Anda di halaman 1dari 20

Nama : Setya Angel Maranata Butar butar

NIM : 22011012
Tanggal : 01 Oktober 2022

1). Materi terkait dengan Aspek Hukum regulasi dalam Keperawatan


Regulasi keperawatan (regristrasi & praktik keperawatan) adalah kebijakan
atau ketentuan yang mengatur profesi keperawatan dalam melaksanakan tugas
profesinya dan terkait dengan kewajiban dan hak. Beberapa regulator yang
berhubungan dengan perawat dan keperawatan Indonesia.

     Aspek legal atau hukum, legal=sah, aspek legal dalam keperawatan sah,
perawat mempunyai hak & tindakan keperawatan yang sesuai dengan standar
yang berlaku perlu ada ketetapan hukum yang mengatur hak & kewajiban
seseorang yang berhubungan erat dengan tindakannya perawat sebagai tenaga
kesehatan diatur dalam:

1. UU No. 23 Tentang Kesehatan


2. PP Nomor 32 Tentang Tenaga Kesehatan
3. Perda Kab. Kudus No. 11 Tahun 2004 Tentang Retribusi Pelayanan
Tenaga Kesehatan
4.SKB MENKES-KABKN NO.733-SKB-VI-2002 NO.10 th 2002 Tentang
Jabatan
5. UU No. 43 Th. 1999 Tentang POKOK2 KEPEGAWAIAN
6. PERPRES No. 54 Th. 2007 Tentang Tunjangan Fungsional Tenaga
Kesehatan
7. PERPRES No. 26 Tahun 2007 Tentang Tunjangan Jabatan Struktural
8. PP No. 12 Tahun 2002 Tentang Kenaikan Pangkat PNS
9. PP No. 13 Tahun 2002 Tentang Pengangkatan PNS Dalam
Jab. Struktural
10. PP No. 13 Tahun 2007 Tentang Penetapan Pensiun Pokok
11. PP No. 43 Tahun 2007 Tentang PHD Menjadi PNS
12. PP No. 099 Tahun 2000 Tentang Kenaikan Pangkat PNS
13. PP No. 12 Tahun 2002 Tentang Perubahan PP 99 Th 2000 Kenaikan
Pangkat PNS
14. PP Nomor 09 Tahun 2003 Tentang Pengangkatan, pemindahan dan
pemberhentian PNS
15. KEPMENPAN No. 138 Tahun 2002 Tentang Penghargaan Pegawai
Negeri Sipil Teladan.
Pengaturan penyelenggaraan praktik keperawatan bertujuan untuk:
1. Memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada penerima dan
pemberi jasa pelayanan keperawatan.
2. Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang
diberikan oleh perawat.
3.  Mendorong para pengambil kebijakan dan elemen-elemen yang terkait
lainnya untuk memberikan perhatian dan dukungan pada model praktik
keperawatan komunitas.
4.  Mendorong pemerintah mengeluarkan regulasi yang dapat memberikan
jaminan pada penyelenggaraan praktik keperawatan komunitas yang
profesional
5. Mendorong terbentuknya sistem monitoring dan evaluasi yang efisien dan
efektif

Lingkup praktik keperawatan meliputi:


1. Memberikan asuhan keperawatan pada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat dalam menyelesaikan masalah kesehatan sederhana
dan kompleks
2.   Memberikan tindakan keperawatan langsung, pendidikan, nasehat,
konseling, dalam rangka        penyelesaian masalah kesehatan
melalui pemenuhan kebutuhan dasar manusia dalam upaya        
memandirikan sistem klien.
3. Memberikan pelayanan keperawatan di sarana kesehatan dan
tatanan lainnya.
4.  Memberikan pengobatan dan tindakan medik terbatas, pelayanan KB,
imunisasi, pertolongan      persalinan normal dan menulis permintaan
obat/resep.
5.  Melaksanakan program pengobatan secara tertulis dari dokter.
1.
Manfaat sistem regulasi/ pengaturan
1.Pelaksanakan tugas keperawatan diluar batas waktu yang ditentukan.
2.Kegagalan memen standar yankep
3.Mengabaikan bahaya yang mungkin muncul.
4.Tidak mempunyai ketrampilan.
5.Kurang pengetahuan.
6.Kelalaian (sengaja/tidak)
7.Meninggalkan tugas tanpa delegasi yang tepat.

Dalam UU Tentang praktik keperawatan pada bab 1 pasal 1 yang ke-3


berbunyi :
“ Asuhan keperawatan adalah proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan baik langsung atau tidak langsung diberikan kepada sistem
klien disarana dan tatanan kesehatan lainnya, dengan menggunakan
pendekatan ilmiah keperawatan berdasarkan kode etik dan standar pratik
keperawatan.

Dan pasal 2 berbunyi :


 “Praktik keperawatan dilaksanakan berdasarkan pancasila dan
berdasarkanpada nilai ilmiah, etika dan etiket, manfaat, keadilan,
kemanusiaan, keseimbangan dan perlindungan serta keselamatan penerima
dan pemberi pelayanan keperawatan.

