Pipet volume
Tabung reaksi
Penggaris
Neraca analitik
Lampu UV
Botol timbang
Pensil
Vial
Chamber
Corong gelas
Erlenmeyer
Hot plate
Kertas saring
Mikropipet
Ultrasonic
Cawan penguap
Silika Gel
1,8 dihidroksiantrakuinon
Toluen
Etil asetat
Kloroform
Cara Kerja Metode KLT
Memipet n-heksana 10ml taruh pada chamber
Tambahkan metanol 10 ml masukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi Rhei Radix
Memipet etil asetat 0,5 ml masukksan chamber
Saring hasil ultrasonik dengan kertas saring dan masukkan ke labu ukur
Panaskan filtrat di atas tabung reaksi yang dipanaakan di atas hot plate dengan suhu
200 derajat C hingga filtrat menjadi pekat
Masukkan silika Gel ke dalam Chamber . Semprot Silika Gel dengan Penampak Noda
Kalium Hidroksida Etanol kemudian hitung nilai Rf nya
Hasil Pengamatan Uji Kromatografi Lapis Tipis
3
Rf Pembanding : = 0,375
8
2,5
Rf Analit 1 : = 0,3125
8
3,1
Rf Analit 2 : = 0,3875
8
Jarak Sampel
Rf =
Kromatografi adalah bentuk kromatografi planar, selain kromatografi kertas dan
elektroforesis. Meskipun demikian, kromatografi planar ini dapat dikatakan sebagai
bentuk terbuka dari kromatografi kolom. Fase gerak yang dikenal sebagai pelarut
pengembang akan bergerak sepanjang fase diam karena pengaruh kapiler pada
pengembangan secara menaik (ascending) atau karena pengaruh gravitasi pada
pengembanngan secara menurun (descending) (Rohman, 2007).
Fase diam yang digunakan dalam percobaan ini adalah gel silica yang memiliki
mekanisme sorpsi adsorbsi. Gel silica dapat digunakan pada senyawa-senyawa yang
mengandungasam amino, hidrokarbon, vitamin, dan alkaloid. Kebanyakan fase diam
dikontrol keajegan ukuran partikel dan luas permukaannya.
Sedangkan eluen adalah fase gerak yang berperan penting pada proses elusi bagi
larutan umpan (feed) untuk melewati fase diam (adsorbent). Interaksi antara adsorbent
dengan eluen sangat menentukan terjadinya pemisahan komponen. Eluen dapat
digolongkan menurut ukuran kekuatan teradsorbsinya pelarut atau campuran pelarut
tersebut pada adsorben dan dalam hal ini yang banyak digunakan adalah jenis adsorben
alumina atau sebuah lapis tipis silica. Suatu pelarut yang bersifat larutan relatif polar,
dapat mengusir pelarut yang relatif tak polar dari ikatannya dengan alumina. Fase gerak
yang digunakan pada pratikum kali ini adalah n-heksana : Kloroform : etil asetat = 10 :
0,5 : 0,5
Dari hasil yang kami dapat nilai Rf 1 sampel 0,3125 , Rf 2 sampel 0,3875 dan
Rf pemba\nding sebesar 0,375. Data tersebut menunjukkan bahwa nilai Rf 2 sampel
mendekati dengan nilai Rf pembanding, karena rentang Rf 1,8
dihidroksiantrakuinon yang baik adalah 0,375 10% 0,375 (0,3375 0,34125) dan Rf
sampel kami masuk dalam rentang tersebut. Namun nilai Rf 1 sampel kami tidak
memenuhi rentang tersebut. Perolehan nilai Rf yang berbeda jauh mungkin
disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya :
1. Suhu ruangan
2. Penyemprotan penampak noda yakni anisaldehid sulfat. Mengingat pada saat
praktikum alat penyemprot mengalami sedikit gangguan sehingga mungkin
saja mempengaruhi jumlah anisaldehid yang disemprotkan ke lempeng klt.
Noda yang tampak juga tidak terlalu jelas.
3. Kelembapan udara.
4. Penotolan yang kurang tepat
5. Proses homogenisasi yang kurang
Kelebihan Kelemahan
Waktu relative singkat Hanya merupakan langkah awal
untuk menentukan pelarut yang
cocok dengan kromatografi kolom.
Menggunakan inestasi yang Noda yang terbetuk belum tentu
kecil. menunjukkan tanda senyawa murni
yang kita inginkan.
Penanganan sederhana.