Anda di halaman 1dari 16

UJIAN AKHIR SEMESTER

PSIKOSOSIAL & ISBD DALAM KEPERAWATAN

DIBUAT OLEH :

NAMA : DIAN LAMBIOMBIR

NPM : 12114201180151

KELAS : C

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

TAHUN AJARAN

2020

i
DAFTAR ISI

COVER........................................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................................4
1.3 Tujuan Perumusan.............................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
2.1 Globalisasi dan Prespektif Transkultural...........................................................................................5
2.2 Diversity dalam masyarakat...............................................................................................................7
2.3 Pengaruh Diversity dalam Masyarakat..............................................................................................9
2.4 Alternatif dalam pemecahan masalah yang timbul dalam masyarakat Multicultural.......................12
2.5 Hubungan antara Jurnal dan isi Makalah.........................................................................................12
BAB III......................................................................................................................................................15
PENUTUP.................................................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Transcultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada
proses belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan
kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan
pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan
untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya
kepada manusia (Leininger, 2002).

Dalam praktik pelayanan kesehatan, perawat adalah tenaga kesehatan yang


palingdekat dengan klien. Hal ini karena perawat tidak hanya memberikan
asuhan keperawatanmedis, tetapi juga memberikan asuhan keperawatan lain,
seperti asuhan latar belakang budaya.Latar belakang budaya sangat erat
kaitannya dengan asuhan keperawatan.

Dalam masalah ini, latar belakang budaya sangat mempengaruhi asuhan


keperawatan yang akandiberikan pada klien. Perspektif transkultural dalam
keperawatan diharapkan dapatmembantu klien untuk mendapatkan asuhan
keperawatan yang baik sesuai dengankondisi dan keadaan klien.Berlatar
belakang dari masalah tersebut, penulis tertarik untuk membahas masalah dengan
mengangkat judul “Etnofarmakologi dan Nutrisi dalam Perspektif Transkultural
dalam Keperawatan”.

3
1.2 Rumusan Masalah
1. Menjelaskan globalisasi dan prespektif transcultural
2. Menjelasakan diversity dalam masyarakat
3. Menjelaskan pengaruh diversity dalam masyarakat
4. Menjelaskan alternative dalam pemecahan masalah yang timbul dalam
masyarakat multicultural.
5. Menambahkan satu jurnal internasional dan jelaskan isi jurnal dan hubungan
antar jurnal tersebut dengan isi makalah

1.3 Tujuan Perumusan


1. Untuk mengetahui globalisasi dan prespektif transcultural
2. Untuk mengetahui diversity dalam masyarakat
3. Untuk mengetahui pengaruh diversity dalam masyarakat
4. Untuk mengatahui cara alternative dalam pemecahan masalah yang timbul
dalam masyarakat multukultural
5. Untuk mengetahui hubungan antara jurnal dengan isi makalah

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Globalisasi dan Prespektif Transkultural


Dunia saat ini sedang mengalami era globalisasi. Globalisasi
memungkinkan adanya perpindahan penduduk (imigrasi) antar negara atau
daerah yang menyebabkan peningkatan jumlah penduduk dalam negara, baik
populasi maupun variasinya. Menurut United Nations Population Fund (2011),
pada akhir bulan oktober tahun 2011 jumlah penduduk dunia akan mencapai
tujuh miliar penduduk. Ini memungkinkan adanya multikultural atau variasi
kultur pada suatu wilayah. Berdasar pada hal tersebut, penting bagi setiap
tenaga kesehatan profesional termasuk perawat untuk mengetahui dan
bertindak dengan perspektif global bagaimana merawat pasien dengan
berbagai macam latar belakang kultur atau budaya yang berbeda dari berbagai
tempat di dunia saat ini. Penanganan pasien dengan perbedaan latar belakang
budaya disebut dengan transkultural nursing.
Menurut Leininger (2002), transkultural nursing adalah suatu area/wilayah
keilmuan budaya pada proses belajar dan praktek keperawatan yang fokus
memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya dengan menghargai
asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan
dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan
khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia, yang dalam
penggunaannya bertujuan untuk mengembangkan sains dan pohon keilmuan
yang humanis sehingga tercipta praktik keperawatan pada kultur yang spesifik
dan universal kultur dengan nilai-nilai dan norma-norma yang diyakini dan
dilakukan hampir semua kultur, misalnya seperti budaya minum the yang
dapat membuat tubuh sehat. Berdasarkan definisi Leininger diatas, dalam

5
melaksanakan praktik keperawatan yang bersifat humanis, perawat perlu
memahami landasan teori dan praktik keperawatan yang berdasarkan budaya.
Budaya yang telah menjadi kebiasaan tersebut diterapkan dalam asuhan
keperawatan transkultural berdasarkan kerangka kerja keperawatan
transkultural yang dikenal dengan Leininger Sunrise Model (Leininger, 2002)
dan tiga strategi utama intervensi Leininger, yaitu pemeliharan terhadap
budaya, negosiasi budaya dan merestrukturisasi budaya.
Bila seorang perawat mengabaikan landasan teori dan praktik keperawatan
yang berdasarkan budaya atau keperawatan transkultural, perawat akan
mengalami cultural shock. Cultural shock akan dialami oleh klien pada suatu
kondisi dimana perawat tidak mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai
budaya dan kepercayaan. hal ini dapat menyebabkan munculnya rasa
ketidaknyamanan, ketidakberdayaan, dan beberapa akan mengalami
disorientasi. salah satu contoh yang sering ditemukan adalah ketika klien
sedang mengalami nyeri. pada beberapa daerah atau negara diperbolehkan
seseorang untuk mengungkapkan rasa nyeri dengan berteriak atau menangis.
tetapi bila seandainya perawat terbiasa dengan hanya meringis jika merasa
nyeri, ia akan menganggap sikap pasien mengganggu dan tidak sopan. maka
perawat pun akan meminta pasien bersuara pelan, bahkan tak jarang akan
memarahinya karena dianggap mengganggu pasien lainnya. kebutaan budaya
yang dialami oleh perawat ini akan berakibat pada perununan kualitas
keperawatan yang diberikan.
Penting bagi perawat untuk memahami cultural sendiri sebelum memahami
keperawatan transkultural. Konsep tentang budaya dan gambaran perilaku dan
sikap yang mencerminkan budaya tertuang dalam ilmu antropologi kesehatan.
Dalam menerapkan keperawatann transkultural, tak hanya budaya yang harus
diperhatikan, namun paradigma keperawatan pun perlu diingat agar dapat
diaplikasikan dalam keperawatan transkultural. Leoninger (1985) mengartikan
paradigma keperawatan transkultural sebagai cara pandang, keyakinan, nilai-

6
nilai, konsep-konsep dalam terlaksananya asuhan keperawatan yang sesuai
dengan latar belakang budaya terhadap empat konsep sentral keperawatan,
yaitu: manusia, komponen sehat sakit, lingkungan serta keperawatan (Andrew
and Boyle, 1995).

2.2 Diversity dalam masyarakat


Diversity ( Keragaman ) berasal dari kata ragam yang menurut kamus besar
bahasa Indonesia artinya tingkah laku, macam jenis, lagu musik langgan, warna
corak ragam, laras. Sehingga keragaman berarti perihal beragam-ragam berjenis-
jenis; perihal ragam hal jenis kergaman yang di maksud di sini suatu kondisi
dalam masyarakat dimana terdapat perbedaaa-perbedaan dalam berbagai bidang,
terutama suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideologi, adat kesopanan
serta situasi ekonomi.

 Unsur-unsur Keragaman Dalam Masyarakat Indonesia

1. Suku Bangsa dan Ras

Suku bangsa yang menempati wilayah Indonesia dari sabang sampai


merauke sangat beragam. Sedangkan perbedaan ras muncul karena
adanya pengelompokkan besar manusia yang memiliki ciri-ciri biologis
lahiriyah yang sama seperti rambut, warna kulit, ukuran tubuh, mata,
ukuran kepala dan lain sebagainya.

2. Agama dan Keyakinan

Agama mengandung arti ikatan yang harus di pegang dan di patuhi


manusia. Ikatan yang di maksud berasal dari kekuatan yang lebih
tinggi dari manusia sebagai kekuatan gaib yang tak dapat di tangkap

7
dengan panca indra. Namun mempunyai pengaruh besar yang besar
sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari ( Haru nasution: 10).

3. Tata Krama

Tata krama yang di anggap sebagai dari bahasa jawa yang berarti


“adat sopan santun, basa basi” pada dasarnya ialah segala tindakan,
perilaku, adat istiadat, tegur sapa,ucap dan cakap sesuai kaidah atau
norma tertentu. Tata krama di bentuk dan di kembangkan oleh
masyarakat yang terdiri dari aturan-aturan yang kalau di patuhi di
harapkan akan tercipta interaksi sosial yang tertib dan efektif di dalam
masyarakat yang bersangkutan. Indonesia memiliki keragaman suku
bangsa dimana di setiap suku bangsa memiliki adat tersendiri
meskipun kerena adanya sosialisasi nila-nilai dan norma secara turun
menurun dan berkisenambungan dari generasi ke generasi
menyebabkan suatu masyarakat yang ada dalam suatu suku bangsa
yang sama akan memiliki adat dan kesopanan yang relatif sama.

4. Kesenjangan Ekonomi

Bagi sebagian negara, perkonomian akan menjadi salah satu


perhatian yang harus di tingkatkan namun umumnya, masyarakat kita
berada di golongan tingkat ekonomi menengah kebawah. Hal ini tentu
saja menjadi sebuah pemicu adanya kesenjangan yang tak dapat di
hindari lagi .

5. Kesenjangan Sosial

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk


dengan bermacam tingkat pangkat, dan strata sosial yang hierarkis. Hal
ini dapat terlihat dan di rasakan dengan jelas dengan adanya
penggologan orang berdasarkan kasta. Hal ini yang dapat

8
menimbulkan kesenjangan social yang tidak saja dapat
menyakitkan, Namun juga membahayakan bagi kerukunan
masyarakat. Tak hanya itu bahkan menjadi sebuah pemicu perang
antara etnis atau suku.

2.3 Pengaruh Diversity dalam Masyarakat


Berdirinya negara Indonesia di latar belakangi oleh masyarakat yang demikian
majemuk baik secara etnis, biogarfis. kultural, maupun religius.Kita tidak dapat
mengingkari prulalistik bangsa kita. Sehingga kita perlu memberi tempat bagi
berkembangnya kebudayaan suku bangsa dan kebudayaan beragama yang di anut
oleh warga Indonesia.Masalah suku bangsa dan kesatuan di Indonesia telah
menunjukkan kepada kita bahwa suatu negara yang multietnik memerlukan suatu
kebudayaan nasional untuk memanifestasikan peranan identitas nasional dan
solidaritas nasional di antara warganya.Gagasan tentang kebudayaan nasional
yang menyangkut kesadaran dan identitas suatu bangsa telah di rancang saat
bangsa kita belum merdeka.

