DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah “Adaptasi Intra dan Ekstra Uterin BBL (Masa Transisi
Neonatus)” ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Adaptasi Intra dan
Ekstra Uterin BBL (Masa Transisi Neonatus)” ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
Perubahan Sirkulasi.............................................................................. 5
Kesimpulan ........................................................................................ 10
Saran .................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bayi baru lahir normal harus menjalani proses adaptasi dari kehidupan di
dalam rahin (intrauterine) ke kehidupan ekstrauterine (luar rahim). Pemahaman
terhadap adaptasi dan fisiologi bayi baru lahir sangat penting sebagai dasar dalam
memberikan asuhan. Perubahan-perubahan yang segera terjadi sesudah kelahiran
sebagai akibat perubahan lingkungan dalam uterus ke luar uterus. Maka bayi
menerima rangsangan yang bersifat kimiawi, mekanik dan termik yang
menimbulkan perubahan metabolik, pernafasan, dan sirkulasi darah pada bayi baru
lahir normal. Penatalaksanaan dan mengenali kondisi kesehatan bayi baru lahir
resiko tinggi yang mana memerlukan pelayanan rujukan tidak lanjut.
Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam
lingkungan interna yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi)
ke lingkungan eksterna yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan
orang lain untuk memenuhinya.
Sebagai seorang tenaga kesehatan, bidan harus mampu memahami tentang
beberapa adaptasi atau perubahan fisiologi bayi baru lahir (BBL). Hal ini sebagai
dasar dalam memberikan asuhan kebidanan yang tepat. Setelah lahir, BBL harus
mempu beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung (plasenta) menjadi mandiri
secara fisiologi. Setelah lahir, harus mendapatkan oksigen melalui sitem sirkulasi
pernapasannya sendiri, mendapatkan nutrisi per oral untuk mempertahankan kadar
gula darah yang cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit atau
infeksi.
Hal ini untuk mengenal /menemukan kelainan yang perlu mendapat tindakan
segera yang berhubungan dengan bayi baru lahir. Sehingga dengan di buatnya
makalah ini kami lebih mengerti secara detail tentang adaptasi dan transisi
kehidupan janin dari intrauterine ke ekstrauterine.
1
Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Perubahan Pernafasan
3
Janin dalam kandungan sudah mengadakan gerakan-gerakan
pernafasan, namun air ketuban tidak masuk ke dalam alveoli paru-parunya.
Pusat pernapasan ini dipengaruhi oleh kadar O2 dan CO2 di dalam tubuh
janin. Keadaan ini dipengaruhi oleh sirkulasi plesenter. Apabila terdapat
gangguan pada sirkulasi utero-plesenter sehingga satu rasi oksigen lebih
menurun.
Pada permukaan paru-paru yang telah matur ditemukan lipoprotein
yang berfungsi untuk mengurangi tahanan pada permukaan alveoli dan
memudahkan paru-paru berkembang pada penarikan nafas pertama pada janin.
Ketika partus, uterus berkontraksi dalam keadaaan ini darah di dalam sirkulasi
utero plasenter seolah-olah diperas ke dalam vena umbilicus dan sirkulasi
janinsehingga jantung janin terutama serambi kanan berdilatasi. Akibatnya
apabila janin segera setelah kontraksi uterus hilang akan tedengar terlambat.
Dalam keadaan ini bukanlah patologi.
2. Perubahan pernafasan ekstrauterine
a. Perkembangan paru-paru
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang
bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus proses ini
berlanjut sampai sekitar usia 8 tahu, sampai jumlah bronkus dan alveolus akan
sepenuhnya berkembang. Waalupun janin memperlihatkan adanya gerakan
napas sepanjang TM 1dan 2. Paru-paru yang tidak matang akan mengurangi
kelangsungan hidup BBL, sebelum usia 24 minggu. Hal ini disebabkan karena
keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan system kapiler paru-paru
dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan.
b. Awal adanya napas
Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah:
Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar
Rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak.
Penimbunan karbondioksida
Perubahan suhu. Keadaan dingin akan merangsang pernapasan.
c. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas
Upaya pernapasan pertama seorang bayi berfungsi untuk:
Mengeluarkan cairan dalam paru-paru
Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali
4
d. Dari cairan menuju udara
Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi
melewati jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ibi diperas
keluar dari paru-paru. Seorang bayi yang dilahirkan secara secti cecaria
kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada dan dapat menderita paru-
paru basah dalam jangka waktu lebih lama.
Perubahan Sirkulasi
5
Perbedaan sirkulasi darah janin dan bayi
No Perbdaan Si Sirkulasi janin Sirkulasi bayi
1. Sirkulasi pulmonal Aktif, kurang Aktif, perkembangan
berkembang meningkat
2. Foramen ovale Terbuka Tertutup
3. uktus arteriosus botali Terbuka Tertutup
4. Duktus venosus arantii Terbuka Tertutup
Sirkulasi sistemik Aktifdengan resisten Aktif dengan
rendah meningkatkan resitensi
1. Termoregulasi
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya sehingga akan
mengalami “stress dingin” atau cold stress terutama karena perubahan
lingkungan dari dalam Rahim ke luar Rahim yang jauh lebih dingin.
Secara fisiologis, tubuh bayi akan menggunakan timbunan lemak coklat
untuk menghasilkan panas. Namun, cadangan lemak coklat ini akan habis dan
bayi akan mudah mengalami hipoglikemia, hipoksia dan asidosis.
Ketiga lapisan tersebut dapatb berfungsi dengan baik dan efisien atau
tidak bergantung pada ketebalannya. Sayangnya sebagian besar pediatric tidak
mempunyai lapisan yang tebal pada ketiga unsur tersebut. Transfer panas
melalui lapisan tesebut dengan lingkungan berlangsung dalam dua tahap.
Tahap pertama panas inti tubuh disalurkan menuju kulit. Tahap kedua panas
tubuh hulang melaui radiasi, konduksi, konveksi dam evaporasi.
2. Adaptasi fisiologi system metabolism
Bayi baru lahir yang tidakm dapat mencerna makanan dalam jumlah yang
cukup akan membuat glukosa dari glikogen. hal ini hanya terjadi jika bayi
mempunyai persediaan yang cukup. Seorang bayi yang sehat akan menyimpan
glukosa menjadi glikogen terutama dalam hati, selama bulan-bulan terakhir
kehidupan dalam Rahim.
6
Perubahan System Hematologi
7
Perubahan System Imunitas
8
Bayi ginjalnya relatif banyak mengandung air dan natrium. Fungsi
ginjal belum sempurna peranan ginjal janin dalam menjaga homeostatis
tubuh sampai saat ini masih dipertanyakan ditemukan adanya kemampuan
ginjal fetus untuk memekatkan dan mengecerkan urin, mengabsorsi fosfat,
dan mengadakan transpotasi zat organik. Fungsi ekskresi janin dilakukan
melalui placenta. Hal ini terbukti dengan
ditemukannya hasil pemeriksaan komposisi cairan tubuh fetus yang normal,
plasma kreatinin dan ureum pada neonates saat lahir meskipun terdapat
agenesis kedua ginjal
9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam
lingkungan intrauterine ke kehidupan ekstrauterine (luar rahim). Ib u yang hangat
dan segala kebutuhannya terpenuhi o2 dan nutrisi ke lingkungan ekstrauterine
yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk
memenuhinya.
Adapun perubahan yang dialami oleh fetus dari intrauterine ke ekstrauterine
antara lain yaitu:
1. Perubahan pernafasan
2. Perubahan sirkulasi
3. Perubahan termoregulasi dan adaptasi fisiologi system metabolism yang
meliputi:
Pengaruh hipotermia pada BBL
Mekanisme kehilangan panas pada BBL
4. Perubahan system hematologi
5. Perubahan system gastrointestinal
6. Perubahan system imun
7. Perubahan system ginjal
Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo
11