UU dan peraturan lainnya yang ada di Indonesia yang berkaitan dengan


praktek keperawatan :
1. UU No. 9 tahun 1960, tentang pokok-pokok kesehatan
Bab II (tugas Pemerintah), pasal 10 antara lain menyebutkan bahwa
pemerintah mengatur kedudukan hukum, wewenang dan kesanggupan
hukum.
2. UU No. 6 tahun 1963 tentang tenaga kesehatan
UU ini merupakan penjabaran dari UU No. 9 tahun 1960. UU ini
membedakan tenaga kesehatan sarjana dan bukan sarjana. Tenaga sarjana
meliputi dokter, doter gigi dan apoteker. Tenaga perawat termasuk dalam
tenaga bukan sarjana atau tenaga kesehatan dengan pendidikan rendah,
termasuk bidan dan asisten farmasi dimana dalam menjalankan tugas
dibawah pengawasan dokter, dokter gigi dan apoteker. Pada keadaan
tertentu kepada tenaga pendidik rendah dapat diberikaqn kewenangan
terbats untuk menjalankan pekerjaannya tanpa pengawasan langsung.
UU ini boleh dikatakan sudah using karena hanya mengklaripikasikan tenaga
kesehatan secara dikotomis (tenaga sarjana dan bukan sarjana). UU ini juga
tidak mengatur landasan hukum bagi tenaga kesehatan dalam menjalankan
pekerjaannya. Dalam UU ini juga belum tercantum berbagai jenis tenaga
sarjana keperawatan seperti sekarang ini dan perawat ditempatkan pada
posisi yang secara hukum tidak mempunyai tanggung jawab mandiri karena
harus tergantung pada tenaga kesehatan lainnya.
3. UU kesehatan No. 14 tahun 1964, tentang wajib keja paramedis
Pada pasal 2,ayat (3) dijelasakan bahwa tenaga kesehatan sarjana muda,
menengah dan rendah wqajib menjalankan wajib kerja pada pemerintah
selama 3 tahun. Dalam pasal 3 dihelaskan bahwa selama bekerja pada
pemerintah, tenaga kesehatan yang dimaksut pada pasal 2 memiliki
kedudukan sebagain pegawai negeri sehingga peraturan-peraturan pegawai
negeri juga diberlakukan terhadapnya. UU ini untuk saat ini sudah tidak
sesuai dengan kemampuan pemerintah dalam mengangkat pegawai negeri.
Penatalaksanaan wajib kerja juga tidak jelas dalam UU tersebut sebagai
contoh bagai mana sisitem rekruitmen calon pesrta wajib kerja, apa
sangsinya bila seseorang tidak menjalankaqn wajib kerja dll. Yang perlu
diperhatikan dalam UU ini,lagi posisi perawat dinyatakan sebagai tenaga
kerja pembantu bagi tenaga kesehatan akademis termasuk dokter, sehingga
dari aspek propesionalisasian, perawat rasanya masih jauh dari kewenangan
tanggung jawab terhadap pelayanannya sendiri.
4. SK Menkes No. 262/per/VII/1979 tahun 1979
Membedakan para medis menjadi dua golongan yaitu paramedic
keperawatan (termasuk bidan) dan paramedic non keperawata. Dari aspek
hukum, sartu hal yang perlu dicatat disini bahwa tenaga bidan tidak lagi
terpisah tetapi juga termasuk kategori tenaga keperawatan.
5. Permenkes. No. 363/ Menkes/ per/XX/1980 tahun 1980
Pemerintah membuat suatu pernyataan yang jelas perbedaan antara tenaga
keperawatan dan bidan. Bidan seperti halnya dokter, diizinkan mengadakan
praktik swasta, sedangkan tenaga keperawatan secara resmi tidak diizinkan.
Dokter dapat membuka praktik swasta untuk mengobati orang sakit dan
bidan dapat menolong persalinan dan pelayanan KB. Peraturan ini boleh
dikatakan kurang relevan atau adil bagi propesi keperawatan. Kita ketahuai
Negara lain perawat diizinkan membuka praktik swasta. Dalam bidang kuratif
banyak perawat harus menggantikan atau mengisi kekujrangan tenaga
dokter untuk mengobati penyakit terutam dipuskesmas- puskesmas tetapi
secara hukum hal tersebut tidak dilindungi terutama bagi perawat yang
memperpanjang pelayanan dirumah. Bila memang secara resmi tidak diakui,
maka seharusnya perawat dibebaskan dari pelayanan kuratif atau
pengobatan untuk benar-benar melakuan nursing care.
6. SK Mentri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. 94/Menpan/
1986,tanggal 4 Nopember 1989, tentang jabatan fungsional tenaga
keperawatan dan system kredit poin.
Dalam system ini dijelaskan bahwa tenaga keperawatan dapat naik
jabatannya atau naik pangkatnya setiap 2 tahun bila memenuhi angka kredit
tertentu. Dalam SK ini, tenaga keperawatan yang dimaksud adalah :
penyenang kesehatan, yang sudah mencapai golongan II/a, Pengatur Rawat/
Perawat Kesehatan/Bidan, Sarjana Muda/D III Keperawatan dan Sarjana/S I
Keperawatan.
System ini menguntungkan perawat karena dapat naik pangkatnya dan tidak
tergantung kepada pangkat/ golongan atasannya
7. UU kesehatan No. 23 tahun 1992
Merupakan UU yang banyak member kesempatan bagi perkembangan
termasuk praktik keperawatan professional karena dalam UU ini dinyatakan
tentang standar praktik, hak-hak pasien, kewenangan, maupun perlindungan
hukum bagi profesi kesehatan termasuk keperawatan.
Beberapa pernyataan UU kes. No. 23 Th. 1992 yang dapat dipakai sebagai
acuan pembuatan UU praaktik keperawatan adalah :
a. Pasal 32 ayat 4
Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran
dan ilmu keperawatan, hanya dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan
yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.
b. Pasal 53 ayat I
Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sesui dengan profesinya.
c. Pasal 53 ayat 2
Tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi
standar profesi dan menghormati hak pasien.
 UNDANG-UNDANG YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEHATAN
1. Undang – Undang No.23 tahun 1992 tentang kesehatan
Pasal 32
(1) Penyembuhan penyakit dan pemulihan keschatan diselenggarakan untuk
mengembalikan status kesehatan akibat penyakit, mengembalikan fungsi
badan akibat cacat atau menghilangkan cacat.
(2) Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dilakukan dengan
pengobatan dan atau perawatan.
(3) Pengobatan dan atau perawatan dapat dilakukan berdasarkan ilmu
kedokteran dan ilmu keperawatan atau cara lain yang dapat
dipertanggungjawabkan.
(4) Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu
kedokteran atau ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.
Pasal 50
(1) Tenaga kesehatan bertugas menyelenggarakan atau melakukan kegiatan
kesehatan sesuai dengan bidang keahlian dan atau kewenangan tenaga
kesehatan yang bcrsangkutan.
Pasal 53
(1) Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
(2) Tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk
mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien.
Pasal 54
(1) Terhadap tenaga keschatan yang melakukan kesalahan atau kelalaian
data melaksanakan profesinya dapat dikenakan tindakan disiplin.
(2) Penentuan ada tidaknya kesalahan atau kalalaian sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) ditentukan oleh Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan.
Pasal 55
(1) Setiap orang berhak atas ganti rugi akibat kesalahan atau kelalaian yang
dilakukan tenaga kesehatan.
2. PP no.32 tahun 1996 tentang kesehatan
Pasal 4
(1) Tenaga kesehatan hanya dapat melakukan upaya kesehatan setelah
tenaga kesehatan yang bersangkutan memiliki ijin dari Menteri.
3. KepMenKes No.1239/2001 tentang Registrasi dan Praktik
Keperawatan

Bab III
Pasal 8
(1) Perawat dapat melaksanakan praktik keperawatan pada sarana
pelayanan kesehatan, praktik perorangan dan atau kelompok.
(2) Perawat dalam melaksanakan praktik keperawatan pada sarana
pelayanan kesehatan harus memiliki SIK.
(3) Perawat dalam melaksanakan praktik perorangan / berkelompok harus
memiliki SIIP.
Bab IV
Pasal 15
Perawat dalam melaksanakan praktik keperawatan berwenang untuk :
(1) Melaksanakan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, penetapan
diagnosa keperawatan, perencanaan, melaksanakan tindakan keperawatan
dan evaluasi keperawatan.
(2) Tindakan keperawatan sebagaimana dimaksud pada butir a meliputi :
intervensi keperawatan, observasi keperawatan, pendidikan dan konseling
kesehatan.
(3) Dalam melaksanakan asuhan keperawatan sebagaimanadimaksud huruf
a dan b harus sesuai dengan standart asuhan keperawatan yang ditetapkan
oleh organisasi profesi.
(4) Pelayanan tindakan medik hanya dapat dilakukan berdasarkan
permintaan tertulis dari dokter
Pasal 17
Perawat dalam melaksanakan praktik keperawatan harus sesuai dengan
kewenangan yang diberikan, berdasarkan pendidikan dan pengalaman serta
dalam memberikan pelayanan berkewajiban mematuhi standar profesi.
Pasal 20
(1) Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa seseorang / pasien,
perawat berwenang untuk melakukan pelayanan kesehatan diluar
kewenangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 15.
(2) Pelayanan dalam keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditujukan untuk penyelamatan jiwa.
Undang - undang 38 tahun 2014 tentang keperawatan

pasal 1
1. Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu keluarga
kelompok atau masyarakat
2. Perawat yang telah lulus pendidikan tinggi keperawatan
3. Sertipikat kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap kompetensi
perawat yang telah lulus uji kompetensi untuk melakukan keperawatan
Pasal 2
1.perikemanusiaan
2.nilai ilmiah
3.etika dan profesional
4.manfaat
5.perlindungan dan
6.kesehatan dan keselamatan klien
Pasal 3
1.meningkatkan mutu perawat
2.meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
Pasal 4 jenis perawat
1.jenis perawat terdiri atas : perawat profesi dan perawat vokasi
pasal 5 pendidikan keperawatan
1. Pendidikan tinggi keperawatan terdiri atas : pendidikan vokasi, pendidikan
akademik dan pendidikan profesi
Pasal 6
1.pendidikan vokasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf A paling
rendah program diploma tingkat tiga
Pasal 7
1. program sarjana keperawatan dan magister keperawatan
pasal 17 registrasi , izin praktik dan registrasi ulang
Untuk melindungi masyarakat penerima jasa pelayanan kesehatan dan
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh perawat,
menteri dan konsil keperawatan
Pasal 18
1. Perawat yang menjalankan praktik keperawatan wajib memiliki STR
2. STR berlaku selama 5 tahun dan dapat diregistrasi ulang setiap 5 tahun
Pasal 19 izin praktik
1. Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam bentuk SIPP
2.SIPP sebagimana dimaksud pada ayat (2) diberikan oleh pemerintah
daerah kabupaten/kota atas rekomendasi pejabat kesehatan yang
berwenang di kabupaten /kota tempat perawat menjalankan praktinya .
Pasal 20
1. SIPP hanya berlaku untuk satu tempat praktik
Pasal 29 tugas dan wewenang
1. Pemberi asuhan keperawatan
2.penyuluh dan konselor bagi klien
Pasal 30
1.melakukan pengkajian keperawatan secara holistik
2.menetapkan diagnosis
3.melaksanakan tindakan keperawatan
Pasal 36 hak kewajiban
1. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai
dengan standar pelayanan .
2.mempeoleh informasi yang jelas , dan jujur daroklien
Pasal 38 hak dan kewajiban klien
1.mendapatkan informasi yang benar jelas dan jujur tentang tindakan
keperawatan yang aka diakukan
2.mendapatkan pelayanan dengan kode etik , standar pelayanan
keperawatan , standra profesi dan standar prosedur

Pasal 41 organisasi profeai perawat


1.organisasi profesi perawat dibentuk sebagaimana ayat (1) wadah
yangmenghimpunperawat secara nasional dan berbadan hukum
2.organisasi profesi perawat bertujuan untuk
  a) meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
  b) mempersatukan dan memberdayakan perawat

Pasal 44 kolegium keperawatan


1.kolegium keperawatan merupakan badan otonom di dalam organisasi
profesi keperawatan
2.kolegium keperawatan bertanggung jawab kepada organisasi profesi
keperawatan

Pasal 47 konsil keperawatan


1. Untuk meningkatkan mutu praktik keperawatan dan untuk memberikan
perlindungan serta kepastian hukum kepada perawta dan masyarakat
dibentuk konsil keperawatan
2.konsil keperawatan sebagaimana dimaksud ayat (1) merupakan bagian dari
konsil tenaga kesehatan indonesia

Pasal 53 pengembangan , pembinaan , dan pengawasan


1. Pengembangan praktik keperawatan brtujuan untuk mempertahankan
keperawatan atau meningkatkan keprofesionalan perawat
2.pendidikan nonformal atau pendidikan berkelanjutan sebaimana ayat (1)
ditempuh setelah menyelesaikan pendudikan keperawatan

Pasal 58 sanski administratif


1.teguran lisan
2.peringatan tertulis
3.denda administratif
4.pencabutan izin

Pasal 59 ketentuan peralihan


STR dan SIPP yang telah dimiliki oleh perawat sebelum undang undang ini
dinyatakan tetap berlaku sampai jangka waktu STR dan SIPP berakhir .

2). Trend dan Issue dalam profesi Keperawatan saat ini dan yang akan
Datang

1. Definisi Trend
Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa,
tren juga dapat di definisikan salah satu gambaran ataupun informasi yang terjadi
pada saat ini yang biasanya sedang popular di kalangan masyarakat. Trend
adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini dan
kejadiannya berdasarkan fakta.
Setelah tahun 2000, dunia khususnya bangsa Indonesia memasuki era
globalisasi, pada tahun 2003 era dimulainya pasar bebas ASEAN dimana banyak
tenaga professional keluar dan masuk ke dalam negeri. Pada masa itu mulai
terjadi suatu masa transisi/pergeseran pola kehidupan masyarakat dimana pola
kehidupan masyarakat tradisional berubah menjadi masyarakat yang maju.
Keadaan itu menyebabkan berbagai macam dampak pada aspek kehidupan
masyarakat khususnya aspek kesehatan baik yang berupa masalah urbanisaasi,
pencemaran, kecelakaan, disamping meningkatnya angka kejadian penyakit
klasik yang berhubungan dengan infeksi, kurang gizi, dan kurangnya pemukiman
sehat bagi penduduk. Pergeseran pola nilai dalam keluarga dan umur harapan
hidup yang meningkat juga menimbulkan masalah kesehatan yang berkaitan
dengan kelompok lanjut usia serta penyakit degeneratif.

Pada masyarakat yang menuju ke arah moderen, terjadi peningkatan


kesempatan untuk meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi, peningkatan
pendapatan dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap hukum dan
menjadikan masyarakat lebih kritis. Kondisi itu berpengaruh kepada pelayanan
kesehatan dimana masyarakat yang kritis menghendaki pelayanan yang bermutu
dan diberikan oleh tenaga yang profesional. Keadaan ini memberikan implikasi
bahwa tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat memenuhi standart
global internasional dalam memberikan pelayanan kesehatan/keperawatan,
memiliki kemampuan professional, kemampuan intelektual dan teknik serta peka
terhadap aspek social budaya, memiliki wawasan yang luas dan menguasi
perkembangan Iptek.

Namun demikian upaya untuk mewujudkan perawat yang professional di


Indonesia masih belum menggembirakan, banyak factor yang dapat
menyebabkan masih rendahnya peran perawat professional, diantaranya :
1. Keterlambatan pengakuan body of knowledge profesi keperawatan.
Tahun 1985 pendidikan S1 keperawatan pertama kali dibuka di UI,
sedangkan di negara barat pada tahun 1869.
2. Keterlambatan pengembangan pendidikan perawat professional.
3. Keterlambatan system pelayanan keperawatan ( standart, bentuk praktik
keperawatan, lisensi )

Menyadari peran profesi keperawatan yang masih rendah dalam dunia


kesehatan akan berdampak negatif terhadap mutu pelayanan kesehatan bagi
tercapainya tujuan kesehatan “ sehat untuk semua pada tahun 2020 “, maka
solusi yang harus ditempuh adalah :
1. Pengembangan pendidikan keperawatan.
Sistem pendidikan tinggi keperawatan sangat penting dalam pengembangan
perawatan professional, pengembangan teknologi keperawatan, pembinaan
profesi dan pendidikan keperawatan berkelanjutan. Akademi Keperawatan
merupakan pendidikan keperawatan yang menghasilkan tenaga perawatan
professional dibidang keperawatan. Sampai saat ini jenjang ini masih terus ditata
dalam hal SDM pengajar, lahan praktik dan sarana serta prasarana penunjang
pendidikan.

2. Memantapkan system pelayanan perawatan professional


Depertemen Kesehatan RI sampai saat ini sedang menyusun registrasi, lisensi
dan sertifikasi praktik keperawatan. Selain itu semua penerapan model praktik
keperawatan professional dalam memberikan asuhan keperawatan harus segera
di lakukan untuk menjamin kepuasan konsumen/klien.

3. Penyempurnaan organisasi keperawatan


Organisasi profesi keperawatan memerlukan suatu perubahan cepat dan dinamis
serta kemampuan mengakomodasi setiap kepentingan individu menjadi
kepentingan organisasi dan mengintegrasikannya menjadi serangkaian kegiatan
yang dapat dirasakan manfaatnya. Restrukturisasi organisasi keperawatan
merupakan pilihan tepat guna menciptakan suatu organisasi profesi yang mandiri
dan mampu menghidupi anggotanya melalui upaya jaminan kualitas kinerja dan
harapan akan masa depan yang lebih baik serta meningkat.

Komitmen perawat guna memberikan pelayanan keperawatan yang bermutu


baik secara mandiri ataupun melalui jalan kolaborasi dengan tenaga kesehatan
lain sangat penting dalam terwujudnya pelayanan keperawatan professional. Nilai
professional yang melandasi praktik keperawatan dapat di kelompokkan dalam :

1. Nilai intelektual
Nilai intelektual dalam praktik keperawatan terdiri dari
a. Body of Knowledge
b. Pendidikan spesialisasi (berkelanjutan)
c. Menggunakan pengetahuan dalam berpikir secara kritis dan kreatif.

2. Nilai komitmen moral


Pelayanan keperawatan diberikan dengan konsep altruistic, dan memperhatikan
kode etik keperawatan. Menurut Beauchamp & Walters (1989) pelayanan
professional terhadap masyarakat memerlukan integritas, komitmen moral dan
tanggung jawab etik.

Aspek moral yang harus menjadi landasan perilaku perawat adalah :


a. Beneficience : Selalu mengupayakan keputusan dibuat berdasarkan keinginan
melakukan yang terbaik dan tidak merugikan klien. (Johnstone, 1994)
b. Fair : Tidak mendeskriminasikan klien berdasarkan agama, ras, social budaya,
keadaan ekonomi dan sebagainya, tetapi memprlakukan klien sebagai individu
yang memerlukan bantuan dengan keunikan yang dimiliki.
c. Fidelity : Berperilaku caring (peduli, kasih sayang, perasaan ingin membantu),
selalu berusaha menepati janji, memberikan harapan yang memadahi, komitmen
moral serta memperhatikan kebutuhan spiritual klien.

3. Otonomi, kendali dan tanggung gugat

Otonomi merupakan kebebasan dan kewenangan untuk melakukan tindakan


secara mandiri. Hak otonomi merujuk kepada pengendalian kehidupan diri sendiri
yang berarti bahwa perawat memiliki kendali terhadap fungsi mereka. Otonomi
melibatkan kemandirian, kesedian mengambil resiko dan tanggung jawab serta
tanggung gugat terhadap tindakannya sendiribegitupula sebagai pengatur dan
penentu diri sendiri.
Kendali mempunyai implikasi pengaturan atau pengarahan terhadap sesuatu
atau seseorang. Bagi profesi keperawatan, harus ada kewenangan untuk
mengendalikan praktik, menetapkan peran, fungsi dan tanggung jawab anggota
profesi. Tanggung gugat berarti perawat bertanggung jawab terhadap setiap
tindakan yang dilakukannya terhadap klien

2. Definisi Issue

Issu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau
tidak terjadi pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial,
politik, hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian,
ataupun tentang krisis. Issu adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh
banyak namun belum jelas faktannya atau buktinya
Beberapa issue keperawatan pada saat ini :
• EUTHANASIA : Membunuh bisa dilakukan secara legal. Itulah euthanasia,
pembuhuhan legal yang sampai kini masih jadi kontroversi. Pembunuhan legal ini
pun ada beragam jenisnya.

Secara umum, kematian adalah suatu topik yang sangat ditakuti oleh publik.
Hal demikian tidak terjadi di dalam dunia kedokteran atau kesehatan. Dalam
konteks kesehatan modern, kematian tidaklah selalu menjadi sesuatu yang
datang secara tiba-tiba. Kematian dapat dilegalisir menjadi sesuatu yang definit
dan dapat dipastikan tanggal kejadiannya. Euthanasia memungkinkan hal
tersebut terjadi.
Euthanasia adalah tindakan mengakhiri hidup seorang individu secara tidak
menyakitkan, ketika tindakan tersebut dapat dikatakan sebagai bantuan untuk
meringankan penderitaan dari individu yang akan mengakhiri hidupnya.

3. Definisi Trend dan Issu Keperawatan

Trend dan Issu Keperawatan adalah sesuatu yang sedang d.bicarakan


banyak orang tentang praktek/mengenai keperawatan baik itu berdasarkan fakta
ataupun tidak, trend dan issu keperawatan tentunya menyangkut tentang aspek
legal dan etis keperawatan.

Saat ini trend dan issu keperawatan yang sedang banynak dibicarakan orang
adalah Aborsi, Eutanasia dan Transplantasi organ manusia, tentunya semua issu
tersebut menyangkut keterkaitan dengan aspek legal dan etis dalam
keperawatan.

3. Bentuk-Bentuk Trend dan Issue

1. Trend Keperawatan Medikal Bedah dan Implikasinya di Indonesia

Perkembangan trend keperawatan medikal bedah di Indonesia terjadi dalam


berbagai bidang yang meliputi:
a. Telenursing (Pelayanan Asuhan Keperawatan Jarak Jauh)
Menurut Martono, telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) adalah upaya
penggunaan tehnologi informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan dalam bagian
pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan pasien,
atau antara beberapa perawat. Keuntungan dari teknologi ini yaitu mengurangi biaya
kesehatan, jangkauan tanpa batas akan layanan kesehatan, mengurangi kunjungan dan
masa hari rawat, meningkatkan pelayanan pasien sakit kronis, mengembangkan model
pendidikan keperawatan berbasis multimedia (Britton, Keehner, Still & Walden 1999).
Tetapi sistem ini justru akan mengurangi intensitas interaksi antara perawat dan klien
dalam menjalin hubungan terapieutik sehingga konsep perawatan secara holistik akan
sedikit tersentuh oleh ners. Sistem ini baru diterapkan dibeberapa rumah sakit di Indonesia,
seperti di Rumah Sakit Internasional. Hal ini disebabkan karena kurang meratanya
penguasaan teknik informasi oleh tenaga keperawatan serta sarana prasarana yang masih
belum memadai.
Definisi lain dari telenursing :
1. Telenursing (pelayanan Asuhan keperawatan jarak jauh) adalah penggunaan tehnologi
komunikasi dalam keperawatan untuk memenuhi asuhan keperawatan kepada klien. Yang
menggunakan saluran elektromagnetik (gelombang magnetik, radio dan optik) dalam
menstransmisikan signal komunikasi suara, data dan video. Atau dapat pula di definisikan
sebagai komunikasi jarak jauh, menggunakan transmisi elektrik dan optik, antar manusia
dan atau komputer.
2 Telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) adalah upaya penggunaan
tehnologi informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan
kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara
beberapa perawat. Sebagai bagian dari telehealth, dan beberapa bagian terkait dengan
aplikasi bidang medis dan non-medis, seperti telediagnosis, telekonsultasi dan
telemonitoring.
3. Telenursing is defined as the practice of nursing over distance using telecommunications
technology (National Council of State Boards of Nursing).
4. Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi
dan pelayanan keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya saat ini, menggunakan teknologi satelit
untuk menyiarkan konsultasi antara fasilitas-fasilitas kesehatan di dua negara dan memakai
peralatan video conference (bagian integral dari telemedicine atau telehealth)

2. Trend Current issue dan kecenderungan dalam keperawatan jiwa

Trend atau current issue dalam keperawatan jiwa adalah masalah-masalah yang
sedang hangat dibicarakan dan dianggap penting. Masalah-masalah tersebut dapat
dianggap ancaman atau tantangan yang akan berdampak besar pada keperawatan jiwa
baik dalam tatanan regional maupun global. Ada beberapa tren penting yang menjadi
perhatian dalam keperawatan jiwa di antaranya adalah sebagai berikut :
• Kecenderungan dalam penyebab gangguan jiwa
• Trend peningkatan masalah kesehatan jiwa
• Kesehatan jiwa dimulai masa konsepsi
• Kecenderungan situasi di era global
• Kecenderungan penyakit jiwa
• Globalisasi dan perubahan orientasi sehat
• Kecenderungan penyakit jiwa
• Meningkatnya masalah psikososial
• Trend bunuh diri pada anak
Masalah AIDS dan NAPZA
Pattern of parenting
• Perspektif life span history
• Kekerasan
• Masalah ekonomi dan kemiskinan
3. Trend dan issue keperawatan komunitas
Tren yang sedang dibicarakan adalah:
1. Pengaruh politik terhadap keperawatan professional
Keterlibatan perawat dalam politik sangat terbatas. Walaupun secara individu ada beberapa
nama seperti F.Nightingale, Lilian Wald, Margaret Sunger, dan Lavinia Dock telah
mempengaruhi dalam pembuatan di berbagai bidang nampaknya perawat kurang di hargai
sebagai kelompok. Gerakan wanita telah memberikan inspirasi pada perwat mengenai
masalah keperawatan komunitas.
Kekuatan politik merupakan kemampuan untuk mempengaruhi atau meyakinkan seseorang
untuk memihak pada pemerintah untuk memperlihatkan bahwa kekuatan dari pihak
tersebut membentuk hasil yang diinginkan (Rogge,1987).
Perawat merasa tidak nyaman dengan politik karena mayoritas perawat adalah wanita dan
poolitik merupakan dominasi laki-laki (Marson,1990) . Keterlibatan perawat dalam politik
mendapatkan perhatian yang lebih besar dalam kurikulum keperawatan, organisasi
professional, dan tempat perawtan professional. Organisasi keperawatan mampu
memgabungkan semua upaya seperti pada Nursing Agenda For Healt Care Reform (Tri-
council,1991).
Strategi spesifik pengintegrasian peraturan public dalam kurikulum keperawatan, sosialisasi
dini, berpartisipasi dalam organisasi profesi, memperluas lingkungan praktik klinik, dan
menjalankan tempat pelayanan kesehatan.

2. Pengaruh perawat dalam aturan dan praktik keperawatan


Pospek keperawatan komunitas dimasa yang akan dating cenderung semakin berkembang
dan dibutuhkan dalam system pelayanan kesehatan pemerintah. Peran perawat kesehatan
masyarakat sangat dibutuhkan dalam mengatasi sebagai masalah kesehatan yang terjadi
di masa yang akan datang karena mengikuti perubahan secara keseluruhan. Dampak
perubahan tersebut dapat berpengaruh pada peran yang dilkaukan perawat. Intervensi
keperawatan kesehatan masarakat diberbagai tingkat pelayanan akan semakin besar
dikarnakan adanya kelalaian, ketidaktahuan, ketidakmauan, dan ketidakmampuan
individu,keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Komponen–komponen perubahan dalam masyarakat:

1. Pertambahan penduduk. Pertambahan penduduk secara cepat (population) dan


perubahan dalam gambaran penduduk, diantaranya perubahan dalam komposisi usia,
penyebarannya, dan kepadatan penduduk kota besar.
2. Transisi penyakit. Perubahan pola penyakit atau transisi penyakit yaitu perubahan
penyakit menular ke penyakit degenerative, seperti penyakit jantung, kanker, depresimental
dan ansietas, stroke, peningkatan kecelakaan, alkoholisme, dan yang akhir-akhir ini marak
adalah penyalahgunaan narkotika.

3. Perkembangan industrialisasi serta perubahan kondisi social. Perkembangan


industrialisasi serta perubahan kondisi social yang cepat dengan di sertai perubahan-
perubahan sikap, niali, gaya hidup, kondisi lingkungan, kelompok-kelompok masyarakat
baru, masalh individu, dan masyarakat.
4. Meningkatnya pengetahuan masarakat sebagai pelayanan kesehatan akan
meningkatkan juga harapan mereka terhadap mutu pelayanan keperawatan dan
kesehatanpola pelayanan kesehatan yang baru akan meningkatkan pencpaian kesehatan
bagi semua orang pada tahun 2000.

5. Kurang tenaga medis menyebabkan pelimpahan tanggung jawab atau wewenang pada
perawat.

6. Masyarakat akan menjadi rekan kerja dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Banyak
pelayanan yang akan dilaksanakan di luar rumah sakit, misalnya pelayanan pada
rehabilitasi, kesehatan jiwa, dan lain-lain.

4. Manfaat Trend Dan Issue Dalam Keperawatan


Pemanfaatan tekhnologi telehealth mempunyai banyak manfaat dan keuntungan bagi
berbagai pihak diantaranya pasien, petugas kesehatan dan pemerintah. Aspek kemudahan
dan peningkatan jangkauan serta pengurangan biaya menjadi keuntungan yang bisa
terlihat secara langsung Dengan adanya kontribusi telehealth dalam pelayanan
keperawatan di rumah atau homecare, akan banyak sekali manfaat yang dapat dirasakan
oleh pasien dan keluarga, perawat, instansi pelayanan kesehatan dan termasuk juga
pemerintah dalam hal ini adalah Departemen Kesehatan. Namun demikian untuk bisa
mengaplikasikan telehealth dalam bidang keperawatan banyak sakali tantangan dan
hambatannya misalnya: faktor biaya, sumberdaya manusia, kebijakan dan perilaku.
Peluang Perawat dalam Memanfaatkan Trend Issue Jurnal
Perawat sangat berpeluang dalam menerapkan teknologi Telenursing ini dimana perawat
dapat memanfaatkan komunikasi pada telenursing sehingga pelayanan asuhan
keperawatan dapat berjalan dengan baik. Telenursing adalah penggunaan tekhnologi
dalam keperawatan untuk meningkatkan perawatan bagi pasien (Skiba, 1998) Telenursing
menggunakan tehnologi komunikasi dalam keperawatan untuk memenuhi asuhan
keperawatan kepada klien. Teknologi berupa saluran elektromagnetik (gelombang
magnetik, radio dan optik) dalam menstransmisikan signal komunikasi suara, data dan
video. Atau dapat pula di definisikan sebagai komunikasi jarak jauh, menggunakan
transmisi elektrik dan optik, antar manusia dan atau computer. Salah satu contoh program
tlehealth adalah homecare. Sistem ini menyediakan audio dan video interaktif untuk
hubungan antara lanjut usia di rumah dan telehealth perawat. Perawat memasukkan data
data pasien secara elektronik dan menganalisanya, kalau perlu untuk dilakukan kunjungan,
perawat akan melakukan kunjungan ke pasien.

5. Faktor yang Mempengaruhi Trend Dan Issue Keperawatan Kritis

1.Faktor agama dan adat istiadat.


Agama serta latar belakang adat-istiadat merupakan faktor utama dalam membuat
keputusan etis. Setiap perawat disarankan untuk memahami nilai-nilai yang diyakini
maupun kaidah agama yang dianutnya. Untuk memahami ini memang diperlukan proses.
Semakin tua dan semakin banyak pengalaman belajar, seseorang akan lebih mengenal
siapa dirinya dan nilai-nilai yang dimilikinya.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang dihuni oleh penduduk dengan berbagai
agama/kepercayaan dan adat istiadat. Setiap penduduk yang menjadi warga negara
Indonesia harus beragama/berkeyakinan. Ini sesuai dengan sila pertama Pancasila :
Ketuhanan Yang Maha Esa, dimana di Indonesia menjadikan aspek ketuhanan sebagai
dasar paling utama. Setiap warga negara diberi kebebasan untuk memilih kepercayaan
yang dianutnya.

2.Faktor sosial.
Berbagai faktor sosial berpengaruh terhadap pembuatan keputusan etis. Faktor ini antara
lain meliputi perilaku sosial dan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, hukum, dan
peraturan perundang-undangan.
Perkembangan sosial dan budaya juga berpengaruh terhadap sistem kesehatan nasional.
Pelayanan kesehatan yang tadinya berorientasi pada program medis lambat laun menjadi
pelayanan komprehensif dengan pendekatan tim kesehatan.

3.Faktor ilmu pengetahuan dan tekhnologi.


Pada era abad 20 ini, manusia telah berhasil mencapai tingkat kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang belum dicapai manusia pada abad sebelumnya. Kemajuan yang telah
dicapai meliputi berbagai bidang.
Kemajuan di bidang kesehatan telah mampu meningkatkan kualitas hidup serta
memperpanjang usia manusia dengan ditemukannya berbagai mesin mekanik kesehatan,
cara prosedur baru dan bahan-bahan/obat-obatan baru. Misalnya pasien dengan gangguan
ginjal dapat diperpanjang usianya berkat adanya mesin hemodialisa. Ibu-ibu yang
mengalami kesulitan hamil dapat diganti dengan berbagai inseminasi. Kemajuan-kemajuan
ini menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan etika.

4.Faktor legislasi dan keputusan juridis.


Perubahan sosial dan legislasi secara konstan saling berkaitan. Setiap perubahan sosial
atau legislasi menyebabkan timbulnya tindakan yang merupakan reaksi perubahan
tersebut. Legislasi merupakan jaminan tindakan menurut hukum sehingga orang yang
bertindak tidak sesuai hukum dapat menimbulkan konflik.
Saat ini aspek legislasi dan bentuk keputusan juridis bagi permasalahan etika kesehatan
sedang menjadi topik yang banyak dibicarakan. Hukum kesehatan telah menjadi suatu
bidang ilmu, dan perundang-undangan baru banyak disusun untuk menyempurnakan
perundang-undangan lama atau untuk mengantisipasi perkembangan permasalahan
hukum kesehatan.

5.Faktor dana/keuangan.
Dana/keuangan untuk membiayai pengobatan dan perawatan dapat menimbulkan konflik.
Untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat, pemerintah telah banyak berupaya
dengan mengadakan berbagai program yang dibiayai pemerintah.

6.Faktor pekerjaan.
Perawat perlu mempertimbangkan posisi pekerjaannya dalam pembuatan suatu keputusan.
Tidak semua keputusan pribadi perawat dapat dilaksanakan, namun harus diselesaikan
dengan keputusan/aturan tempat ia bekerja. Perawat yang mengutamakan kepentingan
pribadi sering mendapat sorotan sebagai perawat pembangkang. Sebagai konsekuensinya,
ia mendapatkan sanksi administrasi atau mungkin kehilangan pekerjaan.
7.Faktor Kode etik keperawatan.
Kelly (1987), dikutip oleh Robert Priharjo, menyatakan bahwa kode etik merupakan salah
satu ciri/persyaratan profesi yang memberikan arti penting dalam penentuan, pertahanan
dan peningkatan standar profesi. Kode etik menunjukkan bahwa tanggung jawab
kepercayaan dari masyarakat telah diterima oleh profesi.
Untuk dapat mengambil keputusan dan tindakan yang tepat terhadap masalah yang
menyangkut etika, perawat harus banyak berlatih mencoba menganalisis permasalahan-
permasalahan etis.

8.Faktor Hak-hak pasien.


Hak-hak pasien pada dasarnya merupakan bagian dari konsep hak-hak manusia. Hak
merupakan suatu tuntutan rasional yang berasal dari interpretasi konsekuensi dan
kepraktisan suatu situasi.

Pernyataan hak-hak pasien cenderung meliputi hak-hak warga negara, hak-hak hukum
dan hak-hak moral. Hak-hak pasien yang secara luas dikenal menurut Megan (1998)
meliputi hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang adil dan berkualitas, hak untuk
diberi informasi, hak untuk dilibatkan dalam pembuatan keputusan tentang pengobatan dan
perawatan, hak untuk diberi informed concent, hak untuk mengetahui nama dan status
tenaga kesehatan yang menolong, hak untuk mempunyai pendapat kedua(secand opini),
hak untuk diperlakukan dengan hormat, hak untuk konfidensialitas (termasuk privacy), hak
untuk kompensasi terhadap cedera yang tidak legal dan hak untuk mempertahankan
dignitas (kemuliaan) termasuk menghadapi kematian dengan bangga.

6. Peran Perawat Terhadap Trend Issue

Peran perawat dalam peerapan trend issue pada yaitu dapat melakukan perannya
sebagai pembari asuhan keperawatan (Care giver) dengan lebih baik. Pemberian asuhan
keperawatan akan lebih baik dengan adanya Telehealth atau Telenursing yang berbasis
teknologi. Dengan adanya telnologi telenursing ini perawat hendaknya dapat melakukan
tindakan keperawatan dengan lebih efisien dan tepat. Dengan demikian Perawat sebagai
pemberi layanan keperawatan dengan asuhan keperawatannya dituntut semakin
profesional dan mengedepankan perkembangan teknologi kesehatandalam memberi
pelayanan kesehtan. Dengan memanfaatkan kecanggihan tekhnologi, asuhan keperawatan
tersebut bisa diberikan hasil yang lebih baik. Perawat juga dapat melakukan perannya
sebagai kolaborator dengan tim kesehatan lain dengan memanfaatkan komunikasi pada
telenursing sehingga pelayanan kepada pasien lebih meningkat.

Anda mungkin juga menyukai