Anda di halaman 1dari 9

TUGAS RISET

PENGARUH MASASE EFFLEURAGE ABDOMEN TERHADAP


PENURUNAN SKALA NYERI DISMINORE PRIMER PADA
REMAJA PUTRI DI SMP MUHAMMADIAH TERPADU
KOTA BENGKULU

DISUSUN OLEH :

MIRA WINARTI
NPM. 1426010007

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2017
A. Latar Belakang Masalah
Menurut WHO (2012) remaja adalah periode usia antara 10 sampai 19
tahun. Menurut The Health Resources and Services Administrations
Guidelines Amerika Serikat (2012), rentang usia remaja adalah 11-21 tahun
dan terbagi menjadi tiga tahap, yaitu remaja awal (11-14 tahun); remaja
menengah (15-17 tahun);dan remaja akhir (18-21 tahun).
Remaja merupakan tahapan seseorang dimana ia berada diantara fase
anak dan dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik, perilaku, kognitif,
biologis, dan emosi (Ferry & Makhfudli, 2009). Remaja memasuki usia
pubertas mulai mengalami banyak perubahan fisik maupun psikologis, salah
satu perubahan tersebut yaitu ketika memasuki masa menstruasi atau haid,
menstruasi adalah proses alamiah yang terjadi pada perempuan, menstruasi
merupakan perdarahan teratur dari uterus sebagai tanda bahwa alat kandungan
telah menunaikan fungsinya, masa ini akan mengubah perilaku dari berbagai
aspek. Menstruasi biasa dimulai antara umur 12-16 tahun selama 2-7 hari
(Kusmiran, 2012).
Memasuki periode menstruasi remaja sering kali mengalami masalah,
masalah yang sering timbul dan yang paling banyak dialami remaja adalah -
angguan nyeri menstruasi atau dismenore, dikarakteristikkan sebagai nyeri
singkat awitan atau selama menstruasi, nyeri ini berlangsung selama satu atau
Nimpai beberapa hari selama menstruasi (Reeder dkk, 2013).
Dismenore terdiri dari dismenore primer dan sekunder, dismenore
primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat-alat genital
yang nyata, sedangkan dismenore sekunder adalah nyeri saat menstruasi yang
disebabkan oleh kelainan ginekologi atau kandungan (Kusmiran, 2012).
Berdasarkan data dari berbagai negara, angka kejadian dismenore di
dunia cukup tinggi. Diperkirakan 50% dari seluruh wanita di dunia menderita
dismenore dalam siklus menstruasi. Di Amerika Serikat diperkirakan hampir
90% wanita mengalami dismenore dan 10-15% diantaranya mengalami
dismenore berat, yang menyebabkan mereka tidak mampu melakukan
kegiatan apapun (Calis, 2011 dalam Nurkhasanah & Fitrisia, 2014)..
Di Indonesia angka kejadian dismenore sebesar 64,25% yang terdiri dari
dismenore primer sebesar 54,89% dan dismenore sekunder 9,36%. Dismenore
menyebabkan 14% dari pasien remaja sering tidak hadir kesekolah dan tidak
menjalani kegiatan sehari-hari (Calis, 2011 dalam Nurkhasanah & Fitrisia,
2014).
Nyeri dapat diatasi dengan berbagai altematif, baik secara farmakologis
maupun non farmakologis, secara farmakologis dapat diatasi dengan obat-
obatan analgesik, penggunaan analgesik dapat menimbulkan efek toleransi,
ketergantungan, gejala putus obat, dan memiliki efek samping (Olso, 2009),
sedangkan secara non farmakologis dapat diatasi dengan bimbingan antisipasi,
kompres panas dan dingin, stimulasi saraf elektris transkutan (TENS),
distraksi, relaksasi, imajinasi terbimbing, hipnosis, akupuntur, umpan balik
biologis, dan masase effleurage.
Masase effleiirage merupakan salah satu metode non farmakologis yang
dianggap efektif dalam menurunkan nyeri. Effleurage adalah teknik memijat
dengan tenang berirama, bertekanan lembut kearah distal atau bawah.
Effleurage bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi darah, memberi tekanan,
dan menghangatkan otot abdomen dan meningkatkan relaksasi fisik dan
mental. Effleurage merupakan teknik masase yang aman, mudah, tidak perlu
banyak alat, tidak perlu biaya, tidak memiliki efek samping dan dapat
dilakukan sendiri atau dengan bantuan orang lain. Masase effleurage dapat
juga dilakukan di punggung. Tujuan utamanya adalah relaksasi (Monsdragon,
2004 dalam Nurkhasanah & Fitrisia, 2014).
Hal ini didukung oleh penelitian Siti Nurkhasanah dan Wiwit Fitrisia
(2014) yang melakukan penelitian tentang pengaruh masase effleurage
terhadap penurunan intensitas skala nyeri dismenore pada siswi kelas IX
MTsN 1 bukit tinggi tahun 2014, didapatkan nilai p-Value= 0,000 yang berarti
lebih kecil dari a=0,05 ( 0,000< 0,05), maka dapat disimpulkan terdapat
perbedaan yang signifikan antara intensitas skala nyeri dismenore sebelum dan
sesudah dilakukan masase effleurage.
Serta penelitian yang dilakukan Priharyanti Wulandari dan Prasita Dwi
Nur Hiba (2015) tantang pengaruh massage effleurage terhadap pengurangan
tingkat nyeri persalinan kala 1 fase aktif pada primigravida diruang
bougenville RSUD Tugurejo Semarang, didapatkan nilai p-Value= 0,000 yang
berarti lebih kecil dari a=0,05 ( 0,000< 0,05), maka dapat disimpulkan
terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat nyeri persalinan kala I fase
aktif pada primigravida sebelum dan sesudah dilakukan masase effleurage.
SMP Muhammadiyah Terpadu adalah salah satu bentuk amal usaha dari
perserikatan Muhammadiyah, sudah seharusnya mendapat perhatian bersama-
sama sebagai satu kefuarga kesatuan Muhammadiyah dalam menangani
masalah kesehatan, terutama remaja putri yang mengalami nyeri dismenore
primer pada saat menstruasi.
Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 25
Desember 2016 menggunakan iembar angket pada SMP Muhammadiyah
Terpadu Kota Bengkulu, didapatkan data sebagai berikut: dari 10 orang siswi
yang ditanya nyeri haid, didapatkan 9 siswi yang mengalami nyeri haid dan 1
orang siswi yang tidak mengalami nyeri saat haid, pada 9 siswi yang
mengalami nyeri haid diantaranya nyeri ringan 4 orang, nyeri sedang 4 orang
dan nyeri berat 1 orang, dari 9 siswi yang nyeri haid hanya 2 orang yang saat
nyeri melakukan penanganan dengan meminum obat anti nyeri, dan yang lain
hanya membiarkan, serta istirahat di UKS, dan belum ada penanganan khusus
yang dilakukan siswi dan petugas UKS dalam menangani nyeri haid. Saat
dilakukan tindakan masase effleurage pada 3 siswi, sebelum intervensi
didapatkan nyeri sedang (4-6) 2 orang, dan nyeri ringan (1-3) 1 orang, dan
sesudah dilakukan intervensi masase effleurage didapatkan 3 orang siswi
mengeluh nyeri ringan (1-3).
Hasil wawancara terhadap 10 siswi tersebut, di ketahui bahwa saat
mengalami nyeri haid, mereka sering tidak berkonsentrasi dalam belajar, dan
ada yang tidak sama sekali bisa mengikuti proses belajar mengajar dan hanya
beristirahat di UKS akibatnya siswi sering ketinggalan pelajaran.
Dari uraian latar belakang diatas dapat diketahui bahwa belum ada
penanganan khusus yang dilakukan siswi dan petugas UKS SMP
Muhammadiyah Terpadu Kota Bengkulu dalam mengatasi nyeri haid, maka
dari itu peneliti tertarik untuk meiakukan penelitian tentang pengaruh masasv
sjjeurage abdomen terhadap penurunan skala nyeri dismenore primer pada
Remajaputri di SMP Muhammadiyah Terpadu Kota Bengkulu.

B. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi skala nyeri dismenore primer
sebelum diberikan terapi masase effleurage abdomen pada remaja putri di
SMP Muhammadiyah Terpadu Kota Bengkulu.
2. Untuk mengetahui distribusi frekuensi skala nyeri dismenore primer
sesudah diberikan terapi masase effleurage abdomen pada remaja putri di
SMP Muhammadiyah Terpadu Kota Bengkulu
3. Untuk mengetahui pengaruh masase effleurage abdomen terhadap
penurunan skala nyeri dismenore primer pada remaja putri di SMP
Muhammadiyah Terpadu Kota Bengkulu.

C. Tinjauan pustaka
1. Definisi Dismenore
Istilah medis untuk kejang-kejang menstruasi adalah dysmenorrhea.
Dysmenorrhea berasal dari bahasa yunani dys yang bearti sulit, nyeri,
abnormal, meno berarti bulan, dan rrhea bearti aliran. Dysmenorrhea
atau dismenore dalam bahasa Indonesia berarti nyeri pada saat menstruasi
(Icemi & Wahyu, 2013).
Dismenore, yakni nyeri menstruasi, dikarakteristikan sebagai nyeri
singkat sebelum awitan atau selama menstruasi, nyeri ini berlangsung
selama satu sampai beberapa hari selama menstruasi, dismenore
merupakan salah satu masalah ginekologi yang paling sering terjadi;
mempengaruhi lebih dari 50% wanita dan menyebabkan ketidakmampuan
untuk melakukan aktivitas harian selama 1 sampai 3 hari setiap bulannya
pada sekitar 10% dari wanita tersebut (Reeder dkk, 2013).
Dismenore adalah rasa sakit akibat menstruasi yang sangat menyiksa
karena nyerinya luar biasa menyakitkan. Yang akan sangat mengganggu
aktivitas dan produktifitas wanita (Nurchasanah, 2014).
Dismenore adalah nyeri pada daerah panggul akibat menstruasi dan
produksi zat prostaglandin. Sering kali dimulai segera setelah mengalami
haid pertama (menarche). Nyeri berkurang setelah menstruasi, namun pada
beberapa wanita nyeri bisa terns dialami selama periode menstruasi
(Kusmiran, 2012). Dismenore adalah nyeri waktu menstruasi, dapat
disebabkan oleh radang sekitar uterus atau keadaan yang menghalangi
pengaliran darah mentruasi keluar, endometriosis (Yulaikhah, 2009).

D. Definisi operasional
Istilah Definisi Alat Cara ukur Hasil ukur Skala
operasional ukur ukur
Variabel Pijatan ringan di
independent daerah abdomen
masase yang diberikan
effleurage pada remaja putri
yang mengalami
nyeri haid atau
disminore primer
selama 3-5 menit
pijatan diberikan
kali intervensi
selama 3 hari
berurutan
Variabel Tingkat nyeri Skala Tingkat Normal : < rerata :
dependent yang dirasakan NRS nyeri yang tidak ada keluhan
skala nyeri remaja saat haid dirasakan nyeri > rerata : ada
disminore disesuaikan keluhan nyeri
primer dengan
NRS Tidak normal :
<median: tidak ada
keluhan nyeri >
median : ada
keluhan nyeri

E. Kerangka Konsep Penelitian


Kerangka konsep atau kerangka berpikir merupakan dasar pemikiran
pada penelitian yang dirumuskan fakta-fakta, observasi dan tinjauan pustaka.
Kerangka konsep menurut teori, dalil atau konsep-konsep yang akan dijadikan
dasar dan pijakan untuk melakukan penelitian. Uraian dalam kerangka konsep
menjelaskan hubungan dan keterkaitan antar variabel penelitian . Variabel
yang berkaitan, baik variabel penelitian maupun variabel penggangu
(confounding variabel) dijelaskan secara mendalam dan relevan dengan
permasalah yang diteliti, sehingga dapat dijadikan dasar untuk menyusun
hipotesis dan menjawab permasalahan penelitian (Saryono & Mekar, 2013).
Variabel merupakan ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-
anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok
lain. Jenis-jenis variabel (Saryono & Mekar, 2013).
1. Variabel bebas (variabel independent) adalah variabel yang mempengaruhi
atau dianggap menentukan variabel terikat.
2. Variabel tergantungl terikat (variabel dependen) adalah variabel yang
dipengaruhi . Variabel tergantung disebut juga kejadian, luaran, manfaat,
efek atau dampak.
Variabel yang diteliti variabel independent yaitu masase effleurcige
sedangkan variabel dependen yaitu penurunan skala nyeri siswi remaja yang
mengalami dismenore primer.

Variabel independen Variabel dependent


Skala nyeri disminore Skala nyeri disminore
primer sebelum masase primer sesudah masase
effleurage effleurage

Gambar 2.6 Kerangka Konsep Penelitian


F. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Ha : Ada pengaruh masase effleurage abdomen terhadap penurunan skala
nyeri dismenore primer pada remaja putri di SMP Muhammadiyah
Terpadu Kota Bengkulu.
Ho : Tidak ada pengaruh masase effleurage abdomen terhadap penurunan
skala nyeri dismenore primer pada remaja putri di SMP
Muhammadiyah Terpadu Kota Bengkulu.
DAFTAR PUSTAKA

Anurogo, D & Wulandari, A. (2011). Cara Mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta:


CV. Andi.

Andarmoyo, S. (2016). Konsep dan Proses Keperawatan 'Nyeri. Yogyakarta : Ar-


Ruzz Media.

Ardhiyanti, Y, Pitriani, R, & Damayanti, I, P. (2014). Panduan Lengkap


Keterampilan Dasar Kebidanan 1. Yogyakarta : Deepublish.

Berman, dkk. (2009). Dalam Perdana, P, R.(2015). Pemberian Tehnik Relaksasi


Effleurage Terhadap Penurunan Nyeri Pada Asuha Keperawatan Ny. N
Dengan Appendicitis Di Ruang Flamboyan RSUD Sukoharjo. Karya Tulis
Ilmiah Sekolah Tingi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta:2015.

Calis. (2011). dalam Siti, N., & Fetrisia, W. (2014) Pengaruh Masase Effleurage
Terhadap Penurunan Intensitas Skala Nyeri Dismenore Pada Siswi Kelas IX
MTsN Bukittinggi Tahun 2014. Jurnal Kesehatan STIKES Prima Nusantara
Bukittinggi, VOL 5 No 2 Juli 2014.

Dharma, K, K (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta : Trans Info


Media.

Efendi, F & Makhfudli.( 2009). Keperawatan kesehatan Komunitas teori dan


praktik dalam keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Gadysa, G. (2009). Persepsi ibu tentang metode massage. Diakses tanggal 06


januari 2016. http://luluvikar.wordpress.com/ 2009/08/26/persepsi-ibu-
tentang-metode-massage.

Hadibroto. (2007). Infertil. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Judha, dkk. (2012). Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan. Yogyakarta:
Nuha Medika.

Kasjono, H.S, & Yasril, 2009, Teknik Sampling untuk Penelitian Kesehatan,
Yogyakarta: Graha Ilmu.

Li, Liu & Her. (2007). Post Operatif Pain Intensity Assessment: A Comparison Of
Four Scale In Chinese Adult. Available from URL:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/. (diakses 30 Desember 2016).

Kusmiran, E. (2012). Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita. Jakarta:


Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai