Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“ADAPTASI INTRA DAN EKSTRA UTERIN BBL”


(MASA TRANSISI NEONATUS)

MATA KULIAH FISIOLOGI KEHAMILAN,


PERSALINAN, DAN NIFAS

Dosen Pengampu : Endang Sari, SST. M.Keb

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 1

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


UNIVERSITAS SUMATERA BARAT
TAHUN 2022
KELOMPOK I

1. AJENG PUTRI NURAENI


2. ADINDA RESKI
3. AFRELITA
4. BERLINA JULIANI SAOGO
5. BOUNES DESSI LARITA
6. DANIAH FITRI
7. HANIFA OKTAVIA
8. IDAMARNI
9. IDA ELFIA
10. NURUL FITRINA AULIS
11. NOVERAWATI
12. NELHAYATI
13. NOVA AGUSTIA YUDI
14. NINDIA SARI
15. RAHMAI YUNI
16. YULIARNI
17. YANTI NURLIANA
18. WINA MALAFATIMA
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah “Adaptasi Intra dan Ekstra Uterin BBL (Masa Transisi
Neonatus)” ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Adaptasi Intra dan
Ekstra Uterin BBL (Masa Transisi Neonatus)” ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Padang Pariaman, 23 Januari 2023

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i

DAFTAR ISI ............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

Rumusan Masalah ................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 3

Adaptasi Fisiologis Janin ...................................................................... 3

Perubahan Pernafasan .......................................................................... 3

Perubahan Sirkulasi.............................................................................. 5

Termoregulasi Dan Adaptasi Fisiologi System Metabolism .................. 6

Perubanah Systen Hematologi .............................................................. 7

Perubahan System Gastrointestinal ....................................................... 7

Perubahan System Imunitas .................................................................. 8

Perubahan System Ginjal ..................................................................... 8

BAB II1 PENUTUP ................................................................................ 10

Kesimpulan ........................................................................................ 10

Saran .................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bayi baru lahir normal harus menjalani proses adaptasi dari kehidupan di
dalam rahin (intrauterine) ke kehidupan ekstrauterine (luar rahim). Pemahaman
terhadap adaptasi dan fisiologi bayi baru lahir sangat penting sebagai dasar dalam
memberikan asuhan. Perubahan-perubahan yang segera terjadi sesudah kelahiran
sebagai akibat perubahan lingkungan dalam uterus ke luar uterus. Maka bayi
menerima rangsangan yang bersifat kimiawi, mekanik dan termik yang
menimbulkan perubahan metabolik, pernafasan, dan sirkulasi darah pada bayi baru
lahir normal. Penatalaksanaan dan mengenali kondisi kesehatan bayi baru lahir
resiko tinggi yang mana memerlukan pelayanan rujukan tidak lanjut.
Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam
lingkungan interna yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi)
ke lingkungan eksterna yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan
orang lain untuk memenuhinya.
Sebagai seorang tenaga kesehatan, bidan harus mampu memahami tentang
beberapa adaptasi atau perubahan fisiologi bayi baru lahir (BBL). Hal ini sebagai
dasar dalam memberikan asuhan kebidanan yang tepat. Setelah lahir, BBL harus
mempu beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung (plasenta) menjadi mandiri
secara fisiologi. Setelah lahir, harus mendapatkan oksigen melalui sitem sirkulasi
pernapasannya sendiri, mendapatkan nutrisi per oral untuk mempertahankan kadar
gula darah yang cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit atau
infeksi.
Hal ini untuk mengenal /menemukan kelainan yang perlu mendapat tindakan
segera yang berhubungan dengan bayi baru lahir. Sehingga dengan di buatnya
makalah ini kami lebih mengerti secara detail tentang adaptasi dan transisi
kehidupan janin dari intrauterine ke ekstrauterine.

1
Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:


Untuk mengetahui Bagaiamana proses adaptasi dan transisi kehidupan janin
dari intrauterine ke ekstrauterin

2
BAB II
PEMBAHASAN

Adaptasi Fisiologis Janin

Menurut Robbins (2003), adaptasi adalah suatu proses yang


menempatkan manusia yang berupaya mencapai tujuan-tujuan atau kebutuhan
untuk menghadapi lingkungan dan kondisi sosial yang berubah-ubah agar
tetap bertahan.
Sejak konsepsi perkembangan konseptus terjadi sangat cepatyaitu zigot
mengalami pembelahan menjadi morula kemudian menjadi blastokis yang
mencapai uterus, dan kemudian sel-sel mengelompok, berkembang menjadi
embrio (sampai minggu ke 27). Setelah minggu ke-10 hasil konsepsi disebut
janin. Dengan demikina adaptasi janin sudah terjadi secara fisiologis.
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir denga kehamilan
atau masa gestasinya dinyatakan cukup bulan yaitu 36-40 minggu. Bayi baru
lahir normal harus menjalani proses adaptasi dari kehidupan di dalam Rahim
(intrauterine) ke kehidupan luar Rahim (ektrauterine).

