Anda di halaman 1dari 5

Makalah Praktikum Kimia Organik 1

Eksperimen 9 ( Kromotografi Lapisan Tipis (KLT))

OLEH :

Kelompok : 5 (Lima)

Nama Anggota :1. Nadya Afrilianti

2. Nindita Utari

3. Rahmi Maydayeni

4. Tari Gustiana Putri

5. Ulfah Wahidah Putri

Dosen :1.Hesty Parbuntari,S.Pd.,M.Sc

2.Fauzana Gazali,S.Pd.,M.Pd.

Asisten Dosen : 1. Elfanny Delvia

2.Reza Elvinda

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2018
A. Tujuan
Untuk analisa kualitatif suatu zat atau pemisahan suatu campuran

B. Hari dan Waktu


Hari /Tanggal : Kamis /29 November 2018
Tempat : Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNP
Waktu : 07.00 -09.40 WIB

C. Dasar Teori

Kromatografi didefinisan sebagai pemisahan suatu campuran dari dua atau lebih senyawa
yang berbeda oleh distribusi antara dua fasa, satu diantaranya diam dan satunya lagi bergerak
(Tim Kimia Organik,2018).

Kromatografi lapisan tipis adalah salah satu metode pemisahan komponen


menggunakan fasa diam berupa plat dengan lapisan bahan adsorben inert. KLT merupakan
salah satu jenis kromatografi analitik. KLT dapat digunakan untuk memisahkan senyawa
senyawa yang sifatnya hidrofobik seperti lipida lipida dan hidrokarbon yang sukar dikerjakan
dengan metoda kromatografi kertas (Fessenden,2003).

Kromatografi lapisan tipis menggunakan plat tipis yang di lapisi dengan adsorbent
seperti silica gel, alumunium oksida ( alumina) maupun selulosa . Adsorbent tersebut
berperan sebagai fasa diam fasa bergerak yang digunakan dalam KLT sering disebut sebagai
eluen. Pemilihan eluen didasarkan pada polaritas senyawa dan biasanya merupakan campuran
beberapa campuran yang berbeda polaritas, sehingga didapatkan perbandingan tertentu.
Eluen KLT dipilih dengan cara trial and error dimana kepolaran eluen sangat berpengaruh
terhadap Rf yang diperoleh (Khopkar,2008).

D. Alat dan Bahan


Alat
1. Plat Lapisn tipis (siap pakai)
2. Bejana Pengembang
3. Lampu UV
4. Penggaris
5. Pipa Kapiler
6. Pensil
7. Kaca Arloji

Bahan

1. Zat yang akan dianalisa dipisahkan.


2. Pelarut pengembang yang cocok (rujuk ke literature, trial and error) contoh :
ammonium hidroksida pekat + isopropyl alcohol (4:1)
3. Pereaksi penampak noda.
E. Prosedur Kerja
A. Penotolan sampel pada plat

Memotong plat seukuran 5x20 cm

Melarutkan 1mg zat padat atau 1 tetes cairan testdalam tabung reaksi

Mengisi pipa kapiler dengan memasukkan ujungnya kedalam larutan test

Kemungkinan volume yang lebih besar dapat ditotolkan bertahap dengan pengeringan
pada penotolan tersebut

B. Pengembangan kromotografi (elusi)

Memberi kertas saring pada bejana pengembang dan fasa gerak sampai kedalaman 0,6
cm

Menutup bejana dan biarkan sampai bejana jenuh dengan uap pelarut

Plat yang mengandung cuplikan diletakkan dalam bejana pengembang , biarkan

terjadi

Mengeluarkan plat , beri tanda batas eluen dan noda-noda , kemudian plat dikeringkan

Menetukan harga Rf

F. Pengamatan
1. Pandan suji ada 2 warna : 1,3cm;1,4 cm
2. terong pirus ada 3 warna : 4,8 cm; 0,6 cm ;0,4 cm
3. kunyit ada 2 warna : 0,7 cm ; 0,12 cm
G.Perhitungan

jarak yang di tempuh zat


Rf =
jarak yang ditempuh pelarut

Pelarut yang digunakan : Etil Asetat dan Etanol dengan perbandingan 2:1

Eluen : 6,5 cm

Noda ke Pandan suji Terong pirus Kunyit


1 1,3 cm 4,8 cm 4,5 cm
Rf= = 0,2 cm Rf= = 0,74 cm Rf= = 0,7 cm
6,5 cm 6,5 cm 6,5 cm
2 1,4 cm 0,6 cm 0,8 cm
Rf = = 0,21 cm Rf= = 0,09 cm Rf= = 0,12 cm
6,5 cm 6,5 cm 6,5 cm
3 0,4 cm
Rf= = 0,06 cm
- 6,5 cm -

G.Pembahasan

Praktikum yang telah dilakukan mengenai kromatografi lapisan tipis,yang bertujuan


untuk menganilis kualitatif suatu zat atau pemisahan campuran senyawa dalam jumlah
sedikit, dengan menggunakan berbagai pelarut dan pelarut yang praktikan gunakan dalam
percobaan ini adalah etil asetat dan etanol dengan perbandingan 2:1.

Zat yang digunakan sebagai sampel dalam percobaan ini adalah pandan suji, terong
pirus,dan kunyit. Praktikan menggunakan etil asetat dan etanol sebagai pelarut karena kedua
zat ini merupakan pelarut yang mudah menguap, sehingga pada saat plat lapisan tipis
dimasukkan ke dalam camber yang sudah berisi pelarut, plat lapisan tipis itu lebih mudah
menyerap pelarut tersebut. Alasan camber ditutup dengan aluminium foil adalah untuk
meyakinkan bahwa kondisi dalam bejana pengembang atau camber terjenuhkan oleh uap dari
pelarut.

Sebelum plat ditotoli dengan sintesis alami, terlebih dahulu plat diberi garis tepi atas
bawah dengan pensil sekitar 0,5 cm. ini bertujuan agar pelarut yang meresap pada plat
tertahan sampai batas sehingga harga Rf lebih mudah ditentukan. Dan alasan praktikan
menggunakan pensil sebagai penanda batas atas dan bawah fase diam atau yang akan dilalui
eluen karna pensil mengandung senyawa karbon yang tidak larut dalam eluen, jika ini
digunakan dengan tinta atau pena warna dari tinta akan bergerak selayaknya kromatogram
dibentuk.

Selanjutnya, dilakukan penotolan pada batas bawah plat, inti bertujuan agar noda
sampel naik dengan jarak yang sama dan pengamatan lebih mudah dilakukan. Kemudian plat
dimasukkan kedalam camber, setelah beberapa saat noda dari sampel naik ke atas sampai
mencapai batas dari plat. Pada sebagian noda, banyak praktikan yang mendapatkan tidak
naiknya noda sampel, ini disebabkan karena pelarut kurang menyerap pada plat ataupun noda
yang ditotolkan terlalu tebal sehingga sulit medium fasa gerak untuk bergerak.

Pada percobaan kami, didapatkan hasil pengamatan dimana daun suji ada dua warna
yang harga Rf nya telah ditentukan pada perhitungan. Sedangkan noda pada terung pirus ada
tiga noda dan pada kunyit ada dua noda. Menurut teori semakin sedikit noda naik pada plat,
menujukkan zat tersebut semakin murni karena sedikit mengandung zat pengotor.

Menurut teori, tidak munculnya pergerakan noda pada percobaan yang dilakukan
karena dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kualitas adsorbent ,ketebalan lapisan,
kejenuhan ruang kromatografi ,teknik pengembangan (eluan), suhu dan kualitas pelarut yang
digunakan.

H.Kesimpulan

1.Teknik pemisahan dengan kromatografi lapisan tipis merupakan teknik pemisahan


kromatografi planar ,dimana zat-zat dipisahkan berdasarkan 2 fase (fase diam dan fase
bergerak)

2.Pelarut yang kami gunakan saat percobaan adalah etil asetat dan etanol dengan
perbandingan (2:1)

3.KLT merupakan cara pemisahan campuran senyawa menjadi murni dan mengetahui
kuantitasnya yang menggunakan kromatografi

jarak yang ditempuh zat


4. Untuk menetukan Rf dengan menggunakan rumus Rf=
jarak yang ditempuh pelarut

5.Tipe kromatografi : padat-cair( kromatografi kolom, kromatografi lapisan tipis); cair-cair


(kromatografi kertas); kromatografi gas-cair

DAFTAR PUSTAKA

Fessenden R.J.2003. Dasar- Dasar Kimia Organik . Erlangga: Jakarta

Khopkar ,SM.2008.Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press:Jakarta

Timi Kimia Organik.2018. Penuntun Praktikum Kimia Organik 1. UNP:Padang

Anda mungkin juga menyukai