A. Judul Jurnal
PENGARUH KOMPRES HANGAT TERHADAP PENURUNAN NYERI DISMENORE
PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR D IV BIDAN PENDIDIK DI UNIVERSITAS
‘AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2016
B. Pengarang
Barika Rihma Syahria, Fitria Siswi Utami
Progam Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma DIV Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
‘Aisyiyah Yogyakarta.
C. Latar Belakang
Dismenore merupakan rasa sakit yang hebat dan kram pada perut bagian bawah saat
menstruasi. Nyeri yang dirasakan sangat luar biasa dapat menyebabkan wanita tidak mampu
untuk beraktivitas dan meninggalkan pekerjaan sampai beberapa hari. Kompres hangat
bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi aliran darah ke bagian tubuh yang nyeri.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kompres hangat terhadap
penurunan nyeri dismenore pada mahasiswa tingkat akhir D IV Bidan Pendidik di Universitas
‘Aisyiyah Yogyakarta.
E. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode ekspereime dengan jenis penelitian pre-eksperimen
dan desain One group Pretest-Posttest. Sampel yang digunakan sebanyak 15 orang dengan
tekhnik pengambilan sampel Purposive Sampling. Analisis data yang digunakan yaitu uji
Wilcoxon.
F. Hasil Jurnal
Ada pengaruh pemberian kompres hangat terhadap penurunan nyeri dismenore pada
mahasiswa tingkat akhir D IV Bidan Pendidik di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta Sebelum
diberikan kompres hangat mayoritas responden mengalami nyeri sedang, yaitu 14 responden
(93,3%). Sedangkan intensitas nyeri dismenore sesudah diberikan kompres hangat paling
banyak pada kategori nyeri ringan, yaitu 11 responden (73,3%). Hasil uji analisis dengan
Wilcoxon significancy p sebesar 0,001 (p<0,05) yang artinya Ho ditolak dan Ha ditermia.
1
G. Kesimpulan
Kompres hangat mampu mengurangi kemampuan neuron sensori enferens dalam
menstramisikan nyeri menstrurasi yang disebabkan otot-otot rahim disekitar rahim merangsang
ujung-ujung syaraf sehingga merasakan nyeri pada saat menstruasi. Diharapkan mampu
melakukan kompres hangat secara teratur saat dismenore dengan prosedur yang tepat.
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Disminore (Nyeri haid) merupakan salah satu keluhan yang sering dialami wanita muda.
Disminore merupakan menstruasi yang disertai rasa sakit yang hebat dan Kram (Kasdu, 2005).
Nyeri haid adalah nyeri yang berlangsung selama satu sampai beberapa hari selama
menstruasi. Nyeri haid merupakan salah satu masalah ginekologi yang paling sering terjadi,
mempengaruhi lebih dari 50% wanita dan menyebabkan ketidakmampuan untuk melakukan
aktivitas harian selama 1 sampai 3 hari setiap bulannya pada sekitar 10% dari wanita tersebut.
Ketidakhadiran remaja di sekolah akibat nyeri haid mencapai kurang lebih 25% (Reeder dkk,
2013).
Faktor yang mempengaruhi nyeri haid antara lain faktor kejiwaan, faktor konstitusi
meliputi anemia, penyakit menahun, usia menache, dan faktor genetik, faktor obstruksi kanalis
servikalis, faktor endokrin, dan faktor alergi (Kumalasari dan andhyantoro, 2012). Penanganan
nyeri haid dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu secara farmakologi dan nonfarmakologi. Secara
farmakologi nyeri haid dapat diberikan obat-obatan. Sedangkan secara nonfarmakologi rasa
nyeri haid bisa dikurangi dengan istirahat yang cukup, olah raga yang teratur (terutama
berjalan), pemijatan, yoga, dan pengompresan dengan air hangat di daerah perut (Manan, 2011).
Penggunaan dari kompres hangat dapat membuat sirkulasi darah lancar, vaskularisasi lancar dan
terjadi vasodilatasi yang membuat relaksasi pada otot karena otot mendapat nutrisi yang dibawa
oleh darah sehingga kontraksi otot menurun (Anugraheni, 2013).
Nyeri haid dibagi menjadi dua, yaitu nyeri haid primer dan nyeri haid sekunder (Reeder
dkk, 2013). Dismenore primer ini mencapai puncaknya pada hari pertama dan kedua (Manuaba,
2010). Banyak wanita terpaksa harus berbaring karena terlalu menderita saat nyeri haid
sehingga terkadang tidak mampu mengerjakan apapun. Beberapa wanita hanya mengalami
ketidaknyamanan ringan ketika mereka menstruasi, namun wanita lainnya menderita parah
(Pacey & Lorraine, 2009).
Nyeri haid primer terjadi pada usia 12-13 tahun dan beberapa waktu setelah menarche
biasanya setelah 12 bulan atau lebih (Sukarni dan Wahyu, 2013). Berdasarkan hal tersebut maka
nyeri haid primer mungkin akan terjadi pada remaja berusia 15-17 tahun. Remaja pada usia
tersebut sedang berada di Sekolah Menengah Atas (Anurogo dan Wulandari, 2011).
Angka kejadian disminore di dunia sangat besar. Rata-rata hampir lebih dari 50% wanita
mengalaminya. Di Inggris sebuah penelitian bahwa 10% dari remaja sekolah lanjut tampak
3
absen 1-3 hari setiap bulannya karena mengalami disminore. Sedangkan hasil penelitian di
Amerika presentase kejadian disminore lebih besar sekitar 60% dan di Swedia sebesar 72%
(Anugroho, 2011). Didapatkan kejadian sebesar 1.769.425 jiwa (90%) wanita mengalami
dismenore dan 10%-15% diantaranya mengalami dismenore berat, sehingga mengakibatkan
timbulnya keterbatasan aktivitas yang dikeluhkan oleh 15% remaja perempuan yang mengalami
dismenore. Prevalensi dismenore di indonesia menurut Puspita (2008) menyatakan dismenore
terjadi pada 60-70% wanita di indonesia.
Penelitian epidemiologi kejadian nyeri haid di Amerika Serikat diperkirakan sekitar 45-
90%. Bedasarkan penelitian yang sama nyeri haid berpengaruh terhadap aktivitas sehari-hari
pada wanita, sehingga membuat mereka meninggalkan pekerjaan atau aktivitas rutin lainnya
selama beberapa jam atau beberapa hari. Sekitar 13-51% wanita pernah absen setidaknya sekali
akibat nyeri haid dan sekitar 5-14% berulang kali absen. Studi epidemiologi pada populasi
remaja (berusia 12-17 tahun) di Amerika Serikat, prevalensi disminore 59,7%. Rincian rasa
nyeri menstruasi yang mengeluh nyeri hebat 12%, nyeri sedang 37% dan nyeri ringan 49%.
Studi ini juga melaporkan bahwa disminore menyebabkan 14% remaja sering tidak masuk
sekolah (Anugroho & Wulandari, 2011).
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang teori dismenore.
2. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan dismenore menggunakan kompres hangat
terhadap nyeri.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dismenore
1. Pengertian
Dismenore atau nyeri haid merupakan suatu rasa tidak enak di perut bawah sebelum
dan selama menstruasi dan sering kali disertai rasa mual (Sastrawinata, 2008).
Dismenorea adalah nyeri haid yang sedemikian hebatnya sehingga memaksa
penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidupnya sehari-hari, untuk
beberapa jam atau beberapa hari (Simanjuntak, 2008).
2. Gejala
Menurut Maulana (2009), gejala dan tanda dari dismenore adalah nyeri pada bagian
bawah yang bisa menjalar ke punggung bagian bawah dan tungkai. Nyeri dirasakan sebagai
kram yang hilang timbul atau sebagai nyeri tumpul yang terus menerus ada. Biasanya nyeri
mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi, serta mencapai puncaknya dalam 24
jam dan setelah 2 hari akan menghilang. Dismenore juga sering disertai oleh sakit kepala,
mual, sembelit, diare dan sering berkemih. Kadang terjadi sampai muntah.
Dismenore primer muncul berupa serangan ringan, kram pada bagian tengah, bersifat
spasmodik yang dapat menyebar ke punggung atau paha bagian dalam. Umumnya
ketidaknyamanan muncul 1-2 hari sebelum haid. Namun nyeri paling hebat muncul pada
hari pertama haid. Dismenore kerap disertai efek seperti muntah, diare, sakit kepala, nyeri
kaki, dan sinkop (Morgan & Hamilton, 2009).
B. Konsep Nyeri
Sherwood L. (2001), menyatakan bahwa nyeri sebenarnya merupakan mekanisme
protektif yang dimaksudkan untuk menimbulkan kesadaran celah atau akan terjadi kerusakan
jaringan (Andarmoyo, 2013). Nyeri adalah pengalaman sensori nyeri dan emosional yang tidak
menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual dan potensial yang terlokalisasi pada
suatu bagian tubuh (Judha dkk, 2012).
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat subjektif
karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya
orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya
(Hidayat, 2012)
5
C. Kompres Hangat
1. Definisi
Kompres hangat adalah pengompresan yang dilakukan dengan mempergunakan buli-
buli panas yang dibungkus kain yaitu secara konduksi, terjadi pemindahan panas dari buli-
buli ke dalam tubuh sehingga akan menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan akan
terjadi penurunan ketegangan otot sehingga nyeri haid yang dirasakan akan berkurang atau
hilang.
Kompres hangat sebagai metode yang sangat efektif untuk mengurangi nyeri atau
kejang otot. Panas dapat disalurkan melalui konduksi (botol air panas). Panas dapat
melebarkan pembuluh darah dan dapat meningkatkan aliran darah. Kompres hangat adalah
metode yang digunakan untuk meredakan nyeri dengan cara menggunakan buli-buli yang
diisi dengan air panas yang ditempelkan pada sisi perut kiri dan kanan.
2. Tujuan kompres hangat
Tujuan dari kompres hangat adalah pelunakan jaringan fibrosa, membuat otot tubuh
lebih rileks, menurunkan rasa nyeri, dan mempelancar pasokan aliran darah dan
memberikan ketenangan pada klien.
Kompres hangat yang digunakan berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah,
menstimulasi sirkulasi darah, dan mengurangi kekakuan. Selain itu, kompres hangat juga
berfungsi menghilangkan sensasi rasa sakit. Untuk mendapatkan hasil yang terbaik, terapi
kompres hangat dilakukan selama 20 menit dengan 1 kali pemberian dan pengukuran
intensitas nyeri dilakukan dari menit ke 15-20 selama tindakan (Kusmiyati, 2009).
3. Prosedur pelaksanaan
Prosedur pelaksanaan pada pemberiaan kompres hangat adalah sebagi berikut:
a. Persiapan alat dan bahan:
1) Buli- buli dan sarungnya atau botol dengan sarungnya
2) Perlak dan pengalas
3) Termos dan air panas dengan suhu 45°-50,5°C
4) Thermometer iar
5) Lap kerja
b. Cara Kerja:
1) Cuci tangan
2) Jelaskan pada klien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3) Isi kantung karet dengan air hangat dengan suhu 45-50,5ºC
4) Tutup kantung karet yang telah diisi air hangat kemudian dikeringkan
5) Masukkan kantung karet kedalam kain
6
6) Tempatkan kantung karet pada daerah pinggang, perut, dan daerah yang terasa nyeri
dengan posisi klien miring kanan atau miring kiri
7) Angkat kantung karet tersebut setelah 20 menit, kemudian isi lagi kantung karet
dengan air hangat lakukan kompres ulang jika klien menginginkan
8) Catat perubahan yang terjadi selama kompres dilakukan pada menit ke 15-20
9) Cuci tangan
(Hidayat, 2008)
4. Fisiologi kompres hangat
Pada kompres hangat terjadi proses konduksi pada penyampaian panasnya. Konduksi
adalah perpindahan panas akibat paparan langsung kulit dengan benda-benda yang ada di
sekitar tubuh. Biasanya proses kehilangan panas dengan mekanisme konduksi sangat kecil.
Sentuhan dengan benda umumnya memberi dampak kehilangan suhu yang kecil karena dua
mekanisme, yaitu kecenderungan tubuh untuk terpapar langsung dengan benda relative jauh
lebih kecil dari pada paparan dengan udara, dan sifat isolator benda menyebabkan proses
perpindahan panas tidak dapat terjadi secara efektif terus menerus.
12
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarakan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut : Intensitas nyeri dismenore pada mahasiswa tingkat akhir D IV Bidan Pendidik sebelum
diberikan kompres hangat sebagian besar pada kategori nyeri sedang 93,3 %. Intensitas nyeri
dismenore pada mahasiswa tingkat akhir D IV Bidan Pendidik sesudah diberikan kompres hangat
sebagian besar pada kategori nyeri ringan 73,3%, dari hasil uji statistik Wilcoxon di dapatkan hasil
dengan p-value 0,001 < 0,05 dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak Ha diterima ada pengaruh
pemberian kompres hangat untuk menurunkan nyeri dismenore pada mahasiswa tingkat akhir D IV
Bidan Pendidik.Kompres hangat mampu mengurangi kemampuan neuron sensori enferens dalam
menstramisikan nyeri menstrurasi yang disebabkan otot-otot rahim disekitar rahim merasang ujung-
ujung syaraf sehingga merasakan nyeri pada saat menstruasi.
13
REFERENSI
14