Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH KEPERAWATAN

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH :

DENDI HENRIAN

NPM. 21230081P

DOSEN : Ns.Meri Epriana Susanti, S.Kep, M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S-1)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN (FIKES)

UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU

TAHUN 2022
Menerapkan prinsip-prinsip legal etis pada pengambilan keputusan dalam

konteks keperawatan

A. Perlindungan hukum dalam praktik keperawatan

1. Pelindungan hukum
Hukum adalah seluruh aturan dan undang-undang yang mengatur sekelompokmasyarakat
dengan demikian hukum dibuatoleh masyarakat dan untuk mengatur semuaanggota
masyarakat.
2. Tujuan hukum dalam keperawatan
 Mengendalikan cangkupan praktek keperawatan
 Mengendalikan ketentuan
 Perizinan bagi perawat dan
 Standar asuhan adalah melindungi kepentingan masyarakat
3. Fungsi hukum dalam keperawatan
 Hukum memberikan kerangka kerja untuk menetapkan jenis tindakan
keperawatan yang sah dalam asuhan keperawatan klien
 Hukum membedakan tanggung jawab perawat dan tenaga professional kesehatan
lainnya
 Hukum membantu memberikan batasan tindakan keperawatan yang mandiri
4. Alasan perlunya perlindungan hukum dalam praktek keperawatan
 Perawat telah memberi kontribusi besar dalam peningkatan derajat kesehatan
 Perawat berperan dalam memberikan pelayanan kesehatanmulai dari pelayanan
pemerintah dan swasta, dari perkotaan hingga plosok desa terpencil dan terbatas
 Perawat juga memiliki kompetensi keilmuan, sikap rasional, etis, dan professional
semangat pengabdian yang tinggi
5. Sumber hukum dalam praktek keperawatan
 Hukum perundang-undangan
Hukum yang dikeluarkan oleh badan legislative. Menggambarkan dan
menjelaskan batasan legal dalam praktik keperawatan
 Hukum peraturan dan hukum administrative
Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh badan administrative. Salah satu
contoh hukum peraturan adalah kewajiban untuk melaporkan tindakan
keperawatan yang tidak kompeten dan tidak etis
 Hukum umum
Berdasarkan keputusan pengadilan yang dibuat diruang pengadilan saat kasus
hukum individu diputuskan. Contoh hukum umum adalah informed consent dan
hak klien untuk menolak pengobatan
6. Tipe hukum
 Hukum pidana (criminal laws) mencegah terjadinya kejahatan dalam masyarakat
dan memberikan hukuman bagi pelaku tindakan criminal. Contohnya
pembunuhan, pembunuhan tidak direncanakan dan pencurian
 Hukum pendata melindungi hak-hak pribadi individu dalam masyarakat dan
mendorong perlakuan yang adil dan pantas diantara individu
7. Peran perawat berdasakan hukum
 Penyedia layanan
 Pegawai atau penerima kontrak sebagai penyedia layanan
 Warga Negara

B. Nursing Advocacy

Nursing advocacy adalah proses dimana perawat secara objektif memberikan klien informasi
yang dibutuhkan untuk membuat keputusan dan mendukung klien apapun keputusan yang ia
buat. Perawat sebagai advokat yaitu menjadi penghubung antara klien dan tim kesehatan lain.
Membela kepentingan klien dan membantu klien untuk memahami semua informasi dan upaya
kesehatan yang di berikan tim kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun professional.

Menurut para ahli perawat advokat ada 3 yaitu : Ana (1985) Melindungi klien atau
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan keselamatan praktik tidak sah yang tidak
kompeten dan melanggar etika yang dilakukan oleh siapapun. Fry (1987) Advokasi sebagai
dukungan aktif tarhadap setiap hal yang memiliki penyebab atau dampak penting. Gondow
(1983) Advokasi merupakan dasar falsafat dan ideal keperawatan yang melibatkan bantuan
perawat secara aktif kepada individu secara bebas menentukan nasibnya sendiri.

