Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Pengambilan Keputusan Legal Etik Keperawatan

Disusun

Vivy fitrianingsih : 2014201088

Dosen Pembimbing : Ns. Asmawati , M.Kep

Kelas : 1A KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

STIKES ALIFAH PADANG

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah yang maha kuasa atas segala rahmat, karunia
terutama kesempatan yang diberikan-NYA, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik, walaupun masi banyak kekurangan, selama proses
makalah ini, penulis memperoleh bantuan dari berbagai sumber, baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam makalah ini. Untuk itu dari hati yang
paling dalam menyampaikan terima kasih kepada semua yang telah memahami
isi dari makalah ini. Segala kritikan dan masukan dari semua pihak, akan
menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi penulis demi kesemsempurnaan
makalah ini kedepannya
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................4
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN................................................................................................5
2.1 Konsep Legal Etik................................................................................................5
2.2 Isi Dari Prinsip-Prinsip Legal Dan Etis Adalah....................................................5
2.3 Masalah Legal Dalam Keperawatan.....................................................................6
2.4 Landasan Aspek Legal Keperawatan...................................................................7
2.5 Aplikasi Aspek Legal Dalam Keperawatan..........................................................8
2.6 Contoh Kasus.......................................................................................................8
2.7 Penyelesaian Masalah.......................................................................................10
BAB 3 KESIMPULAN................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................14
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Praktik keperawatan diartikan sebagai tindakan profesional melalui kerjasama
kolaborasi dengan klien dan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai lingkup wilayah dan tanggung jawabnya. Praktik keperawatan
sebagai tindakan keperawatan profesional yang menggunakan pengetahuan teoritik
yang mantap dan kokoh dari berbagai ilmu dasar ilmu keperawatan sebagai landasan
untuk melakukan asuhan keperawatan. Perawat yang baik diasumsikan sebagai
perawat yan dapa bekerja sesuai dengan harapan klien, standar praktik dan standar
kerja.

Untuk dapat melakukan tugas dan tindakan dengan aman, perawat profesonal
harus memahami batasan hukum dan implikasinya alam praktek sehari-hari mereka.
Hal ini penanganan yan baik dan kemampuan untuk membuat keputusan agar
keoerawatan yang aman dan sesuai dengan kebutuhan klien dapat terpenuhi. Asuhan
keperawatan yang aman diartikan sebagai praktik keperawatan yang bermutu dan taat
pada aturan, hukum serta undang-undang yang berlaku. Perawat tidak perlu takut
hukum, tetapi harus memandang hukum sebagai rambu-rambu dalam melaksanakan
suatu tindakan. Hukum dalam masyarakat bisa berubah sesuai dengan kebutuhan
mayarakat, karena hukum dibua dengan maksud untuk melindungi masyarakat dan
klien

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsep legal etik?
2. Bagaimana prinsip-prinsip legal dan etis ?
3. Bagaimana masalah hukum dalam keperawatan
4. Bagaimana landasan legal dalam keperawatan
5. Bagaimana contoh kasus legal dan etik dalam keperawatan?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui masalah hukum dalam keperawatan
2. Untuk mengetahui dan memahami landasa legal dalam keperawatan
3. Untuk memberikan contoh kasus hukum dan etik dalam keperawatan
4. Untuk mengetahui pencegahan dan perlindungan bagi penerima askep
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Konsep Legal Etik


Pengertian eti keperawatan merupakan bentuk ekpresi bagaimana mengatur
pembantuan diri sendiri, dan etika keperawatan diatur dalam kode etik keperawatan.
Aspek legal keperawatan adalah aspek aturan keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai lingkup wilayah yang berwenang dan tanggung jawabnya pada
berbagai tatanan pelayanan termasuk hak dan kewajibannya yang diatur dalam unang-
undang keperawatan.

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan


bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan yang
ditujukan kepada individu, keluarga kelompok dan masyarakat baik sehat maupun
sakit yang mencakup seluru proses kehidupan manusia. Perawat sebagai profesi dan
bagian inegral dari pelayanan kesehatan tidak saja membutuhkan kesabaran.
Kemampuannya untuk ikut mengatasi masalah-masalah kesehatan tentu harus juga
diandalkan.

Dewan perawat internasional/ ICN mengeluarkan kerangka kerja kompetensi


bagi perawat yang mencakup tiga bidang yaitu bidan profesional. Etika dan praktek
hukum, penyediaan dan manajemen bidang dan di bidang perkembangan profesional
setiap profesi pada kenyataan memiliki tiga syarat utama, yaitu kompetensi yang
diperoleh melalu pelatihan yang ekstensi komponen intelektual yang melakukan
tugasnya, dan memberikan pelayanan yang penting kepada masyarakat. “ budi
sampurna, pakar hukum kesehatan UI 2006”. Praktik keperawatan yang aman
memerlukan pemahaman tentang batasan hukum yang ada dalam praktik keperawatan
pemahaman tentang implikasi hukum dapat mendukung pemikiran kritis seorang
perawat. Perawat perlu memahami hukum untuk melindungi hak kliennya dan dirinya
sendiri Dari masalah. Perawat tiak perlu takut hukum, tetapi lebih melihat hukum
sebagai dasar pemahaman terhadap apa yang diharapkan dari penyelenggara pelayanan
keperawatan yang profesional.

2.2 Isi Dari Prinsip-Prinsip Legal Dan Etis Adalah :


 Autonomi / otonomi

Prinsip otonomi berdasarkan keyakinan bahwa individu maupun berpikir logis


dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa gaya kompeten dan memiliki
kekuatan membuat sendiri memilih kekuatan memiliki berbagai kputusan atau pilihan
yang harus mengasuh orang lain. Prinsip otonomi merupakan respek terhadap
seseorang atau dilihat sebagai persetujuan tidak dan bertindak rasional. Prinsip
Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebsan individu yang menuntut
membedakan diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat
menghargai hak-hak klien dalam membuat keptusan tentang perawatan dirinya.

 Beneficience/ berbuat baik

Manfaat berarti hanya melakukan sesuatu yang baik, kebaikan, pencegahan dari
kesalahan atau kejahatan dan peringatan oleh diri sendiri dan orang lain.
Terkadang dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini
dengan otonomi

 Keadilan
Prinsip keadilan yang dibutuhkan untuk mewujudkan yang sama dan adil
terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan
kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam praktek profesional etika perawa
bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum praktek tandar dan keyakinan
yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
 Efisiensi normal/tidak merugikan
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada
klien

 Kejujuran
Prinsip ni berarti penuh kebenaran nilai yang diperlukan oleh pemberi
pelayaan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien sangat
mengerti prinsip ini berhubungan dengan kemampuan seseoran untuk
kebenaran
 Fidellity / menepati janji
Prinsip ini dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya
terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji
sertamenyimpan rahasia klien
 Kerahasiaan
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah nformasi tentang klien harus dijaga
privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat da;am dokumen catatan kesehatan
klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien.
 Akuntabilitas
Merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seseoang yan profesional dapat
diakses dalam siatuasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali

2.3 Masalah Legal Dalam Keperawatan


Hukum dikeluarkan oleh badan pemerintah dan harus dipatuhi oleh warga
negara. Setiap orang yang tidak mematuhi hukum akan diatur secara hukum untuk
mengatur denda atau penjara. Beberapa situasi yan perlu dihindari seorang perawat
sebagai berikut :
1. Kelalaian
Seorang perawat karena kelalaian jika menederai pasien dengan cara tiak
melakukan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak melakukan
tugas dengan hati-hati sehingga mengakibatkan pasien jatuh atau sedera
2. Pencurian
Disebabkan oleh sesuatu yang bukan milik kita menjadikan kita sebagai hasil
karena jika kita tertankap kita akan bertindak dan baang yang tiakberharga
sekalipun daat sebagai perampokan
3. Fitnah
Jika kita membuat pernyataan palsu tentang seseoan dan merugikan oran
tersebut. Kita salah karena melakukan fitnah. Hal ini dibenarkan jika kita
menatakan secara verbal atau tertulis
4. Penjara palsu
Menahan tindakan seseorang tanpa otorisasi yang tepat merupakan suatu
hukum atau false imprionment. Menggunakan restrein, fisik dan bahkan
mengancam akan melakukan sesuatu agar pasien mau bekerja sama, termasuk
dalam penjara palsu, penyongkong dan resrein harus digunakan sesuai dengan
perintah dokter
5. Penganiayaan
Menganiaya pasien melangar prinsip-prinsip etik dam membuat kita
bertanggung jawab atas hukum untuk menjalankan hukum. Standar etik
meminta perawat untuk tidak melakukan sesuatu yang merawat pasien. Setiap
orang dapat dianiaya, tetapi hanya orang tua dan anak-anaklah yang paling
rentan. Mungkin sulit menekankan mengapa seseorang menganiaya orang lain
yang lemah atau rapuh, tetapi hal ini terjadi.

2.4 Landasan Aspek Legal Keperawatan


Landasan aspek legal keperawatan adalah undang-undang keperawatan aspek
legal keperawatan pada kewenangan formalnya adalah izin yang memberikan
kewenangan kepada penerimanya untuk melakukan praktik profesi perawat yaitu surat
izin kerja/ SIK bila bekerja di dalam suatu dan surat izin praktik perawat/SIPP bila
bekerja secara perorangan atau berkeompok.

Kewenangan itu, hanya diberikan kepada mereka yan memiliki kemampuan


namun, memiliki kemampuan tidak berarti memiliki kewenangan. Seperti juga
kemampuan yang dapat secara berjenjang. Kompetensi dalam keperawatan berarti
kemampuan khusus perawat dalam bidang tertentu yan memiliki tingkat minimal yang
harus dilampaui. Dalam profesi kesehatan hanya kewenangan yang bersifat umum
yang diatur oleh dapartemen kesehatan sebagai penguasa segala keprofesian dibidang
kesehatan dan kedokteran. Sementara itu kewenangannya yang bersifat khusus dalam
arti tindakan kedokteran dankesehatan tertentu diserahkan kepada profesi masing-
masing.

2.5 Aplikasi Aspek Legal Dalam Keperawatan


Hukum pembinan hubungan antara manusia sebagai subjek hukum yan
melahirkan hak dan kewajiban, dalam kehidupan manusia baik secara perorangan
maupun kelompok, hukum pembinaan perilaku hubungan baik antara manusia yang
satu dengan yang lain, antar kelompok manusia, maupn antara manusia dengan
kelompok manusia, hukum dalam interaksi manusia merupakan suatu keniscayaan
praptianingsih, S.,2006. Berhubungan dengan pasal 1 ayat 6 UU no 36/2009 tentang
kesehatan berbunyi “ tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri
dalam bidan kesehatan serta memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan”.

Untuk melindungi tenaga perawat yang akan mengetahui dari klien/ pasien
perlu ditetapkan dengan jelas apa hak dan kewajiban serta kewenangan perawat agar
tidak terjadi kesalahan dalam melakukan tugasnya serta memberikan suatu kepastian,
hukum perlindungan lembaga perawat. Hak dan kewajiban perawa ditentukan dalam
kemenkes 1239/2001 dan keputusan direktur jenderal pelayanan medik nomor
YM00.03.2.6.956.

2.6 Contoh Kasus


Suatu hari perawa jaga malam di suatu RS. Jamkesmas terdiri dari :

A. Perawat pertama : senior sebagai penangung jawab shiff


B. Perawat kedua : middle
C. Perwat ketiga : yunior, orientasi 1 bulan

Jam 23.00 ada pasien baru, Tn. Kedatangan dengan kasus cirrosis hepatis. Keadaan
umum lemah, perut buncit, konjungtivis : anemis, sklera : icterik, dan muntah darah.
T : 110/70 mmHg. Pasien diterima dan ditempatkan diruang kelas iii jamkesmas.

Perawat A menerima pasien, mengkaji melaporkan dokter dengan kertas kecil atau
kertas tidak terpakai. Kemudian dengan segera perawat tersebut melakukan saran yang
diberikan dokter. Ada pemeriksaan tenaga kerja, persiapan obat injeksi anti
perdarahan.

Perawat B baru siap injeksi untuk pasien kelolaannya dan mau menggantikan infus
pasien yang habis

Perawat A meminta tolong ke perawa C untuk menghentikan NGT yang


merenanakan bilas lambung. Dengan kemampuan sebagai perawat baru terhadap
seniornya,maka dipersiapkan semua alat yang diperlukan dengan segera mengatur
perawat baru NGT.
Perawat C memberikan informasi kesepakatan terhadap keluarga untuk
pemasangan selang hidung. Keluarga menolak, keluarga menganggap hal tersebut
menyakiti pasien, sehingga terjadi bencana antara perawat baru dan keluarga. Perawat
keluarga untuk dokumen dan forma yang telah dipersiapkan, dengan informasi biaya
ini masuk jamkesmas dan pasien tidak dikenakan biaya. Akhirnya keluarga ketakutan
karena takut.Tn. K batuk-batuk saat dilakukan tindakan. Tidak lama kemudian terjadi
refleks fageal, akhirnya pasien pun tidak tertolong.

Oleh karena kesibukan, perawat A lupa menyalin tulisan yang ada dikertas dan
terbawa dikantong baju, dan belum sempat badai apa yang dikerjakan serta nasihat
dokter tidak ditulis dicacatan medik.

A. Analisa
Kasus diatas merupakan salah satu kasus atas hukum atas hak pasien
karena tanggung jawab dan peran yang kurang serta kelalaian perawat
dalam satu tim
B. Etika landasan
- Tidak peduli baik
- Tidak merugikan
- Keadilan : otonomi, menghormati hak pasien untuk membuat
keputusan
C. Landasan variasi
Melakukan upaya kesehatan tanpa izin(pp 32/196) melakukan upaya
keseahatan tidak sesuai dengan standar profesi (pp 32/1996) melakukan
tindakan keperawatan di luar kewenangannya. Menyebabkan
meninggalnya seoran atau cacat (ps 304 KUHP)
D. Landasan rekam medis
UU no. 29/2004 pasal 46 permenkes no 269/ menkes/per/iii/2008 tentang
rekam medis
Kemenkes no 1333/menkes/sk/1999 tentang standar pelayanan RS

Dalam kasus diatas, hak pasien yang tidak terpenuhi adalah hak untuk :

1. Memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi


dan prosedur operasional (UU no. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit)
2. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan
RS(UU no.44 tahun 2009 tentang rumah sakit)
3. Hak atas kenyamanan,keamanan,dan keselamatan dalam mengkonsumsi
barang dan jasa(UU no. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen )
4. Memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu an terjangkau (UU no.
36 tahun 2009 tentang kesehatan)
Dilihat dari tanggung jawab perawat, maka perawat tersebut tidak melaksanakan
kewajibannya dalam hal :

1. Memenuhi ketentuan kode etik, standar profesi, hak pengguna pelayanan


kesehatan, standar pelayanan dan standar prosedur operasional(UU no.36
tahun 2009)
2. Kode etik keperawatan indonesia (bab 5 pasal 7)

Ada beberapa hal yang mendukung perawat tidak melakukan tindakan keperawatan
dengan benar, dan tanggung jawab yang seharusnya :

- Perawat tidak kompeten


- Perawat tidak melihat SAK dan SOP
- Perawat tidak mendokumentasikan

2.7 Penyelesaian Masalah


Penyelesaian masalah Tn. K dan kelalaian perawat diatas, wajib
memperhatikan berbagai hal baik dari segi pasien dan keluarga, maupun perawat
secara perorangan. Bila dilihat dari masalah bahwa perawat pada pihak keluarga pasien
untuk pemasangan selang hidung terhadap pasien. Perawat senior pun mengkaji pasien
dengan menulis dikertas kecil sehingga dapat hilang seketika.perawat kecil pun lupa
menyalin nya dibuku khusus. Untuk mengatasi hal tersebut, perawat harus memberi
arahan dengan sikap dan tutur kata yang sopan kepada keluarga pasien agar keluarga
pasien membuka hatinya dengan lapang dada merekomendasikan pemasangan selang
hidung kepada pasien dan tidak merasa takut lagi akan kesakitan yang diderita oleh
pasien tersebut . perawat senior pun harus teliti mengkaji dan melaporkan kepada
dokter dengan buku khusus penyakit yang diderita pasien.

Oleh karena itu , keputusan ada atau tiaknya kelalaian/malpraktek penyedia


jasa atas hasil akhir pelayaanan praktek keperawatan pada pasien, pelayanan atas sikap
dan tindakan yang dilakukan atau yang tidak dilakukan oleh tenaga medis
dibandingkan dengan standar yang sesuai.

2.8 Dampak-Dampak Kelalaian

1. Terhadap pasien
- Terjadinya kecelakaan atau cedera dan dapat menimbulkan masalah
keperawatan baru
- Biaya sakit bertambah akibat kelalaian perawat
- Kemungkinan terjadi komplikasi/ masalah kesehatan/keperawatan
lainnya
- Pasien dalam hal ini keluarga pasien dapat menuntut pihak rumah sakit
atau perawat secara perorangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
yaitu KUHP.
2. Perawat sebagai individu/ pribadi
- Beneficienci yaitu tak melakukan hal yang sebaiknya dan merugikan
pasien
- Menghinari pembunuhan yaitu perawat tidak menghargai kehidupan
manusia,tidak tertolongnya pasien akan menambah penderitaan
keluarga
- Fedelity yaitu perawat tidak setia pada komitmennya karena perawat
tidak mempunyai rasa “ caring” tehadap pasien dan keluarga yang
seharusnya sifat caring ini selalu menjadi dasar dari pmberian bantuan
kepada pasien
- Perawat akan menghadapi hukum dari keluarga pasien dan ganti rugi
atas kelalaiannya. KUHP
- Ada tidak adanya kelalaian dari perawat,maka perawat akan mendapat
peringatan baik dari atasannya
3. Bagi rumah sakit
Menurutnya kualitas keperawatan dan kemungkinan melanggar visi
misi rumah sakit, dan kemungkinan RS dapat dituntut baik secara
hukum pidana dan perdata karena melakukan kelalaian terhadap
pasien. Standarisasi pelayanan rumah sakit akan dipertanyakan baik
secara administrasi dan prosedural
BAB 3 KESIMPULAN

