Anda di halaman 1dari 16

PRAKTIK KEPERAWATAN MANDIRI

ASPEK LEGAL DAN ETIK PRAKTIK


KEPERAWATAN MANDIRI

AJENG ANDARINI
AMANDA IKA FITRIAL SUKMANINGSIH
TIA PUSPITA
TRI AGUNG SETIAWAN
VANIA RACHMIANA
SITI WARHAMNI
YOKTA WILARDO
YULINDA IKA PUSPITA
Tinjauan Aspek Legal Dalam Keperawatan

Undang-undang Kesehatan No.36 Tahun 2009 Pasal 63 ayat


(4) yang berbunyi “Pelaksanaan pengobatan dan/atau
perawatan berdasarkan ilmu kedokteran atau ilmu
keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan
yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu”. Hal
ini memberi arah bahwa siapapun tenaga kesehatan yang
akan menangani klien/pasien harus mempunyai kompetensi
yang cukup untuk dapat memberikan asuhan sesuai dengan
kewenangannya yang mungkin akan dapat memberikan
kenyamanan kepada pasien sebagai customer dari pelay Inan
kesehatan.
Praktisi kesehatan harus mampu menggunakan berbagai telaahan
ilmiah, legal – etis, praktis dan juga colegial dalam upaya untuk
memberikan asuhan yang tepat kepada pasien serta juga
menggunakan pendekatan Humanistik dalam mengimplementasikan
berbagai tindakan yang dilakukannya.

Kegiatan keperawatan ditujukan untuk dapat meningkatkan


kesejahteraan pasien dan kemandirian pasien dalam menangani
masalah yang menghadang pada dirinya. Untuk dapat terjadi hal
tersebut maka diperlukan suatu regulasi yang dapat menuntun
profesi keperawatan melaksanakan aktifitasnya sehingga pasien
sebagai subjek dan objek dari tindakan keperawatan mendapatkan
kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan.
Segi Yuridis Praktik Keperawatan

Dalam pemberian asuhannya, seluruh


tenaga kesehatan diatur dalam berbagai
peraturan, baik berhubungan dengan
hukum kegiatan perawat dibatasi oleh
keahlian dan kewenangan. Keahlian
dalam hal ini merujuk kepada
kemampuan yang wajib dikuasai oleh
perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan.
Dalam melakukan semua keahlian dan kewenangan di atas, perlu dibuat suatu
regulasi yang dapat memberikan suatu Izin kepada tenaga keperawatan
supaya dapat memberikan tindakan kepada pasien dalam level aman.
Berdasarkan Kepmenkes no 1239/2001 tentang registrasi perawat dan
Permenkes No 148/2009 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat
didapatkan beberapa izin yang harus dipunyai oleh seorang perawat:
1. Surat Izin Kerja selanjutnya disebut SIK adalah bukti tertulis yang diberikan
kepada perawat untuk melakukan praktik keperawatan di sarana pelayanan
kesehatan
2. Surat Izin Perawat selanjutnya disebut SIP adalah bukti tertulis pemberian
kewenangan untuk menjalankan pekerjaan keperawatan di seluruh wilayah
Indonesia
3. Surat Izin Praktik Perawat selanjutnya disebut SIPP adalah bukti tertulis yang
diberikan kepada perawat untuk melakukan praktik keperawatan secara
perorangan dan/atau berkelompok
4. STR (Surat Tanda Registrasi) adalah bukti tertulis dari pemerintah kepada
tenaga kesehatan yang telah memiliki sertifikat kompetensi sesuai ketentuan
perundang-undanga.
Aplikasi Aspek Legal Dalam Keperawatan
Berhubungan dengan pasal 1 ayat 6 UU no 36/2009 tentang kesehatan
berbunyi : “Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan
diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau
keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis
tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.”

Begitupun dalam pasal 63 ayat 4 UU no 36/2009 berbunyi


“Pelaksanaan pengobatan dan/atau perawatan berdasarkan ilmu
kedokteran atau ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu”. Yang
mana berdasarkan pasal ini keperawatan merupakan salah satu
profesi/tenaga kesehatan yang bertugas untuk memberikan pelayanan
kepada pasien yang membutuhkan
Berdasarkan undang-undang kesehatan yang diturunkan dalam
Kepmenkes 1239 dan Permenkes No. HK.02.02/Menkes/148/I/2010,
terdapat beberapa hal yang berhubungan dengan kegiatan keperawatan.
Adapun kegiatan yang secara langsung dapat berhubungan dengan aspek
legalisasi keperawatan :
1. Proses Keperawatan
2. Tindakan keperawatan
3. Informed Consent

Untuk melindungi tenaga perawat akan adanya tuntutan dari klien/pasien


perlu ditetapkan dengan jelas apa hak, kewajiban serta kewenangan
perawat agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan tugasnya serta
memberikan suatu kepastian hukum, perlindungan tenaga perawat. Hak
dan kewajiban perawat ditentukan dalam Kepmenkes 1239/2001 dan
Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik Nomor Y.M.00.03.2.6.956
Kewajiban Perawat

Mempunyai izin untuk melakukan pekerjaan maupun untuk


melakukan praktik keperawatan (Pasal 1, 3, 6, 8)
Membantu Program Pemerintah di bidang kesehatan (Pasal 18)
Meningkatkan mutu pelayanan profesi (Pasal 19)
Mencantumkan Surat Izin Praktik Perawat di ruang praktiknya
(untuk praktik perorangan) (Pasal 21)
Memenuhi persyaratan mutu layanan dalam bentuk ketersediaan
sarana dan prasarana minimal bagi perawat (pasal 22, 23) dan
berpraktik sesuai dengan peraturan perundangan (Pasal 30)
Menjalankan fungsi keperawatan berdasarkan ketentuan
Mengumpulkan sejumlah angka kredit (Ketentuan MenPAN
94/2001)
Hak Perawat

Dalam Kepmenkes 1239/2001 hak perawat tidak dijelaskan secara eksplisit


tetapi dapat kita lihat pada pasal 15 dan 20 sebagai berikut

Pasal 15 : dalam melaksanakan praktik keperawatan berwenang untuk:


Melaksanakan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, penetapan
diagnosa keperawatan, perencanaan, melaksanakan tindakan
keperawatan dan evaluasi keperawatan.
Tindakan keperawatan sebagaimana dimaksud pada butir (1) meliputi :
intervensi keperawatan, observasi keperawatan, pendidikan dan konseling
kesehatan.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan sebagaimana dimaksud angka (1)
dan (2) harus sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang ditetapkan oleh
organisasi profesi
Pelayanan tindakan medik hanya dapat dilakukan berdasarkan permintaaan
tertulis dari dokter.
Pasal 20, menjelaskan sebagai berikut:

Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa


seorang/pasien, perawat berwenang untuk
melakukan tindakan pelayanan kesehatan di
luar kewenangan sebagai dimaksud dalam
pasal 15
Pelayanan dalam keadaan darurat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan
untuk penyelamatan jiwa.
Masalah Hukum Perdata Dan Hukum
Umum Dalam Praktek Keperawatan
Tort : Adalah kesalahan yang di buat kepada seseorang atau hak miliknya.

Tort intensional. Tindakan terencana yang melanggar hak orang lain, seperti
kekerasan, ancaman dan kesalahan penahanan.
Ancaman adalah intensional yang mengandung maksud melakukan kontak
yang menyerang dan membahayakan. Contoh: perawat mengancam akan
tetap melakukan tindakan x-ray walaupun pasien tidak menyetujui hal itu.
Kekerasan adalah segala sentuhan yang disengaja di lakukan tanpa ijin.
Contoh: perawat mengancam untuk melakukan injeksi tanpa persetujuan
klien, jika perawat tetap memberikan injeksi maka itu disebut kekerasan.
Kesalahan penahanan terjadi jika seorang ditahan tanpa adanya surat
resmi. Contoh: hal ini terjadi ketika perawat menahan klien dalam area
terbatas yang mengganggu kebebasan klien tersebut.
Tort Kuasi-Intensional adalah tindakan yang tidak
direncanakan, tidak akan menimbulkan hal yang tidak diinginkan
jika tindakan tersebut dilakukan, seperti pelanggaran privasi dan
pencemaran nama baik.

a. Pelanggaran privasi adalah melindungi hak klien untuk bebas


dari gangguan terhadap masalah pribadinya
b. Pencemaran nama baik adalah publikasi pernyataan palsu yang
merusak reputasi seseorang. Niat buruk berarti pihak yang
mengeluarkan pernyataan tersebut mengetahui bahwa
pernyataan tersebut adalah palsu dan tetapi tetap
melakukannya.
Tort Nonintensional adalah kelalaian
atau malpraktek.
Kelalaian adalah tindakan yang dapat menjatuhkan
standar pelayanan. Contoh: pemasangan cairan
intravena yang salah pada klien/memperbolehkan
asisten keperawatan memasukan obat, biasanya akan
berakibat pendisiplinan terhadap hal tersebut.

Malpraktek adalah salah satu bentuk kelalaian yang


sering disebut kelalaian profesional. Malpraktek
keperawatan adalah akibat dari pelayanan keperawatan
yang dilakukan dibawah standar praktek keperawatan.
Etika Keperawatan
Nilai
Moral
Etik
Etika Keperawatan
Prinsip Etik
1) Respect (Hak untuk dihormati)
2) Autonomy (hak pasien memilih)
3) Beneficence (Bertindak untuk keuntungan orang lain/pasien).
4) Non-Maleficence (utamakan-tidak mencederai orang lain)
5) Confidentiality (hak kerahasiaan)
6) Justice (keadilan)
7) Fidelity (loyalty/ketaatan)
8) Veracity (Truthfullness & honesty)
KESIMPULAN
Aspek legal keperawatan adalah aspek peraturan perawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan
pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya yang di atur dalam undang undang
keperawatan.Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional  yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan, di dasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan
di tujukan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit
yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.Aspek legal profesi keperawatan
meliputi kewenangan berkaitan dengan izin melaksanakan praktek profesi.Malpraktek
yaitu praktek kedokteran yang salah atau tidak sesuai dengan standar profesi atau
standar prosedur operasional.Kelalaian yaitu seorang perawat bersalah karena kelalaian
jika mencedrai pasien dengan cara tidak melakukan pekerjaan sesuai dengan yang di
harapkan ataupun tidak melakukan tugas dengan hati-hati sehingga mengakibatkan
pasien jatuh dan cedera.Legislasi Keperawatan adalah proses pembuatan undang-
undang atau penyempurnaan perangkat hukumyang sudah ada yang mempengaruhi
ilmu dan kiat dalam praktik keperawatan. PPNI pada kongres Nasional ke duanya di
Surabaya tahun 1980 mulai merekomendasikan perlunya bahan-bahan perundang-
undangan untuk perlindungan hukum bagi tenaga keperawatan.
 
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai