Anda di halaman 1dari 28

TUGAS KELOMPOK BOTANI FARMASI

MORFOLOGI TANAMAN
FAMILI Graminae

KELOMPOK 1 :

DIAN AYU CHOTIMAH 152210101001

NIMAS AYU AMANDA P 152210101002

PRAMUDIA WARDANI 152210101003

FAWWAS BATIO P 152210101004

NURLAILA VELAYATI 152210101005

LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI


BAGIAN BIOLOGI FARMASI FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2016

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan tugas yang berjudul Anatomi Dan Morfologi Batang sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah botani farmasi.
Mengingat dalam pembuatan tugas ini tidak lepas dari berbagai pihak yang
membantu dalam memberi dorongan baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh
karena itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar besarnya kepada :
1. Ibu Dewi Diana Sari selaku pembimbing Mata Kuliah Botani Farmasi
2. Teman teman mahasiswa universitas jember
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih kurang dari sempurna. Oleh karena itu,
penlis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan tugas. Akhirnya penulis berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca umumya.

Jember, 23 Mei 2016

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG MASALAH ............................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................................... 1
C. TUJUAN PENULISAN ................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................... 2
A. Ciri Ciri Gramineae .................................................................................................. 2
B. Contoh Tanaman Graminae ........................................................................................ 3
1. Bambu ( Bambusa sp ) ................................................................................................ 3
2. Padi ( Oryza sativa ) .................................................................................................... 7
3. Tebu ( Saccharum officinarum L ) ............................................................................ 12
4. Jagung ( Zea mays L ) ............................................................................................... 15
5. Rumput Parit ( Axonopus compressus ( Sw.) Beauv. ) ............................................. 20
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 24
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 25

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH

Tumbuhan biji berkeping tunggal (atau monokotil) adalah salah satu dari dua
kelompok besar tumbuhan berbunga. Ciri-ciri tumbuhan monokotil yang paling khas
adalah bijinya tunggal karena hanya memiliki satu daun lembaga, berakar serabut, daun
berseling, tumbuhan biji berkeping satu, tulang daun sejajar dan berbentuk pita. Jenis-
jenis tumbuhan monokotil diantaranya:

1. Suku rumput-rumputan (Graminae), misalnya: padi, jagung, bambu, rumput, tebu,


gandum
2. Suku pinang-pinangan (Palmae), misalnya: kelapa, rotan, kelapa sawit, aren, salak
3. Suku jahe-jahean (Zingiberaceae), misalnya: kunyit, jahe, lengkuas
4. Suku nanas-nanasan (Bromeliaceae), misalnya: nanas
5. Suku pisang-pisangan (Musaseae), misalnya: pisang ambon, pisang kipas, pisang hias
6. Suku anggrek-anggrekan (Orcidaceae), misalnya: anggrek bulan, anggrek macan,
anggrek yang tumbuh di hutan irian jaya

Kelompok kami akan membahas mengenai suku rumput rumputan (graminae)


atau (poaceae).

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja ciri ciri gramineae ?

2. Apa saja contoh tanaman yang termasuk gramineae dan bagaimana ciri ciri spesifik
dari tanaman tersebut?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Mahasiswa mampu mengetahui ciri ciri gramineae secara umum

2. Mahasiswa mampu mengetahui tanaman apa saja yang termasuk ke dalam kelompok
gramineae dan mengetahui ciri ciri spesifik dari tanaman tersebut

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Ciri Ciri Gramineae
Suku Poaceae atau Gramineae merupakan suku yang warganya berupa terna annual
atau perennial, kadang-kadang berupa semak atau pohon yang tinggi. Dengan ciri
ciri sebagai berikut :
1. Akar
Akar gramineae memiliki sistem perakaran serabutdan tidak memiliki
kambium sehingga tidak bisa tumbuh membesar. Pada pelindung akar ditemukan akar
lembaga /keleorhiza
2. Batang
Batang gramineaemempunyai posisi yang bermacam-macam ada yang tegak
lurus, ada yang serong ke atas, ada yang berbaring atau merayap, dan kadang-kadang
dengan rimpang di dalam tanah. Bentuk batang kebanyakan seperti silinder panjang,
jelas berbuku-buku dan beruas-ruas, ruas-ruas rongga, bersekat pada buku-bukunya.
3. Daun
Daun gramineae kebanyakan bangun pita, panjang, bertulang sejajar, tersusun
sebagai roset akar atau berseling dalam dua baris pada batang, umumnya terdiri atas
helaian, upih, dan lidah-lidah, jarang antar helaian dan upih terdapat tangkai. Daun
tunggal, dua baris, kadang-kadang berbaris banyak, pelepah daun berkembang sangat
baik, pada batas pelepah dan helaian daun kerap kali terdapat lidah, helaian daun
duduk, hampir selalu berbentuk lanset atau garis, kedua sisi dariibu tulang daun
dengan beberapa tulang dau yang sejajar.
4. Bunga
Bunga gramineae tersusun dalam bulir, yang terdiri dari dua glumae atau daun
yang serupa sisik atau lebih dari dua,yang duduknya berseling dalam dua baris
berhadapan. Sebuah atau dua glumae pada bulir bagian yang bawah tidak berisi
bunga, lainnya berisi sebuah daun mahkota yang berbentuk sisik atau palea kerap kali
dua badan penggelembung, sebuah benang sariatau lebih dan sebuah bakal buah.
Perbungaan unit dasar spikelet, kumpulan spikelet membentuk spika,racemes,
panikula satu spikelet memiliki sepasang braktea disebut gluma satu spikeletterdiri
dari 1lebih floret, tersusun pada sumbu (rakhila) satu bunga (floret) memilikibraktea
lemma dan palea floret,, Perhiasan bunga terdiri dari 2 sisik (lodiculae) stamen (10), 3,

2
(6) stilus (1), 2, (3) stigma umumnya seperti bulu ovarium 2-3 carpel,1 lokul, 1 ovul,
superus buah.
B. Contoh Tanaman Graminae
1. Bambu ( Bambusa sp )
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Cyperales
Famili : Poaceae
Genus : Bambusa
Species : Bambusa sp

Gambar 1. Tumbuhan Bambu

Bambu merupakan tanaman jenis rumput-rumputan. Bambu tumbuh dengan cara


menyebarkan perakaran dan rhizomanya di bawah tanah. Jika ingin mengkomersialkan
bambu, maka bambu harus dipanen ketika batangnya mencapai kekuatan tertingginya dan
kadar gula di dalam batang berada dalam kondisi rendah untuk menghindari bambu
diserang hama.

3
Ciri-Ciri Tumbuhan Bambu
Akar Bambu
Akar bambu terdapat di bawah permukaan tanah membentuk sistem percabangan yang mana
dari ciri percabangan ini, kita bisa membedakan kelompok bambu tersebut. Bagian pangkal
akar rimpang bambu lebih sempit dari pada bagian ujungnya, dan setiap ruas mempunyai
kuncup dan akar. Kuncup pada akar rimpang ini akan berkembang menjadi rebung yang
kemudian memanjat dan akhirnya menghasilkan buluh.

Gambar 1.1 Akar Tumbuhan Bambu

Batang Bambu
Batang-batang bambu muncul dari akar-akar rimpang dan ketika sudah
tua, batang mengeras dan biasanya berongga. Batang bambu ini mempunyai
bentuk silinder memanjang dan terbagi dalam ruas-ruas. Tinggi tanaman bambu
sekitar 0.3 meter sampai 30 meter, dan diameter batangnya kira-kira 0.25 sampai
25 cm dengan ketebalan dinding sampai 25 mm. Batang bambu ini diselimuti oleh
daun-daun yang disebut dengan pelepah batang dan biasanya akan gugur ketika
sudah tua. Di bagian ujung pelepah batang, terdapat perpanjangan tambahan yang
berbentuk segitiga dan disebut subang.

4
Gambar 1.2 Batang Tumbuhan Bambu
Rebung Bambu
Tunas atau batang-batang bambu muda yang muncul dari permukaan dasar
rumpun disebut rebung. Rebung tumbuh dari kuncup akar rimpang atau dari
pangkal buluh yang sudah tua.

Gambar 1.3 Rebung Tumbuhan Bambu

Daun Bambu
Daun bambu (Bambusa sp) memiliki bagian daun yang lengkap karena
memiliki bagian-bagian seperti pelepah daun (vagina), tangkai daun (petiolus), dan
helaian daun (lamina).

Gambar 1.4 Daun Tumbuhan Bambu

Ciri-ciri daun bambu (Bambusa sp) adalah bangun daun berbentuk lanset
(lanceolatus), bentuk ujung daun meruncing (acuminatus), bentuk pangkal daun
tumpul (obtusus), tepi daun rata (integer), daging daun seperti kertas ( papyraceus

5
atau chartaceus ), pertulangan daun sejajar (rectinervis) yaitu mempunyai satu
tulang di tengah yang besar membujur daun sedang tulang-tulang lainnya jelas
lebih kecil dan nampak merupakan arah yang sejajar dengan ibu tulang daun.
Permukaan daun bagian atas berbulu (pilosus), sedangkan permukaan daun bagian
bawah berbulu kasar(hispidus), serta bagian atas daun berwarna hijau cerah
sedangkan permukaan bagian bawahnya berwarna hijau suram.

6
2. Padi ( Oryza sativa )

Gambar 2. Tumbuhan Padi

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Oryza
Spesies : Oryza Sativa

Padi Adalah tanaman yang paling penting di negeri kita Indonesia ini. Betapa
tidak karena makanan pokok di Indonesia adalah nasi dari beras yang tentunya dihasilkan
oleh tanaman padi. Selain di Indonesia padi juga menjadi makanan pokok negara-negara
di benua Asia lainnya seperti China, India, Thailand, Vietnam dan lain-lain. Padi
merupakan tanaman berupa rumput berumpun.

7
Ciri Ciri Tumbuhan Padi
Akar Padi

Gambar 2.1 Akar Tumbuhan Padi

Akar tanaman padi dapat dibedakan atas :


Radikula; akar yang tumbuh pada saat benih berkecambah. Pada
benih yang sedang berkecambah timbul calon akar dan batang.
Calon akar mengalami pertumbuhan ke arah bawah sehingga
terbentuk akar tunggang, sedangkan calon batang akan tumbuh ke
atas sehingga terbentuk batang dan daun.
Akar serabut (akaradventif); setelah 5-6 hari terbentuk akar
tunggang, akar serabut akan tumbuh.
Akar rambut ; merupakan bagian akar yang keluar dari akar
tunggang dan akar serabut. Akar ini merupakan saluran pada kulit
akar yang berada diluar, dan ini penting dalam pengisapan air
maupun zat-zat makanan. Akar rambut biasanya berumur pendek
sedangkan bentuk dan panjangnya sama dengan akar serabut.
Akar tajuk (crown roots) ;adalah akar yang tumbuh dari ruas batang
terendah. Akar tajuk ini dibedakan lagi berdasarkan letak
kedalaman akar di tanah yaitu akar yang dangkal dan akar yang
dalam. Apabila kandungan udara di dalam tanah rendah,maka akar-
akar dangkal mudah berkembang.

8
Batang Padi

Gambar 2.2 Batang Tumbuhan Padi

Batang padi tersusun dari rangkaian ruas-ruas dan antara ruas yang satu
dengan yang lainnyadipisah oleh sesuatu buku. Ruas batang padi di dalamnya
beringga dan bentuknya bulat. Dari atas ke bawah, ruas batang itu makin pendek.
Ruas-ruas yang terpendek terdapat di bagian bawah dari batang dan ruas-ruas ini
praktis tidak dapat dibedakan sebagai ruas-ruas yang berdiri sendiri. Tinggi
tanaman diukur dari permukaan tanah sampai ujung daun tertinggi bisaanya 80-
120 cm.
Pada tiap-tiap buku, duduk sehelai daun. Di dalam ketiak daun terdapat
kuncup yang tumbuh menjadi batang. Pada buku-buku yang terletak paling bawah
mata-mata ketiak yang terdapat antara ruas batang-batang dan upih daun, tumbuh
menjadi batang-batang sekunder yang serupa dengan batang primer. Batang-
batang sekunder ini pada gilirannya nanti menghasilkan batang-batang tersier dan
seterusnya. Peristiwa ini disebut pertunasan atau menganak.
Daun Padi
Daun terdiri dari helai daun yang berbentuk memanjang seperti pita dan
pelepah daun yang menyelubungi batang.
Pada perbatasan antara helai daun dan upih terdapat lidah daun. Panjang
dan lebar dari helai daun tergantung kepada varietas padi yang ditanam dan
letaknya pada batang.

9
Gambar 2.3 Daun Tumbuhan Padi

Bunga Padi
Bunga padi adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan bunga.
Berkelamin dua jenis dengan bakal buah yang di atas. Jumlah benang sari ada 6
buah, tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari besar serta mempunyai
kandung serbuk. Putik mempunyai dua tangkai putik, dengan dua buah kepala
putik yang berbentuk malai denganwarna pada umumnya putih atau ungu.

Gambar 2.4 Bunga Tumbuhan Padi

Komponen-komponen (bagian) bunga padi adalah :

Kepala Sari
Tangkai Sari
Palea (belahan yang besar)
Lemma (belahan yang kecil)
Kepala putik

10
Tangkai Bunga
Buah Padi
Biji padi atau butir/gabah, sebenarnya bukan biji melainkan buah padi
yang tertutup oleh lemma dan palea. Buah ini terjadi setelah selesai penyerbukan
dan pembuahan. Dinding bakal buah terdiri dari tiga bagian: bagian paling luar

Gambar 2.5 Buah Tanaman Padi

disebut epicarpium, bagian tengah disebut mesocarpium dan bagian dalam disebut
endocarpium. Biji sebagian besar ditempati oleh endosperm yang mengandung zat
tepung dan sebagian ditempati oleh embryo (lembaga) yang terletak dibagian
sentral yakni dibagian lemma. Pada lembaga terdapat daun lembaga dan akar
lembaga. Endosperm umumnya terdiri dari zat tepung yang diliputi oleh selaput
protein. Endosperm juga mengandung zat gula, lemak, serta zat-zat anorganik.

11
3. Tebu ( Saccharum officinarum L )

Gambar 3. Tumbuhan Tebu

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Saccharum
Spesies : Saccharum officinarum L.

Tanaman yang dalam bahasa inggris memiliki nama sugar cane ini merupakan
salah satu tanaman yang termasuk ke dalam famili atau suku graminae atau poaceae yaitu
tanaman dengan suku rumput-rumputan.
Ciri Ciri Tumbuhan Tebu
Akar Tebu
Tebu memiliki akar serabut dengan panjang yang bisa mencapai satu
meter. Sewaktu tanaman tebu masih muda atau masih berbentuk bibit, ada 2
macam akar, yaitu akar stek dan akar tunas. Akar stek berasal dari stek batangnya,
tidak berumur panjang dan hanya berguna saat tanaman masih berumur muda.

12
Gambar 3.1 Akar Tumbuhan Tebu

Batang Tebu
Struktur morfologi batang tanaman tebu tinggi ramping, tidak mempunyai
cabang dan tumbuh tegak ke atas. Tinggi batang tebu bisa mencapai 3 sampai 5
meter atau bahkan lebih. Kulit batang tebu berstruktur keras, warnanya hijau,
kuning, ungu, merah tua, atau gabungannya.
Ada lapisan lilin pada batang tebu yang berwarna putih keabu-abuan dan
biasanya terdapat pada tanaman tebu yang masih muda. Ruas-ruas batang dibatasi
oleh buku-buku yang merupakan tempat duduk daun. Pada ketiak daun terdapat
sebuah kuncup atau mata tunas.

Gambar 3.2 Batang Tumbuhan Tebu

Daun Tebu
Daun tanaman tebu merupakan daun tidak lengkap karena hanya terdiri
dari pelepah dan helaian daun, tanpa tangkai daun. Daun berpangkal langsung
pada buku batang dengan pola selang seling. Pelepah daun memeluk batang,
makin ke atas makin sempit. Pada pelepah daun terdapat bulu-bulu dan telinga
daun. Bentuk tulang daun tanaman tebu sejajar.

13
Gambar 3.3 Daun Tumbuhan Tebu

Bunga Tebu
Bunga tebu adalah bunga majemuk yang tersusun atas malai dengan
pertumbuhan terbatas. Panjang bunga majemuk yaitu sekitar 70-90 cm. setiap
bunga mempunyai tiga daun kelopak, satu daun mahkota, tiga benang sari, dan
dua kepala putik.
Proses terbentuknya gula di dalam batang tebu berlangsung dari ruas ke
ruas yang tingkat kematangannya tergantung pada umur ruas, ruas di bawah yang
lebih tua, lebih banyak tingkat kandungan gulanya dari pada ruas di atas yang
lebih muda, demikian seterusnya hingga sampai ruas bagian pucuk. Tebu dapat
dikatakan telah mencapai matang optimal jika kada gula seragam di sepanjang
batang, kecuali beberapa ruas di bagian pucuk.

Gambar 3.4 Bunga Tumbuhan Tebu

14
4. Jagung ( Zea mays L )

Gambar 4. Tumbuhan Jagung

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Sub kelas : Commilinidae

Ordo : Poales

Famili : Poaceae

Genus :Zea

Spesies : Zea mays L

Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (graminae) dari subfamili


myadeae. Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah teosinte dan tripsacum yang
diduga merupakan asal dari tanaman jagung. Teosinte berasal dari Meksico dan
Guatemala sebagai tumbuhan liar di daerah pertanaman jagung.

Ciri Ciri Tumbuhan Jagung


Akar Jagung
Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu (a) akar
seminal, (b) akar adventif, dan (c) akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah
akar yang berkembang dari radikula dan embrio. Pertumbuhan akar seminal akan
melambat setelah plumula muncul ke permukaan tanah dan pertumbuhan akar
seminal akan berhenti pada fase V3. Akar adventif adalah akar yang semula
berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar adventif
berkembang dari tiap buku secara berurutan dan terus ke atas antara 7-10 buku,
semuanya di bawah permukaan tanah. Akar adventif berkembang menjadi serabut

15
akar tebal. Akar seminal hanya sedikit berperan dalam siklus hidup jagung. Akar
adventif berperan dalam pengambilan air dan hara. Bobot total akar jagung terdiri
atas 52% akar adventif seminal dan 48% akar nodal. Akar kait atau penyangga
adalah akar adventif yang muncul pada dua atau tiga buku di atas permukaan
tanah. Fungsi dari akar penyangga adalah menjaga tanaman agar tetap tegak dan
mengatasi rebah batang. Akar ini juga membantu penyerapan hara dan air.
Batang Jagung
Tanaman jagung mempunyai batang yang tidak bercabang, berbentuk

Gambar 4.1 Akar Tumbuhan Jagung

silindris, dan terdiri atas sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruas terdapat
tunas yang berkembang menjadi tongkol. Dua tunas teratas berkembang menjadi
tongkol yang produktif.

Gambar 4.2 Batang Tumbuhan Jagung

Batang memiliki tiga komponen jaringan utama, yaitu kulit (epidermis),


jaringan pembuluh (bundles vaskuler), dan pusat batang (pith). Bundles vaskuler
tertata dalam lingkaran konsentris dengan kepadatan bundles yang tinggi, dan
16
lingkaran-lingkaran menuju perikarp dekat epidermis. Kepadatan bundles
berkurang begitu mendekati pusat batang. Konsentrasi bundles vaskuler yang
tinggi di bawah epidermis menyebabkan batang tahan rebah. Genotipe jagung
yang mempunyai batang kuat memiliki lebih banyak lapisan jaringan sklerenkim
berdinding tebal di bawah epidermis batang dan sekeliling bundles vaskuler
(Paliwal 2000). Terdapat variasi ketebalan kulit antargenotipe yang dapat
digunakan untuk seleksi toleransi
Daun Jagung

Gambar 3.3 Daun Tumbuhan Jagung

Sesudah koleoptil muncul di atas permukaan tanah, daun jagung mulai


terbuka. Setiap daun terdiri atas helaian daun, ligula, dan pelepah daun yang erat
melekat pada batang. Jumlah daun sama dengan jumlah buku batang. Jumlah daun
umumya berkisar antara 10-18 helai, rata-rata munculnya daun yang terbuka
sempurna adalah 3-4 hari setiap daun. Tanaman jagung di daerah tropis
mempunyai jumlah daun relatif lebih banyak dibanding di daerah beriklim sedang
(temperate) (Paliwal 2000). Genotipe jagung mempunyai keragaman dalam hal
panjang, lebar, tebal, sudut, dan warna pigmentasi daun. Lebar helai daun
dikategorikan mulai dari sangat sempit (< 5 cm), sempit (5,1-7 cm), sedang (7,1-9
cm), lebar (9,1-11 cm), hingga sangat lebar (>11 cm).

17
Bunga Jagung
Jagung disebut juga tanaman berumah satu (monoeciuos) karena bunga
jantan dan betinanya terdapat dalam satu tanaman. Bunga betina, tongkol, muncul
dari axillary apices tajuk. Bunga jantan (tassel) berkembang dari titik tumbuh
apikal di ujung tanaman. Pada tahap awal, kedua bunga memiliki primordia bunga
biseksual.
Selama proses perkembangan, primordia stamen pada axillary bunga tidak
berkembang dan menjadi bunga betina. Demikian pula halnya primordia
ginaecium pada apikal bunga, tidak berkembang dan menjadi bunga jantan
(Palliwal 2000). Serbuk sari (pollen) adalah trinukleat. Pollen memiliki sel
vegetatif, dua gamet jantan dan mengandung butiran-butiran pati. Dinding
tebalnya terbentuk dari dua lapisan, exine dan intin, dan cukup keras. Karena
adanya perbedaan perkembangan bunga pada spikelet jantan yang terletak di atas
dan bawah dan ketidaksinkronan matangnya spike, maka pollen pecah secara
kontinu dari tiap tassel dalam tempo seminggu atau lebih.
Rambut jagung (silk) adalah pemanjangan dari saluran stylar ovary yang
matang pada tongkol. Rambut jagung tumbuh dengan panjang hingga 30,5 cm
atau lebih sehingga keluar dari ujung kelobot. Panjang rambut jagung bergantung
pada panjang tongkol dan kelobot.

Gambar 3.4 Bunga Tumbuhan Jagung

Buah Jagung
Buah jagung berwana kuning muda saat sebelum dewasa atau putih susu
dalam keadaan pembentukan, setiap batang tanaman jagung memiliki setidaknya 1
tongkol jagung, walau sekarang adanya pembaharuan peningkatan mutu jagung
jenis hibrida namun umumnya setiap batang hanya satu tongkol saja, dan saat
buah jagung dewasa akan berubah bentuk menjadi kekuningan.

18
Gambar 3.5 Buah Tanaman Jagung

Biji Jagung
Biji jagung disebut kariopsis, dinding ovari atau perikarp menyatu dengan
kulit biji atau testa, membentuk dinding buah. Biji jagung terdiri atas tiga bagian
utama, yaitu (a) pericarp, berupa lapisan luar yang tipis, berfungsi mencegah
embrio dari organisme pengganggu dan kehilangan air; (b) endosperm, sebagai
cadangan makanan, mencapai 75% dari bobot biji yang mengandung 90% pati dan
10% protein, mineral, minyak, dan lainnya; dan (c) embrio (lembaga), sebagai
miniatur tanaman yang terdiri atas plamule, akar radikal, scutelum, dan koleoptil
(Hardman and Gunsolus 1998).

Gambar 3.6 Biji Tanaman Jagung

Pati endosperm tersusun dari senyawa anhidroglukosa yang sebagian besar


terdiri atas dua molekul, yaitu amilosa dan amilopektin, dan sebagian kecil bahan
antara (White 1994). Namun pada beberapa jenis jagung terdapat variasi proporsi
kandungan amilosa dan amilopektin. Protein endosperm biji jagung terdiri atas
beberapa fraksi, yang berdasarkan kelarutannya diklasifikasikan menjadi albumin
(larut dalam air), globumin (larut dalam larutan salin), zein atau prolamin (larut
dalam alkohol konsentrasi tinggi), dan glutein (larut dalam alkali).

19
5. Rumput Parit ( Axonopus compressus ( Sw.) Beauv. )

Gambar 5. Rumput Parit

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Poales

Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan)

Genus : Axonopus

Spesies : Axonopus compressus (Sw.) Beauv.

Axonopus compressus atau dikenali sebagai Rumput Selimut (Blanket grass),


Rumput Permaidani daun lebar (Broadleaf carpet grass), Rumput Halaman (Lawn grass),
Rumput Louisiana (Louisiana grass) atau pun Rumput Permaidani Tropika (Tropical
carpet grass) adalah biasanya digunakan atau ditanam sebagai padang rumput kekal,
Rumput penutup bumi dan sebagai pelindung kelembapan, tanah yang kurang subur
terutamanya bagi kawasan teduhan . Rumput ini jarang ditanam sebagai tanaman
ternakan binatang.
Ciri Ciri Rumput Parit
Akar Rumput Parit
Akar jukut pahit (Axonopus compressus (Swartz) Beauv.) merupakan
sistem perakaran tunggang. Akar jukut pahit memiliki panyak percabangan. Akar

20
jukut pahit memliki warna coklat keputih-putihan. Akar jukut pahit tidak lagi
memiliki rambut-rambut halus. Akar jukut pahit keluar dari pangkal batang yang
tegak dan kadang terbaring

Gambar 5.1 Akar Rumput Parit

Batang Rumput Parit

Gambar 5.2 Batang Rumput Parit

Batang jukut pahit (Axonopus compressus (Swartz) Beauv.) tidak


berongga, bentuknya tertekan ke arah lateral sehingga agak pipih, tidak berbulu,
tumbuh tegak berumpun, sering membentuk geragih yang pada setiap ruasnya
dapat membentuk akar dan tunas baru, di lapangan sering tumbuh rapat
membentuk sheet

Daun Rumput Parit


Jukut Daun parit (Axonopus compressus (Swartz) Beauv.) berbangun daun
lanset, pada bagian pangkal meluas dan lengkung, ujungnya agak tumpul,
permukaan sebelah atas ditumbuhi bulu-bulu halus yang tersebar sedang sebelah
bawah tidak berbulu, ukuran panjangnya 2,5-37,5 cm dan ukuran lebar 6-16 mm.

21
Gambar 5.3 Daun Rumput Parit

Bunga Rumput Parit


Bunga jukut pahit (Axonopus compressus (Swartz) Beauv.) terdiri dari dua
sampai tiga tangkai yang ramping semuanya tergabung secara simpodial muncul
dari upih daun paling atas berkembang secara berturut-turut, tangkai perbungaan
tidak berbulu, pada bagian ujung (apex) terbentuk dua cabang bunga atau bulir
(spica) yang berhadapan berbentuk huruf V.

Gambar 5.4 Bunga Rumput Parit

Buah Rumput Parit


Buah jukut pahit (Axonopus compressus (Swartz) Beauv.) tersusun dalam
dua baris yang berselang-seling pada kedua sisi sumbu yang rata. Buah jukut pahit
tidak saling tumpang tindih. Buah jukut pahit berwarna hijau muda. Buah jukut
pahit berukuran kecil. Buah jukut pahit memiliki ukuran yang kecil.

22
Biji Rumput Parit
Biji jukut pahit (Axonopus compressus (Swartz) Beauv.) berbentuk
sangat kecil. Biji jukut pahit berada di dalam buahnya. Biji jukut pahit tidak
memiliki rambut-rambut halus atau bulu-bulu halus diseluruh permukaan
bijinya. Biji jukut pahit memiliki warna putih atau memiliki warna putih
kehijau-hijauan.

23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Suku gramineae memiliki ciri ciri umum yaitu daun berbentuk pita dengan
tulang daun sejajar . daunnya melekat langsung pada batang,yaitu di tiap ruas
batangnya. bunganya berupa bulir dengan penyerbukan dibantu angin.
Contoh dari gramineae yaitu padi(Oryza sativa) , jagung (Zea mays), bambu
(Bambusa sp), tebu(Saccharum officinarum L), dan rumput parit (Axonopus
compressus). Dimana dari semua tanaman tersebut mempunyai ciri-ciri morfologi
yang spesifik seperti pada akar, batang, daun, bunga, buah dan biji tetapi masih
mempunyai beberapa kesamaan yang menunjukan bahwa mereka termasuk kedalam
gramineae.

24
DAFTAR PUSTAKA
http://arianto062.blogspot.co.id/2012/12/anatomi-dan-morfologi-padi.html

https://agroekoteknologi08.wordpress.com/2013/07/09/morfologi-tanaman-padi/

http://hirupbagja.blogspot.co.id/2009/09/morfologi-tanaman-padi.html

http://www.produknaturalnusantara.com/wp-content/uploads/2013/07/panduan-cara-
budidaya-tanaman-padi-sawah-natural-nusantara-distributor-resmi-pupuk-organik-nasa-
pocnasa-hormonik-supernasa-pentana-pestona-power-nutrition-bvr-glio-metilat-plus-npk-
urea-greenstar.jpg
http://hkti.org/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-jagung.html

http://jagungbisi.com/morfologi-tanaman-jagung/

25

Anda mungkin juga menyukai