Anda di halaman 1dari 11

ASPEK HUKUM

DALAM
KEPERAWATAN
Oleh:
Oleh:

PUTRI
PUTRI REGINA
REGINA
NUR
NUR AZIZAH
AZIZAH
USWATUN
USWATUN HASANAH
HASANAH ATRY
ATRY
WIWI
WIWI WULANDARI
WULANDARI
WIDYA
WIDYA ASTUTI
ASTUTI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BARAMULI PINRANG


TAHUN AKADEMIK 2021/2022
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tugas tenaga kesehatan berdasarkan ketentuan pasal 50 UU 1992


adalah menyelenggarakan atau melakukan kegiatan kesehatan sesuai
dengan bidang keahliannya atau kewenangannya masing-masing.
Pemahaman perawat tentang aspek hukum tersebut akan menuntun
perawat untuk melaksanakan praktiknya secara profesional, bertanggung
jawab dan tanggung jawab gugat. Dengan demikian faktor pengetahuan
akan sangat mempengaruhi perawat dalam pemenuhan hak-hak pasien.
Perkembangan masyarakat terhadap pemahaman hukum harus diikuti
oleh pemahaman perawat terhadap konsekuensi hukum dari semua
tindakan keperawatan. Perawat sebagai salah satu anggota dari kesehatan
yang harus mengantisipasi dirinya dengan meningkatkan pemahaman dan
kesadaran tentang aspek hukum yang berhubungan dengan jasa
pelayanan keperawatan, demikian juga kesadaran untuk melakukan tugas
sesuai dengan standar profesi.
Rumusan Masalah
1. Pengertian Hukum dan Hukum Kesehatan.
2. Fungsi Hukum dalam Pelayanan Keperawatan.
3. Hubungan Hukum dengan Bidang Kesehatan.
4. Instrumen Normatif dalam Praktik Keperawatan

Tujuan Penulisan
1. Untuk memberikan kepastian bahwa keputusan dan tindakan
perawat yang dilakukan konsisten dengan prinsip hukum.
2. Melindungi perawat dari liabilitas atau yang bisa disebut pelayanan
yang harus dilakukan pada masa datang pada pihak lain.
3. Mengetahui tanggung jawab perawat serta tanggung gugat
perawat.
4. Mengetahui aspek hukum dalam keperawatan sehingga dapat
melakukan praktik keperawatan dengan baik sesuai dengan hak
pasien dan hak perawat.
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum dan Hukum Kesehatan

Hukum adalah keseleuruhan kumpulan peraturan-peraturan atau


kaidah-kaidah dalam suatu kehidupan bersama atau keseluruhan
peraturan tingkah laku yang berlaku dalam suatu kehidupan bersama,
yang dapat dipaksakan pelaksanaannya dengan suatu sanksi. Hukum
berkembang di dalam masyarakat dalam kehendak yang menganut sistem
asas dan aturan serta mengandung pesan kultural yang akan bertumbuh
dan berkembang di tengah masyarakat.

Hukum kesehatan ketentuan-ketentuan yang mengatur hak dan


kewajiban baik dari tenaga kesehatan dalam melaksanakan upaya
kesehatan maupun dari individu dan masyarakat yang menerima upaya
kesehatan tersebut dalam segala aspek promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif serta organisasi dan sarana.
B. Fungsi Hukum dalam Pelayanan Keperawatan
1. Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan.
2. Membedakan tanggungjawab dengan profesi lain.
3. Membantu mempertahankan standar praktik keperawatan dengan
meletakkan posisi perawat memiliki akuntabilitas di bawah hukum.

C. Hubungan Hukum dengan Profesi Keperawatan

Masyarakat profesi dengan masyarakat umum telah mengadakan


suatu kontrak (social contract) yang memberikan hak otonomi profesi
untuk melakukan self regulation, self goveming, dan self disciplining.
Dengan kewajiban memberikan jaminan profesional yang kompeten dan
melaksanakan praktik sesuai etika dan standar profesinya. Profesi
perawat memiliki kewajiban untuk mampu memberikan jaminan
pelayanan keperawatan yang profesional kepada masyarakat umum.
Sehingga dalam praktik profesinya dalam melayani masyarakat perawat
terikat oleh aturan hukum, etika dan moral.
Profesi perawat dikatakan akuntabel secara hukum bila benar-
benar kompeten dan melaksanakan profesinya sesuai dengan etika dan
standar profesinya. Hubungan hukum antara perawat dengan pasien
dan tenaga kesehatan di rumah sakit dalam upaya mencari
kesembuhan, dikontruksikan dalam hubungan perikatan dalam upaya
pelayanan kesehatan rumah sakit khususnya yang menyangkut
perawat, yaitu:
1. Hubungan antara rumah sakit dengan perawat di atur oleh
perjanjian kerja dalam Pasal 1601 KUH Perdata bagi rumah sakit
swasta, sedangkan bagi perawat yang bekerja di rumah sakit
pemerintah tunduk pada ketentuan hukum kepagaiwaian.
2. Hubungan antara dokter dengan perawat, dalam satu tindakan
medik tertentu dokter memerlukan bantuan perawat. Perawat dalam
tindakan medis hanya sebatas membantu dokter, karana nya yang
dilakukan sesuai order dan petunjuk dokter. Perawat tidak
bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas kesalahn tindakan
medis yang dilakukan oleh dokter.
D. Instrumen Normatif Bagi Perawat Dalam Upaya Menjalankan
Pelayanan Keperawatan
Perawat dalam menjalankan proses keperawatan harus
berpedoman pada Lafal Sumpah Perawat, Standar Profesi Perawat,
Standar Asuhan Keperawatan, dan Kode Etika Keperatan. Keempat
instrumen tersebut berisi tentang norma-norma yang berlaku bagi
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
1. Lafal Sumpah Perawat
Lulusan pendidikan keperawatan harus mengucapkan janji/sumpah
sesuai dengan program pendidikannya, D3 atau S1. Lafal sumpah
ada dua macam, yaitu lafal Sumpah/Janji Sarjana Keperawatan dan
lafal Sumpah/Janji Ahli Madya Keperawatan.
2. Standar Profesi Perawat
Standar profesi merupakan ukuran kemampuan ukuran kemampuan
rata-rata tenaga kesehatan dalam menjalankan pekerjaannya
3. Standar Asuhan Keperawatan
Pelayanan keperawatan dalam upaya pelayanan kesehatan di rumah
sakit merupakam faktor penentu citra dan mutu rumah sakit. Di samping
itu, tuntutan masyarakat terhadap pelayanan perawatan yang bermutu
semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kesadaran akan hak
dan kewajiban dalam masyarakat.
4. Standar Profesi Perawat
Kode Etik Keperawatan Indonesia terdapat dalam Keputusan
Musyawarah Nasional Indonesia No. 09/MUNAS IV/PPNI/1989 tentang
pemberlakuan Kode Etik Keperawatan Indonesia
5. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.
94/KEP/M.PAN/11/2001 tentang Jabatan Fungsional Perawat dan
Angka Kreditnya.
Kepmenpan 94/2001 merupakan landasan legislatif perawat yang
dikeluarkan oleh pemerintah dalam menjalankan jabatan dan fungsinya
dirumah sakit dalam melayani pasien namun tidak mengikat bagi
perawat yang bukan PNS, kecuali apabila perawat tersebut bekerja pada
sarana pelayanan kesehatan yang memberlakukan aturan bagi perawat
yang mengacu pada Kepmenpad 94/2001.
6. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1239/Menkes/SK/X1/2001 tentang
Registrasi dan Praktik Keperawatan
Keputusan menteri kesehatan nomor 1239/Menkes/SK/XI/2001
(selanjutnya disebut Kepmenkes 1239/2001) berlaku bagi seluruh
perawat di indonesia. Kepmenkes 1239/2001 aspek legal atau berisi
ketentuan prosedur registrasi yang harus dilakukan oleh perawat, baik
yang akan melakukan praktik perawat perorangan / kelompok maupun
yang tidak berprakti (bekerja di sarana pelayanan kesehatan, dengan
berstatus sebagai pegawai).
PENUTUP

A. Kesimpulan
Untuk mencapai tujuan nasional, diselenggarakan upaya untuk
membangun peran perawat berkesinambungan merupakan suatu
rangkaian yang menyeluruh terarah dan terpadu. Termasuk diantaranya
pembangunan kesehatan secara umum dan menyediakan pelayanan
kesehatan di Indonesia. Pelayanan kesehatan di Indonesia bersifat
komprehensif dan struktural karena disusun oleh beberapa aspek hukum.
Aspek-aspek hukum terkait pelayanan kesehatan antara lain : Aspek
hukum tata negara, Aspek hukum lingkungan, Aspek hukum administrasi,
Aspek hukum perdata, Aspek hukum disiplin, dan Aspek hukum pidana.

B. Saran
Sebagai tenaga kesehatan atau yang berwewenang diharapkan dapat
menjalankan tugasnya lebih hati-hati dan mematuhi etika atau standar
profesinya. Selain itu, penyuluhan hukum pun perlu diikuti supaya lebih
memahami dan mengerti hukum. Peran lembaga pengawasan terhadap
pelanggaran kode etik perlu ditingkatkan dan diharapkan bertindak secara
objektif.
SEKIAN
DAN TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai