Prinsip Legal
dalam Praktek
Aspek Hukum
dalam
Keperawatan
Hukum kesehatan?
Hukum Keperawatan?
Sumber hukum dapat menjadi 2, yaitu sumber hukum materiil dan formal.
1. Sumber hukum materiil, adalah faktor-faktor yang turut menentukan isi
hukum. Misalnya, hubungan sosial/kemasyarakatan, kondisi atau struktur
ekonomi, hubungan kekuatan politik, pandangan keagamaan, kesusilaan dsb.
2. Sumber hukum formal, merupakan tempat atau sumber dari mana suatu
peraturan memperoleh kekuatan hukum; melihat sumber hukum dari segi
bentuknya. Yang termasuk sumber hukum formal, adalah : Undang-undang
(UUD 1945, Tap MPR, UU/Peraturan Pengganti UU, Peraturan Pemerintah,
Keputusan Presiden, Peraturan Menteri/Instruksi Menteri, dan Peraturan
Pelaksanaan lain), Kebiasaan, Yurisprudensi (keputusan hakim atau
keputusan pengadilan terhadap suatu masalah tertentu). Traktat (Perjanjian
antar negara); Perjanjian, dan Doktrin. Sumber Hukum keperawatan adalah
UU No. 12 tahun 2002 tentang layanan konsumen , Undang – undang no 36
tahun 2009 tentang kesehatan, UU no 36 tahun 2014 tentang tenaga
kesehatan, UU no. 38 tahun 2014 tentang Keperawatan.
Tanggung jawab mahasiswa keperawatan dalam
praktik keperawatan
peran
MoU institusi
CI/supervisor panduan klinik
dan pihak
selama praktik dan supervisi
lapangan
lapangan
Untuk memenuhi tanggung jawab pada pasien dan minimalisir
berhubungan dengan hukum maka mahasiswa keperawatan
BUTUH :
keyakinan bahwa mereka siap untuk memberi perawatan pada pasien
tambahan bantuan atau supervisi dalam situasi dimana mereka merasa tidak siap secara
adekuat
1. Untuk menciptakan lingkungan pelayanan keperawatan yang berdasarkan keinginan merawat (caring
environment).
2. Pelayanan keperawatan yang diberikannya merupakan pelayanan keperawatan yang manusiawi serta telah
memenuhi standar dan etik profesi.
3. Menjamin bentuk pelayanan keperawatan yang benar, tepat, dan akurat serta aman bagi pasien.
4. Meningkatkan hubungan kesejawatan (kolegialitas).
5. Mengembangkan jaringan kerja yang bermanfaat bagi pasien dan keluarga, dalam suatu sistem pelayanan
kesehatan.
6. Meningkatkan akontabilitas professional dan sosial, dalam suatu sistem pelayanan untuk bekerja sebaik-
baiknya, secara benar, dan jujur, dengan rasa tanggung jawab yang besar untuk setiap tindakan yang
dilakukannya.
7. Meningkatkan advokasi terutama bagi pasien dan keluarga. Melalui proses legislasi yang teratur.
8. Meningkatkan sistem pencatatan dan pelaporan keperawatan.
9. Menjadi landasan untuk pengembangan karir tenaga keperawatan.
Keadaan yang menuntut adanya
penerapan SISTEM REGULASI