Anda di halaman 1dari 21

ASKEP PADA PASIEN DENGAN PATOLOGIS

SISTEM METABOLIK ENDOKRIN

Dosen Pengampu :

Ns. Yusran Hasymi, M.Kep, Sp.KMB

Di susun oleh :

Nadia Utami ( F0H018049 )

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

2019/2020

1
DAFTAR ISI

COVER

DAFTAR ISI

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................2

A. Konsep metabolik endokrin.......................................................................................................2


1. Pengertian..................................................................................................................................2
2. Anatomi fisiologi.......................................................................................................................5
3. Patofisiologi...............................................................................................................................8
4. Tanda dan gejala......................................................................................................................12
5. Penatalaksanaan laboraturium .................................................................................................12
6. Diagnostik ...............................................................................................................................12
B. Konsep asuhan keperawatan.....................................................................................................13
1. Pengkajian..........................................................................................................................13
2. Masalah keperawatan.........................................................................................................14
3. Intervensi............................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian

Sistem endokrin merupakan sistem yang penting untuk mengatur lingkungan internal tubuh.
Sistem endokrin, seperti, pertumbuhan, reproduksi, keseimbangan, cairan dan elektrolit, dan
pembedaan jenis kelamin melalui hormon-hormon yang disekresikan oleh kelenjarnya. Sistem
endokrin juga berperan dalam adaptasi terhadap perubahan konstan dalam lingkungan internal
daneksternal. Gangguan pada sistem endokrin akibat produksi hormon yang terlalu banyak atau
terlalu sedikit. Perubahan-perubahan pada kadar hormon memengaruhi berbagai fungsi manusia,
termasuk aktivitas dan latihan, nutrisi dan perubahan, eliminasi, persepsi diri dan konsep diri,
seksualitas dan perubahan, koping terhadap stres, dan hubungan-peran.

2. Anatomi, Fisiologi, dan Fungsi Sistem Endokrin

Sistem endokrin terdiri atas hipofisis, pembuluh tiroid, paratiroid, wadah adrenal, pankreas,
dan gonad. Tabel 18-1 merangkum fungsi pengumpulan endokrin dan hormon- hormonnya.

a. Kelenjar Hipofisis

Kelenjar hipofisis (pituitari) terletak di tengkorak di bawah otak hipotalamus. Kelenjar ini
sering disebut sebagai "pengalihan master" karena hormonnya lebih banyak fungsi tubuh. Kelenjar
hipofisis terbagi menjadi dua: hipofisis anterior (atau adenohipofisis) dan hipofisis posterior (atau
neurohipofisis). Hipofisis anterior memiliki beberapa jenis sel endokrin dan mengeluarkan enam
hormon utama :

a. Sel somatotropik mengeluarkan hormon pertumbuhan (Growth Hormone, GH) (juga disebut
somatotropin). GH menstimulasi pertumbuhan tubuh dengan memberi sinyal pada sel untuk
meningkatkan produksi protein dan dengan menstimulasi lempeng epifiseal panjangnya.
b. Sel laktotropik mengeluarkan prolaktin (PRL). Prolaktin menstimulasi produksi ASI. "
c. Sel tirotropik mengeluarkan hormon perangsang tiroid (Thyroid Stimulating Hormone, TSH).
TSH menstimulasi sintesis dan pelepasan hormon tiroid dari transfer tiroid.
d. Sel kortikotropik mengeluarkan hormonadrenokortikotropik (Adrenocorticotropic Hormone,
ACTH). ACTH menstimulasi hormon pelepasan, khususnya glukokortikoid, dari korteks
adrenal.
e. Sel gonadotropik, hormon perangsang folikel (Follicle Stimulating Hormone, FSH), dan
hormon luteal (Luteal Hormon, LH). Hormon-hormon ini menstimulasi ovarium dan testis
(gonad).

3
Hipofisis Posterior dibuat dari jaringan saraf. Fungsi utamanya adalah menyimpan dan melepaskan
hormon antidiuretik (Antidiuretic Hormone, ADH) dan oksitosin, yang diperlukan di hipotalamus:
ADH, juga disebut vasopresin, meningkatkan produksi urin dengan menggunakan tubulus darah-
reabsorpsi udara dari urin dan mengubahnya ke sirkulasi darah.

Oksitosin ganti kontraksi otot pada organ reproduksi. Pada wanita, oksitosin menstimulasi uterus
untuk berkontraksi selama persalinan. Selain itu juga diterbitkan ASI.

b. Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid terletak di anterior bagian atas trakea dan tepat di bawah laring. Kelenjar
berbentuk kupu-kupu ini memiliki dua lobus yang terhubung oleh struktur yang disebut istmus.
Jaringan glandular terdiri atas folikel-folikel yang mengandung bahan koloid seperti jeli yang disebut
tiroglobulin, suatu kompleks glikoprotein-iodium. Sel-sel di dalam folikel mengeluarkan hormon
tiroid (Thyroid Hormone, TH), nama umum untuk dua hormon serupa: tiroksin (T) dan triidotironin
(T). Peran utama hormon tiroid pada orang dewasa adalah meningkatkan metabolisme. Sekresi TH
dimulai dengan pelepasan TSH oleh hipofisis dan diperlukan pada pasokan iodium dalam jumlah
yang cukup.

Kelenjar tiroid juga mengeluarkan kalsitonin, suatu hormon yang mengurangi kadar kalsium
yang berlebihan dalam darah dengan pelepasan kalsium dari sel-sel tulang, bekerja sebagai penunjuk
pada sepsis, dan membantu sebagai respons peradangan.

c. Kelenjar Paratiroid

Kelenjar paratiroid (biasanya ditangkap empat atau enam) diangkat pada permukaan posterior
lobus yang dihinggapi tiroid. Kelenjar ini mengeluarkan hormon paratiroid (Parathyroid Hormone,
PTH) atau parathormon. Kadar kalsium plasma yang turun meningkatkan sekresi PTH. PTH juga
mengendalikan fosil fosfat. Caranya dengan meningkatkan ekskresi fosfat ginjal dalam urin, dengan
penurunan ekskresi kalsium, dan dengan meningkatkan reabsorpsi tulang yang menyebabkan
pelepasan kalsium dari tulang

d. Kelenjar Adrenal

Dua putaran adrenal adalah organ berbentuk piramida yang terletak di bagian atas ginjal.
Setiap bagian terdiri atas dua bagian, medula di bagian dalam dan korteks di bagian luar. Medula
adrenal memproduksi dua hormon (juga disebut katekolamin): epinefrin (adrenalin) dan nore-pinefrin
(noradrenalin). Hormon-hormon ini sama, juga dilepaskan oleh sistem saraf sehingga tidak esensial
bagi tubuh. Epinefrin meningkatkan kadar pelepasan darah dan menstimulasi pelepasan ACTH dari
hipofisis; ACTH pada saat dikeluarkan menstimulasi korteks adrenal melepaskan glukokortikoid.

4
Epinefrin juga meningkatkan kecepatan dan kekuatan kontraksi jantung; menyebabkan konstriksi
pembuluh darah pada kulit, membran mukosa, dan ginjal; dan mendilatasi pembuluh darah pada
kerangka, arteri koroner, dan arteri pulmonalis. Norepinefrin meningkatkan frekuensi denyut jantung,
meningkatkan kekuatan kontraksijantung, dan menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah ke
seluruh tubuh. Korteks adrenal mengeluarkan beberapa hormon, semuanya kortikosteroid.
Kortikosteroid mengubah menjadi dua kelompok: mineralokortikoid dan glukokortikoid. Hormon-
hormon ini esensial bagi hidup. Pelepasan mineralokortikoid dipindahkan oleh renin (suatu enzim).
Saat dideteksi ada penurunantekanan darah atau natrium sel-sel ginjal khusus melepaskan renin yang
bekerja pada angiotensin, yang diproduksi oleh hati. Angiotensin diaktifkan oleh renin dan enzim lain
menjadi angiotensin, yang menstimulasi pelepasan aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron
melepaskan tubulus distal ginjal untuk melepaskan udara dan natrium dalam jumlah besar kembali ke
sirkulasi darah guna meningkatkan volume dan tekanan sirkulasi darah. Sistem ini (sistem renin-
angiotensin-aldosteron) mengatur di Bab 10 pada pengaturan cairan tubuh.

Glukokortikoid terdiri atas kortisol dan kortison. Hormon-hormon ini memengaruhi


metabolisme karbo dengan hidrogel pada jaringan tubuh, memobilisasi asam lemak dari jaringan
lemak, dan mengubah sumber energi dari mengubah menjadi asam lemak untuk sel-sel otot.
Glukokortikoid dilepaskan pada saat stres. Kelebihan glukokortikoid dalam tubuh yang pulih respons
inflamatori dan kesulitan memperbaiki sistem imun.

e. Pankreas

Pankreas, terletak di belakang lambung di antara limpa dan duodenum, yang merupakan cadangan
endokrin (menghasilkan hormon) dan cadangan eksokrin (menghasilkan hasilkan enzim pencernaan).
Enzim pencernaan yang dihasilkan pankreas membahas hormon pankreatik endokrin.

Sel-sel endokrin menghasilkan hormon- hormon yang dibeli sekaligus. Sel-sel pankreas endokrin
berkelompok dalam struktur yang disebut pulau pankreas (atau pulau Langerhans) yang tersebar di
seluruh bagian pankreas. Islet pankreas mengambil lebih dari empat jenis sel yang berbeda:

a. Sel alfa menghasilkan glukagon, yang mengurangi oksidasi emisi dan meningkatkan kenaikan
kadar kalsium darah dengan memberi isyarat pada saat mengeluarkan untuk membeli dari
cadangan glikogen.
b. Sel beta menghasilkan insulin, yang membantu ambilan dan menggunakan tabungan oleh sel-
sel otot, hati, dan lemak serta mencegah pemecahan glikogen hati dan otot yang berlebihan.
Dengan cara ini, insulin. Insulin juga memudahkan pembentukan lemak, menghambat
pemecahan dan pemindahan cadangan lemak, dan membantu asam amino bergerak masuk ke
dalam sel untuk meningkatkan sintesis protein. Secara umum, dukungan glukagon dan
insulin saling bertentangan, yang membantu mempertahankan kadar kalsium tetap.

5
a. Sel delta mengeluarkan somatostatin, yang dikeluarkan hambat sekresi glukagon dan insulin
oleh sel alfa dan beta.
b. Sel F mengeluarkan polipeptida pankreas, yang di-percaya menghambat aktivitas eksokrin
pankreas.

f. Gonad

Gonad adalah testis pada pria dan ovarium pada wanita. Organ-organ ini adalah sumber
utama hormon seks steroid dalam tubuh. Hormon-hormon gonad penting dalam pertumbuhan tubuh
dan meningkatkan awitan pubertas.

Hormon diangkut dari sel-sel yang ditransfer ke sel-sel target di dalam tubuh bisa dengan satu dari
empat cara berikut:

a. Kelenjar endokrin melepaskan sebagian besar hormon, termasuk TH dan insulin, ke dalam
aliran darah. Beberapa hormon membutuhkan pembawa protein. Neuron melepaskan
beberapa hormon, misalnya epinefrin, ke dalam aliran darah. Ini disebut rute neuroendokrin.
b. Hipotalamus melepaskan hormonnya langsung ke sel target di hipofisis posterior melalui
pelebaran sel-sel saraf.
c. Dengan metode parakrin, pelepasan pembawa berdifusi lewat cairan interstisial. Metode
transpor ini melibatkan sebagian hormon yang dilepaskan melalui berbagai organ dan sel dan
bekerja secara lokal. Contohnya adalah endorfin, yang bekerja untuk meredakan nyeri.

Hormon-hormon yang dilepaskan ke dalam aliran darah baik sebagai molekul bebas tidak ikut
serta sebagai hormon yang dibutuhkan pada angkutan. Hormon peptida dan protein (misalnya
insulin) dikeluarkan tidak diperlukan, hormon steroid sementara dan tiroid dibawa oleh pembawa
angkutan khusus yang disintesis oleh hati. Hormon reseptor-reseptor merupakan struktur molekul
yang kompleks, yang terletak di atas atau di dalam sel target.

3. Patofisiologi Sistem Endokrin

Ada berbagai jenis gangguan sistem endokrin. Diabetes adalah gangguan endokrin yang paling umum
didiagnosis di Amerika Serikat. Gangguan endokrin lainnya meliputi:

1.    Dwarfisme

a. Gejala  hiporsekresi (kekurangan) hormon pertumbuhan pada masa anak-anak yang


menyebabkan cebol.

2.    Gigantisme (acromegaly) 

6
a. Gangguan endokrin yang terjadi karena kelebihan growth hormonesebelum pubertas.
Pertumbuhan berlebihan akibat pelepasan hormon pertumbuhan berlebihan pada masa anak-
anak dan remaja (sebelum pubertas).
b. Jika kelenjar pituitary memproduksi hormon pertumbuhan terlalu banyak, tulang anak dan
bagian tubuh dapat tumbuh tidak normal cepat. Jika kadar hormon pertumbuhan terlalu
rendah, seorang anak bisa berhenti tumbuh di ketinggian.

3.    Penyakit Cushing (Sindrom Cushing)

a. Sindrom yang disebabkan oleh berbagai penyakit seperti obesitas,impaired glucose tolerance,
hipertensi, diabetes mellitus dan disfungsi gonadal yang berakibat pada berlebihnya rasio
serum hormon kortisol.
b. Kelebihan produksi hormon korteks adrenal (khususnya kortisol) dan hormon androgen serta
aldosteron. Kondisi serupa disebut sindrom cushing bisa terjadi pada orang, terutama anak-
anak, yang mengambil dosis tinggi obat kortikosteroid.

4.    Goiter (gondok)

Kelenjar tiroid yang membesar disertai hipofungsi maupun hiperfungsi tiroid.

5.    Hiperparatiroidisme

Terjadi karena produksi (sekresi) berlebih hormon paratiroid (PTH), hormon asam amino
polipeptida..

 6.    Hypothyroidisme

Suatu efek hormon tiroid berkurang dimana kelenjar tiroid tidak memproduksi hormon tiroid
yang cukup, menyebabkan kelelahan, sembelit, kulit kering, dan depresi. Kelenjar kurang aktif
dapat menyebabkan perkembangan melambat pada anak-anak. Beberapa jenis hipotiroidisme
yang hadir pada saat lahir. Kelainan akibat hipotiroidisme adalah Kretinisme

7.    Hipertiroidisme (tirotoksikosis)

Adalah suatu kelebihan sekresi hormonal yang tidak seimbang pada metabolisme. Kelenjar
tiroid menghasilkan hormon tiroid terlalu banyak, menyebabkan penurunan berat badan, denyut
jantung yang cepat, berkeringat, dan gugup. Penyebab paling umum untuk tiroid yang terlalu
aktif adalah suatu gangguan autoimun yang disebut penyakit Grave.

8.      Hiperpituitarisme

Merupakan suatu sekresi yang berlebihan hormon hipifisis anterior yang terjadi akibat adanya
tumor.

7
9.      Hypopituitarisme

a. Adalah hilangnya fungsi lobus anterior kelenjar hiposfisa terutama pada bagian anterior.
Kelenjar pituitari melepaskan hormon sedikit atau tidak ada. Ini mungkin disebabkan oleh
sejumlah penyakit yang berbeda. Wanita dengan kondisi ini mungkin berhenti mendapatkan
menstruasi.
b. Beberapa neoplasia endokrin I dan II (MEN I dan II MEN). Ini, kondisi genetik langka yang
diturunkan melalui keluarga. Mereka menyebabkan tumor paratiroid, adrenal, dan kelenjar
tiroid, menyebabkan kelebihan produksi hormon.

10.   Adrenal insufisiensi

Kelenjar adrenal melepaskan terlalu sedikit hormon kortisol dan kadang-kadang, aldosteron. Gejala
termasuk kelelahan, sakit perut, dehidrasi, dan perubahan kulit. Penyakit Addison adalah jenis
insufisiensi adrenal.

11.   Tiroiditis

Adalah sutu peradangan pada kelenjar tiroid yang disebabkan infeksi viral seperti HFV dan virus
beguk pada tiroiditis subakut.

12.   Tumor tiroid

Adalah neoplasma unik pada kelenjar tiroid yang sangat kerap disertai dengan metastasispada organ
yang jauh dari lokasi primer.

12.   Tiroidektomi

Adalah sebuah operasi yang melibatkan operasi pemindahan semua atau sebagian dari kelenjar tiroid.

13.    Hipoparatiroid

Adalah penurunan produksi hormon oleh kelenjar paratiroid menyebabkan kadar kalsium dalam darah
rendah.

14.   Addison

Adalah kerusakan kelenjar adrenal yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hormon korteks adrenal.

15.  Aldosteronisme primer

Adalah merupakan keadaan klinis yang sebabkan oleh produksi aldosteron “suatu hormon steroid
mineralokortikoid korteks adrenal “ secara berlebih.

16.   Tumor hipofisis

Adalah sesorang yang menderita tumor pada selaput kecil pada otak.

17.   Hipofisektomi

Merupakan suatu  tindakan pengangkatan adenoma hipofise melalui pembedahan.

8
18.   Pangkreatitis

Adalah peradangan pada pangkreas yang dapat mengeluarkan enzim pencernaan dalam saluran
pencernaan sekaligus mensintesis dan mensekresi insulin dan glukagon.

19.   Polycystic Ovary Syndrome (PCOS). 

a. Kelebihan produksi androgen mengganggu perkembangan telur dan pembebasan mereka dari
indung telur perempuan. PCOS adalah penyebab utama infertilitas. Dewasa sebelum
waktunya pubertas.
b. Abnormal pubertas dini yang terjadi ketika kelenjar memerintahkan tubuh untuk
mengeluarkan hormon seks terlalu cepat dalam hidup.

20.   Diabetes Insipidus

Adalah suatu keadaan yang di tandai rasa haus di akibatkan karena kurangnya hormon antidiuretik
(hormon vasopresin).

21.   Diabetes Militus (DM)

a. Gangguan metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia (meningkatnya kadar gula dalam
darah) akibat kurangnya hormon insulin, menurunnya efek insulin atau keduanya.
b. Ada 3 (tiga) jenis DM yang dikenal, yaitu :
1.      DM Tipe I       
2.   DM Tipe II      
3.   DM Gestasional (DM Kehamilan)   

Tanda dan gejala :

Diabetes

Gangguan endokrin yang paling umum adalah diabetes mellitus, yang terjadi apabila pankreas tidak
menghasilkan insulin yang cukup atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang tersedia dengan
optimal. Gejala diabetes dapat meliputi:

a. Haus atau lapar yang berlebih


b. Kelelahan
c. Sering buang air kecil
d. Mual dan muntah

9
e. Kenaikan atau penurunan berat badan yang tidak disertai alasan
f. Perubahan pada penglihatan.

Akromegali

Akromegali adalah gangguan di mana kelenjar pituitari menghasilkan hormon pertumbuhan yang
berlebih. Hal ini menyebabkan pertumbuhan yang berlebih, terutama pada tangan dan kaki. Gejala
akromegali biasanya adalah:

a. Ukuran bibir, hidung, atau lidah yang terlalu besar


b. Tangan atau kaki yang terlalu besar atau bengkak
c. Perubahan struktur tulang muka 
d. Nyeri pada tubuh dan sendi
e. Suara yang dalam
f. Kelelahan dan kelemahan
g. Sakit kepala
h. Pertumbuhan tulang dan kartilago yang berlebih serta penebalan kulit
i. Disfungsi seksual, termasuk penurunan libido
j. Gangguan pada penglihatan.

Penyakit Addison

Penyakit Addison ditandai dengan penurunan produksi kortisol dan aldosteron akibat kerusakan


kelenjar adrenal. Gejala Addison biasanya adalah:

a. Depresi
b. Diare
c. Kelelahan
d. Sakit kepala
e. Hiperpigmentasi pada kulit
f. Hipoglikemia
g. Napsu makan rendah
h. Tekanan darah rendah
i. Periode menstruasi yang terlewat
j. Mual, dengan atau tanpa muntah
k. Ingin mengonsumsi garam
l. Penurunan berat badan
m. Kelemahan.

10
Sindrom Cushing

Sindrom Cushing disebabkan oleh kelebihan kortisol, dihasilkan oleh kelenjar adrenal. Gejala dari
sindrom Cushing biasanya adalah:

a. Buffalo hump (lemak di antara bahu seperti punuk)


b. Diskolorasi kulit seperti memar
c. Kelelahan
d. Merasa sangat haus
e. Penipisan dan melemahnya tulang (osteoporosis)
f. Sering buang air kecil
g. Gula darah tinggi (hiperglikemia)
h. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
i. Mudah marah dan perubahan mood
j. Obesitas pada bagian atas tubuh
k. Wajah bundar
l. Kelemahan.

Penyakit Graves

Penyakit Graves merupakan salah satu jenis hipertiroidisme yang mengakibatkan produksi hormon


tiroid. Gejala penyakit Graves biasanya adalah:

a. Mata menonjol
b. Diare
c. Kesulitan tidur
d. Kelelahan dan kelemahan
e. Goiter (pembesaran kelenjar tiroid)
f. Intoleransi terhadap panas
g. Detak jantung yang tidak teratur
h. Mudah marah dan perubahan mood
i. Detak jantung berdebar cepat (tachycardia)
j. Kulit yang tebal atau merah pada betis
k. Tremor
l. Penurunan berat badan.

Hashimoto’s thyroiditis

11
Hashimoto’s thyroiditis adalah suatu kondisi di mana tiroid diserang oleh sistem imun, menyebabkan
hipotiroidisme dan produksi hormon tiroid yang rendah, seperti:

a. Intoleransi terhadap dingin


b. Konstipasi
c. Rambut kering dan rontok
d. Kelelahan
e. Goiter (pembesaran kelenjar tiroid)
f. Nyeri sendi dan otot
g. Periode menstruasi yang terlewat
h. Detak jantung yang melambat
i. Pertambahan berat badan.

Hipertiroidisme

Hipertiroidisme adalah kondisi yang ditandai dengan kelenjar tiroid yang overaktif. Gejala umum dari
hipertiroidisme meliputi:

a. Diare
b. Kesulitan tidur
c. Kelelahan
d. Goiter
e. Intoleransi terhadap panas
f. Mudah marah dan perubahan mood
g. Detak jantung yang cepat (takikardia)
h. Tremor
i. Penurunan berat badan tanpa penyebab
j. Kelemahan.

Hipotiroidisme

Hipotiroidisme merupakan kondisi di mana tiroid underaktif dan menghasilkan terlalu sedikit hormon
tiroid. Gejala umum dari hipotiroidisme meliputi:

a. Intoleransi terhadap dingin


b. Sembelit
c. Menurunnya produksi keringat

12
d. Rambut kering
e. Kelelahan
f. Goiter
g. Nyeri pada sendi dan otot
h. Periode menstruasi yang terlewat
i. Detak jantung yang melambat
j. Muka membengkak
k. Kenaikan berat badan.

Prolaktinoma

Prolaktinoma muncul apabila kelenjar pituitari yang disfungsional menghasilkan hormon prolactin


berlebih, yang berguna dalam produksi ASI. Prolaktin berlebih dapat menyebabkan berbagai gejala,
seperti:

a. Disfungsi ereksi
b. Kemandulan
c. Kehilangan libido
d. Periode menstruasi yang terlewat

6. Penatalaksanaan

a. Pengobatan jangka panjang dengan obat-obat antitiroid seperti propiltiourasil atau metimazol
yang diberikanpaling sedikit selama satu tahun. Obat-obat ini menghambat sintesis dan
pelepasan tiroksin.
b. Pembedahan tiroideksomi sub total sesudah terapi propiltiourasil prabedah
c. Pengobatan dengan yodium radioaktif (Price A, Sylvia, 2006, hal 1076)
d. 7. Komplikasi
e. 1. Penyakit jantung
f. 2. ginjal kronis
g. 3. Fraktur
h. 4. Krisis tiroid (Smeltzer C. Suzanne, 2005, hal 1319)

13
B. Konsep Asuhan Keperawatan Teoritis

1. Pengkajian

a. Data biografi : nama, umur, alamat, status, jenis kelamin, tgl MRS, diagnose medis, Keluarga yang
dapat di hubungi, catatan kedatangan.

b. Riwayat kesehatan

1. Keluhan utama : Biasanya pasien datag ke RS dengan keluhan, badan terasa lemas, sering
gemetaran, keringat berlebih dan jantung terasa berdetak cepat.

2. Riwayat kesehatan sekarang : Biasanya pada saat dilakukan pengkajian pasien mengeluh
gemetaran, badan terasa lemas, muall, muntah, tidak nafsu makan, tidak bisa tidur,

3. Riwayat kesehatan keluarga : Biasanya penyakit bukan merupakan penyakit keturunan, dan bisa
juga ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama seperti yang dialami oleh pasien.

4. Riwayat kesehatan dahulu: Biasanya penyakit hipertiroid ini gajalanya timbul dalam waktu yang
lama dan belum di rasakan oleh pasien, dan merupakan penyakit yang susah di sembuhkan dan
membutuhkan pengobatan yang kontinu.

Data Subyektif:

1. Insomnia sensitivitas meningkat

2. Otot lemah, gangguan koordinasi

3. Kelelahan berat

Data obyektif:

1. Disritmia (fibrilasi atrium), irama galop, murmur

2. Peningkatan tekanan darah, takikardi saat istirahat

3. Sirkulasi kolaps

3) Integritas ego

Data Subyektif:

1. stress yang berat baik emosional maupun fisik

Data obyektif:

14
1. Emosi labil (euforia sampai delirium), depresi

4) Eliminasi Data Subyektif:

1. dalam jumlah banyak

2. Perubahan dalam feses : diare

5) Makan/ minum

Data Subyektif:

1. Kehilangan BB yang mendadak

2. Nafsu makan meningkat, makan banyak, makan sering, kehausan. Mual muntah

Data obyektif:

1. Pembesaran tiroid, goiter

2. Edema non pitting terutama daerah pretibial

6) Sensori neural

Data obyektif:

1 . Bicara cepat dan parau

2. Ganggguan status mental dan perilaku seperti bingung, disorentai, gelisah, peka rangsang, delírium,
sikosis, stupor,koma

3. Tremor halus pada tanan, tanpa tujuan, beberapa bagian tersentak-sentak

4. Hiperaktif reflekstenon dalam (RTD)

7) nyeri atau kenyamanan

Subjektif Data:

Riwayat keluarga yang mengalami masalah tiroid Riwayat hipotiroidis, terapi hormontiroid
atau pengobatan antitiroid, dihentikan terhadap pengobatan antitiroid, dilakukan pembedahan
tíroidektomi sebagian riwayat pemberian insulin yang menyebabkan hipoglikemia, gangguan jantung
trauma, pemeriksaan rontgen dengan zat kontras (DoengesE, Marilynn.2000 hal 708 -709.

3. Diagnosa Keperawatan

15
a. Penurunan curah jantung b.d hipertiroid tidak terkontrol, hipermetabolisme, peningkatan beban
kerja jantung
a. Kelelahan b.d hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi,peka rangsang dari saraf
sehubungan dengan gangguan kimia tubuh
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d peningkatanmetaboisme (peningkatan nafsu
makan/pemasukan dengan penururunan BB)
b. Kerusakan integritas jaringan mata b.d perubahan mekanisme perlindungan dari mata
Cemas b.d faktor fisiologis, status hipermetabolik (stimulasi SSP), efek pseudokatekolamin dari
hormon tiroid
d. Perubahan prossespikir b.d perubahan fisiologis, peningkatan stimulasi sSP/ mempercepat aktivitas
mental

3. intervensi Keperawatan

Penurunan curah jantung b.d hipertiroid tidak terkontrol,hipermetabolisme peningkatan beban kerja
jantung

 Tujuan Pasien / criteria evaluasi;

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x 24 jam diharapkan

 Intervensi
1. curab jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh yang ditandai dengan TTV stabil,
denyut nadi perifer normal, pengisian kapiler normal, status mental baik, tidak ada disritmia.
2. Independen Pantau TTV
3. Perhatikan besarnya tekanan nadi Periksa /teliti kemungkinan nyerí dada yang dikeluhkan
pasien
4. Kaji nadi/denyut jantung saat pasien tidur
5. Auskultasi suara jantung, perhatikan adanya bunyi jantung tambahan, adanya irama gallop
dan murmur sistolik •
6. Pantau EKG, catat atau perhatikan kecepatan atu irama jantung dan adanya disritmia
7. Observasi tanda dan gejala kehausan yang hebat, mukosa membran kering, nadilemah,
pengisian kaapiler lambat, penurunan produksi urin dan hipotensi
8. Catat adanya riwayat asma/bronkokontriksi, kehamilan,sinus bradikardi/blok jantung yang
berlanjut menjadi gagal jantung Kolaborasi Berikan cairan melalui IV sesuai indikasi
9. Berikan obat sesuai dengan indkasi: Penyekat beta seperti: propanolol (indera), atenolol
(tenormin), nadolol (corgard) Hormon tirid antagonis seperti propiltirourasil (PTU),
metimazol (tapazole) Natriun iodida (lugol) atau saturasi kalium iodida RAI ( Inal atau 25
Inal) Kortikosteroid Digoksin Furosemid Asetaminofen Relaksan otot Pantau hasil

16
pemeriksaan lab : kalium serum, kalsium serum,kultur sputum Lakukan pemantauan EKG
secara teratur.
10. Berikan oksigen sesuai indikasi

Pemeriksaan Penunjang

1) Tes ambilan RAI: meningkat pada penyakit graves dan toksik goiter noduler, menurun pada
tiriditis
1. T3 dan T4 serum : meningkat
2. T3 dan T4 bebas serum : meningkat
3. TSH: tertekan dan tidak berespon pada TRH (tiroid releasing hormon)
4. Tiroglobulin : meningkat
5. Stimulasi tiroid 131 dikatakan hipertiroid jika TRH daritidak ada sampai
meningkat
2) setelah pemberian TRH
1. Ambilan tiroid 131 : meningkat
2. Ikatan protein sodium : meningkat
3. Gula darah : meningkat (kerusakan adrenal)
4. Kortisol plasma : turun (menurunnya pengeluaran oleh adrenal)
5. Pemerksaan fungsi hepar : abnormal
6. Elektrolit : hponatremi akibat respon adrenal atau efe delusi terapicairan,
hipokalemia akibat dari deuresis dan kehilangan dari GI
7. Kateklamin serum : menurun
8. kreatinin urin : meningkat
9. EKG : fibritasi atrium, waktu sistolik memendek kardiomegali(DoengesE,
Marilynn,2000

PENGKAJIAN DIAGNOSTIK SISTEM ENDOKRIN

Pemeriksaan Diagnostik Pada Kelenjar Hipofisis

a. Foto Tengkorak (cranium)


b. Foto Tulangosteo
c. CT Scan Otak
d. Pemeriksaan Darah dan Urin
e. Pemeriksaan Diagnostik Pada Kelenjar Tiroid
f. Up Take Radioaktif (RAI)
g. Serum T3 dan T4

17
h. Take Resin
i. Protein Bound Iodine (PBI)
j. Laju Metabolisme Basal (BMR)
k. Scanning Tyroid

Pemeriksaan Diagnostik Pada Kelenjar Paratiroid

 Percobaan Sulkowitch
 Pemeriksaan Elektrocardiogram (EKG)
 Pemeriksaan Elektromiogram (EMG)
a. Pemeriksaan Diagnostik Pada Kelenjar Pankreas
 Pemeriksaan Glukosa
a. Pemeriksaan Diagnostik Pada Kelenjar Adrenal
 Pemeriksaaan Hemokonsentrasi darah
 Percobaan Vanil Mandelic Acid (VMA)
 Stimulasi Test

A. Asuhan Keperawatan Dengan Hipertiroidisme

1. Definisi

Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolik yang merupakan hasil produksi


hormon tiroid yang berlebihan. (Dongoes E, Marilynn, 2000) Ada dua tipe hipertiroidisme yaitu
penyakit kubur dan gondok nodik toksik. (Harga A, Sylvia, 2006 hal 1074)

2. Etiologi

Penyebab-penyebabnya antara lain:

1. Herediter

2. Toksik Adenoma

3. Tumor Kelenjar hipofisis

4. Tiroiditis sub akut

5. kanker Tiroid

6. Terapi hormon tiroid berlebihan (Harga A, Sylvia, 2006, hal 1074 dan Dongoes E, Marilynn , 2000
hal 708) Faktor risiko

18
1. Terjadi lebih banyak pada wanita dari pada pria

2. Pada usia lebih dari 50 tahun

3. post trauma emosional

4. Peningkatan stres (Long C, Barbara 1996 hal 109)

Patofisiologi

Beberapa penyebab-penyebab umum dari hipertiroid termasuk: Penyakit Graves Functioning


Adenoma ("hot nodule") dan Toxic multinodular goiter (TMNG) Pemasukkan yang lebih dari
hormon-hormon tiroid Pengeluaran yang abnormal dari TSH Thyroiditis (peradagan kelenjar tiroid )
pemasukan yodium yang berlebihan.l. Grave Penyakit: Grave Penyakit, yang disebabkan oleh suatu
aktivitas. Menurut Sylvia (2006), tanda dan gejala penderita hipertiroid adalah:

1. Apatis

2. Mudah lelah

3. Kelemahan otot

4. Mual Muntah

5. Gemetaran

6. Kulit lembab

7. Berat badan turun

8. Takikardi

9. Mata melotot, kedipan mata berkurang

Manifestasi klinis

Gejala-gejala umum termasuk:

1. Keringat berlebihan

2. Ketidaktoleranan panas

3. Pergerakan-pergerakan usus besar yang meningkat

4. Gemetaran

5. Kegelisahan; agitasi

6. Denyut jantung yang cepat

19
7. Kehilangan berat badan

8. Kelelahan

9. Konsentrasi yang berkurang

10. Aliran menstrual yang tidak teratur dan sedikit

Pertanyaan

1. Nama lain kelenjar hipofisis yaitu...


a. Kelenjar gondok
b. Kelenjar usus
c. Kelenjar tiroid
d. Kepala kelenjar
Jawaban : d. Kepala Kelenjar
2. Nama lain kelenjar endokrin adalah...
a. Kelenjar buntu
b. Kelenjar usus
c. Kelenjar tiroid
d. Kelenjar gondok
Jawaban : a. Kelenjar buntu
3. Terletak di dasar tengkorak, di bawah otak besar, merupakan letak kelenjar...
a. Kelenjar buntu
b. Kelenjar tiroid
c. Kelenjar hipofisis
d. Kelenjar gondok
Jawaban : c. Kelenjar hipofisis

20
DAFTAR PUSTAKA

LeMone Priscilla,dkk.2019.Keperawatan medical bedah. Gangguan endokrin.Jakarta:


Penerbit buku kedokteran. EGC

Brunner dan suddat

21

Anda mungkin juga menyukai