Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA TANAMAN

" Kromatografi"

Disusun Oleh:

Nama : Mariasa La Liha

NIM : 205040201111176

Kelas : O

Asisten: Alzena Aufannisa Syahda

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Daun merupakan indikator yang berguna bagi kelangsungan hidup suatu


tanaman. Fungsi daun adalah pembuat makanan yang utama bagian dari hampir
semua tumbuhan. Setiap daun merupakan suatu pabrik makanan kecil yang dapat
membuat kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi
energi kimia. Beragamnya warna daun pada tumbuhan, memperlihatkan bahwa
pada daun terdapat pula berbagai macam pigmen seperti klorofil, karoten, xantofil
dan warna-warna lainnya. Pigmen-pigmen tersebut menduduki tempat yang
khusus pada organel suatu tumbuhan. Untuk dapat melihat lebih jelas pigmen-
pigmen yang terdapat pada tumbuhan, teknik yang dapat digunakan adalah
kromatografi (chromatography).

Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan


perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan
komponen (berupa molekul) yang berada pada larutan. Oleh karena itu praktikum
kali ini perlu kita lakukan untuk mengetahui pigmen warna yang ada pada daun
bayam hijau dan daun bayam merah saat dipisahkan dengan teknik kromatografi
kertas

1.2 Tujuan
Praktikum ini memiliki beberapa tujuan diantaranya, yaitu:
1. Untuk mengetahui definisi kromatografi
2. Untuk mengetahui macam-macam kromatografi
3. Untuk mengetahui prinsip kerja kromatografi kertas
4. Untuk mengetahui definisi Rf
5. Untuk mengetahui Pigmen warna pada tanaman bayam hijau dan bayam
merah.

1.3 Manfaat
Manfaat dari praktikum ini yaitu agar mahasiswa dan pembaca dapat
memahami dan mengetahui tentang definisi kromatografi, memahami macam-
macam kromatografi, memahami prinsip kerja kromatografi, memahami
definisi Rf serta dapat mengetahui dan membandingkan pigmen warna yang
ada pada bayam merah dan bayam hijau.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kromatografi


Kromatografi merupakan metode pemisahan campuran atau larutan
senyawa kimia dengan absorpsi memilih pada zat penyerap, zat cair dibiarkan
mengalir melalui kolom zat penyerap, misalnya kapur, alumina dan semacamnya
sehingga penyusunnya terpisah menurut tingkat kepolaran senyawa, pada
sebagian senyawa perbedaan tersebut dapat dicirikan oleh adanya perbedaan
warna Nurdiani (2018).
Chromatography is an analytical technique that can be used for qualitative
or quantitative analysis Sharpe and Adriaans (2020). Compared to other methods
like destilasi, crystalization, precipitation extract, and so on. Chromatic scales has
a advantage of implementation of simpler things, especially short used of time,
has high sensitivity, and have the ability to separate tall.
Kromatografi merupakan teknik pembuatan karya yang dapat digunakan
untuk quatif ataupun analisis kuantitatif Sharpe dan Adriaans (2020).
Dibandingkan dengan metode lain seperti destilasi, kristalisasi, ekstraksi,
pengendapan, dan lain sebagainya. Kromatografi mempunyai keuntungan dalam
pelaksanaan hal yang lebih sederhana terutama penggunaan waktu yang singkat,
mempunyai kepekaan yang tinggi, serta mempunyai kemampuan memisahkan
yang tinggi.
Kromatografi adalah teknik untuk memisahkan campuran menjadi
komponennya yang didasarkan atas perbedaan distribusi campuran-campuran
tersebut diantara dua fase Ganesha (2017). Metode ini dapat digunakan bila
metode lain tidak dapat atau sulit dilakukan misalnya karena jumlah cuplikan
yang sangat sedikit ataupun campuran yang kompleks (Chang, 2005).

Chromatography is a method (group of methods) for separating


components of mixtures. Chromatography itself works with one basic principle is
a different number of substance for each component in certain times Ismail and
Nielsan (2010). Separation by using this method of chromatic scales can occur
between phase or if a molecular or a compound of sifat- has a different nature,
including it is to have a different drag on a solvent, has the nature or for regarding
different, and the nature of evaporate, and has easy for evaporate in a different
temperature.

Kromatografi merupakan metode (grup metode) untuk memisahkan


komponen campuran Ismail dan Nielsen (2010). Kromatografi sendiri bekerja
dengan satu prinsip dasar yaitu jumlah zat yang berbeda-beda untuk masing-
masing komponen pada waktu tertentu. Pemisahan dengan menggunakan metode
kromatografi ini dapat terjadi antara fase atau apabila suatu molekul maupun
senyawa nya memiliki sifat- sifat yang berbeda, diantaranya adalah memiliki
kelarutan yang berbeda terhadap suatu pelarut, memiliki sifat kelarutan atau sifat
untuk berkaitan yang berbeda, dan memiliki sifat mudah menguap pada
temperatur yang berbeda pula.

2.2 Macam-macam Kromatografi


Menurut Abdullah, et all (2007) kromatografi sendiri juga bisa dibedakan
menjadi beberapa jenis didasarkan pada teknik kerja yang dapat digunakan,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Kromatografi kolom merupakan metode terbaik untuk melakukan
pemisahan campuran dalam jumlah yang besar di mana fase gerak nya
dapat berupa zat cair dan fase diam nya dapat berupa zat padat.
2. Kromatografi kertas adalah kromatografi yang merupakan teknik suatu
pemisahan di mana fase diam nya berupa zat cair.
3. Kromatografi gas merupakan metode kromatografi yang dinamis untuk
memisahkan dan sebagai pendeteksi senyawa senyawa yang mudah
menguap dalam suatu campuran. Pemisahan pada kromatografi gas ini
didasarkan pada.suatu senyawa dikurangi dengan semua interaksi yang
mungkin terjadi antara solute dengan fase diam yang terjadi fase gerak
pada kromatografi gas ini dapat berupa gas yang akan mengetahui solute
dari ujung kolom lalu akan menghantarkan kepada detektor yang ada.
4. Kromatografi lapis tipis merupakan suatu proses pemisahan yang di mana
terdapat fase gerak yang dapat berupa zat cair, sedangkan fase diam nya
berupa zat padat. Pada Kromatografi lapis tipis ini, berfungsi untuk
pemisahan secara kuantitatif yang cepat dan sering digunakan dengan
menggunakan mikroskop.

2.3 Prinsip Kerja Kromatografi Kertas


Kromatografi kertas adalah teknik metode analisis untuk memisahkan dan
mengidentifikasi campuran yang bisa berwarna (terutama pigmen) yang terdiri
dari dua fasa yaitu fasa diam dan fasa gerak. Fase diam pada kromatografi kertas
adalah kertas serap yang sangat seragam dan fase geraknya adalah pelarut atau
campuran pelarut yang sesuai. Prinsip kromatografi kertas yaitu metode
pemisahan dari substansi menjadi komponen-komponennya yang bergantung pada
distribusi suatu senyawa pada dua fase yaitu fase diam dan fase gerak, pelarut
bergerak lambat pada kertas, komponen-komponen bergerak pada laju yang
berbeda dan campuran dipisahkan berdasarkan pada perbedaan bercak warna.
Berbagai jenis pemisahan dengan kromatografi kertas dilakukan yang dikenal
sebagai "analisa kapiler".

2.4 Pigmen Warna Pada Tumbuhan


Beragamnya warna daun pada tumbuhan, memperlihatkan bahwa pada
daun terdapat pula berbagai macam pigmen seperti klorofil, karoten, xantofil dan
warna-warna lainnya. Pigmen-pigmen tersebut menduduki tempat yang khusus
pada organel suatu tumbuhan. Klorofil adalah pigmen berwarna hijau yang
terdapat dalam kloroplas. Pada tumbuhan tingkat tinggi, kloroplas terutama
terdapat pada jaringan parenkim palisade dan parenkim spons daun. Dalam
kloroplas, pigmen utama klorofil serta karotenoid dan xantofil terdapat pada
membran tilakoid (Sumaenda, 2011).

Pada tumbuhan tingkat tinggi, klorofil a dan klorofil b merupakan pigmen utama
fotosintetik, yang berperan menyerap cahaya violet, biru, merah dan
memantulkan cahaya hijau. Molekul klorofil adalah suatu derivat porfirin yang
mempunyai struktur tetrapirol siklis dengan satu cincin pirol yang sebagian
tereduksi (Sumenda, 2011). Antosianin adalah pigmen yang larut dalam air yang
menyebabkan warna merah, ungu, dan biru serta banyak ditemukan pada buah dan
bunga. Antosianin ini merupakan zat warna yang bersifat polar dan akan larut
dengan baik pada pelarut pelarut polar Maulid & Laily(2015)

2.5 Definisi Rf
Rf merupakan perbandingan antara jarak noda dari titik awal dengan jarak
yang ditempuh pelaris dari titik awal Leba (2017). Nilai Rf sangat karakterisitik
untuk senyawa tertentu pada eluen tertentu. Hal tersebut dapat digunakan untuk
mengidentifikasi adanya perbedaan senyawa dalam sampel. Harga Rf merupakan
parameter karasteritik kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis. Harga ini
merupakan ukuran kecepatan migrasi suatu senyawa pada kromatogram dan pada
kondisi konstan merupakan besaran karasteristikdan reproduksibel. Harga Rf
dirumuskan sebagai berikut:

Rf =
BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


Alat Fungsi Gambar
Bejana Tempat proses
kromatografi

Mortal dan pistil Menghaluskan spesimen

Pipet tetes Mengambil larutan dalam


jumlah tertentu

Gelas beaker Tempat larutan

Gelas ukur Tempat mengukur larutan


Timbangan Menimbang specimen
analitik

Kertas saringan Sebagai fase diam

Pial film Mencampurkan larutan


aceton

Penggaris dan Mengukur dan mencatat


pensil nilai rf

Bahan Fungsi Gambar


Aceton Meluruhkan pigmen

Larutan buffer Sebagai pelarut/fase gerak


Bayam merah Spesimen percobaan

Bayam hijau Spesimen percobaan

3.2 Cara Kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang daun bayam merah


dan bayam hijau masing-masing

Menghaluskan daun bayam


sampai halus dengan mortar dan

Setelah daun bayam halus, masukkan ke dalam fial film dan


menambahkan 10 ml aceton hingga menjadi pasta

Pasta tersebut dikocok hingga homogen dan kemudian

Setelah itu, teteskan larutan bayam tersebut di


atas kertas saringan dan tunggu hingga kering.

Kertas yang sudah ditetesi tadi dimasukkan dalam bejana kromatografi


yang telah berisi 300 ml pelarut dan tunggu hingga 15 menit

Amati perubahan yang terjadi dan hitung


Rf-nya
3.3 Analisa Perlakuan

Pada praktikum kromatografi yang dilakukan dengan metode kromatografi


kertas dengan spesimen bayam merah dan bayam hijau, hal pertama yang
dilakukan yaitu menyiapkan alat dan bahan. Menimbang daun bayam merah
sebanayk 3 g dan bayam hijau juga sebanyak 3 g dilanjutkan dengan
menghaluskan daun bayam sampai halus dengan mortar dan pistil. Setelah daun
bayam halus, masukkan ke dalam fial film sebagai tempat mencampurkan larutan
danuntuk meluruhkan pigmen harus menambahkan 10 ml aceton hingga menjadi
pasta. Pasta tersebut dikocok hingga homogen dan kemudiandidiamkan selama 5
menit. Setelah itu, teteskan larutan bayam tersebut di atas kertas saringan sebagai
fase diam dan tunggu hingga kering.Kertas yang sudah ditetesi tadi dimasukkan
dalam bejana kromatografi yg telah berisi 300 ml pelarut sebagai fase gerak dan
tunggu hingga 15 menit. Setelah 15 menit amati perubahan yang terjadi dan
hitung Rf-nya untuk mengetahui pigmen warna yang ada pada bayam merah dan
bayam hijau.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Hasil Pengamatan

Daun Klorofil A Klorofil B


U1 U2 U1 U2
Bayam 3,4 3,2 2,0 2,9
Hijau
Bayam 1,4 3,6 2,6 2,4
Merah

4.2 Hasil Perhitungan


1. Bayam hijau
a. Klorofil a
Rf1=

= 0,34cm
Rf2=

= 0,32cm
Klorofil a =

= 3,3 cm
b. Klorofil b
Rf1=

= 0,2cm
Rf2=

= 0,29cm
Klorofil b =
= 2,45cm
2. Bayam merah
a. Klorofil a
Rf1=

= 0,18cm
Rf2=

= 0,36 cm

Klorofil a =

= 2,7 cm
b. Klorofil b
Rf1=

= 0,26 cm
Rf2=

= 0,24 cm

Klorofil b =

= 2,5 cm
4.2 Pembahasan Umum

a. Perbandingan nilai Rf bayam merah dan bayam hijau


Bayam ada yang berwarna hijau dan berwarna merah. Warna yang
berbeda, akan menghasilkan pigmen warna yang berbeda juga. Hal ini
didukung oleh (Alegantina & Isnawati, 2010) yang menyatakan bahwa
nilai Rf bervariasi tergantung pada pelarut, penjerap, suhu, kemurnian,
dan konsentrasi pigmen mempengaruhi jenis senyawa yang terkandung
dalam bayam.
Berdasarkan hasil perhitungan bayam hijau pada klorofil a
memiliki nilai Rf1 0,34 cm, Rf2 memiliki nilai 0,32cm dengan nilai
klorofil a sebesar 3,3 cm. sedangkan pada klorofil b bayam hijau
memiliki nilai Rf1 sebesar 0,2 cm, Rf2 memiliki nilai sebesar 0,29 cm
dengan nilai klorofil b sebesar 2,45 cm. bayam merah pada klorofil a
memiliki nilai Rf1 0,18 cm, Rf2 sebesar 0,36 cm sedangkan pada
klorofil b memiliki nilai Rf1 sebesar 0,26 cm, Rf2 memiliki nilai
sebesar 0,24cm dengan nilai klorofil b sbesar 2,5 cm. Dari hasil diatas
jika dibandingkan anatara nilai Rf bayam hiijau dan nilai Rf bayam
merah dengan jarak titk awal serta fase diam dan fase gerak yang sama
yaitu sebesar 10 cm maka nilai Rf bayam hijau lebih besar
dibandingkan dengan nilai Rf bayam merah.

b. Hubungan antara nilai Rf dengan identifikasi pigmen


Analisa faktor retardasi (Rf) perlu dilakukan untuk memperkuat
identifikasi komposisi pigmen berdasarkan warna Heryanto dan
Limantara (2006). Keragaman nilai Rf pigmen berkaitan erat dengan
kandungan pigmen penyusun tumbuhan nilai Rf sangat perpengaruh
terhadap pigmen warna pada tumbuhan. Ini dapat dilihat dari hasil
perhitungan Rf dan Hasil penelitian Heryanto dan Limantara (2006)
menunjukkan bahwa kisaran nilai Rf karoten (orange) 0,87-0,93
sedangkan ksantofil (kuning) 0,26-0,34 dan (orange) 0,17-0,23
memiliki kecenderungan yang sama dengan nilai Rf karoten 0,91-0,94
dan ksantofil 0,20-0,26. Pada hasil perhitungan bayam hijau klorofil a
memiliki nilai Rf1 0,34 cm termasuk didalam pimen warna (klorofil b),
Rf2 memiliki nilai 0,32cm (klorofil b). sedangkan pada klorofil b
bayam hijau memiliki nilai Rf1 sebesar 0,2 cm, Rf2 memiliki nilai
sebesar 0,29 cm (Xanthofil). Bayam merah pada klorofil a memiliki
nilai Rf1 0,18 cm (Xanthofil), Rf2 sebesar 0,36 cm (Antosianin)
sedangkan pada klorofil b memiliki nilai Rf1 sebesar 0,26 cm
(Xanthofil), Rf2 memiliki nilai sebesar 0,24cm (Xanthofil).
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kromatografi adalah teknik untuk memisahkan campuran menjadi
komponennya yang didasarkan atas perbedaan distribusi campuran-campuran
tersebut diantara dua fase. Kromatografi berdasarkan cara kerjanya terdiri dari
kromatografi kolom, kromatografi kertas, kromatografi gas dan kromatografi lapis
tapis. Prinsip kromatografi kertas yaitu bergantung pada distribusi suatu senyawa
pada dua fase yaitu fase diam dan fase gerak, pelarut bergerak lambat pada kertas,
komponen-komponen bergerak pada laju yang berbeda dan campuran dipisahkan
berdasarkan pada perbedaan bercak warna. Parameter karakteristik kromatografi
kertas merupakan harga Rf. Rf adalah . Pigmen warna pada tumbuhan terdiri dari
xanthofyl, klorofil a, klorofil b, antosianin dan karoten.

5.2 Saran
Saran pada praktikum kromatografi diharapkan tidak hanya melakukan
praktek menggunakan metode kromatografi kertas tetapi dapat juga menggunakan
metode lainnya seperti, kromatografi kolom, kromatografi gas dan kromatografi
lapis tapis.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Mikrajuddin, Saktiyono Dan Luthfi. 2007. IPA Terpadu SMP Dan MTS
Jilid I. Erlangga:Jakarta

Alegantina, S., & Isnawati, A., 2010. Identifikasi Dan Penetapan Kadar Senyawa
Kumarin Dalam Ekstrak Metanol Artemisia Annua L. Secara
Kromatografi Lapis Tipis Densitometri. Buletin Penelitian Kesehatan.Vol.
38 No 1, 17-28.

Chang, R.2005. Kimia Dasar Jilid 2. Erlangga: Jakarta.

Ganesha. 2017. Pasti Bisa Ilmu Pengetahuan Alam SMP/Mts Kelas VII. Penerbit
Duta.

Ismail Baraem And Nielsen Suzanne S. 2010. Basic Principle Of


Chromatography. Bussines Media, LCC

Heryanto Dan Limantara Leenawaty. 2006. Komposisi Dan Kandungan Pigmen


Utama Tumbuhan Taliputri Cuscuta Australis R.Br. Dan Cassytha
Filiformis Komposisi Dan Kandungan Pigmen Utama Tumbuhan Makara,
Sains, Vol. 10, No. 2 : 69-75

Leba Iron Aloisia Maria. 2017. Buku Ajar Ekstraksi Dan Real Kromatografi.
Deepublish: Yogyakarta.

Maulid & Laily. 2015. Kadar Total Pigmen Klorofil Dan Senyawa Antosianin
Ekstrak Kastuba. Seminar Nasional Konservasi Dan Pemanfaatan Sumber
Daya Alam.

Nurdiani Dian. 2018. Buku Informasi Melaksanakan Analisis Secara


Kromatografi Konvensional Mengikuti Prosedur. Pusat Pengembangan
Dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenagan Pendidikan Pertanian.

Sharpe Phlip And Adriaans Kate. 2020. Chemistry For Queensland Unit 1 & 2
Student Workbook. Oxford University Press. Inggris

Sumenda, L. (2011). Analisis Kandungan Klorofil Daun Mangga (Mangifera


Indica L.) Pada Tingkat Perkembangan Daun Yang Berbeda. Bioslogos, 1,
(1).
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai