Anda di halaman 1dari 16

KEPERAWATAN PALIATIF

DAN MENJELANG AJAL


OLEH: Ns. Kartika Murya Ningrum, S. Kep., M.PH
KONSEP PERAWATAN PALIATIF

1. Pengertian
Perawatan paliatif adalah perawatan total
yang dilakukan pada pasien yg tidak
berespon lagi terhadap pengobatan atau
pasien yg mendapat intervensi untuk
memperpanjang masa hidup, tujuan
perawatan bukan untuk pengobatan hanya
untuk meringankan.
Semua perawat hospis adalah perawatan
paliatif. Tapi tidak semua persawat paliatif
adalah perawat hospis
Perawat paliatif disediakan untuk
semua pasien yang menderita penyakit
kronis dengan penyakit yang membatasi
masa hidup atau mengancam jiwa
maupun kondisi pasien yang
emndapatkan intervensi un tuk
memperpanjang masa hidup.
Perwat hospis menangani pasien
dengan kondisi masa harapan hidup yang
diperkirakan kurang dari 6 bulan.
2. Falsafah Keperawatan paliatif

Berasal dari bahasa latin”Palium”


artinya menyelimuti. Atau di maknai
pelayanan yang memberikan rasa nyaman
terhadap keluhan yang dirasakan oleh
pasien.

Bukan hanya mengatasi masalah fisik


tapi psikologis sosial dan spiritual.
Perawatan paliatif merupakan perawatan yang
mencakup:
1. Pelayanan berpokus pada kebutuhan pasien
bukan pelayanan berfokus pada penyakit.
2. Menerima kematian namun tetap berupaya
untuk meningkatkan kualitas hidup.
3. Pelayanan yang membangun kerjasama
antara pasien dan petugas kesehatan serta
keluarga.
4. Berfokup pada proses penyembuhan bukan
pada pengobatan.
Tujuan utama perawatan
paliatif adalah untuk
mencapai kualitas hidup
sebaik mungkin pada pasien
dan keluarganya, World
Health Organization (WHO)
3. Perkembangan Keperawatan Paliatif

- Masa lalu
Gerakan hospis berkembang secara cepat
pada tahun 1960an
Dame Cicely Saunders mengekspresikan
konsep caring pada pasien dengan
stadium akhir dan menjelang ajal.
Dame mendirikan Rumah Hospis di kota
london 1967 yang prioritas intervensi
dengan mengontrol keluhan spt, nyeri.
Tahun 1982
Dokter dokter spesialis paliatif mulai
diperkenalkan sec formal

Di awal abad 20
Kebanyakan pasien meninggal dirumah,
maka dengan berkembangnya dunia
kedokteran pasien telah banyak di rawat
di RS. Maka menurunlah jumlah kematian
di rumah. Namun penderita
menghabiskan banyak waktu di rumah.
- Masa sekarang dan akan datang
negara Inggris perawatan paliatif telah
memperkenalkan program dan panduan
baru “End of Life Care Strategy” dan “ The
gold Standars Framework” dengan tujuan
memaksimalkan sisa umur.

Secara global WHO (2014) melaporkan


bahwa dari 19 juta orang membutuhkan
perawatan paliatif dimana 69% adalah
usia lanjut
Perawatan paliatif dlm konteks Indonesia
- Mulai tahun 2007 pemerintah Indonesia,
melalui kementrian kesehatan menerbitkan
aturan kebijakan perawatan paliatif (Keputusan
MENKES No.812/Menkes/SK/VII /2017) dengan
acuan kasus penyakit yg belum dapat
disembuhkan bertambah jumlahnya dan
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
bagi pasien yg belum dapat disembuhkan.

- Sejarah pertama perkembangan perawatan


paliatiof di Indonesia tahun 1990 adalah RS dr
Soetomo, Surabaya yang membentuk Tim
Perawatan Paliatif.
Tahun 1992 mengadakan seminar nasional pertama
tentang managemen nyeri pada kangker. Yg di
pimpin oleh bapak Paliatif Indonesia yaitu Dr. R.
Sunarjadi Tedjawinata.
- Tahun 2006 organisasi nirlaba membentuk “Ruma
Rachel” yang menmyediakan layanan paliatif
khusus untuk anak yang menderita kanker dan
HIV/AIDS.
- Dalam 5 tahun terakhir makin meningkat minat
tenaga kesehatan secara rutin seminar dan work
shop di adakan
- Ada 5 RS yang menjadi pusat pelayanan yang
berlokasi di :
Jakarta, Yogyakarta, surabaya, denpasar dan
Makasar
4. Kualitas hidup

Tujuan utama keperawatan paliatif adalah


meningkatnya kualitas hidup.
Kualitas hidup seseorang berbeda-beda
hanya bisa dinilai oleh pasien itu sendiri
5. Kompetensi perawat yang bekerja di
area perawatan paliatif

Kompetensi didefinisikan sebagai


keterampila, penetahuan, pengalaman,
kualitas dan karakter, serta prilaku yang
menjadi syarat sesorang petugas yg
bekerja secara efektif.

A. Keterampilan komunikasi
1. Keterampilan komunikasi
Mengembangkan kemampuan komunikasi
untuk dapat meningkatkan hubungan yang
baik dg pasien.
Perawat dapat memberikan informasi yg
penting dengan cara yg lebih baik, serta
menjadi pendengar yang baik saat pasien dan
keluarga mengungkapkan keluhan tanpa
memberikan penilaian/stigma yg bersifat
individualis.
Kemampuan berkomunikasi juga memberikan
kepercayaan diri perawat, tahu kapan
mengatakan tidak thd pasien, dg komunikasi
yg disertai sentuhan, maka hal itu akan
menjadi tyerafi bagi pasien.
B. Keterampilan Psikososial
Keterlibatan keluarga atau orang terdekat akan
mendukung/ membantu keluarga untuk mandiri.
membangun rasa percaya dan percaya diriselama
berinteraksi dg pasien dg menggunakan diri
sendiri sebagai bentuk terapeutik.
C. Keterampilan Bekerja Tim
Merupakan keharusan dan keniscayaan
D. Keterampilan dalam Perawatan fisik
Perawat dituntut memiliki pengetahuan dan
keterampilan yg baik untuk melakukan asuhan
keperawatan secara langsung dalam kondisi
apapun sehingga dapat bertindak dan mengambil
keputusan yg tepat.
E. Keterampilan Interpersonal
Kematangan secara pribadi dan profesional
membantu mengatasi masalh dan isu yg
bersifat interinsik terutama melayani pasien
menjelang ajal dan keluarga, perawat
memahami reaksi, perasaan pasien yang
merupakan konsekuensi alamiah dari pasien
sekarat atau keluarga yg mengalami
kedukaan, sehingga perawat dapat
menentukan sikap dan menyesuaikan diri
dengan kondisi situasi yg sarat dengan emosi
dan perasaan sensitif.

Ns. Kartika Murya Ningrum, S. Kep., M.PH

Anda mungkin juga menyukai