Anda di halaman 1dari 6

ANALISA PEREMPUAN RENTAN GANGGUAN JIWA Di Desa Keniten

Kabupaten Ponorogo

ARMYATI, EKY OKVIANA and SUSANTI, SRI (2015) ANALISA PEREMPUAN RENTAN GANGGUAN JIWA Di
Desa Keniten Kabupaten Ponorogo. Project Report. Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Ponorogo.

Text
ANALISA PEREMPUAN RENTAN GANGGUAN JIWA .pdf
Download (510kB)

Abstract

Menurut Kompas Jakarta 2 mei 2010 Perempuan lebih rentan mengalami gangguan jiwa. Hasil Riset
Kesehatan Dasar tahun 2007 menyebutkan prevalensi penduduk usia lebih dari 15 tahun yang mengalami
gangguan mental emosional ringan pada perempuan 16 % dan pada laki-laki 9% hal ini menunjukkan bahwa
permpuan lebih rentan dengan gangguan jiwa. Menurut Tun Kurniasih Bastaman Ketua perhimpunan Dokter
spesialis kedokteran jiwa Indonesia menyatakan bahwa perempuan akan lebih mudah atau lebih rentan bunuh
diri hal ini dikarenakan perempuan mudah sekali mengalami gangguan jiwa. Menurut dr RH Budhi Mulyanto,
SpKJ dalam bukunya Bina Jiwa bahwa perempuan di mata Budhi mengenai kesehatan mental menyatakan
bahwa perempuan harus menghadapi lebih banyak peristiwa fisik dan psikologis daripada pria misalnya
menarche sehingga mendapatkan haid pertama kali, hamil, menyusui dan menoupase selain itu budaya yang
berkembang di masyarakat lebih banyak dan menghadapi kehidupan. Wanita dibandingkan pria stresornya
lebih berat pada perempuan. Ponorogo merupakan sebuah kabupaten kecil yang berbatasan dengan
kabupaten trenggalek sebelah timur, dan berbatasan dengan kabupaten Madiun,magetan, naganjuk untuk
sebelah utaranya, dan berbatasan dengan Kabupaten Pacitan sebelah selatan dan berbatasan dengan
Kabupaten wonogiri untuk bagian baratnya. Ponorogo walaupun kecil kotanya namum gangguan yang
berhubungan dengan masalah perempuan juga cebderung banyak. Mulai dari menstruasi sampai menopause
perempuan di kabupaten Ponorogojuga mengalami masalah yang sama dengan daerah-daerah yang lain.
Dengan ini peneliti tertarik unuk mengetahui perempuan rentan dengan gangguan jiwa. Apalagi di Kabupaten
ponorogo ada daerah yang dianggap sebagai kampong atau daerah yang mengalami gangguan psikologis
yaitu skizofrenia dan retardasi mental. Sehingga mendapat sebutan bahwa Ponorog adalah kota dengan
“Kampung Gila”

Item Type: Monograph (Project Report)