Peran Perawat Sebagai Advocacy

Peran perawat sebagai advokat klien :

 Sebagai penghubung antara klien dengan tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan
kebutuhan klien.
 Membela kepentingan klien dan membantu klien memahami semua informasi dan upaya
kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun
professional.
 Perawat bertindak sebagai narasumber dan fasilitator dalam tahap pengambilan
keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus dijalani oleh klien.
Perawat melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam pelayanan
keperawatan.

Faktor-Faktor Terlaksananya Peran menurut Green cit Notoatmodjo (1993) peran atau perilaku
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :

Faktor predisposisi terwujud dalam :

 Pengetahuan : merupakan dominan yang penting untuk terbentuknya tindakan merupakan


kesiapan individu untuk bertindak atau predisposisi suatu perilaku.
 Keyakinan : menjadi pegangan setiap orang dalam menyelenggarakan hidup
bermasyarakat.
 Nilai-nilai : menurut Allport (1954) cit Notoatmodjo (1993) nilai-nilai adalah suatu
kepercayaan terhadap obyek.
 Faktor pendukung atau enabling faktor yang terwujud dalam lingkungan fisik dan
fasilitas institusi atau rumah sakit tersedianya lingkungan fisik yang memungkinkan serta
fasilitas yang cukup mendorong seseorang untuk berprilaku atau berperan dalam
komunitasnya.
 Faktor pendorong (reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas
kesehatan atau perawat profesional lain yang merupakan referensi. Sikap dan perilaku
komunitas profesi akan mendorong anggota lain untuk bersikap dan berperilaku seperti
dia.

Hak pasien dalam pelayanan keperawatan antara lain :

 Mempertahankan dan mempertimbangkan serta mendapatkan asuhan keperawatan


dengan penuh perhatian.
 Memperoleh informasi terbaru, lengkap mengenai diagnosa, pengobatan dan program
rehabilitasi dari tim medis, dan informasi seharusnya dibuat untuk orang yang tepat
mewakili pasien, karena pasien mempunyai hak untuk mengetahui siapa yang
bertanggung jawab dan mengkoordinir asuhan keperawatannya.
 Menerima informasi penting untuk memberikan persetujuan sebelum memulai sesuatu
prosedur atau pengobatan kecuali dalam keadaan darurat, mencakup beberapa hal
penting, yaitu lamanya ketidakmampuan, alternatif-alternatif tindakan lain dan siapa yang
akan melakukan tindakan.
 Menolak pengobatan sejauh yang diijinkan hukum dan diinformasikan tentang
konsekuensi dari tindakan tersebut.

Nilai-Nilai Dasar Perawat Advocacy menurut Kozier & Erb (2004) untuk menjalankan perannya
sebagai advokasi pasien, perawat harus memiliki nilai-nilai dasar, yaitu :

 Pasien adalah makhluk holistik dan otonom yang mempunyai hak untuk menentukan
pilihan dan mengambil keputusan.
 Pasien berhak untuk mempunyai hubungan antara perawat-pasien yang didasarkan atas
dasar saling menghargai, percaya, bekerja sama dalam menyelesaikan masalah yang
berhubungan dengan masalah kesehatan dan kebutuhan perawatan kesehatan, dan bebas
dalam bertukar pikiran serta.
 Perawat bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pasien telah mengetahui cara
memelihara kesehatannya.

Beberapa sikap yang harus dimiliki perawat, adalah:

 Bersikap asertif berarti mampu memandang masalah pasien dari sudut pandang yang
positif. Asertif meliputi komunikasi yang jelas dan langsung berhadapan dengan pasien.
 Mengakui bahwa hak-hak dan kepentingan pasien dan keluarga lebih utama walaupun
ada konflik dengan tenaga kesehatan yang lain.
 Sadar bahwa konflik dapat terjadi sehingga membutuhkan konsultasi, konfrontasi atau
negosiasi antara perawat dan bagian administrasi atau antara perawat dan dokter.
 Dapat bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain perawat tidak dapat bekerja sendiri
dalam memberikan perawatan yang berkualitas bagi pasien. Perawat harus mampu
berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain yang ikut serta dalam perawatan pasien.
 Tahu bahwa peran advokat membutuhkan tindakan yang politis, seperti melaporkan
kebutuhan perawatan kesehatan pasien kepada pemerintah atau pejabat terkait yang
memiliki wewenang atau otoritas.

Tujuan dari peran advokat berhubungan dengan pemberdayaan kemampuan pasien dan
keluarga dalam mengambil keputusan. Saat berperan sebagai advokat bagi pasien, perawat perlu
meninjau kembali tujuan peran tersebut untuk menentukan hasil yang diharapkan bagi pasien.

Menurut Ellis & Hartley (2000), tujuan peran advokat adalah :

 Menjamin bahwa pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lain adalah partner dalam
perawatan pasien. Pasien bukanlah objek tetapi partner perawat dalam meningkatkan
derajat kesehatannya. Sebagai partner, pasien diharapkan akan bekerja sama dengan
perawat dalam perawatannya.
 Melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan pasien adalah makhluk yang memiliki
otonomi dan berhak untuk menentukan pilihan dalam pengobatannya. Namun, perawat
berkewajiban untuk menjelaskan semua kerugian dan keuntungan dari pilihan-pilihan
pasien.
 Memiliki saran untuk alternatif pilihan saat pasien tidak memiliki pilihan, perawat perlu
untuk memberikan alternatif pilihan pada pasien dan tetap memberi kesempatan pada
pasien untuk memilih sesuai keinginannya.
Menerima keputusan pasien walaupun keputusan tersebut bertentangan dengan
pengobatannya. Perawat berkewajiban menghargai semua nilai-nilai dan kepercayaan
pasien.
 Membantu pasien melakukan yang mereka ingin lakukan saat berada di rumah sakit,
pasien memiliki banyak keterbatasan dalam melakukan berbagai hal. Perawat berperan
sebagai advokat untuk membantu dan memenuhi kebutuhan pasien selama dirawat di
rumah sakit.
 Melindungi nilai-nilai dan kepentingan pasien setiap individu memiliki nilai-nilai dan
kepercayaan yang berbeda-beda. Sebagai advokat bagi pasien, perawat diharapkan
melindungi nilai-nilai yang dianut pasien dengan cara memberikan perawatan dan
pengobatan yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai tersebut.

C. Pengambilan keputusan legal etis

Pengambilan keputusan etik merupakan salah satu proses dari pengambilan ke putusan,
yang didalamnya terdapat ilmu, kedudukan, dan etika. Proses ini mencakup arah
pemecahan masalah, situasi dari permasalahandan/ dilema yang dapat dicapai. Jadi proses
pengambilan keputusan merupakan hal yang sama dan di temukan di berbagai situasi
yang bermasalah, dengan demikian situasi sangat bergantung dari norma yang diacu
masyarakat seperti etika, interaksi sosial, dan situasional kontekstual.

Prinsip Etik sebagai Panduan Pengambilan Keputusan, Dalam Sumijatun (2009)


dikatakan bahwa praktik keperawatan melibatkan interaksi yang kompleks antara nilai
individu, sosial dan politik, serta hubungannya dengan masyarakat tertentu. Sebagai
dampaknya perawat sering mengalami situasi yang berlawanan dengan hati nuraninya.
Meskipun demikian, perawat tetap akan menjaga kewajibannya sebagai pemberi pelayanan
yang lebih bersifat kemanusiaan. Dalam membuat keputusan, perawat akan berpegang teguh
pada pola pikir rasional serta tanggung jawab moral dengan menetapkan prinsip etik dan
hukum yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai