Sumber hukum
Pedoman legal yang dianut perawat berasal dari hukum perundang-undangan,
hukum peraturan, dan hukum umum.
1. Hukum Perundang-undangan
Hukum yang dikeluarkan oleh badan legislatif. Menggambarkan dan menjelaskan
batasan legal praktek keperawatan. Undang-undang ini melindungi hak-hak
penyandang cacat di tempat kerja, institusi pendidikan, dan dalam masyarakat.
2. Hukum peraturan atau hukum administratif
Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh badan administratif. Salah satu contoh
hukum peraturan adalah kewajiban untuk melaporkan tindakan keperawatan yang
tidak kompeten atau tidak etis.
3. Hukum umum
Berasal dari keputusan pengadilan yang dibuat di ruang pengadilan saat kasus
hukum individu diputuskan. Contoh hukum umum adalah informed consent dan hak
klien untuk menolak pengobatan.
Tipe Hukum
1. Hukum Pidana (criminal laws) mencegah terjadinya kejahatan dalam masyarakat
dan memberikan hukuman bagi pelaku tindakan kriminal. Contohnya antara lain
pembunuhan, pembunuhan tidak direncana, dan pencurian.
2. Hukum Perdata melindungi hak-hak pribadi individu dalam masyarakat dan
mendorong perlakuan yang adil dan pantas di antara individu.
Penyedia Layanan
Perawat diharapkan memberikan perawatan yang aman dan kompeten. Tersirat
dalam peran ini adalah beberapa konsep hukum, yakni tanggung wajib, standar
asuhan, dan kewajiban kontrak.
Tanggung jawab adalah keadaan atau kondisi untuk bertanggung jawab sesuai
hukum terhadap kewajiban dan tindakan seseorang dan pemberian ganti rugi secara
finansial atas tindak pelanggaran. Perawat, contohnya memiliki kewajiban untuk
berpraktik dan mengarahkan praktik yang dilakukan orang lain di bawah
pengawasan perawat tersebut sehingga bahaya atau cedera pada klien dapat
dicegah dan standar asuhan dapat terjaga.
Standar asuhan yang dilakukan atau tidak dilakukan perawat secara hukum
dibatasi oloeh undang-undang praktik perawat dan oleh peraturan tindakan yang
rasional dan bijaksana, yaitu tindakan yang dilakukan oleh tenaga profesional yang
rasional dan bijaksana, dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman yang
sama pada situasi yang sama.
Kewajiban kontrak adalah tugas perawat yang harus dilakukan perawat, yaitu
tugas untuk memberikan asuhan, yang ditetapkan berdasarkan kontrak tersurat dan
tersirat.
Standar Pelayanan
Standar pelayanan ( standard of care ) merupakan pedoman legal bagi praktik
keperawatan dan memberikan batasan minimum pelayanan keperawatan yang
dapat diterima. Standar tersebut mencerminkan nilai-nilai dan prioritas profesi.
Dalam sebuah tuntutan malpraktek, standar pelayanan keperawatan mengukur
tindakan keperawatan dan menentukan apakah perawat melakukan tindakan yang
layak dan bijaksana seperti yang dilakukan perawat lainnya dalam situasi yang
sama. Pelanggaran terhadap standar pelayanan keperawatan merupakan salah satu
elemen yang harus dibuktikan dalam kasus kelalaian atau malpraktik keperawatan.
Persetujuan
Formulir persetujuan ( consent ) yang telah ditandatangani dibutuhkan untuk semua
pengobatan rutin, prosedur berbahaya seperti operasi, beberapa program
pengobatan seperti kemoterapi dan penelitian yang melibatkan pasien.
Informed Consent
Informed consent adalah persetujuan individu terhadap pelaksanaan suatu tindakan,
seperti operasi atau prosedur diagnostik invasif, berdasarkan pemberitahuan
lengkap tentang risiko, manfaat, alternatif, dan akibat penolakan.
Informed consent merupakan kewajiban hukum bagi penyelengara pelayanan
kesehatan untuk memberikan informasi dalam istilah yang dimengerti oleh klien
sehingga klien dapat membuat pilihan. Persetujuan ini harus diperoleh pada saat
klien tidak berada dalam pengaruh obat seperti narkotika.
1. Pengertian malpraktek.
Untuk malpraktek hukum dibagi dalam 3 kategori sesuai bidang hukum yang
dilanggar, yakni Criminal malpractice, Civil malpractice dan Administrative
malpractice.
1.Criminal malpractice
2. Civil malpractice
Seorang tenaga kesehatan akan disebut melakukan civil malpractice apabila tidak
melaksanakan kewajiban atau tidak memberikan prestasinya sebagaimana yang
telah disepakati (ingkar janji). Tindakan tenaga kesehatan yang dapat dikategorikan
civil malpractice antara lain:
a. Tidak melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan.
b. Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi terlambat
melakukannya.
c. Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi tidak
sempurna.
d. Melakukan apa yang menurut kesepakatannya tidak seharusnya dilakukan.
Pertanggung jawaban civil malpractice dapat bersifat individual atau korporasi dan
dapat pula dialihkan pihak lain berdasarkan principle of vicarius liability. Dengan
prinsip ini maka rumah sakit/sarana kesehatan dapat bertanggung gugat atas
kesalahan yang dilakukan karyawannya (tenaga kesehatan) selama tenaga
kesehatan tersebut dalam rangka melaksanakan tugas kewajibannya.
3. Administrative malpractice
Tenaga perawatan dikatakan telah melakukan administrative malpractice manakala
tenaga perawatan tersebut telah melanggar hukum administrasi. ketentuan di bidang
kesehatan, misalnya tentang persyaratan bagi tenaga perawatan untuk menjalankan
profesinya (Surat Ijin Kerja, Surat Ijin Praktek), batas kewenangan serta kewajiban
tenaga perawatan. Apabila aturan tersebut dilanggar maka tenaga kesehatan yang
bersangkutan dapat dipersalahkan melanggar hukum administrasi.
4. Pasal 344 KUHP “Barang siapa menghilangkan jiwa orang lain atas permintaan
orang itu sendiri, yang disebutkannya dengan nyata & sungguh-sungguh dihukum
penjara selama-lamanya duabelas tahun.”
Nursing Advocacy adalah proses dimana perawat secara objektif memberikan klien informasi yang
dibutuhkan untuk membuat keputusan dan mendukung klien apapun keputusan yang ia buat.
A. Nursing Advocacy
Definisi perawat advokat proses dimana perawat secara objektif memberikan klien informasi yang
dibutuhkan untuk membuat keputusan dan mendukung klien apapun keputusan yang buat.
Perawat sebagai advokat yaitu sebagai penghubung antara klien-tim kesehatan lain dalam rangka
pemenuhan kebutuhan klien. Membela kepentingan klien dan membantu klien,memahami semua
informasi dan upaya kesehatan yang diberikan tim kesehatan dengan pendeketan tradisional
maupun profesional.
1. Arti advokasi menurut ANA adalah melindungi klien atau masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan dan keselamatan praktik tidak sah yang tidak kompeten dan melanggar etika yang
dilakukan oleh siapa pun.
2. FRY mendefinisikan advokasi sebagai dukungan aktif terhadap setiaap hal yang memiliki
penyebab atau dampak penting.
3. GADOW menyatakan bahwa advokasi merupakan dasar falsafah dan ideal keperawatan yang
melibatkan bantuan perawat secara aktif kepada individu secara bebas menentukan
nasibnya sendiri.
Tanggung jawab perawat secara umum mempunyai tanggung jawab dalam memberikan asuhan
keperawatan,meningkatkan ilmu pengetahuan dan meningkatkan diri sebagai profesi.
Tanggung jawab perawat secara khusus adalah memberikan asuhan keperawatan kepada klien
mencakup aspek bio-psiko-sosio-kultural-spiritual yang komprehensif dalam upaya pemenuhan
kebutuhan dasarnya.
Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien dengan tim kesehatan
lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela kepentingan klien dan membantu klien
memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan dengan
pendekatan tradisional maupun professional. Peran advokasi sekaligus mengharuskan perawat
bertindak sebagai nara sumber dan fasilitator dalam tahap pengambilan keputusan terhadap upaya
kesehatan yang harus dijalani oleh klien. Dalam menjalankan peran sebagai advocat (pembela klien)
perawat harus dapat melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam pelayanan
keperawatan.
Selain itu, perawat juga harus dapat mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, hak-hak klien
tersebut antara lain: hak atas informasi; pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib
dan peraturan yang berlaku di rumah sakit/sarana pelayanan kesehatan tempat klien menjalani
perawatan. Hak mendapat informasi yang meliputi hal-hal berikut:
1. Suatu tindakan pemilihan, dimana pimpinan menetukan suatu kesimpulan tentang apa yang
harus dilakukan/ tidak dilakukan dalam suatu situasi tertentu.
Pengambilan keputusan adalah tugas terpenting dari semua tugas yang membentuk fungsi
kepemimpinan manajerial. Sebelum mengambil suatu keputusan, diperlukan informasi-informasi
pendukung, misalnya informasi mengenai:
laporan anggaran
laporan sensus pasien
catatan medis
catatan personil pegawai
laporan jumlah waktu sakit pegawai, dan
waktu libur
pengambilan keputusan adalah proses kognitif yang tidak tergesa-gesa. Suatu rangkaian tahapan
yang dianalisis, diperlukan, dan dipadukan, hingga dihasilkanlah ketepatan serta ketelitian dalam
menyelesaikan masalah.
Berdasarkan kebutuhan, jenis keputusan yang dipakai adalah:
Berdasarkan situasi yang mendorong dihasilkannya suatu keputusan , keputusan manajemen dibagi
menjadi dua macam:
1. Keputusan terprogram, yaitu keputusan yang diperlukan dalam situasi menghadapi masalah.
Masalah yang biasa dan yang terstruktur memunculkan kebijakan dan keseimbangan dan
peraturan untuk membimbing pemecahan peristiwa yang sama. Misalnya keputusan
tentang cuti hamil.