Uncontrolled Keywords: perempuan, gangguan jiwa

Subjects: R Medicine > RT Nursing

Divisions: Faculty of Health Sciences > Departement of Nursing D3

Depositing User: Library Umpo

Date Deposited: 13 Sep 2019 06:43


Last Modified: 13 Sep 2019 06:43

URI: http://eprints.umpo.ac.id/id/eprint/4911
PENGARUH SENAM DISMENORE DALAM MENGURANGI NYERI HAID PADA MAHASISWI AKADEMI
KEBIDANAN KARTIKA MITRA HUSADA JAKARTA TIMUR Bintang Petralina, SST, M.Keb. Akademi
Kebidanan Kartika Mitra Husada bpetralina@yahoo.co.id ABSTRAK Dismenorea adalah haid yang nyeri
atau sulit. Yang ditandai oleh nyeri mirip kram yang terasa pada abdomen bagian bawah dan kadang-
kadang diikuti oleh sakit kepala, keadaan mudah tersinggung, depresi mental, keadaan tidak enak badan
serta perasaan lelah (Tiran, 2009). Penelitian ini menggunakan quasi eksperimen dalam satu kelompok
(one group pre test – post test design) dan sampel yang digunakan adalah mahasiswi yang mengalami
disminore sebanyak 32 orang yang diambil menggunakan teknik total sampling. Pengambilan data
menggunakan skala nyeri berdasarkan Universal Pain Assessment Tool dan pengolahan dilakukan secara
manual. Dari hasil pengukuran skala nyeri haid responden sebelum dan sesudah melakukan senam
dismenore menunjukkan, setelah dilakukan senam dismenore sebagian besar responden yang
mengalami nyeri haid ringan yaitu sebanyak 23 orang (71,87%), sedangkan responden yang mengalami
nyeri skala sedang sebanyak 9 orang (28.12%) dan responden yang mengalami nyeri berat 0.
Berdasarkan hasil uji statistik wilcoxon menunjukkan hasil (Z= -4,612, p= < 0,000 yang berarti p < 0,05
dan dengan demikian dapat diartikan bahwa H0 ditolak yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
senam dismenore terhadap nyeri haid. Diharapkan institusi dapat melakukan senam disminore dan
memasukkan materi senam disminore pada mata kuliah kespro. Kata Kunci : Mahasiswi, Nyeri Haid ,
Senam Disminore PENDAHULUAN Remaja adalah generasi penerus masa depan bangsa, oleh karena itu
kesehatan dan tumbuh kembang remaja sangat penting untuk diperhatikan. Pada masa remaja proses
pertumbuhan dan perkembangan ditandai dengan kematangan dari fungsi alat reproduksi khususnya
pada remaja perempuan yaitu kematangan dari organ reproduksi yang ditandai dengan datangnya
menstruasi (menarche). Menstruasi adalah proses peluruhan lapisan dalam atau endometrium yang
banyak mengandung pembuluh darah dari uterus melalui vagina (Kumalasari, 2012). Dismenore dalam
bahasa Indonesia adalah nyeri menstruasi, sifat dan derajat rasa nyeri ini bervariasi. Mulai dari yang
ringan sampai yang berat. Keadaan yang hebat dapat mengganggu aktivitas sehari hari, sehingga
memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidup sehari-hari untuk
beberapa jam atau beberapa hari. Hampir semua wanita mengalami rasa tidak enak pada perut bagian
bawah saat menstruasi. Uterus atau rahim terdiri atas otot yang juga berkontraksi dan relaksasi.
Umumnya, kontraksi otot uterus tidak dirasakan,namun kontraksi yang hebat dan sering menyebabkan
aliran darah ke uterus terganggu sehingga timbul rasa nyeri (Aulia, 2009). Penyebab dari nyeri haid atau
dismenore dibagi menjadi dua sesuai dengan jenis dismenore, yaitu dismenore primer dan dismenore
sekunder. Dismenore primer disebabkan oleh kontraksi dari miometrium yang diinduksi oleh
prostaglandin tanpa adanya kelaninan patologis dari pelvis. Pada remaja dengan dismenore primer akan
dijumpai peningkatan produksi prostaglandin oleh endometrium. Pelepasan prostaglandin terbanyak
selama menstruasi didapati pada 48 jam pertama dan berhubungan dengan beratnya gejala yang
terjadi. Beberapa faktor resiko yang berhubungan dengan beratnya gejala dismenore adalah usia yang
lebih muda saat terjadinya menarche, periode menstruasi yang lebih lama, banyaknya darah yang keluar
