Anda di halaman 1dari 38

TAHAPAN KOMUNIKASI

TERAPEUTIK

Ns. Yeni Devita, M.Kep


Pendahuluan
• Komunikasi terapeutik tidak sama dg
komunikasi sosial
• Komunikasi sosial tidak mempunyai tujuan
tertentu dan biasanya pelaksanaan
komunikasi ini terjadi begitu saja
• Komunikasi terapeutik mempunyai tujuan dan
berfungsi sebagai terapi bagi klien
• Pelaksanaan komunikasi terapeutik harus
direncanakan terstruktur dengan baik
Pendahuluan

• Komunikasi terapeutik ialah suatu interaksi


interpersonal antara perawat dan klien, yang
selama interaksi berlangsung, perawat
berfokus pada kebutuhan khusus klien untuk
meningkatkan pertukaran informasi yang
efektif antara perawat dan klien.
Tahapan komunikasi terapeutik
1. Persiapan / Prainteraksi

2. Perkenalan / Orientasi / Interaksi

3. Kerja

4. Terminasi
1. Tahap Persiapan / Pra Interaksi
• Tahap pra interaksi adalah waktu dimana perawat
merencanakan pendekatan
• Pada tahap ini perawat menggali perasaan dan
mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya
• Pada tahap ini perawat juga mencari informasi
tentang klien meliputi catatan keperawatan atau
catatan medis kemudian perawat merancang
strategi untuk pertemuan pertama dengan klien.
• Sebelum berinteraksi dengan klien, perawat perlu
menggali perasaannya
1. Tahap Persiapan / Pra Interaksi
• Tahap persiapan / pra interaksi adalah masa
persiapan sebelum berkomunikasi dengan klien
• Tahap ini harus dilakukan oleh seorang perawat
untuk memahami dirinya, mengatasi
kecemasannya, meyakinkan dirinya bahwa dia
betul – betul siap untuk berinteraksi dengan klien
• Pada saat perawat merasa cemas, dia tidak akan
mampu mendengarkan apa yang dikatakan klien
dengan baik, sehingga perawat tidak akan
mampu menggunakan active listening
(mendengarkan secara aktif)
• Kecemasan perawat dapat meningkatkan
kecemasan klien
Tugas perawat pada tahap pra interaksi
• Mengekplorasi perasaaan, harapan, dan
kecemasan

• Menganalisis kekuatan dan kelemahan diri

• Mengumpulkan data tentang klien

• Merencanakan pertemuan pertama dengan


klien
Mengekplorasi perasaaan, harapan,
dan kecemasan
• Apakah ada perasaan cemas???
• Apa yang dicemaskan???
• Berdasarkan pengalaman beberapa orang
perawat di tatanan klinik dan komunitas
menunjukkan bahwa perasaaan yang muncul
biasanya adalah perasaan cemas tidak
diterima oleh klien, ragu akan kemampuan
untuk memulai pembicaraan dan menanggapi
respon klien serta tidak terbangunnya rasa
saling percaya (trust)
Menganalisis kekuatan dan kelemahan
diri
• Kegiatan ini sangat penting dilakukan agar perawat mampu
mengatasi kelemahannya dan menggunakan kekuatannya secara
maksimal pada saat berinteraksi dengan klien
Contoh :
• Perawat yg mempunyai kekuatan mampu memulai pembicaraan
dan sensitif terhadap perasaan orang lain, dapat dimanfaatkan
untuk memudahkan dalam membuka pembicaraan dan
membina trust
• Perawat yang mempunyai kelemahan cenderung emosional dan
mudah terpengaruh oleh keadaan sehingga cenderung simpati
bukan empati, bisa diminimalkan dengan mengontrol emosinya
secara sadar setiap kali berinteraksi dengan klien
Mengumpulkan data tentang klien
• Kegiatan ini juga tidak kalah penting dari
kedua kegiatan sebelumnya karena dengan
mengetahui informasi tentang klien, perawat
bisa memahami klien. Paling tidak perawat
bisa mengetahui identitas klien yang bisa
dibunakan pada saat memulai interaksi
Merencanakan pertemuan pertama
dengan klien
• Perawat perlu merencanakan pertemuan
pertama dengan klien.
• Hal yang direncanakan mencakup kapan,
dimana, dan strategi apa yang akan dilakukan
untuk pertemuan pertama tersebut
2. Tahap Perkenalan / Orientasi / Interaksi
• Memperkenalkan diri dan menetapkan kontrak
hubungan merupakan permulaan yang tepat untuk
membangun komunikasi terapeutik
• Perkenalan merupakan kegiatan yang dilakukan
perawat saat pertama kali bertemu atau kontak dengan
klien.
• Pada saat berkenalan, perawat harus memperkenalkan
dirinya terlebih dahulu kepada klien
• Dengan memperkenalkan dirinya berarti perawat telah
bersikap sopan santun dan terbuka pada klien dan ini
diharapkan akan mendorong klien untuk membuka
dirinya dan klien akan merasa nyaman
2. Tahap Perkenalan / Orientasi / Interaksi
• Tahap orientasi ini dilaksanakan pada awal setiap
pertemuan, baik pada pertemuan pertama,
kedua, dan selanjutnya
• Tujuan tahap ini adalah untuk memvalidasi
keakuratan data dan rencana yang telah dibuat
dengan keadaaan klien saat ini, serta
mengevaluasi hasil tindakan yang lalu.
• Peran utama perawat pada tahap ini adalah
memberikan situasi lingkungan yang peka dan
menunjukkan penerimaan, serta membantu klien
dalam mengekpresikan perasaan dan pikiran.
2. Tahap Perkenalan / Orientasi / Interaksi
• Salam terapeutik :
 Salam dari terapis (perawat) kepada klien dan
keluarga
• Evaluasi validasi
 Menanyakan perasaan klien dan keluarga saat
ini
• Kontrak topik, waktu, dan tempat
 Menjelaskan tujuan pertemuan, pengertian
dan tujuan terapi, menjelaskan lama kegiatan,
mennetukan tempat interaksi
Tugas perawat pada tahap orientasi /
Interaksi
Membina rasa saling percaya, menunjukkan
penerimaan dan komunikasi terbuka

Merumuskan kontrak bersama klien

Menggali pikiran dan perasaan serta


mengidentifikasi masalah klien

Merumuskan tujuan dengan klien


3. Tahap Kerja
• Tahap kerja merupakan inti dari keseluruhan
proses komunikasi terapeutik
• Pada tahap ini perawat dan klien bekerja sama
untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien
• Perawat juga dituntut untuk mempunyai
kepekaan dan tingkat analisis yang tinggi
terhadap adanya perubahan dalam respons
verbal maupun non verbal klien
• Tahap kerja berhubungan dengan pelaksanaan
rencana tindakan keperawatan yang akan
dilakanakan sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai
3. Tahap Kerja
• Pada tahap ini perawat perlu melakukan
active listening karena tugas perawat pada
tahap kerja ini bertujuan untuk menyelesaikan
masalah klien
• Pada tahap kerja ini perawat diharapkan
mampu menyimpulkan percakapannya
dengan klien
• Tujuan teknik menyimpulkan adalah
membantu klien menggali hal-hal dan tema
emosional yang penting
Tindakan perawat pada tahap kerja
• Dorong dan bantu klien untuk mengekpresikan
perasaan tentang kesehatannya
• Dorong dan bantu klien dengan eksplorasi diri
• Berikan informasi yang dibutuhkan untuk mengubah
perilaku
• Dorong dan bantu klien untuk menetapkan tujuan
• Ambil tindakan untuk memenuhi tujuan yang
ditetapkan bersama klien
• Gunakan keterampilan komunikasi terapeutik untuk
memfasilitasi interaksi yang sukses
• Gunakan pengenalan diri dan konfrontasi yang sesuai
4. Tahap Terminasi
• Tahap terminasi merupakan akhir dari pertemuan
perawat-klien
• Tahap terminasi dibagi 2 yaitu terminasi
sementara dan terminasi akhir
• Terminasi sementara adalah akhir dari tiap
pertemuan
• Setelah terminasi sementara, perawat akan
bertemu kembali dengan klien pada waktu yang
telah ditentukan
• Terminasi akhir terjadi jika perawat telah
menyelesaikan proses keperawatan secara
keseluruhan
Tugas perawat pada tahap terminasi
Mengevaluasi pencapaian
• Meminta klien untuk menyimpulkan tentang apa
tujuan dari interaksi yang yang telah didiskusikan
telah dilaksanakan

Melakukan evaluasi • Evaluasi subjektif dilakukan dengan menanyakan


subjektif perasaan klien setelah berinteraksi dengan perawat

Menyepakati tindak • Tindak lanjut yang diberikan harus relevan dengan


lanjut terhadap interaksi interaksi yang baru saja dilakukan atau dengan
yang telah dilakukan interaksi yang akan dilakukan berikutnya

• Penting dibuat agar terdapat kesepakatan antara


Membuat kontrak untuk
perawat-klien untuk pertemuan berikutnya. Kontrak
pertemuan berikutnya yang dibuat termasuk tempat, waktu, dan tujuan
CONTOH KOMUNIKASI TERAPEUTIK
• Kondisi Klien
Ny. G ( 60 tahun), bekerja, dirawat di Rumah
Sakit MD untuk pertama kalinya dengan keluhan
badan panas, lemah, tidak nafsu makan, pucat,
nyeri pada perut. Ny. G merasa gelisah, cemas,
tidak bisa tidur karena baru pertama kalinya
dirawat di Rumah Sakit
Orientasi
”Assalamualaikum Ibu, perkenalkan nama saya Yeni Devita,
panggil saja saya Ibu Yeni, saya perawat yang akan merawat
Ibu selama di rumah sakit ini, saya akan datang setiap hari dari
jam 8 pagi sampai jam 3 sore, Apa betul ini Ibu G ? Ibu Gebih
suka dipanggil siapa?”
”Tujuan saya merawat Ibu untuk membantu mengatasi
masalah yang Ibu rasakan”
”Bagaimana perasaan Ibu G pagi ini?”
”O, jadi Ibu G semalam tidak bisa tidur?”
”Baiklah, Ibu, bagaimana kalau sekarang kita berbincang-
bincang tentang perasaan yang Ibu rasakan?”
’Bagaimana kalau kita berbincang-bincang selama 30 menit?”
”Kita berbincang-bincang disini saja ya Ibu, di ruangan Ibu?”
Kerja
”Coba Ibu ceritakan apa yang Ibu rasakan?”
”Oh, jadi Ibu merasa gelisah, cemas karena harus dirawat di
RS?”
”Apakah sebelumnya Ibu pernah mengalami sakit sehingga
perlu dirawat di RS?”
”Jadi Ibu baru pertama kali dirawat di RS ?”
“Selama ini, bila Ibu punya masalah yang mengganggu, apa
yang Ibu Lakukan?”
”Jadi kalau Ibu punya masalah, Ibu akan memikirkan terus
masalah itu sehingga Ibu merasa gelisah, tidak bisa tidur, tidak
nafsu makan?”
“Apakah sebelumnya Ibu pernah mengalami masalah yang Ibu
anggap cukup berat?”
“Apakah Ibu mampu menyelesaikan masalah tersebut?”
“Wah, baik sekali, berarti dulu Ibu pernah mampu
menyelesaikan masalah yang cukup berat, saya
yakin sekali Ibu sekarang juga akan mampu
menyelesaikan kecemasan yang Ibu rasakan”
“Baiklah Ibu, bagaimana kalau sekarang kita coba
latihan relaksasi dengan cara tarik nafas dalam, ini
merupakan salah satu cara yang cukup mampu
untuk mengurangi kecemasan yang Ibu rasakan.
Bagaimana kalau kita latihan sekarang, Saya akan
lakukan, Ibu perhatikan saya, lalu Ibu bisa mengikuti
cara yang sudah saya ajarkan. Kita mulai ya Ibu.”
“Ibu silakan duduk dengan posisi seperti saya.
Pertama-tama, Ibu tarik nafas dalam perlahan-
lahan, setelah itu tahan nafas dalam hitungan
tiga setelah itu bapak hembuskan udara melalui
mulut dengan meniup udara perlahan-lahan.
Nah, sekarang coba Ibu praktikkan. Wah bagus
sekali, Ibu sudah mampu melakukannya. Ibu
bisa melakukan latihan ini selama 5 sampai 10
kali sampai Ibu merasa relaks atau santai”
Terminasi
”Bagaimana perasaan Ibu setelah kita ngobrol tentang
masalah yang Ibu rasakan dan latihan relaksasi?”
”Bagus sekali, jam berapa Ibu akan berlatih lagi
melakukan cara ini? Mari, kita masukkan dalam jadual
harian Ibu. Jadi, setiap Ibu merasa cemas, Ibu bisa
langsung praktikkan cara ini, dan bisa melakukannya lagi
sesuai jadwal yang telah kita buat. Latihan relaksasi ini
hanya salah satu cara yang bisa digunakan untuk
mengatasi kecemasan atau ketegangan, masih ada cara
lain dengan latihan mengerutkan dan mengendurkan
otot, bagaimana kalau kita latihan cara yang kedua ini
besok pagi, seperti
biasa jam 10 pagi di ruangan ini? Assalamualaikum
Komunikasi SBAR

• SBAR ADALAH ALAT KOMUNIKASI


DALAM MELAKUKAN IDENTIFIKASI
TERHADAP PASIEN SEHINGGA
MAMPU MENINGKATKAN
KEMAMPUAN KOMUNIKASI
ANTARA PERAWAT DAN DOKTER
• Komunikasi yang berbasis SBAR merupakan
strategi komunikasi yang dipakai oleh team
pelayanan kesehatan dalam melaporkan
maupun menyampaikan keadaan pasien
kepada teman sejawat. Komunikasi SBAR
dilakukan pada saat timbang terima
(handover), pindah ruang rawat maupun
melaporkan kondisi pasien ke dokter atau tim
kesehatan lain
• SBAR adalah metode terstruktur untuk
mengkomunikasikan informasi penting yang
membutuhkan perhatian segera dan tindakan
berkontribusi terhadap eskalasi yang efektif
dan meningkatkan keselamatan pasien. SBAR
juga dapat digunakan secara efektif untuk
meningkatkan serah terima antara shift atau
antara staf di daerah klinis yang sama atau
berbeda.
keuntungan dari penggunaan metode SBAR

• Kekuatan perawat berkomunikasi secara


efektif.
• Dokter percaya pada analisa perawat karena
menunjukkan perawat paham akan kondisi
pasien.
• Memperbaiki komunikasi sama dengan
memperbaiki keamanan pasien.
• Kerangka komunikasi SBAR memuat informasi
pasien tentang Situation, Background,
Assessment dan Recommendation.
Komunikasi SBAR adalah cara sederhana yang
secara efekif telah mengembangkan
komunikasi dalam setting lain dan efektif pula
digunakan pada pelayanan kesehatan (Ohio’s
Medicare, 2010).
Acronym SBAR adalah
S – Situation : Apa yang terjadi dengan
pasien ?
B – Background: Hal-hal apa yang
melatarbelakangi kondisi klinis pasien ?
A – Assessment: Saya pikir apakah
problemnya ?
R – Recommendation: apa yang akan saya
lakukan untuk memperbaiki kondisi itu ?
Apa yang di bahas SBAR ?
• Situation : memberikan pikiran pokok
utama dalam 5-10 detik
• Background : menghubungkan data yang
obyektif dengan kondisi pasient yang spesifik
pada saat ini
• Asessment : perawat memberikan penilaian dari
situasi terkini dengan benar
• Recommendation : ditujukan kepada
“ apakah kita perlu melakukan “
pendekatan kolaborasi
FORMAT PENDOKUMENTASIAN MODEL SBAR UNTUK SERAH
TERIMA ANTAR SHIFT

• Diagnosa Medis
S • Masalah Keperawatan

• Sign and symptome dari masing-masing masalah keperawatan:


• Data subjektif
B • Data Objektif

• Analisa dari data-data yang ada di background ( B ) sesuai masalah keperawatan


A • Mengacu kepada tujuan dan kriteria hasil masing-masing diagnosa keperawatan.

• Intervensi mandiri/ kolaborasi yang prioritas dikerjakan


R • Hal-hal khusus yang harus menjadi perhatian
CONTOH PENULISAN SBAR
S: Anak post op hari 1 dengan Craniotomi removal e.c Astrocitoma post pemasangan Vp Shunt
Masalah keperawatan :
– Gangguan perfusi jaringan Cerebral
– Tidak efektifnya bersihan jalan nafas
– Resiko infeksi
– Resiko gangguan keseimbangan cairan : kurang

B: Ibu pasien mengatakan anak cendrung tidur , ubun-ubun tampak cekung , refleks menghisap kurang,
tidak ada muntah . Breast feeding hanya 20 ml. Feeding susu 8x 50ml. GCS; E 3 M 5 V menangis, pupil
2/2 reaksi positif, suhu 37.3°C, RR 24 x/mnt, Ronchi dikedua lapang paru, HR 144x/mnt. BAB tidak ada,
hasil PA belum ada. Sedang terpasang D5i/4 NaCl/12 jam. BB 5.8Kg

A: Perfusi jaringan serebral belum adekuat pasen masih cenderung tidur. Tidak ada tanda-tanda
peningkatan TIK, slem masih banyak, batuk tidak efektif, tanda-tanda infeksi tidak ditemukan

R: Monitor status neurologi dan tanda-tanda peningkatan TIK


Gunakan tehnik a/anti septic dalam merawat luka.
Observasi balance cairan
Kaji dan monitor status pernafasan
Follow up dan diskusikan hasil PA
Contoh komunikasi efektif SBAR antar
perawat dengan dokter lewat telepon :
Situation (S) :
• -Selamat pagi Dokter, saya perawat A dari RS B
ruang C
• Melaporkan pasien nama Tn.A mengalami
penurunan pengeluaran urine 40 cc/24 jam,
mengalami sesak napas.
Background (B) :
• Diagnosa medis gagal ginjal kronik, tanggal masuk 8
Oktober 2017,
• Tindakan yang sudah dilakukan posisi semi fowler, sudah
terpasang dower kateter, pemberian oksigen 3 liter/menit
15 menit yang lalu, SaO2 88%
• Program sudah dapat injeksi Lasik 3 x 1 amp IV.
• TD 150/80 mmHg, RR 30 x/menit, Nadi 100 x/menit,
oedema ekstremitas bawah dan asites
• Hasil laboratorium terbaru tanggal XX-XX-XXXX: Hb 9
mg/dl, albumin 3, ureum 237 mg/dl
• Kesadaran composmentis, bunyi nafas ronki.
Assessment (A) :
• Saya pikir masalahnya gangguan pola nafas dan
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit lebih
• Pasien tampak gelisah.
Recommendation (R) :
• Haruskah saya mulai dengan pemberian oksigen? Mulai
berapa liter/menit?
• Apa advise dokter?
• Perlukah peningkatan diuretic atau drip deuretik
• Apakah dokter akan memindahkan pasien ke HCU?

Anda mungkin juga menyukai