OLEH :
Kelompok : 5 (Lima)
2. Nindita Utari
3. Rahmi Maydayeni
2.Fauzana Gazali,S.Pd.,M.Pd.
2.Reza Elvinda
JURUSAN KIMIA
2018
A. Tujuan
Untuk analisa kualitatif suatu zat atau pemisahan suatu campuran
C. Dasar Teori
Kromatografi didefinisan sebagai pemisahan suatu campuran dari dua atau lebih senyawa
yang berbeda oleh distribusi antara dua fasa, satu diantaranya diam dan satunya lagi bergerak
(Tim Kimia Organik,2018).
Kromatografi lapisan tipis menggunakan plat tipis yang di lapisi dengan adsorbent
seperti silica gel, alumunium oksida ( alumina) maupun selulosa . Adsorbent tersebut
berperan sebagai fasa diam fasa bergerak yang digunakan dalam KLT sering disebut sebagai
eluen. Pemilihan eluen didasarkan pada polaritas senyawa dan biasanya merupakan campuran
beberapa campuran yang berbeda polaritas, sehingga didapatkan perbandingan tertentu.
Eluen KLT dipilih dengan cara trial and error dimana kepolaran eluen sangat berpengaruh
terhadap Rf yang diperoleh (Khopkar,2008).
Bahan
Melarutkan 1mg zat padat atau 1 tetes cairan testdalam tabung reaksi
Kemungkinan volume yang lebih besar dapat ditotolkan bertahap dengan pengeringan
pada penotolan tersebut
Memberi kertas saring pada bejana pengembang dan fasa gerak sampai kedalaman 0,6
cm
Menutup bejana dan biarkan sampai bejana jenuh dengan uap pelarut
terjadi
Mengeluarkan plat , beri tanda batas eluen dan noda-noda , kemudian plat dikeringkan
Menetukan harga Rf
F. Pengamatan
1. Pandan suji ada 2 warna : 1,3cm;1,4 cm
2. terong pirus ada 3 warna : 4,8 cm; 0,6 cm ;0,4 cm
3. kunyit ada 2 warna : 0,7 cm ; 0,12 cm
G.Perhitungan
Pelarut yang digunakan : Etil Asetat dan Etanol dengan perbandingan 2:1
Eluen : 6,5 cm
G.Pembahasan
Zat yang digunakan sebagai sampel dalam percobaan ini adalah pandan suji, terong
pirus,dan kunyit. Praktikan menggunakan etil asetat dan etanol sebagai pelarut karena kedua
zat ini merupakan pelarut yang mudah menguap, sehingga pada saat plat lapisan tipis
dimasukkan ke dalam camber yang sudah berisi pelarut, plat lapisan tipis itu lebih mudah
menyerap pelarut tersebut. Alasan camber ditutup dengan aluminium foil adalah untuk
meyakinkan bahwa kondisi dalam bejana pengembang atau camber terjenuhkan oleh uap dari
pelarut.
Sebelum plat ditotoli dengan sintesis alami, terlebih dahulu plat diberi garis tepi atas
bawah dengan pensil sekitar 0,5 cm. ini bertujuan agar pelarut yang meresap pada plat
tertahan sampai batas sehingga harga Rf lebih mudah ditentukan. Dan alasan praktikan
menggunakan pensil sebagai penanda batas atas dan bawah fase diam atau yang akan dilalui
eluen karna pensil mengandung senyawa karbon yang tidak larut dalam eluen, jika ini
digunakan dengan tinta atau pena warna dari tinta akan bergerak selayaknya kromatogram
dibentuk.
Selanjutnya, dilakukan penotolan pada batas bawah plat, inti bertujuan agar noda
sampel naik dengan jarak yang sama dan pengamatan lebih mudah dilakukan. Kemudian plat
dimasukkan kedalam camber, setelah beberapa saat noda dari sampel naik ke atas sampai
mencapai batas dari plat. Pada sebagian noda, banyak praktikan yang mendapatkan tidak
naiknya noda sampel, ini disebabkan karena pelarut kurang menyerap pada plat ataupun noda
yang ditotolkan terlalu tebal sehingga sulit medium fasa gerak untuk bergerak.
Pada percobaan kami, didapatkan hasil pengamatan dimana daun suji ada dua warna
yang harga Rf nya telah ditentukan pada perhitungan. Sedangkan noda pada terung pirus ada
tiga noda dan pada kunyit ada dua noda. Menurut teori semakin sedikit noda naik pada plat,
menujukkan zat tersebut semakin murni karena sedikit mengandung zat pengotor.
Menurut teori, tidak munculnya pergerakan noda pada percobaan yang dilakukan
karena dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kualitas adsorbent ,ketebalan lapisan,
kejenuhan ruang kromatografi ,teknik pengembangan (eluan), suhu dan kualitas pelarut yang
digunakan.
H.Kesimpulan
2.Pelarut yang kami gunakan saat percobaan adalah etil asetat dan etanol dengan
perbandingan (2:1)
3.KLT merupakan cara pemisahan campuran senyawa menjadi murni dan mengetahui
kuantitasnya yang menggunakan kromatografi
DAFTAR PUSTAKA