Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH ETIKA KEPERAWATAN

ASPEK LEGAL DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN

DI SUSUN OLEH

TINGKAT

1A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

PRODI KEPERAWATAN WAINGAPU

2020
BAB I
PENDAHULUAN

I.1.      Latar Belakang

Kesadaran masyarakat terhadap hak-hak mereka dalam pelayanan kesehatan dan


tindakan yang manusiawi semakin meningkat, sehingga diharapkan adanya pemberi pelayanan
kesehatan dapat memberi pelayanan yang aman, efektif dan ramah terhadap mereka. Jika
harapan ini tidak terpenuhi, maka masyarakat akan menempuh jalur hukum untuk membelahak-
haknya.
Kebijakan yang ada dalam institusi menetapkan prosedur yang tepat untuk mendapatkan
persetujuan klien terhadap tindakan pengobatan yang dilaksanakan. Institusi telah membentuk
berbagai komite etik untuk meninjau praktik profesional dan memberi pedoman bila hak-hak
klien terancam. Perhatian lebih juga diberikan pada advokasi klien sehingga pemberi pelayanan
kesehatan semakin bersungguh-sungguh untuk tetap memberikan informasi kepada klien dan
keluarganya bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukan.
Selain dari pada itu penyelenggaraan praktik keperawatan didasarkan pada kewenangan
yang diberikan karena keahlian yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan kesehatan
masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan globalisasi. Terjadinya pergeseran
paradigma dalam pemberian pelayanan kesehatan dari model medikal yang menitikberatkan
pelayanan pada diagnosis penyakit dan pengobatan ke paradgima sehat yang lebih holistic yang
melihat penyakit dan gejala sebagai informasi dan bukan sebagai focus pelayanan (Cohen,
1996), maka perawat berada pada posisi kunci dalam reformasi kesehatan ini. Hal ini ditopang
oleh kenyataan bahwa 40%-75% pelayanan di rumah sakit merupakan pelayanan keperawatan
(Gillies, 1994), Swansburg dan Swansburg, 1999) dan hampir semua pelayanan promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit baik di rumah sakit maupun di tatanan pelayanan kesehatan
lain dilakukan oleh perawat.
Hasil penelitian Direktorat Keperawatan dan PPNI tentang kegiatan perawat di
Puskesmas, ternyata lebih dari 75% dari seluruh kegiatan pelayanan adalah kegiatan pelayanan
keperawatan (Depkes, 2005) dan 60% tenaga kesehatan adalah perawat yang bekerja pada
berbagai sarana/tatanan pelayanan kesehatan dengan pelayanan 24 jam sehari, 7 hari seminggu,
merupakan kontak pertama dengan sistem klien.
II.     Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah:

1. Tujuan Umum
a. Mahasiswa mampu memahami konsep legal etik keperawatan.

2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahu dan memahami difinisi etika
b. Mahasiswa mampu mengetahu dan memahami Isi dari prinsip–prinsip legal dan etis
c. Mahasiswa mampu mengetahu dan memahami Masalah Legal Dalam Keperawatan
d. Mahasiswa mampu mengetahu dan memahami Landasan Aspek Legal Keperawatan
e. Mahasiswa mampu mengetahu dan memahami Aplikasi Aspek Legal Dalam
Keperawatan
f. Mahasiswa mampu mengetahu dan memahami contoh kasus terkait dengan etik dan
legal beserta penyelesaiannya.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

1. Apriani Mburu Panda Huki

Aspek legal keperawatan adalah aspek aturan keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan
pelayanan,termasuk hak dan kewajibannya.

Aspek legal keperawatan meliputi kewenanagan berkaitan dengan izin melaksanakan


praktik profesi. Kewenangan memiliki dua aspek, yakni kewenangan material dan
kewenangan formal

Dasar hokum keperawatan


Regisrasi dan praktik keperawatan sesuai KEMENKES NO. 1239 TAHUN 2001 Sesuai
dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan :
 Pasal 32 (ayat 4)
 Pasal 153 (ayat 1 dan 2)

2. Anselindra Padang Landu Hau

Etik legal keperawatan ialah kita sebagai calon perawat harus mempelajari dan
memahami
cara pengambilan keputusan yang benar dan sesuai dengan legal etis keperawatan, ini sangat
martabat manusia, keunikan klien dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan,
kesukaan,warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang di anut, serta
kedudukan social dan juga kita sebagai perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan
senantiasa memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai budaya, adat istiadat dan
kelangsungan hidup beragam klien karena tanggung jawab utama perawat adalah kepada
mereka yang membutuhkan asuhan keperawatan.
3. Oktavianus J.L Kodi

Etik kesepakatan tentang praktik moral, keyakinan, system nilai, standar perilaku
individu atau kelompok tentang penilaian terhadap pa yang benar dan apa yang salah, mana
yang baik dan mana yang buruk, apa yang merupakan kebajikan dan apa yang merupakan
kejahatan, apa yang dikendaki dan apa yang di tolak

4. Wini Mardiana Nite

Kode etik merupakan salah satu ciri atau persyaratan profesi yang memberikan arti
penting dalam penentuan, mempertahankan dan meningkatkan standar profesi. Kode etik
menunjukkan bahwa tanggung jawab dan kepercayaan pada masyarakat telah diterma oleh
profesi. Apabila seorang anggota melanggar kode etik profesi, organisasi profesi dalam
memberi sanksi atau mengeluarkan anggota tersebut.