2. Keputusan yang tidak terprogram, yaitu keputusan kreatif yang tidak terstruktur dan bersifat
baru, yang dibuat untuk menangani situasi tertentu. Misalnya keputusan yang berkaitan
dengan pasien.
Berdasarkan proses pembuatan keputusan, keputusan manajemen juga dapat dibedakan menjadi
dua model:
1. Keputusan model normatif atau model ideal memerlukan proses sistematis dalam pemilihan
satu alternative dan beberapa alternatif; perlu waktu yang cukup untuk mengenal dan
menyukai pilihan yang ada.
2. Keputusan model deskriptif (pendekatan, lebih pragmatis) berdasarkan pada pengamatan
dalam membuat keputusan yang memuaskan ataupun yang terbaik.
Masalah adalah perbedaan antara keadaan nyata sekarang dengan keadaan yang dikehendaki.
Dalam manajemen diperlukan proses pemecahan masalah secara sistematis. Hal ini perlu untuk
mengatasi kesulitan pada waktu membuat keputusan, misalnya menghadapi situasi yang tidak
diduga (pada keputusan yang tidak terprogram atau tidak rutin).
Masalah
Desired state (keadaan yang diharapkan)
Current state (keadaan saat ini)
Pemecah masalah/manajer
Adanya solusi alternatif dalam memecahkan masalah
Solusi.
Hal lain yang harus diketahui dalam pemecahan masalah adalah, harus mengetahui perbedaan
antara masalah dengan gejala. Pertama, gejala dihasilkan oleh masalah. Kedua, masalah
menyebabkan gejala. Ketiga, ketika masalah dikoreksi maka gejala akan berhenti, bukan sebaliknya.
Masalah mempunyai beberapa struktur
1. Masalah Terstruktur. Adalah masalah yang terdiri dari elemen-elemen dan hubungan antar
elemen yang semuanya dipengaruhi oleh pemecah masalah. Pemecah masalah tersebut
adalah komputer. Karena komputer dapat memecahkan masalah tanpa perlu melibatkan
manajer.
2. Masalah Tidak Terstruktur. Adalah masalah yang berisi elemen-elemen atau hubungan antar
elemen yang tidak dipahami oleh pemecah masalah. Pemecahan masalah dilakukan oleh
manajer. Karena manajer harus melakukan sebagian besar tugas memecahkan masalah.
3. Masalah Semi Terstruktur. Adalah masalah yang berisi sebagian elemen atau hubungan yang
dimengerti oleh pemecah masalah. Pemecahan masalah dilakukan oleh manajer dan
komputer, yang harus bisa bekerja sama memecahkan masalah.
Proses pemacahan masalah menurut John Dewey, Profesor di Colombia University pada tahun 1970,
mengidentifikasi seri penilaian pemecahan masalah:
Secara umum, pemecahan masalah dalam manajemen menggunakan tahap pemecahan masalah
sebagai berikut:
1. Menyelidiki Situasi
Suatu penyelidikan yang diteliti perlu dilakukan berdasarkan tiga aspek, yaitu aspek penentuan
masalah, pengenalan tujuan dan penentuan diagnosis.
1. Mengembangkan Alternative
Dalam memecahkan masalah yang menyangkut masalah teknis, ada beberapa langkah yang dapat
ditempuh :
1. Menggunakan inferensi, yaitu menarik simpulan dari beberapa bukti untuk mencari arti atau
penafsiran, yang merupakan suatu cara untuk menghasilkan data dan informasi baru dari
data yang ada.
2. Menentukan hambatan, yaitu menentukan hambatan yang sesungguhnya dari perwujudan
sasaran.
3. Membuat subsasaran, dengan mencoba membagi masalah menjadi beberapa bagian
masalah yang lebih sederhana agar dapat dipecahkan secara sendiri-sendiri.
4. Mencari kunci melalui proses yan logis, seperti menarik simpulan dari bukti, pengertian dan
penghayatan.
5. Mengatur data untuk mengatur data dan keterkaitannya.
6. Memulai dari sasaran dan menggunakan konsep sebab akibat dari sasaran kepada data yang
ada.
Dalam pemecahan masalah yang menyangkut manusia, seringkali terdapat sisi yang terlupakan,
yaitu “perasaan”. Perasaan dapat menimbulkan hambatan mental yang menyebabkan proses
pemecahan masalah terganggu. Hambatan mental merupakan perasaan frustasi yang dapat
menghentikan kemampuan berfikir untuk memecahkan masalah, antara lain:
1. Curah pendapat
2. Menggunakan suatu analogi
3. Menggunakan imajinasi untuk membentuk kreasi baru
4. Persepsi
5. Dengan komunikasi secara berkelompok.