Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH KEPERAWATAN MENJELANG AJAL DAN PALIATIF

(ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PENYAKIT TERMINAL)

Oleh:

I Made Aditya Dwi Artawan (P07120219055)

I Gusti Ngurah Agung Ari Kepakisan (P07120219059)

Luh Putu Sukma Wati (P07120219066)

Maria Sholasticha Putu Erlina S (P07120219068)

Dimas (P07120219085)

Putu Inggita Wahyu Utami (P07120219093)

Ni Made Cahyaning Upadani (P07120219096)

Pande Gede Angga Gustina Aryanto (P07120219097)

Ni Made Arisasmita Candra Dewi (P07120219103)

Kelas : 2B/S.Tr Keperawatan

Kementrian Kesehatan RI

Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar

Tahun Ajaran 2020/2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I : PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Tujuan 2

1.4 Sistematika Penulisan ….…………………………………………………………………2

BAB II: PEMBAHASAN 3

2.1. Konsep Materi Kebutuhan Terminal Pada Klien 3


2.2. Pengkajian Keperawatan Pada Pasien Terminal………………………………….………
7
2.3. Diagnosa Keperawatan Pada Pasien Terminal……………………………….
……...........8
2.4. Intervensi Keperawatan Pada Pasien Terminal…...…………………………………..….8
2.5. Implementasi Keperawatan Pada Pasien Terminal……….…………………….
……….12
2.6. Evaluasi Keperawatan Pada Pasien Terminal……………………………...……………
17

BAB III: PENUTUP 18

3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………………..18

3.2 Saran ……………………………………………………………………………………19

ii
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….………20

KATA PENGANTAR

Om Swastyastu

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
berkah dan rahmatnya bagi kelancaran pembuatan makalah untuk pemenuhan nilai mata kuliah
Keperawatan Menjelang Ajal dan Paliatif Judul makalah ini adalah “Asuhan Keperawatan
Pada Pasien Penyakit Terminal”.

Makalah ini dapat diselesaikan berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,
dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
yang terhormat :

a. selaku dosen yang mengajar di mata kuliah Keperawatan Menjelang Ajal dan
Paliatif, yang telah memberi dorongan, motivasi, dan petunjuk-petunjuk kepada
penulis.
b. Pihak Keluarga yang sepenuhnya telah membantu dan memberi dorongan moril
maupun materiil yang juga sangat membantu dalam proses penulisan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi materi
maupun teknik penulisannya, mengingat terbatasnya pengetahuan dan kemampuan yang penulis
miliki. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Denpasar, 20 September 2020

iii
Penyusun

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perawat adalah profesi yang difokuskan pada perawatan individu,


keluarga, dan masyarakat sehingga mereka dapat mencapai, mempertahankan,
atau memulihkan kesehatan yang optimal dan kualitas hidup dari lahir sampai
mati. Peran perawat sangat komprehensif dalam menangani pasien karena
peran perawat adalah membimbing rohani pasien yang merupakan bagian
integral dari bentuk pelayanan kesehatan dalam upaya memenuhi kebutuhan
biologis-psikologis-sosiologis-spritual, karena pada dasarnya setiap diri
manusia terdapat kebutuhan dasar spiritual.
Menurut Dadang Hawari (1977,53) “ orang yang mengalami penyakit
terminal dan menjelang sakaratul maut lebih banyak mengalami penyakit
kejiwaan, krisis spiritual, dan krisis kerohanian sehingga pembinaan
kerohanian saat klien menjelang ajal perlu mendapatkan perhatian khusus”.
Pasien terminal biasanya mengalami rasa depresi yang berat, perasaan marah
akibat ketidakberdayaan dan keputusasaan. Dalam fase akhir kehidupannya
ini, pasien tersebut selalu berada di samping perawat. Oleh karena itu,
pemenuhan kebutuhan spiritual dapat meningkatkan semangat hidup klien
yang didiagnosa harapan sembuhnya tipis dan dapat mempersiapkan diri
pasien untuk menghadapi alam yang kekal. Oleh karena itu penulis membuat
makalah asuhan keperawatan klien dengan penyakit terminal, agar nantinya
perawat juga memberikan perhatian khusus untuk masalah ini, dan
permasalahan ini tidak menjadi suatu aspek yang terabaikan seperti saat ini.

1
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana konsep materi kebutuhan terminal pada klien?
2. Bagaimana pengkajian keperawatan pada pasien terminal?
3. Bagimana diagnosa keperawatan pada pasien terminal?
4. Bagimana implementasi keperawatan pada pasien terminal?
5. Bagimana evaluasi keperawatan pada pasien terminal?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep materi kebutuhan terminal pada klien
2. Untuk mengetahui pengkajian keperawatan pada pasien terminal
3. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan pada pasien terminal
4. Untuk mengetahui implementasi keperawatan pada pasien terminal
5. Untuk mengetahui evaluasi keperawatan pada pasien terminal

1.4 Sistematika Penulisan

Makalah ini berisi materi mengenai Asuhan Keperawatan Pada Pasien


Penyakit Terminal yang diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Menjelang Ajal dan Paliatif. Makalah ini memiliki sistematika
penulisan yang dibagi menjadi 3 bab utama, yakni Bab I merupakan
pendahuluan yang berisi latar belakang mengenai penyakit terminal, rumusan
masalah, serta tujuan penulisan makalah ini. Bab II merupakan pembahasan
yang berisi penjelasan yang dapat menjawab rumusan-rumusan masalah di
bab I. Bab III merupakan penutup dari makalah ini yang berisi kesimpulan
dan saran dari Pembahasan di Bab II, dan daftar pustaka berisi semua sumber
yang digunakan sebagai bahan acuan dalam penulisan makalah ini.

2
BAB II
PEMBAHASAN

b.1 Konsep Materi Kebutuhan Terminal Pada Klien

1. Pengertian Penyakit Terminal

Keadaan Terminal adalah suatu keadaan sakit dimana menurut akal sehat
tidak ada harapan lagi bagi si sakit untuk sembuh. Keadaan sakit itu dapat
disebabkan oleh suatu penyakit atau suatu kecelakaan. Kondisi terminal adalah
suatu proses yang progresif menuju kematian berjalan melalui suatu tahapan
proses penurunan fisik, psikososial dan spiritual bagi individu (Kubler-Rosa,
1969). Kondisi terminal adalah suatu proses yang progresif menuju kematian
berjalan melalui suatu tahapan proses penurunan fisik, psikososial dan spiritual
bagi individu (Carpenito, 1999).

2.  Jenis Penyakit Terminal


Beberapa jenis penyakit terminal

1.      Penyakit-penyakit kanker.
2.      Penyakit-penyakit infeksi.
3.      Congestif Renal Falure (CRF).
4.      Stroke Multiple Sklerosis.
5.      Akibat kecelakaan fatal.
6.      AIDS.

3. Manifestasi Klinik Fisik


1. Gerakan pengindaran menghilang secara berangsur-angsur dimulai dari
ujung kaki dan ujung jari
2. Aktivitas dari GI berkurang.

3
3. Reflek mulai menghilang.
4. Suhu klien biasanya tinggi tapi merasa dingin dan lembab terutama pada kaki
dan tangan dan ujung-ujung ekstremitas.
5. Kulit kelihatan kebiruan dan pucat.
6. Denyut nadi tidak teratur dan lemah.
7.  Nafas berbunyi, keras dan cepat ngorok.
8.  Penglihatan mulai kabur.
9.  Klien kadang-kadang kelihatan rasa nyeri.
10. Klien dapat tidak sadarkan diri.

4. Tahap Berduka

Dr.Elisabeth Kublerr-Ross telah mengidentifikasi lima tahap berduka yang


dapat terjadi pada pasien dengan penyakit terminal :
1.   Denial ( pengingkaran )
Dimulai ketika orang disadarkan bahwa ia akan meninggal dan dia tidak
dapat menerima informasi ini sebagai kebenaran dan bahkan mungkin
mengingkarinya.
2.    Anger ( Marah )
Terjadi ketika pasien tidak dapat lagi mengingkari kenyataan bahwa ia akan
meninggal.
3.   Bergaining ( tawar-menawar )
Merupakan tahapan proses berduka dimana pasien mencoba menawar waktu
untuk hidup.
4.   Depression ( depresi )
Tahap dimana pasien datang dengan kesadaran penuh bahwa ia akan segera
mati.ia sangat sedih karna memikirkan bahwa ia tidak akan lama lagi
bersama keluarga dan teman-teman.

4
5.   Acceptance ( penerimaan)
Merupakan tahap selama pasien memahami dan menerima kenyataan bahwa
ia akan meninggal. Ia akan berusaha keras untuk menyelesaikan tugas-
tugasnya yang belum terselesaikan.

5. Tipe-tipe perjalanan menjelang kematian


Ada 4 type dari perjalanan proses kematian, yaitu:
1.      Kematian yang pasti dengan waktu yang diketahui, yaitu adanya perubahan
yang cepat dari fase akut ke kronik.
2.      Kematian yang pasti dengan waktu tidak bisa diketahui, baisanya terjadi
pada kondisi penyakit yang kronik.
3.      Kematian yang belum pasti, kemungkinan sembuh belum pasti,
biasanya terjadi pada pasien dengan operasi radikal karena adanya kanker.
4.      Kemungkinan mati dan sembuh yang tidak tentu. Terjadi pada pasien
dengan sakit kronik dan telah berjalan lama.

6. Macam Tingkat Kesadaran atau Pengertian Pasien dan Keluarganya


Terhadap Kematian.
Strause et all (1970), membagi kesadaran ini dalam 3 type:

1.   Closed Awareness/Tidak Mengerti.


Pada situasi seperti ini, dokter biasanya memilih untuk tidak memberitahukan
tentang diagnosa dan prognosa kepada pasien dan keluarganya. Tetapi bagi
perawat hal ini sangat menyulitkan karena kontak perawat lebih dekat dan
sering kepada pasien dan keluarganya. Perawat sering kali dihadapkan dengan
pertanyaan-pertanyaan langsung, kapan sembuh, kapan pulang, dan sebagainya.
2.    Matual Pretense/Kesadaran/Pengertian yang Ditutupi.
Pada fase ini memberikan kesempatan kepada pasien untuk menentukan segala
sesuatu yang bersifat pribadi walaupun merupakan beban yang berat baginya.

5
3.    Open Awareness/Sadar akan keadaan dan Terbuka.
Pada situasi ini, klien dan orang-orang disekitarnya mengetahui akan adanya
ajal yang menjelang dan menerima untuk mendiskusikannya, walaupun
dirasakan getir. Keadaan ini memberikan kesempatan kepada pasien untuk
berpartisipasi dalam merencanakan saat-saat akhirnya, tetapi tidak semua
orang dapat melaksanaan hal tersebut.

7. Bantuan Yang Dapat Diberikan Saat Tahap berduka


a.   Pada Fase Denial
Perawat perlu waspada terhadap isyarat pasien dengan denial dengan cara
mananyakan tentang kondisinya atau prognosisnya dan pasien dapat
mengekspresikan perasaan-perasaannya.
b.   Pada Fase Marah ( Anger)
Biasanya pasien akan merasa berdosa telah mengekspresikan perasaannya
yang marah. Perawat perlu membantunya agar mengerti bahwa masih
merupakan hal yang normal dalam merespon perasaan kehilangan menjelang
kamatian. Akan lebih baik bila kemarahan ditujukan kepada perawat sebagai
orang yang dapat dipercaya, memberikan rasa aman dan akan menerima
kemarahan tersebut, serta meneruskan asuhan sehingga membantu pasien
dalam menumbuhkan rasa aman.
c.   Pada Fase Menawar (Bergaining)
Pada fase ini perawat perlu mendengarkan segala keluhannya dan mendorong
pasien untuk dapat berbicara karena akan mengurangi rasa bersalah dan takut
yang tidak masuk akal.
d.   Pada Fase Depresi (Depression)
Pada fase ini perawat selalu hadir di dekatnya dan mendengarkan apa yang
dikeluhkan oleh pasien. Akan lebih baik jika berkomunikasi secara non verbal
yaitu duduk dengan tenang disampingnya dan mengamati reaksi-reaksi non
verbal dari pasien sehingga menumbuhkan rasa aman bagi pasien.

6
e.   Pada Fase Penerimaan (Acceptation)
Fase ini ditandai pasien dengan perasaan tenang, damai. Kepada keluarga
dan teman-temannya dibutuhkan pengertian bahwa pasien telah menerima
keadaanya dan perlu dilibatkan seoptimal mungkin dalam program
pengobatan dan mampu untuk menolong dirinya sendiri sebatas
kemampuannya.

2.2 Pengkajian Keperawatan Pada Pasien Terminal

1.  Riwayat kesehatan sekarang


Berisi tentang penyakit yang diderita klien pada saat sekarang

2.  Riwayat kesehatan dahulu


Berisi tentang keadaan klien apakah klien pernah masuk rumah sakit dengan
penyakit yang sama
3. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah anggota keluarga pernah menderita penyakit yang sama dengan klien
4. Head To Toe
Perubahan fisik saat kematian mendekat:
a.       Pasien kurang rensponsif
b.      Fungsi tubuh melamban
c.       Pasien berkemih dan defekasi secara tidak sengaja
d.      Rahang cendrung jatuh
e.       Pernafasan tidak teratur dan dangkal
f.       Sirkulasi melambat dan ektremitas dingin, nadi cepat dan melemah.
g.      Kulit pucat
h.      Mata memelalak dan tidak ada respon terhadap cahaya

7
2.3 Diagnosa Keperawatan Pada Pasien Terminal
1.Ansietas (ketakutan individu,keluarga) yang berhubungan dengan diperkirakan
situasi yang tidak dikenal, sifat dan kondisi yang tidak dapat diperkirakan takut
akan kematian dan efek negatif pada pada gaya hidup.
2.Berduka yang behubungan dengan penyakit terminal dan kematian yang dihadapi,
penurunan fungsi perubahan konsep diri dan menarik diri dari orang lain.
3.Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan gangguan kehidupan
keluarga,takut akan hasil ( kematian ) dengan lingkungnnya penuh dengan stres
( tempat perawatan ).
4.Resiko terhadap distres spiritual yang berhubungan dengan perpisahan dari system
pendukung keagamaan, kurang pripasi atau ketidakmampuan diri dalam
menghadapi ancaman kematian.

2.4 Intervensi Keperawatan Pada Pasien Terminal


1. Diagnosa I
Ansietas (ketakutan individu , keluarga ) yang berhubungan dengan
diperkirakan situasi yang tidak dikenal, sifat dan kondisi yang tidak dapat
diperkirakan takut akan kematian dan efek negatif pada pada gaya hidup.

NO INTERVENSI RASIONAL
1 Bantu klien untuk mengurangi Ansietas cendrung untuk
ansietasnya memperburuk masalah. Menjebak
klien pada lingkaran peningkatan
ansietas tegang, emosional dan nyeri
fisik

2 Kaji tingkat ansietas klien Beberapa rasa takut didasari oleh


informasi yang tidak akurat dan dapat
dihilangkan denga memberikan
informasi akurat.

8
3 Dorong keluarga dan teman untuk Pengungkapan memungkinkan untuk
mengungkapkan ketakutan- saling berbagi dan memberiakn
ketakutan mereka kesempatan untuk memperbaiki
konsep yang tidak benar

4 Berikan klien dan keluarga Menghargai klien untuk koping efektif


kesempatan dan penguatan koping dapat menguatkan renson koping
positif positif yang akan datang

KRITERIA HASIL

1. mengungkapkan ketakutannya yang berhubungan dengan gangguan

2. menceritakan tentang efek gangguan pada fungsi normal, tanggungn


jawab, peran dan gaya hidup

2. Diagnosa II

Berduka yang berhubungan dengan penyakit terminal dan kematian yang akan
dihadapi penurunan fungsi, perubahan konsep diri dan menarik diri dari orang lain.

NO INTERVENSI RASIONAL
1 Berikan kesempatan pada klien da Diskusi terbuka dan jujur dapat membantu
keluarga untuk mengungkapkan klien dan anggota keluarga menerima dan
perasaan, didiskusikan kehilangan mengatasi situasi dan respon mereka
secara terbuka , dan gali makna terhdap situasi tersebut
pribadi dari kehilangan.
2 Berikan dorongan penggunaan Stategi koping positif membantu
strategi koping positif penerimaan dan pemecahan masalah

9
3 Berikan dorongan pada klien Memfokuskan pada atribut yang positif
untuk mengekpresikan atribut diri meningkatkan penerimaan diri dan
yang positif penerimaan kematian yang terjadi
4 Tingkatkan harapan dengan Penelitian menunjukkan bahwa klien
perawatan penuh perhatian sakit terminal paling menghargai
tindakan keperawatan berikut :
a. Membantu berdandan

b. Mendukung fungsi kemandirian


c.Memberikan obat nyeri saat
diperlukan
d. meningkatkan kenyamanan fisik (skoruka
dan bonet 1982 )

KRITERIA HASIL

1. Mengungkapakan kehilangan dan perubahan

2. Mengungkapakan perasaan yang berkaitan kehilangan dan perubahan

3. Menyatakan kematian akan terjadi.

3. Diagnosa III

Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan gangguan kehidupan takut


akan hasil ( kematian ) dan lingkungannya penuh stres ( tempat perawatan ).
NO INTERVENSI RASIONAL
1 Luangkan waktu bersama Mengurangi kecemasan dan
keluarga atau orang terdekat klien meningkatkan pembelajaran
dan tunjukkan pengertian yang
empati

10
2 Izinkan keluarga klien atau orang Mengidentifikasi ketakutan dan
terdekat untuk mengekspresikan kekhawatiran
perasaan, ketakutan dan
kekawatiran.
3 Jelaskan tindakan keperawatan memberikan informasi spesifik tentang
kemajuan klien

4 Konsul dengan atau berikan sumber-sumber tambahan untuk


rujukan kesumber komunitas membantu mempertahankankan fungsi
Konsul dengan atau berikan keluarga
rujukan kesumber komunitas

KRITERIA HASIL

1. mengungkapkan akan kekhawatirannya mengenai prognosis klien

2. mengungkapkan kekhawtirannnya mengenai lingkungan tempat perawatan

3. melaporkan fungsi keluarga yang adekuat dan kontinyu selama perawatan


klien

4.Diagnosa IV

Resiko terhadap distres spiritual yang berhubungan dengan perpisahan dari


system pendukung keagamaan, kurang privasi atau ketidakmampuan diri dalam
menghadapi ancaman kematian.
NO INTERVENSI RASIONAL
1 Gali apakah klien menginginkan memberikan arti dan tujuan dan dapat
untuk melaksanakan praktek atau menjadi sumber kenyamanan dan
ritual keagamaan atau spiritual kekuatan

11
2 Ekspesikan pengertrian dan Menunjukkan sikap tak menilai dapat
penerimaan anda tentang membantu mengurangi kesulitan klien
pentingnya keyakinan dan praktik dalam mengekspresikan keyakinan dan
religius atau spiritual klien prakteknya

3 Berikan privasi dan ketenangan Privasi dan ketenangan memberikan


untuk ritual spiritual lingkungan yang memudahkan refresi
dan perenungan

4 Menawarkan untuk menghubungi mengatur kunjungan menjelaskan


religius atau rohaniwan ketersediaan pelayanan misalnya:
alqur’an dan ulama bagi yang beragama
islam

KRITERIA HASIL

1. Klien akan mempertahankan praktik spritualnya yang akan mempengaruhi


penerimaan terhadap ancaman kematian.

2.5 Implementasi Keperawatan Pada Pasien Terminal

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN IMPLEMENTASI


1 Ansietas (ketakutan individu, keluarga) 1. Membantu klien untuk
yang berhubungan dengan diperkirakan mengurangi ansientasnya:
situasi yang tidak dikenal, sifat dan a.  Memberikan kepastian
kondisi yang tidak dapat diperkirakan dan kenyamanan.
takut akan kematian dan efek negatif b   Menunjukan perasan
pada pada gaya hidup. tentang pemahaman dan
empati, jangan

12
menghindari pertanyaan.
c   Mendorong klien untuk
mengungkapkan setiap
ketakutan permasalahan
yang berhubungan
dengan pengobotannya.
d. Menditifikasi dan
mendorong mekanisme
koping efektif.

2.   Mengkaji tingkat ansientas


klien. Merencanakan
penyuluhan bila tingkatnya
rendah atau sedang. 
3.   Mendorong keluarga dan
teman untuk mengungkapkan
ketakutan atau pikiran
mereka. 

4.   Memberikan klien dan


keluarga dengan kepastian
dan penguatan prilaku koping
positif. 
5.   Memberikan dorongan pada
klien untuk menggunakan
teknik relaksasi seperti
paduan imajines dan
pernafasan relaksasi.

2 1. Memberikan kesempatan
Berduka yang berhubungan dengan

13
pada klien dan keluarga
penyakit terminal dan kematian yang akan
untuk mengungkapkan
dihadapi penurunan fungsi, perubahan
perasaan, diskusikan
konsep diri dan menarik diri dari orang
kehilangan secara terbuka
lain.
dan gali makna pribadi dari
kehilangan.Jelaskan bahwa
berduka adalah reaksi yang
umum dan sehat. 

2. Memberikan dorongan
penggunaan strategi koping
positif yang terbukti
memberikan keberhasilan
pada masa lalu. 

3.Memberikan dorongan pada


klien  untuk mengekpresikan
atribut dari yang positif.

 4.Membantu klien menyatakan


dan menerima kematian yang
akan terjadi, jawab semua
pertanyaan dengan
jujur. Meningkatkan harapan
dengan perawatan penuh
perhatian, menghilangkan
ketidaknyamanan dan
dukungan.
3 1.Meluangkan waktu bersama
Perubahan proses keluarga yang
keluarga/orang terdekat klien
berhubungan dengan gangguan

14
dan tunjukkan pengertian yang
kehidupan takut akan hasil (kematian )
empati.
dan lingkungannya penuh stres
( tempat perawatan ).
 2.Mengizinkan keluarga
klien/orang terdekat untuk
mengekspresikan perasaan,
ketakutan dan kekhawatiran. 

3.Menjelaskan akan lingkungan


dan peralatan itu. 

4.Menjelaskan tindakan
keperawatan dan kemajuan
postoperasi yang dipikirkan
dan memberikan informasi
spesifik tentang kemajuan
klien. 

5.Menganjurkan untuk sering


berkunjung dan berpartisipasi
dalam tindakan keperawatan.
 
6.Mengkonsul atau memberikan
rujukan ke sumber komunitas
dan sumber lainnya

4 Resiko terhadap distres spiritual yang 1.Menggali apakah klien


berhubungan dengan perpisahan dari menginginkan untuk

15
system pendukung keagamaan, kurang melaksanakan praktik atau
privasi atau ketidakmampuan diri dalam ritual keagamaan atau spiritual
menghadapi ancaman kematian yang diizinkan bila ia
memberikan kesempatan pada
klien untuk melakukannya. 

2.Mengekpresikan pengertian
dan penerimaan anda tentang
pentingnya keyakinan dan
praktik religius atau spiritual
klien. 

3.Memberikan privasi dan


ketenangan untuk ritual, spiritual
sesuai kebutuhan klien dan dapat
dilaksanakan. 

4.Menawarkan untuk
menghubungi religius atau
rohaniwan rumah sakit untuk
mengatur kunjungan
menjelaskan ketersediaan
pelayanan misalnya : alqur’an
dan ulama bagi yang beragama
islam 

2.6 Evaluasi Keperawatan Pada Pasien Terminal

a. klien merasa nyaman dan mengekpresikan perasaannya pada perawat

16
b. klien tidak merasa sedih dan siap menerima kenyataan
c. klien selalu ingat kepada Tuhan dan selalu bertawakal
d. klien sadar bahwa setiap apa yang diciptakan Tuhan akan kembali kepadanya

BAB III

17
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, dapatlah disimpulkan bahwa penyakit terminal
adalah suatu penyakit yag tidak bisa disembuhkan lagi. Kematian adalah tahap
akhir kehidupan. Kematian bisa datang tiba-tiba tanpa peringatan atau
mengikuti priode sakit yang panjang . Terkadang kematian menyerang usia
muda tetapi selalu menunggu yang tua. Perawatan pasien
yang akan meninggal tetap harus dilakukan. Perawatan yang komprehensif
tentang orang yang menjelang ajal sangat jarang menuntut lebih dari
manajemen symptom yang hati-hati dan perhatian terhadap kebutuhan dasar
fisik pasien secara perorangan sebagai pribadi dan keluarganya. Di samping
menangani manajemen symptom, intervensi perawatan paliatif dan hospis
dapat ditujukan untuk menolong seseorang untuk mencapai perasaan beres
dalam dimensi social dan relas antar pribadi, untuk membangun atau
memperdalam perasaan bermakna dan menemukan perasaan keunikan mereka
sendiri dalam makna hidup. Yang paling mendasar adalah, perawat dapat
melayani dengan cara menghadirkan diri secara penuh. Mungkin kita tidak
memiliki jawaban untuk pertanyaan eksistensial tentang hidup dan kematian
lebih daripada orang yang sedang meninggal. Mungkin kita tidak dapat
mengurangi semua perasaan menyesal dan takut menghadapi
ketidaktahuan. Namun, bukan tugas kita untuk menjawab semua masalah
itu. Tugas utama seorang perawat adalah berdiri di samping pasien, terus
menerus menyediakan perawatan fisik dan psikososial yang diperlukan,
sementara itu pasien sendiri berjuang untuk mencari jawabannya

3.2 Saran

18
1. Kita sebagai tenaga kesehatan diharapkan memiliki kemampuan untuk
mempersiapkan pasien secara utuh dalam menerima keadaanya dan
mempersiapkan diri dalam menghadapi kematian secara damai
2. Kepada pembaca, jika menggunakan makalah ini sebagai acuan
dalam pembuatan makalah atau karya tulis yang berkaitan dengan judul
makalah ini, diharapkan kekurangan yang ada pada makalah ini dapat
diperbaharui dengan lebih baik.

19
DAFTAR PUSTAKA

Asuhan Keperawatan pada Pasien/Klien yang tidak ada Harapan Sembuh, Jilid IV, Edisi I.
Jakarta 

<http://herdylover.wordpress.com/2009/10/08/asuhan-keperawatan-pada-pasien-terminal/> 
[diakses tanggal 21 September 2020] 

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (1st ed.).
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Retrieved from
http://www.inna-ppni.or.id

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan (1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia. Retrieved from http://www.innappni.or.id

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (I). Jakarta.
Retrieved from http://www.inna-ppni.or.id

20

Anda mungkin juga menyukai