selama menstruasi, perokok, riwayat keluarga dengan dismenore, obestitas dan penggunaan alkohol
juga dihubungkan dengan terjadinya dismenore primer. Sedangkan penyebab dari dismenore sekunder
dikaitkan dengan penyakit yang mendasari atau kelainan structural baik di dalam atau di luar rahim,
endometriosis (radang selaput rahim), dan jaringan dibuang melalui leher rahim yang sempit, kista
ovarium, infeksi rahim, penyakit panggul, serta intrauterine device (Anurogo, 2011). Masalah dismenroe
dapat dicegah dan diatasi dengan berbagai macam cara, antara lain secara farmakologis dan
nonfarmakologis. Secara farmakologis nyeri haid dapat diatasi dengan obat Pengaruh senam dismenore
dalam mengurangi nyeri haid… 456 golongan analgesic seperti asetaminofen, diklofenak dan ketoprofen
serta golongan inhibitor prostaglandin seperti aspirin dan ibuprofen. Sedangkan secara non
farmakologis nyeri haid dapat diatasi dengan cara kompres hangat secara local pada abdomen bawah,
peningkatan asupan cairan, aktivitas sesuai toleransi. Selain cara non-farmakologis diatas, adapula cara
lain yang dapat mengatasi nyeri haid yaitu salah satunya dengan olahraga secara teratur
(Kumalasari,2012). Menurut Nugraha (2008) di Indonesia angka kejadian nyeri haid terdiri dari 54,89%
nyeri haid primer dan 9,36% nyeri sekunder. Biasanya gejala tersebut pada wanita usia reproduktif 3-5
tahun setelah mengalami haid pertama, dan pada wanita yang belum pernah hamil. Menurut Istiqomah
(2009) pada remaja putri di SMU N 5 Semarang. Penelitiannya terkait efektivitas dari senam disminore
dalam mengurangi nyeri disminore. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa senam disminore ini efektif
untuk menurunkan disminore. Responden yang digunakan sebanyak 15 remaja yang melakuakan selama
3 hari sebelum menstruasi, tingkatan nyeri sebelum meraka melakukan senam yaitu : disminore ringan
sebanyak 7%, disminore sedang 53%, dan disminore hebat 40%. Tingkatan nyeri yang dirasakan
responden setelah senam disminore mengalami penurunan, dengan prosentasi disminore ringan
sebanyak 73,33%, disminore sedang 26,67%, dan tidak ada responden yang mengalami disminore hebat.
Peneliti melakukan penelitian tentang Senam Disminore Dalam Mengurangi Nyeri Haid pada mahasiswi
yang rata – rata setiap tingkat ada yang mengalami disminore, di Akademi Kebidanan Kartika Mitra
Husada di Jakarta Timur Tahun 2017 dengan melakukan langsung senam disminore. Setelah melakukan
senam penulis melihat pengaruh senam terhadap nyeri disminore. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian
ini menggunakan quasi eksperimen dalam satu kelompok (one group pre test – post test design) dan
sampel yang digunakan adalah mahasiswi yang mengalami disminore sebanyak 32 orang yang diambil
menggunakan teknik total sampling. Pengambilan data menggunakan skala nyeri berdasarkan Universal
Pain Assessment Tool dan pengolahan dilakukan secara manual. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Tabel
5.1 Distribusi Frekuensi Yang Mengalami Disminore atau Nyeri Haid Di Akademi Kebidanan Kartika Mitra
Husada Pada Saat Sebelum Melakukan Senam Skala Nyeri Tingkat I Tingkat II Tingkat III TOTAL F % F % F
% Ringan 1 12,5 2 20 4 28,57 7 Sedang 0 0 5 50 6 42,85 11 Berat 7 87,5 3 30 4 28,57 14 Total 8 100% 10
100% 14 100% 32 Pada tabel 5.1 Dari 32 responden terlihat tingkat I yang mengalami disminore dengan
skala nyeri ringan 1 orang (12,5), skala nyeri sedang 0 dan skala nyeri berat 7 orang (87,5), pada tingkat II
yang mengalami disminore dengan skala nyeri ringan 2 orang (20%), skala nyeri sedang 5 orang (50%)
dan skala nyeri berat 3 orang (30%), pada tingkat III yang mengalami disminore dengan skala nyeri
ringan 4 orang (28,57%), skala nyeri sedang 6 orang ( 42,85%) dan skala nyeri berat 4 orang (28.57%).
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Yang Mengalami Disminore atau Nyeri Haid Di Akademi Kebidanan Kartika
Mitra Husada Pada Saat Setelah Melakukan Senam Proceeding ‐ International Midwifery Scientific
Conference 2018 457 Skala Nyeri Tingkat I Tingkat II Tingkat III TOTAL F % F % F % Ringan 5 62,5 8 80 10
71,42 23 Sedang 3 37,5 2 20 4 28,57 9 Berat 0 0 0 0 0 0 0 Total 8 100% 10 100% 14 100% 32 Pada tabel
5.2 Dari 32 responden terlihat tingkat I yang mengalami disminore dengan skala nyeri ringan 5 orang
(62,5), skala nyeri sedang 3 orang (37,5%) dan skala nyeri berat 0, pada tingkat II yang mengalami
disminore dengan skala nyeri ringan 8 orang (80%), skala nyeri sedang 2 orang (20%) dan skala nyeri
berat 0, pada tingkat III yang mengalami disminore dengan skala nyeri ringan 10 orang (71,42%), skala
nyeri sedang 4 orang ( 28,57%) dan skala nyeri berat 0. Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi total mahasiswa
yang mengalami disminore sebelum melakukan senam dan sesudah melakukan senam Skala Nyeri
Sebelum Sesudah F % F % Ringan 7 21,87 23 71,87 Sedang 11 34.37 9 28.12 Berat 14 43,75 0 0 Total 32
100% 32 100% Berdasarkan tabel 5.3 Dari 32 responden terlihat mahasiswi yang mengalami disminore
sebelum melakukan senam dengan skala nyeri ringan 7 orang (21,87%), skala nyeri sedang 11 orang
(34,37%) dan skala nyeri berat 14 orang (43,75%), dan mahasiswi yang mengalami disminore setelah
melakukan senam dengan skala nyeri ringan 23 orang (71,87%), skala nyeri sedang 9 orang (28,12%) dan
skala nyeri berat 0. Tabel 5.4 Hasil Analisis Wilcoxon Sebelum – Sesudah Z -4.612 Asymp.Sig. (2-
tailed) .000 Berdasarkan hasil analisa terdapat nilai P-Value = < 0,000 yang kurang dari α = 0,05 hasil
tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan ambang nyeri secara bermakna sebelum dilakukan senam
disminore dan sesudah dilakukan senam disminore. 2. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan pada populasi sebanyak 32 mahasiswi di Akademi Kebidanan Kartika Mitra Husada, pada
bab ini akan diuraikan pembahasan sesuai variabel penelitian yang meliputi hal-hal sebagai berikut : a.
Berdasarkan tabel 5.1 terlihat hasil pengukuran skala nyeri haid sebelum dilakukan senam dismenore
pada responden menunjukkan sebagian besar skala nyeri haid termasuk katagori nyeri Pengaruh senam
dismenore dalam mengurangi nyeri haid… 458 berat sebanyak 7 orang (87,5%). Dismenorea adalah
nyeri perut yang berasal dari kram (pada) rahim dan terjadi selama menstruasi (Kumalasari, 2012).
Penyebab terjadinya nyeri haid berdasarkan klasifikasinya menurut (Anurogo, 2011) diantaranya faktor
endokrin, kelainan organik, faktor kejiwaan atau gangguan psikis, faktor konstitusi dan faktor alergi.
Faktor – faktor resiko lainnya antara lain umur, haid pertama (menarche) usia amat dini, status
perkawinan, periode haid yang lama, aliran darah haid yang hebat, merokok, riwayat keluarga,
kebiasaan olahraga, kegemukan, dan konsumsi alcohol. b. Berdasarkan tabel 5.2 terlihat hasil
pengukuran skala nyeri haid sesudah dilakukan senam dismenore menunjukkan sebagian besar
responden mengalami nyeri ringan yaitu sebanyak 10 orang (71,42%). Menurut Dito Anurogo (2011),
melakukan olahraga secara teratur setidaknya 30 menit setiap hari dapat memperlancar aliran darah
pada otot disekitar rahim sehingga akan meredakan nyeri pada saat haid. Olahraga atau senam
merupakan salah satu teknik relaksasi yang digunakan untuk mengurangi nyeri, hal ini disebabkan saat
melakukan olahraga atau senam otak dan susunan syaraf tulang belakang tubuh akan menghasilkan
hormone endorphin. Hormone ini dapat berfungsi sebagai obat penenang alami yang diproduksi otak
sehingga menimbulkan rasa nyaman (Harry, 2007 dalam Marlinda, 2013). Hormone endorphin yang
semakin tinggi akan menurunkan atau meringankan nyeri yang dirasakan seseorang sehingga menjadi
lebih nyaman, gembira dan melancarkan pengiriman oksigen ke otot rahim (Sugani & Piandarini, 2010
dalam Ismarozi, 2015). c. Berdasarkan tabel 5.3 terlihat pengukuran skala nyeri haid pada responden
sebelum dan sesudah melakukan senam dismenore menunjukkan, setelah dilakukan senam dismenore
sebagian besar responden yang mengalami nyeri haid ringan dan tidak nyeri yaitu sebanyak 23 orang
(71,87%), sedangkan responden yang mengalami nyeri skala sedang sebanyak 9 orang (28.12%) dan
responden yang mengalami nyeri berat 0. Berdasarkan hasil uji statistik wilcoxon menunjukkan hasil (Z=
-4,612, p= 0,000 yang berarti p < 0,05 dan dengan demikian dapat diartikan bahwa H0 ditolak yang
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh senam dismenore terhadap nyeri haid. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa dengan senam dapat menurunkan intensitas skala nyeri mahasiswi yang
mengalami disminore.hasil penelitian ini sangat sesuai dengan hasil hipotesis penelitian. Data statistic
juga menunjukkan bahwa senam yang dilakukan oleh mahasiswi berpengaruh untuk menurunkan nyeri
disminore. Menurut (Sugiani & Priandarini 2010 dalam Ismarozi, 2015) Pada saat menstruasi tubuh
bereaksi mengalami stress, sehingga menyebabkan penurunan ketahanan terhadap nyeri. Selain itu
pada saat tubuh mengalami stress maka tubuh akan memproduksi hormone adrenalin, esterogen,
progesterone dan prostaglandin yang berlebihan. Esterogen berlebih dapat menyebabkan peningkatan
kontraksi uterus secara berlebihan, sedangkan progesterone bersifat menghambat kontraksi dan
adrenalin berlebih dapat menyebabkan otot tubuh tegang termasuk otot rahim.
Proceeding ‐ International Midwifery Scientific Conference 2018 459 SIMPULAN Penelitian telah
dilakukan terhadap mahasiswi Akademi Kebidanan Kartika Mitra Huasada . Pengambilan dengan data
primer untuk mengetahui pengaruh senam disminore dalam mengurangi nyeri haid pada mahasiswi
Akademi Kebidanan Kartika Mitra Husada di Jakarta Timur Tahun 2017. Berdasarkan hasil penelitian
yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Mahasiswa yang mengalami nyeri haid
di Akademi Kebidanan Kartika Mitra Husada dengan katagori ringan, sedang dan berat sejumlah 32
orang. b. Nyeri haid sebelum melakukan senam terbanyak pada katagori berat sejumlah 14 orang. c.
Nyeri haid setelah melakukan senam terbanyak pada katagori ringan sejumlah 23 orang. d. Pengaruh
senam disminore memiliki hubungan bermakna dengan nyeri haid yang menunujukkan hasil (Z= -4,612,
p= 0,000 yang berarti p < 0,05 dan dengan demikian dapat diartikan bahwa H0 ditolak yang
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh senam dismenore terhadap nyeri haid. DAFTAR PUSTAKA
Anurogo,D & Wulandari, A (2011), Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid,Yogjakarta: Andi Aulia. 2009. Kupas
Tuntas Menstruasi. Yogyakarta: Milestone Isnaeni, Susi. 2010. Faktor-faktor Yang Berkaitan Terjadinya
Dismenorea Pada Remaja Putri. Skripsi Psikologi. USU Ismarozi,D dkk (2015), Efektifitas Senam
dismenore terhadap penanganan nyeri haid primer pada remaja,JOM Vol.2 No.1 Februari Kumalasari,I &
Andhyantoro, I (2012), Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan,Jakarta:
Salemba Medika Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Puji. 2011. Efektivitas
senam dismenore Dalam mengurangi dismenore pada remaja putri di SMUN 5 Semarang Paath, dkk.
2008. Development Psychology: A Life Span Approach. 5th Edition. New York : McgrawHill Kogakusha
Ltd Proverawati, A & Misaroh, S. 2009. Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta: Nuha
Medika Setiabudi. 2007. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta : SKMUI Sulistyowati.
2009. Rahasia Sehat dan Cantik Sampai Usila. Yogyakarta : C.V ANDI Thaniez et al,. 2009. Dasar-dasar
Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Hipokrates Tiran, Denise. 2009. Kamus Saku Bidan. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai