Anda di halaman 1dari 29

Pendidikan Kewarganegaraan

Pramudia Wardani
152210101003
Fakultas Farmasi Universitas Jember
1. Hakikat pendidikan kewarganegaraan

2. Esensi dan urgensi identitas nasional

3. Urgensi integrasi nasional


4. Nilai dan norma yang terkandung dalam konstitusi di
Indonesia dan konstitusionalitas ketentuan di bawah UUD
5. Harmoni kewajiban dan hak negara dan warga negara

6. Hakikat, instrumentasi, dan praksis demokrasi Indonesia


7. Dinamika historis, sosiaL-politik, kultural, serta konteks
kontemporer penegakan hukum
8. Dinamika historis, dan urgensi Wawasan Nusantara

9. Urgensi dan tantangan ketahanan nasional


1. Hakikat Pendidikan
Kewarganegaraan
• Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang
mengingatkan kita akan pentingnya nilai-nilai hak dan
kewajinan suatu warga negara agar setiap hal yang di
kerjakan sesuai dengan tujuan dan cita-cita bangsa
dan tidak melenceng dari apa yang di harapkan.
• Dalam konteks nation and character building PKn
memiliki kedudukan, fungsi, dan peran penting terkait
dengan Kerangka Kebijakan Nasional Pembangunan
Bangsa dan Karakter (Menko Kesra: 2010)
• Pengembangan karakter kewarganegaraan di
lingkungan Perguruan Tinggi dikembangkan melalui:
• Perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi
– Pembelajaran
– penelitian, dan
– pengabdian kepada masyarakat
• Diperkuat dengan pengembangan
– budaya kampus
– kegiatan kemahasiswaan
– kegiatan keseharian, dan
– pengembangan budaya akademik
• Pendidikan kewarganegaraan yang berhasil akan
membuahkan sikap mental yang cerdas, penuh
rasa tanggung jawab dari peserta didik. Sikap ini
disertai perilaku yang:
– Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
esa serta menghayati nilai-nilai falsafah bangsa.
– Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam masyarakat
berbangsa dan bernegara.
– Rasional, dinamis, dan sabar akan hak dan
kewajiban warga negara.
– Bersifat profesional yang dijiwai oleh kesadaran bela
negara.
– Aktif memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni untuk kepentingan kemanusiaan, bangsa
dan negara.
2. Esensi dan Urgensi Identitas
Nasional
• Identitas nasional tersebut pada dasarnya menunjuk
pada identitas-identitas yang sifatnya nasional.
• Identitas nasional bersifat buatan dan sekunder.
Bersifat buatan karena identitas nasional itu dibuat,
dibentuk dan disepakati oleh warga bangsa sebagai
identitasnya setelah mereka bernegara.
• Identiteas nasional bersifat sekunder karena identitas
nasional lahir belakangan bila dibandingkan dengan
identitas kesukubangsaan yang memang telah dimiliki
warga bangsa itu secara askriptif. Sebelum memiliki
identitas nasional, warga bangsa telah memiliki
identitas primer yaitu identitas kesukubangsaan.
• Secara historis, identitas nasional Indonesia ditandai ketika
munculnya kesadaran rakyat Indonesia sebagai bangsa yang
dijajah oleh bangsa asing pada tahun 1908 yang dikenal dengan
masa Kebangkitan Nasional (Bangsa).
• Kongres Pemuda pada 28 Oktober 1928 telah melahirkan Ikrar
Sumpah Pemuda yang semakin menguatkan rasa persaudaraan
bangsa.
• Kongres kebudayaan 1918 dan Kongres bahasa Indonesia I
tahun 1938 di Solo, jauh sebelum kemerdekaan merupakan
proses pengembangan kebudayaan Indonesia
• Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945, dan
disahkannya UUD 1945 pada 18 Agustus 1945 sebagaitonggak
berdirinya negara-bangsa Indonesia.
• Kongres bahasa Indonesia X tahun 2013 di Jakarta
memantapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional
(ASEAN-Asia)
• Secara sosiologis, identitas nasional telah terbentuk dalam
proses secara alamiah berupa interaksi, komunikasi, dan
persinggungan budaya baik melalui perjalanan panjang
menuju Indonesia merdeka maupun pasca kemerdekaan.
• Secara politis, bentuk identitas nasional Indonesia menjadi
pembangun jati diri bangsa Indonesia sesuai dengan UUD 1945
yang meliputi bendera negara Merah Putih (pasal 4-24), bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional atau bahasa negara (pasal
25-45), lambang negara Garuda Pancasila (pasal 46-57), dan
lagu kebangsaan Indonesia Raya (pasal 58-64). (UU no. 24
Tahun 2009)
• Pancasila adalah identitas nasional bangsa Indonesia yang tidak
hanya bersifat fisik seperti simbol atau lambang tetapi
merupakan cerminan identitas bangsa, yakni mencerminkan
watak dan perilaku masyarakat Indonesia sehingga dapat
dibedakan dengan bangsa lain.
• Identitas nasional penting bagi kewibawaan
dan ciri khas suatu negara dan bangsa
Indonesia.
• Identitas nasional bagi negara dan bangsa
Indonesia sangat penting bagi kelangsungan
hidup negara-bangsa tersebut karena dapat
mempersatukan negara-bangsa
• Dengan danya identitas nasional bangsa
Indonesia dapat dibedakan dari bangsa lain
dan dikenal oleh bangsa lain;
3. Urgensi Integrasi Nasional
• Integrasi Nasional adalah suatu proses mempersatukan bagian-
bagian, unsur atau elemen yang terpisah dari masyarakat dari
berbagai kelompok bidaya dan sosial menjadi kesatuan wilayah
yang lebih bulat, sehingga menjadi satu bangsa dan menjadi
identitas nasional suatu bangsa yang harmonis dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI yang bersemboyan
"Bhinneka Tunggal Ika“
• Integrasi nasional mempunyai arti politis dan antropologis.
– Integrasi politis berati berbagai kelompok budaya dan sosial
dalam kesatuan wilayah nasional membentuk suatu identitas
nasional.
– Integrasi secara antropologis berati proses penyesuaian
diantara unsur unsur kebudayaan yang berbeda sehingga
mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan.
• Faktor yang perlu diperhatikan untuk membangun integrasi
nasional yang mantap dan kokoh di Indonesia. sebagai berikut:
1. Adanya kemampuan dan kesadaran bangsa Indonesia dalam
mengelola perbedaan keanekaragaman budaya dan adat istiadat
yang tumbuh dan berkembang diwilayah nusantara. Memaknai
keanekaragaman sebagai kekayaan dan potensi bangsa bukan
dipertentangkan.
2. Adanya kemampuan untuk mereaksi penyebaran ideologi asing
dan mencegah dominasi ekonomi asing.
3. Mampu berperan aktif dalam pertemuan dunia di era globalisasi
dalam berbagai aspeknya.
4. Bertekad untuk membangun sistem budaya sesuai dengan
ideologi nasional (Pancasila) dan UUD 1945.
5. Menyelenggarakan berbagai kegiatan budaya dengan cara
melakukan pengkajian kritis dan sosialisasi terhadap identitas
nasional seperti bahasa Indonesia, lagu Indonesia Raya, bendera
Merah Putih dan Garuda Pancasila.
• Tujuh cara yang diyakini mampu membangun integrasi
nasional sebagai berikut
1. Anggota masyarakat Indonesia merasa berhasil saling
mengisi kebutuhan kebutuhan satu dengan lainnya.
2. Terciptanya kesepakatan berrsama mengenai norma-
norma dan nilai-nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan
pedoman.
3. Norma-norma dan nilai-nilai sosial dijadikan aturan baku
dalam proses integrasi.
4. Mengembangkan dan membangun kebanggaan akan
identitas nasional dalam bentuk lambang negara, dasar
negara, lagu kebangsaan, bahasa nasional dan bendera
nasional.
5. Melaksanakan kegiatan pembangunan yang adil sehingga
peningkatan kesejahteraan rakyat merata.
6. Membangun dan menjaga rasa keadilan, aman dan
tentran rakyat.
4. Nilai dan Norma yang
Terkandung dalam Konstitusi di
Indonesia dan Konstitusionalitas
Ketentuan di bawah UUD
Konstitusi
• Konstitusi adalah seperangkat aturan atau hukum yang berisi
ketentuan tentang bagaimana pemerintah diatur dan dijalankan.
Oleh karena aturan atau hukum yang terdapat dalam konstitusi itu
mengatur hal-hal yang amat mendasar dari suatu negara, maka
konstitusi dikatakan pula sebagai hukum dasar yang dijadikan
pegangan dalam penyelenggaraan suatu negara.
• Kontitusi memiliki dua pengertian
– Konstitusi adalah keseluruhan dari ketentuan-ketentuan dasar
atau hukum dasar (droit constituonelle), baik yg tertulis
ataupun tdk tertulis maupun campuran keduanya
– Dalam pengertian sempit (terbatas), Konstitusi berarti piagam
dasar atau Undang-Undang Dasar (Loi constitutionelle), ialah
suatu dokumen lengkap mengenai peraturan-peraturan dasar
negara.
Fungsi konstitusi
– membatasi atau mengendalikan kekuasaan
penguasa agar dalam menjalankan kekuasaannya
tidak sewenang-wenang terhadap rakyatnya;
– memberi suatu rangka dasar hukum bagi perubahan
masyarakat yang dicita-citakan tahap berikutnya;
– dijadikan landasan penyelenggaraan negara
menurut suatu sistem ketatanegaraan tertentu yang
dijunjung tinggi oleh semua warga negaranya;
– menjamin hak-hak asasi warga negara.
5. Harmoni Kewajiban dan Hak
Negara dan Warga Negara
• Hak adalah kuasa untuk menerima atau
melakukan suatu yang semestinya diterima atau
dilakukan oleh pihak tertentu dan tidak dapat
oleh pihak lain mana pun juga yang pada
prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya.
• Kewajiban adalah beban untuk memberikan
sesuatu yang semestinya dibiarkan atau diberikan
oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain
mana pun yang pada prinsipnya dapat dituntut
secara paksa oleh yang berkepentingan.
Kewajiban dengan demikian merupakan sesuatu
yang harus dilakukan.
• Pelaksanaan Hak dan kewajiban yang tidak seimbang, berimbang dan
berat sebelah menimbulkan pertikaian, konflik, permusuhan dan
kekerasan. Ditengah-tengah masyarakat kita, sering terjadi konflik
demikian semisal Upah Minimu Regional (UMR), konflik dalam
perusahaan, kekerasan antara anggota masyarakat dan
aparatpemerintah, unjuk rasa Tunjangan Kinerja Daerah (TKD), unjuk
rasa yang disebabkan kekerasan aparat pemerintah dan masih
banyaklainnya. Kekerasan seperti ada dalam lingkup (lingkungan)
perorangan sederhana sampai pada tataran golongan, negara dan
pemerintahanyang rumit.
• Inti dari permasalahan seperti itu karena pelaksanaan hak dan
kewajiban yang tidak tepat. Konflik yang terjadi ditengah masyarakat
tidak jarang sebagai cermin dari pelaksanaan hak dan kewajiban yang
kurang tepat. Ada sebagian orang yang hanya ingin mendapatkan hak
tanpa mengerjakan kewajibannya. Akibatnya terjadi ketidak seimbangan
karena ada orang, kelompok lain yang harus melaksanakan kewajiban
yang terkadang bukan merupakan hak sendiri untuk melakukannya hal
tersebut.
6. Hakikat, Instrumentasi, dan
Praksis Demokrasi Indonesia
Demokrasi merujuk kepada konsep kehidupan
negara atau masyarakat di mana warganegara
dewasa turut berpartisipasi dalam pemerintahan
melalui wakilnya yang dipilih; pemerintahannya
mendorong dan menjamin kemerdekaan
berbicara, beragama, berpendapat, berserikat,
menegakkan ”rule of law”, adanya pemerintahan
mayoritas yang menghormati hak-hak kelompok
minoritas; dan masyarakat yang warganegaranya
saling memberi perlakuan yang sama.
Prinsip demokrasi Indonesia yang tertuang dalam UUD
1945 adalah sebagai berikut :
• Demokrasi yang berke-Tuhan-an Yang Maha Esa
• Demokrasi dengan kecerdasan
• Demokrasi yang berkedaulatan rakyat
• Demokrasi dengan Rule Of Law
• Demokrasi dengan pembagian kekuasaan negara
• Demokrasi dengan hak asasi manusia
• Demokrasi dengan peradilan yang merdeka
• Demokrasi dengan otonomi daerah
• Demokrasi dengan kemakmuran
• Demokrasi yang berkeadilan sosial.
Suatu negara yang pemerintahannya memnggunakan pemerintahan
demokratis mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan
keputusan politik, baik langsung maupun tidak langsung (perwakilan).
2. Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala
bidang.
3. Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.
4. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di
lembaga perwakilan rakyat.
5. Kompetisi yang sungguh-sungguh dan meluas di antara individu-
individu dan kelompok organisasi terutama partai politik untuk
memperebutkan jabatan-jabatan pemerintahan.
6. Partisipasi politik yang melibatkan sebanyak mungkin warga negara
dalam pemilihan pemimpin atau kebijakan paling tidak melalui
pemilihan umum yang diselenggarakan secara reguler dan adil.
7. Adanya kebebasan sipil dan politik, yaitu kebebasan berbicara,
kebebasan pers, kebebasan untuk membentuk dan bergabung ke
dalam organisasi
7. Dinamika Historis, Sosial-
Politik, Kultural, serta Konteks
Kontemporer Penegakan Hukum
• Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah negara
hukum. Artinya negara yang bukan didasarkan pada
kekuasaan belaka melainkan negara yang berdasarkan atas
hukum, artinya semua persoalan kemasyarakatan,
kewarganegaraan, pemerintahan atau kenegaraan harus
didasarkan atas hukum.
• Tujuan Negara Republik Indonesia pun memiliki indikator
yang sama, yakni:
– melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia
– memajukan kesejahteraan umum
– mencerdaskan kehidupan bangsa; dan
– ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
• Empat fungsi negara yang dianut oleh negara-negara di dunia:
1. melaksanakan penertiban dan keamanan;
2. mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya;
3. pertahanan; dan
4. menegakkan keadilan.
• Pelaksanaan fungsi keempat, yakni menegakkan keadilan, fungsi negara
dalam bidang peradilan dimaksudkan untuk mewujudkan adanya
kepastian hukum. Pelaksanaan berlandaskan pada hukum dan melalui
badan-badan peradilan yang didirikan sebagai tempat mencari keadilan.
Bagi Indonesia dalam rangka menegakkan keadilan telah ada sejumlah
peraturan perundangan yang mengatur tentang lembaga pengadilan
dan badan peradilan.
• Peraturan perundangan bidang hukum pidana, Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP) dan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
(KUHAP). Dalam bidang peradilan, kita memiliki Peradilan Umum,
Peradilan Militer, Peradilan Agama dan Peradilan Tata Usaha Negara
(PTUN). Selain itu, ada juga peradilan yang sifatnya ad hoc, misalnya
peradilan tindak pidana korupsi (Tipikor).
8. Dinamika Historis dan Urgensi
Wawasan Nusantara
• Wawasan nasional merupakan cara pandang
bangsa terhadap diri dan lingkungan tempat
hidup bangsa yang bersangkutan.
• Cara bangsa memandang diri dan lingkungannya
tersebut sangat mempengaruhi keberlangsungan
dan keberhasilan bangsa itu menuju tujuannya.
• Bagi bangsa Indonesia, Wawasan Nusantara telah
menjadi cara pandang sekaligus konsepsi
berbangsa dan bernegara dan menjadi landasan
visional Bangsa Indonesia.
• Implementasi Wawasan Nusantara
1. Dalam bidang politik, berupaya untuk menciptakan iklim politik dan
penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis yang perwujudannya
tercermin dalam wujud pemerintahan yang kuat sebagai penjelmaan dari
kedaulatan rakyat
2. Dalam bidang ekonomi, menciptakan integrasi ekonomi nasional yang
perwujudannya nampak pada terjaminnya pemenuhan dan peningkatan
kesejahteraan rakyat secara adil dan merata.
3. Dalam bidang sosial dan budaya, upaya untuk membangun sikap dan
perilaku batiniah dan lahiriah yang mengakui, menerima dan
menghormati segala bentuk perbedaan yang ada sebagai kenyataan hidup
sekaligus karunia dari Tuhan yang pada gilirannya akan menciptakan
suasana kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmonis, rukun dan
bersatu dalam keberagaman yang dinamis.
4. Dalam bidang pertahanan dan keamanan, upaya menumbuhkembangkan
kesadaran cinta tanah air dan bangsa, yang pada gilirannya akan
membentuk sikap bela negara pada setiap bangsa Indonesia dalam arti
yang seluas-luasnya.
9. Urgensi dan Tantangan Ketahanan
Nasional
• Ketahanan nasional merupakan suatu kondisi
dimana suatu bangsa mampu
mengembangkan ketahanan dan kekuatan
dalam menghadapi rintangan serta halangan
yang dapat merusak kepribadian suatu
bangsa. Ancaman yang dimaksud bisa berasal
dari dalam dan luar suatu bangsa dan dapat
membahayakan integritas suatu bangsa dan
jati diri bangsa.
Untuk mewujudkan keberhasilan ketahanan nasional diperlukan
kesadaran setiap warga negara Indonesia, yaitu :
• Memiliki semangat perjuangan bangsa dalam bentuk perjuangan
non fisik yang berupa keuletan dan ketangguhan yang tidak
mengenal menyerah yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dalam rangka menghadapi
segala ancaman, gangguan, tantangan dan hambatan baik yang
datang dari luar maupun dari dalam, untuk menjamin identitas,
integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan
mencapai tujuan nasional.
• Sadar dan peduli terhadap pengaruh-pengaruh yang timbul pada
aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan
keamanan, sehingga setiap warga negara Indonesia baik secara
individu maupun kelompok dapat meminimalisir pengaruh
tersebut, karena bangsa Indonesia cinta damai akan tetapi lebih
cinta kemerdekaan. Hal itu tercermin akan adanya kesadaran bela
negara dan cinta tanah air.

Anda mungkin juga menyukai