Anda di halaman 1dari 17

GLOBALISASI DAN PERSPEKTIF TRANSKULTURAL

Oleh :

I Gede Agus Okta Wahyu Nugraha (P07120219052)

Putu Defri Githayani (P07120219062)

Ni Wayan Sri Wahyuni (P07120219067)

Ni Putu Ayu Venny Sartika (P07120219070)

Kadek Melinda Sukmadewi (P07120219073)

S.Tr Keperawatan / 2.B

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”GLOBALISASI DAN
PERSPEKTIF TRANSKULTURAL”. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada
Bapak/ Ibu Dosen yang telah membimbing kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna bagi para pembaca dan dapat
menambah wawasan mengenai materi tentang faktor-faktor umum yang
menyebabkan korupsi. Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
mengharapkan adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang akan kami buat
di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.

Denpasar, 19 September 2020

Penulis

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR....................................................................................................i

Daftar Isi........................................................................................................................ii

BAB I.............................................................................................................................1

PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................1

1.3 Tujuan.............................................................................................................1

BAB II...........................................................................................................................2

PEMBAHASAN..............................................................................................................

2.1 Globalisasi dan Perspektif Transkultural.............................................................2

2.1.1 Pengertian Globalisasi dan Transkultural.....................................................2

2.1.2 Keperawatan Transkultural dan Globalisasi dalam Pelayanan Kesehatan...2

2.1.3 Konsep dan Prinsip dalam Keperawatan Transkultural...............................7

2.1.4 Paradigma Transcultural Nursing...............................................................10

BAB III............................................................................................................................

KESIMPULAN...........................................................................................................12

3.1 Kesimpulan........................................................................................................12

3.2 Saran…………………………………………………………………………..13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Perkembangan masyarakat menuntut adanya peningkatan kebutuhan


masyarakat, khususnya akan pelayanan kesehatan termasuk tuntutan asuhan
keperawatan yang berkualitas akan semakin besar. Dinamika globalisasi yang
terjadi menyebabkan perpindahan penduduk baik antar daerah maupun antar
negara (migrasi) dimungkinkan dapat terjadi dan mampu menimbulkan
pergeseran terhadap tuntutan asuhan keperawatan. Indonesia sebagai negara
kepulauan dan memiliki keragaman budaya yang sangat kaya menyebabkan ada
beberapa kebiasaan kultur yang terpengaruh dalam kehidupan sehari-hari
khususnya bidang kesehatan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimkasud dengan Globalisasi dan Transkultural?
2. Bagaimana Keperawatan Transkultural dan Globalisasi dalam Pelayanan
Kesehatan?
3. Apa itu Konsep dan Prinsip dalam Keperawatan Transkultural?
4. Apa itu Paradigma Transcultural Nursing?

1.3 Tujuan

Dengan membaca makalah ini, mahasiswa mampu mengenal apa yang dimaksud
dalam Globalisasi dan Perspektif Transkultural.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Globalisasi dan Perspektif Transkultural


2.1.1 Pengertian Globalisasi dan Transkultural

Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang
maknanya ialah universal. Jadi, globalisasi diartikan sebagai fase perubahan yang
terjadi pada masyarakat di seluruh dunia. Globalisasi ditandai dengan batas-batas
geografis antar negara yang dikaburkan oleh pertukaran informasi, barang, dan jasa
akibat perkembangan teknologi.

Bila ditinjau dari makna kata , transkultural berasal dari kata trans dan culture.
Trans berarti aluar perpindahan , jalan lintas atau penghubung. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia trans berarti melintang , melintas , menembus , melalui.
Kultural berarti berhubungan dengan kebudayaan. Sedangkan kebudayaan berarti
Hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi ) manusia seperti kepercayaan ,
kesenian dan adat istiadat Jadi, transkultural dapat diartikan sebagai lintas budaya
yang mempunyai efek bahwa budaya yang satu mempengaruhi budaya yang lain atau
pertemuan kedua nilai – nilai budaya yang berbeda melalui proses interaksi sosial.

Transcultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada


proses belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan
kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan
pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk
memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada
manusia (Leininger, 2002).

2.1.2 Keperawatan Transkultural dan Globalisasi dalam Pelayanan Kesehatan


Tujuan dari keperawatan transkultural adalah mengembangkan sains dan
pohon keilmuan yang humanis sehingga tercipta praktik keperawatan pada kultur
yang spesifik dan universal. Kultur yang spesifik adalah kultur yang dengan nilai-

2
nilai norma spesifik yang tidak dimiliki oleh kelompok lain, seperti bahasa.
Sedangkan, kultur yang universal adalah nilai atau norma yang diyakini dan
dilakukan oleh hamper semua kultur, seperti budaya olahraga dapar membuat badan
sehat, bugar; budaya minum teh dapat membuat tubuh sehat. Keperawatan
transkultural juga bertujuan untuk mengidentifikasi, menguji, mengerti, dan
menggunakan pemahaman perawatan transkultural untuk meningkatkan kebudayaan
yang spesifik dalam pemberian asuhan keperawatan.

Globalisasi dalam pelayanan kesehatan sangatlah penting. Maksudnya adalah


pada zaman yang serba maju ini, menuntut keperawatan semakin maju pula
mengikuti perkembangan zaman. Orang-orang akan menuntut asuhan keperawatan
yang berkualitas. Dengan adanya zaman globalisasi ini, banyak orang yang
melakukan perpindahan penduduk antar negara (imigrasi) sehingga memungkinkan
pergeseran tuntutan asuhan keperawatan. Konsep keperawatan didasari oleh
pemahaman tentang adanya perbedaan nilai-nilai kultural yang melekat dalam
masyarakat. Sangatlah penting memperhatikan keanekaragaman budaya dan nilai-
nilai dalam penerapan asuhan keperawatan kepada klien. Bila hal ini diabaikan oleh
perawat, akan mengakibatkan terjadinya cultural shock. Cultural shock dialami klien
pada suatu kondisi dimana perawat tidak mampu beradaptasi dengan perbedaan nialai
budaya dan kepercayaan. Ini akan mengakibatkan ketidaknyamanan,
ketidakberdayaan pada klien, dan beberapa mengalami disorientasi.

Kultur adalah kesatuan dari nilai, kepercayaan, norma, dan jalan hidup yang
menjadi pedoman dalam berpikir dan berperilaku (Purnell & Paulanka, 1998 ;
Leininger, 2002a).

Keperawatan transkultural melintasi batas-batas kebudayaan untuk mencari


esensi. Keperawatan transkultural merupakan campuran dari antropologi dan
keperawatan dalam teori dan praktik. Antropologi mengacu pada manusia, termasuk
asal, perilaku, status sosial, fisik, mental, dan perkembangan zaman. Keperawatan
merupakan sebuah ilmu dan seni, maka keperawatan transkultural memungkinkan
untuk melihat profesi ini dengan perspektif yang berbeda.

3
Keperawatan transkultural adalah keperawatan yang berfokus pada studi
komparatif dan analisa pada perbedaan budaya. Keperawatan ini berhubungan dengan
kepedulian akan perilaku, keperawatan, dan nilai sehat-sakit, serta kepercayaan
mereka. Tujuannya adalah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan
kemanusiaan untuk memberikan keperawatan dalam kebudayaan khusus dan
kebudayaan universal.

Keperawatan transkultural memerlukan kemampuan dan keterampilan untuk


menilai dan mengabalisa untuk menyusun rencana, implementasi, dan evaluasi
keperawatan.

