Anda di halaman 1dari 13

UU BIDAN DALAM

MEMBERIKAN OBAT

Oleh
Kelompok 3

Pengantar......
Bidan adalah seorang mitra tenaga kesehatan
yang hamper sama tugasnya dengan dokter dan
perawat namun memiliki tingkatan dan tugas
masing-masing yang berbeda, oleh karena itu
untuk menunjang tugasnya, seorang bidan
memerlukan alat dan obat untuk menjalankan
tugas nya. Bidan dan obat tidak dapat dipisahkan
karena sudah merupakan kewajiban seorang
bidan memberikan obat yang sesuai dengan
keluhan pasiennya untuk mengatasi keluhannya.

Pengertian........
Berdasarkan Peraturan Mentri Kesehatan nomor
1464/menkes/per/x/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktik bidan pada bab 1 ketentuan umum, Pasal 1 ayat 1 dan ayat
6 menetapkan:
Ayat
1

Ayat
6

Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti program


pendidikan bidan dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan
yang berlaku.

Standar

profesi adalah pedoman yang harus digunakan sebagai


petunjuk dalam melaksanakan profesi secara baik.

Pada bab III tentang Penyelengaraan praktik bidan dalam Peraturan memtri
kesehatan RI, Nomer 1464/MENKES/PER/X/2010

pasal 9
menetapkan bahwa bidan menjalankan praktiknya berwenang untuk
memberikan pelayanaan yang meliputi:
a. Pelayanan kesehatan ibu;
b. Pelayanan kesehatan anak;
c. Pelayanan Reproduksi permpuan dan keluarga berencana.
Pelayanan kebidanan sebagaimana yang dimakasud dalm pasal 9 ditujukan
kepada ibu hamil dan anak, pelayanan pada ibu dilakukan pada masa pranikah,
prahamil, masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas, menyusui, dan masa
antara (preode interval). Sedangkan pelayanan kebidana kepada anak diberikan
pada masa bayi baru lahir, masa bayi, masa anak balita, dan masa prasekolah.

UU YANG MENGATUR BIDAN DALAM


MEMBERIKAN OBAT

Tercantum
dalam

Keputusan Menteri Kesehatan RI


Nomor : 900/MENKES/SK/VII/2002
Tanggal : 25 Juli 2002
PETUNJUK PELAKSANAAN
PRAKTIK BIDAN
WEWENANG BIDAN

Pada bab V tentang praktik bidan dalam Keputusan memtri


kesehatan RI, Nomer 900/MENKES/SK/VII/2002
Pada Pasal 22 menetapkan bahwa Bidan dalam menjalankan praktik
perorangan harus memiliki persyaratan yang meliputi tempat dan ruang
praktik, tempat tidur, peralatan, obatan-obatan, dan kelengkapan
administrasi.

Pasal 23 ayat 2 Menetapkan


obat-obatan yang dapat digunakan dalam melakukan praktik
sebagaiman tercantum dalam lampiran II keputusan ini.

Lampiran II
Keputusan Mentri RI , NO: 900/MENKES/SK/VII/2002
Tanggal : 25 Juli 2002

Jenis obat yang boleh digunakan oleh bidan


NO

Jenis obat

1.
2.
3.

Roborantia
Vaksin
Syok Anafilaktik
- Adrenalin
- Antihistamin
- Hidrokortis
- Aminophilin 240
mg/10 ml
- Dopamin
Sedativa
Antibiotika
Utorotonoka
Antipiretika

4.
5.
6.
7.

Jumlah

5
2
5
2
5

Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul

No

8.
9.
10.
11.
12.
13.

Jenis Obat

Koagulantia
Anyi Kejang
Glysenrin
Cairan Infus
Obat Luka
Ciran disenfetan
( termasuk chlorine)
14. Obat Penanganan
aspeksia pada bayi baru
larir

Jumlah

Keadaan yang memungkinkan Bidan dapat menggantikan peran Dokter


diatur Dalam Keputusan Mentri Kesehatan RI
NO: 900/MENKES/SK/VII/2002
Tanggal : 25 Juli 2002
Pada Pasal 17 menetapkan bahwa: Dalam keadaan tidak terdapat
dokter yang berwenang pada wilayah tersebut, bidan dapat
memberikan pelayanan pengobatan pada penyakit ringan bagi ibu
dan anak sesuai dengan kemampuanya selanjutnya, Pasal 21 ayat
1 dan 2 menetapkan bahwa :
1) Dalam keadaan darurat bidan berwenang melakukan

pelayanan selain kewenangan senagaimana yang ditetapkan


pada pasal 14,
2) Pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditunjukkan
untuk menyelamatkan jiwa

Selanjutnya keadaan yang memungkinkan seorang bidan menggantiakn


peran doakter juga diatur dalam Peraturam mentri kesehatan yang
ditetapkan pada tanggal 04 Oktober 2010

SANGSI UNTUK BIDAN YANG SALAH


MEMBERIKAN OBAT
Pada pasal 359 KUHP kitap UU hukum pidana
barang siapa karna kesalahannya
( kealpaannya ) menyebabkan orang lain
meninggal maka diancam dengan pidana
penjara paling lama 5 tahun atau pidana
kutungan 1 tahun

Selain hukum pidana seorang bidan yang


karena kelalaianya dalam melakukan
tindakan medis, dikenai sangsi dengan
dicabutnya surat izin paraktek dan tidak
diperbolehkan untuk membuka tempat
peraktek kembali.

SIMPuLAN .............
Dari keputusan di atas maka dapat disimplkan
bahwa kewenagan bidan dalam pemberian obat
sangat terbatas. Dan pemberitahuan sebelumnya oleh
dokter.

Anda mungkin juga menyukai