Anda di halaman 1dari 8

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS ANDALAS
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
Alamat : Gedung Fakultas Kesehatan Masyarakat, Limau Manis, Padang-25613 Telepon :
0751 – 38613 Faksimile : 0751 – 38612
Laman : http://fkm.unand.ac.id email : office@ph.unand.ac.id

UJIAN TENGAH SEMESTER ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN


KELAS A3
Dosen : Dr. Dra. Sri Siswati, Apt. SH.M.Kes
Hari : Jumat, 20 Oktober 2023
Sifat : Take Home

Tata Tertib Ujian :


1. Ujian dikerjakan masing-masing, dan tidak ada yang boleh sama
2. Saudara dapat menyelesaikan ujian ini dari bahan kuliah dan perundang
undangan yang pernah ada atau belum dihapus
3. Hasil tugas diserahkan kepada email Penanggung Jawab Kelas Etika dan Hukum Kesehatan
masing-masing A1, A2, A3, dan A4. , dan Ketua menyerahkan kepada dosen melalui email.
srisiswati00@gmail.com, hari Jumat minggu depan tanggal 27 Oktober paling lambat 23.59 WIB
4. Baca soal hati hati, karena setiap lokal mungkin ada yang berbeda
5. Tulis dengan jelas Nama, NIP dan Kelas Saudara, lamprkan Surat Pernyataan

Soal Untuk Kelas A3 :


1. Sebagaimana yang kita ketahui, sudah ditetapkan UU Kesehatan Nomor 17
Tahun 2023, dan UU ini menghapus sekitar 12 UU sebelumnya mengatur
tentang Kesehatan. Saudara jabarkan lebih luas bagaimana UU Kesehatan yang baru ini sebagai
Dasar Hukum Rformasi sektor Kesehatan. Jelaskan dengan membahas kelemahan dari peraturan
kesehatan sebelumnya. Gunakan Case Based Method.

2. Pada UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, diatur tentang Hak dan Kewajiban Pasien
dan Tenaga Kesehatan, serta Hak dan Kewajiban RS dan pengelolaan RS. Saudara jabarkan
perbedaannya dengan Tata Pengelolaan RS menurut UU Nomor 17 Tahun 2023 ini.

Selamat Bekerja

SURAT PERNYATAAN

“Demi kehormatan saya sebagai mahasiswa dihadapan Tuhan YME, dengan ini saya
menyatakan bahwa selama ujian akan berlaku jujur, mematuhi peraturan ujian,
termasuk tidak menerima dan memberikan informasi dari dan kepada sesama peserta ujian.
Bila saya melanggar pernyataan ini bersedia untuk menerima sanksi sesuai peraturan yang
berlaku”.
Yang Membuat Pernyataan :

Nama/NIM : Anggi Nurima Irawan / 2211212063

Tanda tangan :
LEMBAR JAWABAN
1. UU kesehatan nomor 17 tahun 2023 menghapuskan 12 Uu kesehatan sebelumnya, yaitu :
 UU No. 4 Tahun 2019 tentang kebidanan
 UU No. 6 Tahun 2008 tentang kekerantinaan kesehatan
 UU No. 38 Tahun 2014 tentang keperawatan
 UU No. 36 Tahun 2014 tentang tenaga kesehatan
 UU No. 18 Tahun 2014 tentang kesehatan jiwa
 UU No. 20 Tahun 2013 tentang pendidika kedokteran
 UU No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit
 UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan
 UU No. 29 Tahun 2004 tentang praktik kedokteran
 UU No. 4 tahun 1984 tentang wabah penyakit menular
 UU No. 419 Tahum 1949 tentang ordonansi obat keras
Undang-undang kesehatan baru merupakan peraturan yang mencakup berbagai macam aspek
dalam sistem kesehatan di Indonesia. Undang-undang ini mencakup hal-hal seperti upaya promotive,
preventif, kuratif dan rehabilitatif yang mana tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas
pelayanan, perlindungan bagi masyarakat serta untuk mengatur wewenang dan tanggung jawab
tenaga kesehatan.
Menurut Kementrian Kesehatan RI terdapat sejumlah aspek yang akan diperbaiki dengan
menerapkan Undang-undang keehatan ini, antara lain yaitu :
 Mengubah fokus dari pengobatan menjadi pencegahan.
 Memudahkan akses layanan kesehatan.
 Mempersiapkan sistem kesehatan yang tangguh menghadapi bencana.
 Meningkatkan efisiensi dan transparansi pembiayaan kesehatan.
 Memperbaiki kekurangan tenaga kesehatan.
 Mendorong industri kesehatan untuk mandiri di dalam negeri dan mendorong
penggunaan teknologi kesehatan yang mutakhir.
 Menyederhanakan proses perizinan kesehatan.
 Melindungi tenaga kesehatan secara khusus.
 Mengintegrasikan sistem informasi kesehatan.
Namun, Ada beberapa isu yang muncul terkait dengan Undang-Undang Kesehatan yang
terbaru. Salah satunya adalah masalah regulasi terhadap penggunaan teknologi dalam pelayanan
kesehatan. Undang-undang tersebut belum memberikan pedoman yang jelas terkait dengan
penggunaan telemedicine atau pelayanan kesehatan jarak jauh lainnya. Hal ini menjadi perhatian
tenaga kesehatan yang menggunakan teknologi tersebut dalam praktik sehari-hari mereka.
Selain itu, isu lain yang muncul adalah terkait dengan pelaksanaan sanksi terhadap pelanggaran
Undang-Undang Kesehatan. Beberapa tenaga kesehatan khawatir bahwa sanksi yang diberikan
terlalu berat dan tidak mempertimbangkan kondisi dan situasi yang sebenarnya. Mereka berpendapat
bahwa perlu adanya pembinaan dan pendidikan bagi tenaga kesehatan yang melakukan kesalahan,
bukan hanya sanksi yang langsung diberikan.
Hal lain juga muncul seperti STR berlaku seumur hidup dan rekomendasi organisasi profesi
untuk memperoleh SIP, alokasi anggaran kesehatan dan praktik tenaga kesehatan asing di Indonesia.
Meskipun masih memiliki kekurangan dan beberapa isu yang perlu ditangani, undang-undang
kesehatan terbaru ini merupakan langkah positif dalam meningkatkan sistem kesehatan di Indonesia.
Pada implementasiannya pun diperlukan revisi dan klarifikasi terhadap beberapa pasal yang
masih memunculkam kebingunan yang fungsinya untuk mempermudah tenaga kesehatan dalam
menjalankan tugas mereka dengan lebih baik dan untuk menghindari interpretasi yang berbeda-beda.

2. Perbedaan hak dan kewajiban pasien dan tenaga kesehatan, serta hak kewajiban Rs dan
pengelolaan Rs berdasarkan UU kesehatn rumah sakit yang lama dengan yang baru.

Perbedaan Hak dan Kewajiban Rs dan Pengelolaan Rs


merujuk pada pasal 33 ayat (1) di sebutkan bahwa “ setiap Rumah Sakit harus memiliki
organisasi yang efektif, efisien dan akuntabel”. ayat (2) “Organisasi Rumah sakit paling
sedikit terdiri atas kepala Rumah Sakit atau Direktur Rumah sakit, unsur pelayanan medis,
unsur keperawatan, unsur penunjang medis, komite medis, satuan pemeriksaan internal
serta administrasi umum, dan keuangan”. Sedangkan pada pasal 34 ayat (1) “ Kepala Rumah
sakit harus seorang tenaga medis yang mempunyai kemampuan dan keahlian di bidang
perumahsakitan” dan dengan lahirnya UU No. 17 tahun 2023 tentang kesehatan, merujuk pasal
186 ayat (1) menjelaskan bahwa “Struktur organisasi Rumah sakit paling sedikit terdiri atas unsur
pimpinan, unsur pelayanan medis, unsur keperawatan, unsur penunjang medis dan nonmedis, unsur
pelaksanan administratif, dan unsur operasional”. Dan pada pasal 186 ayat (2) “ unsur pimpinan
Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di Jabat oleh a. Tenaga Medis b. Tenaga
Kesehatan; atau c. tenaga profesional yang memiliki kompetensi manajemen Rumah Sakit.
Berdasarkan UU No. 17 tahun 2023 pasal 198 tenaga medis terdiri atas dokter dan
dokter gigi, sedangkan pada pasal 199Tenaga Kesehatan terdiri atas tenaga psikologi klinik,
tenaga keperawatan, tenaga kebidanan, tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan
masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik, tenaga
keteknisan medis, tenaga teknik biomedis, tenaga kesehatan tradisional dan tenaga
kesehatan lain yang di tetapkan oleh Menteri.
Perbedaan Hak dan Kewajiban Tenaga Kesehatan
Hak Tenaga Kesehatan ( UU 17 Tahun 2023)
 mendapatkan pelindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar
profesi, standar pelayanan profesi, standar prosedur operasional, dan etika profesi, serta
kebutuhan Kesehatan Pasien;
 mendapatkan informasi yang lengkap dan benar dari Pasien atau keluarganya;
 mendapatkan gaji/upah, imbalan jasa, dan tunjangan kinerja yang layak sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
 mendapatkan pelindirngan atas keselamatan, Kesehatan kerja, dan keamanan;
 mendapatkan jaminan kesehatan dan jaminan ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
 mendapatkan pelindungan atas perlakuan yang tidak sesuai dengan harkat dan martabat
manusia, moral, kesusilaan, serta nilai sosial budaya;
 mendapatkan penghargaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
 mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan diri melalui pengembangan
kompetensi, keilmuan, dan karier di bidang keprofesiannya;
 menolak keinginan Pasien atau pihak lain yang bertentangan dengan standar profesi,
standar pelayanan, standar prosedur operasional, kode etik, atau ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
 mendapatkan hak lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Hak Tenaga Kesehatan ( UU No 44 Tahun 2009)