Menurut Leininger (1995), keperawatan transkultural penting karena beberapa


faktor, yaitu :

1. Terjadi peningkatan imigrasi


2. Terjadi peningkatan idealitas multikultural dalam pemahaman dan penghargaan
pada perawat dan tenaga kesehatan lain.
3. Peningkatan teknologi kesehatan
4. Konflik budaya yang terjadi berdampak pada interaksi budaya lain.
5. Terjadi peningkatan jumlah orang yang bekerja atau berwisata kenegara lain
6. Terjadi peningkatan konflik budaya yang dihasilkan oleh praktik kesehatan
7. Adanya emansipasi wanita dan gender
8. Peningkatan permintaan untuk komunitas dan latar belakang budaya dalam
konteks lingkungan

Keperawatan transkultural adalah teori dasar sebagai panduan perawat sebagai


ketentuan dalam kompetensi keperawatan.

Keperawatan transkultural dibagi menjadi :

a. Keperawatan transkultural dalam sejarah kesehatan


Untuk mengetahui aspek positif dan negatif sejarah kesehatan klien,
mencakup :

4
- Data biografi : informasi dasar
- Alasan : apa yang dikeluhkan oleh klien
- Riwayat kesehatan : sebagai penilaian dan evaluasi tentang riwayat
kesehatan klien
- Budaya : untuk mengantisipasi gangguan keterbatasan
budaya
- Pengobatan saat ini : persepsi klien dan masyarakat terhadap obat
- Sejarah : silsilah dalam keluarga dan status sosial
b. Keperawatan transkultural dalam pemeriksaan fisik
Untuk mengidentifikasi variasi biokultural yang dibutuhkan klien,
mencakup :
a. Variasi ukuran (tinggi, proporsi, dan berat badan)
b. Variasi tanda-tanda vital (ras dan gender)
c. Variasi penampilan (tubuh secara keseluruhan)
d. Variasi kulit
e. Variasi sistem sekresi tubuh
f. Variasi wajah, mata, telinga, dan mulut
i. Variasi pleksus vena susu
g. Variasi sistem muskuloskeletal
h. Variasi penyakit

Beberapa model sebagai pedoman putusan, penilaian, dan tindakan


keperawatan, menurut Leininger (1991), yaitu

a) Budaya pemeliharaan (budaya untuk memelihara nilai kepedulian)


b) Budaya negosiasi (budaya untuk beradaptasi)
c) Budaya penyusunan kembali (budaya untuk membantu klien untuk
mengubah gaya hidup)

Beberapa penilaian mengenai keperawatan transkultural, yaitu :

1. Menurut budaya

5
a) Model non-keperawatan
Meskipun teori keperawatan transkultural muncul dalam literatur
(Alfonso, 1979 : Leininger, 1985a, 1985b), metode keperawatan
transkultural tidak selalu sesuai dengan teori tersebut.
b) Model keperawatan spesifik
Tujuan utamanya sebagai pengetahuan yang relevan untuk mengetahui
budaya keperawatan yang sesuai untuk masyarakat.
c) Analisis model dan alat spesifik budaya
Tripp-Reimer, Brink dan Saunders (1984) menganalisa model dan alat
dalam kebudayaan untuk menentukan perbedaan signifikan yang ada
dalam model.
d) Diagnosa keperawatan
Perawat harus memperhatikan budaya klien dalam merumuskan
diagnosa keperawatan.

2. Menurut Giger dan Davidhizar


a. Definisi keperawatan transklutural
Merupakan kompetensi yang fokus pada klien.
b. Perbedaan budaya keperawatan
Variasi dalam pendekatan keperawatan dibutuhkan untuk
menyesuaikan budaya.
c. Budaya individu yang unik
Masing-masing individu mempunyai budaya yang unik yang dibentuk
dari pengalaman, budaya, kepercayaan, dan norma.
d. Budaya lingkungan
Budaya dalam lingkungan sangat berpengaruh dalam proses
keperawatan.

6
2.1.3 Konsep dan Prinsip dalam Keperawatan Transkultural

Asuhan keperawatan transkultural adalah salah satu bentuk asuhan


keperawatan profesional yang secara kultural sensitif, sesuai, dan berkompeten,
merupakan penyelenggaraan asuhan keperawatan lintas budaya dalam konteks pasien
beserta lingkungan di mana masalah kesehatan pasien tersebut timbul (Kozier, Berman
& Snyder: 2004).

