Anda di halaman 1dari 3

NAMA : NADIA UTAMI

NPM : F0H018049

MATA KULIAH KEPERAWATAN KRITIS

PENATALAKSANAAN SISTEM PERNAFASAN

1. Batuk efektif dan Nafas Dalam

Batuk efektif adalah tindakan yang diperlukan untuk membersihkan sekresi. Tujuan nafas
dalam dan batuk efektif untuk meningkatkan ekspansi paru, mobilisasi sekresi, dan
mencegah efek samping dari retensi sekresi ( pneumonia, ateletaksis, dan deman ).

Idealnya pasien diberi posisi duduk tegak pada tepi tempat tidur atau kursi dengan kaki
disokong. Pasien dianjurkan mengambil napas dalam perlahan, menahan setidaknya3 detik,
mengeluarkan perlahan. Bila sekresi terauskultasi, kemudian batuk dimulai pada inspirasi
maksimum.

Ada spirometer insentif yang mendorong dan mengukur jumlah napas dalam dengan
memberikan umpan balik visual pada pasien. Spirometer insentif aliran terbuat dari katup
plastik dengan bola ping-pong yang bergerak bebas. Pasien melakukan inhalasi melalui ujung
mulut spirometer untuk meninggikan bola dan menahan pada ketinggian ini selama mungkin

2. Fisioterapi Dada

Fisioterapi dada terdiri dari drainase postural, perkusi dada dan vibrasi dada. Biasanya
ketiga metode digunakan pada posisi drainase paru yang berbeda diikuti dengan napas dalam
dan batuk.

Standar posisi drainase postural berdasarkan pada anatomi segmen paru. Segmen paru
pada puncak berada di atas ketinggian bronkus untuk mendrrainase. Posisi yang benar untuk
mendrainase segmen ini adalah dengan posisi agak duduk dengan kepala tengadah.
Sebaliknya dasar paru di bawah ketinggian bronkus mendrainase segmen ini, tempatkan
pasien pada posisi tengkurap dengan panggul lebih tinggi dari kepala. Untuk drainase lobus
tengah kanan dan lingula letakan pasien pada posisi terlentang atau ke samping.
Perkusi dada meliputi pengetokan dinding dada dengan tangan. Untuk melakukan
perkusi dada, tangan dibentuk seperti mangkuk dengan memfleksikan jari dan meletakan ibu
jari bersentuhan dengan jari telunjuk. Perkusi dinding dada secara mekanis melepaskan sekre

Posisi pasien tergantung pada segmen paru yang di perkusi. Handuk atau bantal di
alaskan pada area yang di perkusi, dan perkusi dilakukan selama 3 sampai 5 menit per posisi.
Jangan melakukan perkusi di area spinal, seternum, atau di bawah rongga toraks. Bila di
lakukan dengan benar, perkusi tidak menyakiti pasien atau membuat kulit menjadi merah.

3. Pertimbangan khusus

Petugas keperawatan mungkin tidak dilatih untuk memberikan perkusi dan vibrasi
manual. Selain itu bila pasien memerlukan tindakan ini di rumah, keluarga mungkin tidak
mampu untuk melakukan fisioterapi dada.

Pada situasi kritis, tindakan ini sedikit kemungkinan untuk memberi posisi pasien pada
semua posisi drainase. Untuk pasien yang tidak toleran mengubah posisi pasien tiap 2 jam
bertujuan untuk drainase paru mencegah stagnasi sekresi.

4. Terapi Aerosol Bronkodilator

Tujuan terapi bronkodilator adalah untuk merelaksasi jalan napas, mobilisasiresi, dan
menurunkan edema mukosa. Terdapat banyak metode untuk memberikan terapi
bronkodilator. Tampa memperdulikan mode pemberiannya, pengkajian sebelum , aelama,
dan sesudah terapi adalah penting.

Pengkajian sebelum dan sesudah tindakan meliputi pengukuran spirometri, bunyi nafas,
nadi, frekuensi pernafasan. Dua yang terakhir umumnya meningkat selama terapi
bronkodilator dan dapat tetap tinggi selama lebih dari 1 setengah jam setelah tindakan.
Tujuan evaluasi penting, tetapi informasi subjektif juga perlu dibuat. Bagaimana perasaan
pasien ? apakan perasaan menjadi lebih baik dari sebelum tindakan ? dapatkan pasien
merasakan gerakan udara atau obat pada bagian paru ? apakah bila ada efek samping
( palpitasi, ketidakmampuan berkonsentrasi, peningkatan frekuensi jantung, gugup ) dan
berapa lama gejala inin berakhir ?
5. Pelembaban inhalasi

Tujuan utama pelembaban inhalasi adalah hidrasi terhadap mekanisme bersihan


mukosilia normal dan pengenceran sekret. Hidrasi sistewmik adekuat penting untuk
mendapatkan hasil optimal pada pelembapan inhalasi.

Vibrasi meningkatkan kecepatan dan turbules udara ekshalasi untuk menghilangkan


sekret. Teknik ini dilakukan dengan jari-jari ekstensi di atas area dada. Setelah pasien
melakukan inhalasi dalam . ia melakukan ekshalasi perlahan selama ekshalasi dada divibrasi
dengan kontraksi dan relaksasi cepat pada otot bahu dan lengan anda.

Drainase postural adalah pemberian posisi terapiutik pada pasien untuk memungkinkan
sekresi paru mengalir, berdasarkan gravitasi ke dalam bronkus mayor dan trakea. Saat di
dranase, sekresi ini kemudian diencerkan. Posisi dimana pasien ditempatkan tergantung pada
segmenparu dimana yang terlibat, segmen yang didreanase ditempatkan setinggi mungkin.
Aspek paling penting terapi pelembaban inhalasi adalah nafas dalam aktif oleh pasien, diikuti
oleh tahanan nafas untuk memungkinkan pelepasan partikel aerosol dan kemudian melakukan
ekshalasi penuh dengan perlahan

6. Pernafasan tekanan positif ( PTPI )

PTPI digunakan untuk meningkatkan ventilasi alveolar dan meninbgkatkan ekspansi paru.
Indikasi utama adalah ketidakmampuan pasien untuk melakukan inspirasi 15 sampai 20
ml/kg. Pola ventilasi yang adekuat selama tindakan PTPI terdiri dari inspirasi dalam
ditunjukan pada peningkatan volume tidal normal sebanyak dua sampai tiga kali. Pasien
kemudian di instruksikan untuk menahan napas untuk memberikan kedalaman dan pelepasan
lebih besar pada obat areosol, air, dan garam faal. Ekshalasi harus dilakukan dua kali
sepanjang inspirasi mengakibatkan ekshalasi penuh.

Anda mungkin juga menyukai