Tidak disebutkan secara rinci hak tenaga keseharan pada UU ini

Kesimpulan : Pada UU yang baru ( UU No. 17 Tahun 2023 ) lebih disebutkan secara spesifik
apa saja hak-hak dari seorang tenaga kesehatan
Kewajiban Tenaga Kesehatan ( UU No, 17 Tahun 2023 )
 memberikan Pelayanan Kesehatan sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan
profesi, standar prosedur operasional, dan etika profesi serta kebutuhan Kesehatan
Pasien;
 memperoleh persetujuan dari Pasien atau keluarganya atas tindakan yang akan
diberikan;
 menjaga rahasia Kesehatan Pasien;
 membuat dan menyimpan catatan dan/ atau dokumen tentang pemeriksaan, asuhan, dan
tindakan yang dilakukan; dan merujuk Pasien ke Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan
lain yang mempunyai kompetensi dan kewenangan yang sesuai.

Kewajiban Tenaga Kesehatan ( UU No. 44 Tahun 2009 )


 Tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran di Rumah Sakit wajib memiliki
Surat Izin Praktik sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
 Tenaga kesehatan tertentu yang bekerja di Rumah Sakit wajib memiliki izin sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit harus bekerja sesuai dengan
standar profesi, standar pelayanan Rumah Sakit, standar prosedur operasional yang
berlaku, etika profesi, menghormati hak pasien dan mengutamakan keselamatan pasien.
 Ketentuan mengenai tenaga medis dan tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Kesimpulan : Kewajiban tenaga kesehatan pada UU lama dan UU baru tidak jauh
berbeda, salah satunya yaitu memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar profesi,
standar pelayanan Rumah Sakit, standar prosedur operasional yang berlaku, etika profesi
serta kebutuhan pasien.

Perbedaan Hak dan Kewajiban Pasien:


Hak pasien ( UU No. 17 Tahun 2023 )
 mendapatkan informasi mengenai Kesehatan dirinya;
 mendapatkan penjelasan yang memadai mengenai Pelayanan Kesehatan yang diterimanya;
 mendapatkan Pelayanan Kesehatan sesuai dengan kebutuhan medis, standar profesi, dan
pelayanan yang bermutu;
 menolak atau menyetujui tindakan medis, kecuali untuk tindakan medis yang diperlukan
dalam rangka pencegahan penyakit menular dan penanggulangan KLB atau Wabah;
 mendapatkan akses terhadap informasi yang terdapat di dalam rekam medis;
 meminta pendapat Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan lain; dan
 mendapatkan hak lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan.
Hak pasien ( UU No. 44 Tahun 2009)
 memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
 memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien;
 memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi;
 memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar
prosedur operasional;
 memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik
dan materi;
 mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan;
 memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku
di Rumah Sakit;
 meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai
Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit;
 mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya;
 mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan
medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis
terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan;
 memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga
kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya;
 didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;
 menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak
mengganggu pasien lainnya;
 memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit;
 mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya;
 menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang
dianutnya;
 menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan
pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana; dan
 mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui
media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Kesimpulan : Hak pasien pada UU yang baru ( No.17 Th 2023) lebih sedikit yaitu hanya 7 poin
berbeda dengan UU yang lama ( No.44 Th 2009 ) yaitu 18 poin.
Kewajiban Pasien ( UU. No 17 Tahun 2023 )
 memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya;
 mematuhi nasihat dan petunjuk Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan;
 mematuhi ketentuan yang berlaku pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan; dan
 memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima
Kewajiban pasien ( UU No 44 Tahun 2009 )
 Setiap pasien mempunyai kewajiban terhadap Rumah Sakit atas pelayanan yang diterimanya.
 Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban pasien diatur dengan Peraturan Menteri.
Kesimpulan : Pada UU yang baru ( No 17 Tahun 2023 ) terdapat 4 poin kewajiban pasien dan
pada UU yang lama ( No, 44 Tahun 2009 ) hanya 2 poin kewajiban pasien yang tidak
diejelaskan secara rinci.

Anda mungkin juga menyukai