Menurut Leininger (2002), Transcultural Nursing adalah studi budaya pada


proses belajar dan praktik keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan
kesamaan di antara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan
pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk
memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada
manusia.
Ada dua belas konsep transkultural teori Leininger (1985)dalam buku
Leininger dan McFarland (2002) “Transcultural Nursing: Concepts, Theories,
Research and Practice” Third Edition, yaitu:

a. Budaya (kultur) adalah norma atau aturan tindakan dari anggota


kelompok yang dipelajari, dan dibagi serta memberi petunjuk dalam
berfikir, bertindak dan mengambil keputusan.
b. Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih
diinginkan atau sesuatu tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu
tertentu dan melandasi tindakan dan keputusan.
c. Culture care diversity (perbedaan budayadalam asuhan
keperawatan)merupakan bentuk yang optimal dari pemberian asuhan
keperawatan, mengacu pada kemungkinan variasi pendekatan
keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan budaya yang
menghargai nilai budaya individu, kepercayaan dan tindakan termasuk

7
kepekaan terhadap lingkungan dari individu yang datang dan individu yang
mungkin kembali lagi.
d. Cultural care universality (kesatuan perawatan kultural)mengacu kepada
suatu pengertian umum yang memiliki kesamaan ataupun pemahaman
yang paling dominan, pola-pola, nilai-nilai, gaya hidup atau simbol-
simbol yang dimanifestasikan diantara banyak kebudayaan serta
mereflesikan pemberian bantuan, dukungan, fasilitas atau memperoleh
suatu cara yang memungkinkan untuk menolong orang lain
(Terminlogy universality) tidak digunakan pada suatu cara yang absolut
atau suatu temuan statistik yang signifikan.
e. Etnosentris adalah persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap
bahwa budayanya adalah yang terbaik diantara budaya-budaya yang
dimiliki oleh orang lain.
f. Etnis berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya
yang digolongkan menurut ciri-ciri dan kebiasaan yang lazim.
g. Ras adalah perbedaan macam-macam manusia didasarkan
padamendiskreditkan asal muasal manusia.
h. Etnografi adalah ilmu yang mempelajari budaya. Pendekatan metodologi
pada penelitian etnografi memungkinkan perawat untuk mengembangkan
kesadaran yang tinggi pada perbedaan budaya setiap individu, menjelaskan
dasar observasi untuk mempelajari lingkungan dan orang-orang, dan saling
memberikantimbal balik diantara keduanya.
i. Care adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan,
dukungan perilaku pada individu, keluarga, kelompok dengan adanya
kejadian untuk memenuhi kebutuhan baik aktual maupun potensial untuk
meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia.
j. Caring adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk
membimbing,mendukung dan mengarahkan individu, keluarga atau
kelompok pada keadaan yang nyata atau antisipasi kebutuhan untuk
meningkatkan kondisi kehidupan manusia.

8
k. Cultural Care berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui
nilai, kepercayaan dan pola ekspresi yang digunakan untuk mebimbing,
mendukung atau memberi kesempatan individu, keluarga atau kelompok
untuk mempertahankan kesehatan, sehat, berkembang dan bertahan hidup,
hidup dalam keterbatasan dan mencapai kematian dengan damai.
l. Cultural imposition berkenaan dengan kecenderungan tenaga kesehatan
untuk memaksakan kepercayaan, praktik dan nilai diatas budaya orang lain
karena percaya bahwa ide yang dimiliki olehperawat lebih tinggi daripada
kelompok lain.