5. Samantha G. R.Ng Panja

Aspek legal keperawatan adalah aspek aturan keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan
pelayanan,termasuk hak dan kewajibannya. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan
professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pad
ailmu dan kiat keperawatan ditunjukkan kepada individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

6. Resni Bangu Emba

Kode etik merupakan salah satu ciri atau persyaratan profesi yang memberikan arti
penting dalam penentuan, memepertahankan dan meningkatkan standar profesi.
Adapun tujuan kode etik keperawatan di antaranya:
 Sebagai aturan dasar terhadap hubungan antara perawat, klien, tenaga kesehatan,
masyarakat’ dan profesi
 Sebagai standar untuk menhgeluarkan perawat yang tidak menaati peraturan
 Sebagai dasar pengembangan kurikulum pendidikan keperawatan
 Membantu masyarakat dalam memahami perilaku keperawatan

Kode etik keperawatan juga berpedoman kepada dasar-dasar seperti berikut


 Perawat dan praktek
 Perawat dan masyarakat
 Perawat dan teman sejawat
 Perawat dan profesi

7. Rambu Babang Noti

Praktik keperawatan yang aman memerlukan pemahaman tentang batasan legal yang ada
dalam praktik keperawatan. Sama dengan semua aspek keperawatan, pemahaman tentang,
implikasi hokum dapat mendukung pemikiran, kristis perawat. Perawat perlu memahami
hukum untuk melindungi hak kliennya dan dirinya sendiri dari masalah. Perawat tidak perlu
takut hokum, tetapi lebih melihat hokum sebagai dasar pemahaman terhadap apa yang
masyarakat harapkan dari penyelenggara pelayanan keperawatan yang professional.

8. Intan Njera Kamunggul

Isi dari prinsip legal dan etis keperawatan


 Autonomi
Prinsip autonomi di dasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berfikir logis
dan mampu berfikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri
 Beneficience (Berbuat baik)
Hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan memerlukan pencegahan dari
kesalahan atau kejahatan, penghapusan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan
orang lain.
 Justice (keadilan)
Prinsip keadilan di butuhkan untuk tercapai yang sama dan adil terhadap orang lain
yang menjunjung prinsip- prinsip moral, legal dan kemanusian.
 Veracity (kejujuran)
Prinsip ini berarti penuh dengan kebenaran. Nilai diperlukan oleh pemberi
pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk
meyakinkan bahwa klien sangat mengerti
 Fidellity (Menepati janji)
Prinsip ini di butuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya dan
menepati janji serta menyimpan rahasia pasien
 Confidentiality (kerahasiaan)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus di jaga
privasinya
 Accountability
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seseorang professional
dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
 Infomed consent

9. Meliana Lemba Ata Keu

Ada beberapa situasi yang perlu dihindari dalam masalah legal dalam keperawatan
 Kelalaian, seorang perawat bersalah karena kelalaian jika mencederai pasien dengan
cara tidak melakukan pekerjaan sesuai yang dengan diharapkan
 Pencurian, mengambil sesuatu yang bukan milik anda bersalah karena mencuri
 Fitnah, jika andamembuat pernyataan palsu tentang seseorang dan merugikan orang
tersebut
 False imprisonment, menahan tindakan seseorang tanpa otoritas yang tepat
merupakan pelanggaran pelanggaran hokum
 menyentuh tubuh orang lain atau bahkan mengancam untuk melakukannya.
Pemukulan berarti secara nyata menyentuh orang lain tanpa ijin
 Pelanggaran privasi, pasien punya ha katas kerahasiaan dirinya dan urusan
pribadinya
 Pengananiayaan

