Anda di halaman 1dari 4

TUGAS FARMASI KOMUNITAS

“MENSTRUASI DAN DISMENOREA”

Oleh:
PRAMUDIA WARDANI 152210101003
FARMASI A

DOSEN : SINTA RACHMAWATI S.Farm., Apt.

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2018
MENSTRUASI DAN DISMENOREA

Wanita yang mengalami menstruasi, kadang mengalami nyeri dengan tingkat dan
sifat yang berbeda-beda mulai dari yang ringan hingga yang berat. Kondisi tersebut
dinamakan dismenorhea, yaitu suatu keadaan simptomatik yang meliputi nyeri abdomen,
kram dan sakit pada bagian punggung. Dismenorea disebabkan adanya jumlah prostaglandin
F2α yang berlebihan pada darah menstruasi, yang merangsang hiperaktivitas uterus dan
terjadinya kejang otot uterus.
Menurut World Health Organization (WHO) angka kejadian nyeri haid didunia
sangat tinggi. Angka kejadian dismenorhea sebesar 1.769.425 jiwa (90%) dengan 10-15%
mengalami dismenorhea berat. Rata-rata lebih dari 50% perempuan di setiap negara
mengalami nyeri haid. Angka kejadian dismenorhea di Indonesia sebesar 107.673 jiwa, yang
terdiri dari 59.671 jiwa mengalami dismenorhea primer dan 9.496 jiwa mengalami
dismenorhea sekunder.
Upaya dalam menangani nyeri haid (dismenorhea) dapat dilakukan secara
farmakologis dan secara non farmakologis. Secara farmakologis dapat dilakukan dengan
mengkonsumsi obat-obat antiperadangan bukan steroid Nonsteroidal Antiinflammatory
Drugs (NSAID) yang menghambat produksi dan kerja prostaglandin. Obat-obat ini termasuk
aspirin dan formula-formula ibuprofen. Secara nonfarmakologis yang dapat membantu
mengurangi nyeri haid diantaranya dengan sejumlah rempah-rempah, kompres hangat pada
punggung atau perut bagian bawah, atau pun mandi air hangat, olahraga, aroma terapi,
mendengarkan musik, membaca buku atau menonton film pun dapat menolong.
Terapi ramuan herbal dapat dilakukan dengan cara menggunakan obat tradisional
yang berasal dari bahan-bahan tanaman. Beberapa bahan tanaman dipercaya dapat
mengurangi rasa nyeri. Salah satu tanaman tersebut adalah jahe (Zingibers Officinale Rosc.)
yang bagian rimpangnya berfungsi sebagai analgesik, antipiretik, dan anti inflamasi. Selain
jahe, Annual Meeting of the Society for Economic Botany di Chicago tahun 2007 menyatakan
bahwa rosella juga dapat mengurangi nyeri dan inflamasi pada saat dismenore.
Jahe diketahui sebagai obat tradisional dalam mengatasi berbagai penyakit, salah
satunya adalah nyeri haid. Efek dari jahe untuk menurunkan intensitas nyeri berkaitan dengan
hambatan tromboksan dan terdapatnya aktivitas prostaglandin. Nyeri haid merupakan hasil
kontraksi myometrium yang disebabkan oleh prostaglandin. Konsentrasi prostaglandin pada
wanita yang mengalami dysmenorhea sangat tinggi.
Jahe sama efektifnya dengan asam mefenamat dan ibuprofen dalam menghilangkan
rasa nyeri saat haid. Jahe memiliki berbagai kandungan zat yang diperlukan oleh tubuh,
kandungan zat tersebut antara lain minyak atsiri (0,5 - 5,6%), zingiberon, zingiberin,
zingibetol, barneol, kamfer, folandren, sineol, gingerin, vitamin (A, B1, dan C), karbohidrat
(20-60%) damar (resin) dan asam asam organik (malat, oksalat). Selain sebagai antimikroba,
jahe juga memiliki kemampuan sebagai antioksidan.
Selain jahe, teh rosella juga dapat mengurangi nyeri saat haid. Teh rosella berasal dari
bunga rosella yang diminum seperti menyeduh teh. Kandungan dari rosella dipercaya dapat
menurunkan nyeri saat haid. Kandungan antioksidan yang dimiliki oleh kelopak rosella
terdiri atas senyawa gossipetin, antosianin, dan glukosida hibiscin. Antosianin merupakan
pigmen alami yang memberi warna merah pada seduhan bunga rosella dan bersifat
antioksidan. Kadar antioksidan yang tinggi pada kelopak rosella dapat menghambat radikal
bebas. Beberapa penyakit yang dapat diobati dengan bunga rosella antara lain hipertensi,
kerusakan ginjal, diabetes, jantung koroner, dan kanker. Zat-zat yang terkandung dalam
bunga rosela dipercaya memiliki fungsi sebagai diuretik, menurunkan kekentalan darah,
menurunkan tekanan darah dan menstimulus gerakan usus.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes HA. 2010. Tanaman Obat Indonesia. Jakarta: Salemba Medika.
Book RB. 2009. Obat Murah Alami Dan Berkhasiat. Jakarta: Better Book.
French L. 2005. Dysmenorrhea. Am Fam Physician.71(2).
Hasyim, N. 2009. Kajian Kerusakan Minyak dengan Penambahan Ekstrak Jahe (Zingiber
officinale Roscoe) Selama Penyimpananan. Surakarta: Skripsi Fakultas Pertanian UNS.
Junaedi, Edi. 2013. Hipertensi Kandas Berkat Herbal. Jakarta Selatan: Fmedia.
Kusmiran E. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita. Vol 21. Jakarta: Salemba
Medika.
Lestari NMSD. 2013. Pengaruh Dismenorea pada Remaja. In Prosiding Seminar Nasional
MIPA. Vol 3.
Locklear TD. 2008. Biologically Active Compounds from Justicia Pectoralis: Significance for
the Treatment of Dysmenorrhea. Chicago: University of Illinois at Chicago, Health
Sciences Center.
Ozgoli G, Goli M, Moattar F. 2009. Comparison of Effects of Ginger, Mefenamic Acid, and
Ibuprofen on Pain in Women With Primary Dysmenorrhea. J Altern Complement
Med.15(2):129-132.
Putra HA. 2013. Efektifitas Bunga Rosella Untuk Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien
Hipertensi. Jawa Timur: Universitas Muhamadiyah Ponorogo.
Suciani, S. R., Utami, S., Dewi, A. P., Studi, P., Keperawatan, I., & Riau, U. 2004.
Efektivitas Pemberian Rebusan Kunyit Asam Terhadap Penurunan Dismenorea, 1–8.
Uhl, S.R. 2000. Handbook of Spices, Seasonings and Flavoring. Lancaster-USA: Technomic
Publishing Co. Inc.
Yuliarti N. 2009. A-Z Woman Health & Beauty. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Anda mungkin juga menyukai