Prinsip-prinsip asuhan keperawatan transcultural

1. Semua kebudayaan manusia mempunyai gaya hidup, asuhan keperawatan,


dan metode pengobatan yang berbeda, dan perawat harus memahami untuk
dapat bekerja secara efektif dengan orang lain.
2. Asuhan keperawatan adalah kebutuhan dasar manusia dan merupakan fokus
dominan pada keperawatan.
3. Memahami kebudayaan sendiri adalah langkah penting pertama untuk dapat
memahami kebudayaan lain.
4. Tiap orang memiliki hak untuk dihormati, dipahami, dikenal nilai
budayanya, dan mendapatkan asuhan keperawatan dan pelayanan kesehatan
yang lain.
5. Asuhan keperawatan trankultural berhubungan dengan kepercayaan,
perbandingan nilai, dan praktik kebudayaan tertentu untuk menyediakan
praktik layanan kesehatan yang spesifik, aman, dan berarti.
6. Perawat menggunakan pengetahuan asuhan budaya humanis dan ilmiah
untuk menyediakan asuhan keperawatan pada klien dengan kebudayaan yang
berbeda-beda.
7. Memahami perbedaan asuhan budaya dan kesamaannya akan membuat
perawat menghormati dan membantu pasien untuk sembuh, mencegah
penyakit, dan menghindari kematian prematur.

9
8. Kemampuan perawat untuk berbicara bahasa klien akan mempermudah
pemahaman apa yang dialami oleh klien.
9. Jika gaya hidup, nilai, dan ekspresi budaya terasa mustahil, perawat tetap
harus mencoba untuk memahami klien tersebut.
10. Setiap budaya, asuhan, penyembuhan, dan praktik kesehatan dipengaruhi
oleh pandangan dunia, konteks lingkungan, dan struktur sosial.
11. Budaya biasanya mempunyai dua tipe utama sistem asuhan keperawatan,
yaitu generik dan profesional.
12. Budaya mempunyai cara sendiri untuk memelihara kesehatan menghadapi
kematian, mengalami hal yang tidak menyenangkan, dan krisis.
13. Praktik keperawatan di Barat dan non-Barat mempunyai perbedaan utama
yang perlu dipahami ketika merencanakan dan menyediakan asuhan
keperawatan.

2.1.4 Paradigma Transcultural Nursing


Leininger (1985) mengartikan paradigma keperawatan transcultural sebagai cara
pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam terlaksananya asuhan
keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya terhadap empat konsep
sentral keperawatan yaitu : manusia, sehat, lingkungan dan keperawatan (Andrew and
Boyle, 1995).

1. Manusia
Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilai
dan norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan dan
melakukan pilihan. Menurut Leininger (1984) manusia memiliki
kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat
dimanapun dia berada (Geiger and Davidhizar, 1995).
2. Sehat

10
Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam mengisi
kehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan merupakan suatu
keyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan untuk
menjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasi
dalam aktivitas sehari-hari. Klien dan perawat mempunyai tujuan yang sama
yaitu ingin mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit yang
adaptif (Andrew and Boyle, 1995).
3. Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi
perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang
sebagai suatu totalitas kehidupan dimana klien dengan budayanya saling
berinteraksi. Terdapat tiga bentuk lingkungan yaitu : fisik, sosial dan
simbolik. Lingkungan fisik adalah lingkungan alam atau diciptakan oleh
manusia seperti daerah katulistiwa, pegunungan, pemukiman padat dan iklim
seperti rumah di daerah Eskimo yang hampir tertutup rapat karena tidak
pernah ada matahari sepanjang tahun. Lingkungan sosial adalah keseluruhan
struktur sosial yang berhubungan dengan sosialisasi individu, keluarga atau
kelompok ke dalam masyarakat yang lebih luas. Di dalam lingkungan sosial
individu harus mengikuti struktur dan aturan-aturan yang berlaku di
lingkungan tersebut. Lingkungan simbolik adalah keseluruhan bentuk dan
simbol yang menyebabkan individu atau kelompok merasa bersatu seperti
musik, seni, riwayat hidup, bahasa dan atribut yang digunakan.
4. Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang
budayanya. Asuhan keperawatan ditujukan memandirikan individu sesuai
dengan budaya klien

11
BAB III

KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan

Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang
maknanya ialah universal. Jadi, globalisasi diartikan sebagai fase perubahan yang
terjadi pada masyarakat di seluruh dunia. Bila ditinjau dari makna kata , transkultural
berasal dari kata trans dan culture. Sedangkan kebudayaan berarti Hasil kegiatan dan
penciptaan batin (akal budi ) manusia seperti kepercayaan , kesenian dan adat istiadat
Jadi, transkultural dapat diartikan sebagai lintas budaya yang mempunyai efek bahwa
budaya yang satu mempengaruhi budaya yang lain atau pertemuan kedua nilai – nilai
budaya yang berbeda melalui proses interaksi sosial. Tujuan dari keperawatan
transkultural adalah mengembangkan sains dan pohon keilmuan yang humanis
sehingga tercipta praktik keperawatan pada kultur yang spesifik dan universal.
Keperawatan transkultural juga bertujuan untuk mengidentifikasi, menguji, mengerti,
dan menggunakan pemahaman perawatan transkultural untuk meningkatkan
kebudayaan yang spesifik dalam pemberian asuhan keperawatan. Orang-orang akan
menuntut asuhan keperawatan yang berkualitas.

Konsep keperawatan didasari oleh pemahaman tentang adanya perbedaan


nilai-nilai kultural yang melekat dalam masyarakat. Keperawatan transkultural
melintasi batas-batas kebudayaan untuk mencari esensi. Keperawatan merupakan
sebuah ilmu dan seni, maka keperawatan transkultural memungkinkan untuk melihat
profesi ini dengan perspektif yang berbeda. Keperawatan transkultural adalah
keperawatan yang berfokus pada studi komparatif dan analisa pada perbedaan
budaya. Keperawatan transkultural adalah teori dasar sebagai panduan perawat
sebagai ketentuan dalam kompetensi keperawatan. Etnografi adalah ilmu yang
mempelajari budaya. Leininger (1985) mengartikan paradigma keperawatan

12
transcultural sebagai cara pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam
terlaksananya asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya
terhadap empat konsep sentral keperawatan yaitu : manusia, sehat, lingkungan dan
keperawatan (Andrew and Boyle, 1995). Manusia adalah individu, keluarga atau
kelompok yang memiliki nilai-nilai dan norma-norma yang diyakini dan berguna
untuk menetapkan pilihan dan melakukan pilihan. Kesehatan adalah keseluruhan
aktifitas yang dimiliki klien dalam mengisi kehidupannya, terletak pada rentang sehat
sakit. Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi
perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien. Asuhan keperawatan adalah suatu
proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang diberikan kepada klien
sesuai dengan latar belakang budayanya.

3.2 Saran

Dalam penulisan makalah ini penulis memohon maaf jika terdapat kekurangan
pada penulisan makalah dan sangat mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca. Semoga bermanfaat serta kita sebagai mahasiswa keperawatan dapat
mengetahui Globalisasi dan Perspektif Transkultural.

13
DAFTAR PUSTAKA

staff.ui.ac.id. Unit 2 Keberagaman Budaya dan Perspektif Transkultural


dalam Keperawatan. Diakse pada 8 September 2020 dari
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/afifah/material/transkulturalnursing.pdf

Saintif.com. Globalisasi – Pengertian, Aspek, Dampak, dan Penjelasan


Lengkap. Diakses dari https://saintif.com/pengertian-globalisasi/ ( 6 September
2020)

Fauziah, Istiqomah Nurul, dkk. 2011. Perspektif Transkultural dalam


Keperawatan dan Perawatan Lanjut Usia, Menjelang serta Saat Kematian. Diakses
pada https://b302fikui.files.wordpress.com/2011/11/fg-5.pdf (8 September 2020)

Afifah, Efy. “Ringkasan Materi Keragaman Budaya Dan Perspektif


Transkultural. Dalam Keperawatan”.

.Andre, M dan Boyle , J,S (1995), Transkultural Concepts in Nursing Care

14

Anda mungkin juga menyukai