Manusia secara kodrat diciptakan sebagai makhluk yang mengusung nilai


harmoni. Perbedaan yang berwujud baik secara fisik ataupun mental, sebenarnya
merupakan kehendak Tuhan yang seharusnya dijadikan sebagai sebuah potensi
untuk menciptakan sebuah kehidupan yang menjunjung tinggi
toleransi di kehidupan sehari-hari, Kebudayaan Suku Bangsa dan kebudayaan
agama, bersama-sama dengan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara,
mewarisi perilaku dan kegiatan kita.berbagai kebudayaan itu beriringan, saling
melengkapi. Bahkan mampu saling menyesuaikan dalam kehidupan sehari-hari
tetapi sering kali yang terjadi malah sebaliknya. Perbedaan-perbedaan tersebut
menciptakan ketegangan hubungan antara anggota masyarakat. Hal ini di

9
sebabkan oleh sifat dasar yang selalu di miliki oleh masyarakat majemuk 
sebagaimana di jelaskan oleh Van de Berghe:

1. Terjadinya sikmentasi kedalam kelompok-kelompok yang seringkali


memiliki kebudayaan yang berbeda.
2. Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga
yang bersifat non komplenter
3. Kurang mengembangkan konsensuf di antar anggota masyarakat
tentang nilai-nilai sosial yang bersifat dasar.
4. Secara relatif sering kali terjadi konflik diantara kelompok yang satu
dengan yang lainnya.
5. Secara relatif integrasi tumbuh di atas paksaan yang saling
ketergantungan di dalam bidang ekonomi.
6. Adanya dominasi politik oleh suatu kelomok terhadap kelompok yang
lain.

Realitas di atas harus di akui dengan sikap terbuka logis, dan dewasa karena
dengan kemajemukan yang ada dapat di pertumpul. Jika keterbukaan dan
kedewasaan sikap dikesampingkan, besar kemungkinan tercipta masalah-masalah
menggoyahkan persatuan dan kesatuan bangsa seperti:

1. Disharmonisasi, adalah tidak adanya kesesuaian atas keragaman antara


manusia dengan dunia lingkungannya. Disharmonisasi di bawa oleh
virus paparoks yang ada dalam globalisasi. Paket globalisasi begitu
memikat masyarakat dunia dengan tawarannya akan keseragman
global untuk maju bersama dan komunikasi gaya hidup ,manusia yang
bebas dan harmonis dalam tatanan dunia, dengan menyampingkan
keunikan dan keberagaman indonesia sebagai pelaku utama.
2. Perilaku diskriminatif terdapat etnis atau kelompok masyarakat
tertentu akanmunculmasalah yang lain, yaitu kesenjangan dalam

10
berbagai bidang yang tentu saja yang tidak mengentungkan bagi hidup
berbangsa dan bernegara.
3. Eksklusivme,realisis, bersumber dari superioritas, alasannya dapat
bermacam-macam antara lain; keyakinan bahwa secara koadrati
ras/sukunya ke kelompoknya lebih tinggi dari ras/suku/kelompok lain.

Ada beberapa halyang dapat dilakukan memperkecil masalah yang di akibatkan


oleh pengaruh negatif dari keragaman, yaitu:

a. Semangat religius
b. Semangat nasionalisme
c. Semangat pluralisme
d. Semangat humanisme
e. Dialog antar umat beragama
f. Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi maupun konfigurasi
hubungan antara agama,media massa, dan harmonisasi dunia.

Keterbukaan, kedewasaan sikap, pemikiran globalyang bersifat inklusif,


kesadaran kebersamaan dalam mengarungi sejarah, merupakan modalyang
menentukan bagi terwujudnya sebuah bangsa yang berBhineka Tunggal
Ika.menyatu dalamkeragaman, dan beragam dalam kesatuan.Segala bentuk
kesenjangan di dekatkan, segala keanekaragaman di pandang sebagaikekayaan
bangsa milik bersama.Sikap inilah yang perlu di kembangkan dalampikiran
masyarakat untuk menuju Indonesia Raya Merdeka.

11
2.4 Alternatif dalam pemecahan masalah yang timbul dalam masyarakat
Multicultural
Salah satu contoh budaya masyarakat , masayarakat yang masih
melakukan persalinan dibantu oleh dukun beranak. peran perawat dalam
memecahkan masalah ini adalah perawat harus membina hubungan saling
percaya dengan masyarakat , memberikan penyuluhan agar menambah
wawasan masyarakat, supaya di lain waktu masyarakat tidak lagi dibantu
oleh dukun beranak tetapi dapat langsung ke fasilitas kesehatan yang ada di
daerahnya.

2.5 Hubungan antara Jurnal dan isi Makalah


Judul jurnal : Pendidikan Multikultural sebagai Alternatif Penanaman Nilai
Moral dalam Keberagaman

Hubungannya antara jurnal dan isi makalah adalah sama – sama


menjelaskan Diversity (keberagaman) budaya. Isu keberagaman di Indonesia
sebenarnya sudah ada sejak dahulu kala. Hal itu kemudian dikukuhkan
dengana adanya semboyan negara Bhinneka Tunggal Ika. Persepsi yang keliru
dalam memaknai arti keberagaman, menimbulkan degradasi moral generrasi
muda. Keberagaman dianggap sebagai ancaman bagi keutuhan dan kesatuan
bangsa. Dominansi kebudayaan mayoritas menjadi konsekuensi dari
kekeliruan tersebut, yang selanjutnya menimbulkan monokulturalisme.

Pendidikan multikultural menjadi tuntutan untuk menanamkan nilai-nilai


moral akan keberagaman. Pendidikan multikultural, meskipun sulit diterapkan
karena nilainilai moral akan keberagaman sudah mengalami krisis, namun
perlu diterapkan. Penanaman nilai-nilai kesetaraan dan kebersamaan dalam
keberagaman mewarnai pengajaran dalam pendidikan multikultural.
Pengurangan sikap-sikap prasangka, pengurangan penggunaan stereotype,

12
meminimalkan kesalahan komunikasi dan mengambil kesempatan untuk
berinteraksi dengan orang-orang yang “berbeda” merupakan upaya
menanamkan nilai-nilai moral dalam pemahaman keberagaman. Dengan
demikian, pendidikan multikultural diharapkan dapat menjadi solusi
permasalahan degradasi moral bangsa yang diakibatkan pengaruh
keberagaman.

13
14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Globalisasi memungkinkan adanya perpindahan penduduk (imigrasi) antar
negara atau daerah yang menyebabkan peningkatan jumlah penduduk dalam
negara, baik populasi maupun variasinya. Ini memungkinkan adanya
multikultural atau variasi kultur pada suatu wilayah. Penanganan pasien
dengan perbedaan latar belakang budaya disebut dengan transkultural nursing.
Diversity ( Keragaman ) berasal dari kata ragam yang menurut kamus besar
bahasa Indonesia artinya tingkah laku, macam jenis, lagu musik langgan, warna
corak ragam, laras. Sehingga keragaman berarti perihal beragam-ragam berjenis-
jenis; perihal ragam hal jenis kergaman yang di maksud di sini suatu kondisi
dalam masyarakat dimana terdapat perbedaaa-perbedaan dalam berbagai bidang,
terutama suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideologi, adat kesopanan
serta situasi ekonomi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Docplayer. ( 2017 ), Prespektif dan prinsip Transkultural , Diakses 05, agustus


2020, dari http://docplayer.info/32455938-Perspektif-dan-prinsip-transkultural-
dalam-keperawatan-beserta-aplikasinya.html

Mysabilnisa. ( 2019, 28 februari ), Makalah Diversiti , Diakses 05, agustus 2020,dari


https://mysabilnisa.blogspot.com/2019/02/makalahdiversity-dalam-masyarakat-
mata.html#:~:text=Sehingga%20keragaman%20berarti%20perihal%20beraga,adat
%20kesopanan%20serta%20situasi%20ekonomi.

Journal.uny ( juli 2006 ), pendidikan multicultural sebagai alternative penanaman


nilai moral dalam keberagaman, diakses 05, agustus 2020, dari
https://journal.uny.ac.id/index.php/paradigma/article/view/5943

16

Anda mungkin juga menyukai