Anda di halaman 1dari 116

JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

EFEKTIFITAS TAUMA HERBAL DRINK TERHADAP INTENSITAS


DISMENOREA
Cia Novita1,Yulia Irvani Dewi2, Gamya Try Utami3

Program Studi Ilmu Keperawatan


Universitas Riau
Email: cianovita@gmail.com

Abstrak
Every fertile woman will menstruate, which normally complain of symptoms of the first two days. The most
common physicial symptom is dysmenorrhoea. This study was aimed to determine the effectiveness of Tauma
herbal drink in intensity of dysmenorrhoea. The design of this research study was "Quasy experiment" with
"Non-equivalent control group" which is divided into an experimental group and a control group. The study was
conducted on student school of nursing, University of Riau. Total sample were30 students who fit the inclusion
criteria and using simple purposive sampling technique. Measuring instruments are used sheets observasion
numeric scale. The analysis used univariate and bivariate analysis by independent sample t test and dependent
sample t test. The results showed a decrease in the intensity of dysmenorrhoea in the experimental group after
given Tauma herbal drink with p value (0.000) <α (0.05). This means that Tauma herbal drink was effective to
reduce the intensity of dysmenorrhoea. Tauma herbal drink can reduce dysmenorrhea in non-pharmacological
which can be practiced independently, so it was suggested to students who have other family members or
neighbors can use complementary therapies to reduce pain intensity of dysmenorrhoea.

Keywords: dysmenorrhoea, tauma herbal drink, menstruasion

References: 40 (2002-2014)

PENDAHULUAN pecahan lapisan uterus, dan sel-sel dari


Setiap wanita dalam usia subur akan lapisan vagina (Bobak& Jensen, 2004).
mengalami menstruasi. Pada dasarnya Wanita yang mengalami menstruasi
menstruasi atau haid merupakan proses biasanya mengeluhkan gejala-gejala dalam
katabolistisme. Menstruasi pertama, dua hari pertama. Gejala tersebut antara
disebut menarche, biasanya terjadi pada lain ketidakstabilan emosi, sakit kepala,
usia 8-13 tahun. Berakhirnya menstruasi, tidak bergairah, dan nafsu makan menurun.
menopause, normalnya terjadi pada usia Gejala fisik yang paling umum adalah
49-50 tahun. Siklus menstruasi normal ketidaknyamanan, nyeri dan kembung di
umumnya terjadi dalam interval 24-32 hari daerah perut, rasa tertekan pada daerah
(Benson, 2008). kemaluannya, dan dismenorea (Benson,
Menstruasi adalah pelepasan dinding 2008).
rahim (endometrium) yang disertai dengan Dismenorea adalah nyeri pada saat
pendarahan dan terjadi setiap bulannya haid yang terjadi tanpa tanda-tanda infeksi
kecuali pada saat kehamilan (Sibagariang, atau penyakit panggul. Dismenorea
Rangga, dan Rismalinda, 2010). Secara biasanya terjadi akibat pelepasan
fisiologis menstruasi menandakan telah berlebihan prostaglandin F2 alfa dari sel-
terbuangnya sel telur yang sudah matang. sel endometrium uterus. Prostaglandin F2
Pengeluaran menstruasi terdiri dari 2/3 alfa adalah suatu perangsang kuat
darah dan sisanya 1/3 lendir, pecah- kontraksi otot polos miometrium dan
980
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

konstriksi pembuluh darah uterus. Hal ini farmakologi dan non-farmakologi. Terapi
memperparah hipoksia uterus yang secara farmakologi antara lain adalah pemberian
normal terjadi pada haid, sehingga timbul obat analgetik. Umumnya 50-60% wanita
rasa nyeri hebat (Corwin, 2009). memerlukan obat-obatan analgetik untuk
Dismenorea dapat dikelompokkan mengatasi dismenorea.Penggunaan
menjadi dismenorea primer dan analgetik dapat menghilangkan nyeri
dismenorea sekunder. Dismenoreaprimer dengan efektif dan cepat, namun
adalah menstruasi yang sangat penggunaan akan berdampak ketagihan dan
menyakitkan dan tidak berhubungan akan memberikan efek samping obat yang
dengan penyakit pelvis, sedangkan berbahaya seperti penggunaan dalam
dismenorea sekunder adalah jangka panjang berdampak buruk ke ginjal
ketidaknyamanan yang terjadi akibat dari dan liver. Namun kondisi ini bisa
kelainan pada organ genitalia dan pada diminimalisir dengan upaya sederhana
organ pelvis, misalnya endometriosis, yang tidak memiliki efek samping, salah
infeksi, adhesi akibat peritonitis, dan satunya adalah dengan terapi non-
penyakit pelvis lainnya (Wong, 2008). farmakologi (Prawirohardjo, 2008).
Angka kejadian dismenorea di dunia Apabila keluhan nyeri dapat
sangat besar. Rata-rata lebih dari 50% dihilangkan dengan cara sederhana maka
perempuan di setiap negara mengalaminya. hal itu akan jauh lebih baik daripada
Persentasi kejadian dismenorea di USA penggunaan obat-obatan farmakologi
sekitar 60%, Swedia 72% dan diperkirakan karena menimbulkan ketergantungan
di Indonesia 55% perempuan usia terhadap efek penghilang nyeri.
produktif tersiksa nyeri selama haid (Lie, Pengobatan non farmakologi dapat
2004).Dismenorea terjadi pada wanita dilakukan dengan relaksasi, kompres air
berbagai usia, namun paling sering terjadi hangat, akupuntur, olahraga teratur dan
biasanya dismenoreaprimer timbul pada mengkonsumsi minuman-minuman herbal,
saat remaja, yaitu sekitar 2-3 tahun setelah diantaranya adalah tauge dan madu.
haid pertama dan terjadi pada umur kurang Menurut penelitian Ali, dkk (2014) ekstrak
dari 20 tahun (Hockenberry & Wilson, air tauge dan kacang hijau permentasi
2006). dibuktikan ampuh sebagai anti inflamasi
Beberapa dampak dismenorea adalah dan menghambal timbulnya nyeri.
terganggunya aktivitas akademik maupun Konsentrasi tauge dan kacang hijau
aktivitas sehari-hari yang akhirnya dapat permentasi sebesar 200 mg/kg dan 1000
berdampak pada penurunan kualitas hidup mg/kg menunjukkan efek kuat terhadap
dan penurunan produktivitas kerja (Sharma penghambat timbulnya nyeri.
dkk, 2008).Proverawati dan Misaroh Tauge/kecambah (phaseolus radiatus)
(2009) mengatakan bahwa masalah adalah tumbuhan kecil yang baru tumbuh
dismenorea setidaknya mengganggu 50% dari biji kacang-kacangan yang disemaikan
wanita masa produksi (25-45 tahun) dan atau melalui perkecambahan. Tauge
60-85% pada usia remaja (11-20 tahun), memiliki kandungan Vitamin E yang dapat
serta 67%pada usia dewasa (25-45 tahun) mengurangi nyeri haid, melalui hambatan
mengakibatkan banyak hambatan dalam terhadap biosintesis prostaglandin dimana
menjalani kegiatan sehari-hari. Vitamin E akan menekan aktivitas enzim
Telah banyak upaya yang dilakukan fosfolipase A dan siklooksigenase melalui
untuk mengatasi dismenorea ini, penghambatan aktivasi post translasi
diantaranya adalah dengan terapi siklooksigenase sehingga akan
981
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

menghambat produksi prostaglandin. C yang merupakan suatu protein yang


Selain itu tauge juga memiliki kandungan mengatur kerja phospholipasi A2.Telah
vitamin B1 yang dapat mengurangi nyeri banyak dilakukan penelitian tentang
haid, terbukti dari uji klinik yang dilakukan mengatasi nyeri dismenorea dengan
sebelumnya dimana efek vitamin B berbagai cara terapi non farmakologi salah
tersebut lebih baik dari plasebo (Wilson satu kombinasi tauge dan madu, untuk
&Murphy, 2001). mendapatkan data yang mengalami nyeri
Herbal lain yang memiliki kandungan dismenorea peneliti melakukan studi
yang berperan dalam mengurangi nyeri pendahuluan.
haid juga terdapat pada madu. Madu adalah Berdasarkan hasil studi pendahuluan
zat manis alami yang dihasilkan oleh lebah kepada mahasiswi PSIK UR program A
madu dan bunga tanaman atau bagian lain 2011, A 2012, A 2013, A 2014 didapatkan
dari tanaman. Madu mengandung vitamin data dari 291 mahasiswi, 11,8% yang
A, B1, B2, B3, B6, C, D, E, K, β-karoten, mengalami dismenorea. Dismenorea yang
flavonoid dan asam fenolik. Vitamin B1 dialami dirasakan sangat menggangu
dan vitamin E yang ada pada madu dapat mahasiswi dalam menjalankan aktivitas
mengurangi nyeri haid (Suranto, 2007). sehari-hari, mengalami konsentrasi belajar,
Penelitian Sekriptini (2013) pengaruh dan ketidakhadiran dalam perkuliahan.
pemberian madu terhadap penurunan skor Mayoritas tindakan yang dilakukan
nyeri akibat tindakan invasif pengambilan mahasiswi dalam menurunkan dismenorea
darah intravena pada anak, hasil penelitian yaitu 5% minum air hangat, kompres air
ini didapatkan pemberian madu peroral hangat dan minuman herbal lainnya, 1,5%
dapat menurunkan skor nyeri pada anak beristirahat dan 15,4% mengkonsumsi obat
saat pengambilan darah intravena. Hasil penghilang nyeri haid. Banyak
analisis menunjukkan terdapat perbedaan alternatiflain yang dapat dilakukan untuk
bermakna rata-rata skor nyeri anak pada mengurangi dismenorea salah satunya yaitu
kelompok madu dan kelompok plasebo kombinasi tauge dan madu atau disebut
(p=0,001). Penelitian Martyarini (2011) dengantauma herbal drink. Berdasarkan
efek madu dalam proses epitelisasi luka fenomena diatas peneliti tertarik untuk
bakar derajat dua dangkal. Hasil penelitian meneliti tentang pengaruhtauma herbal
ini didapatkan proses epitelisasi luka bakar drink dalam mengatasi intensitas
yang dibalut madu berlangsung lebih cepat dismenorea.
dibandingkan luka yang dibalut kasa tulle. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
Kombinasi tauge dan madu memiliki memberikan kontribusi bagi perkembangan
kandungan yang kaya vitamin E, ilmu keperawatan khususnya mengenai
kandungan yang berperan untuk efektifitas tauma herbal drink terhadap
menghambat perjalanan prostaglandin. penurunaan intensitas nyeri dismenorea.
Vitamin E bekerja dengan mempengaruhi
pelepasan arkidonat dari fosfilipid dan METODE PENELITIAN
konversi menjadi prostaglandin terhambat Jenis desain penelitian yang
melalui enzim phospholipasi A2 dan digunakan dalam penelitian ini adalah
cyclooxygenase. Prostaglandin F2a adalah Quasi Experiment dengan rancangan
hormon yang berperan penyebab penelitian Non-Equivalent Control Group,
dismenorea karena terjadi vasokonstriksi yaitu sebuah rancangan penelitian dimana
dan kontraksi miometrium. Vitamin E juga peneliti tidak melakukan randomisasi untuk
berperan dalam menghambat protein kinase pengelompokan antara kelompok
982
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

eksperimen dan kelompok Dalam penelitian ini independent


kontrol.Penelitian ini dilakukan dengan sample t test digunakan untuk
memberikan intervensi pada kelompok membandingkan skor nyeri post test pada
eksperimen, sedangkan pada kelompok kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol tidak diberikan tauma. Kedua kontrol, sedangkan uji dependent sample t
kelompok sama-sama dilakukan test digunakan untuk membandingkan skor
pengukuran sebelum (pre-post) dan nyeri pre test dan post test pada kelompok
pengukuran setelah (post-test) (Hidayat, eksperimen dan kelompok kontrol. Derajat
2007). Lokasi penelitian di PSIK UR, kemaknaan (α) yang digunakan pada uji ini
dengan alasan karena mayoritas mahasiswi adalah 0,05. Uji statistik didapatkan ρ
perempuan berusia produktif mengalami value< α (0,05) dapat dikatakan tauma
dismenorea. Pengambilan sampel dalam herbal drink efektif terhadap penurunan
penelitian ini menggunakan teknik intensitas dismenorea.
nonprobability sampling dengan jenis
purposive samplingyaitu teknik HASIL PENELITIAN
pengambilan sampel dari populasi yang Hasil penelitian didapat sebagai berikut:
sesuai dengan kehendak peneliti 1.Analisa univariat
berdasarkan tujuan tertentu (Hidayat, Tabel 1
2007). Besar sampel yang digunakan Karakteristik responden berdasarkan umur
peneliti sebanyak 30 responden dan dan menarche
Karakteristik Kelompok Kelompok Jumlah pv
merupakan jumlah sampel minimum yang Eksperimen Kontrol
harus dipenuhi dalam penelitian kuantitatif n
(n=15)
% n
(n=15)
% n %
(Burn & Grove, 2005). Sampel pada Umur (tahun)
penelitian ini adalah sebagian mahasiswi Responden:
18
PSIK UR program A 2012 – A 2014. 19 5 33,3 2 13,3 7 23,3
20 7 46,7 4 26,7 11 36,7 0,181
Semua responden dalam penelitian ini 21 3 20,0 7 46.7 10 33,3
0 0,0 2 13,3 2 6,7
adalah responden yang telah Total 15 100,0 15 100,0 30 100,0
menandatangani informed consent.
Menarche
Analisa data pada penelitian ini (tahun)
adalah univariat dan bivariat. Analisa Responden:
10 1 6,7 3 20,0 4 13,3
univariat digunakan untuk mendapatkan 11
12
1
2
6,7
13,3
3
3
20,0
20,0
4
5
13,3
16,7 0,375
gambaran tentang karakteristik responden 13 7 46,7 4 26,7 11 36,7
14 4 26,7 2 13,3 6 20,0
yaitu: umur, menarche dan frekuensi nyeri
dismenorea sebelum dan sesudah pada Total 15 100,0 15 100,0 30 100,0

kelompok eksperimen dan kelompok


kontrol. Analisa bivariat digunakan untuk Berdasarkan tabel 1 diketahui
mengetahui apakah ada hubungan yang bahwa dari 30 responden yang diteliti,
signifikan antara dua variabel yaitu distribusi responden menurut umur yang
variabel independen dan dependen, atau terbanyak adalah umur 19 tahun.
bisa juga digunakan untuk mengetahui
apakah ada perbedaan signifikan antara dua
kelompok atau lebih variabel. Uji statistik
yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu
uji independent sample t test dan uji
dependent sample t test (Hastono, 2007).

983
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

Tabel 2 Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat


Intensitas dismenorea (Pre-test) dan (Post- nilai rata-rata penurunan intensitas
test) pada kelompok eksperimen dismenorea pretespada hari pertama 3,00
Variabel Mean Min Max poin dengan nilai minimal 2 dan maksimal
5, hari kedua 4,33 point dengan nilai
Pretest
Rata-rata 5,24 4,3 6,0
minimal 3 dan maksimal 6, hari ketiga 6,27
pretest
Pretest hari 1
3,87
5,20
2
4
5
6
point dengan nilai minimal 5 dan maksimal
Pretest hari 2 6,67 6 9 8 serta rata-rata keseluruhan pretest yaitu
Pretest hari 3
Posttest 4,53 point dengan nilai minimal 3,7 dan
Rata-rata
posttest
3,51
2,74
2,0
1
4,7
4
maksimal 6,0. Hasil posttest menunjukkan
Posttest hari 1 3,73 2 6 rata-rata dismenorea yang dialami
Posttest hari 2 4,33 3 6
Posttest hari 3 responden sebagai berikut, hari pertama
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat 3,00 poin dengan nilai minimal 2 dan
nilai rata-rata penurunan intensitas maksimal 5, hari kedua 4,33 point dengan
dismenorea sebelum diberikan nilai minimal 3 dan maksimal 6, dan hari
taumaherbal drinkpada hari pertama 3,87 ketiga 6,60 poin dengan nilai minimal 6
poin dengan nilai minimal 2 dan maksimal dan maksimal 8 serta rata-rata keseluruhan
5, hari kedua 5,20 poin dengan nilai posttest yaitu 4,64 poin dengan nilai
minimal 4 dan maksimal 6, hari ketiga 6,67 minimal 3,7 dan maksimal 6,0.
poin dengan nilai minimal 6 dan maksimal
9 serta rata-rata keseluruhan pretest yaitu 2. Analisa Bivariat
5,24 poin dengan nilai minimal 4,33 dan TABEL 4
maksimal 6,00. Setelah dilakukan Uji normalitas data dengan uji shapiro-
intervensi dengan pemberian tauma herbal wilk
drink diketahui rata-rata dismenorea Kelompok n p value
responden sebagai berikut, hari pertama
2,74 poin dengan nilai minimal 1 dan Kelompok Pretest 15 0,061
maksimal 4, hari kedua 3,73 poin dengan Eksperimen
Posttest 15 0,694
nilai minimal 2 dan maksimal 6, dan hari
ketiga 4,33 poin dengan nilai minimal 3 Kelompok Pretest 15 0,104
dan maksimal 4 serta rata-rata keseluruhan Kontrol Posttest 15 0,104
posttest yaitu 3,51 poin dengan nilai
minimal 2,0 dan maksimal 4,7.
Berdasarkan tabel 4 diatas, dari uji
TABEL 3 normalitas data dengan uji Shapiro-Wilk
Intensitas dismenorea (Pre-test) dan (Post- didapatkan hasil pada kelompok
test) pada kelompok kontrol eksperimen pretest adalah data terdistribusi
Variabel Mean Min Max
secara normal dengan p value (0,061) > α
Pretest (0,05). Pada kelompok kontrol pretest data
Rata-rata 4,53 3,7 6,0
Pretest hari 1 3,00 2 5 terdistribusi secara normal dengan p value
Pretest hari 2 4,33 3 6
Pretest hari 3 6,27 5 8 (0,104) > α (0,05).
Posttest
Rata-rata 4,64 3,7 6,0
Posttest hari 1 3,00 2 5
Posttest hari 2 4,33 3 6
Posttest hari 3 6,60 6 8

984
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

TABEL 5 sebelum dan setelah tanpa diberikan tauma


Penurunan intensitas dismenorea pada herbal drinkpada kelompok kontrol.
kelompok eksperimen sebelum dan setelah
diberikan tauma herbal drink TABEL 7
Variabel n Mean Mean SD p Perbandingan intensitas dismenorea pada
difference value
kelompok eksperimen dan kontrol setelah
Sebelum 15 5,24 0,54 diberikan intervensi
Intervensi 1,73 0,000
Setelah 15 3,51 0,67
Variabel n Mean SD P
Intervensi
Kelompok 15 3,51 0,72
Berdasarkan tabel 5 dari uji statistik
didapatkan nilai rata-rata penurunan Eksperimen 0,000
intensitas dismenorea pada kelompok Kelompok 15 4,64 0,73
eksperimen sebelum diberikan tauma Kontrol
herbal drink yaitu 5,24 dengan standar Berdasarkan tabel 7 diatas, dari
deviasi 0,54 dan setelah diberikan tauma hasil uji statistik didapatkan nilai rata-rata
herbal drink yaitu 3,51 dengan standar penurunan intensitas dismenorea setelah
deviasi 0,67. Hasil analisa diperoleh p diberikan taumaherbal drinkpada
value (0,000) < α (0,05), maka dapat kelompok eksperimen yaitu 3,51 dengan
disimpulkan ada perbedaan intensitas standar deviasi 0,722 dan kelompok
dismenorea sebelum dan setelah diberikan kontrol tanpa diberikan taumaherbal
tauma herbal drink pada kelompok drinkyaitu 4,64 dengan standar deviasi
eksperimen. 0,739. Hasil analisa diperoleh p value
(0,000) < α (0,05), berarti ada perbedaan
TABEL 6 bermakna rata-rata intensitas dismenorea
Penurunan intensitas dismenorea pada setelah diberikan tauma herbal drinkpada
kelompok kontrol sebelum dan setelah kelompok eksperimen dan kelompok
tanpa diberikan tauma herbal drink kontrol.
Variabel n Mean Mean SD p
PEMBAHASAN
difference value
1.Karakteristik responden
Sebelum 15 4,53 0,77 Hasil penelitian yang telah
Intervensi 0,11 0,019 dilakukan pada mahasiswi PSIK program
Setelah 15 4,64 0,73 A, didapatkan hasil bahwa umur responden
Intervensi terbanyak berada pada umur 19 tahun
Berdasarkan tabel 6, dari hasil uji (36,7%). Hasil penelitian ini sesuai dengan
statistik didapatkan nilai rata-rata penelitian Siahaan (2012) bahwa responden
penurunan intensitas dismenorea pada terbanyak adalah 19 tahun. Penelitian
kelompok kontrol sebelum tanpa diberikan lainnya dilakukan oleh Novia dan
kombinasi taumaherbal drinkyaitu 4,53 Puspitasari (2008) menjelaskan bahwa
dengan standar deviasi 0,77 dan setelah dismenorea pada umumnya terjadi pada
tanpa diberikan tauma herbal drinkyaitu responden berumur 15-25 tahun. Menurut
4,64 dengan standar deviasi 0,73. Hasil Hockenberry dan Wilson, 2006 dismenorea
analisa diperoleh p value (0,019) > α terjadi pada wanita berbagai usia, namun
(0,05), maka dapat disimpulkan tidak ada paling sering terjadi biasanya dismenorea
perbedaan rata-rata intensitas dismenorea primer timbul pada saat remaja, yaitu

985
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

sekitar 2-3 tahun setelah haid pertama dan intensitas dismenorea sebelum pada
terjadi pada umur kurang dari 20 tahun. kelompok kontrol adalah 4,53 dan setelah
Hasil penelitian menggambarkan 4,64. Rata-rata intensitas dismenorea pada
bahwa usia menarche terbanyak ditemukan kelompok eksperimen mengalami
pada umur 13 tahun yaitu 11 orang penurunan sebanyak 1,73 poin. Sedangkan
(36,7%), penelitian ini sama dengan rata-rata intensitas dismenorea pada
penelitian Siahaan (2012) yaitu usia kelompok kontrol juga mengalami
menarche terbanyak ada pada usia 13 penurunan sebanyak 0,11 poin, hal ini
tahun. Menurut Benson (2008) menarche terjadi karena nyeri yang dirasakan
terjadi pada usia 8-13 tahun. Manuaba responden bersifat hilang timbul.
(2007) menjelaskan usia menarche normal Pada saat dismenorea terjadi
adalah pada rentang 12-13 tahun. Menurut peningkatan kadar prostaglandin yang
Progestian (2010) bahwa menstruasi mempunyai efek vasokontriksi yang dapat
pertama dimulai pada antara usia 12-16 menyebabkan iskemi pada otot uterus
tahun, tergantung pada berbagai faktor sehingga menimbulkan rasa nyeri
seperti kesehatan wanita, nutrisi, berat (dismenorea). Nyeri yang dirasakan
tubuh relatif terhadap tinggi badan. responden diperut bawah menyebar ke
Faktor resiko terjadinya dismenorea pinggang dan paha. Penelitian ini sesuai
salah satunya adalah pada orang yang dengan pernyataan Wiknjosastro (2005)
mengalami menarche lebih awal (Smeltzer dismenorea yaitu nyeri diperut bawah,
& Bare, 2002). Hal ini berhubungan menyebar ke bawah pinggang, dan paha.
dengan prostaglandin endometrial dan Nyeri ini timbul tidak lama sebelumnya
leukotrien. Setelah terjadi proses ovulasi atau bersamaan dengan permulaan haid dan
sebagai respon peningkatan progesteron, berlangsung beberapa hari sebelum dan
asam lemak akan meningkat dalam selama menstruasi dan menurut Fardhani
fosfolipid membran sel. Asam arakidonat (2010), nyeri menstruasi yang dirasakan
dan asam lemak omega-7 lainnya bersifat hilang timbul atau nyeri yang
dilepaskan dan memulai suatu aliran bersifat tumpul yang terus menerus ada.
mekanisme prostaglandin dan leukotrien Lokasi nyeri pada daerah perut bawah dan
dalam uterus, kemudian berakibat pada menyebar kepinggang dan paha.
termediasinya respons inflamasi dan tegang 3.Efektifitas tauma herbal drink terhadap
saat menstruasi (Guyton & Hall, 2007). intensitas dismenorea
2.Intensitas Nyeri Berdasarkan hasil penelitian
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan ada perbedaan yang signifikan
didapatkan bahwa nilai rata-rata intensitas rata-rata intensitas dismenorea sebelum dan
dismenorea sebelum diberikan intervensi sesudah diberikan intervensi tauma herbal
pada kelompok eksperimen adalah 5,24 drink pada kelompok eksperimen dengan p
poin dan setelah diberikan intervensi 3,51. value 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa
Sebelum diberikan intervensi terjadi tauma herbal drink efektif dalam
peningkatan nyeri haid setiap hari yang penurunan intensitas dismenorea. Tauma
dimulai dari hari pertama dengan nilai rata- herbal drink merupakan kombinasi dari
rata 3,87 dan puncaknya meningkat pada tauge dan madu. Kandungan yang dimiliki
hari ketiga yaitu 6,67. Menurut Smeltzer tauge adalah vitamin C, thiamin, riboflavin,
dan Bare (2007) skala nyeri yang dirasakan niasin, asam panthothenik, vitamin B6,
responden berada dalam rentang nyeri folat, kolin, β-karoten, vitamin A, vitamin
sedang (4-6). Sedangkan rata-rata E dan vitamin K. Vitamin E berfungsi
986
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

sebagai donor ion hidrogen yang mampu PENUTUP


merubah radikal proksial menjadi radikal Kesimpulan
tokoferol yang kurang reaktif, sehingga Hasil penelitian menunjukkan
tidak mampu merusak rantai asam lemak, bahwa umur responden terbanyak adalah
vitamin E dinilai sebagai kandungan 19 tahun (36,7%) dan usia menarche
antioksidan yang dapat ditimbulkan terbanyak adalah 13tahun(63,3%). Hasil
(Anggrahini, 2009; Astawan, 2005). penelitian menunjukkan tauma herbal
Vitamin E dapat juga ditemukan drink pada kelompok eksperimen dapat
pada madu. Vitamin E yang juga menurunkan intensitas dismenorea p value
merupakan salah satu vitamin antioksidan (0,000) < α (0,05). Pada kelompok kontrol
esensial yang utama dengan demikian pada tidak terjadi penurunan intensitas
madu terdapat banyak nutrisi yang dismenorea dengan p value (0,019) > α
berfungsi sebagai antioksidan dan (0,05). Hasil uji t independent diperoleh p
menetralisir radikal bebas (Suranto, 2007). value (0,000) < α (0,05), maka terdapat
Tauma herbal drink yang kaya vitamin E perbedaan yang signifikan penurunan
berfungsi akan menekan aktivitas enzim intensitas dismenorea antara kelompok
fosfolipase A dan siklooksigenase melalui eksperimen dan kelompok kontrol. Dapat
penghambatan aktivasi post translasi disimpulkan bahwa tauma herbal drink
siklooksigenase sehingga akan efektif dalam menurunkan intensitas
menghambat produksi prostaglandin dan dismenorea.
sebagai donor ion hidrogen yang mampu
merubah radikal proksial menjadi radikal Saran
tokoferol yang kurang reaktif, sehingga Insitusi pendidikan diharapkan
tidak mampu merusak rantai asam lemak. dapat meningkatkan perkembangan ilmu
Hasil penelitian ini sesuai dengan pengetahuan dan menjadikan penelitian ini
penelitian Ali, dkk (2014) tentang ekstrak sebagai evidence based practice dalam
air tauge dan kacang hijau permentasi penanganan nyeri seperti dismenorea.
dibuktikan ampuh segabagai anti inflamasi
dan menghambat timbulnya nyeri.
1
Penelitian pendukung lainnya adalah Cia Novita: Mahasiswa Program Studi
Sekriptini (2013) tentang pengaruh Ilmu Keperawatan Universitas Riau,
pemberian madu terhadap penurunan skor Indonesia.
2
nyeri akibat tindakan invasif pengambilan Ns. Yulia Irvani Dewi, M.kep., Sp. Mat:
darah intravena pada anak. Hasil penelitian Dosen Departemen Keperawatan
didapatkan pemberian madu peroral dapat Maternitas Program Studi Ilmu
menurunkan skor nyeri pada anak saat Keperawatan Universitas Riau, Indonesia.
3
pengambilan darah intravena. Hasil analisa Ns. Gamya Tri Utami,
menunjukkan perbedaan bermakna rata- M.Kep:DosenDepartemen Keperawatan
rata skor nyeri anak pada kelompok madu Medikal Bedah Program Studi Ilmu
dan kelompok placebo (p=0,01). Hal ini Keperawatan Universitas Riau, Indonesia.
menunjukkan bahwa pemberian tauma
herbal drink sebagai terapi non
farmakologis dapat menurunkan intensitas
nyeri dismenorea.

987
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

DAFTAR PUSTAKA Hidayat, A. A. (2007). Riset keperawatan


dan tekhnik penulisan ilmiah.
Ali, dkk. (2014). Anti-inflamamatory and Jakarta: Salemba Medika.
antinociceptive activities of Hockenberry, M.J., & Wilson, D. (2006).
untreated, germanited, and fermented Nursing care ot infants and children.
mung bean aqueous extrac: (8th ed.). St. louis: Mosby Elsevier.
Evidence-based complementary and Martyarini, S. A. (2011). Efek madu
alternative medicine volume 2014 dalam proses epitelisasi luka bakar
(2014), article id 350507, 6 pages. derajat dua dangkal. Diperoleh pada
Diperoleh pada tanggal 15 april 2015 tanggal 20 Febuari 2015 dari
dari hhtp://eperints.undip.ac.id/37295/1/S
hhtp://dx.doi.org/10.1155/2014/3505 hazita.pdf
07 Novia, I & Puspitasari, N. (2008). Faktor
Anggrahini. (2009). Prinsip dasar ilmu resiko yang mempengaruhi kejadian
gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka dismenorea primer. The Indonesian
Utama. Journal of Public Health. Vol 4.
Astawan, M. (2005). Proses UHT: upaya Prawirohardjo, S. (2008). Ilmu
penyelamatan gizi pada susu. kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Benson, R. C. (2008). Buku saku obstetri Proverawati, A & Misaroh, S. (2009).
dan ginekologi. Jakarta: EGC. Menarche menstruasi pertama penuh
Bobak, I. M., D. L., & Jensen, M. D. makna. Yogyakarta: Nuha Medika.
(2004). Buku ajar keperawatan Sekriptini, A. Y. (2013). Pengaruh
maternitas. Jakarta: EGC. pemberian madu terhadap
Burn, N., & Grove, S. K. (2005). The penurrunan skor nyeri akibat
practice of nursing research: tindakan invasif pengambilan darah
conduct, critique and utilization. (5th intravena pada anak di ruang UGD
ed). St. Louis Missouri: Elsevier RSUD Kota Cirebon. Diperoleh pada
Saundersa. tanggal 5 Maret 2015 dari
Corwin, E. J. (2009). Buku saku hhtp://www.google.com/url/Sekriptin
patofisiologi edisi 3. Jakarta: EGC. i.pdf
Fahmi, M. F. (2013). Pengaruh vitamin E Siahaan, K. (2012). Penurunan tingkat
dalam mengurangi nyeri haid dismenorea pada mahasiswi fakultas
(dismenore) pada wanita usia muda ilmu keperawatan unpad dengan
yang dinilai dengan analog scale. menggunakan yoga. Diperoleh pada
Diperoleh pada tanggal 21 November tanggal 7 juli 2015 dari
2014 dari jurnal.unpad.ac.id > article >
hhtp://repository.usu.ac.id/bitstream/ viewFile
cover.pdf Sibagariang, E. E; Rangga P; &
Guyton, A.C & Hall, J.E. (2007). Buku Rismalinda. (2010). Kesehatan
ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: reproduksi wanita. Jakarta: TIM.
EGC. Smeltzer, S., & Bare, B. (2002). Buku
Hastono, S. P. (2007). Analisis data ajar keperawatan medikal bedah:
kesehatan. Fakultas Kesehatan Brunner & suddarth. Vol 1. (ed 8).
Masyarakat: UI. (Monica Ester, et.al. terj) Jakarta:
EGC.
988
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

Suranto, A. (2007). Terapi madu. Jakarta:


Penebar Plus.
Winknjosastro, H. (2005). Ilmu bedah
kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Wong, D., Eaton, M, H., Wilson, D.,
Winkelstein, M., & Schwart, P.
(2008). Buku ajar keperawatan
pediatric, (Edisi 6). Jakarta: EGC.

989
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

EFEKTIVITAS YOGA TERHADAP NYERI DISMENORE PADA REMAJA

Melda Friska Manurung1, Sri Utami2, Siti Rahmalia HD3

Program Studi Ilmu Keperawatan


Universitas Riau
Email : meldafriska26@yahoo.com

Abstract
Dysmenorrhea is increasing and excessive pain during menstruation. There is some pain management to overcome the
pain of dysmenorrhea, one of which is with yoga. This study aims to determine the effectiveness of yoga to decrease the
intensity of dysmenorrhea pain. The design of this research study "Quasy experiment" using "non-equivalent kontrol
group" which is divided into an experimental group and a control group. The study was conducted at SMK Negeri 7
Pekanbaru, the number of 30 students were taken using simple random sampling technique. Measuring instruments used
are observasi.Tindakan sheet was conducted for 45 minutes 3x to rest 5 minutes each treatment. The analysis used
univariate and bivariate analysis using the Mann Whitney and Wilcoxon. The study found a decrease in the intensity of
dysmenorrhea pain in the experimental group after given yoga (p value 0,000 < α 0,05) The results of this study that
merekomdasikan yoga can be used for young women, especially women who have dysmenorrhea to reduce the intensity
of pain dysmenorrhoea.

PENDAHULUAN kejadian dismenore merupakan gangguan


Remaja adalah periode perkembangan menstruasi dengan prevalensi terbesar 63,5%,
dimana individu mengalami perubahan dari diikuti oleh ketidak teraturan menstruasi
masa kanak-kanak menuju masa dewasa 31,2% (dalam Sumawati, 2010).
(Potter & Perry, 2005). Masa remaja terbagi Dismenore adalah nyeri selama
atas tiga tahap yaitu masa remaja awal: usia menstruasi yang disebabkan oleh kejang otot
sebelas tahun sampai empat belas tahun, masa uterus (Willson & Price, 2006). Penyebab
remaja pertengahan, usia lima belas tahun terjadinya dismenore dikarenakan adanya
sampai tujuh belas tahun dan masa remaja peningkatan kadar prostaglandin. Peningkatan
akhir, usia delapan belas tahun sampai dua ini akan mengakibatkan kontraksi uterus dan
puluh tahun (Wong, 2008). Masa remaja vasokonstriksi pembuluh darah. Aliran darah
adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak yang menuju uterus menurun sehingga uterus
ke masa dewasa yaitu antara usia sebelas tahun tidak mendapat suplai oksingen yang adekuat
sampai empat belas tahun hingga dua puluh yang menyebabkan nyeri intensitas nyeri
tahun (Wong, 2008). dipengaruhi oleh deskripsi individu tentang
Pada fase ini terjadi perubahan-perubahan nyeri atau persepsi pengalaman nyeri (Kelly,
secara biologis, kognitif, maupun psikologis. 2007).
Perubahan-perubahan ini memiliki implikasi Dismenore terjadi karena endometrium
pada remaja yaitu remaja agar dapat dalam fase sekresi memproduksi prostaglandin
memahami hal-hal yang menjadi fakor resiko berlebihan, prostaglandin (PGF-2α) yang
kesehatan, promosi kesehatan, dan perilaku menyebabkan hipertonus dan vasokontriksi
yang dapat beresiko terhadap kesehatan. pada miometrium sehingga mengakibatkan
Perubahan biologis yang mendasar pada iskemia, disintegrasi endometrium,
remaja disebut pubertas, gangguan menstruasi perdarahan, dan nyeri (Morgan & Hamilton,
yang sering dialami perempuan seperti nyeri 2003; Wiknjosastro, 2007; Hillard, 2006).
perut bagian bawah, menstruasi yang tidak Dismenore berdasarkan penyebabnya dapat
teratur, nyeri pinggang, dan salah satunya yaitu dibedakan menjadi dua yaitu: dismenorea
dismenore (Kasdu, 2005). Hasil penelitian sekunder dan dismenorea primer. Dismenorea
Cakir M, et al., (2000) di Amerika presentase sekunder adalah nyeri haid yang disebabkan

1258
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

oleh kelainan ginekologi misalnya Supta Baddha Konasana, Mudhasana


endometriosis, infeksi rahim, kista/polip, (Pujiastuti & Sindhu, 2014). Frekuensi latihan
tumor sekitar kandungan atau kelainan yoga dapat dilakukan 10-15 menit atau
kedudukan rahim yang dapat menganggu sebanyak dua kali dalam sepuluh hitungan,
organ dan jaringan sekitarnya (Wiknjosatro, sambil mengatur nafas dalam (Senior, 2008).
2008). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan
Penyebab dismenorea sekunder lainnya di SMK Negeri 7 Pekanbaru pada bulan
yaitu karena pemakaian kontrasepsi Intra Uteri Desember 2014. Sekolah ini merupakan
Device (IUD), dismenorea sekunder lebih sekolah yang memiliki jumlah siswi terbanyak
jarang ditemukan pada remaja, biasanya terjadi didaerah Rumbai. Observasi yang didapatkan
pada usia 25 tahun. Dismenorea primer adalah bahwa SMK Negeri 7 Pekanbaru siswi-
merupakan nyeri haid karena aktivitas uterus, siswinya tidak pernah mendapatkan
tanpa adanya kondisi patologis dari pelvis. penyuluhan tentang kesehatan. Observasi yang
Beberapa faktor penyebab dismenorea primer, dilakukan mengenai dismenore pada 12 siswi,
antara lain faktor kejiwaan, faktor konstitusi, keseluruhan siswi tersebut mengalami
faktor obstruksi kanalis servikalis dismenore. Selain itu data penunjang lainnya
(Wiknjosastro, 2009 ). didapatkan dari informasi UKS 8 dari 12 orang
Prevalensi dismenorea di dunia sangat siswi yang mengalami nyeri dismenore mereka
besar yaitu, rata-rata lebih dari 50% mengatasi dengan menggunakan obat anti
perempuan di setiap dunia mengalaminya nyeri menstruasi, 2 dari 12 orang mengatasi
(French, 2005), dalam Ningsih, 2011). dengan minyak kayu putih, beristirahat di
Presentase dismenore di Amerika Serikat UKS dan di kelas. Selain itu 2 orang siswi
diperkirakan hampir 90% wanita mengalami yang mengalami nyeri dismenore dibawa ke
dismenore dan 10-15% diantaranya mengalami puskesmas dengan keluhan nyeri hebat.
dismenore berat (Calis, 2011). Prevalensi di Mengurangi nyeri dismenore dapat
Malaysia prevalensi dismenore pada remaja menggunakan berbangai alternatif salah
sebanyak 62,3% (Liliwati, Vera & Khairani, satunya dengan yoga, yoga merupakan
2007). Prevalensi dismenore di Swedia 72%, alternatif untuk mengurangi nyeri dismenore
dan prevalensi dismenore di Indonesia sebesar dan mudah dilakukan dalam kehidupan sehari-
64,25% yang terdiri dari 54,88% dismenore hari. Keuntungan yoga adalah salah satunya
primer dan 9,36% dismenore sekunder mudah dilakukan untuk mengurangi nyeri
(Husain, 2013). dismenore. Berdasarkan fenomena diatas dan
Upaya penanganan untuk mengurangi studi pendahuluan yang dilakukan, maka
dismenore adalah dengan pemberian terapi peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
farmakologi seperti obat analgetik, terapi tentang “Efektifitas Yoga Terhadap Nyeri
hormonal terapi dengan obat non steroid anti Dismenore Pada Remaja ”
prostaglandin dan dilatasi kanalis servikanalis Penelitian ini bertujuan untuk melihat
(Mitayani, 2011). Pengaruh nonfarmakologis efektifitas yoga terhadap nyeri dismenore pada
juga diperlukan untuk mengurangi dismenore, remaja. Perbandingan nyeri setelah tindakan
salah satunya dengan menggunakan teknik pada kelompok eksperimen dan kelompok
relaksasi, olah raga dan yoga (Asmadi, 2008). kontrol. Penelitian ini bermanfaat bagi
Yoga merupakan tehnik yang mengajarkan perkembangan ilmu keperawatan, bagi
seperti tehnik relaksasi, pernafasan, dan posisi sekolah, Teknik yoga dapat diaplikasikan oleh
tubuh untuk meningkatkan kekuatan, masyarakat khususnya para remaja putri untuk
keseimbangan dan mengurangi rasa nyeri. mengatasi dismenore sehingga remaja tetap
Beberapa gerakan yoga mampu mengubah merasa nyaman pada saat menstruasi dengan
pola penerimaan rasa sakit ke fase yang lebih demikian konsentrasi belajar tidak terganggu
menenangkan yaitu Pose Upavishta serta meningkatkan kualitas hidup remaja
Konasana, Buddha Kosana, Janu Shirsasana, untuk bersekolah. Bagi peneliti selanjutnya
1259
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

hasil penelitian ini dapat menjadi dasar sumber memenuhi kriteria inklusi. Teknik
data bagi peneliti selanjutnya yang ingin pengambilan sampel yang digunakan yaitu
melakukan penelitian, terutama tentang teknik random sampling dengan sistem undian
mengaplikasikan teknik yoga terhadap untuk menetapkan 15 sampel kelompok
penurunan nyeri dismenore. eksperimen dan 15 sampel kelompok kontrol.

METODOLOGI PENELITIAN HASIL PENELITIAN


Desain penelitian adalah bentuk Berdasarkan penelitian didapatkan
rancangan yang digunakan dalam melakukan hasil sebagai berikut:
prosedur penelitian (Hidayat, 2007). Penelitian 1. Analisa univariat
ini merupakan penelitian kuantitatif dengan Tabel 1
rancangan quasy experiment, melakukan Gambaran karakteristik responden
pendekatan rancangan peneliti non-equivalent Total p value
control group design. Non-equivalent control Karakteristik (n=30)
N %
group adalah sebuah rancangan penelitian
dengan melibatkan dua kelompok yaitu Umur:
a. 16-17 14 46,7
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol b. 17-18 16 53,3 0,714
(Hidayat, 2008). Pada kelompok eksperimen
dilakukan pengukuran sebelum diberikan Jumlah 30 100
intervensi/perlakuan (pre-test) dan dilakukan Suku
pengukuran setelah diberikan responden
a.Melayu 2 6,7
intervensi/perlakukan (post-test). Sedangkan
b.Minang 12 40,0
pada kelompok kontrol tidak dilakukan 0,999
c.Jawa 14 46,7
intervensi namun tetap dilakukan pengukuran d.Batak 2 6,7
pre-test dan pos-test (Tjokonegoro &
Sudarsono, 2007). Jumlah 30 100
Sampel pada penelitian ini adalah pasien Dari tabel 1 diketahui bahwa umur
yang mengalami dismenore sebanyak 30 responden sebagian besar adalah rentang
responden. Desain penelitian yang digunakan 17-18 tahun sebanyak 16 orang (53,3%).
dalam penelitian ini adalah Quasi Sedangkan distribusi responden menurut
experimental dengan rancangan penelitian suku yang terbanyak adalah suku jawa
yaitu non-equivalent kontrol group. Non- dengan jumlah 14 orang (46,7%).
equivalent kontrol group adalah sebuah
rancangan penelitian yang melibatkan dua Tabel 2
kelompok yaitu kelompok eksperimen yang Rata-rata penurunan intensitas nyeri
diberi perlakuan dan kelompok kontrol yang dismenorea sebelum diberikan intervensi
tidak diberi perlakukan (Hidayat, 2008). pada kelompok eksperimen dan kelompok
Kelompok eksperimen dilakukan pengukuran kontrol
sebelum intervensi (pretest), diberikan Intensitas Nyeri Mean SD Min Max
Dismenorea
intervensi kombinasi yoga selama 45 menit sebelum Diberikan
sebanyak 3x dengan istirahat 5 menit dan Intervensi
setelah intervensi dilakukan pengukuran Eksperimen 5,20 0,41 5 6
(posttets). Sedangkan kelompok kontrol tidak Kontrol 5,13 0,64 4 6
dilakukan intervensi namun tetap dilakukan Tabel 2 diketahui bahwa rata-rata
pengukuran pretest dan posttest. Pengukuran intensitas nyeri dismenorea pada kelompok
intensitas nyeri dismenorea menggunakan eksperimen sebelum diberi perlakuan
skala nyeri yaitu Numeric Rating Scale (NRS). adalah 5,20 dengan standar deviasi 0,41.
Sampel dalam penelitian ini adalah 30 siswi Sedangkan rata-rata intensitas nyeri
SMK Negeri 7 Pekanbaru yang telah dismenorea pada kelompok kontrol
1260
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

sebelum tanpa diberikan perlakuan adalah Variabel Mean SD p value N


5,13 dengan deviasi 0,6 Sebelum 5,20 0,41 15
Intervensi
0,000
Setelah 4,20 0,41 15
Tabel 3 Intervensi
Rata-rata penurunan intensitas nyeri
Tabel 5 menunjukkan perbedaan rata-
dismenorea setelah diberikan intervensi
rata (pre-post) kelompok eksperimen dan
pada kelompok eksperimen dan kelompok
kelompok kontrol. p-value 0,000 < α (0,05)
kontrol
Intensitas Nyeri Mean SD Min Max
dan dapat disimpulkan terdapat perbedaan
Dismenorea intensitas nyeri sebelum diberikan
Setelah Diberikan intervensi dan setelah diberikan intervensi
Intervensi pada kelompok eksperimen.
Eksperimen 4,20 0,41 4 5
Kontrol 5,20 0,56 4 6
PEMBAHASAN
Tabel 3 diketahui bahwa rata-rata 1. Karakteristik responden
intensitas nyeri dismenorea pada kelompok Hasil penelitian yang telah dilakukan di
eksperimen setelah diberi perlakuan adalah SMK Negeri 7 Pekanbaru, didapatkan hasil
4,20 dengan standar deviasi 0,41. bahwa umur responden terbanyak berada pada
Sedangkan rata-rata intensitas nyeri rentang umur 17-18 tahun (53,3%). Hasil
dismenorea pada kelompok kontrol setelah penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
tanpa diberikan perlakuan adalah 5,20 dilakukan oleh Kirana dan Kartini (2013)
dengan deviasi 0,56. dengan hasil bahwa dismenorea pada
umumnya terjadi pada umur >17 tahun. Serta
2. Analisa bivariat penelitian yang dilakukan oleh Novia dan
Tabel 4 Puspitasari (2008) dengan hasil bahwa
Untuk mengidentifikasikan perbedaan dismenorea pada umumnya terjadi pada
penurunan intensitas nyeri dismenorea responden berumur 15-25 tahun karena pada
antara kelompok eksperimen dan kelompok umur tersebut wanita beresiko menderita
kontrol dengan menggunakan uji t dismenorea primer.
independent yaitu uji Mann-Whitney. Dismenorea pada umumnya terjadi 2-3
Penurunan intensitas nyeri dismenorea tahun setelah menarche yang ideal adalah 12-
setelah diberikan intervensi pada kelompok 15 tahun sehingga dismenorea lebih banyak
eksperimen dan kelompok kontrol terjadi pada usia 17-18 tahun. Pada umur
Variabel Mean SD P N
Kelompok 4,20 0,41 15
tersebut terjadi perkembangan seks sekunder
Eksperimen dan hormon tubuh tidak stabil sehingga dapat
0,000 merangsang hormon prostaglandin yang
Kelompok 5,20 0.,56 15
Kontrol menyebabkan kontraksi uterus meningkat dan
Tabel 4 menunjukkan penurunan setelah terjadi dismenorea (Manuaba, Manuaba, dan
diberikan yoga. Hasil yang diperoleh p Manuaba, 2009).
value = 0,000 p<α (0,05), maka dapat Hasil penelitian yang telah dilakukan di
disimpulkan ada perbedaan intensitas nyeri SMK Negeri 7 Pekanbaru, didapatkan hasil
dismenore setelah diberikan yoga. bahwa suku responden terbanyak adalah suku
Jawa (46,7%). Hal ini terjadi karena lokasi
Tabel 5 penelitian merupakan daerah yang dominan
Penurunan intensitas nyeri dismenorea masyarakat memiliki suku Jawa sehingga
pada kelompok eksperimen sebelum dan kebanyakan siswi yang ada di SMK N 7
setelah diberikan kombinasi yoga Pekanbaru adalah suku Jawa. Potter dan Perry
(2005), keyakinan dan nilai-nilai budaya
mempengaruhi cara individu mengatasi nyeri.
Karena setiap individu mempelajari apa yang
1261
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

diharapkan dan yang diterima oleh orang responden. Hasil nya menunjukkan
kebudayaan mereka. bahwa responden mengalami penurunan
Hasil penelitian yang telah dilakukan di intensitas nyeri dengan (p-value = 0,000).
SMK Negeri 7 Pekanbaru pada 30 responden Pujiastuti (2014), yoga hanya melibatkan
yang dibagi ke dalam 2 kelompok yaitu sistem otot dan respirasi dan tidak
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. membutuhkan alat lain sehingga mudah
Kelompok eksperimen diberikan yoga selama dilakukan kapan saja atau sewaktu-waktu.
45 menit sedangkan kelompok kontrol tidak Sehingga, latihan seperti dengan
diberikan perlakukan. Pada kedua kelompok menggerakkan panggul, dengan posisi lutut,
dilakukan pengukuran intensitas nyeri dada dan latihan pemanasan dapat bermanfaat
dismenorea menggunakan Numeric Rating untuk mengurangi dismenore.
Scale (NRS). Yoga adalah suatu cara tehnik
Pengukuran intensitas nyeri dismenorea relaksasi, tehnik relaksasi memberikan efek
didapatkan hasil rata-rata penurunan intensitas distraksi yang dapat mengurangkan nyeri kram
nyeri dismenorea sebelum diberikan yoga abdomen akibat dismenorea (Pujiastuti &
yaitu 5,20 pada kelompok eksperimen dan Sindhu, 2014). Efek relaksasi juga
5,13 pada kelompok kontrol. Sedangkan rata- memberikan individu kontrol diri ketika terjadi
rata penurunan intensitas nyeri dismenorea rasa tidak nyaman atau nyeri, stres fisik, emosi
setelah diberikan yoga yaitu 4,20 pada serta menstimulus pelepasan endorfin (Simkin,
kelompok eksperimen dan 5,20 pada Whalley, & Keppler, 2008). Pelepasan
kelompok kontrol. endorfin dapat meningkatkan respons saraf
parasimpatis yang mengakibatkan vasodilatasi
Hasil uji Mann-Whitney untuk pembuluh darah seluruh tubuh dan uterus serta
perbandingan intensitas nyeri sesudah antara meningkatkan aliran darah uterus sehingga
kelompok eksperimen yang diberikan mengurangi intensitas nyeri dismenorea
perlakuan dengan kelompok kontrol yang (Ernawati et al., 2010).
tidak diberikan perlakuan menunjukkan nilai
p-value 0,000 nilai p-value < α (0,05), artinya Setelah yoga didapatkan bahwa intensitas
yoga efektif dalam menurunkan intensitas nyeri dismenorea yang dialami responden
nyeri dismenore. Hasil akhir menunjukkan mengalami penurunan. Menurut Simkin et al
bahwa responden mengalami penurunan (2008) pernapasan lambat bertujuan untuk
tingkat stress dengan p-value 0,000 < α (0,05), memberikan efek rileks serta kontrol diri
maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri,
rata-rata penurunan intensitas nyeri stres fisik dan emosi pada nyeri. Selain itu,
dismenorea setelah diberikan yoga pada sesuai pendapat dari Anggriana (2010) lakukan
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pemanasan ringan dengan tarik nafas dalam
yang tidak diberikan intervensi, sehingga Ha dengan menghitung 1,2,3 didalam hati dan
diterima. Bare dan Smeltzer (2002) tingkat hembuskan secara perlahan-lahan, kemudian
stress juga mempengaruhi terhadap kejadian lemaskan otot-otot tangan, kaki, pinggang dan
dismenore karena stress menimbulkan leher. Tujuannya untuk menaikkan suhu tubuh,
penekanan sensasi saraf-saraf pinggul dan meningkatkan deyut nadi dan mengurangi
otot-otot punggung bahwa sehingga kemungkinan cidera.
menyebabkan dismenore. Siswi yang mengalami dismenorea yang
Penelitian lain yang mendukung diberikan yoga merasakan rasa rileks yang
penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan mengurangi kontraksi uterus dan kram
oleh Kartika (2012) tentang penurunan tingkat abdomen. Efek relaksasi menyebabkan
dismenore pada mahasiswa Fakutas Ilmu peningkatan respons saraf parasimpatis yang
Keperawatan UNPAD dengan menggunakan mengakibatkann efek vasodilatasi pembuluh
yoga. Penelitian tersebut dilakukan pada 20 darah uterus sehingga aliran darah uterus

1262
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

meningkat dan kontraksi uterus berkurang. menangani nyeri dismenorea dan


Serta stimulus mekanoresptor pada kulit menghindari penggunaan teknik
abdomen memberikan efek relaksasi otot farmakologi untuk penanganan nyeri
abdomen dan distraksi sehingga kram dismenorea.
abdomen yang dirasakan menjadi berkurang. 3. Bagi peneliti selanjutnya
Maka dapat disimpulkan bahwa yoga Peneliti berikutnya menyarankan untuk
mengurangi intensitas nyeri dismenorea dilakukan penelitian lebih lanjut yang
dengan menstimulus mekanoresptor abdomen, berhubungan dengan dismenore seperti
memberikan efek relaksasi, dan distraksi. pengaruh kombinasi yoga & aroma teh/
aroma terapi terhadap tingkat nyeri
PENUTUP dismenore.
Kesimpulan
Penelitian tentang “Efektivitas yoga UCAPAN TERIMAKASIH
terhadap nyeri dismenore pada remaja” yang
Terimakasih kepada Universitas Riau melalui
telah dilakukan maka dapat disimpulkan usia
Lembaga Penelitian Universitas Riau serta
responden yang banyak mengalami dismenore
Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah
adalah remaja yang umur 17-18 yaitu
memberikan kesempatan untuk dapat
sebanyak 16 orang (53,3%), sedangkan suku
mempublikasikan skripsi ini dan responden.
responden yang mengalami dismenore yang
sering terjadi adalah Jawa sebanyak 14 orang 1
Melda Friska Manurung: Mahasiswa
(46,7%). Rata-rata intensitas nyeri setelah
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
diberikan perlakuan pada kelompok
Riau, Indonesia
eksperimen adalah 4,20 dengan p value < α 2
Ns. Sri Utami, M.Med: Dosen Bidang
(0,05), sehingga dapat disimpulkan ada
Keilmuan Keperawatan Martenitas Program
perbedaan sebelum diberikan perlakukan dan
Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau,
sesudah perlakuan pada kelompok eksperimen.
Indonesia
Rata-rata intensitas nyeri pada sebelum pada 3
Siti Rahmalia HD, SKp., MNS: Dosen
kelompok kontrol adalah (5,13%) dan sesudah
Bidang Keperawatan Medikal Bedah Program
(5,20%) dengan p value < α (0,05), sehingga
Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau,
dapat disimpulkan tidak ada perbedaan
Indonesia
sebelum dan sesudah pada kelompok kontrol.
Sedangkan perbandingan sesudah antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol p DAFTAR PUSTAKA
value < α (0,05) sehingga dapat disimpulkan Asmadi. (2008). Teknik procedural
Ho ditolak. Hal ini berarti yoga efektif dalam keperawatan: Konsep dan aplikasi
menurunkan nyeri dismenore. kebutuhan dasar klien. Jakarta: Salemba
medika
Saran
1. Bagi Insitusi Pendidikan Calis, A. K. (2011). Dysmenorhea. Diperoleh
Insitusi pendidikan diharapkan dapat dari: http// emedicine.medscape.com.
meningkatkan perkembangan ilmu Diakses tanggal 10 Februari 2015
pengetahuan dan menjadikan penelitian ini
sebagai evidence based practice dalam Ernawati, Hartiti, T., & Idris, H. (2010). Terapi
penanganan nyeri seperti dismenorea atau relaksasi terhadap nyeri dismenore pada
masalah kesehatan lain untuk masa yang mahasiswi universitas muhammadiyah
akan datang. semarang. Prosiding Seminar Nasional
UNIMUS, 106-113. Diperoleh pada
2. Bagi masyarakat
Masyarakat khususnya remaja putri tanggal 23 Januari 2015 di
diharapkan dapat menggunakan yoga untuk http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn1
2012010/article/view/54/28
1263
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

Novia, I., & Puspitasari, N. (2008). Faktor


Husain, O. (2013). Hubungan pengetahuan resiko yang mempengaruhi kejadian
tentang dismenore dengan upaya dismenore primer, 96-103. Diunduh
penanganan pada siswi kelas X di pada tanggal 28 November di
SMKN 1 Batudaa. Di peroleh pada http://eprints.undip.ac.id/16077/1/Sri_P
tanggal 3 Desember 2014 di urwanti.pdf
http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFIK
K/article/download/2841/2817 Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005).
Fundamental keperawatan: Konsep,
Hillard, P. A. J. (2006). Dysmenorrhea: proses, dan praktik. (Ed. 4). Jakarta:
Pediatrics in Review. 27: 64-71. Holder EGC
Simkin, P., Whalley, J., & Keppler, A. (2008).
Hidayat, A. A. A. (2008). Riset keperawatan Panduan lengkap kehamilan,
dan teknik penulisan ilmiah. Jakarta: melahirkan, dan bayi. Jakarta: ARCAN
Salemba Medika
Sindhu, Pujiastuti. (2014). Panduan lengkap
Hidayat, A. A. (2007). Metode penelitian yoga untuk hidup sehat dan seimbang.
keperawatan dan teknik analisis data. Bandung: Qanita
Jakarta: Salemba Medika Senior. (2008). Latihan perengangan.
Diperoleh 26 januari 2015 dari
Kasdu, D. (2005). Solusi problem wanita http://www.ciberned.cbn.net.id
dewasa. Jakarta: Puspa Swara
Siahaan, K., Ermiati., & Maryati, I. (2012).
Kelly, Tracey. (2007). 50 Rahasia alami Penurunan tingkat dismenore pada
meringankan sindrom pramenstruasi. mahasiswa fakultas ilmu keperawatan
Jakarta: Erlangga UNPAD dengan menggunakan yoga.
Diunduh pada tanggal 11 januari 2015
Kirana, D. P., & Kartini, A. (2013). Hubungan dari
asupan gizi dan polamenstruasi dengan http;//jurnal.Unpad.ac.id/ejournal/articl
kejadian anemia pada remaja putri di e/viewfile/709/755
SMAN 2 Semarang. Diperoleh pada
tanggal 11 Mei 2015 di Tjokronegoro, A., & Sudarsono, S. (2007).
http://eprints.undip.ac.id Metode penelitian bidang kedokteran.
Jakarta: Fakultas Kedokteran
Mitayani. (2011). Asuhan keperawatan Universitas Indonesia
martenitas. Jakarta: Salemba Medika Wong, dkk. (ed.). (2008). Buku ajar
keperawatan pediatrik. (Vol 1).
Manuaba, I. A. C,. Manuaba, I. B. G. F., & Jakarta: EGC
Manuaba, I. B. G. (2009). Memahami
kesehatan reproduksi wanita. Jakarta: Wilson, L. M. & Price, S.A. (2006).
EGC Patofisiologi: Konsep klinis proses-
proses penyakit. Jakarta: penerbit Buku
Ningsih, R. (2011). Efektifitas paket pereda Kedokteran EGC
terhadap intensitas nyeri pada remaja
dengan dismenore di SMAN
Kecamatan Curup. Diperoleh tanggal Winkjosastro, Syaifudin. A. B., &
11 januari 2015 dari Rachimmadhi, T. (2008). Ilmu
http;//www.lontar.ui.ac.id kandungan. Jakarta: PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo

1264
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

Wiknjosastro, H. (ed.). (2009). Ilmu


kandungan. Jakarta: Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

1265
Alfaina Wahyuni, Endometriosis dan Infertilitas ................................

Endometriosis dan Infertilitas

Endometriosis and Infertility

Alfaina Wahyuni
Bagian Ilmu Obstetri dan Ginekologi, Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Abstract

Endometriosis is a gynecological disease that often occurs in at least 10% of women


of reproductive age. There are 25-50% infertile women with endometriosis and 30-50% of
them are infertile. Mechanism of how endometriosis affects fertility can not be fully explained
so that the management of patients with infertility problems is still controversial. The purpose
of writing this article is to discuss the relationship management of endometriosis with infertility
by using of literature study.
It can be concluded that the mechanism of infertility because of endometriosis remains
unclear, there are several factors that allegedly plays a role in the mechanism of distortion of
anatomy, impaired peritoneal function, immunological disorders, endocrine disorders and
ovarium as well as disruption of implantation. Endometriosis infertility management is very
complex and must consider the aspect of age, duration of infertility, family history of
endometriosis, pelvic pain and endometriosis staging. Medical therapy was effective to reduce
the complaints of endometriosis but did not increase fecundity and fertility, whereas the
laparoscopic surgical therapy significantly increased pregnancy rate and live birth rate. The
combination of medical and surgical therapy is theoretically beneficial but not enough evidence
to show effectiveness in improving fertility.

Key words : endometriosis, infertility, laparoscopy

Abstrak

Endometriosis adalah suatu penyakit ginekologis yang sering terjadi pada sedikitnya 10%
wanita usia reproduksi. Sebanyak 25-50% wanita infertil menderita endometriosis dan 30-50%
wanita endometriosis adalah infertil. Mekanisme bagaimana endometriosis mempengaruhi fertilitas
belum dapat dijelaskan secara lengkap sehingga manajemen pasien dengan problem infertilitas masih
kontroversial. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk membahas endometriosis kaitannya dengan
infertilitas berikut penatalaksanaannya dengan cara studi kepustakaan.
Dapat disimpulkan bahwa mekanisme terjadinya infertilitas karena endometriosis masih belum
jelas, beberapa faktor diduga berperan dalam mekanisme tersebut yaitu distorsi anatomi, gangguan
fungsi peritoneal, gangguan imunologis, abnormalitas endokrin dan ovarium serta gangguan implantasi.
Penatalaksanaan infertilitas endometriosis sangat komplek dan harus mempertimbangkan aspek
usia, lama infertilitas, riwayat keluarga endometriosis, nyeri pelvis dan stadium endometriosis. Terapi
medikal cukup efektif untuk mengurangi keluhan endometriosis tetapi tidak meningkatkan fekunditas
dan fertilitas, sedangkan terapi bedah laparoskopi secara signifikan meningkatkan angka kehamilan
dan angka kelahiran hidup. Kombinasi terapi medikal dan bedah secara teoritis menguntungkan
tetapi belum cukup bukti yang menunjukkan efektifitasnya dalam meningkatkan fertilitas.

Kata kunci : endometriosis, infertilitas, laparoskopi

62
Mutiara Medika
Edisi Khusus Vol. 8 No. 1: 62 - 71, April 2008

Pendahuluan nyeri panggul kronis, dismenore, dispareuni,


infertilitas dan riwayat keluarga
Endometriosis adalah suatu endometriosis. Dari pemeriksaan fisik bisa
penyakit ginekologis yang sering terjadi ditemukan adanya uterus retrofleksi, massa
pada sedikitnya 10% wanita usia reproduksi. adneksa, nodul di cul-de-sac, dan
Pada wanita dengan keluhan nyeri panggul, penebalan ligamentum uterosacaral.
infertilitas atau massa adneksa 35-50% Pemeriksaan USG bisa membantu adanya
diantaranya adalah penderita endometriosis. keterlibatan ovarium. Pemeriksaan
Endometriosis dan unexplain infertility laparoskopi merupakan pemeriksaan baku
terjadi pada ± 25% pasangan infertil yang serta dikonfirmasi dengan pemeriksaan
tidak ditemukan masalah dalam histopatologi. Diagnosis laparoskopi
menstruasi, faktor tuba maupun faktor mempunyai senssitivitas 97%, spesifisitas
sperma. Dalam penelitian lain dikatakan 95% dan akurasi 96%. 36% hasil diagnostik
bahwa 25-50% wanita infertil menderita laparoskopi digugurkan dengan
1,3,4
endometriosis dan 30-50% wanita pemeriksaan histopatologi. Implant
endometriosis adalah infertil. 1 Data di endometriotik yang klasik adalah berwarna
poliklinik infertilitas RSUD Dr. Soetomo gelap, biru kehitaman, mempunyai
Surabaya tahun 1999 menunjukkan bahwa gambaran khas yang disebut powder-burn
dari 1018 kasus infertilitas yang dikerjakan like lesi. Lesi bahkan bisa hampir tak terlihat.
laparoskopi mendapatkan angka kejadian Lesi yang tidak khas bervariasi dalam warna
endometriosis sebesar 50,49% 2 . dari merah ke coklat, hitam, putih atau
Mekanisme bagaimana endometriosis kuning, lesi dapat pula terlihat jernih atau
mempengaruhi fertilitas belum dapat seperti vesikel berwarna kemerahan.
dijelaskan secara lengkap sehingga Penampakan lesi ini tergantung pada lokasi,
manajemen pasien dengan problem suplai pembuluh darah lokal, jumlah
infertilitas masih controversial. Dalam perdarahan dan atau fibrosis yang terjadi.1,3
tulisan ini dibahas endometriosis kaitannya Endometriosis bisa dilihat sebagai
dengan infertilitas berikut proses inflamasi pelvis dengan perubahan
penatalaksanaannya. fungsi sel yang berkaitan dengan kekebalan
dan jumlah makrofag aktif yang meningkat
dalam cairan peritoneum yang mensekresi
Diskusi berbagai produk lokal seperti faktor
pertumbuhan dan sitokin. Kondisi ini diikuti
Endometriosis adalah pertumbuhan dengan peningkatan faktor serupa seperti
jaringan endometrium baik kelenjar maupun CRP, SAA, TNF-á, MCP1, IL-6 dan CCRI
stromanya di luar kavum uteri atau dalam darah tepi. Ini menunjukkan bahwa
miometrium dan merupakan kelainan endometriosis merupakan penyakit lokal
ginekologi yang berhubungan dengan dengan manifestasi sistemik.5 Berdasarkan
infertilitas. Manifestasi lesi endometriosis konsep ini sekarang banyak dilakukan
sangat bervariasi mulai dari lesi minimal penelitian untuk mencari serum biomarker
sampai timbulnya kista endometriotik pada endometriosis sebagai alat diagnostik.
ovarium yang merusak anatomi tuba dan Essam et al(2007) telah membuktikan
ovarium dan menimbulkan perlengketan bahwa kadar IL-6, monocyt chemotactic
hebat dengan jaringan sekitarnya. Secara protein-1 dan interveron gamma penderita
umum pertumbuhan dan pemeliharaan endometriosis lebih tinggi secara bermakna
implant endometriotik tergantung pada dibandingkan dengan wanita yang tidak
steroid ovarial sehingga endometriosis lebih endometriosis. Diduga IL-6 bisa digunakan
banyak terjadi pada wanita usia reproduktif sebagai biomarker endometriosis.6
dan jarang pada pre/post menarche Berdasarkan sistem klasifikasi dari
maupun postmenopause.1 American Society for Reproductive
Diagnosis endometriosis ditegakkan Medicine (revised American Fertility
berdasarkan anamnesis adanya keluhan Society Classification of Endometriosis),

63
Alfaina Wahyuni, Endometriosis dan Infertilitas ................................

endometriosis terbagi menjadi 4 stadium. yang didapat. Angka kehamilan IVF akan
Stadium I dan II ditunjukkan dengan lesi yang meningkat apabila digunakan oocyt donor
tersebar, superfisial berimplantasi pada dari wanita yang bukan endometriosis,
uterus, tuba atau ovarium dan tidak ada sebaliknya jika oocyt wanita endometriosis
jaringan parut atau perlengketan. Stadium ditanamkan pada wanita yang tidak
sedang (III) dicirikan oleh adanya implan endometriosis, tetap saja mempunyai
multipel atau endometrioma d” 2cm yang angka kehamilan yang rendah. Hal ini
melibatkan satu atau kedua ovarium, menunjukkan kualitas oocyt yang kurang
terdapat perlengketan minimal di sekitar baik pada wanita endometriosis. Diduga
tuba atau ovarium. Stadium berat (IV) buruknya kualitas oocyt ini terjadi sejak
ditandai dengan adanya endometrioma masih dalam folikel sebelum terlepas ke
besar pada ovarium, terdapat perlengketan cavum abdomen dan tercampur dengan
pada tuba atau ovarium yang berat, cairan peritoneal. Kualitas oocyt ini
obstruksi tuba, obliterasi cavum douglass, tampaknya tidak bisa diperbaiki dengan
serta keterlibatan jaringan uterosakral, pemicu ovulasi gonatropin sekalipun
traktus urinarius maupun usus.1,3 mengingat kenyataannya bahwa angka
Endometriosis dan Infertilitas. kehamilan IVF wanita endometriosis tetap
Fekunditas wanita dengan endometriosis rendah.2
menurun dibandingkan dengan wanita yang Hipotesis yang menerangkan
tidak endometriosis. Fekunditas adalah bahwa endometriosis menyebabkan
probabilitas seorang wanita untuk infertilitas atau penurunan fekunditas masih
melahirkan bayi hidup setiap bulannya. Pada kontroversi dan banyak diperdebatkan
pasangan normal, fekunditas berkisar meskipun sudah banyak penelitian yang
antara 0,15-0,20 per bulan dan angka ini berusaha menjawab pertanyaan tersebut.
menurun sesuai dengan bertambahnya The Practice Committee of the American
usia. Pada wanita dengan endometriosis Society for Reproductive Medicine (2006)7
yang tidak diterapi angka fekunditas bulanan dan beberapa literatur menjelaskan bahwa
adalah 0,02 – 0,10.7 beberapa mekanisme yang diduga berkaitan
Penelitian pada wanita yang dengan infertilitas pada wanita
ditemukan lesi endometriotik pada endometriosis adalah sebagai berikut:
laparoskopi diagnostik yang secara acak Distorsi struktur anatomi organ
diterapi secara bedah atau dilakukan pelvis. Terjadinya adesi pelvis berperan
menejemen ekspektatif menunjukkan rerata penting dalam infertilitas melalui
kehamilan kumulatif yang meningkat secara mekanisme gangguan pelepasan ovum,
signifikan pada pasien yang menjalani blokade transpor sperma ke cavum
terapi. Hal ini menunjukkan bahwa lesi yang peritonei dan menghambat tubal pickup
ringan sekalipun dapat mempengaruhi oocyt, motilitas tuba dan patensi tuba.1
proses reproduksi7. Peningkatan inflamasi peritoneum
Penelitian eksperimental pada diikuti peningkatan sitokin pada cairan
primata, kelinci dan tikus yang dibuat peritoneum terjadi pada endometriosis.
endometriosis, juga menguatkan argumen Sitokin mempunyai peran yang besar dalam
bahwa endometriosis menyebabkan memicu pembentukan serta progesivitas
infertilitas, tidak tergantung dari lokalisasi penyakit. Sitokin dapat menstimulasi
dan ekstensifitas dari lesi endometriosis. perlekatan sel endometrial ke mesotelial
Menurut Barnhart (2002) dalam peritoneum secara invitro sebaik stimulasi
sebuah metanalisis pada IVF mendapatkan oleh protein matrik ekstraseluler spesifik8.
bahwa angka kehamilan wanita Hiperaktivitas makrofag dalam cairan
endometriosis hampir setengah dari angka peritoneum diduga ikut berperan dalam
kehamilan IVF dengan indikasi lain. Selain patogenesis endometriosis dan infertilitas
itu pada wanita endometriosis juga dengan mensekresi growth factor dan
menunjukkan hasil yang rendah pada angka sitokin . Peningkatan jumlah makrofag pada
fertilisasi, implantasi maupun jumlah oocyt endometriosis tingkat lanjut juga diikuti

64
Mutiara Medika
Edisi Khusus Vol. 8 No. 1: 62 - 71, April 2008

dengan peningkatan jumlah limfosit T pada Perubahan fungsi imunobiology.


cairan endometrium. Sitokin merupakan IgA, IgG dan limfosit pada endometrium
mediator imunitas spesifik maupun non wanita endometriosis meningkat. Hal ini
spesifik. Sitokin diproduksi oleh makrofag, diduga menurunkan reseptivitas
limfosit, eosinofil, sel mast dan sel endotel endometrial dan mengganggu proses
berperan sebagai mediator komunikasi implantasi embryo. Autoantibodi terhadap
interseluler yang sangat poten dengan antigen endometrium meningkat pada
berbagai efek seperti memacu proliferasi, wanita endometriosis. Seperti pada penyakit
sitostatik, chemoattractant atau efek autoimun lainnya, endometriosis
diferensiasi.8 berhubungan dengan aktivasi sel B
Tumor necrosis factor (TNF-á) poliklonal, abnormalitas imunologis pada
merupakan sitokin produk utama makrofag fungsi sel T dan B, peningkatan apoptosis,
teraktifasi yang akan mengaktifkan lekosit kerusakan jaringan, keterlibatan multiorgan,
inflamasi sehingga memicu produksi sitokin kejadian familial, kemungkinan keterlibatan
yang lain seperti interleukin-1 (IL-1), IL-6 dan faktor genetik dan lingkungan serta
TNF-á sendiri. TNF-á berperan penting hubungannya dengan penyakit autoimun
dalam patogenesis endometriosis8. Fungsi lainnya. Endometriosis berhubungan
TNF adalah untuk menginisiasi kaskade dengan abortus berulang dan infertilitas
sitokin dan faktor lain yang berhubungan yang kemungkinan karena adanya
dengan respon inflamasi. Pada autoantibodi abnormal.8
endometrium manusia, TNF-Ü berperan Interleukin-1 (IL-1) berperan pada
pada fisiologi proliferasi endometrium. In regulasi inflamasi dan respon imun, yaitu
vitro, sekresi TNF-Ü dimodulasi oleh IL-1, menyebabkan aktivasi limfosit T dan
progesteron dan PP14. TNF-Ü juga terlihat diferensiasi limfosit B. Konsentrasi IL-1
meningkatkan produksi prostaglandin pada meningkat pada cairan peritoneum wanita
jaring endometrium yang dikultur dan dengan endometriosis. Peranan IL-1 dalam
memacu perlekatan antara sel stroma dan memacu angiogenesis pada lesi
mesotelial pada kultur. Penemuan ini endometriotik diduga karena induksi pada
menegaskan kehadiran TNF-Ü pada cairan faktor angiogenik (vascular endothelial
peritoneum dapat memicu perlengketan growth factor and interleukin-6) pada
jaringan endometrium ektopik dengan jaringan endometriosis tetapi tidak pada
peritoneum.8 endometrium normal. Sitokin IL-1
Perubahan fungsi peritoneal. meningkatkan sICAM-1 pada sel
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa endometriotik dimana sICAM-1 dapat
wanita dengan endometriosis mengalami mempengaruhi sistem imun yang
peningkatan cairan peritoneum, menyebabkan jaringan endometriotik tidak
peningkatan aktivitas makrofag, dirusak di kavum peritoneum. Interleukin-6
peningkatan konsentrasi prostaglandin, IL- (IL-6) merupakan regulator inflamasi dan
1, TNF dan protease. Perubahan pada imunitas yang berperan sebagai jembatan
cairan peritoneum ini diduga menghambat antara sistem endokrin dan sistem imun.
interaksi cumulus dan fimbria serta IL-6 memacu sekresi sitokin yang lain,
memberikan efek negatif pada oocyt, mengaktivasi limfosit T, diferensiasi limfosit
sperma, embryo maupun fungsi tuba B, dan menghambat pertumbuhan
uterina. Dari penelitian yang dilakukan Tzeng beberapa jenis sel. IL-6 berperan
et al (1994) diperoleh bukti bahwa ada menghambat proliferasi sel stroma
korelasi antara efek embritoksik antara endometrium, sehingga diduga estrogen
cairan peritoneal dan serum penderita menghambat sintesis IL-6 selama fase
endometriosis. Ini menunjukkan bahwa proliferasi pada uterus yang normal. IL-6
faktor-faktor yang bersifat embriotoksik ditemukan rendah selama fase proliferasi
masuk dan beredar dalam sirkulasi sistemik dimana estrogen dalam kadar yang tinggi
dan mempengaruhi embriogenesis awal sebaliknya IL-6 ditemukan tinggi pada fase
pada organ reproduksi.9 sekretori dimana kadar enstrogen rendah

65
Alfaina Wahyuni, Endometriosis dan Infertilitas ................................

saat itu. Pada percobaan in vitro diduga muncul mulai dari diagnosis, pengobatan
terdapat disregulasi respon dari IL-6 pada bahkan sampai dengan evalusi selanjutnya.
makrofag peritoneal, sel stroma Pengobatan infertilitas endometriosis dapat
endometrium dan makrofag dalam darah berupa pembedahan, medikamentosa, atau
pada pasien endometriosis5,8. kombinasi keduanya.
Abnormalitas endokrin dan Terapi medikamentosa. Terapi
ovarium. Diduga terdapat perubahan medikamentosa untuk mengatasi nyeri
hormonal dan fungsi ovarium pada wanita pada endometriosis cukup efektif, namun
endometriosis yang meliputi the luteinized belum ada bukti ilmiah bahwa terapi ini bisa
unruptured follicle syndrome, luteal phase meningkatkan fekunditas. Beberapa pilihan
dysfunction dan abnormal follicular growth. obat yang bisa digunakan adalah danazol,
Namun dugaan ini tidak didukung dengan GnRH agonis, GnRH antagonis, progestin
bukti yang valid. Banyak kemungkinan yang dan kombinasi estrogen-progesteron.
dapat dimunculkan, mulai dari pengaruh Beberapa penelitian RCT membuktikan
folikulogenesis, disfungsi ovulasi, bahwa danazol, GnRH analog maupun
hiperprolaktinemia, defek fase luteal, progestin tidak efektif sebagai terapi
accelereratad ovum transport, infertilitas endometriosis ringan sampai
spermphagocytosis, impaired fertilization sedang. Pada 2 penelitian RCT yang
sampai embriotoksisitas pada saat awal mengikutsertakan 105 wanita infertil yang
perkembangan embrio7. Sebuah penelitian menderita endometriosis ringan sampai
menunjukkan adanya kelainan proses sedang, menunjukkan bahwa dengan terapi
steroidogenesis diidalam folikel wanita danazol, angka kehamilan tidak meningkat
endometriosis. Didalam cairan folikel dibandingkan dengan menejemen
preovulasi wanita endometriosis ringan ekspektatif. Selanjutnya dalam penelelitian
terdapat kadar endothelin-1 yang tinggi dan RCT yang diikuti 71 wanita infertil dengan
kadar receptor LH yang rendah di sel endometriosis ringan sampai sedang,
granulosa selama fase folikuler. angka kehamilan selama pengamatan 1
Dampaknya adalah adanya gangguan dan 2 tahun tidak menunjukkan perbedaan
proses steroidogenesis folikuler.2 antara terapi GnRH agonis selama 6 bulan
Gangguan proses implantasi. dibandingkan dengan terapi ekspektatif.
Beberapa peneltian sudah dilakukan untuk Penelitian RCT serupa dengan
mempelajari kaitan endometriosis dengan menggunakan terapi progestin
implantasi. Berkurangnya ekspresi ávâ menunjukkan hasil yang sama. Pada
integrin suatu molekul adesi selama penelitian RCT yang hanya diikuti 31 wanita
implantasi terjadi pada beberapa wanita infertil endometriosis, angka kehamilan
endometriosis. Pada penelitian lainnnya, dengan terapi progestin dibandingkan
pada wanita infertil dengan endometriosis dengan ekspectatif menejemen adalah 41%
terdapat penurunan kadar enzim yang dan 43%. Dalam sebuah metanalisis dari
terlibat dalam endometrial ligand. Pada 7 penelitian yang membandingkan terapi
penelitian lain dikatakan bahwa reseptivitas medikal dan tanpa terapi atau plasebo
endometrial pada pasien endometriosis menunjukkan bahwa odds ratio kehamilan
tidak ada gangguan, diduga menurunnya adalah 0,85 (95%CI 0,95-1,22). Jadi terapi
angka implantasi berhubungan dengan hormonal tidak memperbaiki fekunditas
kualitas oocyt dan embrio serta wanuta infertil yang menderita
7
menurunkan kualitas zona pellucida endometriosis grade I-II .
sehingga sehingga menghambat proses Alastair et al (2001) telah melakukan
hatching.7 metaanalisis pada beberapa penelitian
Penatalaksanaan Infertilitas tentang efek terapi medimentosa terhadap
Endometriosis. Penatalaksanaan angka kehamilan. Tabel berikut
infertilias endometriosis sangat komplek, menunjukkan bahwa terapi dengan
mempunyai banyak masalah dan masih progestogen, GnRH agonis dan oral
banyak silang pendapat. Masalahnya sudah kontrasepsi dibandingkan dengan danazol

66
Mutiara Medika
Edisi Khusus Vol. 8 No. 1: 62 - 71, April 2008

tidak meningkatkan angka kehamilan (OR dibandingkan dengan placebo atau tanpa
1,2 95%CI 0,9-1,7), demikan halnya antara terapi juga tidak menunjukkan peningkatan
terapi danazol, GnRH agonis, Progestagen angka kehamilan (OR 0,8 95%CI 0,5-1,4).10

Terapi operatif. Prinsip Pada endometriosis stadium I dan


pembedahan yang dilakukan pada II, ablasi laparoskopik sarang endometrium
endometriosis adalah ablasi sebanyak sedikit meningkatkan angka kelahiran hidup
mungkin sarang-sarang endometriosis dan secara bermakna. 2 penelitian RCT
meninggalkan jaringan yang sehat. melaporkan efektivitas laparoskopi sebagai
Disamping itu juga melakukan perbaikan managemen infertilitas endometriosis.
dengan melepaskan perlengketan yang Penelitian di Italia, 20% subyek penelitian
terjadi dan pencucian rongga berhasil hamil dalam 1 tahun post
peritoneum7,10.

67
Alfaina Wahyuni, Endometriosis dan Infertilitas ................................

laparoskopi dan 22% diantaranya secara teoritis akan mengeradikasi residu


melahirkan bayi hidup. Studi di canada, 29% implant endometriotik yang tidak bisa
hamil dalam waktu 36 bulan post dihilangkan pada saat tindakan operatif 7.
laparoskopi dan 17% diantaranya berhasil Menurut metaanalisis yang dilakukan
hamil sampai umur kehamilan 20 minggu. Adamson dan Pasta (1994) salah satu
Dari penelitian tersebut kemungkinan angka hasilnya adalah terapi medikamentosa pra
kehamilan hidup 2,7x lebih tinggi dengan pembedahan dengan danazol atau GnRH
terapi ablasi atau reseksi diandingkan agonis memberikan hasil dalam
dengan yang tanpa terapi, dengan NNT 12 meningkatkan kehamilan dan kemungkinan
artinya untuk menimbulkan 1 kehamilan memberikan hasil operasi yang baik dengan
pada penderita endometriosis grade I atau mengurangi ukuran lesi dan mengurangi
II harus dilakukan ablasi laparoskopik pada potensial perlekatan serta mengurangi
12 orang pasien. Tidak ada bukti bahwa perdarahan selama operasi dengan
outcome penelitian dipengaruhi oleh berkurangnya aliran darah dan inflamasi12.
metode ablasi baik dengan electro-surgery
maupun dengan laser11. Superovulasi dan Inseminasi
Penelitian lain melaporkan bahwa, Intrauterin. Superovulasi dengan
dari 216 pasien infertil dengan gonadotropin dan Inseminasi intrauterin
endometriosis berat yang dilakukan banyak dikerjakan pada wanita infertil.
laparoskopi atau laparotomi kemungkinan Sebuah penelitian RCT skala besar yang
terjadi kehamilan 45%, selanjutnya dilakukan oleh NIH Reproductive Medicine
meningkat 63% setelah 2 tahun. Scenken Network mengikutsertakan 932 pasangan
(1998) dalam studi pustakanya mengatakan infertil dengan endometriosis grade I/II atau
bahwa wanita endometriosis grade III/IV unexplained infertility. Pasangan ini dibagi
tanpa memperhatikan faktor infertilitas yang menjadi beberapa kelompok dan mendapat
lain, terapi bedah dengan laparoskopi dan intracervical insemination (ICI), IIU,
laparotomy meningkatkan fertilitas 7 . gonadotropin-ICI dan gonadotropin-IIU
Metaanalisis yang dilakukan Jascobson et kemudian dilihat fekunditas bulanan. Pada
al (2002) menunjukkan bahwa dari 2 RCT kelompok gonadotropin-IIU menunjukkan
membuktikan terjadi peningkatan fertilitas angka fekunditas bulanan yang tinggi secara
yang berhubungan dengan endometriosis signifikan yaitu 0,09 dibandingkan dengan
ringan sampai sedang dengan terapi bedah IUI (0,05), gonadotropin-ICI (0,04) dan
laparoskopi. Laparoskopi meningkatkan kelompok ICI (0,02)7.
angka kehamilan dan angka kelahiran hidup Tabel berikut melaporkan
(OR 1,64, 95%CI 1,05-2,57)11. keberhasilan terapi dengan superovulasi
Kombinasi terapi medik dan dilanjutkan dengan IIU dalam menejemen
terapi bedah. Terapi medik bisa dilakukan infertilitas endometriosis . Deaton et al
preoperatif maupun postoperatif. Meskipun (1990) melaporkan bahwa angka fekunditas
secara teoritis menguntungkan, tetapi tidak meningkat pada wanita infertilitas
ada bukti ilmiah yang mengatakan bahwa endometriosis post koreksi bedah maupun
kombinasi terapi medik dan terapi bedah unexplained infertility yang mendapat
meningkatkan fertilitas wanita clomifen citrat dilajutkan dengan IIU
endometriosis bahkan terapi kombinasi ini dibandingkan dengan kontrol (0,095 vs
akan menghabiskan waktu lama sehingga 0,033). Sedangkan Chafkin et al (1991)
akan terjadi keterlambatan dalam membandingkan antara wanita infertil
pengelolaan infertilitas lebih lanjut. Terapi endometriosis yang diterapi bedah
medik preoperatif diduga dapat laparoskopik dan selanjutnya mendapat
menurunkan vascularisasi pelvik dan gonadotropin saja dengan yang mendapat
mengurangi ukuran implant endometriotik gonadotropin dan IIU. Angka fekunditas
sehingga akan mengurangi jumlah darah meningkat pada kelompok gonadotropin-IIU
yang hilang. Terapi medik postoperatif (0,129 vs 0,066). Penelitian lain oleh Fedele

68
Mutiara Medika
Edisi Khusus Vol. 8 No. 1: 62 - 71, April 2008

et al (1992) membandingkan efek menejemen ekspektatif, clomifen citrat,


pemberian gonadotropin 3 siklus dilanjutkan gonadotropin dan IVF-ET terhadap
IIU dengan terapi expectative. Fekunditas fekunditas wanita endometriosis grade I /II.
pada kelompok gonadotropin-IIU lebih tinggi Fekunditas pada terapi gonadotropin lebih
secara signifikan dibandingkan dengan tinggi daripada tanpa terapi apapun (0,073
terapi ekspektatif (0,15 vs 0,045; p<0,05). vs 0,028).
Kemmann et al (1993) melaporkan efek dari

Assisted Reproductive menurunkan abortus preklinik pada wanita


Technology. Angka keberhasilan IVF dalam endometriosis berat yang mengikuti IVF-ET.
menejemen infertilitas di Amerika 29,4%. Surrey et al (2002) meneliti tentang
Tidak terdapat penelitian RCT skala besar keuntungan prolonged down-regulation
yang menbandingkan efektivitas IVF dalam dengan GnRH-a sebelum IVF pada wanita
mengatasi problem infertilitas endometriosis. Angka pregnancy meningkat
endometriosis. Dalam satu RCT yang diikuti pada terapi dengan prolonged down-
21 wanita infertilitas endometriosis dibagi regulation GnRH-a sebelum IVF-ET7.
secara random menjadi kelompok tanpa Pendekatan klinis wanita
terapi dan kelompok IVF, menunjukkan endometriosis infertil. Keputusan klinis
bahwa kehamilan pada kelompok tanpa dalam menejemen infertilitas endometriosis
terapi 0% sedangkan pada IVF 33%, namun masih banyak menemui kesulitan dan
secara statistik tidak bermakna7. merupakan masalah yang rumit. Faktor
Beberapa penelitian menunjukkan usia, lama infertilitas, riwayat keluarga
bahwa terapi jangka panjang dengan endometriosis, nyeri pelvis dan stadium
GnRH-analog sebelum IVF meningkatkan endometriosis harus dipertimbangkan
fekunditas. Terapi GnRH-analog selama 6 dalam merencanakan menejemen
bulan akan meningkatkan jumlah oocyt, infertilitas 7. Secara umum, manajemen
embryo transfer dan kehamilan. Disamping infertilitas endometriosis seperti dalam
itu, terapi jangka panjang GnRH skema berikut10.

69
Alfaina Wahyuni, Endometriosis dan Infertilitas ................................

Pada wanita infertil endometriosis terhadap luaran kehamilan. Kemman et al


grade I/II harus dipertimbangkan apakah melaporkan bahwa, angka kehamilan
perlu dilakukan laparoskopi sebelum setelah 2 siklus IVF pada wanita infertil
dilakukan terapi dengan clomifen citrat, endometriosis stadium III/IV adalah 70%,
gonadotropin atau IVF-ET. Yang jelas faktor sedangkan angka kehamilan kumulatif
usia, lama infertilitas, riwayat keluarga dalam waktu 9 bulan pada wanita infertil
endometriosis dan adanya nyeri pelvis endometriosis grade III/IV yang menjalani
harus dipertimbangkan. Jika dikerjakan terapi bedah berulang adalah 24%. Jika
laparoskopi, harus dilakukan ablasi atau terapi bedah gagal memperbaiki fertilitas
eksisi impalant endometriotik secara aman. pada endometriosis sedang sampai berat,
Jika keluhan nyeri menonjol, terapi dianjurkan untuk IVF-ET. Demikian pula jika
laparoskopi dan bedah lebih sesuai. usia lebih dari 35 tahun 7.
Menejemen ekspektatif setelah laparoskopi
pada wanita muda merupakan pilihan,
alternatif lain dengan superovulasi dilajutkan Kesimpulan
dengan IIU. Jika usia lebih dari 35 tahun
menejemen agresif lebih dianjurkan dengan Mekanisme terjadinya infertilitas
pertimbangan bahwa fekunditas menurun karena endometriosis masih belum jelas,
secara bermakna dan angka abortus beberapa faktor diduga berperan dalam
meningkat. Pilihan yang dianjurkan adalah mekanisme tersebut yaitu distorsi anatomi,
superovulasi dilanjutkankan dengan IIU atau gangguan fungsi peritoneal, gangguan
IVF-ET. imunologis, abnormalitas endokrin dan
Pada wanita infertil endometriosis ovarium serta gangguan implantasi.
grade III/IV, tanpa disertai faktor infertilitas Penatalaksanaan infertilitas endometriosis
lainnya dianjurkan untuk menjalani terapi sangat komplek dan harus
bedah konservatif berupa laparoskopi mempertimbangkan aspek usia, lama
maupun laparotomi . dari beberapa infertilitas, riwayat keluarga endometriosis,
penelitian diduga terapi bedah nyeri pelvis dan stadium endometriosis.
meningkatkan fertilitas. Manejemen Terapi medikal cukup efektif untuk
ekspektatif bukan terapi yang dianjurkan mengurangi keluhan endometriosis tetapi
untuk endometriosis grade III/IV. Pada wanita tidak meningkatkan fekunditas, sedangkan
infertil endometriosis grade III/IV yang sudah terapi bedah laparoskopi secara signifikan
menjalani satu atau lebih terapi bedah, IVF- meningkatkan angka kehamilan dan angka
ET merupakan terapi terbaik dibandingkan kelahiran hidup. Kombinasi terapi medikal
terapi bedah lainnya. Tidak ada bukti ilmiah dan bedah secara teoritis menguntungkan
yang membandingkan efek terapi bedah dan tetapi belum cukup bukti yang menunjukkan
terapi bedah yang dilajutkan IVF-ET efektifitasnya dalam meningkatkan fertilitas.

70
Mutiara Medika
Edisi Khusus Vol. 8 No. 1: 62 - 71, April 2008

Daftar Pustaka diagnosis endometriosis tanpa


visualisasi laparoskopi (Kajian
1. Arya P, Shaw R., Endometriosis: Pustaka). Maj Obstet Ginekol Indones
current thinking. Current Obs.Gyn 2007;31(3):180-4
2005:15:191-198 6. Tzeng CR.,Chien LW., Chang SR.,
2. Samsulhadi, Endometriosis dan Chen AC. Effect of peritoneal fluid and
Infertilitas, Kursus Penangan Infertilitas serum from patients with endometriosis
dasar dan Tehnologi Reproduksi on mouses embryo invitro
Bantuan, Prakongres Obstetri development. Zhongsua Yi Xue Zaa
Ginekologi XII, 2003 Zhi, 1994:54(3):145-8
3. Prentice A, Endometriosis, Current 7. Lebovic D, Mueller M, Robert T.
Obs.Gyn 2002:12:155-160 Immunobiology of endometriosis. Fertil
4. West CP, Endometriosis and Steril, 2001;75: 1-10
gonadothropin releasing hormone 8. Adamson DG, Pasta DJ. Surgical
analogues in Luesley DM & Baker PN treatment of endometriosis associated
eds: Obstetrics and Gynaecology an infertility: meta analysis compared with
evidence-based text for MRCOG, survival analysis. Am J Obstet Gynecol
Arnold, London 2004. 1994;171:1488-505
5. Hadisaputra W. Endometriosis: tinjauan 9. Lessey BA. Medical management of
perangai imunopatobiologi sebagai endometriosis and infertility. Fertil Steril
modalitas baru untuk menegakkan 2000;73:1488-505

71
PENGARUH PELATIHAN RELAKSASI ZIKIR TERHADAP PENINGKATAN
KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF ISTRI YANG MENGALAMI INFERTILITAS

THE EFFECT OF ZIKR RELAXATION TRAINING TO INCREASE SUBJECTIVE WELL


BEING OF WIFE INFERTILITY

Dina Wahyunita
Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Yogyakarta
Email:dinawahyunita@yahoo.com.

Tina Afiatin
Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

RA. Retno Kumolohadi


Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

ABSTRACT

This research aims at identifying the effect of zikr relaxation training to increase subjective well being of
wife’s infertility. Zikr relaxation training is a training which using zikr relaxation concept from Maimunah
(2011) involving education of infertility, education of zikr relaxation, practice zikr relaxation, experience
discussion, and self monitoring. The subject of research was four wife infertility primary. The data collected
was conducted using subjective well being scale, interview, and observation. The research design used was
one group pretest posttest design. Quantitative and qualitative analysis were used to analyze data. The result
showed that all aspects of subjective well being difference significantly infertility before getting zikr
relaxation training and after getting training with value Z=-1,826, p=0,034 ( p<0,05), r=-0,913. Effect size
of indicaties that zikr relaxation training has a large effect to aspect of life satisfaction, positive affect, and
negative affect because able to explain variant of life satisfaction, variant of positive affect, and variant of
negative affect equal to 83,36%. The conclusion of this Research is subjective well being of wife infertility
increase after following zikr relaxation training. Zikr Relaxation training could increase aspect of life
satisfaction and affective aspect of wife infertility.
Key words: Subjective Well Being, Zikr Relaxation, Wife Infertility.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan relaksasi zikir terhadap peningkatan
kesejahteraan subjektif istri yang mengalami infertilitas. Pelatihan relaksasi zikir adalah pelatihan yang
menggunakan konsep relaksasi zikir dari Maimunah (2011) yang terdiri atas materi infertilitas, materi
relaksasi zikir, praktek relaksasi zikir, diskusi pengalaman, dan self monitoring. Subjek dalam penelitian ini
adalah empat orang istri yang mengalami infertilitas primer. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan skala kesejahteraan subjektif, wawancara, dan observasi. Desain penelitian yang digunakan
adalah one group pretest posttest design. Analisis penelitian yang digunakan adalah analisis kuantitatif dan
kualitatif. Hasil penelitian, yaitu semua aspek pada kesejahteraan subjektif menunjukkan adanya perbedaan
yang signifikan pada istri yang mengalami infertilitas sebelum mendapatkan pelatihan relaksasi zikir dengan
setelah mendapatkan pelatihan dengan nilai Z=-1,826, p=0,034 (p<0,05), r=-0,913. Hasil estimasi effect
size mengindikasikan bahwa pelatihan relaksasi zikir memiliki a large effect terhadap aspek kepuasan hidup,
afek positif, dan afek negatif karena mampu menjelaskan varian kepuasan hidup, varian afek positif, dan
varian afek negatif sebesar 83,36%. Kesimpulan penelitian ini adalah kesejahteraan subjektif istri yang

Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 6 No. 2 Desember 2014 | 225


Dina Wahyunita , Tina Afiatin, RA. Retno Kumolohadi

mengalami infertilitas lebih tinggi setelah mengikuti pelatihan relaksasi zikir dibandingkan sebelum
mengikuti pelatihan. Kesejahteraan subjektif istri infertilitas meningkat setelah mengikuti pelatihan relaksasi
zikir. Pelatihan relaksasi zikir dapat meningkatkan aspek kepuasan hidup dan aspek afektif pada istri yang
mengalami infertilitas.
Kata Kunci : Kesejahteraan Subjektif, Relaksasi zikir, Istri Infertilitas

Hipertensi merupakan salah satu masan merupakan suatu keadaan khawa-


penyakit kronis (Sustrani, Alam, & Hadi- tir, gugup, atau takut ketika berhadapan
broto, 2006). Penyakit kronis adalah dengan pengalaman yang sulit dalam ke-
penyakit degeneratif yang berkembang hidupan seseorang dan menganggap bah-
dan berkelanjutan dalam kurun waktu wa sesuatu yang buruk terjadi. Kecema-
yang lama. Seseorang yang telah didiag- san dapat menjadi abnormal atau tidak
nosis mengidap penyakit kronis pasti akan wajar ketika tingkatannya tidak sesuai
merasakan kecemasan. Rasa cemas itu dengan proporsi ancaman atau bila seper-
berasal dari rasa takut akan kelanjutan tinya datang tanpa ada penyebabnya yang
dari penyakitnya itu, takut ditinggalkan bisa mengganggu aktivitas sehari-hari
dan dijauhi oleh keluarga dan teman- (Nevid dkk, 2005). Kecemasan juga dise-
temannya, rasa tidak berdaya, dan yang but abnormal ketika kadar kecemasannya
paling membuat cemas adalah kematian. berlebih di mana pasien merasa tidak ber-
Hal ini dikarenakan penyakit kronis itu daya ataupun kesulitan untuk mengatasi-
sulit disembuhkan dan dihilangkan dari nya (Kaplan & Saddock, 1994).
tubuh pasien. Dokter hanya bisa membe- Berdasarkan hasil wawancara terse-
rikan terapi untuk mengurangi rasa sakit but, para pasien hipertensi mengalami
dan gejala-gejalanya (Rachmawati, 2007). ciri-ciri kecemasan dari penyakit yang
Berdasarkan hasil asesmen yang di- mereka alami. Pasien hipertensi lebih
lakukan di Puskesmas Godean II Sleman merasakan kecemasan baik secara fisik
Daerah Istimewa Yogyakarta diketahui maupun secara psikologis. Kondisi seperti
bahwa jumlah pasien hipertensi di wila- ini bisa memengaruhi kondisi pikiran,
yah kerja puskesmas ini cukup banyak. perasaan, dan fisik pasien hipertensi.
Data terakhir yang dimiliki oleh perawat Kecemasan merupakan perasaan yang
Puskesmas, pada tahun 2011 terdapat tidak menyenangkan sebagai manifestasi
sebanyak 1.475 kasus pasien hipertensi. dari berbagai perasaan emosi yang terjadi
Sedangkan pada tahun 2012 terdapat pada saat individu sedang mengalami
sebanyak 1.303 kasus hipertensi. Menurut tekanan perasaan (frustrasi) dan perten-
perawat puskesmas, jumlah pasien hiper- tangan batin (konflik).
tensi memang cukup banyak. Menurut Santrock (2002), status ke-
Kecemasan merupakan salah satu sehatan seseorang menjadi persoalan uta-
kondisi psikologis yang biasa terjadi kare- ma pada masa dewasa tengah (pralansia).
na pengalaman tidak menyenangkan yang Pada masa ini, pralansia lebih banyak
dialami oleh setiap manusia. Menurut menghabiskan waktu untuk mengkhawa-
Nevid, Rathus, dan Greene (2005), kece- tirkan tentang kesehatan. Wilianto (2009)

226 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 6 No. 2 Desember 2014


Pengaruh Pelatihan Relaksasi Zikir Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Subjektif Istri ......

mengemukakan dalam penelitiannya bah- Terapi relaksasi zikir diharapkan


wa kecemasan bisa meningkatkan tekan- dapat meminimalisir kecemasan pada
an darah, dan berbahaya jika terjadi pada pasien hipertensi itu sendiri. Proses
orang-orang yang menderita hipertensi. relaksasi zikir sangat erat kaitannya
Penurunan kecemasan menjadi salah satu dengan sebuah kondisi dimana seseorang
hal yang penting untuk dilakukan agar harus mampu terlebih dahulu menerima
tekanan darah dan denyut jantung pende- berbagai kenyataan yang tidak menye-
rita tidak meningkat. nangkan dengan tenang dan terkendali,
Pada penelitian ini terapi relaksasi kondisi ini disebut dengan kelapang-
yang digunakan adalah relaksasi otot pro- dadaan (Nashori, 2007). Ketika berlapang-
gresif. Relaksasi otot adalah salah satu tek- dada, seseorang menerima segala peris-
nik dalam terapi perilaku yang dikem- tiwa dari Allah Swt, maka ia memiliki
bangkan oleh Jacobson dan Wolpe untuk kekuatan dalam dirinya untuk bertahan
mengurangi ketegangan dan kecemasan dan tidak berputus asa ketika dihadapkan
(Goldfried & Davidson, 1976). Kemudian pada situasi yang tidak menyenangkan
akan dimodifikasi dengan psikoterapi secara fisik maupun psikologis. Dalam al-
Islam, yaitu dengan metode zikir. Zikir Quran dan Hadis dan para pemikir Islam
merupakan suatu cara atau media untuk memberikan tuntutan bagaimana agar
menyebut dan mengingat nama Allah, dalam meng-arungi kehidupan ini bebas
oleh karenanya bentuk aktivitas yang dari rasa cemas, tegang, konflik, stress
tujuannya mendekatkan diri kepada Allah maupun depresi, di antaranya dengan
dinamakan zikir seperti shalat dan puasa. memper-banyak zikir dan doa kepada
Peristiwa yang dialami oleh pasien Allah sebagai Yang Maha Penyembuh
hipertensi karena kurang adanya peneri- (Nashori, 2007).
maan diri mereka sendiri sebagai pasien Relaksasi otot progresif terdiri atas
hipertensi sehingga kecemasan itu mun- beberapa tahap, yaitu tahap pertama,
cul dari dalam diri pasien yang menye- relaksasi lengan. Tahap kedua, relaksasi
babkan tekanan darahnya menjadi naik. daerah muka, leher, pundak dan pung-
Usia madya merupakan masa di mana gung atas. Tahap ketiga, relaksasi dada
pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri perut dan pinggang. Tahap keempat,
jasmani dan perilaku masa dewasanya relaksasi pinggang, paha, dan betis diikuti
dan memasuki suatu periode dalam oleh relaksasi seluruh tubuh. Manfaat
kehidupan yang akan diliputi oleh ciri-ciri relaksasi otot progresif terhadap kecemas-
jasmani dan perilaku baru. Penyesuaian an pada pralansia adalah dapat mengu-
yang radikal terhadap peran, pola hidup rangi hipertensi, sakit kepala, dan insom-
dan berbagai perubahan fisik, akan cen- nia tingkat kecemasan, dapat meningkat-
derung merusak homeostasis fisik dan kan harga diri dan keyakinan diri sese-
psikologis seseorang dan kemudian mem- orang dan meningkatkan hubungan inter-
bawanya ke masa stres. personal. Dengan melakukan relaksasi
otot tersebut, pralansia yang mengalami

Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 6 No. 2 Desember 2014 | 227


Dina Wahyunita , Tina Afiatin, RA. Retno Kumolohadi

kecemasan dan memiliki tekanan darah diberi perlakuan dan kelompok kontrol.
tinggi dapat menurunkan tekanan darah, Pemilihan subjek ditetapkan dengan cara
rasa marah, cemas, takut, khawatir, dan tidak random yaitu dengan cara matching.
lain-lain.
Suatu penelitian yang dilakukan Subjek Penelitian
oleh Newberg (2000) menyimpulkan Subjek penelitian ini adalah sebagai
bahwa terdapat hubungan yang positif berikut (a) pasien hipertensi esensial
antara pengalaman spiritual dan kese- pralansia berusia 45-59 tahun, (b)
hatan. Salah satu contoh misalnya mereka beragama islam, (c) memiliki skor
yang rajin dan secara teratur menjalani kecemasan dari kategori sedang sampai
meditasi dan berdoa serta berzikir tinggi, dan (d) berada pada kategori
memiliki taraf kesehatan fisik dan mental hipertensi esensial stadium 1 dan 2.
yang lebih tinggi daripada mereka yang
tidak mengamalkan meditasi serta berdoa Metode Pengumpulan Data
dan berzikir. Dikemukakan bahwa penga- Pengumpulan data dalam penelitian
laman meditasi serta berdoa dan berzikir ini diperoleh melalui wawancara awal
itu dapat menurunkan tekanan darah dan dan observasi. Selain itu penelitian ini
denyut jantung, oleh karenanya resiko juga menggunakan pengukuran dengan
penyakit jantung dan stroke dapat skala kecemasan yang disusun oleh Dony
dihindari. (2012) yang terdiri atas 20 aitem setelah
Berdasarkan penjelasan di atas, tryout. Penyusunan skala kecemasan ini
dirumuskan sebuah hipotesis penelitian. memuat aspek emosi, kognitif, fisik, dan
Hipotesis penelitian ini adalah ada perilaku (Calhoun & Acocella, 1990;
perbedaan tingkat kecemasan pasien Greenberger & Padesky, 1995; Nevid,
hipertensi esensial pralansia yang men- dkk, 2005). Skala tersebut menggunakan
dapatkan terapi relaksasi zikir dengan empat alternatif pilihan respon yaitu HTP
tingkat kecemasan pasien hipertensi (Hampir Tidak Pernah), J (Jarang), S
esensial pralansia yang tidak men- (Sering), dan HS (Hampir Selalu). Jumlah
dapatkan terapi relaksasi zikir. aitem pada skala kecemasan adalah 20
butir. Rentang skor yang diberikan untuk
METODE PENELITIAN masing-masing jawaban bergerak dari 1-4.
Skor 1 yaitu untuk pilihan jawaban TP, 2
Rancangan Eskperimen untuk pilihan jawaban J, 3 untuk jawaban
Penelitian ini merupakan penelitian S, dan 4 untuk jawaban HS. Skor
kuasi-eksperimen dengan model rancang- terendah yang mungkin didapat subjek
an penelitian yang akan digunakan adalah adalah 20 dan tertinggi adalah 80.
pretest-posttest control group design Semakin tinggi skor yang didapat maka
(Shadish, Cook, & Campbell, 2002). semakin tinggi tingkat kecemasannya,
Desain ini bertujuan untuk melihat efek sedangkan semakin rendah skor yang
suatu perlakuan terhadap kelompok yang didapat subjek maka semakin rendah

228 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 6 No. 2 Desember 2014


Pengaruh Pelatihan Relaksasi Zikir Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Subjektif Istri ......

tingkat kecemasannya. Selanjutnya Metode Analisis Data


peneliti melakukan kategorisasi skor Metode analisis data menggunakan
menjadi tiga yaitu rendah, sedang, tinggi analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis
(Azwar, 2000). data kuantitatif menggunakan paket
Statistical Product and Service Solution
Prosedur Penelitian (SPSS) for windows. Pengujian hipotesis
Peneliti memilih terapi relaksasi dalam penelitian ini dengan dilakukan
zikir untuk menurunkan kecemasan pada dengan analisis nonparametrik U Mann
pasien hipertensi esensial pralansia. Whitney Test. Hal ini dikarenakan jumlah
Adapun tahapan terapi relaksasi zikir sampelnya kecil. Selain itu untuk
dalam penelitian ini terdiri atas sesi mengetahui signifikansi perbedaan antara
psikoedukasi dengan model psikologi dan kelompok eksperimen dan kelompok
pendekatan agama Islam, sesi harapanku, kontrol setelah diberikan terapi kelom-
sesi relaksasi otot progresif, sesi psiko- pok. Analisis data kualitatif dilakukan
edukasi mengenai zikir, sesi latihan zikir, untuk mengetahui proses yang terjadi
sesi sharing atau presentasi diri, dan sesi pada masing-masing subjek. Analisis
homework atau tugas rumah. Dari kuantitatif akan digunakan untuk men-
tahapan terapi tersebut diharapkan dapat jabarkan data kualitatif yang diperoleh
mengatasi masalah yang dialami oleh selama intervensi berlangsung.
subjek.
HASIL PENELITIAN

Deskripsi Data Penelitian

Tabel 1. Deskripsi data subjek penelitian kelompok eksperimen


Subjek Jenis Usia Pengukuran
Kelamin
Prates Pascates Tindak Gained Gained Gained
lanjut score(pra- score(pasca- score(pra-
pasca) tindaklanjut) indaklanjut)
SJ P 45th 52 49 33 3 16 19
SP P 45th 44 35 32 9 3 12
SW P 52th 47 49 33 -2 16 14
HP P 52th 46 38 34 8 4 12
TW P 52th 50 48 35 2 13 15

Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 6 No. 2 Desember 2014 | 229


Dina Wahyunita , Tina Afiatin, RA. Retno Kumolohadi

Tabel 2. Deskripsi data subjek penelitian kelompok kontrol


Subjek Jenis Usia Pengukuran
Kelamin
Prates Pascates Tindak Gained Gained Gained
lanjut score(pra- score(pasca- score(pra-
pasca) tindaklanjut) indaklanjut)
RB P 50th 56 60 60 -4 0 -4
MJ P 50th 46 55 56 -9 -1 -10
SM P 53th 43 53 54 -10 -1 -11
SG P 50th 54 48 50 6 -2 4
ST P 52th 64 54 54 10 0 10

Tabel 3. Deskripsi data prates, pascates, dan tindak lanjut


Klasifikasi Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Min Max Mean SD Min Max Mean SD
Prates 44 52 47,80 3,194 43 64 52,60 8,355
Pascates 35 49 43,80 6,760 48 60 54,00 4,301
Tindak Lanjut 32 35 33,40 1,140 50 60 54,80 3,633

Hasil Uji Hipotesis relaksasi zikir. Pengujian hipotesis dilaku-


Hipotesis dalam penelitian ini kan dengan uji statistic yaitu U Mann
adalah ada perbedaan tingkat kecemasan Whitney. Hasil analisis data dengan uj U
antara kelompok eksperimen yang diberi- Mann Whitney terdapat pada tabel di
kan terapi relaksasi zikir dan kelompok bawah ini :
kontrol yang tidak mendapatkan terapi

Tabel 4. Rangkuman uji hipotesis


Prates Pascates Followup
Mann-Whitney U 8.500 2.500 .000
Wilcoxon W 23.500 17.500 15.000
Z -.838 -2.102 -2.627
Asymp. Sig. (2-tailed) .402 .036 .009
a a
Exact Sig. [2*(1-tailed .421 .032 .008a
Sig.)]

Tabel 4 menunjukkan ada perbe- ditunjukkan dengan skor Z = -2,627 dan


daan tingkat kecemasan yang signifikan p = 0,008 (p<0,05). Hal ini menunjuk-
antara kelompok eksperimen dan kelom- kan bahwa kelompok eskperimen menga-
pok kontrol pada saat tindak lanjut, yang lami penurunan kecemasan setelah diberi-

230 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 6 No. 2 Desember 2014


Pengaruh Pelatihan Relaksasi Zikir Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Subjektif Istri ......

kan terapi relaksasi zikir daripada kelom- esensial pralansia. Berdasarkan analisis U
pok kontrol yang tidak diberi terapi relak- Mann Whitney menunjukkan skor Z = -
sasi zikir. Berdasarkan hasil analisis hipo- 2,627 dan nilai p = 0,008 (p<0,05). Hal
tesis dapat diterima. ini menunjukkan bahwa ada perbedaan
tingkat kecemasan antara kelompok
PEMBAHASAN eksperimen dan kelompok kontrol setelah
diberi terapi dan pada saat tindak lanjut.
Penelitian ini bertujuan untuk me- Hasil penelitian ini mendukung
ngetahui pengaruh terapi relaksasi zikir penelitian terdahulu yang telah dilakukan
untuk menurunkan kecemasan pada oleh Maimunah (2011) yang menggu-
pasien hipertensi esensial pralansia pada nakan relaksasi dengan zikir untuk
kelompok eksperimen dan kelompok kon- mengatasi kecemasan. Dalam penelitian
trol. Selain itu juga untuk mengetahui tersebut terbukti signifikan bahwa
perbedaan tingkat kecemasan sebelum relaksasi dengan zikir dapat menurunkan
dan sesudah diberikan terapi relaksasi tingkat kecemasan yang dialami subjek.
zikir pada kelompok eksperimen dan Hal ini juga sesuai dengan penelitian
kelompok kontrol. yang telah dilakukan oleh Hoelscher dan
Berdasarkan analisis data yang telah Lichstein (1986) menunjukkan bahwa
dilakukan didapatkan hasil bahwa terda- relaksasi dapat menurunkan tekanan
pat perbedaan tingkat kecemasan antara darah systolic dan diastolic pada pasien
kelompok eksperimen dan kontrol setelah hipertensi. Selain itu, sejalan dengan
diberi terapi relaksasi zikir. Hasil analisis Penelitian Taylor, Farquhar, Nelson, dan
U Mann Whitney menunjukkan skor Z = Agras (1997) pada penderita hipertensi
-2,627 dan nilai p = 0,008 (p<0,05). Hal esensial menunjukkan manfaat relaksasi
ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang dapat menurunkan tekanan darah
tingkat kecemasan pasien hipertensi esen- sistolik dan diastolik sebesar 14/5 mmHg.
sial pralansia yang signifikan antara ke- Faktor penting yang menunjang
lompok eksperimen dan kelompok kon- keberhasilan sebuah penelitian adalah
trol setelah diberi terapi relaksasi zikir. modul terapi relaksasi zikir, fasilitator,
Kelompok eksperimen menunjukkan dan karakteristik partisipan. Modul terapi
tingkat kecemasan lebih rendah diban- relaksasi zikir ini merupakan modifikasi
dingkan dengan kelompok kontrol. Hal terapi yang sudah dilakukan pada
ini menandakan bahwa terapi relaksasi penelitian sebelumnya. Terapi relaksasi
zikir mempunyai pengaruh terhadap pe- zikir disusun sebagai bentuk intervensi
nurunan kecemasan pada pasien hiper- bagi para pasien hipertensi esensial
tensi esensial pralansia setelah diberi pralansia yang mengalami kecemasan.
terapi relaksasi zikir. Setelah dua minggu Metode yang ada pada terapi relaksasi
dilakukan tindak lanjut untuk melihat zikir ini adalah pemberian informasi
pengaruh terapi relaksasi zikir terhadap tentang kecemasan, psikoedukasi dengan
penurunan kecemasan pasien hipertensi pendekatan islami, penggalian masalah,

Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 6 No. 2 Desember 2014 | 231


Dina Wahyunita , Tina Afiatin, RA. Retno Kumolohadi

pengungkapan ide dan perasaaan serta nya kondisi lapangdada pada seseorang.
harapan dari setiap peserta dalam Nashori (2007), menyebutkan beberapa
mengikuti proses terapi, saling berbagi faktor yang memengaruhi kelapangdada-
pengalaman dan adanya problem solving an seseorang, di antaranya adalah zikir.
dari masing-masing peserta dan terapis, Ketika berzikir, seseorang mengingat
melakukan proses relaksasi dan zikir besarnya kuasa Allah Swt dalam hidupnya
bersama. sehingga manusia memasrahkan segala
Setelah semua peserta mengetahui sesuatu hanya pada Allah Swt. Hal ini
tentang kondisi yang mereka alami, sesuai dengan tulisan dari Al-Hafidz ibn
kemudian pada tahap selanjutnya terapis Al-Qayyim Al-Jauziyah (Saleh, 2010) bah-
memberikan informasi dan praktek me- wa manfaat zikir yang dirasakan manusia
ngenai relaksasi otot progresif terhadap salah satunya adalah zikir akan membawa
keluhan fisik dari setiap peserta. Adanya seseorang menyerahkan dirinya kepada
informasi dan praktek relaksasi otot pro- Allah sehingga perlahan Allah menjadi
gresif ini membantu peserta mengenali tempat perlindungan dari segala hal.
dan mengurangi ketegangan yang terjadi
karena kecemasan. Terapis juga menye- SIMPULAN DAN SARAN
diakan waktu bagi peserta untuk saling
memberikan pengalaman yang dirasakan Simpulan
sebelum dan sesudah melakukan relaksasi Berdasarkan hasil penelitian yang
otot progresif. Hal ini juga tidak terlepas telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
dari dinamika yang terjadi pada kelompok bahwa terapi relaksasi zikir mempunyai
eksperimen yang juga ikut berperan aktif pengaruh terhadap penurunan kecemasan
dalam menjalankan proses terapi ini se- pada pasien hipertensi esensial pralansia.
hingga bisa menurunkan kecemasan yang Artinya, ada perbedaan tingkat kecemasan
dialami oleh pasien. Hal ini juga di kelompok eksperimen setelah diberi
dukung oleh penelitian relaksasi yang terapi relaksasi zikir dan kelompok
dilakukan oleh Patel dan North (1975) kontrol yang tidak diberi terapi relaksasi
pada penderita hipertensi esensial dan zikir. Kelompok eksperimen memiliki
hasilnya dapat menurunkan tekanan tingkat kecemasan lebih rendah
darah sistolik dan diastolic 26,1/15 dibandingkan dengan kelompok kontrol.
mmHG.
Selain pemberian relaksasi otot pro- Saran
gresif tersebut, tahap selanjutnya terapis Berdasarkan kesimpulan penelitian
memberikan penjelasan mengenai zikir dan keterbatasan yang terdapat pada
dan mengajak semua peserta melakukan penelitian ini, maka terdapat beberapa hal
zikir bersama-sama. Dengan melakukan yang dapat disarankan dalam rangka
zikir setiap peserta merasa lebih tenang mengembangkan relaksasi zikir. Pertama,
dan ketegangan mereka berkurang. Ba- saran untuk Puskesmas Godean 2. Bagi
nyak faktor yang memengaruhi muncul- Pihak Puskesmas Godean 2 agar bisa

232 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 6 No. 2 Desember 2014


Pengaruh Pelatihan Relaksasi Zikir Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Subjektif Istri ......

lebih memfasilitasi kesehatan psikologis DAFTAR PUSTAKA


yang menyangkut kecemasan terhadap
penyakit hipertensi esensial pralansia Azwar, S. (2000). Penyusunan Skala
khususnya. Selain itu, bisa memberikan Psikologi. Yogyakarta: Pustaka
tambahan terapi secara spiritual sesuai pelajar.
dengan agama pasien yaitu agama islam.
Calhoun, J. E., & Acocella, J. J. (1990).
Program dari Puskemas untuk pemben-
Psychology of Adjustment and
tukan Pagayuban berupa perkumpulan
Human Relationship. New York:
pasien yang menderita hipertensi esensial
Mc. Graw Hill Publishing
pralansia sehingga dapat diorganisir seca-
Company.
ra tepat dan lebih efektif.
Kedua: saran untuk aplikasi profesi Goldfried M. R., Greenberg, L., &
psikologi. Terapi relaksasi zikir belum Marmar, C. (1990). Individual
menjadi perhatian banyak pada profesi Psychoterapy: Process and
psikologi, sehingga modul berupa Outcome. Annual review of
penerapan terapi psikologi islami yang Psychology, 41, 659-688.
bersifat relaksasi zikir tidak banyak
ditemukan di bidang psikologi. Greenberger, D., & Padesky, C. A. 1995.
Ketiga: saran untuk institusi pendi- Mind over Mood: Change How You
dikan. Pihak Magister Profesi Psikologi Feel by Changing The Way You
diharapkan dapat memasukkan kurikulum Think. New York: The Guildford
tentang terapi islami yaitu berupa terapi Press.
relaksasi zikir baik secara kelompok mau-
Hoelscher, T.J. and Lichstein, K.L. (1986).
pun secara individual sebagai pilihan
Home Relaxation Practice in
intervensi psikologis.
Hypertension Treatment: Objective
Keempat: saran bagi peneliti beri-
Assesment and Complience
kutnya. Aspek kecemasan hipertensi
Induction. Journal of Consulting
esensial pralansia belum menjadi perha-
and Clinical Psychology, 54, 2.
tian banyak bagi para peneliti, khususnya
kecemasan pada orang yang sakit. Oleh Kaplan, H.I & Sadock, B. J. (1994).
karena itu, perlu dikembangkan instru- Sinopsis Psikiatri: Ilmu Penge-
ment pengukuran variabel kecemasan tahuan Perilaku Psikiatri Klinis Edisi
pasien hipertensi esensial pralansia de- Ketujuh Jilid 2. Jakarta: Binarupa
ngan bahasa yang lebih mudah dimenger- Aksara.
ti, sehingga dapat digunakan pada semua
Maimunah, A. (2011). Pengaruh Pelatihan
orang. Untuk peneliti selanjutnya, diper-
Relaksasi dengan Dzikir untuk
lukan seleksi sampel penelitian yang lebih
Mengatasi Kecemasan Ibu Hamil
banyak, serta variabel lain yang dapat
Pertama. Tesis. Yogyakarta: Fakultas
memengaruhi penurunan kecemasan
Psikologi Universitas Gadjah Mada.
pada pasien hipertensi esensial pralansia.

Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 6 No. 2 Desember 2014 | 233


Dina Wahyunita , Tina Afiatin, RA. Retno Kumolohadi

Nashori, H.F. (2007). Kelapangdadaan Santrock, J. W. (2002). Life-Span


Survivor Bencana Gempa di Development: Perkembangan Masa
Yogyakarta. Jurnal Religiusitas, 1 Hidup (terjemahan). Jakarta: Erlang-
(3), 97-112. ga.

Nevid, J. S; Rathus, S.A; & Greene, B. Shadish, W.R, Cook, T.D, Campbell, D.T.
(2005). Psikologi Abnormal Edisi (2002). Experimental and Quasi
Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Experimental Design For General-
ized Causal Inference. NewYork:
Newberg, A.B. (2000). Spritual Practice
Houghton Mufflin Company.
and Health. Spirituality and Medi-
cine Connection, Vol. 4, Issues 1, Sustrani, L., Alam, S., & Hadibroto, I.
Spring. (2006). Hipertensi: Informasi Leng-
kap untuk Penderita dan Keluarga-
Patel. C.H., and North, W.R. (1975).
nya. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Randomized Controlled Trial of
Utama.
Yoga and Biofeedback in the
Management of Hipertension. Taylor, C.B., Farquhar, J.W., Nelson, E.,
Lancet, ii, 93-95. and Agras, W.S. (1997). The Effect
of Relaxation Therapy Upon High
Rachmawati, I. (2007). Hubungan antara
Blood Pressure. Archive of General
Religiusitas dengan Kecemasan
Psychiatry, 34, 339-342.
Pasien Penderita Penyakit Kronis.
http://www.jiptummpp.ac.id. Wilianto, V. M. 2009. Terapi Musik
Kognitif Perilaku untuk Menurun-
Saleh, A. Y. (2010). Berdzikir untuk
kan Kecemasan Pada Penderita
Kesehatan Syaraf. Jakarta: Penerbit
Tekanan Darah Tinggi. Tesis.
Zaman.
Yogyakarta: Fakultas Psikologi Uni-
versitas Gadjah Mada.

234 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 6 No. 2 Desember 2014


EFEKTIVITAS PELATIHAN SEFT (SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM
TECHNIQUE) TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN WANITA YANG
BERADA PADA MASA KLIMAKTERIUM BERDASARKAN PENGETAHUAN
TENTANG PREMENOPAUSE

Arik Triastutik, Andik Matulessy, Herlan Pratikto


Program Studi Magister Psikologi Profesi
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Email : arik.triastutik.psi1015@gmail.com

Abstrak

Kecemasan merupakan suatu perasaan tidak nyaman yang dialami oleh wanita di fase
premenopause yang ditandai adanya beberapa reaksi yaitu ; Reaksi fisiologis,Reaksi
Kognitif, Reaksi perilaku, dan Reaksi Emosional. Metode SEFT merupakan suatu teknik
yang mengkombinasikan penyelarasan sistem energi tubuh dan terapi spiritualitas dengan
menggunakan metode tapping (ketukan) dalam mengatasi masalah fisik dan psikologis
yang dilakukan dengan cara mengetuk dibeberapa titik dibagian tubuh dengan dua jari
yang berdurasi waktu ±5-50 menit. Pada penelitian ini, pelatihan SEFT bertujuan untuk
menetralisir emosi negatif sehingga subjek lebih realistis terhadap kecemasannya sehingga
akan berdampak pada penurunan kecemasan yang selama ini dialami subjek. Desain
penelitian ini termasuk ke dalam quasi experiment dengan jenis rancangan yang
digunakan adalah one group pre test - post test design (before and after). Subjek penelitian
diambil dengan teknik purposive sampling pada wanita berusia 40-55 tahun yang belum
menopause. Instrumen pengumpulan data menggunakan skala ARS (Hamilton Anxiety
Rating Scale) telah dibuktikan memiliki validitas dan reliabilitas cukup tinggi untuk
melakukan pengukuran kecemasan pada penelitian trial clinic yaitu 0,93 dan 0,97.
Analisis data yang menggunakan uji non parametric Wilcoxon Signed Ranks Test pada
kelompok eksperimen diperoleh hasil Z = -2,820 dengan nilai p = 0,005 (p < 0,05), artinya
setelah dilakukan intervensi pelatihan SEFT terjadi penurunan skor skala kecemasan. Hal
tersebut menandakan bahwa Pelatihan SEFT efektif secara signifikan untuk menurunkan
kecemasan pada wanita premenopause, sehingga hipotesis pertama diterima. Perhitungan
hasil analisis menggunakan uji Mann Whitney Test berdasarkan tingkat pengetahuan
tentang premenopause menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kecemasan antara
pengetahuan tentang premenopause kategori kurang, kategori cukup, dan kategori baik.
Hal ini berarti tingkat pengetahuan tentang premenopause tidak mmberikan pengaruh
yang signifikan terhadap kecemasan, sehingga hipotesis ditolak.

Kata kunci : Kecemasan, SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique), Tingkat


Pengetahuan Premenopause
PENDAHULUAN

Proses menjadi tua seringkali menjadi sesuatu yang menakutkan bagi setiap
orang, khususnya kaum wanita. Kekhawatiran ini mungkin berawal dari pemikiran
bahwa dirinya akan menjadi tidak sehat, tidak bugar, dan tidak cantik lagi. Kondisi
tersebut memang tidak menyenangkan. Padahal, masa tua merupakan salah satu fase
yang harus dijalani seorang wanita dalam kehidupannya, seperti halnya fase-fase
kehidupan yang lain, yaitu masa anak-anak, remaja, masa reproduksi, dan pasca
reproduksi (Kasdu, 2002).
Masa lanjut usia identik dengan masa klimakterium. Klimakterium merupakan
suatu masa peralihan yang dilalui seorang perempuan dari masa reproduktif ke masa
non-reproduktif. Klimakterium dimulai dari enam tahun sebelum menopause dan
berakhir 6-7 tahun setelah menopause. Masa klimakterium terjadi selama kurang lebih
13 tahun. Masa ini terjadi pada usia 40-65 tahun (Kasdu, 2004). Masa klimakterium
menurut Baziard (2003) meliputi : Premenopause, perimenopause, menopause, dan
postmenopause. Sebelum seorang wanita mengalami menopause, ia akan mengalami
fase premenopause. Masa ini ditandai dengan berbagai macam keluhan endokrinologis
dan degeneratif. Secara endokrinologis, masa klimakterium ditandai oleh turunnya
kadar estrogen dan meningkatnya pengeluaran gonadotropin.
Kekurangan hormon estrogen ini menyebabkan menurunnya berbagai fungsi
degeneratif ataupun endokrinologik dari ovarium yang menimbulkan rasa cemas pada
sebagian besar wanita. Keluhan-keluhan pada masa ini disebabkan oleh sindroma
klimaterik. Wanita pada masa klimakterium akan terjadi perubahan-perubahan tertentu
yang dapat menyebabkan gangguan-gangguan ringan sampai berat. Perubahan dan
gangguan itu sifatnya berbeda-beda. Tahap awal dari perubahan ini yaitu haid atau
menstruasi tidak teratur dan sering terganggu. Periode ini disebut sebagai masa
premenopause. Masa premenopause sering pula dibarengi dengan meningkatnya
aktivitas yang ditandai oleh gejala meningkatnya rangsangan seksual.
Perubahan psikologis masa klimakterium tidak sama pada tiap wanita, sangat
individual tergantung pada kehidupan psikologis emosional dan pada pandangan
sebelumnya terhadap masa klimakterium. Wanita dengan keseimbangan psikologis
emosional yang baik, berpengetahuan luas dan dikelilingi keluarga yang harmonis,
umumnya mengalami hanya sedikit gangguan psikologis.
Wanita yang memiliki anggapan salah tentang klimakterium, akan diliputi
kecemasan yang berlebihan (Proverawati & Suliswati, 2010). Cemas merupakan suatu
reaksi emosional yang timbul oleh penyebab yang tidak pasti dan tidak spesifik yang
dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman dan merasa terancam (Stuart dan Sundeen,
1998). Kecemasan atau anxietas merupakan reaksi emosional terhadap penilaian
individu yang subyektif, yang dipengaruhi oleh alam bawah sadar dan tidak diketahui
secara khusus penyebabnya (Usnawati, 2008).
Kecemasan merupakan salah satu konsep terpenting dalam teori psikoanalisa.
Dijelaskan oleh Freud (1980) bahwa kecemasan merupakan suatu tanda akan adanya
sesuatu yang membahayakan dan akan mengganggu ego, oleh karena itu ego harus
dipersiapkan untuk mempertahankan diri terhadap kecemasan, selain itu kecemasan
merupakan suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang dapat berupa ketegangan,
rasa tidak aman, merasa terancam dan sebagainya pada diri seseorang sebagai
manifestasi dan berbagai proses emosi yang bercampur baur dan sifatnya sangat
subyektif.
Freud (dalam Rachmawati, 2013) menjelaskan bahwa kecemasan timbul manakala
seseorang tidak siap menghadapi ancaman. Kemudian Freud membagi menjadi 3 jenis
kecemasan, yaitu :
a. Kecemasan Realitas atau Objektif (Realistic anxiety)
Suatu kecemasan yang bersumber dari adanya ketakutan terhadap bahaya yang
mengancam di dunia nyata. Salah satu contohnya adalah takut akan kebakaran, angin
tornado, kecelakaan, dan melahirkan. Kecemasan ini dapat diartikan sebagai persiapan
seseorang dalam menghadapi bahaya yang akan datang, mengarahkan pada solusi untuk
mencapai keseimbangan. Tidak jarang ketakutan yang bersumber pada realitas ini
menjadi ekstrim. Seseorang dapat menjadi takut untuk melahirkan secara normal karena
takut tidak mampu menahan rasa sakitnya, sehingga akhirnya lebih memilih untuk
melahirkan dengan jalan operasi karena ada proses pembiusan. Tindakan operasi di
anggap sebagai perlindungan yang efektif untuk menghadapi resiko yang mungkin
terjadi.

b. Kecemasan Neurosis (Neurotic anxiety)


Kecemasan neurosis merupakan ketakutan terhadap hukuman yang bakal
diterima dari orang tua atau figur penguasa lainnya jika seseorang memuaskan insting
dengan caranya sendiri, yang diyakininya bakal menuai hukuman. Kecemasan tersebut
bersifat khayalan, karena orang tersebut belum tentu menerima hukuman. Ketakutan
ini muncul bukan karena insting tersebut, melainkan ketakutan akan apa yang akan
terjadi jika inting tersebut dipuaskan.

c. Kecemasan moral (Moral Anxiety)


Kecemasan ini merupakan hasil dari konflik antara Id dan superego. Ketika
individu termotivasi untuk mengeksperesikan impuls instingtual yang berlawanan
dengan nilai moral yang termasuk dalam superego individual itu maka ia akan merasa
malu atau bersalah sehingga dapat dikatakan bahwa yang menyebabkan kecemasan
adalah kata hati individu itu sendiri.
Stuart (dalam Uswatun, 2016) berpendapat bahwa kecemasan mempunyai ciri-
ciri yang dibagi menjadi empat, yaitu :
a. Fisiologis
Respon fisiologis merupakan mekanisme adaptif terhadap stressor untuk
memelihara keseimbangan homeostatis dalam tubuh dan mengakibatkan peningkatan
fungsi sistem organ vital secara umum. Respon secara fisik dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
1) Sistem kardiovaskuler : Jantung berdebar, tekanan darah meningkat, nadi cepat
2) Sistem Pernapasan : Nafas cepat, sesak nafas, rasa tertekan pada dada dan terengah-
engah
3) Sistem Neuromaskuler : Peningkatan refleks, tremor dan wajah tegang
4) Sistem Gastrointerestinal : Kehilangan nafsu makan, rasa tidak nyaman pada perut
dan mual
5) Sistem perkemihan : Tidak dapat menahan buang air kecil, sering buang air kecil
6) Kulit : Wajah memerah, mudah berkeringat, rasa panas pada kulit

b. Perilaku
Gelisah, tremor, berbicara cepat, tindakan tanpa tujuan, memukulkan tangan,
intonasi suara berubah, tegang, meremas tangan, aktivitas dan gerakan kurang
terkoordinir.

c. Kognitif
Kecemasan yang dialami oleh individu dapat mempengaruhi sistem kognitif,
seperti tidak mampu memusatkan perhatian atau konsentrasi, pelupa, dan sulit untuk
berfikir. Ketika sesorang merasa cemas, fokus perhatian akan terpusat pada dirinya
tanpa memikirkan lingkungan sekitar.

d. Emosional
Seseorang yang dalam keadaan cemas akan mengalami perubahan emosi seperti,
mudah marah, mudah terganggu, tidak sabar, gelisah, tegang, gugup, tremor, adanya
perasaan bersalah yang berlebih.
Di Indonesia prevalensi yang mengalami kecemasan sebanyak 11,6 % dari
jumlah penduduk Indonesia (Riskesdas, 2007). Menurut Riskesdas, (2010) jumlah
wanita Indonesia yang mengalami masa klimakterium mencapai 2,9% dari keseluruhan
jumlah wanita Indonesia. Berdasarkan data dari Dinas apabila kecemasan tidak mampu
teratasi akan menyebabkan gangguan panik dan depresi berat (Kaplan & Sadock, 2007).
Terapi untuk mengatasi kecemasan dapat dilakukan dengan terapi psikologis.
Salah satu terapi psikologis yang digunakan adalah SEFT (Spiritual Emotional Freedom
Technique). SEFT merupakan kombinasi antara Spiritual Power dengan Energy
Psychology yang memanfaatkan sistem energi tubuh untuk memperbaiki kondisi
pikiran, emosi dan perilaku manusia. Prinsip SEFT adalah mengatasi masalah kesehatan
dengan cara merangsang titik titik kunci di sepanjang 12 jalur energi meridian tubuh.
SEFT tidak menggunakan alat bantu terapi dan cara penggunaan SEFT mudah
dipelajari. SEFT menggunakan teknik ketukan ringan (tapping) dengan ujung jari
telunjuk dan jari tengah pada 18 titik kunci di sepanjang 12 energi meridian tubuh
(Zainuddin, 2006).
SEFT memandang jika aliran energi tubuh terganggu karena dipicu kenangan
masa lalu atau trauma yang tersimpan dalam alam bawah sadar, maka emosi seseorang
akan menjadi kacau. Mulai dari yang ringan, seperti bad mood, malas, tidak termotivasi
melakukan sesuatu, hingga yang berat, seperti PSTD, depresi, phobia, kecemasan
berlebihan dan stres emosional berkepanjangan. Sebenarnya semua ini penyebabnya
sederhana, yakni terganggunya sistem energi tubuh. Karena itu solusinya juga
sederhana, menetralisir kembali gangguan energi itu dengan SEFT (Zainuddin, 2009).
Aliran energi yang tersumbat di beberapa titik kunci tubuh harus dibebaskan,
hingga mengalir lagi dengan lancar. Cara membebaskannya adalah dengan mengetuk
ringan menggunakan dua ujung jari (tapping) di bagian tubuh tertentu. Menurut
Zainuddin (2009) ada 3 tahap dalam melakukan SEFT, yakni :
1) The Set-Up
Bertujuan untuk memastikan agar aliran energi tubuh terarah dengan tepat. Langkah
ini dilakukan untuk menetralisir “Psychological Reversal” atau “Perlawanan
Psikologis” (biasanya berupa pikiran negatif spontan atau keyakinan bawah sadar
negatif).

2) The Tune-In
Untuk masalah fisik, melakukan tune-in dengan cara merasakan rasa sakit yang
dialami, lalu mengarahkan pikiran ke tempat rasa sakit, dibarengi dengan hati dan
mulut mengatakan : “Ya Allah saya ikhlas, saya pasrah” atau “Ya Allah saya ikhlas
menerima sakit saya ini, saya pasrahkan kepadaMu kesembuhan saya”. Untuk masalah
emosi, tune-in dilakukan dengan cara memikirkan sesuatu atau peristiwa spesifik
tertentu yang dapat membangkitkan emosi negatif yang ingin dihilangkan.

3) The Tapping
Tapping adalah mengetuk ringan denga dua ujung jari pada titik - titik tertentu di tubuh
sambil terus Tune – in. titik – titik ini adalah titik – titik kunci dari “The Major Energy
Meridians”, yang jika kita ketuk beberapa kali akan berdampak pada netralisirnya
gangguan emosi atau rasa sakit yang kita rasakan. Tapping menyebabkan aliran energi
tubuh berjalan dengan normal dan seimbang kembali
Telah banyak penelitian tentang SEFT berguna untuk mengatasi masalah emosi,
diantaranya adalah penelitian oleh Yuliani dan Purwanti (2013) yang melaporkan bahwa
setelah dilakukan spiritual healing kecemasan wanita menopause sudah tidak ada lagi.
Selain itu, penelitian lain yang dilakukan oleh Dhianto juga melaporkan bahwa ada
pengaruh terapi SEFT terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien preoperasi hernia
di RSUD Kraton Pekalongan (Dhianto et al., 2014).

METODE PENELITIAN
Desain penelitian ini termasuk ke dalam quasi experiment dengan jenis rancangan
yang digunakan adalah one group pre test - post test design (before and after). Disini
kelompok tidak diperlukan karena hal yang diutamakan hanya perlakuan, sehingga tidak
ada kelompok pembanding.
Adapun proses Pre - Experiment design dengan one group pre test - post test,
yakni sebelum subjek diberikan perlakuan berupa SEFT (Spiritual Emotional
Freedom Technique) terlebih dahulu subjek diberikan pre test berupa kuesioner
Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A), dan setelah subjek mendapat pelatihan
SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) subjek diberikan tugas rumah untuk
mengaplikasikan sendiri SEFT dengan meminta bantuan keluarga terdekat untuk
memonitoring sebagai self report, setelah interval waktu satu minggu (2-3 kali
mengaplikasikan) subjek diberikan post test kembali berupa kuesioner yang sama,
lalu hasil dari pre test dan post test ini akan dibandingkan.

Adapun rancangan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Pre test Treatment Post test


T1 → X → T2

Keterangan :

T1 = Pengukuran kecemasan sebelum terapi SEFT


X = Treatment dengan menggunakan SEFT
T2 = Pengukuran kecemasan sesudah terapi SEFT

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah


“purposive sampling”, artinya bahwa pengambilan sampel telah ditentukan ciri-ciri
atau sifat-sifat tertentu yang sudah diketahui sebelumnya (Hadi, 2004). Adapun ciri-
ciri subyek yang akan dijadikan dalam penelitian ini adalah :
a. Wanita berusia 40-55 tahun yang belum menopause
b. Bersedia menjadi responden
c. Tercatat sebagai warga RW 04 RT 03 Tegal Baru Mulyo Kelurahan Kejawan
Putih Tambak Kecamatan Mulyosari Surabaya
d. Memenuhi kriteria inklusi atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap
anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel yakni memiliki skor
kuesioner Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A) 14 keatas.
Alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok gejala yang masing-masing kelompok
dirinci lagi dengan gejala-gejala yang lebih spesifik. Masing-masing kelompok gejala
diberi penilaian angka (score) antara 0-4, yang artinya nilai 0 berarti tidak ada gejala,
nilai 1 gejala ringan, nilai 2 gejala sedang, nilai 3 gejala berat, dan nilai 4 gejala berat
sekali. Masing-masing nilai angka (score) dari ke-14 kelompok gejala tersebut
dijumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat kecemasan
seseorang yaitu Total nilai (score) < 14 tidak ada kecemasan, nilai 14-20 kecemasan
ringan, nilai 21-27 kecemasan sedang, nilai 28-41 kecemasan berat dan nilai 42-56
kecemasan sangat berat.
Berdasarkan pre test yang telah peneliti lakukan, terdapat sepuluh subjek yang
memenuhi kriteria a, b, dan c. Kesepuluh subjek tersebut diberikan pre test berupa
kuesioner Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A), sehingga diperoleh subjek sample
penelitian dengan rincian 6 subjek kategori kecemasan ringan, 1 subjek kategori
kecemasan sedang, 2 subjek kategori kecemasan berat, 1 subjek kategori kecemasan
sangat berat, 5 subjek kategori pengetahuan premenopause rendah, 3 subjek kategori
pengetahuan premenopause sedang, 2 subjek kategori pengetahuan premenopause
tinggi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Wilcoxon Signed
Ranks Test yaitu untuk mengetahui bahwa intervensi pelatihan SEFT berpengaruh
terhadap penurunan kecemasan pada wanita klimakterium ditinjau dari Pengetahuan
tentang premenopause. Untuk mempercepat proses analisis maka peneliti menggunakan
program komputer IBM SPSS statistics 20 for windows.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Hasil Analisis dengan Wilcoxon Signed Ranks Test
Test Statisticsa
Postest – Pretest
Z -2.820b
Asymp. Sig. (2-tailed) .005
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.

Hipotesis pertama berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan uji


Wilcoxon Signed Ranks Test pada kelompok eksperimen menunjukkan nilai Z = -2,820
dengan nilai p = 0,005 (p < 0,05) artinya dapat disimpulkan bahwa intervensi pelatihan
SEFT memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan kecemasan pada
wanita premenopause. Hal ini menandakan bahwa terjadi penurunan skor skala
kecemasan, artinya pelatihan SEFT efektif secara signifikan untuk menurunkan
kecemasan wanita yang berada pada masa klimakterium yang sedang mengalami fase
premenopause.
Pemberian pelatihan SEFT dalam proses intervensi ini didasarkan pada
karakteristik perilaku cemas dalam menghadapi periode premenopause. Rentang umur
responden pada penelitian ini yang mengalami masa premenopause yaitu 40-50 tahun.
Pada umur ini keluhan-keluhan yang dirasakan akibat dari perubahan fisik dan
psikologis mencapai puncaknya. Pada saat seorang perempuan memasuki usia
pertengahan empat puluhan, fungsi ovarium akan mulai menurun sehingga
menyebabkan kadar hormon dalam tubuh tidak seimbang, yang akhirnya menyebabkan
berbagai gangguan.
Kartono (2000) mengemukakan bahwa perubahan-perubahan psikis yang terjadi pada
masa premenopause akan menimbulkan sikap yang berbeda - beda antara lain adanya suatu
krisis yang dimanifestasikan dalam simtom-simtom psikologis seperti : depresi, mudah
tersinggung, dan mudah menjadi marah sehingga diliputi banyak kecemasan. Selain fluktuasi
hormon tubuh yang dapat berubah, keluhan lain yang sering dirasakan biasanya sulit
konsentrasi, mudah lelah, sulit untuk memulai tidur, penglihatan mulai kabur, nyeri otot
dan persendian, penurunan daya ingat, dan sebagainya seperti yang telah dipaparkan
pada penjelasan sebelumnya.
Akibat lebih jauh adalah timbulnya perasaan tak berharga, tidak berarti dalam
hidup sehingga muncul rasa khawatir akan adanya kemungkinan bahwa orang-orang
yang dicintainya berpaling dan meningggalkannya. Perasaan itulah yang seringkali
dirasakan wanita pada masa menjelang menopause, sehingga sering menimbulkan
kecemasan. Hal ini sesuai dengan pendapat Kartono (2000), bahwa kecemasan
disebabkan oleh dorongan-dorongan seksual yang tidak mendapatkan kepuasan dan
terhambat, sehingga mengakibatkan banyak konflik batin.
Data penelitian di atas menunjukkan bahwa pelatihan SEFT (Spiritual Emotional
Freedom Technique) dapat secara efektif dapat membantu subjek dalam menangani dan
mengurangi perilaku cemas yang berlebihan yang dialaminya. Hal ini tidak terlepas dari
motivasi subjek dan teknik terapi yang diberikan kepada subjek. SEFT (Spiritual
Emotional Freedom Technique) dalam membebaskan emosi negatif pada subjek cukup
dengan menyelaraskan sistem energi tubuh serta melakukan afirmasi.
Sebagaimana yang diuraikan Zainuddin (2009) bahwa jika aliran energi tubuh
terganggu karena dipicu kenangan masa lalu, trauma, proses belajar yang salah yang
tersimpan dalam alam bawah sadar, maka emosi menjadi kacau, mulai dari yang ringan
seperti bad mood, malas dan tidak termotivasi melakukan sesuatu, hingga yang berat
seperti PTSD, depresi akut, phobia, kecemasan berlebihan dan stress berkepanjangan.
Semua ini disebabkan terganggunya sistem energi tubuh, oleh karena itu, untuk
mengatasinya dengan menetralisir kembali gangguan energi itu melalui terapi SEFT.
Bila dilihat dari data yang diperoleh, hasil intervensi ini menunjukkan perubahan
yang signifikan walaupun pelatihan hanya dilakukan satu kali tetapi teknik SEFT yang
telah diberikan selama pelatihan dilakukan secara continue selama rentang waktu satu
minggu untuk diaplikasikan dirumah, dengan harapan ketika dilakukan monitoring
seperti itu subjek mampu mengatasi setiap kejadian yang menimbulkan rasa cemasnya
tersebut. Hasilnya adalah subjek merasa lebih rileks dan tenang setelah proses
intervensi. Sepanjang terapi SEFT terdapat proses relaksasi dan hal ini sangat
membantu subjek.
Sepanjang pelatihan SEFT diberikan terdapat proses relaksasi dan hal ini sangat
membantu subjek, karena pada waktu orang mengalami ketegangan dan kecemasan
yang bekerja adalah sistem saraf simpatetis, sedangkan pada waktu rileks yang bekerja
adalah sistem saraf parasimpatetis. Dengan demikian relaksasi dapat menekan rasa
tegang dan rasa cemas dengan resiprok, sehingga timbul counter conditioning dan
penghilangan.
Selain adanya proses relaksasi yang mampu mengurangi ketegangan subjek,
teknik SEFT juga melakukan afirmasi spiritual, yaitu terdapat pada tahap tune in dengan
mengucapkan kalimat doa, kepasrahan dan keikhlasan kepada Tuhan dan afirmasi
kalimat ikhlas & pasrah diucapkan beberapa kali sebagai penegasan dan penguatan atas
ketidakberdayaannya, serta selanjutnya menyerahkan sepenuhnya kepada Yang Maha
Kuasa (Zainuddin, 2009).
Hal ini diharapkan mampu merubah keyakinan subjek selama ini sehingga
subjek lebih bijaksana menghadapi kecemasannya. Dengan demikian, pelatihan yang
mengkombinasikan antara spiritualitas (melalui doa, keikhlasan, dan kepasrahan) dan
energy psychology bertujuan untuk menetralisir emosi negatif sehingga subjek lebih
realistis terhadap kecemasannya yang akan berdampak pada penurunan kecemasan yang
selama ini dialami subjek.

Hasil analisis hipotesis kedua dengan menggunakan uji Mann Whitney Test
berdasarkan tingkat pengetahuan tentang premenopause dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat perbedaan kecemasan antara pengetahuan tentang premenopause kategori
rendah, kategori sedang, dan kategori tinggi, sehingga hipotesis penelitian yang
menyatakan ada perbedaan cemas berdasarkan tingkat pengetahuan tidak terbukti.
Apabila dilihat dari hasil secara rinci, berikut perhitungan uji Mann-Whitney Test
pada tabel 2, tabel 3, tabel 4.
Tabel 2. Analisis uji Mann-Whitney Test pengetahuan premenopause kategori sedang & rendah
post_kecemasan
Mann-Whitney U 7.000
Wilcoxon W 13.000
Z -.149
Asymp. Sig. (2-tailed) .881
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1.000b
a. Grouping Variable: tingkat_pengetahuan
b. Not corrected for ties.

Tabel 3. Analisis uji Mann-Whitney Test pengetahuan premenopause kategori rendah & timggi
post_kecemasan
Mann-Whitney U 1.000
Wilcoxon W 7.000
Z -1.155
Asymp. Sig. (2-tailed) .248
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .400b
a. Grouping Variable: tingkat_pengetahuan
b. Not corrected for ties.

Tabel 4. Analisis uji Mann-Whitney Test pengetahuan premenopause kategori sedang & tinggi
post_kecemasan
Mann-Whitney U 3.000
Wilcoxon W 18.000
Z -.775
Asymp. Sig. (2-tailed) .439
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .571b
a. Grouping Variable: tingkat_pengetahuan
b. Not corrected for ties.

Berdasarkan perhitungan uji Mann-Whitney Test pada tabel 2 diketahui bahwa nilai
Z= -0,149 dan p = 0.881 (p > 0.05), tabel 3 diketahui bahwa nilai Z= -1,155 dan p = 0.248
(p > 0.05), tabel 4 diketahui bahwa nilai Z= -0,775 dan p = 0.438 (p > 0.05), secara
keseluruhan menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara cemas
dengan kategori pengetahuan premenopause yang rendah, sedang, dan tinggi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan ibu premenopause dalam
menghadapi masa menopause diantaranya : sikap, dukungan keluarga, usia, status
pekerjaan, kondisi ekonomi dan gaya hidup. Sehingga penelitian ini memberikan bukti
empiris bahwa faktor pengetahuan merupakan hanya salah satu faktor dari berbagai faktor
kompleks yang mempengaruhi kecemasan wanita dalam menghadapi premenopause.
Freud dalam Hall (1980) dalam Purwanto (2008), menjelaskan faktor yang
mempengaruhi kecemasan menghadapi masa menopause dikaitkan dengan usia senja dan
kehidupan tua, menopause dikaitkan dengan berakhirnya peran istri bagi suami dan peran
ibu bagi anak-anaknya, menopause dikaitkan dengan hilangnya daya tarik seksual dan
penurunan aktivitas seksual, menopause dikaitkan dengan gangguan kejiwaan,
menopause dikaitkan dengan status kerja. Menurut Priest (1987) dalam Purwanto (2008),
bahwa sumber umum dari kecemasan adalah lingkungan di sekitar individu, pergaulan,
usia yang bertambah, keguncangan rumah tangga, dan adanya masalah yang dihadapi
wanita premenopause.
Tallis (1995) dalam Purwanto (2008) menyatakan bahwa penyebab individu
cemas adalah masalah yang tidak dapat terselesaikan, contoh penuaan dan kematian. Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan kecemasan
menghadapi menopause adalah masalah yang tidak terselesaikan, kekhawatiran terhadap
sesuatu yang belum terjadi, adanya motif sosial dan motif seksual. Kematangan mental,
kedewasaan berfikir, faktor ekonomi, budaya, wawasan mengenai menopause serta
dukungan sosial suami akan menentukan berat ringannya seorang istri menghadapi
kecemasan saat memasuki masa menopause. Dukungan sosial suami membantu istri yang
memasuki masa menopause dengan memberikan informasi, bimbingan, dukungan
emosional dan semangat sehingga setidaknya dapat mengurangi kecemasan yang sedang
dihadapinya (Kasdu, 2002).
Berdasarkan uraian pembahasan di atas, hasil penelitian yang menunjukkan tidak
adanya hubungan tingkat pengetahuan ibu premenopause dengan tingkat kecemasan
mengindikasikan bahwa faktor pengetahuan bukan merupakan satu-satunya faktor yang
mempengaruhi kecemasan wanita dalam menghadapi menopause, akan tetapi kecemasan
tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor kompleks yang ada pada diri setiap wanita
premenopause.

KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pelatihan SEFT efektif
secara signifikan untuk menurunkan kecemasan wanita yang berada pada masa
klimakterium yang sedang mengalami fase premenopause dan tidak ada perbedaan yang
signifikan antara cemas dengan kategori pengetahuan premenopause yang rendah,
sedang, dan tinggi.
SARAN
Merujuk pada hasil penelitian di atas, penilii dapat mengemukakan beberapa
saran sebagai berikut : (1) Bagi subjek pada penelitian ini disarankan untuk lebih sering
lagi mengaplikasikan SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) dalam kehidupan
sehari-hari, baik sebagai upaya preventif menurunkan kecemasan pada saat mengalami
gejala-gejala premenopause ataupun sebagai upaya kuratif menghilangkan munculnya
simtom-simtom kecemasan yang mungkin masih dirasakan; (2) Bagi peneliti lain
hendaknya pada penelitian sejenis di masa mendatang perlu melibatkan berbagai faktor-
faktor lain sebagai pertimbangan yang diduga mempengaruhi tingkat kecemasan wanita
premenopause, sehingga mampu menyajikan bukti empiris tentang faktor-faktor yang
terlibat. Misalnya, faktor keluarga atau teman sebagai faktor pendukung, sosial ekonomi,
budaya, status kesehatan, dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Zainul & Niagara, S. T. 2011. Model Terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom
Technique) Untuk Mengatasi Gangguan Fobia Spesifik. Naskah Publikasi
Peneltiian Pengembangan IPTEKS. Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat Universitas Muhammadiyah Malang.
Anggorowati, Prapti. 2014. Evaluasi Hasil Metode Spiritual Emotional Freedom
Technique (SEFT) Bagi Pecandu Rokok. Skripsi. Program Studi Kesejahteraan
Sosial Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Astuti, Ria. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat
Kecemasan Pada Wanita Perimenopause di Dusun Sonopakis Lor RT 2 Bantul
Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Bidan pendidik Jenjang D IV Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta.
Hastono, SP. 2001. Analisis Data. Jakarta : FKM-UI.
Hawari, Dadang. 2016. Manajemen Stress, Cemas, dan Depresi. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Hidayat, Mohamad Riyan. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Premenopause
Dengan Tingkat Kecemasan Dalam Menghadapi Menopause di Desa Pulutan
Wonosari Gunung Kidul. Skripsi. Pprogram Studi Ilmu Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

Lilyanti, Henny. 2016. Studi Analisis Terhadap Penggunaan Terapi Spiritual Emotional
Freedom Technique (SEFT) Yang Dapat Digunakan Sebagai Terapi Pada Klien
Yang Mengalami Post Traumatic Stress Disorder (PTSD).jurnal Kesehatan Bakti
Tunas Husada Volume 15 Nomor 1 Februari 2016.
Lombogia, Moudy. 2014. Hubungan Perubahan Fisik Dengan Kecemasan Wanita Usia
40-50 Tahun Dalam Menghadapi Menopause di Kelurahan Papusungan Kecematan
Lembeh Selatan. JUIPERDO,VOL 3, N0. 2 September2014l. Jurusan Keperawatan
Politeknik Kemenkes Manado.
Remedina, Gipeel. 2013. Tingkat Pengetahuan Ibu Usia 40-45 Tahun tentang
Premenopause di Desa Kunden Kecamatan Bulu Kab.Sukoharjo. Tugas Akhir.
Program studi diploma III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma
Husada Surakarta.
Santoso, S. 1999. SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta : Gramedia.
Santoso, S. 2001. Buku Laatihan Statistik Non Parametrik. Jakarta : Gramedia.
Sriwaty, Ida. 2015. Pengaruh Psikoedukasi Menopause dan RelaksasiUntuk Menurunkan
Kecemasan Pada Wanita Perimenopause. Tesis. Porgram Pascasarjana Magister
Profesi Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.
Suhaidah, Dede. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Tingkat Kecemasan
Perempuan Dalam Menghadapi Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas
Kelurahan Pulo Gebang Jakarta Timur. Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Ulyah, Shifatul. 2014. Efektifitas SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) Dalam
Menurunkan Kecemasan. Skripsi. Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan
Kesehatan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Wahyuni, Sri. 2013. Tingkat Pengetahuan Wanita Premenopause Tentang Menopause di
Desa Ngablak Kelurahan Tanjung Kecamatan Klego Kab.Boyolali. Tugas Akhir.
Program studi diploma III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma
Husada Surakarta.
Wijayanti, Maria Tri. 2011. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan dan
Kecemasan Pada Wanita Premenopause di Desa Jendi Kec.Selogiri Kab.Wonogiri.
Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Program Studi
Magister Kedokteran Keluarga.
Zainudin, A. F. 2009. Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT). Jakarta : PT. Arga
Publishing
Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ----------------------------------- Volume 10 Nomor 2, April 2019
p-ISSN 2086-3098 e-ISSN 2502-7778

Pemberdayaan Berbasis Health Belief dalam Mengelola Pola Makan Seimbang Sebagai Upaya
Pengendalian Keluhan Klimakterium
Dame Evalina Simangunsong
Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Medan; dameevalinas8@gmail.com (koresponden)
ABSTRACT
Changes in hormone balance in women, which has started since the pramenopause period can influence weight
control. The increase in weight as we get older need to look out for, adepositas or obesity and disorders of
carbohydrate metabolism, which is associated with an increased risk of cardiovascular disease and metabolic
as well as quality of life and function sexual. Empowerment-based health belief about knowledge and action in
managing a balanced diet with regular intake in women pramenopause felt very necessary given the pattern of
the adult age group activity greatly influences behavior food consumption that is not balanced. This type of
research was quasi experimental design two group pretest-posttest design with control group, involving women
aged 40-45 years with samples of 70 people. Data analysis was used to find out the changes before and after the
intervention and influence on intake and eating patterns. Data analysis with t-test. The results showed there
were pramenopause women's empowerment-based influence Health Belief Model before and after interventions
against changes in eating patterns and intake (p = 0.006).
Keywords: health belief, balanced diet, pramenopause, climacterium
ABSTRAK
Perubahan keseimbangan hormon pada wanita, yang telah dimulai sejak periode pramenopause dapat
mempengaruhi pengendalian berat badan. Peningkatan berat badan seiring dengan bertambahnya usia perlu
diwaspadai, adepositas atau kegemukan dan gangguan metabolisme karbohidrat, yang berhubungan dengan
peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler dan metabolik serta kualitas hidup dan fungsi seksual.
Pemberdayaan berbasis health belief tentang pengetahuan dan tindakan dalam mengelola pola makan seimbang
dengan asupan yang teratur pada wanita pramenopause dirasakan sangat perlu mengingat pola kegiatan
kelompok usia dewasa sangat mempengaruhi perilaku konsumsi pangan yang tidak seimbang. Jenis penelitian
adalah quasi eksperimen dengan rancangan two group design pretest-posttest with control group, yang
melibatkan wanita berusia 40-45 tahun dengan sampel 70 orang. Data dianalisis untuk melihat perubahan
sebelum dan sesudah intervensi dan pengaruh terhadap pola dan asupan makan. Data dianalisis dengan t-test.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh pemberdayaan wanita pramenopause berbasis Health Belief
Model sebelum dan sesudah intervensi terhadap perubahan pola dan asupan makan (p= 0,006).
Kata kunci: health belief, makan seimbang, pramenopause, klimakterium
PENDAHULUAN
Perubahan hormon selama perimenopause berkontribusi terhadap peningkatan obesitas abdomen.
Kelebihan berat badan pada usia paruh baya selain berhubungan dengan risiko penyakit kardiovaskuler dan
metabolik, juga mempengaruhi kualitas hidup dan fungsi seksual.(1) Body Mass Index (BMI) yang lebih tinggi
berkorelasi dengan skor yang lebih tinggi dari gejala menopause.(2) Peningkatan BMI dikaitkan dengan
penurunan kesehatan atau hubungan kegemukan dengan penyakit kronis dan juga perubahan tekanan darah.
Hasil penelitian yang dilakukan di Zaria Nigeria, menemukan wanita pasca menopause lebih mungkin
untuk kelebihan berat badan (BMI berarti 25,96 ± 0,53 kg/m2) dibandingkan dengan premenopause (23.13 ±
0.57 kg / m2). Para wanita menopause juga memiliki lingkar pinggang yang lebih tinggi (93,04 ± 1,60 cm)
dibandingkan dengan wanita premenopause (78,87 ± 1,30 cm). Hanya 73,86% dari wanita menopause memiliki
BMI 25 kg/m2 sedangkan prevalensi obesitas sentral adalah 79%. Ada korelasi positif dan signifikan antara
lingkar pinggang dan indeks massa tubuh.(3) Peningkatan berat badan seiring dengan bertambahnya usia perlu
diwaspadai, adepositas atau kegemukan dan gangguan metabolisme karbohidrat dapat terjadi sebagai akibat
perubahan dalam keseimbangan hormon yang mempengaruhi pengendalian berat badan.(4)
Dasar pemberdayaan tentang informasi pola dan asupan makan berbasis Health Belief, pada wanita
pramenopause adalah karena adanya perubahan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang akan dialami
karena fluktuasi hormon dan adanya kecenderungan pola kegiatan kelompok usia dewasa yang mempengaruhi
perilaku konsumsi pangan yang tidak seimbang. Peningkatan risiko terpapar polusi dan makanan yang tidak
aman, ketersediaan berbagai makanan siap saji dan siap olah dan ketidaktahuan tentang gizi bagi wanita yang
bekerja di luar rumah. Usia pekerja cenderung beraktivitas ringan atau santai (sedentary life), maka perhatian
terhadap perilaku gizi seimbang perlu ditingkatkan untuk mencapai pola hidup sehat, aktif dan produktif.
Prinsip pengaturan pola makan seimbang sebagai dasar pengaturan pola makan pada wanita
perimenopause: 1) penurunan estrogen berperan besar dalam kenaikan berat badan; 2) kenaikan berat badan,
menyebabkan wanita melakukan perilaku diet yang salah; 3) perilaku diet yang salah menyebabkan regulasi
gula darah berfluktuasi tidak beraturan sehingga kadar glukosa dan insulin yang tinggi beredar bersamaan.

119 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/SF


Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ----------------------------------- Volume 10 Nomor 2, April 2019
p-ISSN 2086-3098 e-ISSN 2502-7778

Promosi kesehatan pada wanita pramenopause dalam pengendalian keluhan klimakterium hingga saat ini
belum mendapatkan perhatian yang berarti. Berbagai identifikasi keluhan yang telah dialami pada periode
perimenopause dan menopause diatasi dengan berbagai tindakan dalam mengurangi keluhan yang dirasakan.
Pemberian upaya promotif atau pengetahuan pada periode perimenopause dirasakan kurang efektif atau sudah
terlambat. Dibutuhkan suatu upaya preventif yang tepat untuk mempersiapkan seorang wanita hidup sehat dan
mandiri dalam menjalani periode perimenopause terutama tentang perubahan metabolisme lemak, protein dan
karbohidrat yang dapat mempengaruhi peningkatan berat badan sebagai akibat dari fluktuasi hormone estrogen.
Upaya pencegahan dengan memberikan informasi kesehatan dalam menghindari perilaku berisiko pada
wanita pramenopause perlu ditekankan. Pemeliharaan pola makan sehat, tetap menjaga keseimbangan berat dan
tinggi badan, penambahan kalsium dalam menu setiap hari dan aktivitas fisik yang teratur perlu disosialisasikan.
Pendekatan melalui pemberdayaan wanita pramenopause dengan Pramenopause Empowerment Model (PEM)
yang berisikan informasi tentang pengetahuan perubahan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak akibat
penurunan estrogen, yang akan dialami wanita di akhir masa reproduksi, ancaman penyakit akibat peningkatan
berat badan, pola hidup sehat berupa keteraturan makan dan pola makan yang seimbang sebagai upaya
mendapatkan berat badan yang ideal dapat diberikan sebelum periode perimenopause tiba. Yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh pemberdayaan wanita pramenopause berbasis health
belief terhadap perubahan pola dan asupan makan seimbang dalam upaya pengendalian keluhan klimakterium di
kota Pematangsiantar dan tujuan penelitian untuk menganalisis perbedaan pola dan asupan makan wanita
pramenopause sebelum dan setelah pemberdayaan pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
METODE
Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan rancangan two group design pretest-
posttest with control group.(6) Penelitian dilakukan di dua kelurahan Kota Pematangsiantar yaitu Kelurahan
Kahean Kecamatan Siantar Utara (untuk kelompok kontrol) dan Kelurahan Tomuan Kecamatan Siantar Timur
(untuk kelompok intervensi). Penelitian dilakukan selama 3 bulan dengan 3 kali intervensi, telah dilakukan
sejak November 2017- Januari 2018. Populasi dalam penelitian ini adalah wanita pramenopause yang berusia
40-45 tahun. Tehnik penarikan sampel dilakukan dengan tehnik purposive sampling dengan kriteria inklusi dan
eksklusi. Besar sampel maksimal yang diambil 35 orang untuk kelompok intervensi dan 35 orang untuk
kelompok kontrol (1: 1).
Tabel 1. Tahapan Pemberdayaan

Tahap Uraian
Sesi I Menjelaskan daur kehidupan reproduksi wanita
Sesi II Masalah kesehatan reproduksi pada periode perimenopause
Sesi III Masalah kesehatan potensial yang mengancam kelangsungan hidup sehubungan dengan berkurang
dan hilangnya Estrogen
Sesi IV Pola hidup sehat dengan pola dan asupan makan seimbang, dan frekuensi makan yang teratur
dengan menerapkan pengisian buku harian sebagai upaya alternatif menjaga keseimbangan berat
badan, dalam mengurangi dampak penurunan estrogen.
Pelaksanaan penelitian telah mendapatkan rekomendasi persetujuan dari Komite Etik Penelitian
Kesehatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (No. 1058/X/SP/2016). Data dianalisis dengan
dengan menggunakan SPSS versi 21, karakteristik responden disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
dan pengaruh terhadap health belief dan pengetahuan dianalisis dengan menggunakan t-test.
HASIL
Hasil penelitian tentang perubahan tingkat keyakinan wanita premenopause sebelum dan setelah
dilakukan pemberdayaan, perbedaan peningkatan pola dan asupan makan serta perbedaan peningkatan skor
mean, health belief, pola dan asupan makan wanita pramenopause dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Perbedaan peningkatan variabel kategorik health belief setelah pemberdayaan

Kelompok Health Pretes Posttes d P*


Belief n % n %
Intervensi Tinggi 9 25,7 24 66,6 15 < 0,001
Rendah 26 74,3 11 31,4 -15
Kontrol Tinggi 5 5,0 11 31,4 6
Rendah 0 30,0 24 68,6 -6 0,070
p* ; Uji McNemar

120 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/SF


Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ----------------------------------- Volume 10 Nomor 2, April 2019
p-ISSN 2086-3098 e-ISSN 2502-7778

Tabel 3. Perbedaan peningkatan variabel kategorik pola dan asupan makan setelah pemberdayaan
Kelompok Pola dan Asupan Pretest Postest d p
Makan n % n %
Intervensi Baik 12 34,3 22 62,9 10
Lebih 23 65,7 13 37,1 -10 0,006
Kontrol Baik 8 22,9 14 40,0 6
Lebih 27 77 21 60,0 -6 0,070
p* ; Uji McNemar
Tabel 4. Perbedaan peningkatan skor mean, health belief, pola dan asupan makan
Pola dan Asupan Mean Perbedaan SD p Uji t
Makan Pre test Post test Mean
Intervensi 0,7 0,04 0,29 0,67 0,016 2,533
Kontrol 0,8 0,6 0,17 0,44 0,059 2,240
Health Belief
Intervensi 50,3 77,8 18,47 10,6 <0,001 10,30
Kontrol 54,2 54,9 ,714 2,8 0,149 1,475

PEMBAHASAN
Sosialisasi tentang pola dan asupan makanan yang seimbang dan teratur sangat perlu diberikan pada
wanita pramenopause, mengingat kecenderungan terjadinya peningkatan berat badan oleh karena perubahan
metabolisme karbohidrat, protein dan lemak.
Terjadinya perubahan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak akibat fluktuasi hormon pada wanita.
Penurunan estrogen berperan besar dalam kenaikan berat badan. Hal ini dapat terjadi oleh karena, tubuh
berusaha mencari sumber estrogen lain. Sel lemak dapat menghasilkan estrogen sehingga tubuh bekerja lebih
keras untuk mengubah kalori menjadi lemak untuk menaikkan kadar estrogen. Akan tetapi sel lemak tidak
membakar kalori seperti halnya sel otot dan inilah yang memicu kenaikan berat badan.(4)
Pemberdayaan wanita pramenopause berbasis Health Belief, mampu mengubah persepsi individu
terhadap kerentanan terkena suatu penyakit (perceived susceptibility). Kerentanan ini mengacu pada keyakinan
tentang kemungkinan seseorang untuk terkena penyakit.(8) Model ini memprediksi bahwa wanita pramenopause
lebih mungkin untuk mematuhi perubahan gaya hidup sehat jika mereka rentan pada dampak jangka panjang
kekurangan atau kehilangan estrogen dalam tubuh. Persepsi keseriusan (perceived severity), hal ini mengacu
pada perasaan wanita pramenopause dalam menilai seberapa serius kondisi masalah kesehatan yang akan terjadi
dan konsekuensi yang ditimbulkan oleh masalah kesehatan tersebut bila dibiarkan tidak dicegah atau
ditangani.(8),(9)
Persepsi manfaat yang dirasakan terjadi saat seseorang merasakan kerentanannya untuk kondisi
kesehatan yang serius, dan persepsi tersebut menyebabkan perubahan perilaku yang akan dipengaruhi oleh
keyakinan seseorang mengenai manfaat yang dirasakan dari berbagai tindakan pencegahan. Persepsi hambatan
yang dirasakan mengacu pada aspek negatif dan bertentangan untuk melakukan suatu tindakan pencegahan.9
HBM merupakan model kognitif yang artinya perilaku individu dipengaruhi proses kognitif dalam
dirinya. Proses kognitif ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti yang dikemukakan oleh banyak peneliti
sebelumnya seperti variabel demografi, karakteristik sosiopsikologis, dan variabel struktural (yaitu pengetahuan
dan pengalaman tentang masalah yang akan dihadapi).
Informasi tentang gizi seimbang dalam intervensi ini menjelaskan pada wanita pramenopause tentang
asupan makanan yang seimbang pada golongan usia 39-49 tahun sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang,
Permenkes No.41/2014 dan frekuensi makan yang teratur guna menghindari peningkatan berat badan yang
berlebih. Pemberian informasi ini dilakukan dengan memberikan pendidikan gizi seperti yang tertuang dalam
buku saku ditambah dengan menginformasikan pentingnya mengkonsumsi bahan makan yang mengandung
phytoestrogen dan biji-bijian yang dapat menambah estrogen yang sudah mulai berkurang diproduksi oleh
tubuh. Selain itu asupan makanan yang kaya akan Kalsium juga diperkenalkan berikut dengan takaran rumah
tangga yang berguna juga untuk menjaga kepadatan tulang.(10)
Beberapa hasil studi menunjukkan bahwa rendah dan menurunnya aktivitas fisik merupakan faktor yang
paling bertanggung jawab terjadinya obesitas. Penurunan aktivitas fisik dan atau peningkatan perilaku hidup
sedentarian (kurang gerak) mempunyai peranan penting dalam peningkatan berat badan dan terjadinya obesitas.
Perilaku sedentary adalah aktivitas yang tidak meningkatkan kebutuhan energi melampaui level istirahat,
sehingga energi yang dikeluarkan dari dalam tubuh berjumlah kecil.
Distribusi pola makan wanita pramenopause kelompok intervensi setelah diberikan intervensi mengalami
perubahan ke arah teratur dengan frekuensi makan 5-6 kali (3 kali makan, dan 2-3 kali snack). Frekuensi makan

121 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/SF


Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ----------------------------------- Volume 10 Nomor 2, April 2019
p-ISSN 2086-3098 e-ISSN 2502-7778

yang teratur atau kebiasaan makan yang tepat dan meningkatkan aktivitas dapat meningkatkan metabolisme.
Frekuensi makan yang teratur dapat menstabilkan gula darah karena lonjakan gula darah dapat mempengaruhi
peningkatan berat badan.(4)
Tabel 5. Anjuran jumlah porsi menurut kecukupan energi untuk kelompok umur 30-49 tahun
Bahan Makanan Dewasa Perempuan 30-49 tahun (2125 kal)
Nasi 4,5 porsi
Sayuran 3 porsi
Buah 5 porsi
Tempe 3 porsi
Daging 3 porsi
Minyak 6 porsi
Gula 2 porsi
(Sumber : Permenkes No 41/2014, Pedoman Gizi Seimbang)(10)
Keterangan: 1) Nasi 1 porsi = ¾ gelas = 100 gr = 175 kkal 2) Sayuran 1 porsi = 1 gelas= 100 gr = 25 kkal, 3) Buah 1 porsi =
1 buah pisang ambon = 50 gr = 80 kkal, 4) Tempe 1 porsi = 2 potong sedang = 50 gr = 80 kkal, 5) Daging 1 porsi = 1 potong
sedang = 35 gr = 50 kkal, 6) Ikan segar 1 porsi = 1/3 ekor = 45 gr = 50 kkal, 7) Minyak 1 porsi = 1 sdt = 5 gr = 50 kkal, 8)
Gula 1 sdm = 20 gr = 50 kkal, 9) Susu sapi cair 1 porsi = 1 gelas = 200 gr = 50 kkal, 10) Susu rendah lemak 1 porsi = 4 sdm
= 20 gr = 75 kkal

31 28
Jlh Orang

35 25 24 26
30 20
25
20 12
15 7 3 5 4 4 3 6
10 2 2 3 3
5
0

Kurang Cukup Lebih

Gambar 1. Asupan makan wanita pramenopause setelah pemberdayaan


Analisis nutrisurvei komposisi makanan pada kelompok intervensi pada pretes I, dapat dilihat pada
gambar 1, distribusi frekuensi Angka Kecukupan Energi (AKE) Angka Kecukupan Karbohidrat (AKK), Angka
Kecukupan Protein (AKP), Angka Kecukupan Lemak (AKL), Angka Kecukupan Kalsium (AKL) dan Angka
Kecukupan Serat masih berada pada kategori kurang dan lebih dari Angka Kecukupan Gizi kelompok usia 30-
49 tahun. Analisis nutrisurvei pada postes ke-3, distribusi frekuensi kecukupan komposisi makanan yang dinilai
sudah berada pada kategori cukup atau baik (80-110 % AKG).
Mengingat banyaknya permasalahan yang timbul apabila seorang wanita tidak memahami pentingnya
menjaga makan seimbang dan pola makan yang teratur ditambah lagi dengan dampak penurunan estrogen dalam
tubuh, yang membuat tubuh semakin bertambah beratnya hingga obesitas maka hal ini harus menjadi perhatian
mengingat peningkatan berat badan akan berisiko mengakibatkan berbagai penyakit generatif seperti yang
dikemukakan berbagai penelitian terdahulu pada wanita perimenopause.
Penelitian yang dilakukan dalam menilai faktor penentu timbulnya hipertensi pada populasi wanita
perimenopause. Timbulnya hipertensi pada wanita peri dan pasca menopause terkait dengan peningkatan berat
badan bahkan ketika efek dari banyak faktor penentu lainnya, seperti berat badan awal, aktivitas fisik dan
penggunaan Hormon Replacement Therapy (HRT), yang diperhitungkan.(11) Oleh karena itu mencegah
kenaikan berat badan dengan cara diet dan olahraga sangat penting pada usia perimenopause.
Pernyataan The International Menopause Society (IMS), perubahan hormon yang terjadi pada wanita
menopause berkontribusi pada peningkatan obesitas abdomen sentral yang selanjutnya akan mengganggu
kesehatan fisik maupun psikologis.(3) Terdapat bukti kuat bahwa terapi hormon estrogen akan mencegah
perubahan akibat menopause pada distribusi lemak tubuh dan dampak metaboliknya.(8) Pemahaman yang baik
terhadap hubungan antara peningkatan berat badan, lemak tubuh dan menopause akan membantu mengambil
langkah positif menuju perbaikan pola dan kualitas hidup. Kelebihan berat badan dapat menyebabkan
peningkatan risiko penyakit jantung, hipertensi, kencing manis, henti nafas dalam tidur, kanker, osteoartritis dan
masalah kesehatan mental.(12)
Perubahan pola makan teratur, wanita pramenopause setelah pemberian informasi pendidikan kesehatan
asupan makan seimbang yang kaya akan biji-bijian serta frekuensi makan yang teratur dengan menggunakan

122 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/SF


Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ----------------------------------- Volume 10 Nomor 2, April 2019
p-ISSN 2086-3098 e-ISSN 2502-7778

media buku saku, menunjukkan adanya perbedaan pola makan dengan frekuensi makan teratur, sebelum dan
setelah perlakuan. Intervensi pola makan ini menekankan pada prinsip pengaturan pola makan seimbang, karena
fluktuasi hormon estrogen akan menyebabkan perubahan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak yang
mengakibatkan kenaikan berat badan.
Hal ini dapat terjadi oleh karena, tubuh berusaha mencari sumber estrogen lain. Sel lemak dapat
menghasilkan estrogen sehingga tubuh bekerja lebih keras untuk mengubah kalori menjadi lemak untuk
menaikkan kadar estrogen. Akan tetapi sel lemak tidak membakar kalori seperti halnya sel otot dan inilah yang
memicu kenaikan berat badan.(4) Oleh karena kenaikan berat badan, wanita cenderung melakukan perilaku diet
yang salah (melewatkan waktu makan dan melaparkan diri berlebihan). Perilaku diet yang salah menyebabkan
regulasi gula darah berfluktuasi tidak beraturan sehingga kadar glukosa dan insulin yang tinggi beredar di dalam
darah bersamaan. Semakin meningkat insulin darah semakin berkurang kemampuan tubuh membakar lemak.
Risiko obesitas pada wanita meningkat bersama usia. Saat menopause wanita mengalami perubahan
lemak tubuh terutama di daerah perut. Kelebihan lemak perut berhubungan erat dengan obesitas dan kondisi lain
misalnya penyakit jantung.(3),(14),(15)
Pemahaman yang baik terhadap hubungan antara peningkatan berat badan, lemak tubuh dan menopause
akan membantu mengambil langkah positip menuju perbaikan pola dan kualitas hidup seorang wanita.
Kelebihan berat badan dapat menyebabkan peningkatan risiko penyakit jantung, hipertensi, kencing manis, henti
nafas dalam tidur, kanker, osteoartritis dan masalah kesehatan mental.(3),(11) Oleh sebab itu seorang wanita perlu
menyadari pentingnya upaya pencegahan daripada pengobatan dan tetaplah menjaga kebugaran dan hindari
kelebihan berat badan setelah menopause.
Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui indeks massa tubuh pada gejala menopause pada wanita
menopause di Turki, menemukan bahwa meskipun keluhan somato-vegetatif, gejala psikologis dan urogenital
dapat diatasi dengan aktivitas fisik, dan menstabilkan indeks massa tubuh. Hasil penelitian ini
merekomendasikan bagi wanita yang tidak ingin menggunakan therapy farmakologis sebagai pengobatan gejala
menopause dapat menggunakan alternatif penanganan secara konvensional dalam mengatasi keluhan
klimakteriumnya seperti aktivitas fisik yang teratur dan menjaga pola asupan makan dalam menjaga
peningkatan berat badan.(14)
Menghentikan perilaku diet yang salah seperti melewatkan waktu makan dan melaparkan diri berlebihan,
ternyata dapat memperlambat metabolisme dan memicu mekanisme pertahanan tubuh melawan rasa lapar.
Mekanisme pertahanan diri tubuh melawan rasa lapar akan timbul ketika tubuh tidak mendapatkan asupan kalori
yang dibutuhkan setiap hari. Asupan kalori yang kurang, di bawah 1000 kalori per hari selama dua hari akan
memicu mekanisme tersebut. Secara otomatis tubuh mengurangi pembakaran kalori dengan menghemat sedikit
kalori yang didapatkan. Proses ini menciptakan perlambatan laju metabolisme harian tubuh (Daily Metabolic
Rate = DMR). Bila berada dalam keadaan metabolisme ini, maka mustahil akan berhasil menurunkan berat
badan dan membakar lemak.(4)
Perhatian terhadap regulasi gula darah juga perlu diperhatikan dalam upaya mengendalikan penumpukan
lemak dan peningkatan berat badan akibat penurunan estrogen dalam tubuh. Jurnal Menopause 2010 yang
dikutip oleh Harpaz 2014, mengemukakan kenaikan gula darah menyebabkan kelebihan insulin dalam darah
sehingga dapat mengurangi kemampuan tubuh untuk menggunakan lemak sebagai energy yang efektif dan bila
ini berlangsung maka upaya tubuh dalam membakar lemak dan menurunkan berat badan juga akan berkurang.
Efek termogenik makanan (thermogenic effet of food = TEF) dapat digunakan sebagai usaha tubuh dalam
menggunakan kalori untuk mengurai makanan yang diterima. Jumlah kalori yang digunakan (dan seberapa
cepat menggunakannya), hal ini di dasarkan pada frekuensi makan, kuantitas makanan dan kualitas makanan.
Asupan makan yang seimbang dan pola makan yang teratur akan menciptakan efek termogenik makanan,
dengan strategi sebagai berikut: (1) makanlah minimal 6 kali per hari: sarapan, kudapan pagi, makan siang,
kudapan sore, makan malam dan kudapan malam ; (2) kurangi asupan lemak (≤ 30 gr /hari), tingkatkan asupan
karbohidrat dan protein yang cukup; (3) makanlah lebih dari 1000 kalori per hari.(4)
Frekuensi konsumsi makanan dapat menggambarkan berapa banyak makanan yang dikonsumsi
seseorang. Responden dalam penelitian ini baik kelompok intervensi dan kelompok kontrol sebagian besar
melewatkan satu atau lebih waktu makan terutama sarapan. Berbagai alasan dikemukakan, mengapa
melewatkan waktu sarapan diantaranya terburu-buru, tidak lapar, menjaga berat badan dan tidak tersedianya
sarapan yang akan di makan.
Dapat dilihat perubahan secara bertahap kelompok intervensi dalam mengubah frekuensi makannya
dengan teratur dan mulai tidak melewatkan waktu makannnya dan menyempatkan diri untuk sarapan. Walaupun
beberapa responden belum seluruhnya dapat mengubah pola dan frekuensi makan dengan teratur. Dibutuhkan
informasi yang berkelanjutan tentang pengetahuan gizi terutama pada wanita pramenopause. Penelitian lanjutan
juga perlu dilakukan guna mengetahui perubahan berat badan bila tetap memperhatikan prinsip gizi seimbang.
Selain pemenuhan asupan makan dengan gizi seimbang dan pola makan yang teratur, informasi
konsumsi Calsium 800 mg/hari dan vitamin D, 5 μg/hari dalam asupan makan sangat penting bagi wanita yang
berusia lebih dari 30 tahun. Asupan fosfor yang dianjurkan adalah 600 μg/hari. Kesehatan tulang sangat penting

123 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/SF


Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ----------------------------------- Volume 10 Nomor 2, April 2019
p-ISSN 2086-3098 e-ISSN 2502-7778

untuk pola hidup yang aktif, karena tulang membentuk tubuh, melindungi organ tubuh dan membuat tubuh
dapat bergerak, berpindah, berdiri, duduk, dan aktivitas lainnya.(10),(15) Pemberian fitoestrogen dipakai sebagai
terapi sulih hormon yang di gunakan saat estrogen menurun. Fitoestrogen merupakan fitokimia yang memiliki
aktivitas estrogenik. Isoflavon dan lignans merupakan senyawa fitoestrogen. Selain fitoestrogen, kalsium dan
vitamin D juga bisa menjadi terapi sulih hormone.(16)
Pemberdayaan wanita pramenopause mampu mengubah persepsi individu terhadap kerentanan dan
keparahan suatu penyakit, menghasilkan persepsi terhadap seberapa besar ancaman penyakit terjadi
terhadapnya. Pertimbangan keuntungan yang didapat akan menjadi pertimbangan dalam menyetujui perilaku
yang diharapkan atau tidak, sampai akhirnya memutuskan perilaku yang diharapkan (cues to action).
KESIMPULAN
Pengetahuan wanita pramenopause tentang pola dan asupan makan seimbang setelah dilakukan
pemberdayaan mengalami perubahan. Persepsi terhadap kerentanan dan keseriusan suatu penyakit sebagai
akibat dari peningkatan berat badan mampu mengubah perilaku responden dan meyakini bahwa dengan pola
makan yang teratur dan seimbang dapat mempertahankan berat badan ideal. Berat badan yang ideal merupakan
salah satu upaya dalam mengendalikan keluhan klimakterium yang akan dihadapinya.
Sosialisasi pola konsumsi makan yang seimbang dan teratur pada wanita pramenopause perlu
ditingkatkan sebagai upaya alternative dalam mengendalikan keluhan klimakterium yang akan dihadapinya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Achie LN, Olorunshola KV, Toryila JE, Tende JA. The Body Mass Index, Waist Circumference and Blood
Pressure of Postmenopausal Women in Zaria, Northern Nigeria; Current Research Journal of Biological
Science. 2012;4(3):329-332.
2. Moilanen JM , Aalto AM, Raitanen J, Hemminki E, Aro AR, Luoto R. Physical activity and change in
quality of life during menopause--an 8-year follow-up study. Health and Quality of Life Outcomes
BioMed Central. 2012;10:8
3. David SR, Branco CC, Chedraui P, Lumsden MA, Nappi RE, Shah D, Villaseca P. Understanding weight
gain at menopause, Women”s Health Research Program, Climacteric. 2012;15:419-29.
4. Harpaz M, Wolff R. Menopause Reset. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta; 2014.
5. Depkes RI. Survey Indeks Masa Tubuh (IMT) Pengumpulan Status Gizi Orang Dewasa Berdasarkan IMT.
Jakarta: Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes RI; 2003.
6. Murti B. Prinsip Dan Metode Riset Epidemiologi. Edisi Kedua. Yogyakarta: Gajah Mada University Press;
2003.
7. Champion VL, Skinner CC. The Health Belief Model In: Health Behavior and Health Education. Theory,
Research and Practice 4 th, Glanz, K., Rimer, B K., Viswanath, K., E-book Jossey-Bass A Wiley Imprint;
2008.
8. Glandz K, Rimer BK,Viswanath K. Health Behavior and Health Education. Theory, Research and Practice
4th, E-book Jossey-Bass A Wiley Imprint; 2008.
9. Hadi H. Beban Ganda Masalah Gizi [Internet]. 2003 [cited 2012 Dec 11]. Available from:
http://www.gizi.net/download.pdf
10. Kemenkes RI. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta: Kemenkes RI; 2014.
11. Siregar MFG. Review Artile: Hormonal therapy for aging process in women, International Journal of
Advances in Medicine, IJAM. 2015;2(2):83-87.
12. Juntunen M, Niskanen L, Saarelainen J, Tuppurainen M, Saarikoski S, Honkanen R. Changes in body
weight and onset of hypertension in perimenopausal women. Journal of Human Hypertension. 2003;17:
775-779.
13. Baziad A. Menopause dan andropause. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2003.
14. Lestary D. Seluk Beluk Menopause. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2010.
15. Tan MN, Kartal M, Guldal D. The effect of physical activity and body mass index on menopausal
symptoms in Turkish women: a cross-sectional study in primary care. BMC Womens Health. 2014;14:38.
16. Kemenkes RI. Strategi Nasional Penerapan Pola Konsumsi Makanan dan Aktivitas Fisik untuk Mencegah
Penyakit Menular. 2011.
17. Kassem MA, Meksem K, Iqbal MJ, Njiti VN, Banz WJ, Winters TA, Wood A, Lightfoot DA. Definition
of Soybean Genomic Regions That ontrol Seed Phytoestrogen Amounts, Jurnal of Biomedicine and
Biothenology. 2004;1:52-60

124 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/SF


Media Berbagi Keperawatan, Vol. 3 No. 1 (Juli, 2020) E-ISSN 2548-7221

PENGARUH TERAPI DZIKIR MENJELANG TIDUR


TERHADAP SKOR DEPRESI, KECEMASAN DAN STRES PADA WANITA
MENOPAUSE DI KECAMATAN MAOS CILACAP

Esti Oktaviani Purwasih1, Siti Rochana2


Prodi Keperawatan, Stikes Serulingmas Cilacap
1,2

Email Penulis Korespondensi (K): estioktaviani@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Wanita menopause mengalami perubahan psikis yang berbeda-beda seperti depresi, mudah
tersinggung, mudah menjadi marah, mudah curiga, cemas serta insomnia. Salah satu terapi yang dapat dilakukan
untuk menurunkan psikologis pada wanita menopause yaitu dengan terapi dzikir. Dzikir dapat membersihkan
hati dan jiwa, menenteramkan hati, dan mendapatkan ketenangan jiwa.
Tujuan: Mengetahui pengaruh terapi dzikir menjelang tidur terhadap skor DASS pada wanita menopause.
Metode: Penelitian ini berupa quasi experimental study dengan two group pre test-post test control group
design. Populasi dalam penelitian ini adalah wanita menopause di Kecamatan Maos, berjumlah 60 orang.
Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling berjumlah 60 orang yang memenuhi
kriteria inklusi. Responden terbagi menjadi kelompok kontrol dan intervensi. Masing-masing kelompok
berjumlah 30 responden. Kelompok intervensi mendapatkan terapi dzikir menjelang tidur. Perlakuan diberikan 1
kali sehari, menjelang tidur, dilakukan selama 7 hari.
Hasil Penelitian: Hasil uji komparatif variabel skor DASS sebelum dan sesudah perlakuan masing-masing
kelompok menggunakan Wilcoxon pada kelompok intervensi (p value= 0,000) dan kelompok kontrol (p value=
0,013) menunjukkan ada perbedaan skor DASS sebelum dan sesudah perlakuan secara signifikan.
Kesimpulan: Terapi dzikir menjelang tidur berpengaruh secara signifikan terhadap skor DASS pada wanita
menopause.

Kata Kunci: terapi dzikir, menopause, skor DASS

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Populasi wanita yang mengalami menopause di seluruh dunia menurut WHO mencapai 373 juta orang di
tahun 2012 dan diperkirakan akan mencapai 1,2 milyar orang pada tahun 2030 (Jannah & Sari, 2010). Badan
Pusat Statistik (BPS) menyimpulkan bahwa jumlah penduduk wanita berusia di atas 50 tahun meningkat dari
10,7 juta menjadi 37,3 juta orang dan diperkirakan tahun 2025 akan menjadi 75 juta orang (Maita, dkk., 2013).
Menopause adalah berhentinya siklus menstruasi bagi wanita sebagai akibat hilangnya aktivitas folikel
ovarium (Jannah & Sari, 2010). Perubahan psikis yang terjadi pada masa menopause dapat menimbulkan gejala
yang berbeda-beda seperti depresi, mudah tersinggung, mudah menjadi marah, mudah curiga, cemas serta
insomnia (Jannah & Sari, 2010; Maita, dkk., 2013).
Kekhawatiran yang dirasakan wanita di atas 50 tahun berawal dari pemikiran bahwa dirinya akan
menjadi tidak sehat, tidak bugar, dan tidak cantik lagi (Jannah & Sari, 2010). Kondisi tersebut membuat mereka
merasa tidak menyenangkan dan menyakitkan (Maita, dkk., 2013). Rasa kekhawatiran yang berlebihan
menyebabkan mereka sangat sulit menjalani masa menopause ini (Herawati, 2012).
Salah satu terapi yang dapat dilakukan untuk menurunkan psikologis pada wanita menopause yaitu
dengan terapi dzikir (Wulandari & Nashori, 2014). Dzikir dapat membersihkan hati dan jiwa, menenteramkan
hati, dan mendapatkan ketenangan jiwa (Amnur, 2010).
Hasil penelitian Lusrizanuri (2017) menunjukkan adanya pengaruh terapi relaksasi dzikir untuk
menurunkan tingkat kecemasan. Jauhari (2014) juga melakukan penelitian yang menunjukan adanya pengaruh
terapi doa dan dzikir terhadap penurunan tingkat depresi.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
“Pengaruh Terapi Dzikir Menjelang Tidur terhadap skor depresi, kecemasan, dan stres pada wanita menopause
di Kecamatan Maos Cilacap”.

1
Media Berbagi Keperawatan, Vol. 3 No. 1 (Juli, 2020) E-ISSN 2548-7221

Tujuan

1. Tujuan Umum
Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi dzikir menjelang tidur terhadap skor depresi,
kecemasan, dan stres pada wanita menopause di Kecamatan Maos Cilacap
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik responden yang mengalami menopause di Kecamatan Maos
Cilacap.
b. Mengetahui perbedaan skor depresi, kecemasan, dan stres pre test dan post test masing-masing
kelompok.
METODE

Lokasi penelitian ini di Klinik Graha Amanah Maos. Penelitian berlangsung dari Januari 2020 sampai
Mei 2020. Rancangan penelitian berupa quasi experimental study dengan two grouppre test-post test control
group design. Populasi dalam penelitian ini adalah wanita menopause di Kecamatan Maos. Sampel
menggunakan wanita menopause yang berada di Kecamatan Maos dan memenuhi kriteria inklusi yang diambil
secara purposive sampling. Kriteria inklusi pada penelitian ini meliputi: mampu membaca dengan baik, wanita
menopause, beragama Islam, pasien mengalami depresi, cemas, dan stress. Adapun kriteria eksklusi, yaitu:
responden mengalami hospitalisasi, dan responden mengalami gangguan mental.
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu:
1. Melakukan ijin penelitian kepada Badan Kesbangpol Cilacap dan Bapeda Cilacap.
2. Responden yang memenuhi kriteria inklusi dibagi dalam dua kelompok.
3. Kelompok intervensi (A) adalah wanita menopauseyang diberi terapi dzikir.
4. Kelompok kontrol diberi inisial B adalah kelompok wanita menopause yang tidak diberi terapi dzikir.
5. Penjelasan jalannya penelitian kepada responden.
6. Responden diberi informed consent bila responden setuju maka dilanjutkan pengukuran pre test skor
depresi, kecemasan, dan stress.
7. Pada kelompok intervensi dilakukan terapi dzikir selama 7 hari.Kemudian diukur skor depresi, kecemasan,
dan stress pada hari ke delapan.
8. Pada kelompok kontrol tidak dilakukan terapi dzikir. Kemudian diukur skor depresi, kecemasan, dan stress
pada hari ke delapan.
Setelah data terkumpul maka selanjutnya dilakukan pengolahan data yang meliputi:
1. Data editing
Proses ini dilakukan untuk memastikan bahwa data yang diperoleh adalah lengkap terisi semua dan dapat
dibaca dengan baik. Pada tahap ini peneliti melakukan pengecekan pada dokumen yang ada apakah sudah
lengkap dan terbaca dengan baik.
2. Coding
Tiap hasil lembar jawaban pasien dilakukan koding pada lembar ceklist untuk memudahkan pada waktu
memasukkan data. Coding yang dilakukan dengan memberi nomor urut pada tiap dokumen pada tiap
kelompok dengan kode untuk kelompok intervensi I + nomor, dan kontrol dengan kode C + nomor.
3. Data Entry
Data dimasukkan dalam lembar rekap ceklist untuk selanjutnya data yang telah terkumpul tersebut
dimasukkan dalam program analisis data.
4. Data Cleaning
Dilakukan untuk memastikan data yang dimasukkan tidak terdapat kesalahan. Setelah dipastikan data
dimasukkan dengan benar, maka dapat dilanjutkan ke tahap analisis data menggunakan program analisis di
komputer.

2
Media Berbagi Keperawatan, Vol. 3 No. 1 (Juli, 2020) E-ISSN 2548-7221

Analisa data:
1. Univariat
Menampilkan deskripsi/ gambaran variable penelitian dalam bentuk prosentase, mean, median, simpangan
deviasi (SD).
2. Bivariat
a. Uji Normalitas
Uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk untuk pre test dan post test skor DASS pada masing-masing
kelompok. Didapatkan hasil uji normalitas sebagai berikut:

Tabel 1. Uji normalitas pre test dan post test skor DASS
Kelompok Shapiro-Wilk
DASS
Df Sig.
Intervensi Pre 30 0,03
Post 30 0,848
Kontrol Pre 30 0,02
Post 30 0,02

Hasil uji normalitas untuk pre test dan post test skor DASS pada kelompok kontrol pre test dan post test,
kelompok intervensi pre test diperoleh semua nilai p value < 0,05. Hasil menunjukkan data tidak
terdistribusi dengan normal. Sedangkan pada kelompok intervensi post test diperoleh nilai p value > 0,05,
hasil menunjukkan data terdistribusi dengan normal.
b. Uji komparatif
Analisis data digunakan untuk mengetahui pengaruh terapi dzikir terhadap depression anxiety and stress
score. Analisis yang digunakan yaitu Wilcoxon (Dahlan, 2011). Disimpulkan adanya pengaruh/perbedaan
jika p value < 0.05 dan tidak ada perbedaan jika p value > 0.05 (Dahlan, 2011).

HASIL
1. Karakteristik Responden
Karakteristik berdasarkan umur penderita menopause di Kecamatan Maos adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan umur di Kecamatan Maos Kabupaten Cilacap (Januari 2020,
n=30)

Karakteristik n Mean+SD Median Min Max


Umur
Intervensi 30 61,83 + 8,043 60,00 50 80
Kontrol 30 64,20 + 9,397 65,00 49 82

Hasil analisis data menunjukkan bahwa umur tertinggi responden adalah 82 tahun.

2. Perbedaan Skor DASS Pre Test dan Post Test pada Masing-masing Kelompok
Uji komparatif variabel skor DASS sebelum dan sesudah perlakuan masing-masing kelompok penderita
menopause di Kecamatan Maos adalah sebagai berikut:
Tabel 2 Uji komparatif skor DASS sebelum dan sesudah perlakuan masing-masing kelompok di Kecamatan
Maos Kabupaten Cilacap (Januari 2020, n=30)

Sebelum Min- Sesudah Min- Z p


Variabel Kelompok F
Mean+ SD Max Mean + SD Max Skor value
Skor Intervensi 30 34,70 + 13,254 15-80 25,63 + 11,775 6-53 -4,340 0,000
DASS Kontrol 30 28,77 + 9,276 1-44 28,13 + 9,395 93-271 -2,481 0,013

Hasil uji komparatif menggunakan Wilcoxon pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol menunjukkan ada
perbedaan skor DASS sebelum dan sesudah perlakuan secara signifikan.

3
Media Berbagi Keperawatan, Vol. 3 No. 1 (Juli, 2020) E-ISSN 2548-7221

PEMBAHASAN

1. Karakteristik Responden
Karakteristik responden yang dilihat dalam penelitian ini adalah umur responden dengan umur tertinggi
82 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa responden termasuk dalam rentang usia dimana seorang wanita sudah
berhenti siklus menstruasinya atau menopause (Putri, dkk., 2012; Pebrianti & Lestiani, 2016). Hasil penelitian
Herawati (2012) menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan usia menopause adalah konsumsi rokok,
pendapatan, olah raga, jumlah anak, status menikah dan menarche.
2. Perbedaan Skor DASS Pre Test dan Post Test pada Masing-masing Kelompok
Hasil analisis statistik pada kelompok intervensi menunjukkan rata-rata skor DASS setelah intervensi
mengalami penurunan dari rata-rata skor 34,70 menjadi rata-rata skor 25,63. Sedangkan pada kelompok kontrol
menunjukkan skor DASS 28,77 menjadi 28,13. Hasil uji komparatif menggunakan Wilcoxon pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol menunjukkan ada perbedaan skor DASS sebelum dan sesudah perlakuan secara
signifikan.
Tingkat stres responden yang diukur dengan menggunakan kuesioner Depression Anxiety Stress Scale
(DASS) digunakan untuk mengetahui status emosional negatif dari depresi, kecemasan dan stres. Skor stres
diklasifikasikan menjadi 5 yaitu, normal (0–14), stres ringan (15–18), stres sedang (19–25), stres berat (26–33),
stres sangat berat (≥34). Variabel ini menggunakan skala interval (Lovibond & Lovibond, 2003).
Hasil pengambilan data pada kelompok intervensi didapatkan sebelum intervensi skor responden
termasuk stres sangat berat kemudian setelah intervensi menurun menjadi stres sedang. Sedangkan pada
kelompok kontrol skor tidak berubah yaitu pada klasifikasi stres berat.
Stres yang dialami wanita menopause diakibatkan karena mereka mengalami perubahan fisik akibat
menopause (Jannah & Sari, 2010). Kadangkala, diantara kaum wanita yang memasuki masa menopause ada
yang mengalami goncangan. Tidak puas dengan keadaan, kurang bergairah, dilanda rasa kesepian, takut
ditinggal suami, khawatir bahwa rumah tangga akan terancam, atau bahkan segera akan menjadi seorang janda
(Larasati, 2010).
Kecemasan yang timbul di masa menopause sering dihubungkan dengan adanya kekhawatiran dalam
menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah dikhawatirkan. Menurut Blackburn and Davidson (1990)
penyebab kecemasan ini meliputi; (a) suasana hati yaitu keadaan yang menunjukkan ketidaktenangan psikis,
seperti mudah marah, perasaan sangat tegang, (b) pikiran yaitu keadaan pikiran yang tidak menentu, seperti:
khawatir, sukar konsentrasi, pikiran kosong, membesar-besarkan ancaman, memandang diri sebagai sangat
sensitif, merasa tidak berdaya, (c) motivasi yaitu dorongan untuk mencapai sesuatu, seperti: menghindari situasi,
ketergantungan yang tinggi, ingin melarikan diri, lari dari kenyataan, (d) perilaku gelisah yaitu keadaan diri
yang tidak terkendali seperti: gugup, kewaspadaan yang berlebihan, sangat sensitif dan agitasi, (e) reaksi-reaksi
biologis yang tidak terkendali, seperti: berkeringat, gemetar, pusing, berdebar-debar, mual, mulut kering.
Pada masa menopause, tidak ada orang yang bisa lepas sama sekali dari rasa was-was dan cemas,
termasuk para lansia menopause. Ketegangan perasaan atau stress selalu beredar dalam lingkungan pekerjaan,
pergaulan sosial, kehidupan rumah tangga, dan bahkan menyelusup ke dalam tidur. Demikian juga dengan
gejala depresi di masa menopause. Perempuan yang mengalami menopause sering merasa sedih, karena
kehilangan kemampuan untuk bereproduksi, sedih karena kehilangan kesempatan untuk memiliki anak, sedih
karena kehilangan daya tarik. Perempuan merasa tertekan karena kehilangan seluruh perannya sebagai
perempuan dan harus menghadapi masa lansianya. Kebanyakan lansia juga mengalami penurunan fisik berupa
kelumpuhan dan beberapa menderita penyakit kronis, hal tersebut juga dapat menjadi sumber stres bagi lansia
(APA, 2014).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa: umur
responden dengan umur tertinggi 82 tahun, dan skor DASS setelah perlakuan terjadi penurunan secara
signifikan pada kelompok intervensi yang mendapat terapi dzikir menjelang tidur.

DAFTAR PUSTAKA

Al-halaj, Q.M.I. (2014). Pengaruh Dzikir Menjelang Tidur terhadap Kualitas Tidur Lanjut Usia di Panti Sosial
Tresna Wredha Budi Mulia 01 Jakarta Timur. Skripsi: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Al-hilali, A.U.S. (2005). Syarah Riyadush Shalihin, Jilid II. Penerjemah M. Absul Ghoffar. Jakarta: Pustaka
Imam Asy-Syafi’i.

4
Media Berbagi Keperawatan, Vol. 3 No. 1 (Juli, 2020) E-ISSN 2548-7221

American Psychological Association., 2014. Stress : The Different Kinds of Stress.


http://www.apa.org/helpcenter/stress-kinds.aspx.

Amin, S. M. (2008). Energi Zikir, Jakarta: Amzah.

Amnur, D. (2010). Zikir dan Pengaruhnya terhadap Ketenangan Jiwa Menurut Al-Qur’an (Kajian Tafsir
Tematik). Skripsi: Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Pekanbaru Riau.

Anselmo, J. (2005). Relaxation: The First Step to Restore, Renew, and Self-Heal. USA: Jones and Bartlett
Publisher.

Blackburn & Davidson, 1990, Terapi Kognitif untuk Depresi & Kecemasan Suatu Petunjuk Suatu Petunjuk bagi
Praktisi, Semarang : IKIP Semarang

Hanlon, J. T., dkk. (2009). Complementary and Alternative Medicine. USA: The McGraw-Hill Companies.
Herawati, R. (2012). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Usia Menopause di Empat Posyandi Lansia
Wilayah Kerja Puskesmas Rambah Kabupaten Rokan Hulu. Jurnal Maternal dan Neonatal Vol. 1 No. 1
Oktober 2012.
Jannah, S. R. & Sari, R. P. (2010). Mekanisme Koping Wanita dalam menghadapi Perubahan Fisik Akibat
menopause di Desa Lamhasan,Peukan Bada, Aceh Besar. Idea Nursing Journal, Vol. II No. 1.
Jauhari, J. (2014). Pengaruh Terapi Psikoreligius: Doa dan Dzikir terhadap Penurunan Tingkat Depresi pada
Penderita Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisa di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Kota
Semarang. Skripsi: Stikes Ngudi Waluyo Semarang.
Kasdu, D. (2004). Kiat Sehat dan Bahagia di Usia Menopause. Cet. Pertama. Jakarta: Puspaswara.
Larasati, T. (2010). Kualitas Hidup pada Wanita yang sudah Memasuki Masa Menopause. Skripsi: Universitas
Gunadarma.

Lestary, D. (2010). Seluk Beluk Menopause. Jogjakarta: Gerai Ilmu.


Lusrizanuri, K.(2017). Pengaruh terapi Relaksasi Zikir untuk Menurunkan Kecemasan Pasien Hipertensi
Esensial Pralansia. Jurnal Wawasan Kesehatan Vol. 4., No. 1, Juli 2017.

Maita, L., dkk.( 2013). Karakteristik Wanita dengan Keluhan Masa Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas
Rejosari. Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2, No. 3, Nopember 2013.

Nada, A. A. (2007). Ensiklopedi Adab Islam menurut Al-Wur’an dan As-Sunnah, Jilid II. Penerjemah Abu Ihsan
Al-Atrasi. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i.

Nida, F.L.K. (2014). Zikir sebagai Psikoterapi dalam Gangguan kecemasan Bagi Lansia. Jurnal Bimbingan
Konseling Islam, Vol. 5, No. 1, Juni 2014.

Nurwahyuni, dkk. (2012). Perilaku Wanita Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Kolaka Kabupaten Kolaka
tahun 2012. Skripsi: Universitas HasanudinSulawesi Tenggara.

Pebrianti, R. & Lestiani, I. (2016). Pengetahuan Ibu Menopause tentang Gizi Seimbang pada Masa Menopause
di Wilayah Kerja Puskesmas Awang Besar, Barabai, Hulu Sungai Tengah. Jurnal Ners dan Kebidanan
Indonesia, Vol. 4, No. 1, Tahun 2016.

Potter, P. A. &Perry, A.G. (2011). Basic Nursing, 7th ed. Canada: mosby.

Proverawati. (2010). Menopause dan Syndrome pre menopause. Yogyakarta: Nuha Medika.

Senolinggi, M. A. (2015). Hubungan antara usia menarche dengan usia menopause pada wanita di kecamatan
kakas Sulawesi utara tahun 2014. jurnal e-clinic (ecl), volume 3, nomor 1, januari-april 2015.

Sudoyo, Aru W dkk. (2006). Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : FKUI.

5
Media Berbagi Keperawatan, Vol. 3 No. 1 (Juli, 2020) E-ISSN 2548-7221

Susilowati. (2016). Hubungan Perokok Pasif dengan Kejadian Menopause Dini pada Perempuan di Dusun
Ngaran Desa Balecatur Kecamatan Gamping Sleman. Skripsi: Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

Syarifah, M. & Kusumaputri, E. S. (2011). Hubungan Pengaturan Emosi Positif dengan Kecemasan Menjelang
Menopause pada Perempuan Pekerja. HUMANITAS Vol. 11-2.143-151.

Waylen,A.L.,Jones,G.L.,Ledger,W.L. (2010). Effect of cigarette smoking upon reproductive hormones in


women of reproductive age: a retrospective analysis. Reproductive Health Care. (2010) 20, 861-865. Di
akses pada bulan September 2016 http://www.rbmojournal.com/article/S1472-6483(10)00103-3/abstract

Wulandari, E. & Nashori, H. F. (2014). Pengaruh Terapi Zikir terhadap Kesejahteraan Psikologis pada Lansia.
Jurnal Intervensi psikologi Vol. 6., No. 2, Desember 2014.

6
EFEKTIVITAS SPIRITUAL HEALING TERHADAP
PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA WANITA MENOPAUSE

Ulfah Dwi Yuliani & Sugi Purwanti


Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto

ABSTRACT
Spiritual healing is a healing process through improvement of the
body's energy system and rokhani with method of tapping in some
specific points on the body. In addition to the energy system of the
body there is also a method of relaxation with a confidence factor
involved can reduce anxiety. This research aims to knowing the
effectiveness of spiritual healing in lowering the level of anxiety to
menopausal women kelompok pengajian Majelis Taklim Nurul
Hikmah Purbadana village Kembaran sub-district Banyumas district
2013. The kind of this research is by using quasi-experiment with
Time series design sampling techniques using the quota sampling,
the sample number of 32 people. Therapi spiritual healing is given
once every 1 weeks for 3 consecutive weeks, before and after the
intervention be a assessment of the level of anxiety using a
questionnaire HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale), all data
collected is analyzed with a Wilcoxon test with significant level (α =
0.05 level). The known research results : Indicates that the value of
p = 0.000 < 0.05 it means that the value of asymp sig < value of α ,
it means H0 is rejected indicates that Spiritual healing provide a
positive influence on the decrease in the level of anxiety to
menopausal women. The conclusion of this research Spiritual
healing is effective to decrease the level of anxiety to menopausal
women kelompok pengajian Taklim Nurul Hikmah in Purbadana
Village which belongs to Kembaran Sub-district in Banyumas district

Keywords : Anxiety, Menopause, spiritual healing

PENDAHULUAN Menurut Glasier dan Gebbie


Periode menopause dialami (2006) gejala-gejala psikologis pada
setiap wanita di masa tuanya, masa menopause salah satu
umumnya menopouse terjadi pada diantaranya adalah kecemasan.
usia 45-54 tahun (Prawirohardjo, 2003). Cemas merupakan reaksi terhadap
Pada fase menopouse terjadi banyak persepsi adanya bahaya baik yang
perubahan dalam fungsi psikis dan fisik, nyata maupun yang hanya
disebut juga sebagai periode krisis dibayangkan (Brunner &Suddarth,
karena terjadi perubahan sistem 1996). Rasa khawatir, gelisah, takut,
hormonal yang nantinya akan was-was, tidak tentram, panik dan
mempengaruhi segenap konstitusi sebagainya merupakan gejala umum
psikosomatis (rokhani dan jasmani). akibat cemas. Sering kali cemas
Kondisi ini dapat meyebabkan menimbulkan keluhan fisik berupa
berlangsungnya proses kemunduran berdebar-debar, berkeringat, sakit
yang progresif dan total (Kartono, kepala, bahkan gangguan fungsi
2000). seksual dan lain-lain (Susiana, 2007).
Kondisi pikiran yang penuh tekanan,

Jurnal Kebidanan, Vol. V, No. 02, Desember 2013 33


diliputi rasa cemas, marah, sedih, mengalami kecemasan sedang, dan
dendam, menyebabkan tubuh 50% mengalami kecemasan ringan,
menghasilkan hormon noradrenalin sementara1 (10%) dari mereka dapat
yang menyebabkan tingginya kadar mengatasi kecemasan tersebut
radikal bebas yang memicu penyakit dengan berfikir positif
kanker, stroke, jantung koroner,
penuaan dini, dan lain-lain. Sebaliknya,
perasaan bahagia, bersyukur, ikhlas, TINJAUAN PUSTAKA
tulus, menyebabkan tubuh kita Menopause
menghasilkan hormon beta-endorfin, Menopouse merupakan periode
yang menghasilkan rasa nyaman, dan peralihan dari fase reproduksi menuju
mampu meningkatkan kekebalan fase usia tua yang terjadi akibat
tubuh serta menyembuhkan dari menurunnya fungsi generatif ataupun
berbagai penyakit kronis (Yulianto, endokrinologik dari ovarium
2012). (Prawirohardjo, 2003). Hal ini umumnya
Kecemasan yang dialami oleh terjadi ketika perempuan memasuki
wanita menopause dapat diturunkan usia 45 hingga 54 tahun. Fase
dengan berbagai cara, salah satunya menopause merupakan siklus haid
menggunakan metode spiritual terakhir yang dialami wanita, biasanya
healing yang nantinya mengubah ditandai dengan: Tidak haid selama 12
kecemasan yang dirasakan menjadi bulan, kadar FSH darah > 40 mIU/ml,
rasa bahagia dengan cara kadar Estradiol < 30 pg/ml.
memusatkan pikiran kepada hal yang Menurut National Institut of
positif, bersyukur dan ikhlas. Spiritual Health (2005) pada periode
healing merupakan penyembuhan menopause memiliki gejala fisik dan
rohani yaitu proses pengobatan yang psikis yang khas seperti gangguan
tidak menggunakan obat-obatan. suasana hati, panik, gangguan tidur,
Dalam metode ini hanya pikiran tekanan, sakit otot, alergi dan sakit
bawah sadar dan tingkat spiritual yang kepala. Hal ini disebabkan terjadinya
disembuhkan. Alatas(2006) penurunan produksi estrogen.
melaporkan sejumlah hasil penelitian, Perubahan suasana hati juga dapat
diantaranya penelitian yang dilakukan disebabkan oleh tekanan dari
oleh National Institute atas 4000 orang keluarga seperti kehilangan anak atau
di North Carolina pada tahun 1996 perasaan yang melelahkan.
menemukan bahwa mereka yang
terlibat dalam pelayanan-pelayanan Kecemasan
religius lebih sedikit depresi dan secara Kecemasan adalah respon
fisik lebih sehat dibanding mereka terhadap suatu ancaman yang
yang tidak terlibat kegiatan-kegiatan sumbernya tidak diketahui, internal,
religius. samar-samar atau konfliktual.
Berdasarkan Study pendahuluan Kecemasan juga dapat diartikan
didapatkan data peserta pengajian sebagai respon emosi tanpa obyek
Majelis Taklim Nurul Hikmah Desa yang spesifik yang secara subyektif
Purbadana Kecamatan Kembaran dialami oleh dan dikomunikasikan
Kabupaten Banyumas berjumlah 92 secara interpersonal (Suliswati, 2006).
orang, dan 32 orang merupakan Penyebab terjadinya kecemasan
wanita menopause. Dari hasil diantaranya adalah ancaman
wawancara yang ditanyakan kepada terhadap integritas fisik meliputi
10 responden menggunakan kuesioner disabilitas fisilogis yang akan terjadi
HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale) atau penurunan kemampuan untuk
untuk mengukur tingkat kecemasan, melakukan aktivitas hidup sehari-hari,
peneliti mendapatkan data sebagai serta ancaman terhadap sistem diri
berikut: 9 (90%) dari 10 orang dapat membahayakan identitas,
mengalami kecemasan diantaranya, harga diri, dan fungsi sosial yang
10% mengalami kecemasan berat, 30% terintegrasi pada individu. Tingkat

Jurnal Kebidanan, Vol. V, No. 02, Desember 2013 34


kecemasan mulai dari kecemasan
sangat berat atau panik, kecemasan
berat, kecemasan sedang, Prinsip dalam Spiritual healing
kecemasan ringan (Stuart, 2007). Untuk ada 3 yaitu set up, tune in dan
mengukur kecemasan yang muncul tapping. Set Up bertujuan untuk
pada individu dapat menggunakan memastikan aliran energi tubuh
Skala HARS yang ditemukan Max terarah dengan tepat, langkah ini
Hamilton pada tahun 1959. merupakan menetralisir alam bawah
sadar yang negatif, langkah ini
Spiritual healing merupakan aplikasi dari teknik
Spiritual healing merupakan meditasi. Tune In adalah merasakan
proses penyembuhan yang dilakukan rasa sakit/cemas yang kita alami, dan
dengan pendekatan rohani atau cara kita terima kondisi tersebut dengan
untuk menetralisir dan melarutkan pola ikhlas. Tahap ini merupakan bagian
batin yang mengandung gangguan dari Self Hypnotherapy untuk
penyakit, fisik dan kondisi pikiran, yang menghapus alam bawah sadar kita
bertujuan untuk menumbuhkan yang menjadi penyebab energi
kegembiraan, keamanan, ketenangan negatif yang kita alami. Dalam dosis
pikiran, dan bimbingan timbulnya yang ringan kita sebut dengan
keyakinan. affirmasi. Bersamaan dengan Tune In,
Inti metode spiritual healing kita melakukan langkah ketiga yaitu
sesungguhnya sangat sederhana yaitu Tapping. Dengan melakukan ketukan
dengan kunci mengubah semua hal ringan dengan dua ujung jari pada
negatif dalam diri kita menjadi positif titik-titik tertentu di bagian tubuh.
seperti, mengubah merasa bersalah Langkah tune in dan tapping
dengan taubat, marah dengan merupakan aplikasi dari Neuro
memaafkan, sedih dengan tawakal, Linguistik Programming (NLP), yaitu
kecewa dengan ikhlas, kehilangan “Breaking the Pattern” (Zainuddin,
dengan sabar, putus asa dengan roja’, 2009).
sombong dengan syukur (Yulianto,
2012).

Gambar 1. Titik-titik Tapping (Zainuddin, 2009)

METODE PENELITIAN pembandingan untuk menyimpulkan


Jenis penelitian termasuk adanya perubahan akibat perlakuan.
penelitian Quasi-eksperiment Rancangan penelitian menggunakan
(eksperimen semu). Eksperimen semu time series design menggunakan
adalah eksperimen yang memerlukan serangkaian observasi sehingga
perlakuan namun tidak menggunakan validitasnya lebih tinggi. Sebelum
penempatan secara acak (random perlakuan responden diobservasi
assignment) dalam menciptakan tingkat kecemasannya berdasarkan

Jurnal Kebidanan, Vol. V, No. 02, Desember 2013 35


skala HARS. Perlakuan dilakukan 1 kali menapouse yang berusia 45-54 tahun,
setiap minggunya selama 3 minggu teknik pengambilan sampel
berturut-turut. Pengukuran kecemasan menggunakan quota sampling,
juga dilakukan setiap selesai perlakuan sehingga jumlah sampel 32 orang.
setiap minggunya. Metode Data yang sudah terolah akan di
pengumpulan data yang digunakan analisis dalam analisis univariat dan
adalah menggunakan sumber data bivariat. Analisis bivariat digunakan
primer yaitu data yang didapatkan untuk mengetahui pengaruh atau
langsung dari responden, data primer efektivitas spiritual healing dalam
dalam penelitian ini adalah tingkat mengurangi tingkat kecemasan pada
kecemasan pada wanita menopouse wanita menopouse. Pengujian data
dan data sekunder yaitu data peserta dilakukan dengan menggunakan
pengajian Majelis Taklim Nurul Hikmah analisis statistik non parametrik yaitu
Desa Purbadana Kecamatan menggunakan uji Wilcoxon dengan
Kembaran Kabupaten Banyumas. taraf signifikan (α = 0.05).
Populasi adalah semua wanita

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tingkat kecemasan sebelum dilakukan spiritual healing
Berikut ini merupakan hasil pengukuran tingkat kecemasan pada wanita
menopause sebelum dilakukan spiritual healing :

Grafik 1. Tingkat Kecemasan Sebelum Dilakukan Spiritual Healing pada Wanita Menopouse kelompok
pengajian Majelis Taklim Nurul Hikmah Desa Purbadana Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas
tahun 2013

28
(87,5%)
30
25
20 14 4
15 6 (43,8%)(12,5%)
10 (18,8%)
10 13 12
5 9
(31,3%) (40,6%) (37,5%)
0 (28,1%)
Kecemasan
Kecemasan
sangat Kecemasan
berat Kecemasan
berat sedang Tidak ada
ringan
kecemasan

Pre minggu 1 Pre minggu 2 Pre minggu 3

Berdasarkan grafik 1 diatas sebagian besar dikarenakan oleh


terlihat bahwa sebelum dilakukan masalah keluarga, rutinitas sehari-hari
spiritual healing pada minggu ke-1 yang berat, serta beban ganda yang
ada 10 (31,3%) responden yang membebani sebagian responden
mengalami kecemasan berat, pada karena harus mengurus rumah tangga
minggu kedua ada responden yang serta mencari nafkah tambahan untuk
masih megalami kecemasan sedang keluarganya. Menurut Zainuddin (2009)
sebanyak 6 (18,8%) reponden. Pada dalam bukunya SEFT for healing,
minggu ketiga masih 4 (12,5%) yang success, happiness, greatness
masih mengalami kecemasan ringan. dikatakan kecemasan sangat
berkaitan dengan perasaan yang
Kecemasan berat yang dialami tidak pasti dan tidak berdaya.
oleh 10 responden yang diteliti Kecemasan yang berat akan

Jurnal Kebidanan, Vol. V, No. 02, Desember 2013 36


mempengaruhi hipotalamus dan jantung, dilatasi pupil, penurunan
menimbulkan dua mekanisme yang motilitas gastrointestine tract hingga
berbeda. Impuls pertama didukung terjadi glikogenolisis dan gluko-
oleh sistem saraf simpatis yang akan neogenesis di hepar. Sedangkan
mempengaruhi medula adrenal mekanisme kedua akan
dalam memproduksi epinephrin dan mempengaruhi kelenjar hipofise
nor epinephrin. Dalam keadaan anterior sehingga merangsang
normal, kedua substansi ini akan produksi hormon adrenokortikosteroid
memberikan sirkulasi darah yang yaitu aldosteron dan glukokortikoid.
adekuat sehingga keseimbangan Hasil penelitian terjadi penurunan
cairan dan elektrolit terjaga, suhu tingkat kecemasan sehingga spiritual
tubuh stabil sehingga energi terpenuhi. healing secara signifikan memberikan
Tetapi jika produksinya patologisakan pengaruh positif terhadap penurunan
meningkatkan rate dan kontraksi tingkat kecemasan menopause.

Tingkat kecemasan setelah dilakukan spiritual healing

Setelah dilakukan intervensi spiritual healing dilakukan kembali pengukuran


tingkat kecemasan pada wanita menopause, berikut merupakan hasil pengukuran
selama 3 minggu berturut-turut :
Grafik 2. Tingkat Kecemasan Setelah Dilakukan Spiritual Healing pada Wanita Menopouse kelompok pengajian Majelis
Taklim Nurul Hikmah Desa Purbadana Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas tahun 2013

Berdasarkan grafik 2 diatas Sepuluh responden yang


terlihat bahwa sudah terjadi sebelumnya pada minggu pertama
penurunan tingkat kecemasan setelah mengalami kecemasan berat, pada
dilakukan intervensi pada minggu ke-1 post minggu ke-3 sudah tidak ada
setelah dilakukan spiritual healing yang mengalami kecemasan berat.
paling banyak responden mengalami Hal ini menunjukkan bahwa adanya
kecemasan ringan 14 (43,8%), pada penurunan tingkat kecemasan yang
minggu ke-2 setelah dilakukan spiritual sangat signifikan pada responden
healing paling banyak responden setelah mendapatkan intervensi
sudah tidak mengalami kecemasan berupa spiritual healing. Dimana
yaitu sebanyak 27 (84,4%) dan pada intervensi dilakukan setiap 1 minggu
minggu ke-3 tidak ada lagi yang sekali selama 3 minggu berturut-turut
mengalami kecemasan 32 (100%) dan post test selalu dilakukan setelah
responden tidak ada kecemasan. dilakukan intervensi. Hasil tersebut

Jurnal Kebidanan, Vol. V, No. 02, Desember 2013 37


sesuai dengan hasil penelitian sederhana dibandingkan
sebelumnya yang dilakukan oleh pendahulunya (akupunture dan
Anwar (2011) hasil penelitian akupresure) karena metode ini hanya
menunjukkan bahwa SEFT mampu menggunakan ketukan ringan
menurunkan ketakutan yang (tapping), namun prinsipnya sama
berlebihan secara signifikan pada yaitu merangsang simpul energy
penderita gangguan fobia spesifik. meridian tubuh.
Penurunan level kecemasan atau Spiritual healing dapat
ketakutan berdasarkan SUDS menimbulkan rasa percaya diri,
(Subjective Units Disturbance Scale) mendatangkan ketenangan, rileks,
selama pemberian terapi sangat dan merasakan kehadiran Tuhan Yang
signifikan dan terdapat perubahan Maha Esa sehingga mengakibatkan
reaksi fisiologis dan respon pada rangsangan ke hipotalamus untuk
perilaku subyek. menurunkan produksi CRF (Cortictropin
Releasing Factor). CRF ini selanjutnya
Efektifitas Spiritual healing terhadap akan merangsang kelenjar pituitary
penurunan kecemasan pada wanita anterior untuk menurunkan produksi
menopause ACTH (Adreno Cortico Tropin Hormon).
Hasil uji statistik Wilcoxon Hormon ini yang akan merangsang
berdasarkan data kecemasan kortek adrenal untuk menurunkan
responden sesudah diberikan Spiritual sekresi kortisol. Kortisol ini yang akan
healing diperoleh nilai Z = - 5,008 menekan sistem imun tubuh sehingga
sedangkan nilai p value = 0,000 nilai p mengurangi tingkat kecemasan.
lebih kecil dari α = 0,05 (p < 0,05), yang Hasil penelitian sesuai dengan
berarti ada pengaruh positif Spiritual hasil penelitian dilakukan oleh Hakam
healing terhadap penurunan tingkat (2009) yang menunjukkan bahwa
kecemasan pada wanita menopause. kombinasi intervensi SEFT dan terapi
Terapi spiritual healing dilakuan analgesik lebih efektif untuk
secara berturut-turut selama 3x dalam menurunkan nyeri pada pasien kanker
waktu 3 minggu, dari hasil analisis uji dibandingkan hanya terapi analgesik
statistik pre perlakuan minggu ke-1 dan saja (p=0,047), walaupun intervensi
post perlakuan minggu ke-3 yang digunakan bukan untuk
didapatkan hasil nilai Z = -5,008 nilai menurunkan tingkat kecemasan
negatif menunjukan efek yang namun sama-sama menunjukan
diharapkan dari intervensi yang keefektivitasnya. Didukung pula
dilakukan, yang berarti semakin dengan penelitian yang dilakukan oleh
banyak perlakuan semakin berkurang Rahmat, Siswosudarmo, dan Sureni
tingkat kecemasan yang dirasakan (2011) Hasilnya menunjukkan bahwa
oleh wanita menopause. bimbingan spiritual islam secara
Hasil implementasi menunjukkan, signifikan menurunkan tingkat
bahwa Spiritual healing efektif kecemasan dan meningkatkan
terhadap penurunan kecemasan motivasi hidup yang signifikan
pada wanita menopause kelompok dibandingkan dengan kelompok
pengajian Majlis Taklim Nurul Hikmah kontrol.
Desa Purbadana Kecamatan
Kembaran Kabupaten Banyumas. PENUTUP
Spiritual healing bekerja dengan Kesimpulan
prinsip yang kurang lebih sama Berdasarkan penelitian yang
dengan akupunture dan akupresure dilakukan terhadap 32 responden
dengan merangsang titik-titik kunci wanita menopause dengan
sepanjang 12 jalur enrgi (energy memberikan intervensi berupa spiritual
meridian) tubuh, Spiritual healing selain healing untuk menurunkan tingkat
menggunakan unsur spiritual cara kecemasan dapat diambil kesimpulan
yang digunakan lebih aman, lebih sebagai berikut:
mudah, lebih cepat, dan lebih

Jurnal Kebidanan, Vol. V, No. 02, Desember 2013 38


1. Sebelum dilakukan spiritual healing Brunner & Suddarth. (1996). Buku ajar
persentase hasil pre test keperawatan medikal bedah
kecemasan wanita menopause, Vol. 2 (Edisi 8). Cet. Pertama.
pada minggu ke-1 paling banyak Jakarta : EGC.
responden mengalami Clarck, J. (2005). Fit dan bugar saat
kecemasan ringan yaitu sebanyak menopause menghadapi
13 (40,6%), pada minggu ke-2 menopause tanpa kekhawatiran.
paling banyak mengalami Jakarta : Gelora Aksara Pratama
kecemasan ringan yaitu sebanyak Dahlan, S. (2009). Besar sampel dan
14 (43,8%), pada minggu ke-3 cara pengambilan sampel
paling banyak responden sudah dalam penelitian kedokteran
tidak mengalami kecemasan yaitu dan kesehatan. Jakarta :
sebanyak 28 (87,5%). Salemba Medika
2. Sesudah dilakukan spiritual healing Dahlan, S. (2009). Statistik untuk
presentase hasil post test kedokteran dan kesehatan.
kecemasan wanita menopause Jakarta : Salemba Medika
pada minggu ke-1 setelah Echols, J. dan Shadily, H. (2005). Kamus
dilakukan spiritual healing paling Inggris-Indonesia. Gramedia
banyak responden mengalami Pustaka Utama: Jakarta
kecemasan ringan 14 (43,8%), Fox-spencer, R. & Brown, P. (2007).
pada minggu ke-2 setelah Simple guide menopause.
dilakukan spiritual healing paling Jakarta : Erlangga
banyak responden sudah tidak Glasier, A., & Gebbie, A. (2006).
mengalami kecemasan yaitu Keluarga berencana &
sebanyak 27 (84,4%) dan pada kesehatan reproduksi (Edisi 4).
minggu ke-3 tidak ada lagi yang Cet. Pertama. Jakarta : EGC.
mengalami kecemasan 32 (100%) . Hawari, D. (2011). Manajemen stress,
3. Spiritual healing efektif terhadap cemas, dan depresi (Edisi 2). Cet.
penurunan kecemasan pada Ke-3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
wanita menopause kelompok Hidayat, A.A. (2010). Metode
pengajian Majlis Taklim Nurul penelitian kesehatan: paradigma
Hikmah Desa Purbadana kuantitatif. Surabaya : Health
Kecamatan Kembaran Books
Kabupaten Banyumas. Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi
4) . (2008). Jakarta : Gramedia
DAFTAR PUSTAKA Pustaka Utama
Alatas, A. (2006). Spiritual healing (On- Kartono, K. (2000). Psikologi wanita jilid
line). Terdapat pada: 2: mengenal wanita sebagai ibu
http://alwialatas.multiply.com/jo dan nenek. Bandung: Mandar
urnal/item/5?&show_interstitial=1 Maju
&u=%2Fjournal%2Fitem Markus, D., dkk. (1994). Effect of
Anwar, Z. (2011). Model terapi seft spiritual healing on chronic
(spiritual emotional freedom idiopathic pain : A medical and
technique) untuk mengatasi psychological study (On-line).
gangguan fobia spesifik (On- Terdapat pada:
line). Terdapat pada http://journals.lww.com/clinicalp
http://psikologiumm.files.wordpre ain/pages/articleviewer.aspx?ye
ss.com/2012/03/model-terapi- ar=1994&issue=12000&article=000
seft-spiritual-emotional-freedom- 09&type=abstract
technique-untuk-mengatasi- Mulia, H. (2009). Pengaruh intervensi
gangguan-fobia-spesifik.pdf spiritual emotional freedom
Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian technique (SEFT) dalam
suatu pendekatan praktik. mengurangi rasa nyeri pasien
Jakarta : Rineka Cipta kanker (On-line). Terdapat pada:

Jurnal Kebidanan, Vol. V, No. 02, Desember 2013 39


http://journal.ui.ac.id/index.php/ kesehatan masyarakat.
health/article/view/375/371 Purwokerto : Global Internusa
Nursalam. (2011). Konsep dan Santjaka, A. (2011). Statistik untuk
penerapan metodologi penelitian kesehatan 1.
penelitian ilmu keperawatan: Yogyakarta : Nuha Medika
Pedoman skripsi, tesis, dan Stuart, G. W. (2007). Buku saku
instrumen penelitian keperawatan jiwa (Edisi 5).
keperawatan. Jakarta : Salemba Jakarta : EGC.
Medika Sugiyono. (2007). Metode penelitian
Prawirohardjo, S. (2003). Menopause administrasi dilengkapi dengan
dan andropause (Ed.1). Jakarta : metode R & D. Bandung :
Yayasan Bina Pustaka Alfabeta
Rahmat, I., Siswosudarmo R., & Sureni Suliswati. (2006). Konsep dasar
Ike. (2011). Keefektifan keperawatan jiwa. Jakarta :
pemberian bimbingan spiritual EGC.
islami kepada klien terminal Susiana, P. (2007). Hubungan
terhadap kecemasan dan gambaran diri dengan timgkat
motivasi hidup di Rumah Sakit kecemasan ibu masa
Umum PKU Muhammadiyah menopause di kelurahan lhok
Yogyakarta (On-line). Terdapat keutapang tapaktuan (On-line).
pada: Terdapat pada:
htt//publikasi.umy.ac.id/index.ph http://repository.usu.ac.id/xmlui/
p/psik/article/view/3130/1898 handle/123456789/14287?show=f
Santjaka, A. (2008). Biostatistik untuk ull
praktisi bidang kesehatan dan Yulianto, A. (2012). Spiritual healing.
mahasiswa: kedokteran, Jakarta : HPA
kesehatan lingkungan, Zainuddin, F.A. (2009). SEFT for healing,
keperawatan, kebidanan, gizi, success, happiness, greatness. Jakarta:
Afzan Publishing

Jurnal Kebidanan, Vol. V, No. 02, Desember 2013 40


Vol 30, No 4 |
Oktober 2006 Kualitas kehidupan seksual penderita endometriosis 219

Kualitas Kehidupan Seksual Penderita Endometriosis


Sebelum dan Sesudah Laparoskopi Operatif

W. HADISAPUTRA

Divisi Kesehatan Reproduksi


Departemen Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo
Jakarta

Tujuan: Untuk mengevaluasi kualitas hubungan seksual penderita Objective: To evaluate sexual function among women with endo-
endometriosis sebelum dan setelah menjalani intervensi Laparoskopi metriosis and dyspareunia after underwent operative Laparoscopy.
operatif. Design/data identification: Analytic descriptive study.
Rancangan/rumusan data: Studi deskriptif analitik. Material and Methods: The study conducted to infertile patients
Bahan dan cara kerja: Penelitian deskriptif analitik pada kasus who underwent operative Laparoscopy under indication of endome-
kasus infertilitas dengan sangkaan endometriosis yang menjalani la- triosis in Raden Saleh Clinic Department of Obstetrics and Gyneco-
paroskopi operatif dari tanggal 1 Juni 2004 s.d Juli 2005, di Klinik
Raden Saleh Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI/RSCM. logy FKUI/RSCM. The questionnaire filled in by the patients before and
Pengisian kuesioner dilakukan sebelum tindakan dan satu tahun pasca 1 year after the surgery. Statistical analysis using significant test of Chi
tindakan. Pengolahan statistik dilakukan dengan uji kemaknaan Chi square and Fisher test.
square dan uji Fisher. Results: From 40 subjects there were significantly deference in in-
Hasil: Dari 40 subjek penelitian didapat perbaikan pada intensitas tensity of orgasms (p = 0.0009), decrease of dyspareunia (p = 0.0026)
orgamus secara sangat bermakna (p = 0,0009) dan hilangnya dispareuni and improving in satisfying in sexual relation (p = 0.0396) and impro-
secara bermakna (p = 0,0026), perbaikan dalam rasa puas (p = 0,0396). ving difficulty in relax during intercourse (p = 0.045) but there were no
Serta perasaan lebih rileks (p = 0,045). Sedangkan beberapa keadaan significant changing of variation in sexual activity, last long enough and
yang tidak berbeda bermakna yaitu dalam hal variasi aktivitas seksual,
lama aktivitas seksual serta frekwensi hubungan seks perminggu. sex frequently in a week.
Kesimpulan: Intervensi Laparoskopi operatif pada penderita en- Conclusions: Operative laparoscopy intervention to the endome-
dometriosis khususnya tindakan koagulasi ligamentum sakrouterina triosis patients by coagulation of uterosacral ligament (Colsu) in par-
menyebabkan perbaikan kualitas kehidupan seksual secara bermakna. ticular, improved significantly in quality of sexual activity.
[Maj Obstet Ginekol Indones 2006; 30-4: 219-22] [Indones J Obstet Gynecol 2006; 30-4: 219-22]
Kata kunci: endometriosis, ligamentum sakrouterina, dispareuni, Keywords: endometriosis, uterosacral ligament, dyspareunia, or-
orgasmus, kolsu gasms, colsu

PENDAHULUAN Hubungan ini dapat dijelaskan dengan kenyataan


bahwa ligamentum sakrouterina berisi saraf dan in-
Kesehatan fisik dan emosi pada perempuan umum- vasi saraf tersebut berhubungan dengan beratnya
nya mengalami gangguan apabila menderita endo- nyeri, pada saat hubungan seksual tekanan pada li-
metriosis yang disertai nyeri sanggama (dispare- gamentum sakrouterina akan menyebabkan nyeri.
uni). Sekalipun sebenarnya endometriosis secara Di samping fibrosis, perdarahan siklik dan peng-
umum menyebabkan sindrom nyeri yang terdiri lepasan prostaglandin berperan juga terhadap pato-
dari; dismenore, dispareuni, nyeri pelvis kronis dan genesis dismenore dan dispareuni pada endome-
nyeri saat defekasi.1 Telah dikatakan bahwa dalam- triosis.4
nya infiltrasi endometriosis mempunyai hubungan Beberapa peneliti telah membuktikan efektivitas
erat dengan gejala nyeri pelvis serta intensitas nye- pengobatan surgikal laparoskopi operatif eksisi mau-
rinya berhubungan dengan dalamnya infiltrasi.2 pun koagulasi lesi endometriosis intensitas nyeri dan
Lesi endometriosis yang menginfiltrasi ligamen- kualitas aktivitas seksual sebelum dan sesudah tin-
tum sakrouterina sangat bermakna menyebabkan dakan laparoskopi operatif jauh lebih baik.5,2
dispareuni, sedangkan dismenore berhubungan erat Porpora dan Fanconnier2,3 mendapatkan pasien
dengan adanya perlekatan di kavum Douglasi.3 endometriosis dengan lesi di ligamentum sakrou-
|
| Maj Obstet
220 Hadisaputra Ginekol Indones

terina memiliki skor nyeri lebih tinggi dari pen- Usia Menars dan Usia Pertama Kali Hubungan
derita endometriosis tanpa lesi di ligamentum sa- Seksual
krouterina. Dibuktikan juga oleh penelitian Fer-
Dari Tabel 2 dan Tabel 3 terlihat bahwa rerata usia
rero6 mendapatkan 57,3% dispareuni dan nyeri pel-
menars antara 11 - 13 tahun (52,5%) ini adalah usia
vis diderita oleh pasien endometriosis dengan lesi
menars normal. Demikian juga usia pertama kali
di ligamentum sakrouterina, sedangkan tanpa lesi
hubungan seksual peserta pada usia 26 - 30 tahun
di sakrouterina hanya 37,8%.
(60%), ini memperlihatkan bahwa masyarakat telah
Tujuan penelitian ini untuk melihat perubahan
mulai memahami pendidikan seks yang sehat.
perangai aktivitas seksual penderita endometriosis
dengan lesi di ligamentum sakrouterina sebelum Tabel 2. Usia menars
dan sesudah intervensi surgikal laparoskopi.
Tahun Jumlah %
8 - 10 4 12,5
BAHAN DAN CARA KERJA 11 - 13 21 52,5
14 - 16 14 35
> 16 0 0
Penelitian deskriptif analitik dengan subjek pasien
Jumlah 40 100
penderita endometriosis lesi pada ligamentum sa-
krouterina yang menjalani laparoskopi operatif di
Klinik Raden Saleh Divisi Kesehatan Reproduksi, Tabel 3. Usia pertama kali hubungan seks
Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Ke- Tahun Jumlah %
dokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
15 - 20 2 5
Jenis intervensi adalah koagulasi ligamentum 21 - 25 9 22,5
sakrouterina (Kolsu) serta kistektomi bila ditemu- 26 - 30 24 60
kan endometrioma. Tindak lanjut pada pasien ada- 31 - 35 5 12,5
> 35 0 0
lah pengobatan hormon padanan penglepas gona-
dotropin (GnRHa) selama 3 kali pemberian dengan Jumlah 40 100
interval 4 minggu.
Kuesioner diisi oleh penderita sebelum men-
jalani operasi dan satu tahun pascaoperasi. Tin- Derajat Endometriosis
dakan operasi seluruhnya dilakukan oleh penulis.
Oleh karena sebagian besar pasien adalah pasien
infertilitas, baik primer maupun sekunder yang
dalam rangkaian pemeriksaan infertilitasnya men-
HASIL
jalani pemeriksaan laparoskopi, maka terlihat se-
bagian besar kasus adalah penderita endometriosis
Usia Pasien derajat berat AFS IV (47,5%).
Pasien yang masuk penelitian ini semuanya telah
menikah, kemudian menjalani laparoskopi operatif. Tabel 4. Derajat Endometriosis
Seluruhnya pasien infertilitas, baik primer ataupun Derajat (AFS) Jumlah %
infertilitas sekunder. Ternyata umur peserta terba-
I 1 2,5
nyak adalah antara 31 - 35 tahun (42,5%). Tidak II 8 20
ada satupun pasien yang berumur di bawah 20 ta- III 12 30
hun. Ini menunjukkan bahwa usia menikah wanita IV 19 47,5
Indonesia mulai bergeser ke usia yang diharapkan. Jumlah 40 100

Tabel 1. Usia pasien


Indikasi Tindakan
Tahun Jumlah %
Indikasi tindakan laparoskopi operatif pada pasien-
15 - 20 0 0 pasien ini adalah infertilitas dengan atau tanpa ke-
21 - 25 1 2,5 lainan yang jelas sebelum tindakan, patologi yang
26 - 30 16 40
31 - 35 17 42,5 jelas ditemukan adalah kista endometriosis, disme-
> 35 6 15 nore, nyeri pelvis dan mioma uteri. Namun indikasi
terbanyak ialah infertilitas, ini sesuai dengan pe-
Jumlah 40 100
ngamatan di atas.
|
Vol 30, No 4 |
Oktober 2006 Kualitas kehidupan seksual penderita endometriosis 221
Tabel 5. Indikasi tindakan laparoskopi operatif vagina yang menyebabkan rasa tidak nyaman tidak
Indikasi Jumlah % termasuk dalam kriteria dispareuni.7
Seperti diperkirakan sebelumnya dispareuni se-
Dismenorea 9 22,5 cara bermakna lebih sering pada subjek dengan
Nyeri pelvis 2 5
Infertilitas 18 45 derajat endometriosis III dan IV yaitu 77,5% (Tabel
Kista Endometriosis 10 25 4). Dispareuni menurun secara bermakna (p <
Mioma 1 2,5 0,0026) dari 42,5% menjadi 12,5% hal ini sesuai
Jumlah 40 100 dengan perkiraan peneliti terakhir di Indonesia bah-
wa koagulasi ligamentum sakrouterina (Kolsu)
adalah cara efektif mengobati dispareuni pada
pasien endometriosis lesi di ligamentum sakroute-
Perangai Seksual Sebelum dan Setelah Laparos-
rina5, inipun sesuai dengan hasil penelitian sebe-
kopi Operatif
lumnya dari negara barat.3,4
Dari Tabel 6 dan Tabel 7 terlihat perbaikan yang Perbaikan intensitas orgasmus sangat bermakna
bermakna (p < 0,05) dari perangai seksual terutama secara statistik (p < 0,0009). Penelitian ini nampak-
dalam hal rasa puas dalam orgasme, diikuti oleh nya menunjukkan peran Kolsu dalam patogenesis
berkurangnya keluhan dispareuni, perbaikan rasa dispareuni, mungkin disebabkan oleh tekanan pada
puas dalam hubungan seksual serta perbaikan pada ligamentum sakrouterina yang terinfiltrasi endo-
rasa nyaman atau rileks dalam melakukan aktivitas metriosis dan kemudian mendapat tekanan secara
seksual. Sedangkan beberapa perubahan yang seca- fisik selama aktivitas seksual. Hipotesis ini didu-
ra statistik tidak bermakna adalah dalam hal variasi kung oleh kenyataan bahwa ligamentum sakroute-
hubungan seksual, lama hubungan seksual dan fre- rina mengandung jaringan saraf, termasuk trunkus
kuensi hubungan seks per minggu. saraf mayor, ganglion dan serat bebas dengan kan-
dungan saraf sensoris dan motoris penting. Tulan-

Tabel 6. Perangai seksual sebelum dan setelah menjalani Laparoskopi


Sebelum Setelah
Perangai Seksual Ya Tidak Ya Tidak Uji Statistik
n % n % n % n %
Rasa puas dalam hubungan seksual 32 80 8 20 29 72,5 1 2,5 0,0396**
Hubungan seks kurang bervariasi 11 27,5 29 72,5 7 17,5 33 82,5 0,284*
Hubungan seks merasa kurang lama 14 35 26 65 11 27,5 29 72,5 0,469*
Orgasme memuaskan 23 57,5 17 42,5 36 90 4 10 0,0009*
Nyeri saat hubungna seksual 17 42,5 23 57,5 5 12,5 35 87,5 0,0026*
Hubungan seks tidak nyaman / rileks 5 12,5 25 62,5 7 17,5 33 82,5 0,045*
*) Diuji dengan tes Chi square
**) Diuji dengan tes Fisher

Tabel 7. Rata-rata jumlah Hubungan Seks sebelum dan setelah di8 melaporkan bahwa jarak antara serat saraf cen-
Laparoskopi
derung lebih pendek pada pasien dengan riwayat
Perangai Seksual Sebelum Setelah
Uji Statistik nyeri pelvis. Lebih jauh Anaf dkk6 membuktikan
Chi square bahwa insisi intraneural dan perineural pada lesi
Jumlah Hubungan rektovaginal mengurang secara bermakna nyeri
seks per minggu 2,3462 2,3462 1,000 yang hebat saat berhubungan seks. Hal ini dapat
menerangkan secara langsung terhadap rasa puas
dan rasa nyaman serta perasaan rileks saat aktivitas
DISKUSI seksual.
Dalam penelitian ini didapat bahwa tidak ada pe-
Dispareuni pada penelitian ini didefinisikan sebagai rubahan bermakna secara statistik dalam hal variasi
nyeri genitalia pada saat penetrasi, sedangkan ada- dan lama hubungan seks; serta jumlah hubungan
nya nyeri superfisial yang terjadi sekitar introitus seks dalam seminggu.
|
| Maj Obstet
222 Hadisaputra Ginekol Indones

Kelemahan penelitian ini ialah tidak dilakukan- 2. Porpora MG, Koninckx PR, Piazze J, Natili M, Colagrande
nya sistoskopi sehingga diabaikannya kemungkin- S, Cosmi EV. Correlation between endometriosis and pelvic
an subjek menderita sistitis intersisial yang meru- pain. J Am Assoc Gynecol Laparosc 1999; 6: 429-34
pakan salah satu penyebab nyeri pelvis dan dispa- 3. Fauconnier A, Chapron C, Dubuisson JB, Vieira M, Dous-
set B, Breart G. Relation between pain symptoms and the
reuni.9
anatomic location of deep infiltrating endometriosis. Fertil
Steril 2002; 78: 719-26
4. Chapron C, Fauconnier A, Dubuisson JB, Barakat H, Vieira
KESIMPULAN M, Breart G. Deep infiltrating endometriosis: relation bet-
ween severity of dysmenorrhea and extent of disease. Hum
N Intervensi koagulasi ligamentum sakrouterina Reprod 2003; 18: 760-6
(Kolsu) pada penderita endometriosis perlapa- 5. Ali IW, Hadisaputra W, Dastri M. Perbandingan efektivitas
roskopi akan memperbaiki kualitas kehidupan ablasi nervus sakrouterina terhadap koagulasi ligamentum
seksual dalam hal: sakrouterina per laparoskopi sebagai terapi dismenorea be-
– Kepuasan orgasme rat pada pasien endometriosis yang dilanjutkan dengan te-
– Berkurangnya dispareuni rapi GnRH analog. Maj Obstet Ginekol Indones 2005; 29:
227-33
– Rasa puas dan nyaman serta rileks dalam
6. Anaf V, Simon P, El Nakadi I, Fayt I, Buxant F, Simonart
melakukan aktivitas seksual T, et al. Relationship between endometriotic foci and nerves
N Tidak mengalami perubahan secara bermakna in rectovaginal endometriotic nodules. Hum Reprod 2000;
dalam hal; variasi dan lama hubungan seks, serta 15: 1744-50
frekuensi hubungan seks per minggu. 7. Steege JF, Ling FW. Dyspareunia A special type of chronic
pelvic pain. Obstet Gynecol Clin North Am 1993; 20: 779-
93
RUJUKAN 8. Tulandi T, Felemban A, Chen MF. Nerve fibers and his-
topathology of endometriosis-harboring peritoneum-J Am
1. Koninckx PR, Meuleman C, Demeyere S, Lesaffre E, Assoc Gynecol Laparosc 2001; 8: 95-8
Comillie FJ. Suggestive evidence that pelvic endometriosis 9. Koziol JA, Clark DC, Gittes RF, Tan EM. The Natural his-
is a progressive disease, whereas deeply infiltrating en- tory of intertitial cystitic: a survey of 374 patients. J Urol
dometriosis is associated with pelvic pain. Fertil Steril 1993; 149: 465-9
1991; 55: 759-65

|
PENATALAKSANAAN ENDOMETRIOSIS

Erna Suparman

Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi


RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
Email: ernasuparman@yahoo.com

Abstract: Endometriosis is characterized by the occurence of endometrial cells outside the


uterine cavity. Endometrial tissue in the pelvic cavity increases the activity of
macrophages to phagocyte endometrial tissue debris and influences intrauterine
implantation. Bleeding, arising from endometriosis lesions, will lead to adhesions with
surrounding tissues, resulting in changes of tubal motility, pain, and infertility.
Laparoscopy examination is necessary for confirming the diagnosis. While transvaginal
ultrasound is famous for its accuracy, it provides just a little help for finding cystic masses
in the parametrium. Nowadays, the treatment of endometriosis with estrogen is begining to
be abandoned because it may cause endometrial hyperplasia that can develop into
endometrial cancer. Albeit, danazol treatment succeeds due to its hormonal and
immunologic effects. The first-line of therapy given for reducing pelvic pain is NSAIDs or
oral contraceptives. If this fails, a GnRH agonist is given in combination with estrogen and
progestin as an add-back therapy, otherwise an operative laparoscopy has to be done.
Concerning the degree of severe and extensive endometriosis, atraumatic surgery is the
main option. The induction of ovulation shows a satisfactory result. Randomized trials
using the GnRH agonist administration associated with the hormones (FSH and LH),
clomiphene citrate, and intrauterine insemination, showed an increased incidence of
pregnancy compared to those without therapy.
Key words: endometriosis, hormones, pain, infertility

Abstrak: Endometriosis ditandai adanya sel-sel endometrium di luar kavum uteri.


Jaringan endometrium di dalam rongga pelvis akan meningkatkan aktifitas makrofag untuk
memfagositosis debris jaringan endometriosis serta mempengaruhi nidasi intrauterin.
Perdarahan yang timbul dari lesi endometriosis akan menyebabkan perlekatan dengan
jaringan sekitarnya, yang berakibat perubahan motilitas tuba, nyeri, dan infertilitas.
Laparoskopi sangat diperlukan untuk diagnosis endometriosis. USG transvaginal yang
tersohor karena akurasinya hanya sedikit membantu menemukan lesi di daerah
parametrium. Dewasa ini, pengobatan endometriosis dengan estrogen mulai ditinggalkan
karena mengakibatkan hiperplasia endometrium yang dapat berkembang menjadi kanker
endometrium. Keberhasilan pengobatan dengan danazol disebabkan karena efek hormonal
dan imunologiknya. Terapi lini pertama pada nyeri pelvis ialah NSAID atau kontrasepsi
oral. Bila gagal, diberikan agonis GnRH dikombinasi dengan estrogen dan progestin add-
back therapy, atau laparoskopi operatif. Pada endometriosis derajat berat dan luas,
pembedahan atraumatik merupakan pilihan utama. Induksi ovulasi memberikan hasil yang
cukup memuaskan. Randomized trials pada pemberian GnRH agonis dengan hormon FSH
dan LH, clomifen sitrat, serta inseminasi intrauterin, memperlihatkan peningkatan angka
kehamilan dibandingkan pada yang tanpa terapi.
Kata kunci: endometriosis, hormon, nyeri, infertilitas

69
70 Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 2, Juli 2012, hlm. 69-78

Endometriosis merupakan kondisi medis Umumnya endometriosis muncul pada


pada wanita yang ditandai dengan tum- usia reproduktif. Angka kejadian endo-
buhnya sel-sel endometrium di luar kavum metriosis mencapai 5-10% pada wanita
uteri. Sel-sel endometrium yang melapisi umumnya, dan lebih dari 50% terjadi pada
kavum uteri sangat dipengaruhi hormon wanita perimenopause. Gejala endometrio-
wanita. Dalam keadaan normal, sel-sel sis sangat tergantung pada letak sel-sel
endometrium kavum uteri akan menebal endometrium. Keluhan yang paling menon-
selama siklus menstruasi berlangsung agar jol ialah nyeri pada panggul, sehingga ham-
nantinya siap menerima hasil pembuahan pir 71-87% kasus di diagnosis akibat keluh-
sel telur oleh sperma. Bila sel telur tidak an nyeri kronis hebat pada saat haid, dan
mengalami pembuahan, maka sel-sel endo- hanya 38% yang muncul akibat keluhan
metrium yang menebal akan meluruh dan infertil. Juga pernah dilaporkan terjadinya
keluar sebagai darah menstruasi.1,2 endometriosis pada masa menopause, dan
Pada endometriosis, sel endometrium bahkan terjadi pada 40% pasien histerek-
yang semula berada dalam kavum uteri tomi. Beberapa studi juga mengatakan bah-
berpindah dan tumbuh di luar kavum uteri. wa wanita Jepang mempunyai prevalensi
Sel-sel dapat tumbuh dan berpindah ke yang lebih besar dibandingkan wanita
ovarium, tuba Falopii, belakang kavum Kaukasia. Selain itu juga 10% endometrio-
uteri, ligamentum uterus, bahkan dapat sis ini dapat muncul pada yang mempunyai
sampai ke usus dan vesika urinaria. Pada riwayat endometriosis di keluarganya.9
saat menstruasi berlangsung, sel-sel endo-
metrium yang berpindah ini akan menge-
ETIOLOGI
lupas dan menimbulkan perasaan nyeri di
sekitar panggul.3-7 Sampai saat ini etiologi endometriosis
Endometriosis akan menyebabkan per- yang pasti belum jelas. Beberapa ahli men-
ubahan pada lingkungan fisiologik dalam coba menerangkan kejadian endometriosis
pelvis. Adanya jaringan endometrium di dengan berbagai teori, yakni teori im-
dalam pelvis akan mempengaruhi respon plantasi dan regurgitasi, metaplasia, hor-
sel-sel imun di daerah sekitar alat genitalia. monal, serta imunologik.1,8
Perubahan respon imunologik dapat mem- Teori implantasi dan regurgitasi me-
pengaruhi nidasi intrauterin dan perkem- ngemukakan adanya darah haid yang dapat
bangan awal dari fetus. Tubuh akan me- mengalir dari kavum uteri melalui tuba
respon dengan terjadinya penolakan hasil Falopii, tetapi tidak dapat menerangkan
konsepsi tersebut. Sebagai hasil akhir, terjadinya endometriosis diluar pelvis.
nidasi sering tidak berhasil dan terjadi Teori metaplasia menjelaskan terjadinya
penghambatan pertumbuhan fetus intra- metaplasia pada sel-sel coelom yang ber-
uterin; juga bisa terjadi nidasi diluar ubah menjadi endometrium. Menurut teori
intrauterin sehingga terjadi kehamilan ini, perubahan tersebut terjadi akibat iritasi
ektopik.8 dan infeksi atau pengaruh hormonal pada
Endometriosis pelvis akan meningkat- epitel coelom. Dari aspek endokrin, hal ini
kan aktivitas makrofag baik dalam pelvis bisa diterima karena epitel germinativum
untuk memfagositosis debris dan jaringan ovarium, endometrium, dan peritoneum
endometriosis. Aktivitas makrofag juga ter- berasal dari epitel coelom yang sama.1,8,10
jadi intrauterin dan pada tuba yang me- Yang paling dapat diterima yakni teori
nyebabkan peningkatan aktivitas fagosito- hormonal, yang berawal dari kenyataan
sis sperma. Perdarahan yang timbul dari bahwa kehamilan dapat menyembuhkan
lesi endometriosis akan menyebabkan per- endometriosis. Rendahnya kadar FSH (fo-
tumbuhan jaringan di dalam pelvis, terjadi licle stimulating hormone), LH (luteinizing
perlengketan dengan jaringan sekitarnya hormone), dan estradiol (E2) dapat meng-
yang berakibat perubahan motilitas tuba, hilangkan endometriosis. Pemberian steroid
dispareunea dan infertilitas.1,8 seks juga dapat menekan sekresi FSH, LH,
Erna Suparman, Eddy Suparman; Penatalaksanaan Endometriosis 71

dan E2. Pendapat yang sudah lama dianut poliklonal.13,14 Danazol yang semula di-
ini mengemukakan bahwa pertumbuhan pakai untuk pengobatan endometriosis ka-
endometriosis sangat tergantung pada kadar rena diduga bekerja secara hormonal, juga
estrogen dalam tubuh, tetapi akhir-akhir ini telah dipakai untuk mengobati penyakit
mulai diperdebatkan. Menurut Kim et al, autoimun.Oleh karena itu selain oleh efek
kadar E2 ditemukan cukup tinggi pada hormonalnya, keberhasilan pengobatan
kasus-kasus endometriosis. Olive (1990) danazol diduga juga oleh efek imunologik.
menemukan kadar E2 serum pada setiap Danazol mengurangi tempat ikatan IgG
kelompok derajat endometriosis terdapat (reseptor Fc) pada monosit, sehingga mem-
dalam batas normal. Keadaan ini juga tidak pengaruhi aktivitas fagositik sel-sel ter-
bergantung pada beratnya derajat endo- sebut. Beberapa penelitian menemukan pe-
metriosis, dan makin menimbulkan kera- ningkatan IgM, IgG, serta Ig A dalam
guan mengenai penyebab sebenarnya dari serum pasien endometriosis.15
endometriosis.4,5,7 Bila dianggap perkem-
bangan endometriosis bergantung pada
GEJALA KLINIS
kadar estrogen dalam tubuh, seharusnya
terdapat hubungan bermakna antara berat- Endometriosis dapat ditemukan di
nya derajat endometriosis dengan kadar E2. berbagai tempat dan hal ini mempengaruhi
Di lain pihak, bila kadar E2 tinggi dalam gejala yang ditimbulkan. Tempat yang
tubuh maka senyawa ini akan diubah paling sering ditemukan di belakang kavum
menjadi androgen melalui proses aroma- uteri, pada jaringan antara rektum dan
tisasi, yang berakibat kadar testosteron (T) vagina, dan permukaan rektum. Kadang-
akan meningkat. Kenyataan pada penelitian kadang ditemukan juga di tuba Falopii,
tersebut, kadar T tidak berubah secara ovarium, otot-otot pengikat rahim, kandung
bermakna menurut beratnya penyakit, bah- kencing, dan dinding samping panggul.1-7
kan dalam cairan peritoneal terlihat kadar- Setiap bulan jaringan endometriosis di
nya cenderung menurun seirama dengan luar kavum uteri mengalami penebalan dan
E2. Berdasarkan hal tersebut maka dapat perdarahan mengikuti siklus menstruasi.
dikatakan bahwa memberatnya endometrio- Perdarahan ini tidak mempunyai saluran
sis tidak murni tergantung estrogen saja.7 keluar seperti darah menstruasi yang
Teori endometriosis dapat dikaitkan normal, tetapi terkumpul dalam rongga
dengan aktivitas sistem imun. Teori imuno- panggul dan menimbulkan nyeri. Jaringan
logik menerangkan bahwa secara embrio- endometriosis dalam ovarium menyebab-
logik, sel epitel yang membungkus perito- kan terbentuknya kista coklat. Akibat
neum parietal dan permukaan ovarium me- inlamasi kronis pada jaringan endometrio-
miliki asal yang sama; oleh karena itu sel- sis, terbentuk jaringan parut dan perleng-
sel endometriosis akan sejenis dengan ketan organ-organ reproduksi. Sel telur
mesotel. Telah diketahui bahwa CA-125 sendiri terjerat dalam jaringan parut yang
merupakan suatu antigen permukaan sel tebal sehingga tidak dapat dilepaskan.
yang semula diduga khas untuk ovarium. Sepertiga dari pasien endometriosis tidak
Endometriosis merupakan proses prolife- memperlihatkan gejala apapun selain infer-
rasi sel yang bersifat destruktif dan akan tilitas.16
meningkatkan kadar CA-125. Oleh karena Gejala endometriosis bervariasi dan
itu, antigen ini dipakai sebagai penanda tidak bisa diprediksi. Nyeri haid (dis-
kimiawi.11-13 menorea), nyeri pinggang kronis, nyeri pa-
Banyak peneliti yang berpendapat da saat berhubungan (dispareunea), dan in-
bahwa endometriosis merupakan penyakit fertilitas merupakan gejala yang umum
autoimun karena memiliki kriteria yang terjadi. Banyak pendapat yang dikemuka-
cenderung bersifat familiar, menimbulkan kan berbagai peneliti mengenai nyeri yang
gejala klinik yang melibatkan banyak timbul. Pada dasarnya, nyeri pada endo-
organ, dan menunjukkan aktivitas sel B metriosis muncul sebagai akibat materi
72 Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 2, Juli 2012, hlm. 69-78

peradangan yang dihasilkan oleh endo- konstipasi dan kolik, serta nyeri sebelum,
metriosis yang aktif. Sel endometrium yang pada saat, dan sesudah buang air kecil.20,21
berpindah tadi akan terkelupas dan ter-
lokalisasi di suatu tempat, selanjutnya me-
DIAGNOSIS
rangsang respon inflamasi dengan melepas-
kan materi sitokin sehingga muncul perasa- Jaringan endometriosis tetap memiliki
an nyeri. Selain itu, nyeri juga dapat ditim- aktivitas sama dengan endometrium se-
bulkan akibat sel endometrium yang ber- sungguhnya sehingga akan terus aktif
pindah tersebut menyebabkan jaringan selama masih terdapat hormon di dalam
parut di tempat perlekatannya dan menim- tubuh. Setelah menopause, keluhan endo-
bulkan perlengkatan organ seperti ovarium, metriosis akan menghilang, Gejala yang
ligamentum ovarium, tuba Fallopi, usus, sering dijumpai ialah nyeri haid (disme-
dan vesika urinaria. Perlengketan ini akan norea) yang terjadi 1-3 hari sebelum haid,
merusak organ-organ tersebut dan menim- dan dengan makin banyaknya darah haid
bulkan nyeri yang hebat di sekitar pang- yang keluar keluhan dismenorea akan
gul.16-19 mereda.6
Endometriosis ditemukan pada 25% Endometriosis pada ovarium akan me-
wanita infertil, dan diperkirakan 50%-60% nyebabkan terjadinya kista endometriosis.
dari kasus endometriosis akan infertil. Bila ukuran kista endometriosis tersebut
Endometriosis yang invasif akan mengaki- sudah >5 cm, sering menimbulkan gejala
batkan kemandulan akibat berkurangnya penekanan. Gejala-gejala lain yang meng-
fungsi kavum uteri dan adanya perlengket- arah pada endometriosis ialah infertilitas,
an pada tuba dan ovarium. Terdapat be- nyeri pelvis, nyeri senggama, nyeri perut
berapa teori yang mengemukakan bahwa merata, nyeri suprapubik, disuria, he-
endometriosis menghasilkan prostaglandin maturia, benjolan pada perut bawah, serta
dan materi proinflamasi lainnya, yang da- gangguan miksi dan defekasi.20,21
pat mengganggu fungsi organ reproduksi Pada pemeriksaan dalam kadang di-
dengan menimbulkan kontraksi atau spas- dapatkan benjolan-bejolan di kavum
me. Juga dikemukakan bahwa pada endo- Douglasi, dan daerah ligamentum sakro-
metriosis fungsi tuba Fallopi menjadi uterina yang sangat nyeri pada penekanan.
terganggu dalam hal pengambilan sel telur Uterus biasanya sulit digerakkan. Jika ter-
dari ovarium, bahkan dapat merusak epitel dapat kista, di parametrium dapat teraba
dinding kavum uteri dan menyebabkan adanya massa kistik yang terasa nyeri bila
kegagalan implantasi hasil pembuahan. disentuh. Bila terdapat kecurigaan endo-
Sebagai akibat, pasien dengan endometrio- metriosis pelvis, dapat dilakukan lapa-
sis memiliki riwayat abortus tiga kali lebih roskopi atau juga dengan USG (Gambar 1)
sering dari pada wanita normal.20,21 untuk menemukan massa kistik di daerah
Gejala yang sering ditemukan ialah parametrium yang pada lapang pandang
nyeri, pendarahan, serta keluhan pada saat laparoskopi tampak pulau-pulau endo-
buang air besar dan kecil. Hebatnya nyeri metriosis berwarna kebiruan dan biasanya
tergantung pada lokasi endometriosis, dapat berkapsul. Pemeriksaan USG dapat dila-
berupa nyeri pada saat menstruasi, serta kukan dengan mengikuti jalur algoritma
nyeri selama dan sesudah hubungan intim. (Gambar 1).22-25
Pendarahan bisa banyak dan lama pada saat Pemeriksaan laparoskopi sangat diper-
menstruasi, berupa spotting sebelum mens- lukan untuk diagnosis pasti endometriosis
truasi, menstruasi yang tidak teratur, dan agar dapat menyingkirkan diagnosis ban-
darah menstruasi berwarna gelap yang ding antara radang pelvis dan keganasan di
keluar sebelum menstruasi atau di akhir daerah pelvis. USG transvaginal yang telah
menstruasi. Keluhan buang air besar dan dikenal akurasinya, hanya sedikit mem-
kecil bisa berupa nyeri pada saat buang air bantu dalam menemukan massa kistik di
besar, adanya darah pada feses, diare, daerah parametrium dengan gambaran
Erna Suparman, Eddy Suparman; Penatalaksanaan Endometriosis 73

Gambar 1. Algoritma pemeriksaan klinis endometriosis dengan sonografi pelvis.22

sonolusen (hipoekhoik) dengan ekho dasar mekanisme penyembuhan dan resorpsi


kuat tanpa gambaran yang spesifik untuk penyakit.27,28
endometriosis (Gambar 1).22 Androgen dapat membebani fungsi
hati; oleh karena itu danazol tidak
dianjurkan pada pasien endometriosis
PENGOBATAN
dengan penyakit hati, ginjal, dan jantung.
Berdasar prinsip umpan balik negatif, Selain itu, hormon ini juga termasuk
pengobatan endometriosis awalnya masih hormon pria sehingga efeknya tidak terlalu
menggunakan estrogen. Dewasa ini, estro- nyaman bagi wanita. Danazol juga kadang-
gen tidak terlalu disukai lagi dan mulai kadang menyebabkan perdarahan bercak
ditinggalkan. Efek samping yang ditimbul- (spotting) yang tidak menyenangkan.
kan kadang-kadang dapat berakibat lanjut Dewasa ini dipakai preparat medroksi pro-
kematian. Salah satu efek samping yang gesteron asetat (MPA) dan didrogesteron.
sangat dikhawatirkan ialah terjadinya hi- Kedua senyawa ini merupakan progesteron
perplasia endometrium yang dapat berkem- alamiah dengan efek samping yang tidak
bang menjadi kanker endometrium.26 separah danazol. Bentuk yang tersedia
Dari berbagai jenis hormon yang telah berupa paket komposit, jadi satu tablet
dipakai untuk pengobatan endometriosis dapat terdiri dari beberapa jenis obat.15,29
dalam dua dasawarsa terakhir ini, ternyata Mengingat endometriosis dapat me-
danazol termasuk golongan hormon sintetik nyebabkan infertilitas, pengobatan endo-
pria turunan androgen dengan substitusi metriosis pada pasien dengan infertilitas
gugus alkil pada atom C-17 ol. Efek anti- harus mendapatkan perhatian. Pilihan peng-
gonadotropin Danazol ini terjadi dengan obatan endometriosis pada kasus infertilitas
cara menekan FSH dan LH, sehingga belum seragam dan bergantung pada be-
teriadi penghambatan steroidogenesis berapa faktor, yaitu usia, luasnya endo-
ovarium. Pemberian danazol meng- metriosis, luas dan lokasi perlekatan pelvik,
akibatkan jaringan endometriosis menjadi dan faktor-faktor infertilitas secara ber-
atrofi dan diikuti dengan aktivasi samaan. Kepastian diagnosis endometriosis
74 Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 2, Juli 2012, hlm. 69-78

harus dibuat pada saat laparoskopi atau medikamentosa; oleh karena itu kombinasi
laparotomi; oleh karena itu rencana peng- obat-obatan dengan pembedahan harus ber-
obatan juga harus dirancang dan dimulai di iringan.32
meja operasi. Dengan adanya perkembang- Skema pengobatan endometriosis di-
an pesat berbagai tehnik pengobatan, ter- susun berdasarkan gejala yang paling
masuk elektrokauter, laser, dan laparoskopi utama dikeluhkan oleh pasien. Nyeri dan
operatif, maka semua susunan endometrio- infertilitas merupakan gejala yang paling
sis yang tampak pada saat laparoskopi awal sering dikeluhkan oleh pasien endo-
kini telah mampu diablasi.22,27 metriosis.
Pada endometriosis derajat berat dan
luas, pembedahan atraumatik merupakan Keluhan nyeri
pilihan utama karena sudah diketahui bah-
wa endometrioma yang lebih besar dari 1 Nyeri merupakan keluhan yang paling
cm tidak menyusut selama pengobatan banyak dirasakan oleh penderita endo-
medikamentosa. Pengangkatan endometri- metriosis; walaupun demikian patofisiologi
oma saat operasi dilakukan karena faktor- nyeri belum jelas dipahami. Heterogenitas
faktor mekanik antara lain perlekatan yang dari proses penyakit ini menyebabkan
mengganggu mekanisme penangkapan kesulitan memastikan etiologi nyeri yang
ovum hanya dapat ditanggulangi dengan sebenarnya. Terdapat teori yang menge-
pembedahan; oleh karena itu, sekuele endo- mukakan bahwa jenis lesi yang berbeda
metriosis merupakan indikasi primer untuk akan menyebabkan timbulnya rasa nyeri
pembedahan.30 dengan cara yang berbeda.16-19
Pada endometriosis derajat minimal, Lesi awal endometriosis mengandung
pengamatan dan sikap menunggu sering kadar prostaglandin yang lebih tinggi
menghasilkan kehamilan. Pada derajat dibandingkan dengan lesi yang lebih tua.
ringan, pengobatan medikamentosa meru- Prostaglandin ini akan mengaktifkan jalur
pakan pilihan. Bila endometriosis ringan saraf aferen. Lesi yang terletak lebih dalam
terjadi bersamaan dengan faktor-faktor pada peritoneum juga meningkatkan rasa
infertilitas lainnya, hasil yang baik akan nyeri. Perlekatan dan fibrosis juga me-
diperoleh dengan memperbaiki faktor- nyebabkan rasa nyeri yang berhubungan
faktor infertilitas tersebut. Pada endo- dengan pasokan darah pada pleksus saraf
metriosis ringan, bila disertai anovulasi, atau menyebabkan terjadinya peregangan
luteinized unruptured follicle (LUF), defek serabut saraf pada jaringan dan meng-
fase luteal, serta hiperprolaktinemia hen- akibatkan nyeri. Iritasi langsung pada
daknya hal-hal tersebut diperbaiki terlebih jaringan saraf sekitarnya akibat infiltrasi
dahulu. Bila pendekatan demikian tidak lesi juga menyebabkan nyeri. Penelitian
menghasilkan kehamilan dalam waktu terhadap pemberian agonis GnRH, danazol,
dekat, maka endometriosisnya harus diobati dan kontrasepsi oral ternyata cukup me-
terlebih dahulu.30-32 muaskan untuk mengurangi keluhan nyeri.
Dengan mikroskop elektron akan ter- Terapi hormonal di atas terutama dengan
lihat bahwa lesi endometriosis yang agonis GnRH harus diikuti dengan
sederhana biasanya terpencar pada permu- pemberian add back therapy untuk
kaan peritoneum sebagai polip-polip kecil mengurangi komplikasi yang ditimbulkan
atau bongkah-bongkah berdiameter <1 mm. akibat pemberian agonis GnRH yang lama.
Lesi endometriosis ini tidak dapat dilihat Beberapa penelitian mengemukakan bahwa
dengan mata telanjang atau dengan add back therapy tidak akan memperberat
laparoskopi saja. Lesi ini juga tidak dapat keluhan nyeri.16-19
dirusak dengan pembedahan atau Tindakan bedah dapat dilakukan jika
koagulasi. Meskipun belum terlihat adanya pemberian terapi medikamentosa untuk
destruksi sempurna, lesi-lesi demikian mengatasi keluhan nyeri tidak memberikan
dapat menyusut selama pengobatan hasil yang berarti. Tindakan bedah yang
Erna Suparman, Eddy Suparman; Penatalaksanaan Endometriosis 75

dilakukan mencakup ablasi lesi endo- gangguan ovulasi, perlengketan jaringan,


metriosis, lisis dari pelekatan, dan neurek- penyumbatan tuba Falopii, kehamilan
tomi nervus uterosakral.17 ektopik, dan penyebab lain yang tidak di-
ketahui. Keberhasilan kehamilan setelah
Infertilitas pengobatan dengan pembedahan dan terapi
hormon berkisar 40-70%, tergantung pada
Endometriosis sedang dan berat, beratnya endometriosis.37 Untuk meng-
khususnya bila telah terdapat pelekatan upayakan kehamilan setelah pengobatan
pada ovarium dan tuba Falopii, akan endometriosis dapat dilakukan dengan
menurunkan angka kejadian fertilisasi. Hal menunggu, induksi ovulasi, inseminasi
ini terjadi karena adanya obstrusi mekanik intra uterin, atau in vitro fertilization.
dari ovarium dan tuba Falopii yang
menyebabkan gagalnya transpor gamet ke
pars ampularis tuba Falopii. Walaupun Cairan peritoneal
belum ada penelitian yang memperlihatkan Pada keadaan tanpa perlekatan atau
perbedaan kejadian fertilitas antara yang kelainan anatomi dan endometriosis yang
telah dilakukan tindakan dan tanpa ada hanya berupa lesi sangat kecil di
tindakan, banyak publikasi yang menunjuk- kavum Douglasi, kemungkinan terjadinya
kan angka kejadian fertilitas nol untuk yang kehamilan spontan sangat besar. Infertilitas
mengalami endometriosis berat. Ternyata akibat endometriosis murni disebabkan
tindakan pembedahan dapat meningkatkan faktor mekanis yang membuat ovum atau
kejadian kehamilan pada pasien endo- sperma rnengalami hambatan pasase.35
metriosis sedang dan berat.20,21 Pada endometriosis ringan yang tidak
Pada kasus endometriosis minimal dan melibatkan ovarium dan terbatas pada peri-
ringan ternyata tetap terdapat hubungan toneum pelvis, lebih diutamakan peng-
antara kejadian endometriosis dengan obatan hormonal selama enam bulan. Bila
gangguan reproduksi, walaupun hubungan terjadi fibrosis dan perlekatan yang meng-
ini belum terlalu jelas. Teori mengenai akibatkan fiksasi ovarium ke ligamentum
patofisiologi gangguan tersebut mencakup latum posterior, maka keadaan ini dapat
gangguan ovulasi, gangguan pematangan menyebabkan kerusakan arsitektur tuba
oosit, gangguan terhadap sperma di rahim, yang tidak dapat dikembalikan hanya
toksisitas embrio, abnormalitas sistem dengan pengobatan hormonal. Bila pasien
imun, dan gangguan penerimaan endo- tidak tahan terhadap pengobatan hormonal
metrium terhadap implantasi embrio.33-36 atau gejalanya kambuh kembali, tentu
Induksi ovulasi pada kasus endo- diperlukan pembedahan konservatif. Bila
metriosis ternyata memberikan hasil yang pasien belum hamil dalam selang waktu
cukup memuaskan. Penelitian randomized yang diperkirakan, pembedahan konservatif
trials memperlihatkan pemberian agonis diharapkan dapat memberikan harapan
GnRH dengan hormon FSH dan LH, yang lebih besar untuk terjadinya keha-
klomifen sitrat, serta inseminasi intrauterin, milan. Bila endometriosis tidak dapat
atau FSH dengan inseminasi intrauterin dikeluarkan secara baik, terapi medika-
memperlihatkan peningkatan angka keha- mentosa dapat diberikan penuh selama satu
milan dibandingkan pada yang tanpa terapi. tahun pascabedah.39
Tindakan assited reproductive technology Tennik pendekatan yang lebih baik
(ART) masih dapat dilakukan pada kasus dan rasional yaitu dengan memperhatikan
endometriosis berat.37,38 interaksi faktor lokal yaitu cairan peritoneal
dan faktor sistemik secara imunoendo-
Kehamilan setelah pengobatan endo- krinologik dan selular, berhubung telah
metriosis ditemukan bentuk baru endometriosis yang
Endometriosis mengakibatkan intertili- tak terdeteksi dengan laparoskopi. Bentuk
tas melalui berbagai mekanisme, yaitu ini dikenal sebagai endometriosis biokimia-
76 Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 2, Juli 2012, hlm. 69-78

wi. Perlu dipikirkan pengobatan terhadap 4. Germaine BL, Hediger M, Peterson


cairan peritoneum karena lesi peritoneum M, Croughan M, Sundaram R,
dari endometriosis berhubungan langsung Stanford J, et al. Incidence of
secara bebas dengan rongga peritoneum endometriosis by study population
dan menyekresikan produknya secara and diagnostic method: The ENDO
langsung pula ke dalam cairan peri- study [homepage on the Internet].
toneum.40 Nodate [Cited 2012 Aug 9].
Available from: http://www.ncbi.
nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3143
SIMPULAN 230/.2012
Sampai sekarang ini patofisiologi 5. Kim AH, Adamson GD. Endometriosis.
endometriosis belum jelas dipahami. Ke- In: Edlich RF, editor. Advances in
luhan yang sering muncul yaitu nyeri saat Medicine. Arlington: ABI Professi-
haid dan inferfilitas, sulit untuk diobati onal Publications, 2000; p. 611-22.
karena tidak banyak opsi pengobatan yang 6. American Society for Reproductive
dapat ditawarkan kepada pasien. Medicine. Revised American So-
Untuk keluhan utama nyeri, terapi lini ciety for Reproductive Medicine
pertama yang diberikan ialah NSAID atau classification of endometriosis 1996.
kontrasepsi oral. Bila terapi konservatif ini Fertil Steril. 1997;67:817-21.
gagal, dua terapi alternatif dapat dicoba 7. Witz CA, Schenken RS. Pathogenesis
yaitu terapi empirik agonis GnRH di- of endometriosis. In: Speroff L,
kombinasi dengan estrogen dan progestin Adamson GD, editors. Seminars in
add-back therapy, atau laparoskopi opera- reproductive endocrinology. New
tif. Tindakan laparoskopi harus mencakup York: Thieme; 1997;15(3):199-208.
lisis dari perlekatan dan eksisi endometrio- 8. Reid GD. Endometriosis and infertility.
sis dengan atau neurektomi presakral, e-Report. 2005;1:1-5.
tergantung pada lokasi dari nyeri dan 9. Cramer DW, Missmer SA. The
pengalaman dari ahli bedah saraf. epidemiology of endometriosis. Ann
Induksi ovulasi pada kasus endo- NY Acad Sci. 2002;955:11-22.
metriosis memberikan hasil yang cukup 10. Taylor R. Endometriosis. In: Berger
memuaskan. Pemberian GnRH agonis de- GS, Nezhat FR, Buttram VC,
ngan hormon FSH dan LH, klomifen sitrat, Nezhat CH, editors. Advanced
serta inseminasi intrauterin, atau FSH de- Management and Surgical Tech-
ngan inseminasi intrauterin memperlihat- niques. New York: Springer-Verlag,
kan peningkatan kejadian kehamilan diban- 1995; p. 19-25.
dingkan dengan kasus yang tanpa terapi. 11. Lebovic DI, Mueller MD, Taylor RN.
Immunobiology of endometriosis.
Fertil Steril. 2001;75:1-10.
DAFTAR PUSTAKA
12. Pittaway DE, Fayez JA. The use of
1. Speroff L, Fritz M. Clinical Gyneco- CA-125. In: The diagnosis and ma-
logic Endocrinology and Infertility. nagement Of endometriosis [home-
Philadelphia: Lippincott Williams & page on the Internet]. Nodate [Cited
Wilkins, 2005. 2012 Sept 12]. Available from:
2. Bulun SE. Endometriosis. N Engl JMed http://www.ejwm.org/search.php?w
2009;360:268-79. here=aview&id=10.5468/jwm.2010.
3. Kennedy S. The patient's essential guide 3.3.108&code=0637JWM&vmode=
to endometriosis [homepage on the AR
Internet]. Nodate [Cited 2012 Aug 13. Evers JLH. The defense against endo-
9]. Available from: http://www.endo metriosis. Fertil Steril. 1996;66:351.
metriosiszone.org/display.asp?page 14. Gebel HM, Braun DP, Tambtjr A,
=Endometriosis_essential_guide Frame D. Rana N, Dmowski WT.
Erna Suparman, Eddy Suparman; Penatalaksanaan Endometriosis 77

Spontaneous apoptosis of tissue is ases. Philadelphia: Lippincott-Raven


impaired in women with endometri- Publishers; 1996:147-87.
osis. Fertil Steril. 1998;69:1042-4. 23. Marcoux S, Maheux R, Berube S.
15. Selak V, Farquhar C, Prentice A, Laparoscopic surgery in infertile
Simla A. Danazol for pelvic pain women with minimal or mild
associated with endometriosis endometriosis. N Engl J Med. 1997;
[homepage on the Internet]. Nodate 337(4):217-22.
[Cited 2012 Aug 13]. Available 24. Adamson GD, Hurd SJ, Pasta DJ,
from: https://science.nichd.nih.gov/ Rodriguez BD. Laparoscopic endo-
confluence/download/attachments/3 metriosis treatment: is it better?
2932397/ASRM+Treatment_of_pel Fertil Steril. 1993;59:35-44.
vic_pain.pdf.2012 25. Osuga Y. Koga K, Tsutsumi O, Yano
16. Olive DL, Black-well RE, T, Maruyarna M, Kugu K, et al.
Copperman AB. Endometriosis and Role of laparoscopy in the treatment
pelvic pain. In: Blackwell RE, Olive of endometriosis-associated infertili-
DL, editors. Chronic Pelvic Pain: ty. Gynecol Obstet Invest. 2002;
Evaluation and Management. New 53:333-9.
York: Springer, 1997; p. 61-83. 26. Schenken R. Pathogenesis, clinical
17. Palter SF. Office-based surgery and its features, and diagnosis of endo-
role in the management of pelvic metriosis [homepage on the Inter-
pain. In: Black-well RE, Olive DL, net]. Nodate [Cited 2012 Sept 13].
editors. Chronic Pelvic Pain: Evalu- http://www.uptodate.com/contents/p
ation and Management. New York: athogenesis-clinical-features-and-
Springer-Verlag, 1998; p. 167-82. diagnosis-of-endometriosis.
18. American Congress of Obstetricians 27. David L, Elizabeth A. Treatment of
and Gynecologists. Pain Manage- Endometriosis [homepage on the
ment of Endometriosis [homepage Internet]. Nodate [Cited 2012 Sept
on the Internet]. Nodate [Cited 2012 14]. Avaliable from: http://www.
Sept 13]. Available from: http:// nejm.org/doi/full/10.1056/NEJM200
www.acog.org/About_ACOG/News 107263450407.
_Room/News_Releases/2010/Pain_ 28. Olive DL, Pritts EA. The treatment of
Management_of_Endometriosis. endometriosis: a review of the
19. Alford C, Taylor R, DeCherney A. evidence. Ann NY Acad Sci. 2002;
Endometriosis [homepage on the 995:360-372.
Internet]. Nodate [Cited 2012 Sept 29. Prentice A, Deary AJ, Bland E.
13]. Available from: http://www. Progestagens and anti-progestagens
endotext.org/female/female9/female for pain associated with
frame9.htm. endometriosis [homepage on the
20. Buyalos RP, Agarxval SK. Endo- Internet]. Nodate [Cited 2012 Sept
metriosis-associated infertility. Curr 14]. Available from: http://www.
Opin Obstet Gynecol 2000:12:377- ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10796864
81. 30. Wood C, Maher P, Hill D. Diagnosis
21. Panidis DK, Matalliotakis IM. and surgical management of endo-
Subfertility associated with minimal metriomas. Aust NZ J Obstet
to mild endometriosis main mecha- Gynaecol. 1992;32:161-3.
nisms. J Reprod Med. 1998: 31. Parazzini F. Ablation of lesions or no
43:1034-42. treatment in minimal-mild endo-
22. Adamson GD. Laparoscopic treatment metriosis in infertile women: a
of endometriosis. In: Adamson GD, randomized trial. Gruppo Italiano
Martin DC, editors. Endoscopic per lo studio dell'endometriosi. Hum
Management of Gynecologic Dise- Reprod. 1999:14:1332-34.
78 Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 2, Juli 2012, hlm. 69-78

32. Falcone T, Goldberg JM, Miller KF. 36. Dokras A, Olive DL. Endometriosis
Endometrosis: medical and surgical and assisted reproductive techno-
interventions. Curt Opin Obstet logies. Clin Obstet Gynecol. 1999;
Gynecol. 1996;8:178-83. 42:687-98.
33. Proctor NIL, Latthe PM, Farquhar 37. Olive DL, Kee KL. Analysis of
CM, Khan KS, Johnson NP. sequential treatment protocols for
Surgical interruption of pelvic nerve endometriosis associated infertility.
pathways for primary and secondary Am J Obstet Gynecol. 1986;
dysmenorrhoea [homepage on the 154:613-9.
Internet]. Nodate [Cited 2012 Sept 38. Adamson GD, Pasta DJ. Surgical
14]. Available from: http://www. treatment of endometriosis-asso-
ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16235288 ciated infertility: meta-analysis com-
34. Dmowski VNT, Rana N, pared with survival analysis. Am J
Michalowska J, Friberg J, Obstet Gynecol. 1994;171(6):1488.
Paplernjak C, el-Roeiy A. The 39. Vercammen EE, D'Hooghe TM.
effect of endometriosis, its stage and Endometriosis and recurrent preg-
activity, and of autoantibodies on in nancy loss. Semin Reprod ed 2000;
vitro fertilization and embryo 18:363-8.
transfer success rates. Fertil Steril. 40. Surrey ES. Add-back therapy and
1995;63:555-62. gonadotropin-releasing hormone
35. Pellicer A, Navarro J, Bosch E, agonists in the treatment of patients
Garrido N, Garcia-Velasco, with endometriosis; can a consensus
Remohi J, et al. Endometrial qua- be reached? [homepage on the
lity in infertile women with endo- Internet]. Nodate [Cited 2012 Sept
metriosis. Ann NY Acad Sci. 2001; 15]. Available from: http://www.
943:122-30. ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10065775
Volume 2. No.3 (November,2020) Maternal Child Health Care Journal

PERBANDINGAN MASSAGE COUNTERPRESSURE DAN MASSAGE COUNTER


PRESSURE MENGGUNAKAN MINYAK ESENSIAL LAVENDER TERHADAP
TINGKAT NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF

Nina Fitri1) Dwi Nadia Emilda2)


1
Fakultas Kesehatan, Universitas Fort De Kock, Bukittinggi, Sumatera Barat Indonesia
Email: ninafitri54@gmail.com
2
Fakultas Kesehatan, Universitas Fort De Kock, Bukittinggi, Sumatera Barat Indonesia
Email : dwinadia@gmail.com

ABSTRACT
Counterpressure massage and counterpressure massage with lavender essential oil are
effective to increase relaxation and comfort for the mother. This study aimed to determine The
Comparison of Counterpressure Massage and Counterpressure Massage with Lavender Essential Oil
toward First Active Labor Pain Levels in BPS Bunda Bukittinggi 2020. The type of this research was
Quasi Experiment with Non-Equivalent Control Group by giving different treatment to the
experimental group with the control group. It was conducted on July . The populations of this
research are 53 people. Then, 20 people were chosen as the samples by using purposive technique
sampling. The data were analyzed by using Independent T-test.The results of this research showed
that the average rate of labor pain by giving counterpressure massage was 5. In short, it can be
concluded that counterpressure massage with levender essential oil is more effective than
counterpressure massage to reduce labor pain. Then, it is expected to BPM Bunda to develop non-
pharmacological techniques to reduce labor pain levels such as counterpressure massage with
levender essential oil for maternal care. It is expected to conduct further research on the comparison
of conterpressure massage using other essential oils whose properties are able to block pain.
Keywords : Counterpressure Massage, Lavender Essential Oil, Labor
Reference : 37 (2005-2018)
ABSTRAK

Massage counterpressure dan massage counterpressure menggunakan minyak esensial


lavender yang dapat membantu meningkatkan relaksasi dan kenyamanan pada ibu bersalin.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan massage counterpressure dan massage
counterpressure menggunakan minyak esensial levender terhadap tingkat nyeri persalinan kala I fase
aktif di BPS Bunda kota Bukittinggi. Jenis penelitian ini adalah Quasi Eksperimen dengan desain
Non-Equivalent Control Group yaitu memberikan perlakuan yang berbeda kepada kelompok
ekaperimen sama kelompok kontrol. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli, populasi pada
penelitian ini berjumlah 53 orang dengan jumlah sampel 20 orang teknik pengambilan sampel
menggunakan Purposive Sampling. Uji statistic menggunakan uji T-test Independent. Hasil penelitian
menunjukan bahwa rata-rata tingkat nyeri persalinan yang diberikan intervensi massage
counterpressure adalah 5 (nyeri sedang), rata-rata tingkat nyeri persalinan yang diberikan intervensi
massage counterpressure menggunakan minyak esensial lavender adalah 3,4 (nyeri ringan). Dapat
disimpulkan bahwa massage counterpressure menggunakan minyak esensial levender lebih efektif
dibandingkan massage counterpressure untuk mengurangi tingkat nyeri persalinan. Hendaknya di
BPS Bunda dapat mengembangkan teknik non farmakologi terhadap penurunan tingkat nyeri
persalinan seperti massage counterpressure menggunakan minyak esensial levender untuk penerapan
asuhan sayang ibu. Keywords : Counterpressure Massage, Lavender Essential Oil, Labor
Reference :37 (2005-2018)
Volume 2. No.3 (November,2020) Maternal Child Health Care Journal

PENDAHULUAN pada waktu melahirkan, namun


Angka Kematian Ibu (AKI) intensitas rasa nyeri itu berbeda pada
merupakan salah satu indikator yang setiap ibu. Hal ini sering dipengaruhi
peka dalam menggambarkan oleh psikologis ibu (rasa takut dan
kesejahteraan masyarakat di suatu berusaha melawan persalinan) serta ada
negara. Semakin tinggi AKI tidaknya dukungan dari keluarga selama
menunjukan bahwa kualitas pelayanan persalinan. Kecemasan dapat
kesehatan ibu masih perlu mempengaruhi proses persalinan. Oleh
mendapatkan perhatian yang khusus. karena itu tenaga kesehatan harus bisa
Secara global AKI masih tinggi. memberikan penanganan secara efektif
Menurut World Health Organization untuk mengurangi nyeri persalinan dan
(WHO, 2015) AKI di dunia sebanyak mencegah terjadinya komplikasi pada
303.000 jiwa, dimana mayoritas dari persalinan (Kemenkes RI, 2014 ).
jumlah tersebut terjadi di negara Pada saat proses bersalin ibu
berkembang. Berdasarkan laporan akan merasakan nyeri, yang disebabkan
tersebut Indonesia berada di peringkat oleh dilatasi serviks, segmen bawah
keenam tertinggi untuk AKI di rahim, adanya tahanan yang berlawanan,
kawasan SEAR (South East Asian tarikan serta perlukaan pada jaringan
Region) dan peringkat keempat di otot. Rasa sakit inilah yang umum
kawasan ASEAN (Association Of dikenal dengan istilah nyeri persalinan.
South East Asia Nations) Perlu di ketahui rasa nyeri atau sakit
Survei Demografi dan pada saat proses persalinan merupakan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun sebuah sinyal untuk memberitahu
2012, menyatakan AKI di Indonesia kepada ibu bahwa dirinya (janin) telah
sebesar 359 per 100.000 kelahiran memasuki fase akhir dari kehamilan,
hidup (KH). Namun jika di lihat dari yakni persalinan (Putra, 2016).
AKI pada tahun 2015, yaitu sebesar Persalinan merupakan proses pergerakan
305 per 100.000 KH, AKI menurun keluarnya janin, plasenta dan memberan
meskipun tidak terlalu signifikan dari dalam rahim melalui jalan lahir.
(Kemenkes RI, 2016). Proses ini berawal dari pembukaan dan
AKI di Provinsi Sumatra Barat dilatasi serviks sebagai akibat kontraksi
pada tahun 2015 sebesar 111 per uterus dengan frekuensi, durasi dan
100.000 KH, sedangkan pada tahun kekuatan yang teratur. Pada proses ini ibu
2017 AKI berjumlah 107 per 100.000 akan mengalami peregangan dan
KH, yang terdiri dari kematian ibu pelebaran pada mulut rahim. Proses ini
hamil sebanyak 30 orang, ibu bersalin lah yang menimbulkan nyeri persalinan,
25 orang dan ibu nifas sebanyak 52 nyeri tersebut dipicu oleh adanya aktifitas
orang (Dinas Kesehatan Provinsi besar di dalam tubuh untuk mengeluarkan
Sumatra Barat, 2017). bayi. Pada ibu bersalin primipara
Beberapa faktor penyebab AKI ketegangan dan ketidak tahuan
yang masih tinggi di Indonesia menyebabkan ketakutan, kegelisaan dan
diantaranya adalah perdarahan (30,3%), stress, semua yang membuat rasa sakitnya
hipertensi (27,1%), persalinan lama bertamba buruk, bahkan mungkin
(8%), infeksi (7,3%), dan lain-lain menimbulkan sakit yang sebenarnya
(40,8%). Dilihat dari data di atas AKI kemungkinan timbulnya sangat kecil.
masih tinggi disebabkan oleh berbagai Ketika ibu sangat takut menghadapi
faktor. Persalinan lama menduduki persalinan, secara otomatis otak mengatur
peringkat ke-3, penyebab dari persalinan dan mempersiapkan tubuh untuk merasa
lama yaitu nyeri persalinan. Sebagian sakit sehingga rasa sakit semakin parah
besar ibu bersalin mengalami rasa nyeri
Volume 2. No.3 (November,2020) Maternal Child Health Care Journal

dan akhirnya ibu semakin takut ( Rohani, saraf tulang belakang dan otak, sehingga
2014 ; Putra, 2016). tranmisi dari pesan nyeri dapat dihambat
Nyeri pada saat persalinan dapat (Rejeki dkk, 2013 ; Yanti, 2009).
diatasi dengan dua metode yaitu Selain itu pemijatan ini dapat
farmakologi dan nonfarmakologi. Metode dikombinasi menggunakan minyak
farmakologi merupakan metode seperti minyak jahe dan esensial
menggunakan obat yang dapat lavender selain sebagai pelumas. Jahe
mengurangi nyeri, sedangkan metode mengandung senyawa anti inflamasi dan
nonfarmakalogi atau tanpa obat juga minyak volatile yang memiliki efek
dapat membantu mengurangi rasa nyeri. analgesik dan pereda nyeri. Selain
Teknik ini juga dikenal sebagai terapi tanaman jahe, lavender juga sebagai obat
komplementer dan alternatif. Pijat tradisional. Sedangkan kandungan dari
aromaterapi merupakan metode alternatif minyak esensial levender ini yaitu
yang dilakukan oleh bidan atau keluarga linalool asetat dan linalyl asetat yang
yang bertujuan untuk memberian bersifat sebagai bakterisida, analgesik,
kenyamanan pada ibu. Penggunaan dan anti depresan, antipspamodic ketika
aromaterapi ini sangat berperan untuk aromaterapi dihirup oleh hidung zat-zat
menghasilkan relaksasi dan mengatasi yang terkandung didalamnya akan
nyeri pada saat persalinan (Putra, 2016). merangsang hipotalamus untuk
Pijat yang sering digunakan untuk mengeluarkan hormon endorphin karena
mengurangi nyeri persalinan yaitu back- membuat rilex dan menenangkan
effluerage dan counturpressure. Pijat sehingga mampu mengendorkan dan
back-efluerage merupakan berupa melemaskan sistem kerja urat-urat syaraf
usapan lembut, lambat dan panjang atau dan otot-otot yang tegang. Menggunakan
tidak putus-putus. Pemijatan ini minyak lavender mengalami penurunan
menggunkan telapak jari tangan. nyeri persalinan yang lebih baik dari
Sedangkan pijat couterpressure pada kelompok intervensi yang
melakukan penekanan yang cukup kuat menggunakan minyak jahe Hal ini
pada titik tertentu dipunggung bawah disebabkan aromaterapi lavender dapat
selama kontraksi. Teknik Counter- mempengaruhi aktivitas fungsi kerja
Pressure melakukan pemblokiran impuls otak melalui sistem saraf dan dapat
nyeri yang akan ditramisikan ke otak meningkatkan produksi masa
lebih cepat dibandingkan dengan cara Penelitian lain terkait dengan
kerja teknik Back-Effleurage yang harus fenomena nyeri persalinan dengan
melalui tahap-tahap dalam melakukan metode non farmokoligi salah satunya
pemblokiran impuls nyeri saat kontraksi penelitian yang dilakukan di Ruang
terjadi. Hal ini sangat membantu dalam Bersalin RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe
mengurangi nyeri yang dirasakan, karena Kota Gorontalo yang berjudul “Pengaruh
penekanan pada panggul dapat pemberian aromaterapi lavender
mengurangi regangan yang terjadi pada terhadap pengendalian nyeri persalinan
sakro iliaka sehingga mengurangi kala I pada ibu bersalin” didapatkan
tegangan yang terjadi akibat penekanan hasil bahwa ada pengaruh pemberian
internal dari kepala janin. Dengan aromaterapi lavender terhadap
pemberian masase dengan teknik pengendalian nyeri persalinan kala I
Counter-Pressure dapat menutup pada ibu bersalin dengan p value 0,001.
gerbang pesan nyeri yang akan Terjadinya penurunan skala nyeri setelah
dihantarkan menuju medulla spinalis dan diberikan aromaterapi lavende karena
otak, selain itu tekanan kuat pada teknik wangi yang dihasilkan lavender akan
ini dapat mengaktifkan senyawa menstimulasi talamus untuk
endhorpine yang berada di sinaps sel-sel mengeluarkan enkefalin, yang berfungsi
Volume 2. No.3 (November,2020) Maternal Child Health Care Journal

untuk menghilangkan rasa sakit yang hanya menganjurkan pendamping


alami (Susilarini dkk, 2017). persalinan untuk melakukan pemijatan.
Penelitian serupa yang dilakukan Dan ibu juga mengatakan tidak tahan
di Bidan Praktek Mandiri di Kota Pekan merasakan nyari persalinan didaera
Baru yang berjudul “Efektifitas perut, punggung, dan menjalar ke
aromaterapi untuk menurunkan nyeri pinggang bagian belakang
persalinan” diperoleh nilai p 0,0014 Berdasarkan fenomena yang
(p<0,05). Hasil uji statistik menunjukan ditemukan diatas, peneliti tertarik
sebelum pemberian aromaterapi nilai melakuan sebuah penelitian yang
mean adalah 5,19 dan mengalami berjudul “Perbandingan Massage
penurunan setelah pemberian Counterpressure Dan Massage
aromaterapi yaitu 4,44. Sehingga dapat Counterpressure M enggunakan Minyak
disimpulka bahwa aromaterapi efekti Esensial Lavender Terhadap Tingkat
terhadap penurunan nyeri persalinan Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Di
pada kala I dengan perbedaan mean BPS Bunda Kota Bukittinggi Tahun
sebesar 0,75 (Rohmita, H, Wiji, RN, 2020”.
Rahmi, R. 2018). Dari hasil penelitian
diatas dapat disimpulkan bahwa massage METODE PENELITIAN
counterpresur dapan mengurangi Jenis penelitian ini adalah Quasi
intensitas nyeri kala I persalinan. Eksperimen dengan desain Non-
Sedangkan aromaterapy lavender juga Equivalent Control Group yaitu
dapat menghilangkan rasa sakit secara memberikan perlakuan yang berbeda
alami. Karena wangi yang dihasilkan kepada kelompok ekaperimen sama
lavender akan menstimulasi talamus kelompok kontrol. Perbedaan yang ingin
untuk mengeluarkan enkefalin, yang diperoleh adalah intensitas nyeri pada
berfungsi untuk menghilangkan rasa kala I persalinan yang diberikan
sakit. Enkefalin merupakan perlakuan massage counterpressure dan
neoromodulator yang dapat menghambat minyak esensial lavender di BPS Bunda
nyeri. Maka dari itu peneliti tertarik Kota Bukittinggi tahun 2020.
untuk mengkombinasi massage Lokasi penelitian ini dilakukan di
counterpresure dengan miyak esensial BPS Bunda Kota Bukittinggi Penelitian
lavender. ini dimulai dari bulan januari tahun
Bidan Praktek Swasta Bunda 2020.
melayani pemeriksaan kehamilan dan Populasi dalam penelitian ini adalah
persalinan, Berdasarkan survei data awal semua Ibu Bersalin di BPS Bunda Kota
didapatkan jumlah ibu bersalin dari Bukittinggi yang bersalin pada bulan
bulan November-Desember 2018 yaitu Januari sampai Febuari yaitu sebanyak
sebanyak 64 orang. Wawancara 53 orang. Sampel adalah sebagian atau
dilakukan pada 5 orang ibu post partu wakil populasi yang akan diteliti pada
diruang tunggu, menyatakan bahwa penelitian eksperimen jumlah sampel 20
mereka belum pernah mendengar orang (Nursalam, 2013). Teknik
tentang metode massage menggunakan pengambilan sampel menggunakan
minyak esensial untuk mengurangi Purposive Sampling. Dengan mengambil
intensitas nyeri persalinan. Dari kasus atau sampel yang memenuhi
pengalaman 5 orang ibu bersalin kriteria. Sampel penelitian ini adalah
tersebut, 3 orang mengatakan bahwa semua ibu bersalin di BPS Bunda Kota
selama kontraksi ibu memperoleh Bukittinggi yang tafsiran persalinannya
tindakan pijat di daerah punggung yang bulan Januari Tahun 2020.Teknik
dilakukan oleh asisten bidan dan Pengambilan data dengan data primer
pendamping persalinan dan 2 orang ibu
Volume 2. No.3 (November,2020) Maternal Child Health Care Journal

dan sekunder. Dengan analisa data Rata-rata tingkat nyeri persalinan kalai I
univariat dan bivariate. fase aktif pada ibu bersalin primipara
seblum diberikan interpensi massage
HASIL DAN PEMBAHASAN counterpressure menggunakan minyak
Analisa Univariat esensial lavender.
Rata-rata tingkat nyeri persalinan kala I
fase aktif pada ibu bersalin primipara
sebelum diberikan interpensi massage
counterpressure.

persalinan sebelum diberikan


intervensi adalah 6,6 yaitu nyeri berat
Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa
sedangkan nilai nyeri Min 5 yaitu nyeri
rata-rata tingkat nyeri persalinan sebelum
sedang dan Max 8 yaitu nyeri berat.
diberikan intervensi adalah 5,8 yaitu nyeri
sedang sedangkan nilai nyeri Min 4 yaitu Rata-Rata Tingkat Nyeri Persalinan Kala
nyeri sedang dan max 7 yaitu nyeri I Fase Aktif Pada Ibu Bersalin Primipara
sedang. Sesudah Diberikan Interpensi Massage
Rata-rata tingkat nyeri persalinan kala Counterpressure menggunakan minyak
I fase aktif pada ibu bersalin primipara esensial lavender.
sesudah diberikan interpensi massage
counterpressure.

Berdasarkan table 5.4 diketahui bahwa


Berdasarkan table 5.2 diketahui bahwa rata-rata tingkat nyeri persalinan yang
rata-rata tingkat nyeri persalinan yang diberikan intervensi massage
diberikan intervensi massage counterpressure menggunakan minyak
counterpressure adalah 5 yaitu nyeri esensial lavender adalah 3,4 yaitu nyeri
sedang sedangkan nilai nyeri min 3 yaitu ringan sedangkan nilai nyeri min 2
nyeri ringan dan max 6 yaitu nyeri yaitu nyeri ringan max 5 yaitu nyeri
sedang. sedang.
Volume 2. No.3 (November,2020) Maternal Child Health Care Journal

Analisa bivariate. Perbedaan rata-rata persalinan kala I fase aktif yang diberi
tingkat nyeri persalinan kala I fase perlakukan massage counterpressure
aktif pada ibu primipara antara adalah 5.0000 dengan standar deviasi
kelompok pemberian massage 1.15470
counterpressure dan massage
counterpressure menggunakan minyak Massage counterpressure merupakan
esensial lavender dapat dilihar pada tekanan yang cukup kuat pada titik
tabel dibawah ini tertentu dipunggung bawah selama
kontraksi dengan menggunakan ujung
jari atau alat tertentu atau tekanan
menggunakan kepala kedua tangan
secara kuat. Metode ini sangat
bermanfaat untuk mengurangi nyeri
yang hebat terutama di daerah
pinggang bagian belakang saat dimana
terjadi posisi oksipito posterior (Yanti,
2009).
Hasil penelitian ini sebanding
dengan penelitian yang dilakukan di
Klinik bidan mandiri, diperoleh hasil
bahwa mean penurunan intensitas nyeri
sebelum dilakukan pijat conterpressure
yaitu 8,3 (nyeri berat) dengan standar
Berdasarkan tabel 5.5 dapat deviasi 0,657. Sedangkan sesudah
diketahui bahwa rata-rata tingkat nyeri dilakukan pijat counterpressure
yang diberikan intervensi massage didapatkan mean penurunan intensitas
counterpressure adalah 5.0, sedangkan nyeri sebesar 5,1 (nyeri sedang) dengan
rata-rata tingkat nyeri yang diberikan standar deviasi 1,210. Selisih antara
intervensi massage counterpressure sebelum dilakukan pijat
menggunakan minyak esensial lavender counterpressure dan sesudah dilakukan
adalah 3,4. pijat counterpressure adalah 3,2 (nyeri
Perbedaan rata-rata kedua variabel ringan) dengan standar deviasi 0,768.
yaitu 1,6. Setelah dilakukan uji statistik Pijat counterpressure sangat
diperoleh nilai signifikan 0.002 < 0.05, berpengaruh terhadap pengurangan
artinya Ho ditolak, sehingga dapat rasa nyeri pada ibu bersalin (Satria,
disimpulkan bahwa ada perbedaan 2018)
tingkan nyeri yang diberikan intervensi
massage counterpressure dan massage Menurut asumsi peneliti,
counterpressure menggunakan minyak pemberian intervensi massage
esensial lavender di kota bukittinggi counterpressure membantu terhadap
penurunan tingkat nyeri persalinan kala
B. Pembahasan Hasil Temuan I fase aktif pada ibu primipara, karena
Analisa Univariat pada persalinan kala I, nyeri yang
Rata-Rata Tingkat Nyeri dirasakan ibu terjadi akibat kotraksi
Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Ibu rahim yang menyebabkan dilatasi dan
Bersalin Primipara Sesudah Pemberian penipisan serviksserta iksmea rahim
Massage Counterpressure. akibat kontraksi arteri mimetrium dan
Berdasarkan hasil penelitian yang nyeri ini di sebut nyeri viscelar. Nyeri
diketahui bahwa rata-rata tingkat nyeri viscelar juga dapat dirasakan pada
organ lain yang yang disebut dengan
Volume 2. No.3 (November,2020) Maternal Child Health Care Journal

nyeri alih (reffered pain) yang dapat levender ini yaitu linalool asetat dan
dirasakan ibu hingga pada bagian linalyl asetat yang bersifat sebagai
punggung bagian bawah dan sacrum. bakterisida, analgesik, dan anti
Pemberian intervensi massage depresan, antipspamodic ketika
counterpressure pada saat kontraksi aromaterapi dihirup oleh hidung zat-
dan diberikan selama kontraksi zat yang terkandung didalamnya akan
berlangsung. Terjadinya penurunan merangsang hipotalamus untuk
tingkat nyeri dapat dipengaruhi oleh mengeluarkan hormon endorphin
kondisi lingkungan, ruangan dan karena membuat rilex dan
kondisi emosional ibu yang bersalin. menenangkan sehingga mampu
Masukan untuk penelitian selanjutnyaa mengendorkan dan melemaskan sistem
supaya mendapatkan hasil yang kerja urat-urat syaraf dan otot-otot
maksimal dalam melakukan penelitian yang tegang. Hal ini disebabkan
tentang massage counterpressure aromaterapi lavender dapat
selain peneliti harus kompeten dalam mempengaruhi aktivitas fungsi kerja
pemberian perlakuan, selain itu otak melalui sistem saraf dan dapat
persiapan lingkungan yang perlu meningkatkan produksi masa
dilaukan juga seperti ruangan yang penghantar saraf otak yang dapat
dapat membuat ibu nyaman, tidak memulihkan kondisi psikis seperti
berisik dan harus didampingi oleh emosi, perasaan, pikiran dan
keluarga keinginan, selain itu efek relaksas bagi
Rata-Rata Tingkat Nyeri saraf dan otot-otot yang tegang (Astuti
Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Ibu dkk, 2017 ; Liliflowers, 2009)
Bersalin Primipara Sesudah Pemberian Hasil penelitian ini sebanding
Massage Counterpressure dengan penelitian yang dilakukan di
Menggunkan Minyak Esensial Bidan Praktek Mandiri di wilayah kerja
Lavender Puskesmas Blabak Kabupaten Kediri
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil nilai t hitung (11.000) >
yang diketahui bahwa rata-rata tingkat nilai t tabel (2.262) dan nilai p 0,000 a
nyeri persalinan kala I fase aktif yang (0,05) sehingga dapat disimpulkan
diberi perlakukan massage bahwa ada pengaruh pijat aromaterapi
counterpressure menggunakan minyak lavender untuk mengurangi nyeri
esensial lavender adalah 3.4000 persalinan kala I fase aktif. Pijat
dengan standar deviasi .84327. menggunakan aromaterapi lavender
Massage counterpressure merupakan mengatakan bahwa merasa lebih tenang,
tekanan yang cukup kuat pada titik nyaman dan tidak cemas dalam
tertentu dipunggung bawah selama menghadapi persalinan. Pemijatan yang
kontraksi dengan menggunakan ujung diberikan bertujuan untuk melancarkan
jari atau alat tertentu atau tekanan peredaran darah dan meregangan daerah
menggunakan kepala kedua tangan otot-otot sehingga nyeri yang dialami
secara kuat. Metode ini sangat selama proses persalinan juga semakin
bermanfaat untuk mengurangi nyeri berkurang. Selain itu kandungan dari
yang hebat terutama di daerah minyak lavender sangat berguna untuk
pinggang bagian belakang saat dimana meringankan nyeri saat kontraksi
terjadi posisi oksipito posterior (Yanti, persalinan ( Kundarti dkk, 2014)
2009) Menurut asumsi peneliti
Selain itu pemijatan ini dapat menggunakan minyak esensial lavender
dikombinasi menggunakan esensial efektif terhadap penurunan tingkat nyeri
lavender selain sebagai pelumas. persalinan kala I fase aktif pada ibu
Kandungan dari minyak esensial primipara, karena memberikan tekanan
Volume 2. No.3 (November,2020) Maternal Child Health Care Journal

yang cukup kuat pada titik tertentu bersedia menolak untuk menajadi
dipunggung bawah selama kontraksi responden.
dengan menggunakan ujung jari atau alat Analisa Bivariat
tertentu atau tekanan menggunakan Perbedaan Rata-Rata Tingkat
kepala kedua tangan secara kuat. Metode Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif
ini sangat bermanfaat untuk mengurangi Sesudah Pemberian Massage
nyeri yang hebat terutama di daerah Counterpressure Dan Pemberian Massage
pinggang bagian belakang saat dimana Counterpressure Menggunkan Minyak
terjadi posisi oksipito posterior Esensial Lavender Berdasarkan hasil
Sedangkan manfaat dari minyak esensial penelitian ini dapat diketahui bahwa rata-
lavender yaitu selain sebagai pelumas. rata tingkat nyeri antara kelompok yang
Kandungan dari minyak esensial diberikan intervensi massage
levender ini yaitu linalool asetat dan counterpressure dan massage
linalyl asetat yang bersifat sebagai counterpressure menggunakan minyak
bakterisida, analgesik, dan anti esensial lavender. Rata-rata tingkat nyeri
depresan, antipspamodic ketika yang diberikan intervensi massage
aromaterapi dihirup oleh hidung zat-zat counterpressure adalah 5, sedangkan rata-
yang terkandung didalamnya akan rata tingkat nyeri yang diberikan
merangsang hipotalamus untuk intervensi massage counterpressure
mengeluarkan hormon endorphin karena menggunakan minyak esensial lavender
membuat rilex dan menenangkan adalah 3,4. Berdasarkan uji statistik,
sehingga mampu mengendorkan dan diperoleh nilai signifikan 0.002 < 0.05,
melemaskan sistem kerja urat-urat syaraf sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
dan otot-otot yang tegang (Astuti dkk, perbedaan tingkan nyeri yang diberikan
2017) intervensi massage counterpressure dan
Menurut asumsi peneliti massage counterpressure menggunakan
pemberian intervensi massage minyak esensial lavender di Kota
counterpressure menggunakan minyak Bukittinggi Massage counterpressure
esensial lavender lebih efektif untuk merupakan tekanan yang cukup kuat pada
mengurangi tingkat nyeri persalinan, titik tertentu dipunggung bawah selama
karena ibu yang diberikan massage saja kontraksi dengan menggunakan ujung jari
dapat membuat ibu lebih nyaman apalagi atau alat tertentu atau tekanan
dengan di kombinasi menggunakan menggunakan kepala kedua tangan secara
minyak esensial lavender, selain kuat. Metode ini sangat bermanfaat untuk
digunakan sebagai pelumas pada saat mengurangi nyeri yang hebat terutama di
melakukan massage ibu juga dapat daerah pinggang bagian belakang saat
menghirup bau dari minyak esensial dimana terjadi posisi oksipito posterior
levender tersebut, yang berfungsi untuk (Yanti, 2009).
membuat ibu menjadi lebih rilex
Sedangkan saran untuk penelitian Sedangkan manfaat dari minyak
selanjutnya, sebelum melakukan esensial lavender yaitu selain sebagai
perlakuan alangkan lebih baiknya jika pelumas. Komposisi utama dalam minyak
peneliti melihatkan atau menganjurkan ibu lavender yaitu linalool asetat dan linalyl
untuk mencium bauh dari minyak yang asetat yang bersifat sebagai bakterisida,
kita gunakan pada saat perlakuan, hal ini analgesik, dan anti depresan,
dilakukan supaya ibu merasa nyaman antipspamodic ketika aromaterapi dihirup
pada saat diberikan perlakuan dan tidak oleh hidung zat-zat yang terkandung
merasa terganggu atau risih dengan bau didalamnya akan merangsang hipotalamus
dari perlakuan yang kita berikan. Jika ibu untuk mengeluarkan hormon endorphin
merasa tidak suka dengan bau nya ibu karena membuat rilex dan menenangkan
Volume 2. No.3 (November,2020) Maternal Child Health Care Journal

sehingga mampu mengendorkan dan yang berguna untuk membuat ibu lebih
melemaskan sistem kerja urat-urat syaraf nyaman dan rilex.
dan otot-otot yang tegang. Menurut
asumsi peneliti ada perbedaan tingkat SIMPULAN
nyeri persalinan kala I fase aktif sesudah Rata-rata tingkat nyeri persalinan
pemberian massage counterpressure dan kala I fase aktif pada ibu bersalin
pemberian massage counterpressure primipara sesudah pemberian massage
menggunkan minyak esensial lavender ini counterpressure adalah 5.0000 dengan
disebabkan dengan hasil olah statistik standar deviasi 1.15470, keadaan ini
yang didapatkan nilai yang lebih kecil dari berada di tingkat nyeri sedang. Rata-rata
0,05 dan selain itu diperoleh nilai rata-rata tingkat nyeri persalinan kala I fase aktif
tingkat nyeri yang diberikan intervensi pada ibu bersalin primipara sesudah
massage counterpressure lebih besar pemberian massage counterpressure
dibandingkan hasil yang diberikan menggunkan minyak esensial lavender
intervensi massage counterpressure adalah 3.4000 dengan standar deviasi
menggunkan minyak esensial lavender. .84327 keadaan ini berada di tingkat
Dari hasil observasi dari 10 pasein yang nyeri ringan. Hasil uji statistik
diberikan intervensi massage didapatkan nilai signifikansi 0,002 <
counterpressure menggunkan minyak 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa
esensial lavender 4 orang diantaranya ada perbedaan tingkan nyeri yang
mengalami nyeri sedang dan 6 orang diberikan intervensi massage
mengalami nyeri ringan. Sedangkan dari counterpressure dan massage
hasil observasi dari 10 pasein yang counterpressure menggunakan minyak
diberikan intervensi massage esensial lavender di Kota Bukittinggi.
counterpressure, 8 orang mengalami nyeri
sedang dan 2 orang mengalami nyeri UCAPAN TERIMAKASIH
ringan. Saya ucapkan terimakasih kepada
Pemberian intervensi massage Rektor dan LPPM Universitas Fort De
counterpressure pada ibu bersalin kala I
Kock Bukittinggi yang telah membantu
fase aktif dapat membantu mengurang
tingkat nyeri persalinan, karena cara kerja penulis dalam memfasilitasi penelitian
dari massege counterpressure yaitu ini.
memberikan penekanan ini sangat
membantu dalam mengurangi nyeri yang REFERENSI
dirasakan. Penekanan pada panggul dapat Arikunto, S. 2016. Prosedur Penelitian.
mengurangi regangan yang terjadi pada Jakarta: PT Renika Cipta.
sakro iliaka sehingga mengurangi
tegangan-tegangan yang terjadi akibat Astuti, D., Supardi., & Puspitasari,I. 2017.
penekanan internal dari kepala janin Perbandingan Menggunakan
(Rohani dkk, 2014). Minyak Lavender Dan Minyak
Tetapi menurut asumsi peneliti, Jahe Pada Massage Punggung
lebih efektif jika massage counterpressure Terhadap Pengurangan Nyeri
di kombinasi menggunakan minyak Persalinan. Jurnal Maternal ; 2 :
esensial levender, karena massage 92-101. [diunduh 24 November
counterpressure saja dapat membantu 2018]. Tersedia dari URL:
mengurang tingkat nyeri persalinan, jika https://ejurnal.stikesmhk.ac.id/inde
di kombinasi menggunakan minyak x.php/jurnal_ilmiah_maternal/artic
esensial levender, selain digunakan le/vi ew/559/498.
sebagai pelumas ibu juga bisa menghirup Aziz, E. 2011. Metodologi Penelitian
bau dari minyak esensial levender tersebut Kesehatan. Jakarta: Baduose
Volume 2. No.3 (November,2020) Maternal Child Health Care Journal

Medika Jakarta. Baston, H., & Kementrian Kesehatan Republik


Hall, J. 2013. Persalinan. Jakarta: Indonesia. 2016. Profil
Buku Kedokteran. Kesehatan Republik Indonesia
Jakarta.[diunduh 29 Desember
Budiarti, A., & Sulischa, A. 2018. 2017]. Tersedia dari URL:
Pengaruh Terapi Massage http://www.depkes.go.id. 2014.
Counterpressure Terhadap Nyeri
Kala I Pada Inu Inpartu Di BPS Profil Kesehatan Republik
Desa Durjan Bangkalan. Jurnal Indonesia. Jakarta. [diunduh
Ilmu Keperawatan Maternitas ; 1 : 12 Februari 2018]. Tersedia dari
6-12. [diunduh 24 November URL: http://www.depkes.go.id
2018]. Tersedia dari
URL:http://journal.ppnijateng.org/i Kundarti, F.I., Titisari, I., & Windarti,
ndex.php/jikm/article/view/104. N.T. 2014. Pengaruh Pijat
Aromaterapi Lavender
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Barat. Terhadap Tingkat Nyeri
2017. Profil Kesehatan Sumatra Persalinan Kala I Fase Aktif.
Barat: Jurnal Ilmu Kesehatan ; 3 : 55-
65. [diunduh 24 November
Dinas Kesehatan Sumatra Barat. Flowers, 2018]. Tersedia dari URL:
L. Khasiat Bunga Lavender. http://www.ejurnaladhkdr.com/
[diunduh 12 Februari 2018]. index.php/jik/article/view/46/3
Tersedia dari URL: 8.
http://lilyflowers=8.blogspot.com/
2008/05/bunga-levender.html Marta, R.A., Machmudah., &
Supriyono, M. 2013. Efektifitas
Hartuti. 2010. Panduan Ibu Hamil, Kombinasi counter pressure
Melahirkan dan Perawaran Bayi. dan terapi musik terhadap
Jakarta : Uba Compugrafi penurunan intensitas nyeri kala
I ibu bersalin di klinik bersalin
Herlyssa., Jehanara., & Wahyuni, E.D.
delima damak. Jurnal Ilmu
2018. Aromaterapi Lavender
Keperawatan dan Kebidanan ;
Esensial Oil Berpengaruh
1-8. [diunduh 24 November
Dominan Terhadap Skala Nyeri 24
2018]. Tersedia dari URL:
Jam Post Seksio Sesaria. Jurnal
http://ejournal.stikestelogorejo.
Kesehatan ; 9 :192-198. [diunduh
ac.id/index.php/ilmukeperawata
24 November 2018]. Tersedia dari
n/article/vi ew/503/502.
URL:
http://www.ejurnal.poltekkes- Maryunani, A.2016. Buku Praktis
tjk.ac.id/index.php/JK/article/view/ Kehamilan dan Persalinan
829 Patologis. Jakarta: Trans
Info Media.
Hidayat, A.A. 2011. Metode Penelitian
Kebidanan Teknik Analisa Data. ____________2010. Nyeri Dalam
Jakarta:Selemba Medika. Persalinan Teknik Dan Cara
Penanganannya. Jakarta: Trans
Johariyah., & Ningrum, E.W. 2012.
Info Media.
Asuhan Kebidanan Persalinan dan
Bayi Baru Lahir. Jakarta: Trans Muhammad, I. 2015. Panduan
Info Media. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Bidang Kesehatan. Bandung:
Citapustaka Media Perintis.
Volume 2. No.3 (November,2020) Maternal Child Health Care Journal

Murrary, M.L., & Huelsmann, G.M. Maternitas ; 2 : 124-133.


2013. Persalinan dan [diunduh 24 November 2018]
Melahirkan. Jakarta: Buku
Kedokteran. Rohmita, H., Wiji, R.N., & Rahmi, R.
2018. Efektifitas Aromaterapi
Nursalam. 2013. Metodologi Untuk Menurunkan Nyeri
Penelitian Ilmu Keperawatan. Persalinan Di BPM Rosita Kota
Jakarta: Selemba Medika. Pekan Baru. Jurnal
Pratiwi, D., Wagiyo., & Nurullita. Ilmu Kebidanan ; 7 : 52-58.
2015. Perbedaan Efektifitas [diunduh 24
Tehnik Counter-Pressure Dan November 2018]. Tersedia
Kompres Hangat Terhadap dari URL:
Penurunan Nyeri Persalinan http://jurnal.alinsyirah.ac.id/ind
Kala I Fase Aktif Di RSUD ex.php/kebidanan/article/view/6
Sunan Kalijaga Damak. Jurnal 1.
Ilmu Keperawatan Dan
Kebidanan ; 1-12 : [diunduh 24 Rohan,. Saswita, R., & Marisah. 2014.
November 2018]. Tersedia dari Asuhan Kebidanan pada Masa
URL: Persalinan. Jakarta: Selemba
http://ejourna.l.stikestelogorejo. Medika.
ac.id/index.php/ilmukeperawata
Santiasari, R.N., Nurdiati, D.S.,
n/article/vi ewFile/439/439. Lismidiati, W., & Saudah, N.
Pasongli, S., Rantung, M., & Pesak, E. 2018. Effectiveness of
2014. Efektifitas Effleurage and Counter-
Counterpressure Terhadap Pressure Massages in Reducing
Penurunan Nyeri Kala I Fase Labor Pain. Health Notions
Aktif Persalinan Normal Di ; 2 : 721-724.
Rumah Sakit Tersedia dari URL:
http://heanoti.com/index.php/hn
Advent Manado. Jurnal Ilmiah Bidan ; /article/view/hn20701.
2 : 12-16. [diunduh 24
November 2018]. Tersedia dari Satria, M. 2018. Pengaruh Sebelum
URL: Dan Sesudah Dilakukan Pijat
https://media.neliti.com/media/ Punggung Teknik
publications/92216-ID- Counterpressure Terhadap
efektifitas-counterpressure- Pengurangan Rasa Nyeri Ibu
terhadap-pen.pdf. Bersalin Kala I Fase Aktif Di
Klinik Bidan Elvina. Jurnal
Putra, S.R. 2016. Cara Mudah Menara Ilmu ; 12 : 85-92.
Melahirkan dengan [diunduh 24
Hypnobirthing. Yogyakarta: November 2018]. Tersedia
Laksana. dari URL:
https://jurnal.umsb.ac.id/index.
Rezeki, S., Nurullita, U., & Krestanti, php/menarailmu/article/viewFil
R. 2013. Tingkat Nyeri e/786/699. Simkin, P., &
Pinggang Kala I Persalinan Ancheta, R. 2005. Buku Saku
Melalui Teknik Back- Persalinan. Jakarta: EGC.
Effleurage Dan Couter-
Pressure. Jurnal Keperawatan Sondakh., & Jenny, J. S. 2014. Asuhan
Kebidanan Persalinan dan
Volume 2. No.3 (November,2020) Maternal Child Health Care Journal

Bayi Baru Lahir. Jakarta:


Erlangga.
Susilarini., Winarsih, S., & Idhayati, I.
2017. Pengaruh Pemberian
Aromaterapi Lavender
Terhadap Pengendalian Nyeri
Persalinan Kala I Pada Ibu
Bersalin. Jurnal Kebidanan ; 6 :
47-54. [diunduh 24 November
2018]. Tersedia dari URL:
http://ejournal.poltekkes-
smg.ac.id/ojs/index.php/jurkeb/
article/view/1912/482
Wagiyo., & Putrono. 2016. Asuhan
Keperawatan Antenatal,
Internal dan Bayi Baru Lahir
Fisiologi dan Patologi.
Yogyakarta: CV Andi Offset
Wikipedia. Aromaterapy.
[diunduh 24
November 2018]. Diambil
dari :
http://en.wikipedia.org/wiki/Ar
omaterapy.
WHO. Trends in Maternal Mortality:
1990 to 2015 Estimates by
WHO, UNICEF, UNFPA,
World Bank Group and the
UNPD estimates. 2015.
[diunduh pada tanggal 01
Januari 2018]. Tersedia dari
URL:
http://www.who.int/gho/publica
tions/world_health_statistics/20
15.
PENGARUH MASSAGE COUNTERPRESSURE TERHADAP
INTENSITAS NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF

Suyani, Mochammad Anwar, Herlin Fitriana Kurniawati


Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta
E-mail: suyanibasyar@gmail.com

Abstract: The research is a quasi-experiment with nonequivalent control


group design with objective to investigate the effect of counterpressure
massage on the pain intensity of active phase fisrt stage labor. The total
population of the research were all of labor mother at Yogyakarta City
Primary Health Centre which were taken using purposive sampling
technique with 31 sales. The data were analyzed using T-test. According
to the research result, the average of the intensity score before and after
the treatment to the control group shows zero difference (p= 0,147). The
difference comparison of pain intensity in the control and treatment group
is significantly different withmean difference 2,097 (p<0,001;95%CI
1665-2,529). This shows that counterpressure massage is able to reduce
the pain intensity compared to the standard treatment. The multivariate
test shows that counterpressure massage mostly decreases pain as much
as 2,356 compared to psychosocial assistance.

Keywords: counterpressure massage, stage I labor pain

Abstrak: Penelitian quasi eksperimen dengan rancangan nonequivalent


control group design ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh massage
counterpressure terhadap intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif.
Populasi dalam penelitian ini semua ibu bersalin di Puskesmas Kota
Yogyakarta dengan teknik pengambilan sampel purposive dengan 31
sampel. Analisis data menggunakan T test. Berdasarkan hasil penelitian
yang diperoleh, rerata skor nyeri sebelum dan sesudah perlakuan pada
kelompok control tidak ada perbedaan (p= 0,147). Perbandingan selisih
intensitas nyeri pada kelompok kontrol dan perlakuan adalah berbeda
bermakna (p=0,000), hal ini menunjukkan bahwa massage counterpres-
sure dapat menurunkan intensitas nyeri dibandingkan dengan perawatan
standar. Uji multivariat menunjukkan bahwa massage counterpressure
paling berpengaruh menurunkan nyeri sebanyak 2,356 dibandingkan
pendampingan psikososial.

Kata kunci: massage counterpressure, nyeri persalinan kala I


Suyani, dkk., Pengaruh Massage Counterpressure... 21

PENDAHULUAN salinan lama. Persalinan lama merupakan


Nyeri merupakan bagian integral dari salah satu penyebab perdarahan setelah per-
persalinan dan melahirkan yang normal ter- salinan dimana uterus tidak dapat berkon-
jadi disebabkan oleh faktor fisiologis dan traksi secara optimal dikarenakan otot-otot
psikis. Faktor fisiologis yang dimaksud ada- uterus mengalami kelemahan setelah lama
lah kontraksi, gerakan otot yang menim- berkontraksi, dimana 30 % penyebab kema-
bulkan rasa nyeri karena saat kontraksi otot- tian ibu bersalin adalah perdarahan (Prata,
otot rahim memanjang dan kemudian 2011).
memendek, servik juga akan melunak, meni- Upaya untuk mengurangi nyeri per-
pis dan mendatar kemudian tertarik, saat salinan dapat menggunakan metode farma-
itulah kepala janin menekan mulut rahim dan kologi maupun nonfarmakologi. Metode
membukanya, jadi kontraksi merupakan farmakologi dalam mengatasi nyeri persa-
upaya membuka jalan lahir. Faktor psiko- linan bersifat invasif terhadap pasien dan
logis yang dimaksud adalah rasa takut dan juga mempunyai efek tertundanya penge-
cemas berlebihan yang akan mempengaruhi luaran Air Susu Ibu (ASI), karena pada ibu
rasa nyeri ini, setiap ibu mempunyai persepsi bersalin yang mendapatkan pengobatan anti
yang berbeda tentang nyeri persalinan dan nyeri 23,4% akan mengalami keterlambatan
melahirkan (Fraser & Copper, 2009). pengeluaran ASI (Lind, et.al, 2014).
Nyeri persalinan dapat mempengaruhi Metode nonfarmakologi mempunyai
kontraksi uterus melalui sekresi kadar kate- efek noninvasif, sederhana, efektif, dan
kolamin dan kortisol yang menaikkan ak- tanpa efek yang membahayakan dibanding-
tivitas sistem saraf simpatis, perubahan te- kan metode farmakologi dan juga akan
kanan darah, denyut jantung, pernapasan memberikan kepuasan dan pengalaman yang
dan akibatnya mempengaruhi lama persa- menyenangkan saat ibu dalam persalinan
linan. Nyeri juga dapat menyebabkan ak- (Gayeski et.al, 2014).
tivitas uterus yang tidak terkoordinasi yang Berbagai teknik telah digunakan untuk
akan mengakibatkan persalinan lama. meringankan nyeri persalinan termasuk
Adapun nyeri persalinan yang berat terapi massage yang merupakan metode
dan lama dapat mempengaruhi sirkulasi sederhana, dimana untuk mengurangi rasa
maupun metabolisme yang harus segera nyeritenaga kesehatan yang dibantu keluarga
diatasi, karena dapat menyebabkan persa- melakukan kontak fisik langsung dengan
linan lama yang akan meningkatkan faktor pasien untuk memberikan efek relaksasi dan
resiko terjadinya perdarahan paska salin mengurangi stress emosional (Kimber et.al,
pada ibu serta terjadinya gawat janin 2008, Field, 2010, Simkin dan Bolding,
(Lowdermilk et.al, 2012). 2004).
Rasa nyeri persalinan yang berat dapat Massage dengan teknik counter-
menimbulkan kecemasan terutama pada ibu pressure merupakan metode massage yang
primigravida. Berdasarkan penelitian yang paling mudahdilakukan dan tidak memer-
dilakukan oleh Klomp et.al. di Belanda lukan banyak peralatan untuk melakukan-
tahun 2013, menyatakan bahwa terdapat nya, yang dapat mengurangi nyeri dengan
85,5% ibu primigravida belum mendapatkan cara menekan daerah sakrum untuk meng-
tindakan atau pengobatan untuk mengurangi halangi trasmisi stimulus nyeri dari rahim ke
nyeri persalinan. Adanya nyeri saat bersalin otak. Teknik ini dapat dilakukan oleh petu-
meningkatkan kecemasan pada ibu yang gas kesehatan atau keluarga yang dilakukan
dapat meningkatkan resiko terjadinya per- saat rahim kontraksi (Lowdermilk, 2012).
22 Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, Vol. 12, No. 1, Juni 2016: 20-28

Teknik massage counterpressure dapat Kelompok perlakuan di identifikasi


dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam skala nyerinya 5 menit sebelum massage
mengurangi ketidaknyamanan ibu selama counterpressure dengan menggunakan
persalinan akibat rasa nyeri. NRS (Numeric Rating Scale), lalu di-
berikan massage counterpressure yang
METODE PENELITIAN disertai relaksasi nafas dalam sebagai pera-
Metode penelitian ini adalah quasi eks- watan standar selama 30 menit ketika uterus
perimental dengan rancangan nonequiva- berkontraksi, setelah itu di identifikasi ulang
lent control group design, rancangan pene- skala nyerinya. Kelompok kontrol di identifi-
litian ini sampel dibagi menjadi dua ke- kasi skala nyerinya 5 menit sebelum pera-
lompok yaitu kelompok perlakuan dan watan standar yaitu relaksasi nafas dalam
kelompok kontrol, sebelum perlakuan ke- dengan mengunakan NRS, lalu diberikan
dua kelompok dilakukan pengukuran perawatan standar relaksasi nafas dalam
intensitas nyeri, dan setelah perlakuan sela- selama 30 menit ketika uterus berkontraksi,
ma 30 menit kedua kelompok diukur setelah itu di identifikasi ulang skala nyerinya.
kembali intensitas nyerinya. Analisa data yang digunakan adalah T test
Populasi penelitian ini adalah semua ibu dan regresi linier.
bersalin di Puskesmas Kota Yogyakarta.
Teknik pengambilan sampel digunakan pur- HASIL PENELITIAN DAN
posive sampling, yaitu sampel diambil de- PEMBAHASAN
ngan cara mengambil subyek yang telah me-
menuhi syarat atau kriteria yang sudah Karakteristik deskriptif demografi
ditentukan oleh peneliti (Sugiyono, 2013). responden ditampilkan pada Tabel 1. Tabel
Jumlah sampel dalam penelitian ini 1 menampilkan proporsi dan distribusi dari
adalah 62 responden yang dibagi menjadi sampel penelitian dan menunjukan kompa-
dua kelompok yaitu 31 responden untuk rabilitas subyek penelitian adalah homogen
kelompok perlakuan dan 31 responden dan sebanding. Karakteristik responden se-
untuk kelompok kontrol. Kriteria sampel perti umur, pendidikan dan pembukaan
adalah bersedia menjadi responden, keha- servik, pada kedua kelompok penelitian
milan tunggal, presentasi belakang kepala, tidak ada perbedaan yang bermakna (p
usia antara 20-35 tahun, usia kehamilan 37 value> 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa
minggu atau lebih, dan memasuki fase aktif tidak ada perbedaan karakteristik dari kedua
yaitu > 4 cm. kelompok.
Penentuan responden untuk masuk ke Dalam uji normalitas didapatkan hasil
kelompok perlakuan atau kelompok kontrol distribusi data intensitas nyeri sebelum per-
dilakukan tidak secara acak atau random. lakuan dan sesudah perlakuan pada ke-
Setiap ada responden yang memenuhi lompok perlakuan dan kelompok kontrol
kriteria inklusi maka akan dijadikan menyatakan berdistribusi normal dengan p
responden penelitian, penentuan kelompok value> 0,05, hal ini menunjukkan bahwa
berdasarkan urutan terakhir, jika responden uji beda dapat menggunakan paired t test.
terakhir masuk kelompok perlakuan maka Untuk membandingkan selisih intensitas
responden selanjutnya masuk ke kelompok nyeri pada kelompok perlakuan dan kelom-
kontrol, kecuali jika ada dua responden yang pok kontrol adalah dengan uji statistik t tes.
yang bersamaan maka keduanya dimasuk- Uji Homogenitas variabel pengganggu pada
kan ke kelompok yang sama. kelompok perlakuan dan kontrol dilihat pada
Suyani, dkk., Pengaruh Massage Counterpressure... 23

Tabel 1. Karakteristik Deskriptif Demografi Responden

Perlakuan Kontrol
Variabel P
Mean ± SD Mean ± SD
Umur 28,74 ± 4472 28,77 ± 5,226 0,979
Pendidikan 2,77 ± 0,497 0,261 ± 0,667 0,285
Pembukaan servik 5,16 ± 1,416 5,65 ± 1,817 0,326

Tabel 2. Uji Homogenitas Variabel Pengganggu pada Kelompok Perlakuan dan


Kontrol
Variabel Kelompok N r 2/ t p-value
Kasus Kontrol
n (%) n (%)
Kecemasan
Cemas 25(80,6) 28(90,3) 53 -1,080 0,303
Tidak cemas 6(19,4) 3(9,7) 9
Pengalaman
melahirkan
Hamil 9(29,0) 7(22,6) 16 -0,573 0,569
pertama
Hamil lebih 22((71,0) 24(77,4) 46
dari satu
Dukungan
Psikososial
Didampingi 14(45,2) 18(58,1) 32 -1,008 0,317
Tidak 17(54,8) 13(41,9) 30
didampingi
Nyeri 31(50,0) 31(50,0) 62 0,000 1,000
sebelum
perlakuan

Tabel 2. yang berarti bahwa intensitas nyeri sebelum


Berdasarkan Tabel 2 didapatkan bah- perlakuan pada kedua kelompok penelitian
wa secara keseluruhan subyek penelitian adalah homogen.
adalah homogen. Semua variabel penggang- Berdasarkan Tabel 3 pada kelompok
gu memiliki karakteristik yang homogen perlakuan rata-rata intensitas nyeri sebelum
seperti kecemasan, pengalaman melahirkan dipijat adalah 8,39 dan setelah dilakukan
dan juga pendampingan, pada kedua ke- pemijatan intensitas nyerinya didapatkan
lompok penelitian baik kelompok kasus rata-rata menurun menjadi 5,84. Terlihat
maupun kelompok kontrol tidak ada perbe- perbedaan nilai mean antara sebelum dipijat
daan yang bermakna (p value> 0,05). Hasil dengan sesudah dipijat adalah -2,55 dengan
ini menunjukkan bahwa semua variabel luar standar deviasi0,850. Hasil uji statistik
secara statistik homogen. Demikian juga de- didapatkan nilai p value <0,001 maka da-
ngan intensitas nyeri responden sebelum pat disimpulkan ada perbedaan yang signi-
perlakuan baik pada kelompok kasus mau- fikan antaraintensitas nyeri sebelum dan se-
pun kontrol mempunyai nilai p value> 0,005 sudah dilakukan massage counterpresure.
24 Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, Vol. 12, No. 1, Juni 2016: 20-28

Tabel 3. Uji Paired T test antara Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Perlakuan
pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol

Intensitas P
Kelompok Δ Mean T CI 95 %
Nyeri± SD value
Pre Post
Perlakuan 8,39±1,3 5,84±1,5 -2,55 16,692 <0,001 -2,860-(-2,237)

Kontrol 8,39±1,3 8,16±1,5 -0,23 1,488 0,147 -0,536-(-0,084)

Tabel 4. Uji T test antara Selisih Intensitas Nyeri pada Kelompok Perlakuan dan
Kelompok Kontrol

Variabel Nyeri Mean ± SD Δ Mean P value T CI 95 %


Kontrol -0,23±0,85
2,097 < 0,001 9,71 1,665-2,529
Perlakuan -2,55±0,85

Pada kelompok kontrol rata-rata pada kelompok kontrol adalah tidak ada
intensitas nyeri sebelum perawatan standar perbedaan yang bermakna (p= 0,147). Ha-
adalah 8,39 dengan standar deviasi 1,25 sil ini menunjukkan intensitas nyeri sebelum
kemudian intensitas nyeri sesudah perawatan dan sesudah perawatan standar di puskes-
standar didapatkan rata-rata sebesar 8,16. mas pada kelompok kontrol tidak berbeda
Terlihat perbedaan nilai mean pada pera- signifikan.
watan standar sebelum dan sesudah tidak Hasil rerata skor nyeri sebelum dan se-
terlalu tinggi yaitu sebesar -0,23 dengan sudah massage counterpressure pada ke-
standar deviasi 0,845. Hasil uji statistik lompok perlakuan secara statistik adalah
didapatkan nilai p value 0,147 maka dapat berbeda siknifikanp value< 0,001 dengan
disimpulkan tidak ada perbedaan yang mean difference -2,55 (95%CI -2,860-(-
signifikan antara intensitas nyeri sebelum dan 2,237)), hal ini menunjukkan bahwa terdapat
sesudah pada perawatan standar. Uji T test perbedaan yang bermakna antara intensitas
antara selisih intensitas nyeri pada kelompok nyeri sebelum dan sesudah massage
perlakuan dan kelompok kontrol ditampil- counterpressure.
kan pada Tabel 4. Berdasarkan Tabel 4 perbandingan
Berdasarkan Tabel 4 hasil uji statistik selisih intensitas nyeri pada kelompok kon-
uji t test didapatkan p value< 0,001. Hal trol dan perlakuan adalah berbeda bermakna
ini menunjukkan terdapat perbedaan yang p value<0,001 dengan mean difference
bermakna pada kedua kelompok penelitian. 2,097 (95%CI 1665-2,529), hal ini
Rerata perbedaan mean pada kelompok menunjukkan bahwa massage counter-
yang tidak mendapatkan massage hanya pressure dapat menurunkan intensitas nyeri
sebesar 0,23 sedangkan pada kelompok pada ibu bersalin kala I fase aktif diban-
yang mendapatkan massage counterpres- dingkan dengan perawatan standar pada
sure perbedaan mean nya sebesar 2,55. kelompok kontrol.
Berdasarkan Tabel 4 rerata skor nyeri Hasil penelitian ini sesuai dengan
sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan penelitian oleh Gallo et.al (2013) yang me-
Suyani, dkk., Pengaruh Massage Counterpressure... 25

Tabel 5. Model Persamaan Linear (bukan linier) pada Ibu Bersalin Kala I Fase
Aktif

Model I Model II
Variabel
(coef 95% CI) (coef 95% CI)
Massage -2,097 -2.356
Perlakuan (-2,879-(-1,315) (-2,955-(-1,757)
Kontrol
P value <0,001 <0,001
Pendampingan -2.008
Didampingi (-2,608-(-1,409)
Tidak didampingi
P value <0,001
R2 0,32 0,61

nyatakan bahwa massage dapat mengurangi nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan
intensitas nyeri persalinan, setelah intervensi dibuka dan impuls dihambat saat sebuah
intensitas nyeri persalinan pada kelompok pertahanan tertutup. Upaya menutup perta-
intervensi 52 mm (SD 20) dan pada kelom- hanan tersebut merupakan dasar terapi
pok kontrol 72 mm (SD 15), terjadi perbe- menghilangkan nyeri (Potter, 2009).
daan yang signifikan dengan mean Massage counterpressure bekerja
difference 20 mm (95% CI 10-31). memberikan pengaruh paling baik untuk
Penelitian Gallo et.al (2013) sejalan jangka waktu yang singkat, untuk mengatasi
dengan penelitian Taghinejad et.al, (2010) nyeri intensif hanya berlangsung beberapa
yang menjelaskan bahwa massage dapat menit, misalnya selama pelaksanaan pro-
mengurangi nyeri jika dibandingkan dengan sedur invasif atau saat menunggu persalinan
mendengarkan musik yang lembut dengan (Potter, 2009).
p value 0,009, hal ini menunjukkan bahwa Pemakaian massage counterpressure
skor nyeri pada kelompok massage lebih ini dapat membantu menurunkan skala nyeri
rendah daripada skor nyeri pada kelompok yang dirasakan ibu bersalin, dengan teknik
musik dan menunjukkan bahwa massage ini ibu bersalin akan lebih rileks dan santai
lebih efektif menurunkan intensitas nyeri sehingga akan mengurangi ketegangan
dibandingkan dengan mendengarkan musik karena dilepaskannya endorfin yang dapat
yang lembut. membantu mengurangi skala nyeri pasien
Pemberian massagecounterpressure (Lowdermilk et.al, 2012). Model persa-
pada ibu bersalin efektif menurunkan inten- maan linier intensitas nyeri pada ibu bersalin
sitas nyeri dengan tanpa memberikan efek kala I fase Aktif ditampilkan pada Tabel 5.
samping jika dibandingkan mengurangi nyeri Hasil uji statistik pada Tabel 5 menya-
dengan farmakologi yang bersifat invasif dan takan bahwa variabel yang paling besar pe-
dapat berefek terjadinya keterlambatan ngaruhnya terhadap penurunan intensitas
pengeluaran ASI (Lind, et.al, 2014). nyeri adalah massage counterpressure yai-
Teori pengontrol nyeri, impuls nyeri da- tu sebesar 2,356. Hasil uji juga menunjukkan
pat diatur atau bahkan dihambat oleh meka- koefisien determinasi (R square) didapatkan
nisme pertahanan di sepanjang sistem saraf nilai 0,616 artinya bahwa model regresi yang
pusat. Teori ini mengatakan bahwa impuls diperoleh dapat menjelaskan 61,6% variasi
26 Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, Vol. 12, No. 1, Juni 2016: 20-28

variabel terikat intensitas nyeri. Atau dengan melahirkan yang menyenangkan.


kata lain kedua variabel bebas tersebut da- Penelitian ini sesuai dengan penelitian
pat menurunkan variabel intensitas nyeri yang dilakukan di Iran bahwa ibu bersalin
sebesar 61,6%. yang mendapatkan dukungan dari keluarga
Hasil penelitian ini sesuai teori yang atau dari petugas kesehatan akan menga-
disampaikan oleh Pillitteri (2010), bahwa lami penurunan intensitas nyeri persalinan
massage counterpressure merupakan salah menjadi 3,54 (±1.328) jika bandingkan
satu metode nonfarmakologi yang efektif tanpa dukungan intensitas nyeri masih 9,40
dalam mengatasi nyeri persalinan. Hal ini se- (±1,010) dengan p = 0,001 (Akbarzadeh,
suai penelitian yang dilakukan oleh Janssen, et.al, 2014).
et.al (2012) yang menjelaskan bahwa Penelitian ini juga memiliki kesesuaian
massage yang dilakukan pada ibu bersalin dengan pendapat Green & Hotelling (2014),
kala I fase aktif dapat mengurangi nyeri yang menjelaskan bahwa pendampingan
persalinan, mengurangi resiko persalinan pada ibu bersalin banyak memberikan man-
sectio saecaria dan menunda penggunaan faat bagi ibu dan bayi dalam proses persa-
Lumbal Epidural Analghesia (LEA). linan, yaitu dalam pengurangan nyeri, mem-
Penelitian Pillitteri (2010) sejalan berikan rasa aman dan pengurangan rasa
dengan penelitian Zwelling et al (2006) cemas selama persalinan. Adanya perasaan
bahwa pemijatan didaerah punggung atau aman, merasa dilindungi dan merasa dirawat
tulang belakang dapat menstimulasi pening- membuat ibu kehilangan rasa takut saat
katan produksi endorphin yang akan me- melahirkan, sehingga nyeri akibat adanya
ningkatkan sirkulasi oksigen ke jaringan dan kontraksi pada rahim akan terabaikan.
membantu mengeluarkan toksin melalui Penelitian yang dilakukan oleh Morta-
sistem limpatik, sehingga intensitas nyeri zavi, et.al (2012), menyatakan bahwa
yang dirasakan ibu bersalin akan berkurang. Massage therapy menurunkan nyeri dan
Massage counterpressure yang dila- kecemasan selama persalinan serta kepu-
kukan didaerah sakral akan menghalangi asan pasien setelah melahirkan. Kombinasi
impuls nyeri dari uterus ke otak sehingga massage dan pendampingan selama persa-
persepsi ibu tentang nyeri akan berkurang. linan memiliki pengaruh yang jauh lebih baik
Rangsangan nyeri yang ditimbulkan oleh dalam menurunkan nyeri dan meningkatkan
kontraksi rahim diatur disumsum tulang kepuasan setelah persalinan.
belakang oleh sel-sel saraf yang bertindak Usaha mengurangi intensitas nyeri pada
sebagai gerbang yang mencegah atau mem- ibu bersalin menggunakan metode nonfar-
fasilitasi lewatnya impuls ke otak (Melzack makologi terbukti memberikan dampak
dan Wall, 1996). positif pada ibu bersalin, seperti yang disam-
Penelitian ini menghasilkan skor nyeri paikan Gayeski et.al (2014) dalam pene-
pada ibu bersalin dapat turun 32% setelah litiannya yang menyebutkan bahwa metode
dilakukan massage counterpressure, dan nonfarmakologi mempunyai efek noninvasif,
bila ibu bersalin di massage dan didampingi sederhana, efektif, dan tanpa efek yang
oleh keluarga maka skor nyeri dapat turun membahayakan dibandingkan metode
sebanyak 61%. Hal ini menunjukkan bahwa farmakologi dan juga akan memberikan
dukungan psikososial yang diberikan kepa- kepuasan dan pengalaman yang menye-
da ibu bersalin terbukti dapat meningkatkan nangkan saat ibu dalam persalinan.
kepuasan dan dan memberikan pengalaman
Suyani, dkk., Pengaruh Massage Counterpressure... 27

SIMPULAN DAN SARAN pendampingan psikologis sebagai alternatif


Simpulan manajemen mengurangi nyeri pada ibu ber-
Dari hasil penelitian ini dapat disim- salin kala I fase aktif.
pulkan bahwa Massage counterpressure
yang dilakukan pada ibu bersalin kala I fase
aktif berpengaruh menurunkan intensitas DAFTAR RUJUKAN
nyeri yang dirasakan ibu menjadi lebih ren- Akbarzadeh M., Masoudi Z., Hadianfard
dah. Hasil uji statistik didapatkan nilai p M.J., et.al. 2014. Comparison of
value 0,000 maka dapat disimpulkan ada the Effects of Maternal Suportif Ca-
perbedaan yang signifikan antara intensitas re and Acupressure (BL32 acu-
nyeri sebelum dan sesudah dilakukan mas- point) on Pregnant Women’s Pain
sage counterpressure. Intensity and Delivery Outcome. J.
Pada kelompok kontrol hasil uji sta- Pregnancy Vol 2014: 129208
tistik didapatkan nilai p value 0,147 maka Field T. 2010. Pregnancy and Labor Mas-
dapat disimpulkan tidak ada perbedaan sage. Exp. Rev. of Obs. & Gyn. 5:
yang signifikan antara intensitas nyeri sebe- 177–181.
lum dan sesudah pada perawatan standar.
Hasil uji statistik uji beda selisih intensitas Fraser D. & Copper M. 2009. Myles
nyeri antara massage counterpressure pa- Textbook for Midwives. 15 th
da kelompok perlakuan dengan perawatan edition. Nottingham, UK. Churchill
standar pada kelompok kontrol menun- Livingstone. p:493-503.
jukkan terdapat perbedaan selisih intensitas Gallo R.B.S., Santana, LS., Ferreira, CHJ.
nyeri sebelum dan sesudah perlakuan yang et.al.. 2013. Massage Reduced Se-
signifikan pada kedua kelompok penelitian verity of Pain during Labor: a Ran-
dimana p value nya 0,000. domised Trial. J. Physiotherapy;
Hasil Statistika ini menunjukkan bahwa Vol. 59.
massage counterpressure dapat menurun- Gayeski M.E., Bruggemann OM., Mon-
kan intensitas nyeri persalinan pada kala I ticelli M. et.al. 2014. Application of
fase aktif dibandingkan perawatan standar. Nonpharmacologic Methods to
Hasil analisis multivariat didapatkan hasil Relieve Pain during Labor. The
message counterpressure akan menurun- Point of View of Primiparous
kan intensitas nyeri sebesar 2,356 setelah Women. Pain Man. Nurs., Vol. -,
dikontrol variabel dukungan pshikososial, No. -(-): pp 1-12.
dukungan sosial berupa pendampingan oleh Green J. & Hotelling BA. 2014. Healthy
orang terdekat akan menurunkan intensitas Birth Practice #3: Bring a Loved
nyeri sebesar 2,008 setelah dikontrol varia- One, Friend, or Doula for Conti-
bel message counterpressure. nuous Support. The J. of Peri. Ed.,
23(4), 194–197
Saran Janssen P., Shroff F., Jaspar P. 2012. Mas-
Bagi ibu bersalin agar menggunakan sage Theraphy and Labor Out-
massage counterpressure sebagai upaya comes: a Randomized Controled
mengurangi nyeri yang bisa dilakukan oleh Trial. Inter. J. of Ther. Mass. And
keluarga atau bidan saat mendampingi per- Body. Vol 5(5).
salinan. Bagi tenaga kesehatan agar meng-
gunakan massage counterpressure dan
28 Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, Vol. 12, No. 1, Juni 2016: 20-28

Lind J.N., Perrine CG., Li R. 2014. Rela- Simkin P., Bolding A. 2004. Update on
tionship between Use of Labor Pain Nonpharmacologic Approaches to
Medications and Delayed Onset of Relieve Labor Pain and Prevent
Lactation. J. of Hum. Lact; Vol. Suffering. J. Mid. & Wom. Health
30(2) 167–173. 49: 489–504.
Kimber L., McNabb M., McCourt C., et.al. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuan-
2008. Massage or Music for Pain titatif Kualitatif dan R & D. Ban-
Relief in Labour: A Pilot Ran- dung: Alfabeta. p: 80-90.
domized Placebo Controlled Trial. Taghinejad H, Delpisheh A, & Suhrabi Z.
Euro. J. Pain 12: 961–969. 2010. Comparison between Mas-
Klomp T., Jonge, A., Hutton, EK., et.al. sage and Music Therapies to Re-
2013. Dutch Women in Midwife- lieve the Severity of Labor Pain.
led Care at the Onset of Labour: Women’s Health J. 3: 337–381.
Which Pain Relief Do They Prefer Zwelling E., Johnson K., Allen J. 2006. How
and What Do They Use? BMC to Implement Complementary The-
Preg. and Child. 13: 230. rapies for Laboring Women. The
Lowdermilk D. L., Perry S. E., Cashion K., Amerc. J. Mat.l/Child Nurs. 3:
et.al. 2012. Maternity dan Wo- 364–370.
mens Health Care. St Louis.
Mosby, Inc. p: 386-397.
Melzack R., Wall P.D. 1996. Pain Me-
chanisms: A New Theory. Science
150: 971–978.
Mortazavi, S.H., Khaki S, Moradi R., et.al.
2012. Effects of Massage Therapy
and Presence of Attendant on Pain,
Anxiety and Satisfaction during La-
bor. Arch Gynecol Obstet. 286
(1).
Pillitteri A.. 2010. Maternal & Child Health
Nursing: Care of Childbearing &
Childbearing Family. Philadel-
phia, USA. Lippincott Williams &
Wilkins. p: 395-413.
Potter, P.A. & Perry, A.G.. 2009. Funda-
mentals of Nursing: Concept,
Process & Practice. St. Louis:
Mosby-Year Book.
Prata N., Hamza S., Bell S. et.al. 2011.
Inability to Predict Postpartum
Hemorrhage: Insights from Egyptian
Intervention Data. BMC Preg. and
Child; 11: 97.

Anda mungkin juga menyukai