Perubahan Pernafasan

1. Perubahan pernafasan intrauterine


Gerakan nafas janin telah dapat dilihat sejak kehamilan 12 minggu dan
pada 34 minggu secara regular gerak nafas ialah 40-60/menit dan diantara
jeda adalah periode apnea. Cairan ketuban akan masuk sampai bronkioli,
sementara di dalam alveolus terdapat cairan alveoli . gerakan nafas janin
dirangsang oleh kondisi hipoksia akan menurunkan frekuensi nafas. Pada
aterm normal gerak nafas akan berkurang dan dapat apnea selama 2 jam.
Alveoli terdiri atas dua lapis se epitel yang mengandung sel tipe I dan II. Sel
tipe II membuat sekresi fosfolipid suatu surfaktan yang penting untuk fungsin
pengembangan pernapasan. Tidak saja fosfolipi yang berperan dalam proses
pematangan selular. Ternyata gerakan nafas juga merangsang gen untuk aktif
mematangkan sel alveoli. (sarwono, prawirohardjo, 2010 hal 161).

3
Janin dalam kandungan sudah mengadakan gerakan-gerakan
pernafasan, namun air ketuban tidak masuk ke dalam alveoli paru-parunya.
Pusat pernapasan ini dipengaruhi oleh kadar O2 dan CO2 di dalam tubuh
janin. Keadaan ini dipengaruhi oleh sirkulasi plesenter. Apabila terdapat
gangguan pada sirkulasi utero-plesenter sehingga satu rasi oksigen lebih
menurun.
Pada permukaan paru-paru yang telah matur ditemukan lipoprotein
yang berfungsi untuk mengurangi tahanan pada permukaan alveoli dan
memudahkan paru-paru berkembang pada penarikan nafas pertama pada janin.
Ketika partus, uterus berkontraksi dalam keadaaan ini darah di dalam sirkulasi
utero plasenter seolah-olah diperas ke dalam vena umbilicus dan sirkulasi
janinsehingga jantung janin terutama serambi kanan berdilatasi. Akibatnya
apabila janin segera setelah kontraksi uterus hilang akan tedengar terlambat.
Dalam keadaan ini bukanlah patologi.
2. Perubahan pernafasan ekstrauterine
a. Perkembangan paru-paru
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang
bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus proses ini
berlanjut sampai sekitar usia 8 tahu, sampai jumlah bronkus dan alveolus akan
sepenuhnya berkembang. Waalupun janin memperlihatkan adanya gerakan
napas sepanjang TM 1dan 2. Paru-paru yang tidak matang akan mengurangi
kelangsungan hidup BBL, sebelum usia 24 minggu. Hal ini disebabkan karena
keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan system kapiler paru-paru
dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan.
b. Awal adanya napas
Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah:
 Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar
Rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak.
 Penimbunan karbondioksida
 Perubahan suhu. Keadaan dingin akan merangsang pernapasan.
c. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas
Upaya pernapasan pertama seorang bayi berfungsi untuk:
 Mengeluarkan cairan dalam paru-paru
 Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali
4
d. Dari cairan menuju udara
Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi
melewati jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ibi diperas
keluar dari paru-paru. Seorang bayi yang dilahirkan secara secti cecaria
kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada dan dapat menderita paru-
paru basah dalam jangka waktu lebih lama.

Perubahan Sirkulasi

1. Perubahan sirkulasi intrauterine


Mual-mula darah yang kaya oksigen dan nutrisi yang berasal dari
plasenta, melalui vena umbilikalis, masuk kedalam tubuh janin. Sebagian
besar darah melalui ductus venosus arantii akan mengalir ke vena cava
inferior. Dalam atrium dekstra sebagian besar darah akan mengalir secara
fisilogi ke atrium sinitra. Darah dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen penuh
dengan sisa pembakaran dan sebagiannya akan dialirkan ke palsenta melalui
dua arteriol umbilikalis. Seterusnya akan diedarkan ke pembuluh darah di
kotiledon dan jonjot-jonjot dan kembali melalui vena umbilikalis ke janin.
Demikian seterusnya, sirkulasi janin ini berlangsung ketika berada dalam
uterus. Ketika janin dilahirkan segera bayi menghisap udara dan menangis
kuat dengan demikian paru-parunya berkembang.
2. Perubahan sirkulasi ekstrauterine
Setelah lahir darah BBL harus melewati paru untuk mengambil
oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan
oksigen dan jaringan.
Untuk membuat sirkulasi yang baik, kehidupan dilaur Rahim harus terjadi 2
perubahan besar:
 Penutupan foramen ovale pada atrium jantung
 Perubahan duktus arteriousus antara paru-paru dan aorta

5
Perbedaan sirkulasi darah janin dan bayi
No Perbdaan Si Sirkulasi janin Sirkulasi bayi
1. Sirkulasi pulmonal Aktif, kurang Aktif, perkembangan
berkembang meningkat
2. Foramen ovale Terbuka Tertutup
3. uktus arteriosus botali Terbuka Tertutup
4. Duktus venosus arantii Terbuka Tertutup
Sirkulasi sistemik Aktifdengan resisten Aktif dengan
rendah meningkatkan resitensi

Termolegurasi Dan Adaptasi Fisiologis System Metabolisme

1. Termoregulasi
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya sehingga akan
mengalami “stress dingin” atau cold stress terutama karena perubahan
lingkungan dari dalam Rahim ke luar Rahim yang jauh lebih dingin.
Secara fisiologis, tubuh bayi akan menggunakan timbunan lemak coklat
untuk menghasilkan panas. Namun, cadangan lemak coklat ini akan habis dan
bayi akan mudah mengalami hipoglikemia, hipoksia dan asidosis.
Ketiga lapisan tersebut dapatb berfungsi dengan baik dan efisien atau
tidak bergantung pada ketebalannya. Sayangnya sebagian besar pediatric tidak
mempunyai lapisan yang tebal pada ketiga unsur tersebut. Transfer panas
melalui lapisan tesebut dengan lingkungan berlangsung dalam dua tahap.
Tahap pertama panas inti tubuh disalurkan menuju kulit. Tahap kedua panas
tubuh hulang melaui radiasi, konduksi, konveksi dam evaporasi.
2. Adaptasi fisiologi system metabolism
Bayi baru lahir yang tidakm dapat mencerna makanan dalam jumlah yang
cukup akan membuat glukosa dari glikogen. hal ini hanya terjadi jika bayi
mempunyai persediaan yang cukup. Seorang bayi yang sehat akan menyimpan
glukosa menjadi glikogen terutama dalam hati, selama bulan-bulan terakhir
kehidupan dalam Rahim.

6
Perubahan System Hematologi

Aliran darah fetal bermula dari vena umbilikalis, akibat tahanan


pembuluh paru yang besar hanya 10% dari keluaran ventrikel kanan sampai ke
paru sedangkan sisanya 90% terjadi shunting kanan ke kiri melalui duktus
arteriousus Bottali.
Pada waktu bayi lahir, terjadi pelepasan placenta secara mendadak,
tekanan atrium kanan menjadi rendah, tahanan pembuluh darah sistemik naik
pada saat yang sama paru-paru mengembang, tahanan vaskuler paru-paru
menyebabkan penutupan foramen ovale. Kejadian ini tersebut sirkulasi
transisi . penutupan duktus arteriosus secara fisiologis terjadi pada bayi umur
10-15 jam yang disebabkan kontraksi otot polos pada akhir arteri pulmonalis
dan secara anatomis pada usia 2-3 minggu

Perubahan system Gasrointerinal

Perkembangan dapat dilihat di atas 12 minggu dimana akan nyata pada


pemeriksaan USG. Pada 26 minggu enzim sudah terbentuk meskipun amylase
baru nyata pada periode neonatal. Janin meminum air ketuban dan akan tampak
gerakan peristaltic usus. Protein dan cairan amnion yang ditelan akan
menghasilkan meconium didalam usus. Meconium inin akan tetap tersimpan
sampai partus, kecuali pada kondisi hipoksia dan stress, akan tampak cairan
amnion bercampur meconium.
1) Perubahan system gastrointestinal ekstrauterine
Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna
makanan masih terbatas. Hubungan antara esophagus bawah dan
lambung masih belum sempurna yang mengakibatkan “gumoh” pada
BBL dan neonates, kapasitas lambung masih terbatas secara lambat
bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru lahir. Pengaturan makanan
yang sering oleh bayin sendiri penting contohnyan memberi ASI on
demand

7
Perubahan System Imunitas

1) Perubahan system imunitas intrauterine


Pada kehamilan minggu ke-8 telah ada gejala terjadinya kekebalan
dengan adanya limfosit-limfosit sekitar tempat timus kelak. Dengan semakin
tuanya usia kehamilan jumlah limfosit dalam darah perifer meningkat dan
mulai terbentuk pula folike-folikel limfe.
Tuanya kehamilan juga ditemukan sarang selimfoitn yang makin lama makin
besar. Penangkis humoral dibentuk oleh sel limfoit, terdiri dari pasangan
polipeptin simterik. Pembentukan benda penangkis ditemukan pada
kehamilan 5 bulan. Produksi gama-M imunoglobin meningkat setelah bayi
lahir. Kelemahan bayin baaru lahir adalah hanya dilindungi oleh gama-G
imunoglobin ibu hingga terbatas kadarnya dan kurang gama-A globulin.
2) Perubahan system imunitas ekstrauterine
Berikut beberapa contoh kekebalan alami:
 Perlindungan oleh kulit membrane mukosa
 Fungsi saringan saluran napas
 Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus
 Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung
Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. BBL dengan kekebalan
pasif mengandung banyak virus dalam tubuhnya. Reaksi antibody
keseluruhan terhadap antigen asing masih belum dapat dilakukan sampai
awal kehidupan anak. Salah satu tugas utama selama masa bayi dan balita
adalah pembentukan system kekebalan tubuh.

Perubahan System Ginjal

1. Perubahan system ginjal intrauterine


Pada 22 minggu akan tampak pembentukan korpuskel ginjal dizona
jukstaglomerularis yang berfungsi filtrasi. Ginjal terbentuk sempurna pada
minggu ke 36. Pada janin hanya 2% dari curah jantung mengalir ke ginja,
mengingat sebagian besar sisa metabolism dalirkan ke plasenta. Sementara
itu, tubuh juga mampu filtrasi sebelum glomerulus berfungsi penuh.
2. Perubahan system ginjal ekstrauterine

8
Bayi ginjalnya relatif banyak mengandung air dan natrium. Fungsi
ginjal belum sempurna peranan ginjal janin dalam menjaga homeostatis
tubuh sampai saat ini masih dipertanyakan ditemukan adanya kemampuan
ginjal fetus untuk memekatkan dan mengecerkan urin, mengabsorsi fosfat,
dan mengadakan transpotasi zat organik. Fungsi ekskresi janin dilakukan
melalui placenta. Hal ini terbukti dengan
ditemukannya hasil pemeriksaan komposisi cairan tubuh fetus yang normal,
plasma kreatinin dan ureum pada neonates saat lahir meskipun terdapat
agenesis kedua ginjal

9
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam
lingkungan intrauterine ke kehidupan ekstrauterine (luar rahim). Ib u yang hangat
dan segala kebutuhannya terpenuhi o2 dan nutrisi ke lingkungan ekstrauterine
yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk
memenuhinya.
Adapun perubahan yang dialami oleh fetus dari intrauterine ke ekstrauterine
antara lain yaitu:
1. Perubahan pernafasan
2. Perubahan sirkulasi
3. Perubahan termoregulasi dan adaptasi fisiologi system metabolism yang
meliputi:
 Pengaruh hipotermia pada BBL
 Mekanisme kehilangan panas pada BBL
4. Perubahan system hematologi
5. Perubahan system gastrointestinal
6. Perubahan system imun
7. Perubahan system ginjal

Saran

Diharapkan mahasiswa dapat memahami tentang Adaptasi Fisiologi


Janin dan BBL dari kehidupan Intrauterine ke Ekstrauterine serta dapat
mengaplikasikan asuhan yang diberikan. Dalam penulisan masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami mohon saran yang membangun
dan kritikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. Sarwono, Prawirohardjo, (2010) Ilmu Kebidanan. Jakarta:PT. Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo

2. Departemen kesehatan direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat (2004) buku


Acuan Asuhan Persalinan Normal Jakarta: Departemen Kesehatan
3. Wulanda, Febri Ayu, 2012 Biologi Reproduksi, Jakarta: Salemba Mediaka
4. Varney, Helen (2009) Buku ajar Asuhan Kebidanan Jakrta:EGC
Pustaka.unpad.ac.id/wp-content/../endokrinologi-kehamilan.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai