KESEHATAN
BULETIN SIK
Kelompok II
1. AHMAD ERSYAD
2. DILLA MAIYANA
3. FIKHA NOVALIZA
4. FATMA ANDRIYANI
5. HELMI FITRI
6. LINDAH WAHIDAH HARFI
7. MAHARANI CHANDRA
8. PIONA PUSPITASARI
9. RENTI RENCENI
A. PENGERTIAN SIK
Sistem Informasi Kesehatan adalah
seperangkat tatanan yang meliputi data,
informasi, indikator, prosedur, perangkat,
teknologi, dan sumber daya manusia yang
saling berkaitan dan dikelola secara
terpadu untuk mengarahkan tindakan atau
keputusan yang berguna dalam
mendukung pembangunan kesehatan.
Lanjutan..
Kesimpulan Buletin :
• Salah satu bidang kesehatan yang saat ini sudah berkembang di berbagai
negara dalam mengadopsi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yaitu
e-Kesehatan (e-Health). e-Kesehatan menurut WHO secara singkat adalah
penggunaan TIK untuk kesehatan. Dalam arti luas, e-Kesehatan
berhubungan dengan upaya meningkatkan arus informasi, melalui sarana
elektronik, untuk mendukung pelayanan kesehatan dan pengelolaan sistem
kesehatan
• e-Kesehatan merupakan fenomena global, sehingga pengembangan TIK di
bidang kesehatan tidak dapat terlepas dari kepentingan internasional,
regional, nasional maupun lokal. Ke empat kepentingan ini perlu
diperhatikan secara seimbang dan tercermin dalam desain e-Kesehatan.
Semua jenis data yang dibutuhkan untuk ke empat kepentingan di atas
perlu dibangun menjadi data kesehatan nasional yang terintegrasi,
sedangkan prioritas pembangunan TIK ditetapkan berdasarkan Sasaran
Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan Kesehatan. Jenis data yang
dikumpulkan menjadi data kesehatan nasional adalah data yang dapat
mengambarkan profil kesehatan masyarakat Indonesia sesuai pedoman
yang dibuat WHO, sedangkan data yang dibutuhkan semata-mata untuk
kepentingan daerah disatukan dalam bank data masing-masing pemerintah
daerah.
e-Kesehatan yang mencakup Sistem Informasi Kesehatan, Tele-Kesehatan dan
Rekam Kesehatan Elektronik, memiliki banyak dimensi dan perlu diatur agar satu
dengan lainnya dapat saling berinteraksi secara seimbang. Keberadaan pemerintah
daerah yang memiliki otonomi dalam mengatur pelaksanaan kegiatan di bidang
kesehatan, dapat menimbulkan program dan rencana aksi pengembangan TIK yang
berbeda antara satu daerah dengan lainnya. Agar semua kegiatan pengembangan
TIK dapat terarah pada pencapaian sasaran Pokok dan Arah Kebijakan
Pembangunan Kesehatan, maka dibutuhkan:
• Keberadaan para pelaku usaha dan pengembang yang terus bertambah dan
sudah banyak berperan dalam mengembangkan sistem di daerah perlu diarahkan
dan dikoordinasikan agar tidak menambah pulau-pulau sistem informasi yang tidak
terintegrasi.
• Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan yang
menjadi tanggung-jawab Kementerian Kesehatan RI
tidak dapat terlepas dari kualitas kerjasama antara K/L
pemerintah terkait, swasta, organisasi profesi, berbagai
asosiasi maupun masyarakat. Keberadaan para pelaku
usaha maupun pengembang yang bertambah sejalan
dengan meningkatnya permintaan dari sektor
pemerintah maupun swasta perlu dikendalikan bersama
secara terkoordinasi agar sumber daya serta sumber
dana dari pemerintah yang terbatas dapat dimanfaatkan
secara efisien. Keberadaan Komite, Tim Inti dan atau
Fokus Grup yang terdiri dari para pakar di berbagai
bidang terkait perlu segera dibentuk untuk memperkuat
peran sentral Pusdatin dalam mengendalikan
pertumbuhan e-Kesehatan.
• Buletin terkait 1 :
Kamus Data Kesehatan: Pendukung
Integrasi dan Interoperabilitas Sistem
Informasi Kesehatan di Indonesia
Oleh: dr. Guardian Yoki Sanjaya
• Kamus data kesehatan merupakan salah satu pendekatan untuk mencapai integrasi
dan interoperabiltias sistem informasi nasional. Beberapa pendekatan lain diperlukan
untuk mendukung isu tersebut seperti:
• Secara politis mendapatkan dukungan penuh dari pengambil keputusan tertinggi,
seperti Kementerian Kesehatan.
• Kerjasama tim lintas disiplin dan kerjasama yang baik di antara para pemangku
kepentingan (regulator, penyedia layanan kesehatan, pihak penjamin, pengembang
sistem informasi dan akademisi).
• Dukungan terhadap pemanfaatan sistem informasi elektronik di lapangan (rumah
sakit, Puskesmas, dinas kesehatan) sehingga mendorong perubahan ke sistem
komputerisasi.
• Sosialisai melalui pendidikan formal dan non formal yang berkelanjutan terhadap
kepentingan integrasi dan interoperabilitas sistem informasi kesehatan.
• Dukungan terhadap pembiayaan kegiatan yang mengarah pada integrasi dan
interoperabilitas sistem informasi.
Buletin terkait 2 :