Istilah malpraktik dalam kamus besar bahasa indonesia berarti tindakan yang
dilakukan dengan jalan tidak baik atau tindakan yang menimbulkan celaka. Dalam
kamus besar bahasa inggris dikenal istilah malpraxis dan malpraktek yan mengandung
arti perbuatan buruk/ bad sehinga sering juga disebut badpractice.
Malpraktek dapat disebabkan, kesengajaan dan dapat pula disebabkan oleh
unsur kelalaian/ culpa, dengan demikian dapat kita bedakan malpraktik sebagai delus
delict atau kesalahan yang di sengaja dan malpraktik sebagai pelakunya delik atau
esalahan akibat kelalaian, kesalahan akibat kelalaian kematian akibat kesalahan dokter
mengoprasi karena dokter mengantuk dalam kepustakaan dapat diperoleh konsepsional
bahwa melaksanakan tugas yang terjadi jika pelakunya menunjukkan :
1. Kewajiban melalaikan yang seharusnya dilakukan
2. Melakukan suatu hal yang seharusnya diperbuat baik mengingat
sumpah profesi maupun sumpah jabatan
3. Mengabaikan sesuatu yang seharusnya dilakukan menurut standar
profesi
4. Berperilaku tidak sesuai dengan patokan umur mengenai kewajaran
yang diharapkan dari sesama rekan profesi dalam keadaan yang sama
dan tempat yang sama
5. Adanya suau akibat yang berbahaya baik tugas profesi atau akibat
yang merugikan bagi pihak lain

Kelima bentuk kesalahan melaksanakan tugas profesi dapat disingkat menjadi


kesalahan melaksanakan tugas atas dasar ketentuan profesional dari berbagai standar
pelayanan kesehatan. Kesalahan melaksanakan tugas profesi atas dasar ketentuan
profesional/ kesalahan medis harus dibedakan dengan kesalahan melaskanakan tugas
atas dasar peraturan- undangan/ peraturan hukum

Standar profesi harus menjadi bagian terpenting dalam menentukan kesalahan


profesi dan standar profesi menjadi pertimbangan pada tingkatan standar penegakkan
hukum yang objektif, dalam kesalahan profesi perlu dibedakan antara kesalahan medis
dan yuridis yan berarti interfensi hukum proporsional.

Menurut pandangan para ahli tentang unsur-unsur standar profesi cukupan hal-
hal/sampel sebagai berikut :
1. Berbuat secara teliti dan seksama sebagai unsur pertama
2. Sesuai dengan standar medis/ profesi yang bersumber dari ilmu pengetahuan
3. Kemampuan rata-rata dibandingkan dengan kategori medis yang sama serta
situasi yang smaa
4. Sarana upaya sebanding atau profesional
5. Tindakan medis dilakukan untuk tujuan yang konkret medis

Atas dasar uraian diatas , diperlukan kemampuan pengetahuan dan pengalaman


yang memadai untuk menentukan kesalahan medis dan kesalahan profesi. Oleh sebab
itu, perlu dikembangkan pola pemikiran baru bahwa untuk menentukan kesalahan
harus dibedakan kesalahan medis dan kesalahan yuridis. Kesalahan medis
melaksanakan tugas profesi atas dasarketentuan profesi medis yang profesional,
kesalahan yuridis yaitu kesalahan melaksanakan tugas profesi atas dasar ketentuan
profesi medis yang melaksanakan tugas profesi atas ketentuan peraturan-perundangan.
Faktor medis belum tentu serta merata/ faktor kesalahan yuridis karena faktor- unsur
standar profesi harus ditentukan terlebih dahulu. Apabila suatu perbuatan profesi tidak
memenuhi cukupan unsur-unsur standar profesi
DAFTAR PUSTAKA

Gilles Dee Ann, 1996. Manajemen Keperawatan. FKUI, jakarta.

Prihajo . pengantar etika keperawatan. Yogyakarta , kanisius, 1995.

Baharudin. Etika individual ( pola dasar filsafat moral). Cetakan I, jakarta, rineka cipta,
2000.

Geoffry Hunt. 1994. Ethical Issues In Nursing. New york : press (padstow) Ltd.

Ismani, N. 2001. Etika Keperawatan. Jakarta : Widya Medika

Anda mungkin juga menyukai