Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. TUJUAN PERCOBAAN PRAKTIKUM

1. Memahami penggunaan alat Kromatografi Kertas


2. Untuk mengetahui harga Rf (fase gerak) dalam sampel dengan
menggunakan kertas kromatografi.

1.2. LANDASAN TEORI

1.2.1. Kromatografi

Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul


berdasarkan perbedaan pola pergerakan anatara fase gerak dan fase
diam untuk memisahkan komponen (berupa molekul) yang berada pada
larutan. Molekul yang terlarut dalam fase gerak, akan melewati kolom
yang merupakan fase diam. Molekul yang memiliki ikatan yang kuat
dengan kolom akan cenderung bergerak lebih lambat dibanding
molekul yang berikatan lemah. Dengan ini berbagai macam molekul
dapat dipisahkan berdasarkan pergerakan pada kolom. Setelah
komponen terlusi dari kolom, komponen tersebut dapat dianalisis
menggunakan detektor atau dapat dikumpulkan untuk analisis lebih
lanjut. Beberapa alat analitik dpat digabungkan dengan metode
pemisahan untuk analisis secara on-line seperti penggabungan
kromatografi gas (gas chromatography) dan kromatografi cair (liquid
chromatography) dengan mass spectrometry, fourier-transform infrafed
spectroscopy dan diodearray UV-Visible (HPLC-UV-VIS). Ada pun
jenis-jenis dari kromatografi yaitu kromatografi cair (Liquid
Chromatography), kromatografi fase terbalik (Reverse Phase
Chromatogreaphy), kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT),
kromatografi pertukaran Ion (Ion Exchange Chromatography).
1.2.2. Kromatografi Kertas

Adapun prinsip kerja dari kromatografi kertas yaitu pelarut


bergerak lambat pada kertas, komponen-komponen bergerak pada laju
yang berbeda dan campuran dipisahkan berdasarkan pada perbedaan
bercak warna. Kromatografi kertas adalah metode pemisahan dengan
kerja dua fase yaitu fase diam dan fase gerak yang hasil kerja kedua
fase tersebut berupa rambatan warna yang dapat terlihat pada kertas
kromatografi dan bercak yang ada untuk membandingkan antara totolan
dari sampel dan totolan dari baku. Cara melakukannya cuplikan yang
mengandung campuran yang akan dipisahkan diteteskan atau diletakkan
pada daerah yang diberi tanda diatas sepotong kertas saring dimana ia
akan meluas membentuk noda yang bulat. Bila noda telah kering di
kertas dimasukkan dalam bejana tertutup yang sesuai dengan satu
ujung, dimana tetesan cuplikan yang ditempatkan tercelup dalam
pelarut yang dipilih sebagai fasa bergerak (jangan sampai noda tercelup
karena berarti senyawa yang akan dipisahkan akan terlarut dalam
kertas). Pelarut bergerak melalui serat dari kertas oleh gaya kapiler dan
menggerakkan komponen dari campuran cuplikan pada perbedaan jarak
dalam arah aliran pelarut. Bila permukaan pelarut telah bergerak sampai
jarak yang cukup jauh kertas diambil dari bejana. Jika senyawa
berwarna maka mereka akan terlihat sebagai pita atau noda yang
terpisah. Jika senyawa tidak berwarna harus dideteksi dengan cara
fisika dan kimia. Yaitu dengan menggunakan suatu pereaksi-pereaksi
yang memberikan suatu warna terhadap beberapa atau semua dari
senyawa-senyawa. Bila daerah dari noda terpisah telah dideteksi maka
perlu mengidentifikasi setiap individu dari senyawa. Metode
identifikasi yang paling mudah adalah berdasarkan pada kedudukan
noda relative terhadap permukaan pelarut menggunakan harga Rf.
Harga Rf merupakan parameter karakteristik kromatografi kertas dan
kromatografi lapis tipis. Harga ini merupakan ukuran kecepatan migrasi
suatu senyawa pada kromatogram dan pada kondisi konstan merupakan
besaran karakteristik dan repodusibel. Harga Rf didefinisikan sebagai
perbandingan antara jarak senyawa dari titik awal dan jarak tepi muka
pelarut dari titik awal. Rf = jarak titik tengah noda dari titik awal. Jarak
tepi muka pelarut dari titik awal. Ada beberapa faktor yang menentukan
harga Rf yaitu:

1. pelarut, disebabkan pentingnya koefisien partisi, maka


perubahan-perubahan yang sangat kecil dalam komposisi
pelarut dapat menyebabkan perubahan-perubahan harga Rf.

2. Suhu, perubahan dalam suhu merubah koefisien partisi dan


kecepatan aliran.

3. Ukuran dari bejana, volume dari bejana mempengaruhi


homogenitas dari atmosfer jadi mempengaruhi kecepatan
penguapan dari komponen-komponen pelarut dari kertas.

4. kertas, pengaruh utama kertas pada harga Rf timbul dari


perubahan ion dan serapan, yang berbeda-beda untuk macam-
macam kertas.

5. Sifat dari campuran berbagai senyawa mengalami partisi


diantara volume-volume yang sama dari fasa tetap dan
bergerak. Mereka selalu mempengaruhi karakteristik dari
kelarutan satu terhadap lainnya hingga terhadap harga Rf
mereka.
BAB II

PROSEDUR KERJA

2.1. Alat dan Bahan

2.1.1. Alat

1. Mortar 1 buah
2. Pastel 1 buah
3. Kertas Kromatografi 1 buah
4. Pensil 1 buah
5. Penggaris 1 buah
6. Beaker glass 600 mL 1 buah
7. Pipet tetes 2 buah
8. Spottest 1 buah
9. Alat pengering kromatografi 1 buah
10. Botol Reagen 2 buah
11. Masker 1 buah

2.1.2. Bahan

1. Daun bayam secukupnya


2. Pasir secukupnya
3. Larutan petrolium 17 mL
4. Larutan aseton 2,1 mL

2.2. Prosedur Kerja

2.2.1. Pembuatan Larutan Daun Bayam

1. Alat dan bahan disiapkan seperti mortar, pastel serta daun bayam
yang dipisah-pisahkan.
2. Daun bayam digiling pada mortar dengan pastel sebelum digiling
dan selama proses penggilingan ditambahkan aseton sekitar 1 pipet
tetes serta pasir secukupnya untuk mempermudah proses
penggilingan. Lalu larutan hasil penggilingan daun bayam
dimasukkan kedalam spottest.

2.2.2. Uji Daun Bayam secara Kertas Kromatografi

1. Alat dan bahan disiapkan seperti spottest yang berisi larutan


bayam, kertas kromatografi, pensil, penggaris, beaker glass ,
pengering kertas kreomatografi, larutan petrolium dan larutan
aseton. Serta jangan lupa menggunakan masker karena reagen yang
digunakan bersifat toxic dan korosif.
2. Pada kertas kromatografi digambar garis menggunakan pensil
dengan panjang 2 cm dari bawah keatas. Lalu pada titik tengahnya
batas tersebut diletakkan spot garis pigmen warna sampelnya
dengan menggunakan spottest. Seperti gambar dibawah ini :

3. Setelah pembuatan titik spot maka dilanjutkan dengan pengeringan


titik spot dengan alat pengering kertas kromatografi agar lebih
terkonsentrasi.
4. Disiapkan beaker gelas lalu diisi larutan petrolium dan aseton
kurang dari 2 cm ukuran larutan spot daun bayam. 2 cm sama
dengan 20 milimeter maka sebaiknya dibuat 19 milimeter saja
dengan larutan petrolium dan aseton perbandingan 9:1 maka 17,1
mL (dibulatkan 17 mL ) dan 1,9 mL (dibulatkan 2 mL ) atau setara
dengan satu pipet tetes penuh per mL nya dan didalam beaker
gelas 600 mL .
5. Dengan lembut kertas kromatografi yang berisi spot daun bayam
dimasukkan berdiri kedalam beaker glass yang berisi campuran
petrolium dan aseton tadi pada bidang yang datar.
6. Biarkan pelarut mulai bergerak keatas kertas membawa berbagai
pigment, komponen pigmen dari titik spot yang diberikan sampai
kandungan pigmen yang akan berbeda akan berhenti dijarak relatif
yang berbeda dari kandungan sampel pigmen. Terhadap garis
depan pelarut bagian atas kertas kromatografi sampai garis pigmen
bergerak keatas dilihat secara teliti. Dipastikan jarak relatif pigmen
terjauh pada garis depan pelarut diukur garisnya dari garis awal
(titik spot) sampai garis depan pelarut. Selanjutnya ditandai tepi
depan garis pigmen masing-masing warna. Seperti contoh gambar
dibawah ini:

7. Dan diukur masing-masing dari titik spot awal. Lalu diukur nilai
Retetion Factor (Rf).
2.3. Gambar Alat

Gambar 2.3.1 Beaker glass Gambar 2.3.2. Botol Reagen

Gambar 2.3.3. Pensil dan penggaris Gambar 2.3.4. Kertas Kromatografi

Gambar 2.3.5. Mortar dan Pastel Gambar 2.3.6. Sposttest

Gambar 2.3.7. Alat pengering kertas kromatografi


2.4. Gambar Rangkaian

A B

Keterangan :

A = Kertas kromatografi berisi larutan daun bayam

B = Larutan campuran petrolium dan aseton


BAB III

DATA PENGAMATAN

3.1. DATA

3.1.1. Data Pengamatan Kertas Kromatografi

Tabel 3.1.1. Kertas Kromatografi

N PELARUT VOLUME SAMPEL JARAK JARAK


O
PELARUT KETINGGIAN KETINGGIAN
        ANALIT (mm) PELARUT
(mm)
1 Petrolium dan 19 ml Daun 37 50
Aseton Bayam
2 Petrolium dan 20 ml Daun 48 50
Aseton Bayam
3 Petrolium dan 21 ml Daun 50 50
Aseton Bayam

3.1.2. Data Pengamatan Gambar Kertas Kromatografi

Gambar 4.1.2. Kertas Kromatografi


3.2. Pengolahan Data

3.2.1. Perhitungan Harga Rf pada Kertas Kromatografi

a. Daun Bayam pada Chamber ke-1


Dik : Jarak ketinggian analit = 37 mm
Jarak ketinggian pelarut = 50 mm
Dit : Harga Rf?
Jawab :
Jarak Ketinggian Analit
Rf =
Jarak Ketinggian Pelarut
37 mm
Rf =
50 mm
Rf = 0,74 mm
b. Daun Bayam pada Chamber ke-2
Dik : Jarak ketinggian analit = 48 mm
Jarak ketinggian pelarut = 50 mm
Dit : Harga Rf?
Jawab :
Jarak Ketinggian Analit
Rf =
Jarak Ketinggian Pelarut
48 mm
Rf =
50 mm
Rf = 0,96 mm
c. Daun Bayam pada Chamber ke-1
Dik : Jarak ketinggian analit = 50 mm
Jarak ketinggian pelarut = 50 mm
Dit : Harga Rf?
Jawab :
Jarak Ketinggian Analit
Rf =
Jarak Ketinggian Pelarut
50 mm
Rf =
50 mm
Rf = 1 mm
BAB IV
DISKUSI DAN PEMBAHASAN

Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola


pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen (berupa
molekul) yang berada pada larutan. Molekul yang terlarut pada fase gerak, akan
melewati kolom yang merupakan fase diam. Pada percobaan kali ini kromatografi
dilakukan dengan jenis kromatografi lapis tipis yaitu dengan menggunakan kertas
kromatografi. Sampel yang akan diuji pemisahan pigmennya yaitu daun bayam.
Reagen pelarut yang digunakan adalah petrolium dan aseton. Pemisahan dengan
metode Kertas Kromatografi yang dilakukan dengan cara cuplikan sampel daun
bayam pada kertas kromatografi kemudian memasukkannya kedalam chamber
yang berisi eluen dengan perbandingan pelarut petrolium dan aseton dengan
perbandingan 9:1. Garis yang dibentuk pada kertas kromatografi menggunakan
pensil. Hal ini tidak boleh dilakukan dengan pena. Karena pena dapat
menghasilkan tinta yang merupakan pigmen warna yang dapat mengganggu
pigmen warna dari sampel daun bayam itu sendiri. Jarak garis pelarut adalah 50
mm. Dari percobaan yang dilakukan didapatkan nilai Rf dari masing-masing
chamber kertas kromatografi yaitu 0,74 mm ; 0,96 mm dan 1 mm.Rf karoten
cenderung yaitu 0,89 mm – 0,98 mm. Maka yang memenuhi sebagai karoten
adalah chamber yang kedua pada kertas kromatografi yaitu 0,96 mm. Warna
pigmen daun bayam yang ada pada kertas kromatografi adalah pigmen kuning dan
hijau. Warna kuning menyatakan Beta karoten sedangkan warna hijau
menyatakan alpha karoten. Gerakan warna pigmen pada kertas kromatografi
sangat mempengaruhi nilai Rf ini dikarenakan struktur kimia yang sedang
dipisahkan , sifat dari penjerap dan derajat aktifitasnya, tebal dan kerataan dari
lapisan penjerap dan derajat aktifitasnya, tebal dan kerataan dari lapisan penjerap.
Ketidak rataan akan menyebabkan aliran pelarut menjadi tidak rata pula pada
daerah yang kecil dan plat. Pelarut fasa gerak, derajat kejenuhan dari uap dalam
bejana pengembangan yang digunakan, teknik percobaan dalam hal metode
penaikan, jumlah cuplikan yang digunakan, suhu sebaiknya pada suhu tetap.

BAB V

KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Dari praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Pemisahan dengan metode Kertas Kromatografi yang dilakukan dengan


cara cuplikan sampel daun bayam pada kertas kromatografi kemudian
memasukkannya kedalam chamber yang berisi eluen dengan perbandingan
pelarut tertentu.

2. Pada chamber kertas kromatografi didapatkan harga Rf yaitu masing-


masing 0,74 mm ; 0,96 mm dan 1 mm.Rf karoten cenderung yaitu 0,89
mm – 0,98 mm. Maka yang memenuhi sebagai karoten adalah chamber
yang kedua pada kertas kromatografi yaitu 0,96 mm.

3. Warna pigmen daun bayam yang ada pada kertas kromatografi adalah
pigmen kuning dan hijau.
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Sri. 2020. Penuntun Praktikum Kimia Analisa Instrumen. Medan : PTKI

Barus, Adil. 2020. Diktat Kimia Analisa Instrument. Medan : PTKI.

https://www.academia.edu/9645870/Laporan_KLT_puspa

https://id.m.wikipedia.org/wiki/kromatografi

Anda mungkin juga menyukai