Anda di halaman 1dari 22

Perlindungan Hukum

dalam Praktik
Keperawatan
Dosen Pengajar: Maria Adelheid Ensia,S.Pd.,M.Kes
Kelompok 4
Dela Pitriani Helda Restina Lia
Karnisa
2022-01-14201-154 2022-01-14201-165 2022-01-14201-169

Nor Widia Wati Robert Allan Yolanda Sarita


Danuarta
2022-01-14201-175 2022-01-14201-181 2022-01-14201-191
A
Definisi Hukum
Hukum adalah seluruh aturan dan undang-undang yang
mengatur sekelompok masyarakat, hukum dibuat oleh
masyarakat dan untuk mengatur semua anggota masyarakat.
B Fungsi Hukum dalam Praktik
Keperawatan
1. Hukum memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan mana
yang sesuai dengan hukum.
2. Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi yang lain.
3. Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan keperawatan
mandiri.
4. Membantu dalam mempertahankan standar praktik keperawatan dengan
meletakkan posisi perawat memiliki akuntabilitas di bawah hukum (Kozer, Erv,
1980)
C
Pentingnya Undang-Undang
Praktik Keperawatan

Ada beberapa alasan mengapa Undang-Undang Praktik


Keperawatan dibutuhkan. Yaitu:
1. Alasan filosofi
Perawat telah memberikan konstribusi besar dalam peningkatan
derajat kesehatan. Perawat berperan dalam memberikan
pelayanan kesehatan mulai dari pelayanan pemerintah dan
swasta, dari perkotaan hingga pelosok desa terpencil dan
perbatasan. Akan tetapi pengabdian tersebut pada kenyataannya
belum diimbangi dengan pemberian perlindungan hukum,
bahkan cenderung menjadi objek hukum (WHO, 2002).
2. Alasan Yuridis
• UU Nomor 23 tahun 1992, Pasal 32, secara eksplisit menyebutkan
bahwa pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu
kedokteran dan atau ilmu keperawatan, hanya dapat dilaksanakan oleh
tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk
itu.

• Pasal 53 menyebutkan bahwa tenaga kesehatan berhak memperoleh


perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan
profesinya, tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban
untuk mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien. Di sisi
lain secara teknis telah berlaku Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat.
3. Alasan Sosiologis
Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan
keperawatan semakin meningkat. Hal ini karena adanya pergeseran
paradigma dalam pemberian pelayanan kesehatan, dari model medikal
yang menitik beratkan pelayanan pada diagnosis penyakit dan pengobatan
ke paradigma sehat yang lebih holistik yang melihat penyakit dan gejala
sebagai informasi dan bukan sebagai fokus pelayanan (Cohen, 1996).
4. Keadilan dan
Pemerataan
Masyarakat membutuhkan pelayanan keperawatan yang mudah dijangkau,
pelayanan keperawatan yang bermutu sebagai bagian integral dari pelayanan
kesehatan, dan memperoleh kepastian hukum kepada pemberian dan pelayanan
keperawatan. Keperawatan merupakan salah satu profesi dalam dunia
kesehatan. Sebagai profesi, tentunya pelayanan yang diberikan harus
profesional, sehingga perawat/ners harus memiliki kompetensi dan memenuhi
standar praktik keperawatan, serta memperhatikan kode etik dan moral profesi
agar masyarakat menerima pelayanan dan asuhan keperwatan
yang bemutu.
Instrumen Hukum Perawat
Dalam Menjalankan Praktik
Keperawatan

Perawat dalam menjalankan proses keperawatan harus berpedoman


pada lafal sumpah perawat, standar profesi perawat, standar asuhan
keperawatan, dan kode etika keperawatan. Keempat instrumen
tersebut berisi tentang norma-norma yang berlaku bagi perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan.

Ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi perawat disebut


instrumen normatif, karena keempatnya meskipun tidak
dituangkan dalam bentuk hukum positif/Undang-Undang,
tetapi berisi norma-norma yang harus dipatuhi oleh perawat
agar terhindar dari kesalahan yang berdampak pada
pertanggung jawaban dan gugatan ganti kerugian apabila
pasien tidak menerima kegagalan perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan.
Perlindungan Hukum Sebagai Warga
Negara Indonesia
UUD Negara RI 1945
Pasal 28 D ayat 1 UUD 1945 : Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,
perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta diperlakukan yang sama di
hadapan hukum.

Undang-undang No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia


Pasal 17 setiap orang tanpa diskriminasi, berhak untuk memperoleh keadilan
dengan mengajukan permohonan pengaduan dan gugatan baik dalam perkara
pidana, perdata, maupun administrasi serta diadili melalui proses peradilan yang
bebas dan tidak memihak ...

Undang-undang No .8 Tahun 1999 Tetang Perlindungan Konsumen


Pasal 6 ayat 2 : Hak untuk mendapatkan perlindungan hukum dari tindakan
konsumen yang beretikad tidak baik.
Hubungan Hukum dengan Profesi
Keperawatan
Profesi perawat memiliki kewajiban untuk mampu memberikan jaminan pelayanan
keperawatan yang profesional kepada masyarakat umum. Kondisi ini menimbulkan
adanya konsekuensi hukum dalam praktik keperawatan. Sehingga dalam praktik
profesinya dalam melayani masyarakat, perawat terikat oleh aturan hukum, etika dan
moral.

Salah satu bentuk aturan yang menunjukan adanya hubungan hukum dengan
perawat adalah UU No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan. Pasal 1 angka 2
menyebutkan bahwa "Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan
atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis
tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan"
Perlindungan Hukum Sebagai
Tenaga Kesehatan
Undang-Undang No. 36 tahun 2009 ttg Kesehatan
Pasal 27 ayat 1 : Tenaga Kesehatan berhak mendapatkan imbalan dan
perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.

Undang –Undang No. 36 tahun 2014 ttg Tenaga Kesehatan


Pasal 57 ayat 1 : Tenaga kesehatan dalam menjalankan praktek berhak memperoleh
perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai standar pelayanan
profesi dan standar prosedur operasional

Kewajiban:
1.Pasal 58 ( 1) UU no 36 th 2009 ttg Kesehatan : Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap
seseorang tenaga kesehatan dan atau penyelenggara .....
2.Pasal 44 ( 1 ) UU 36 th 2014 ttg tenaga kes: Setiap tenaga kesehatan yang menjalankan praktik
wajib memiliki Surat Tanda Regristrasi.
Perlindungan Hukum Sebagai
Tenaga Kesehatan

Undang-Undang No. 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit


Pasal 46 : Rumah Sakit bertanggung jawab secara hukum semua kerugian yang
ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di Rumah Sakit

Kewajiban.
1. Undang-Undang No. 44. tahun 2009 ttg Rumah sakit
Pasals 13 ( 2 ) : Tenaga kes tertentu yang bekerja di RS wajib memiliki ijin sesuai dengan ketentuan
perundang – perundangan
2. Setiap Tenaga kes yang bekerja di RS HARUS bekerja sesuai standar Profesi,standar pelayanan
RS, standar prosedur oprasional, Etika profesi, menghormati hak pasien dan mengutamakan
keselamatan pasien.
Perlindungan Hukum Sebagai
Perawat
Undang-Undang No. 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan
Pasal 36 (a) : Perawat dalam melaksanakan praktek keperawatan berhak memperoleh
perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar pelayanan,
standar profesi dan standar prosedur operasional dan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Permenkes No. 6 Tahun 2019 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang


No. 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan
Pasal 35 ayat 1 (a) : Dalam melaksanakan praktek keperawatan, perawat mempunyai
hak sebagai berikut :“ Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan
pekerjaannya sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan dan standar prosedur
operasional dan ketentuan peraturan perundang-undangan.”
Perlindungan Hukum Sebagai
Perawat
Kewajiban:
Peraturan Menteri kesehatan No 26 Th 2019
• (1) Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi keperawatan
( D3,D4,S1,S2 dan S3.) SPK sampai th 2020 diakui asisten perawat.
• (5) Praktik keperawatan adalah: Pelayanan yg diselenggarakan oleh perawat dalam bentuk
Asuhan keperawan.
• (6) Asuhan keperawatan adalah: Rangkaian interaksi perawat dengan klien dan lingkungannya
untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian klien dalam merawat dirinya.
• Pasal 28 ( 1 ) : Pelimpahan untuk melakukan tindakan medis dari dokter dapat berupa:
Delegasi atau Mandat
• PMK 26 tahun 2019 Pasal 2,3,4,5,6 : Pelimpahannya harus secara tertulis, pelimpahan secara
mandat dibawah pengawasan misal menjahit luka,memberikan terapi parenteral ,pelimpahan
secara delegatif disertai tanggung jawab misal : memasang infus,menyuntik,imunisasi dasar.
• Baik pelimpahan secara mandat maupun pelimpahan secara delegatif harus diberikan kepada
perawat yang mempunyai kompetensi untuk itu
Beberapa pernyataan UU kes. No. 23 Tahun. 1992 yang dapat dipakai
sebagai acuan pembuatan UU praktik keperawatan adalah:

Pasal 32 ayat 4
Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu
kedokteran dan ilmu keperawatan, hanya dapat dilaksanakan oleh
tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.
Pasal 53 ayat I
Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum
dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
Pasal 53 ayat 2
Tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk
mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien.
Perlindungan Hukum Dalam
Praktik Keperawatan

Perawat sebagai tenaga profesional memiliki akuntabilitas terhadap keputusan dan


tindakannya. Dalam menjalankan tugas sehari-hari tidak menutup kemungkinan
perawat membuat kesalahan dan kelalaian baik yang disengaja maupun yang tidak
sengaja. Untuk menjalankan praktiknya, maka secara hukum perawat harus dilindungi
terutama dari tuntutan malpraktik dan kelalaian pada keadaan darurat. Undang-undang
dan srategi diberlakukan untuk melindungi perawat terhadap litigasi diantaranya:

1. Good Samaritan Act


Good Samaritan Act adalah UU yang ditetapkan untuk melindungi penyediaan layanan
kesehatan yang memberikan bantuan pada situasi kegawatan terhadap tuduhan
malpraktik kecuali dapat dibuktikan terjadi penyimpangan berat dari standar asuhan
normal atau kesalahan yang disengaja di pihak penyedia layanan kesehatan.
2. Asuransi Tanggung Wajib Profesi
Seiring meningkatnya tuntutan malpraktik terhadap para propesional
kesehatan, perawat dianjurkan mengurus asuransi tanggung wajib mereka.
Kebayakan rumah sakit memiliki asuransi pertanggungan bagi semua
pegawai, termasuk semua perawat. Dokter atau rumah sakit dapat dituntut
karena tindak kelalaian yang dilakukan perawat dan perawat juga dapat
dituntut dan dianggap bertanggung jawab atas kelalaian atau malpraktik.
Rumah sakit dapat menuntut balik perawat saat mereka terbukti lalai dan
rumah sakit mengharuskan untuk membayar. Oleh karna itu, perawat
dianjurkan mengurus sendiri jaminan asuransi mereka dan tidak hanya
mengandalkan asuransi yang disediakan oleh rumah sakit saja.
3. Melaksanakan Program Dokter
Para perawat diharap mampu menganalisis prosedur dan medikasi yang
diprogramkan dokter. Perawat bertanggung jawab mengklarifikasi program yang
tampak rancu atau salah dari dokter yang meminta.
4. Memberikan Asuhan Keperawatan Yang Kompeten Praktik Yang
Kompeten
Merupakan upaya perlindungan hukum utama bagi perawat. Perawat sebaiknya
memberikan asuhan yang tetap berada dalam batasan hukum praktik mereka dan
dalam batasan kebijakan instansi maupun prosedur yang berlaku. Penerapan
proses keperawatan merupakan aspek penting dalam memberikan asuhan klien
yang aman dan efektif.
5. Membuat Rekam Medis
Rekam Medis Klien adalah dokumen hukum dan dapat digunakan dipengadilan
sebagai barang bukti.
6. Laporan Insiden
Merupakan catatan instansif mengenai kecelakaan atau kejadian luar biasa.
Laporan insiden digunakan untuk memberikan semua fakta yang dibutuhkan
kepada personel instansi.
Any Question?
Thank You !

Anda mungkin juga menyukai