Anda di halaman 1dari 11

Kebijakan Nasional Pada Perawatan Paliatif Dan Menjelang Ajal

Mata kuliah: Keperawatan Palitif dan Menjelang Ajal

Oleh Dosen: Nur Annisa

OLEH

Nafisah Vistiah Letsoin


KPP1800223

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN DAN NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA HUSADA
YOGYAKARTA
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Paliatif adalah perawatan kesehatan terpadu yang bersifat aktif dan
menyeluruh,dengan pendekatan multidisiplin yang terintegrasi. Meski pada
akhirnya pasien meninggal dunia, yang terpenting sebelum meninggal dia
sudah siap secara psikologis dan spiritual,serta tidak setres menghadapi
penyakit yang di deritanya. Prinsip perawatan paliatif : Menghargai setiap
kehidupan, Mengganggap kematian sebagai proses yang normal, Tidak
mempercepat atau menunda kematian, Menghargai keinginan pasien dalam
mengambil keputusan, Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang
mengganggu, Mengintegrasikan aspek psikologis , social, dan spiritual
dalam perawatan pasien dan keluarga, Menghindari tindakan medis yang sia
sia, Memberikan dukungan yang di perlukan agar pasien tetep aktif sesuai
dengan kondisinya sampai akhir hayat, Memberikan dukungan kepada
keluarga dalam masa duka cita.
Masyarakat menganggap perawatan paliatif hanya untuk pasien
dalam kondisi terminal yang akan segera meninggal. Namun konsep baru
perawatan paliatif menekankan pentingnya integrasi perawatan paliatif lebih
dini agar masalah fisik, psikososial dan spiritual dapat diatasi dengan baik.
Perawatan paliatif adalah pelayanan kesehatan yang bersifat holistik dan
terintegrasi dengan melibatkan berbagai profesi dengan dasar falsafah
bahwa setiap pasien berhak mendapatkan perawatan terbaik sampai akhir
hayatnya.
Keadaan sarana pelayanan perawatan paliatif di Indonesia masih
belum merata sedangkan pasien memiliki hak untuk mendapatkan
pelayanan yang bermutu, komprehensif dan holistik, maka diperlukan
kebijakan perawatan paliatif di Indonesia yang memberikan arah bagi sarana
pelayanan kesehatan untuk menyelenggarakan pelayanan perawatan
paliatif.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian etik dan dan kebijakan nasional pada perawatan paliatif?
2. Apa saja kebijakan nasional terkait perawatan paliatif?
3. Bagaimana menjelaskan pemahaman kebijakan nasional?
4. Bagaimana menentukan tantangan dan peluang dalam perawatan paliatif
dan menjelang ajal?

C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui pengertian etik dan kebijakan nasional pada perawatan
paliatif
2. Mengetahui kebijakan nasional terkait perawatan paliatif
3. Mengetahui pemahaman kebijakan nasional
4. Mengetahui bagaiamana menentukan tantangan dan peluang dalam
perawatan paliatif dan menjelang ajal?
BAB II

LANDASAN TEORI

A Etik dan Kebijakan nasional tentang perawatan paliatif


1. Pengertian
Perawatan paliatif adalah adalah kesehatan terpadu yang aktif
dan menyeluruh, degan pendekatan multidisiplin yang terintregrasi.
Tujuannya untuk mengurangi penderitaan pasien, memperpanjang
umurnya, meningkatkan kualitas hidup nya,juga memberikan support
kepada keluarganya. Meski pada akhirnya pasien meninggal, sebelum
meninggal sudah siap secara psikologis dan spiritual. Etik adalah
Kesepakatan tentang praktik moral, keyakinan, sistem nilai,standar
perilaku individu dan atau kelompok tentang penilaian terhadap apa yang
benar dan apa yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, apa
yang merupakan kejahatan, apa yang dikehendaki dan apa yang ditolak.
Etika Keperawatan adalah Kesepakatan / peraturan tentang
penerapan nilai moral dan keputusan keputusan yang ditetapkan untuk
profesi keperawatan (Wikipedia,2008)

2. Dasar Hukum Keperawatan Paliatif


Dasar hukum keperawatan paliatif diantanya meliputi :
a. Aspek Medikolegal dalam perawatan paliatif ( Kep. Menkes NOMOR :
812/Menkes/SK/VII/2007 )
1) Persetujuan tindakan medis/infomed consent untuk pasien
paliatif. Pasien harus memahami pengertian, tujuan dan
pelaksanaan perawatan paliatif.
2) Resusitasi/Tidak resisutasi pada pasien paliatif.
Keputusan dilakukan atau tidak dilakukan tindakan resusitasi
dapat dibuat oleh pasien yang kompeten atau oleh Tim
perawatan paliatif. Informasi tentang hal ini sebaiknya telah di
informasikan pada saat pasien memasuki atau memulai
perawatan paliatif.
3) Perawatan pasien paliatif di ICU
Pada dasarnya perawatan paliatif pasien di ICU mengikuti
ketentuan umum yang berlaku.
4) Masalah medikolegal lainnya pada perawatan pasien paliatif.
Tindakan yang bersifat kedokteran harus dkerjakan oleh tenaga
medis, tetapi dengan pertimbangan yang mempertimbangkan
keselamatan pasien tindakan tindakan tertentu dapat
didelegasikan kepada tenaga kesehatan yang terlatih.
b. Medikolegal Euthanasia
Euthanasia adalah dengan sengaja tidak melakukan sesuatu
untuk memperpanjang hidup seseorang pasien atau sengaja
melakukan sesuatu untukmemperpendek hidup atau mengakhiri
hidup seorang pasien, dan ini dilakukan untuk kepentingan pasien
sendiri.

3. Kajian Etik Tentang Perawatan Paliatif


a. Prinsip Dasar Dari Perawatan Paliatif
Perawatan paliatif terkait dengan sluruh bidang perawatan mulai dari
medis, perawatan, psikologis sosial, budaya dan spiritual, sehingga
secara praktis, prinsip dasar perawatan paliatif dapat dipersamakan
dengan prinsip pada praktek medis yang baik.
Prinsip dasar perawatan paliatif : ( Rasjidi,2010 )

1) Sikap peduli terhadap pasien


Termasuk sensifitas dan empati. Perlu dipertmbangkan segala
aspek dari penderitaan pasien, bukan hanya masalah kesehatan.
Pendekatan yang dilakukan tidak boleh bersifat menghakimi
.Faktor karakteristik, kepandaian, suku, agama, atau faktor
induvidal lainnya tidak boleh mempengaruhi perawatan.

2) Menganggap pasien sebagai seorang individu.


Setiap pasien adalah unik. Meskipun memiliki penyakit ataupun
gejala-gejala yang sama, namun tidak ada satu pasienpun yang
sama persis dengan pasien lainnya. Keunikan inilah yang harus
inilah yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan
perawatan paliatif untuk tiap individu.
3) Pertimbangan kebudayaan
Faktor etnis, ras, agama, dan faktor budaya lainnya bisa jadi
mempengaruhi penderitaan pasien. Perbedaan ini harus
diperhatikan dalam perencanaan perawatan .

4) Persetujuan
Persetujuan dari pasien adalah mutlakdiperlukan sebelum
perawatan dimulai atau diakhiri. Pasien yang telah diberi
informasi dan setuju dengan perawatan yang akan diberikan
akan lebih patuh mengikuti segala usaha perawatan.

5) Memilih tempat dilakukannya perawatan


Untuk menentukan tempat perawatan, baik pasien dan
keluarganya harus ikut serta dalam diskusi ini. Pasien dengan
penyakit terminal sebisa mungkin diberi perawatan di rumah.

6) Komunikasi
Komunikasi yang baik antara dokter dan pasien maupun dengan
keluarga adalah hal yang sangat penting dan mendasr dalam
pelaksanaan perawatan paliatif.

7) Aspek klinis :
Perawatan yang sesuaisemua perawatan paliatif harus sesuai
dengan stadium dan prognosis dari penyakit yang diderita pasien
.hal ini penting karena karena pemberian pareawatan yang tidak
sesuai, baik itu lebih maupun kurang, hanya akan menambah
penderitaan pasien. Pemberian perawatn yang berlebihan
beresiko untuk memberikan harapan palsu kepada pasien.Hal ini
berhubungan dengan masalah etika yang akan dibahas
kemudian. Perawatan yang diberikan hanya karena dokter
merasa harus melakukan sesuatu meskipun itu sia sia adalah
tidak etis.

8) Perawatan komprehensif dan terkoordinasi dari berbagai


bidang profesi perawatan palitif memberikan perawtan yang
bersifat holistik dan intergratif sehingga dibutuhkan sebuah tim
yang mencakup keseluruhan aspek hidup pasien serta
koordinasi yang baik dari masing masing anggota tim tersebut
untuk memberikan hasil yang maksimal kepada pasien dan
keluarga .
9) Kualitas perawatan yang ebaik mungkin
Perawatan medis secara konsisten, terkoordinasi dan
berkelanjutan. Perawatn medis yang konsisten akan mengurangi
kemungkinan terjadinya perubahan kondisi yang tidak terduga,
dimana hal ini akan sangat mengganggu baik pasien maupun
keluarga.
10) Perawatan yang berkelanjutan.
Pemberian perawtan simtomatis dan suportif dari awal
hingga akhir. merupakan dasr tujuan dari parawtan
paliatf.Masalah yang sering terjadi adalah pasien dipindahkan
dari satu tempat ketempat lain sehingga sulit untuk
mempertahankan komunitas perawatan .
11) Mencegah terjadinya kegawatan
Perwatan paliatif yang baik mencakup perencanaan teliti untuk
mencegah terjadinya kegawatan fisik dan emosional yang
mungkin terjadi dalam perjalanan penyakit. Pasien dan keluarga
harus diberituaukan sebelumnya mengenai masalah yang sering
terjadi dan membentuk rencana untuk meminimalisasi stress fisik
dan emosional.
12) Bantuan kepada sang perawat
Keluarga pasien dengan penyakit lanjut sering kali rentan
terhadap stress fisik dan emosianal terutama apabila pasien
dirawat di rumah sehingga perlu diberikan perhatian khusus
kepada mereka, mengingat keberhasilan dari perawatan paliatif
tergantung dari pemberi perawatan.

13) Pemeriksaan ulang

Perlu dilakukan pemeriksaan mengenai kondisi pasien secara


terus menerus mengingat pasien dengan penyakit lanjut.
B Kebijakan Nasional Terkait Perawatan Paliatif

Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan


memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi
masalah yang berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam
jiwa, melalui pencegahan dan peniadaan melalui identifikasi dini dan
penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah-masalah
lain, fisik, psikososial dan spiritual (sumber referensi WHO, 2002).
Kualitas hidup pasien adalah keadaan pasien yang
dipersepsikan terhadap keadaan pasien sesuai konteks budaya dan
sistem nilai yang dianutnya, termasuk tujuan hidup, harapan, dan
niatnya. Dimensi dari kualitas hidup menurut Jennifer J. Clinch,
Deborah Dudgeeon dan Harvey Schipper (1999), adalah :
a. Gejala fisik
b. Kemampuan fungsional (aktivitas)
c. Kesejahteraan keluarga
d. Spiritual
e. Fungsi sosial
f. Kepuasan terhadap pengobatan (termasuk masalah keuangan)
g. Orientasi masa depan
h. Kehidupan seksual, termasuk gambaran terhadap diri sendiri
i. Fungsi dalam bekerja.
Palliative home care adalah pelayanan perawatan paliatif yang
dilakukan di rumah pasien, oleh tenaga paliatif dan atau keluarga atas
bimbingan/ pengawasan tenaga paliatif. Hospis adalah tempat dimana
pasien dengan penyakit stadium terminal yang tidak dapat dirawat di
rumah namun tidak melakukan tindakan yang harus dilakukan di
rumah sakit Pelayanan yang diberikan tidak seperti di rumah sakit,
tetapi dapat memberikan pelayaan untuk mengendalikan gejala-gejala
yang ada, dengan keadaan seperti di rumah pasien sendiri.
Sarana (fasilitas) kesehatan adalah tempat yang menyediakan
layanan kesehatan secara medis bagi masyarakat.Kompeten adalah
keadaan kesehatan mental pasien sedemikian rupa sehingga mampu
menerima dan memahami informasi yang diperlukan dan mampu
membuat keputusan secara rasional berdasarkan informasi tersebut.

C. Tantangan dan Peluang dalam Perawatan Paliatif dan Menjelang Ajal


Salah satu tantangannya adalah terkait bagaimana para tenaga
kesehatan memandang persoalan kematian pasien. Masih banyak rumah
sakit yang belum memahami bahwa seharusnya pasien diberikan perawatan
paliatif, terutama untuk pasien dengan stadium terminal. Jadi persoalan
kematian masih menjadi soal yang rumit. Rumit dalam arti kata bagaimana
rumah sakit menempatkan diri pada orang yang mengalami stadium
terminal. Saat orang memasuki terminal state, malah dimasukan ke ICU atau
ICCU. Pada saat stadium terminal, kita harusnya menghadapkan mereka
pada husnul khotimah.
Tantangan lain yang dihadapi adalah perlunya dilakukan transformasi
dari provider centered menjadi patient centered. Suherman mengatakan
bahwa saat ini belum banyak yang memahami konsep patient centered.
“Akibatnya sering terjadi gejolak khusunya bagian yang berkaitan dengan
perawat. Seakan-akan perawat sebagai bagian dari perpanjangan dokter.
Padahal perawat adalah model mandiri dalam pelaksanaan keperawatan.
Dia bersama dengan dokter untuk memecahkan masalah secara sinergi.
peluang penerapan palliative care dan hospice care di Indonesia
yang saat ini belum banyak diperhatikan, yaitu layanan palliative dan hospice
care untuk elderly people (orang tua). elderly people sudah mendekati angka
12,5% dari jumlah total populasi di Indonesia, ini adalah suatu persoalan
dimana saat ini Indonesia masih terjebak dengan fenomena balita yang
berkaitan dengan gizi atau mal nutrisi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Etik adalah Kesepakatan tentang praktik moral, keyakinan, sistem
nilai,standar perilaku individu dan atau kelompok tentang penilaian
terhadap apa yang benar dan apa yang salah, mana yang baik dan mana
yang buruk, apa yang merupakan kejahatan, apa yang dikehendaki dan
apa yang ditolak.
B. Saran
Demikain lah makalah yang saya buat apabila ada kesalahan
dalam penulisan diharapkan kepada pembaca untuk berkenan
memberikan pendapat dan saran, supaya makalah ini mendekati
kesempurnaan. Atas pendapat dan sarannya kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.aidsindosia.or.id/uploads/20130506131833.skmenkes_Nomor_812M
ENKESSKVII2007_Tentang_Kebijakan_Perawatan_paliatif.pdf
(04/09/2018;07:42)

https://es.scribd.com/document/349938260/Etik-Dalam-Perawatan-Paliatif-
Kelompok-1 (04/09/2018;07:42)

Kemp, Charles.2009. Klien Sakit Terminal, seri asuhan keperawatan. Edisi 2.


Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai