga kelembapan tubuh. Kebutuhan air rata-rata wanita yang
berada dalam masa perimenopause adalah 10 hingga 12 gelas per hari untuk
menjaga agar tubuh tetap terhidrasi dengan baik.

6. Membatasi penggunaan gula dan garam


Konsumsi terlalu banyak gula dan makanan serta minuman manis
dapat menyebabkan kenaikan berat badan berlebih. Makanan tinggi gula pun
bisa meningkatkan risiko kerusakan gigi.Sedangkan, diet tinggi garam
dikaitkan dengan hipertensi, yaitu faktor utama dari masalah jantung serta
pembuluh darah. Anda juga tidak dianjurkan untuk mengonsumsi makanan
ringan kemasan, yang mengandung nitrat tinggi dan berisiko terhadap kanker.
Selama menstruasi juga, Anda harus mengurangi konsumsi minuman
beralkohol, sebanyak 1 gelas sehari saja.

11
7. Mengurangi konsumsi makanan berlemak
Tidak semua lemak itu buruk bagi tubuh. Sebetulnya, lemak
merupakan zat gizi makro yang dibutuhkan oleh tubuh. Jenis lemak yang
tidak sehat itu lemak trans dan lemak jenuh, misalnya dari gorengan.
Karenanya, perhatikan asupan makanan dan jenis lemak yang Anda
konsumsi.Daripada makan junk food dan makanan yang digoreng,
perbanyaklah konsumsi lemak tidak jenuh seperti buah alpukat, minyak
zaitun, kacang-kacangan, dan ikan berlemak (salmon, tuna, sarden, serta
makarel).“Makanan seperti gorengan dapat diganti dengan buah atau kacang-
kacangan ataupun milkshake buah dengan susu rendah lemak untuk
mendapatkan protein cukup dengan lemak yang rendah.” tutur Kelvin lagi.

8. Di bawah ini ada beberapa nutrisi yang wajib di penuhi untuk membantu
meringankan gejala menjelang dan selama menopause, diantaranya adalah:
a. Piridoksin atau vitamin B6
b. Vitamin B6 memainkan peran dalam membantu tubuh untuk mengatur
kadar serotonin. Hormon serotonin adalah hormon “bahagia” karena
salah satu tugas utamanya dalam mengatur suasana hati.Dalam jumlah
normalnya, serotonin membantu memelihara kesehatan mental
c. Kobalamin atau vitamin B12
d. Kobalamin atau vitamin B12 bersifat larut air yang banyak ditemukan
pada berbagai makanan. Menunjang kesehatan tulan Vitamin B12
diperlukan wanita selama menopause untuk membantu mencegah
osteoporosis dan masalah tulang serta sendi lainnya. Asupan vitamin
B12 bisa dipenuhi dari makanan sehari-hari ataupun suplemen vitamin
B kompleks.Salah satu suplemen yang bisa Anda konsumsi
adalah Natures Plus B Complex (Rp 190.000). Nature Plus B complex
adalah vitamin yang mengandung b compleks yang diperlukan untuk

12
menjaga kelangsungan fungsi sel-sel tubuh dan sistem metabolisme
tubuh. Dikenal sebagai vitamin anti stres / vitamin saraf.
e. Vitamin D
Bersama dengan kalsium, vitamin D berguna untuk menjaga kesehatan
tulang. Selain dipenuhi dari sinar matahari, vitamin D juga dapat
dicukupi dari hati, kuning telur, bayam, brokoli, susu dan olahannya
serta suplemen kesehatan. Anda bisa berjemur di bawah sinar matahari
pagi untuk memenuhi asupan vitamin D harian.
f. Vitamin E
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa vitamin E bisa meredakan
stres dan mengurangi stres oksidatif. Penuhi asupan vitamin E
setidaknya 15 mg per hari dari bayam, tomat, paprika, almond, kiwi,
brokoli, ikan salmon, ataupun suplemen.
Berkat antioksidannya juga, vitamin E memainkan peran untuk
menurunkan risiko penyakit kardiovaskular, depresi, serta kenaikan
berat badan yang sering dialami wanita selama menopause.
g. Kalsium
Saat menopause, kebutuhan akan kalsium pun jadi meningkat.
Perubahan hormon yang terjadi membuat kepadatan tulang Anda jadi
menurun. Penurunan kalsium dalam tubuh akan meningkatkan risiko
osteoporosis. Inilah pentingnya mencukupi asupan kalsium selagi
masih muda.
h. Ginseng
Penelitian yang ada menunjukkan beberapa jenis ginseng yang
berbeda bisa membantu meningkatkan suasana hati dan kualitas tidur.
Tetapi, studi belum bisa membuktikan apakah ginseng bisa meredakan
gejala menopause fisik seperti hot flashes.

13
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Menopause adalah fase peralihan dari masa reproduktif menuju ke masa
nonreproduktif yang ditandai dengan berhentinya menstruasi. Wanita umumnya
mengalami menopause pada rentang usia 45 – 55 tahun.Menopause disebabkan
oleh penurunan fungsi ovarium akibat usia yang semakin bertambah yang
menyebabkan produksi hormon estrogen juga menurun.Hal ini mengakibatkan
terjadinya perubahan pada fisik maupun psikologis yang menimbulkan
munculnya keluhan masa menopause.
Pada masa menopause wanita akan mengalami perubahan-perubahan dan
keluhan- keluhan yang menimbulkan rasa tidak nyaman diantaranya :
1. Perubahan Fisiologis
a. Perubahan pola menstruasi
b. Rasa panas (hot Flust)
c. Susah Tidur (Insomnia)
d. Penurunan Produksi lendir serviks
e. Gejala gangguan motorik
f. Gejala gangguan sistem perkemihan
2. Perubahan Psikologis
a. Ingatan menurun
b. Kecemasan
c. Mudah tersinggung
d. Stress
e. Depresi

Makanan yang penting untuk dikonsumsi wanita pada masa


perimenopause di antaranya,makanan yang mengandung Protein, Kalsium, Zat
Besi, Sayuran, Buah, Air Putih dan lain-lain.

14
Beberapa nutrisi yang wajib di penuhi untuk membantu meringankan
gejala menjelang dan selama menopause, diantaranya adalah:
a. Piridoksin atau vitamin B6
b. Vitamin B6
c. Kobalamin atau Vitamin B12
d. Vitamin D
e. Vitamin E
f. Ginseng.

3.2 SARAN
3.2.1 Bagi Wanita Menopause
 Diharapkan kepada wanita menopause untuk meningkatkan kualitas
hidup melalui informasi tentang menopause supaya dapat mewujudkan
wanita menopause yang sehat dan produktif.
 Diharapkan pada wanita menopause menjaga makanan dengan cara
mengonsumsi makanan yang bergizi dan bernutrisi dalam kehidupan
sehari – hari.

3.2.2 BAGI TENAGA KESEHATAN


 Diharapkan tenaga kesehatan dapat memberikan informasi yang benar
tentang menopause kepada wanita menopause ataupun keluarganya.
 Diharapkan tenaga kesehatan dapat memberikan informasi terkait
penanganan dalam menghadapi keluhan – keluhan selama menopause
supaya bisa diterapkan dalam kehidupan sehari- hari.

3.2.3 BAGI INSTITUSI


 Diharapkan makalah ini dapat menjadi informasi yang berguna untuk
pedoman selanjutnya sehingga dapat mengembangkan penelitian terkait
kualitas hidup pada wanita menopause.
 Diharapaka adanya penelitian lebih lanjut terkait pengetahuan wanita
menopause tehadap kebutuhan gizi pada masa menopause

15

Anda mungkin juga menyukai