10. Dian Kurniawati Leuwayan

Definisi legal
 Legal atau syah adalah tindakan yang tidak bertentangan dengan aturan atau undang-
udang yang berlaku
 Legal = hokum makna lebih luas apapun dapat bermakna hokum
 Bersinggungan dengan berbagai pihak di lingkungan rumah sakit mulai dari
pimpinan sampai bawahan
 Lingkup memberikan pelayanan mulai dari pasian datang sampai pasien pulang
Aspek legal dapat di definisikan sebagai studi kelayakan yang mempermasalahkan
keabsahan suatu tindakan ditinjau dan hukum yang berlaku di Indonesia. Asuhan
keperawatan merupakan aspek legal bagi seorang perawat walaupun format model asuhan
keperawatan di berbagai rumah sakit berbeda-beda. Aspek legal dikaitkan dengan
dokumentasi keperawatan merupakan bukti tertulis terhadap tindakan yang sudah
dilakukan sebagai bentuk asuhan keperawatan pada pasien, keluarga, kelompok, dan
komunitas

11. Margaretha Viona Lodo

Etika keperawatan merupakan bentuk ekspresi bagaimana perawat seharusnya mengatur


diri sendiri, dan etika keperawatan di atur dalam kode etik keperawatan
Aspek legal etik keperawatan adalah aspek aturan keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai
tatanan pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya yang di atur dalam undang-undang
keperawatan.
International council of nurse mengeluarkan kerangka kerja kompetensi bagi perawat
yang mencakup tiga bidang yaitu bidang professional, ethical, legal practice.

12. Restika Aprilia Astari

Prinsip etik
 Hak untuk di hormati
 Hak pasien memilih
 Bertindak untuk keuntungan orang lain atau pasien
 Hak kerahasiaan
 Keadilan
 Ketatan
 Varacity

Pemecahan masalah etik


 Identifikasi masalah etik
 Kumpulan fakta-fakta
 Evaluasi tindakan alternatif dari berbagai perspektif etik
 Buat keputusan dan uji cobakan
 Bertindaklah dan kemudian refleksikan pada keputusan tersebut

13. Petronela Tengga Lunga

Etik legal dalam keperawatan adalah aspek aturan keperawatan dalam memberikan asuha
keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan
pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya yang di atur dalam undang-undang keperawatan.
Masalah legal dalam keperawatan
 Pencurian
 Kelalaian
 Pelanggaran privasi
Kegiatan secara langsung dapat berhubungan dengan aspek legalisasi keperawatan
 Proses keperawatan
 Tindakan keperawatan
 Informend consent

14. Elvy Niawati Rambu Minya

Fungsi hukum dalam praktik perawat (Aspek legal keperawatan) memberikan kerangka
untuk menentukan tindakan keperawatan mana yang sesuai dengan hukum membedakan
tanggung jawab perawat dengan profesi lain, membantu menentukan batas-batas
kewenangan tindakan keperawatan mandiri, membantu mempertahankan standar praktik
keperawatan dengan meletakkan posisi perawat memiliki akuntabilitas di bawah hukum.

15. Tomi Yawan Danga Ramba

Masalah aspek legal keperawatan


 Kelainan
 Pencurian
 Fitnah
 False imprisonment
 Penyerangan dan pemukulan
 Pelanggaran privasi

16. Musa

Kode etik keperawatan


Apabila seorang anggota melanggar kode etik profesi, organisasi profesi dalam memberi
sanksi atau mengeluarkan anggota tersebut. Adapun tujuan kode etik keperawatan adalah
sebagai aturan dasar terhadap hubungan antara perawat, klien, tenaga kesehatan,masyarakat
dan profesi. Sebagai standar untuk mengeluarkan perawat yang tidak menaati peraturan dan
untuk melindungi perawat yang menjadi pihak tertuduh secara tidak adil
17. Yusti Yaku Danga

Aspek legal keperawatan meliputi


 Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan mana yang sesuai
dengan hukum
 Membedakan tanggung jawab perawat dan profesi klien
 Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan keperawatan mandiri
 Membantu mempertahankan standar praktek keperawatan dengan meletakkan posisi
perawat memiliki akuntabilitas di bawah hukum
 Melakukan pelayanan kesehatan di luar kewenangan yang di tunjukkan untuk
penyelamatan jiwa
 Perawat menjalankan praktek perorangan harus mencantumkan SIPP di ruang
praktiknya

18. Mburu Hamu Meha

Hak Perawat

 Mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai profesinya

 Mengembangkan diri melalui kemampuan sosialisasi sesuai dengan latar belakang

pendidikannya

 Berhak menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan peraturan perundang-

undangan

 Berhak mendapatkan informasi lengkap dari pasien dan keluarganya tentang

keluhan kesehatan

 Berhak untuk meningkatkan ilmu pengetahuan berdasarkan pengembangan iptek

 Berhak untuk diberlakukan secara adil oleh instusi pelayanan maupun pasien
19. Naftalia Mauren Wila

Aspek Legal Etik Keperawatan adalah Aspek aturan Keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan
pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya yang diatur dalam undang-undang keperawatan
Perawat sebagai profesi dan bagian integral dari pelayanan kesehatan tidak saja
membutuhkan kesabaran.
Aspek legal dalam praktik keperawatan tercantum dalam
 UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan
 PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
 Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang registrasi dan praktik perawat
Area overlapping ( Etik hukum)
 Hak-hak pasien
 Informand-consent

20. Irene Hada Indah

Kode etik merupakan salah satu ciri atau persyaratan profesi yang memberikan arti penting
dalam penentuan, mempertahankan dan meningkatkan standar profesi. Kode etik
menunjukkan bahwa tanggung jawab dan kepercayaan pada masyarakat telah diterma oleh
profesi. Apabila seorang anggota melanggar kode etik profesi, organisasi profesi dalam
memberi sanksi atau mengeluarkan anggota tersebut.
Kode etik keperawatan juga berpedoman kepada dasar-dasar seperti berikut
 Perawat dan praktek
 Perawat dan masyarakat
 Perawat dan teman sejawat
 Perawat dan profesi

21. Mariance Rambu Ellen Kaborang


Etika keperawatan kesepakatan/peraturan tentang penerapan nilai moral dan keputusan-
keputusan di tetapkan untuk profesi keperawatan
Prinsip etik
 Otonomi membuat keputusan sendiri hak pasien untuk memilih treatment terbaik
untuk dirinya
 Akuntabilitas sorang perawat mampu menjawab segala hal yang berhubungan
dengan tindakan seseorang
 Kerahasiaan menghargai kerahasiaan terhadap semua informasi tentang pasien yang
dipercaya pasien kepada perawat

22. Frederika R Kasi Kawurrung

International Council of Nurses (ICN) mengeluarkan kerangka kerja kompetensi bagi


perawat yang mencakup tiga bidang, yaitu bidang Professional, Ethical and Legal Practice,
bidang Care Provision and Management dan bidang Professional Development “Setiap
profesi pada dasarnya memiliki tiga syarat utama, yaitu kompetensi yang diperoleh melalui
pelatihan yang ekstensif, komponen intelektual yang bermakna dalam melakukan tugasnya,
dan memberikan pelayanan yang penting kepada masyarakat.
Aspek Legal Etik Keperawatan adalah Aspek aturan Keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan
pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya yang diatur dalam undang-undang keperawatan.

23. Maria Fianey Rosalia Esse

 Aspek Legal Etik Keperawatan adalah Aspek aturan Keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan
pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya yang diatur dalam undang-undang keperawatan.

Perawat perlu memahami dan menerapkan banyak aspek legal pada berbagai peran perawat
Aspek legal keperawatan meliputi
 Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan mana yang sesuai
dengan hukum
 Membedakan tanggung jawab perawat dan profesi klien
 Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan keperawatan mandiri
 Membantu mempertahankan standar praktek keperawatan dengan meletakkan posisi
perawat memiliki akuntabilitas di bawah hukum
 Melakukan pelayanan kesehatan di luar kewenangan yang di tunjukkan untuk
penyelamatan jiwa
 Perawat menjalankan praktek perorangan harus mencantumkan SIPP di ruang
praktiknya

24. Susanti Wori Hana

Landasan aspek legal keperawatan adalah undang-undang keperawatan Aspek legal


Keperawatan pada kewenangan formalnya adalah izin yang memberikan kewenangan
kepada penerimanya untuk melakukan praktik profesi perawat yaitu Surat Ijin Kerja (SIK)
bila bekerja di dalam suatu institusi dan Surat Ijin Praktik Perawat (SIPP) bila bekerja secara
perorangan atau berkelompok

25. Maria Magdalena Tena

Masalah legal dalam keperawatan


Hukum dikeluarkan oleh badab pemerintah dan harus di patuhi oleh warga Negara. Setiap
orang yang tidak mematuhi akan terikat secara hukum untuk menanggung denda atau
hukuman penjara.
Beberapa situasi yang perlu di hindari oleh seorang perawat adalah:
 Kelalaian
 Pencurian
 Fitnah
 False imprisonment
 Penyerangan dan pemukulan
 Pelanggaran privasi
 Penganiayaan

26. Stefani R Uru Emu

Isi dari prinsip legal dan etis keperawatan


 Autonomi
Prinsip autonomi di dasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berfikir logis
dan mampu berfikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri
 Beneficience (Berbuat baik)
Hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan memerlukan pencegahan dari
kesalahan atau kejahatan, penghapusan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan
orang lain.
 Justice (keadilan)
Prinsip keadilan di butuhkan untuk tercapai yang sama dan adil terhadap orang lain
yang menjunjung prinsip- prinsip moral, legal dan kemanusian.
 Veracity (kejujuran)
Prinsip ini berarti penuh dengan kebenaran. Nilai diperlukan oleh pemberi
pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk
meyakinkan bahwa klien sangat mengerti
 Fidellity (Menepati janji)
Prinsip ini di butuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya dan
menepati janji serta menyimpan rahasia pasien
 Confidentiality (kerahasiaan)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus di jaga
privasinya
 Accountability
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seseorang professional
dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
 Infomed consent

27. Ayu Dewi Sariani

Etik legal keperawatan


Kode etik merupakan salah satu ciri atau persyaratan profesi yang memberikan arti
penting dalam penentuan, mempertahankan dan meningkatkan standar profesi. Kode etik
menunjukkan bahwa tanggung jawab dan kepercayaan pada masyarakat telah diterma oleh
profesi
Prinsip etik
 Respect (hak untuk di hormati)
 Hak pasien memilih

28. Ivoni Rai R. R Karewut

 Aspek Legal Etik Keperawatan adalah Aspek aturan Keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan
pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya yang diatur dalam undang-undang keperawatan.
Kesepakatan tentang praktik moral, keyakinan, system nilai standar perilaku individu atau
kelompok tentang penilaiaan terhadap apa yang benar dan apa yang salah. Nama yang baik
dan nama yang buruk, apa yang merupakan kebijakan dan apa yang merupakan kejahatan.

29. Oktaviana Arista Boru

Perawat adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kewenangan


untuk memberikan asuhan keperawatan pada orang lain berdasarkan ilmu. Kesepakatan atau
peraturan tentang penerapan nilai moral dan keputusan-keputusan yang di tetapkan untuk
profesi keperawatan.

30. Siti Firani Rahmawati


Aspek Legal Etik Keperawatan adalah Aspek aturan Keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai
tatanan pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya yang diatur dalam undang-undang
keperawatan. Praktik keperawatan yang aman memerlukan pemahaman tentang batasan
legal yang ada dalam praktik perawat. Sama dengan semua aspek keperawatan,
pemahaman tentang implikasi hukum dapat mendukung pemikiran kristis perawat. Perawat
perlu memahami hukum untuk melindungi hak kliennya dan dirinya sendiri dari masalah.
Perawat tidak perlu takut hukum, tetapi lebih melihat hukum sebagai dasar pemahaman
terhadap apa yang masyarakat harapkan dari penyelenggara pelayanan keperawatan yang
profesional.

31. Anus Landukara


International Council of Nurses (ICN) mengeluarkan kerangka kerja kompetensi bagi
perawat yang mencakup tiga bidang, yaitu bidang Professional, Ethical and Legal Practice,
bidang Care Provision and Management dan bidang Professional Development “Setiap
profesi pada dasarnya memiliki tiga syarat utama, yaitu kompetensi yang diperoleh melalui
pelatihan yang ekstensif, komponen intelektual yang bermakna dalam melakukan tugasnya,
dan memberikan pelayanan yang penting kepada masyarakat”. (Budi Sampurna, Pakar
Hukum Kesehatan UI 2006)

32. Reni Pay Jiara


Kode etik merupakan salah satu ciri atau persyaratan profesi yang memberikan arti
penting dalam penentuan, memepertahankan dan meningkatkan standar profesi.
Adapun tujuan kode etik keperawatan di antaranya:
 Sebagai aturan dasar terhadap hubungan antara perawat, klien, tenaga kesehatan,
masyarakat’ dan profesi
 Sebagai standar untuk menhgeluarkan perawat yang tidak menaati peraturan
 Sebagai dasar pengembangan kurikulum pendidikan keperawatan
 Membantu masyarakat dalam memahami perilaku keperawatan
Kode etik keperawatan juga berpedoman kepada dasar-dasar seperti berikut
 Perawat dan praktek
 Perawat dan masyarakat
 Perawat dan teman sejawat
 Perawat dan profesi

33. Agnes M. Rambu Wasak Lodang


Aspek Legal Etik Keperawatan adalah Aspek aturan Keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai
tatanan pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya yang diatur dalam undang-undang
keperawatan. Praktik keperawatan yang aman memerlukan pemahaman tentang batasan
legal yang ada dalam praktik perawat. Sama dengan semua aspek keperawatan,
pemahaman tentang implikasi hukum dapat mendukung pemikiran kristis perawat. Perawat
perlu memahami hukum untuk melindungi hak kliennya dan dirinya sendiri dari masalah.
Perawat tidak perlu takut hukum, tetapi lebih melihat hukum sebagai dasar pemahaman
terhadap apa yang masyarakat harapkan dari penyelenggara pelayanan keperawatan yang
profesional

34. Tomas S. Rabu Ege


Masalah legal dalam keperawatan
Hukum dikeluarkan oleh badab pemerintah dan harus di patuhi oleh warga Negara. Setiap
orang yang tidak mematuhi akan terikat secara hukum untuk menanggung denda atau
hukuman penjara.
Beberapa situasi yang perlu di hindari oleh seorang perawat adalah:
 Kelalaian
 Pencurian
 Fitnah
 False imprisonment
 Penyerangan dan pemukulan
 Pelanggaran privasi
 Penganiayaan

35. Ika Tawuru May


Dilema etik merupakan situasi yang di hadapi oleh seseorang dimana ia harus membuat
keputusan mengenai perilaku yang patut. Menrut kamus besar bahasa Indonesia dilemma
adalah situasi sulit dimana seseorang harus menentukan pilihan antara dua pilihan atau
kemungkinan yang sama-sama tidak menguntungkan atau tidak menyenangkan. Bisa saja
dikatakan sebagai situasi yang sulit dan membingungkan.

36. Theresia Avelina Dhey

       Hukum dikeluarkan oleh badan pemerintah dan harus dipatuhi oleh warga negara.
Setiap orang yang tidak mematuhi hukun akan terikat secara hukum untuk menanggung
denda atau hukuman penjara. Beberapa situasi yang perlu dihindari seorang perawat :
a) Kelalaian
       Seorang perawat bersalah karena kelalaian jika mencederai pasien dengan cara   tidak
melakukan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan ataupun tidak melakukan tugas
dengan hati-hati sehingga mengakibatkan pasien jatuh dan cedera.
b) Pencurian
       Mengambil sesuatu yang bukan milik anda membuat anda bersalah karena mencuri.
Jika anda tertangkap, anda akan dihukum. Mengambil barang yang tidak berharga
sekalipun dapat dianggap sebagai pencurian.
c) Fitnah
       Jika anda membuat pernyataan palsu tentang seseorang dan merugikan orang tersebut,
anda bersalah karena melakukan fitnah. Hal ini benar jika anda menyatakan secara verbal
atau tertulis.
d) False imprisonment
       Menahan tindakan seseorang tanpa otorisasi yang tepat merupakan pelanggaran hukum
atau false imprisonment. Menggunakan restrein fisik atau bahkan mengancam akan
melakukannya agar pasien mau bekerja sama bisa juga termasuk dalam false imprisonment.
Penyokong dan restrein harus digunakan sesuai dengan perintah dokter
e) Penyerangan dan pemukulan
       Penyerangan artinya dengan sengaja berusahan untuk menyentuh tubuh orang lain atau
bahkan mengancam untuk melakukannya. Pemukulan berarti secara nyata menyentuh
orang lain tanpa ijin.Perawatan yang kita berikan selalu atas ijin pasien atau informed
consent. Ini berarti pasien harus mengetahui dan menyetujui apa yang kita rencanakan dan
kita lakukan.

37. Bastian

Masalah legal dalam keperawatan

a. Pelanggaran privasi
       Pasien mempunyai hak atas kerahasiaan dirinya dan urusan pribadinya.Pelanggaran
terhadap kerahasiaan adalah pelanggaran privasi dan itu adalah tindakan yang melawan
hukum.
b. Penganiayaan
       Menganiaya pasien melanggar prinsip-prinsip etik dan membuat anda terikat secara
hukum untuk menanggung tuntutan hukum. Standar etik meminta perawat untuk tidak
melakukan sesuatu yang membahayakan pasien. Setiap orang dapat dianiaya, tetapi hanya
orang tua dan anak-anaklah yang paling rentan. Biasanya,pemberi layanan atau keluargalah
yang bertanggung jawab terhadap penganiayaan ini. Mungkin sulit dimengerti mengapa
seseorang menganiaya ornag lain yang lemah atau rapuh, tetapi hal ini terjadi. Beberapa
orang merasa puas bisa mengendalikan orang lain. Tetapi hampir semua penganiayaan
berawal dari perasaan frustasi dan kelelahan dan sebagai seorang perawat perlu menjaga
keamanan dan keselamatan pasiennya.

38. Antoneta Pati


Landasan aspek legal keperawatan adalah undang-undang keperawatan Aspek legal
Keperawatan pada kewenangan formalnya adalah izin yang memberikan kewenangan
kepada penerimanya untuk melakukan praktik profesi perawat yaitu Surat Ijin Kerja (SIK)
bila bekerja di dalam suatu institusi dan Surat Ijin Praktik Perawat (SIPP) bila bekerja
secara perorangan atau berkelompok.

39. Arif Ridwan

Kompetensi dalam keperawatan berarti kemampuan khusus perawat dalam bidang tertentu
yang memiliki tingkat minimal yang harus dilampaui. Dalam profesi kesehatan hanya
kewenangan yang bersifat umum saja yang diatur oleh Departemen Kesehatan sebagai
penguasa segala keprofesian di bidang kesehatan dan kedokteran. Sementara itu,
kewenangan yang bersifat khusus dalam arti tindakan kedokteran atau kesehatan tertentu
diserahkan kepada profesi masing- masing.

40. Saranti Rauwa

            Berdasarkan undang-undang kesehatan yang diturunkan dalam Kepmenkes 1239 dan
Permenkes No. HK.02.02/Menkes/148/I/2010, terdapat beberapa hal yang berhubungan
dengan kegiatan keperawatan. Adapun kegiatan yang secara langsung dapat berhubungan
dengan aspek legalisasi keperawatan :
1)  Proses Keperawatan
2)  Tindakan keperawatan
3)   Informed Consent

41. Amelia Albertina Djuli


Untuk melindungi tenaga perawat akan adanya tuntutan dari klien/pasien perlu
ditetapkan dengan jelas apa hak, kewajiban serta kewenangan perawat agar tidak terjadi
kesalahan dalam melakukan tugasnya serta memberikan suatu kepastian hukum,
perlindungan tenaga perawat. Hak dan kewajiban perawat ditentukan dalam Kepmenkes
1239/2001 dan Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik Nomor Y.M.00.03.2.6.956

42. Wufan S. Dangu kulla


  Berhubungan dengan pasal 1 ayat 6 UU no 36/2009 tentang kesehatan berbunyi :
“Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan
yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.”

43. Veronia D. Tamu Apu


        Dalam pasal 63 ayat 4 UU no 36/2009 berbunyi “Pelaksanaan pengobatan dan/atau
perawatan berdasarkan ilmu kedokteran atau ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu”. Yang mana
berdasarkan pasal ini keperawatan merupakan salah satu profesi/tenaga. kesehatan yang
bertugas untuk memberikan pelayanan kepada pasien yang membutuhkan Pelayanan
keperawatan di rumah sakit meliputi : proses pemberian asuhan keperawatan, penelitian
dan pendidikan berkelanjutan. Dalam hal ini proses pemberian asuhan keperawatan sebagai
inti dari kegiatan yang dilakukan dan dilanjutkan dengan pelaksanaan penelitian-penelitian
yang menunjang terhadap asuhan keperawatan, juga peningkatan pengetahuan dan
keterampilan serta sikap yang diperoleh melalui pendidikan dimana hal ini semua bertujuan
untuk keamanaan pemberian asuhan bagi pemberi pelayanan dan juga pasien selaku
penerima asuhan.

44. Melania H. Bili


Hukum mengatur perilaku hubungan antar manusia sebagai subjek hukum yang
melahirkan hak dan kewajiban. Dalam kehidupan manusia, baik secara perorangan maupun
berkelompok, hukum mengatur perilaku hubungan baik antara manusia yang satu dengan
yang lain, antar kelompok manusia, maupun antara manusia dengan kelompok manusia.
Hukum dalam interaksi manusia merupakan suatu keniscayaan (Praptianingsih, S., 2006).

45. Anjelina Laka Tamar


Praktik keperawatan yang aman memerlukan pemahaman tentang batasan legal yang
ada dalam praktik perawat. Sama dengan semua aspek keperawatan, pemahaman tentang
implikasi hukum dapat mendukung pemikiran kristis perawat. Perawat perlu memahami
hukum untuk melindungi hak kliennya dan dirinya sendiri dari masalah. Perawat tidak
perlu takut hukum, tetapi lebih melihat hukum sebagai dasar pemahaman terhadap apa
yang masyarakat harapkan dari penyelenggara pelayanan keperawatan yang profesional.
46. Ricard U. G. Beda Wali
        Pengertian Etika keperawatan (nursing ethic) merupakan bentuk ekspresi bagaimana
perawat seharusnya mengatur diri sendiri, dan etika keperawatan diatur dalam kode etik
keperawatan.
        Aspek Legal Etik Keperawatan adalah Aspek aturan Keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai
tatanan pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya yang diatur dalam undang-undang
keperawatan.

47. Sandi Sukanta U. T Djama


Aspek Legal Etik Keperawatan adalah Aspek aturan Keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai
tatanan pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya yang diatur dalam undang-undang
keperawatan.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup
seluruh proses kehidupan manusia. Perawat sebagai profesi dan bagian integral dari
pelayanan kesehatan tidak saja membutuhkan kesabaran. Kemampuannya untuk ikut
mengatasi masalah-masalah kesehatan tentu harus juga bisa diandalkan.

BAB III

PENUTUP

  A. KESIMPULAN
 Aspek Legal Etik Keperawatan adalah Aspek aturan Keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai
tatanan pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya yang diatur dalam undang-undang
keperawatan.
   Praktik keperawatan yang aman memerlukan pemahaman tentang batasan legal yang
ada dalam praktik perawat. Sama dengan semua aspek keperawatan, pemahaman tentang
implikasi hukum dapat mendukung pemikiran kristis perawat. Perawat perlu memahami
hukum untuk melindungi hak kliennya dan dirinya sendiri dari masalah. Perawat tidak
perlu takut hukum, tetapi lebih melihat hukum sebagai dasar pemahaman terhadap apa
yang masyarakat harapkan dari penyelenggara pelayanan keperawatan yang profesional.

B.  SARAN

1.  Perlunya kehatian-hatian seseorang tentunya keperawatan dalam melakukan suatu


tindakan agar tidak terjadi sesuatu yang dapat menyababkan kejadian yang fatal
akibatnya.
2.     Adanya berbagai pendekatan yang bersifat persuasif, konsultatif dan partisipatif
semua pihak (Stake Holder) yang terkait dalam penyelenggaran Praktik Keperawatan
berorientasi kepada pelayanan yang bermutu.
3. Perlu adanya peraturan perundang-undangan dibidang keperawatan yang
diselenggarakan oleh tenaga keperawatan dapat mengayomi dan bersikap mendidik
sekaligus bersifat menghukum yang mudah dipahami dan dilaksanakan, karena
penyelenggaraan praktik keperawatan menyangkut berbagai pihak sehingga yang
terkait hendaknya bersifat proaktif dalam melaksanakan peraturan perundang-
undangan tersebut
4.     Setelah mengatahui perkembangan UU yang mengatur tentang praktek keper
awatan, sebagai calon perawat atau mahasiswa keperawatan harus meningkatkan
mutu belajar agar memiliki kemampuan berpikir rasional dalam menyalankan tugas
sebagai perawat profesional.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Salam, Kriminologi, Restu Agung, Jakarta, 2007.
Adami Chazawi, Malpraktik Kedokteran, Bayumedia, Malang, 2007.

Andi Hamzah, Asas Pertanggungjawaban Korporasi Dalam Hukum Pidana Indonesia,


Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001.

Arizal Fahri, Perawat yang Profesional, Bina Media Perintis, Jakarta, 2010.

Asmadi, Konsep dasar Keperawatan, EGC, Jakarta, 2008.

Frans Maramis, Hukum Pidana Umum dan Tertulis di Indonesia, Raja Grafindo Persada,

Jakarta, 2012.

Gartinah, dkk, Keperawatan dan Praktek Keperawatan, PPNI, Jakarta, 2002.

Henny Yulianita, Legalitas Perawat dalam Tindakan Medis, EGC, Jakarta, 2011.

http://www.slideshare.net/nslutfi90/tugas-legal-etik-kelompok-4-sp-ikd-1

Ibrahim, Profesionalisasi Keperawatan, Makalah, Seminar Aspek Hukum Keperawatan,

PPNI Jawa Barat, Bandung, 2003.

Jimly Asshiddiqie, Prasyarat Penegakan Hukum, Mahkamah Konstitusi Press, Jakarta, 2001.

__________, Menuju Negara Hukum yang Demokratis, Bhuana Ilmu Populer, Jakarta, 2009.

Jusuf Hanifah dan Amir, Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan, Penerbit Buku Kedokteran

EGC, Jakarta, 2009.

Kusnanto, Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional, EGC, Jakarta, 2000.

M. Jusuf Hanafiah, Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan, EGC, Jakarta, 2003.
Mochtar Kusumaatmadja, Konsep-Konsep Hukum Dalam Pembangunan (Kumpulan Karya

Tulis), Alumni, Bandung, 2002.

Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 2008.

Moh. Nazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Bogor, 2005.

Munir Fuady, Sumpah Hippocrates dan Aspek Malpraktik Dokter, Citra Aditya Bakti,

Bandung, 2005.

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta, 2006 P.A.F. Lamintang, Dasar-

dasar Hukum Pidana Indonesia, Sinar Baru, Bandung, 2001.

R. Abdoel Djamali, Pengantar Hukum Indonesia, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003.

R. Priharjo, Pengantar Etika Keperawatan, Kanisius, Yogyakarta, 2005.

Romli Atmasasmita, Asas-asas Perbandingan Hukum Pidana, Yayasan LBH, Jakarta, 2002.

S.R. Sianturi, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya, Storia Grafika, Jakarta,

2002.

Soedirman Kartohadiprojo, beberapa Pikiran Sekitar Pancasila, Alumni, Bandung, 1996.

Soerjono Soekanto, Metode Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, 2002.

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Rajawali Press, Jakarta,

1997.

Sri Praptianingsih, Kedudukan Hukum Perawat dalam Upaya Pelayanan Kesehatan di Rumah

Sakit, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006.


Tim Interaksi, Amandemen Undang-Undang Dasar 1945, Karisma, Jakarta, 2006.

Zainal Abidin, Hukum Pidana I, Sinar Grafika, Jakarta, 2007.

Anda mungkin juga menyukai