KEPERAWATAN ANAK II
(Dengue Haemorrhagic Fever )
Dibuat Oleh
KELOMPOK C2
Kelas : C
No Nama NPM
1 Helena Cristi Noya 12114201180081
2 Yansye Noya 12114201180005
3 Dian M Lambiombir 12114201180151
4 Agnes Lay 12114201180162
5 Chichilia E F Patikawa 12114201170019
6 Marlen Pattipeilohy 12114201180024
7 Hendriany Maitimu 12114201180138
8 Christi N Soukotta 12114201180213
9 Gilbert J Tomasoa 12114201180028
10 Febiola Tasya Sual 12114201180132
11 Meyke Clara Tanate 12114201180155
12 Silvana Teslatu 12114201180116
13 Rien Natasya Latue 12114201180149
14 Levina Hellen Umpenewany 12114201180066
15 Rany Olivia Soukotta 12114201180019
16 Kelfin Y Tuaewa 12114201180111
17 Senthia Sitania 12114201180198
18 Ruben Lumatalale 12114201180054
19 Rafi F Setiawan 12114201180089
20 Jeanette C Pattisina 12114201170217
21 Chintya Tehupuring 12114201180015
22 Salomi Hatulely 12114201180035
23 Devianty Garium 12114201180004
24 Axell Malakauseya 12114201180108
25 Gloria Tanikwele 12114201180047
26 Louis Poceratu 12114201180094
27 Frisilia Mamuly 12114201180021
28 Aprilia Mahakena 12114201170143
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas penyertaan dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
Semoga dengan adanya makalah ini pembaca dapat memahami dan
mengetahui tentang “Penyakit dengue haemorrhagic fever pada anak ”.Penulis
menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini,
sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
Kelompok C2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang...................................................................................................1
1.2. Tujuan Penuliasan ............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1.Konsep DHF pada anak
2.1.1. Defenisi .........................................................................................................2
2.1.2. Etiologi ..........................................................................................................3
2.1.3. Tanda dan Gejala ..........................................................................................3
2.1.4. Pemeriksaan Penunjang ................................................................................5
2.1.5. Penatalaksanaan ............................................................................................7
2.1.6. Patofisiologi ..................................................................................................9
2.2. Konsep Asuhan Keperawatan Anak Dengan DHF
2.2.1. Pengkajian ..................................................................................................10
2.2.2. Diagnosa keperawatan ................................................................................11
2.2.3. Rencana Keperawatan..................................................................................12
2.2.4. Intervensi dan Rasional................................................................................12
2.2.5. Implementasi Keperawatan..........................................................................13
2.2.6. Evaluasi ......................................................................................................13
2.3. Intervensi Mandiri keperawatan ....................................................................14
BAB III PENUTUP
3.1.Kesimpulan......................................................................................................16
3.2.Saran.................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.2. Etiologi
Pada umumnya masyarakat kita mengetahui penyebab dari Dengue
Haemoragic Fever adalah melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
Virus Dengue mempunyai 4 tipe, yaitu : DEN 1, DEN 2, DEN 3, dan
DEN 4, yang ditularkan melalui nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk ini
biasanya hidup dikawasan tropis dan berkembang biak pada sumber air
yang tergenang. Keempatnya ditemukan di Indonesia dengan DEN-3
serotipe terbanyak. Infeksi salah satu serotip akan menimbulkan
antibodi yang terbentuk terhadap serotipe yang lain sangat kurang,
sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap
serotipe yang lain tersebut. Seseorang yang tinggal di daerah endemis
dengue dapat terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama hidupnya.
Keempat serotipe virus dengue dapat ditemukan diberbagai daerah di
Indonesia (Sudoyo dkk. 2010)
Virus Dengue berbentuk batang, bersifat termoragil, sensitif
terhadap inaktivitas oleh distiter dan natrium diaksikolat, stabil pada
suhu 700C. Keempat tipe tersebut telah ditemukan pula di Indonesia
dengan tipe DEN 3 yang paling banyak ditemukan (Hendarwanto
2010).
1. Demam dengue
4
- Nyeri kepala
- Nyeri retro-orbital
- Mialgia / artralgia
- Ruam kulit
- Leucopenia
bersifat bifasik.
c. Trombositopenia <100.00/ul
- Hipoproteinemia
6
- Asites
- Efusi pleura
- Hipotensi
4. USG
Pemeriksaan USG biasanya lebih disukai dan dijadikan pertimbangan
karena tidak menggunakan sistem pengion (sinar X) dan dapat
diperiksa sekaligus berbagai organ pada abdomen. Adanya acites dan
cairan pleura pada pemeriksaan USG dapat digunakan sebagai alat
menentukan diagnosa penyakit yang mungkin muncul lebih berat
misalnya dengan melihat ketebalan dinding kandung empedu dan
penebalan pankreas
5. Diagnosis Serologis
a. Uji Hemaglutinasi (Uji HI)
Tes ini adalah gold standart pada pemeriksaan serologis, sifatnya
sensitif namun tidak spesifik. Artinya tidak dapat menunjukkan
tipe virus yang menginfeksi. Antibodi HI bertahan dalam tubuh
lama sekali (<48 tahun) sehingga uji ini baik digunakan pada
studi serologi epidemiologi. Untuk diagnosis pasien, kenaikan
titer konvalesen 4x lipat dari titer serum akut atau tinggi (>1280)
baik pada serum akut atau konvalesen dianggap sebagai pesumtif
(+) atau diduga keras positif infeksi dengue yang baru terjadi
(Vasanwala dkk. 2012).
b. Uji komplemen Fiksasi (uji CF)
10
2.1.5. Penatalaksanaan
1. Medis
a. Demam tinggi, anoreksia dan sering muntah menyebabkan pasien
dehidrasi dan haus. Pasien diberi banyak minum yaitu 1,5 – 2 liter
dalam 24 jam. Keadaan hiperpireksia diatasi dengan obat
antipiretik. Jika terjadi kejang diberikan antikonvulsan. Luminal
diberikan dengan dosis : anak umur < 12 bulan 50 mg IM, anak
umur > 1tahun 75 mg. Jika kejang lebih dari 15 menit belum
berhenti luminal diberikan lagi dengan dosis 3 mg/kgBB. Infus
diberikan pada pasien DHF tanpa renjatan apabila pasien terus
menerus muntah, tidak dapat diberikan minum sehingga
11
1) Kristaloid
- Larutan Ringer Laktat (RL) atau Dextrose 5% dalam larutan
Ringer Laktat (D5/RL).
- Larutan Ringer Asetat (RA) atau Dextrose 5% dalam
larutan Ringer Asetat (D5/RA).
- Larutan Nacl 0,9% (Garal Faali + GF) atau Dextrose 5%
dalam larutan Faali (d5/GF).
2) Koloid
- Dextran 40
- Plasma
2. Keperawatan
a. Derajat I
Pasien istirahat, observasi tanda-tanda vital setiap 3 jam, periksa
Ht, Hb dan trombosit tiap 4 jam sekali. Berikan minum 1,5 – 2
liter dalam 24 jam dan kompres hangat.
b. Derajat II
Segera dipasang infus, bila keadaan pasien sangat lemah sering
dipasang pada 2 tempat karena dalam keadaan renjatan walaupun
klem dibuka tetesan infus tetap tidak lancar maka jika 2 tempat
12
2.1.6 Patofisiologi
b. Data subyektif
Merupakan data yang dikumpulkan berdasarkan keluhan pasien atau
keluarga pada pasien DHF, data subyektif yang sering ditemukan
antara lain
1. Panas atau demam
2. Sakit kepala
14
c. Data obyektif
Merupakan data yang diperoleh berdasarkan pengamatan perawat
pada keadaan pasien. Data obyektif yang sering ditemukan pada
penderita DHF antara lain:
1. Mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor
2. Tampak bintik merah pada kulit (petekia), uji torniquet (+),
epistaksis, ekimosis,hematoma, hematemesis, melena
3. Hiperemia pada tenggorokan
4. Nyeri tekan pada epigastrik
5. Pada palpasi teraba adanya pembesaran hati dan limpa
6. Pada renjatan (derajat IV) nadi cepat dan lemah, hipotensi,
ekstremitas dingin, gelisah, sianosis perifer, nafas dangkal.
7. Suhu tubuh tinggi, menggigil, wajah tampak kemerahan
2.2.5. Implementasi
Merupakan rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik.
Tahap pelaksanaan dimulai dimulai setelah rencana tindakan disusun
dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai
tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik
dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
masalah kesehatan klien.
Implementasi keperawatan merupakan tindakan yang sudah
direncanakan dalam rencana – rencana perawatan (Tarwoto Wartonah,
2006).
2.2.6. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan
sebagai pengukuran dari keberhasilan rencana tindakan keperawatan.
Hasil evaluasi dapat berupa
a. Tujuan tercapai
Jika pasien menunjukkan perubahan sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan
b. Tujuan tercapai sebagian
Jika pasien menunjukkan perubahan sebagian dari standart yang
telah ditetapkan
17
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue
haemorhagic fever//DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot atau nyeri sendi yang
disetai leucopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan ditesis
hemoragik.
Dengue Haemorhagic Fever adalah penyakit yang menyerang anak dan
orang dewasa yang disebabkan oleh virus dengan manifestasi berupa demam
akut, perdarahan, nyeri otot dan sendi. Penyebab dari Dengue Haemoragic
Fever adalah melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Virus Dengue
mempunyai 4 tipe, yaitu : DEN 1, DEN 2, DEN 3, dan DEN 4, yang
ditularkan melalui nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk ini biasanya hidup
dikawasan tropis dan berkembang biak pada sumber air yang tergenang.
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah pemeriksaan darah, urine, foto
thorax, USG dan identifikasi serologis.
Adapun tidakan mandiri yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit
DHF yaitu kuras bak dan penampungan air, gunakan pakaian yang panjang,
selalu tutup pintu dan jendela, siapkan kelambu dan obat anti nyamuk, jaga
kebersihan dan kebersihan sekitar rumah.
3.2. Saran
20
Semoga dengan adanya maklah ini mahasiswa dapat lebih mengetahui dan
memahai tentang penyakit DHF ( Dengue Haemorrhagic Fever) serta
tindakan mandiri yang dapat dilakukan pada pasien dengan DHF. Semoga
makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA