Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALITIK
“ REFRAKTOMETRI “
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kimia Analitik

Disusun Oleh :
Nama : Asma Ghoziyah Adzdzakiah
NIM : 4444220025
Kelas : 2A
Kelompok : 3 (Tiga)

Asisten :
Erika Dianty Putri

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2023
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusun laporan
praktikum yang berjudul “ Refraktometri ”. Adapun maksud dan tujuan dari
dibuatnya laporan praktikum ini adalah syarat untuk memenuhi kelengkapan
penilaian pada mata kuliah Kimia Analitik.
Maka, dalam kesempatan ini pula penyusun menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Winda Nurtiana, S .T.P., M.Si., dan Ibu Ainin Nafisah, S.T.P., M.Si.
sebagai Dosen Pengampu pada Mata Kuliah Kimia Analitik, Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa.
2. Saudari Erika Dianty Putri selaku Asisten Praktikum Kimia Analitik.
3. Teman-teman kelas 2A Teknologi Pangan ini yang telah memberikan
motivasi serta saran.
Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan laporan praktikum ini masih
banyak kekurangan baik dari segi penulisan, isi dan lain sebagainya, maka
penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki pembuatan
laporan praktikum pada pertemuan selanjutnya. Penyusun sangat berharap semoga
tugas laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Khususnya bagi
Mahasiswa Teknologi Pangan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Akhir kata,
penulis mengucapkan terima kasih.

Serang, Maret 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Tujuan ........................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Refraktometer ............................................................................... 2
2.2 Refraktometri ................................................................................ 2
2.3 Index Bias .................................................................................... 3
2.4 Sukrosa .......................................................................................... 3
2.5 Madu ............................................................................................. 4
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat ......................................................................... 6
3.2 Alat dan Bahan ............................................................................... 6
3.3 Cara Kerja ...................................................................................... 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Praktikum ............................................................................. 8
4.2 Pembahasan .................................................................................... 9
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 14
5.2 Saran ............................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 15
LAMPIRAN HITUNG ............................................................................. 17
LAMPIRAN GAMBAR

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Larutan Standar .................................................................... 8


Tabel 4.2 Data °Brix Sampel ........................................................................ 8
Tabel 4.3 Konsentrasi Gula Pada Sampel ..................................................... 8

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kurva larutan gula standar ........................................................... 8


Gambar 2. Bagian-bagian Alat Refraktometer .............................................. 9

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sebagaimana yang kita ketahui bahwa cahaya memiliki berbagai macam sifat,
adapun sifat-sifat tersebut diantaranya adalah bahwa cahaya dapat memantul,
membias, merambat, membelok, dan masih banyak lagi sifat cahaya lainnya.
Smentara itu kemampuan cahaya dalam merambat pada dua atau lebih medium
yang berbeda yang disebut indeks bias cahaya. Salah satu faktor yang
mempengaruhi indeks bias adalah suhu pada masing-masing medium yang dilewati
oleh cahaya. Kemampuan cahaya dalam merambat pada suatu bidang adalah indeks
bias. Perambat cahaya dapat terjadi pada medium padat, medium cair, dan gas.
Refraktometer menggunakan prinsip pembiasan cahaya ketika mengenai suatu
larutan. Refraktometer dengan menggunakan prinsip pembiasan cahaya dengan
prisma. Refraktometer Brix merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kadar
gula dan kadar air, nilai ini dapat dikonversi menjadi nilai indeks bias pada suatu
cairan (Anggilia, 2019).
Konsentrasi bahan terlarut dalam refraktometri dinyatakan dala satuan ◦brix yang
merupakan konsentrasi dari bahan terlarut dalam sampel. Kadar zat yang dapat
terukur adalah gula, garam, protein dll. Kadar zat merupakan total dari semua zat
atau bahan dalam air, termasuk gula. Prinsip kerja dari refractometer adalah
pemanfaatan refraksi cahaya. Bagian yang digunakan untuk pemeriksaan
konsentrasi pada refraktometer adalah prisma. Dalam bahan pangan sangat penting
diketahui konsentrasi gula. Sebelum penggunaan, refraktometer dibersihkan
dengan alkohol dan juga dikalibrasi terlebih dahulu dengan menggunakan aquades
sampai menunjukan angka 0,00.

1.2.Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu untuk menganalisis kadar gula
dalam sampel dengan metode refraktometri.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Refraktometer
Refraktometer menggunakan prinsip pembiasan cahaya ketika mengenai suatu
larutan. Refraktometer dengan menggunakan prinsip pembiasan cahaya dengan
prisma. Refraktometer Brix merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kadar
gula dan kadar air, nilai ini dapat dikonversi menjadi nilai indeks bias pada suatu
cairan (Anggilia, 2019).
Portable Brixmeter atau Refraktometer Brix merupakan suatu alat ukur
untuk menentukan besarnya konsentrasi zat-zat yang terlarut dalam larutan. Satuan
skala dalam Portable Brixmeter adalah %Brix. Brix adalah ukuran zat terlarut
dalam suatu larutan. Nilai Brix banyak diaplikasikan untuk mengukurkonsentrasi
zat-zat pada makanan, buah, obat-obatan, dan suplemen nutrisi. Refraktometer
bekerja dengan prinsip pembiasan cahaya. Kecepatan suatu cahaya akan
berkurang ketika cahaya dari udara melewati suatu larutan. Sumber cahaya
dikirimkan oleh gelas ke dalam satu sisi prisma yang kemudian dibelokkan ke
permukaan prisma dan sampel larutan. Bagian cahaya tersebut akan dibelokkan
kembali ke sisi yang berlawanan dengan sudut tertentu berdasarkan indeks bias
larutan tersebut (Fawaid, 2021).

2.2. Refraktometri
Refraktometri adalah metode untuk menentukan konsentrasi partikel yang
terlarut di dalam larutan. Hal ini dilakuka dengan menggunakan indeks bias. Indeks
bias adalah perbedaan kecepatan sinar di udara dengan kecepatan sinar dalam suatu
larutan. Konsentrasi dalam suatu larutan menentukan kecepatan dan sudu dari sinar
yang melewati larutan tersebut. Refraktometri memanfaatkan prinsip sinar dengan
menggunakan prisma untuk mengarahkan sinar monokromatik kemudian diarahkan
ke skala berat jenis (Jusak, 2020).
Pengukuran yang lebih sederhana dilakukan menggunakan alat refraktometer,
yaitu dengan meneteskan cairan sampel ke salah satu bagian refraktometer.
Pengukuran ini memanfaatkan prinsip indeks bias. Semakin tinggi kadar gula pada

2
cairan sampel maka indeks biasnya akan semakin tinggi sehingga refraktometer
akan menunjukkan skala yang semakin besar. Kelemahan dari alat ini adalah
adanya pengaruh sinar matahari ketika pengukuran dilaksanakan di lapang.
Semakin tinggi intensitas sinar matahari maka semakin tinggi skala refraktometer
yang akan didapatkan (Misto, 2016).

2.3. Indeks Bias


Indeks bias adalah salah satu dari beberapa sifat optis yang penting dari suatu
medium. Pengukuran indeks bias suatu zat cair penting dalam penilaian sifat dan
kemurnian cairan, konsentrasi larutan, dan perbandingan komponen dalam
campuran dua zat cair atau kadar yang diekstrakkan dalam pelarutnya (Tiffany,
2015).
Pengukuran indeks bias penting dalam penilaian sifat dan kemurnian cairan.
Nilai indeks bias biasa diaplikasikan untuk mengetahui parameter fisik suatu
larutan seperti konsentrasi, tekanan suhu dan lain-lain. Refraktometer merupakan
alat ukur yang sering digunakan sebab cukup sederhana, waktu yang diperlukan
tidak lama, serta hanya memerlukan sedikit sampel. Indeks bias adalah suatu
perbandingan kecepatan cahaya pada ruang hampa c dengan kecepatan cahaya pada
suatumedium v, sehingga nilai indeks bias pada medium selain udara selalu lebih
besar 1. Indeks bias dapat dirumuskan :
𝑐
n=𝑣

Dengan n adalah indeks bias, c adalah kecepatan cahaya dalam ruang kosong
(m/s), dan v adalah kecepatan cahaya pada suatu medium (m/s). Pembiasan cahaya
dalam bidang batas antara dua medium memenuhi hukum Snelius.
n1 sin θ1 = n2 sin θ2
dengan n1 adalah indeks bias medium dimana cahaya masuk, θ1 adalah sudut
masuk, n2 adalah indeks bias medium dimana cahaya akan dibiaskan, dan θ2 adalah
sudut bias (Fawaid, 2021).

3
2.4. Sukrosa
Sukrosa atau sakarosa disebut juga gula tebu (Sccharum offcinarum) atau gula
bit (Beta vulgaris). Sukrosa diantara lai terdapat dalam gula aren, gula kelapa, dan
madu. Disakarida ini terdiri atas fruktosa dan glukosa. Hidrolisis sukrosa dengan
bantuan asam atau enzim invertase akan menghasilkan fruktosa dan glukosa yang
sama banyak jumlahnya. Campuran fruktosa dan glukosa yang sama banyak
disebut invers, karna mampu mengubah perputaran cahaya terpolarisasi arah kiri.
Sukrosa memutar cahaya terpolarisasi ke arah kanan (+66,5°), fruktosa memutar
cahaya terpolarisasi arah kiri (-92,4°), sedangkan glukosa memutar cahaya
terpolarisasi kea rah kanan (+52,7°) (Nana, 2007).
Sukrosa merupakan senyawa disakarida yang secara sistematika kimiawi
disebut α-D-glukopiranosil-β-D-fruktofuranosida dan rumus molekul C12H22O11.
Sukrosa diproduksi dari gula tebu atau gula bit dan didapat dalam bentuk gula pasir
atau sirup. Sukrosa mempunyai berat molekul 342,30 dan terdiri dari gugus glukosa
dan fruktosa (Tiffany, 2015).

2.5. Madu
Madu adalah cairan alami yang umumnya memiliki rasa manis yang diambil
dari nektar bunga atau bagian tanaman yang lain dan dihasilkan oleh lebah madu.
Terdapat banyak jenis madu di Indonesia, karena wilayahnya yang tropis sehingga
ideal untuk mengembangbiakkan lebah madu. Jenis madu berasal dari nektar bunga
yang dikonsumsi oleh lebah (Gebremariam 2014).
Madu di Indonesia biasanya memiliki kadar air yang relatif lebih tinggi dari
madu di negara lain karena curah hujannya yang tinggi. Kadar air pada madu
dipengaruhi oleh sifat madu yang higroskopis yang mana mudah untuk menyerap
kelembaban di lingkungan sekitarnya. Kadar air yang tinggi dapat memicu
terjadinya fermentasi karena pada kadar air yang tinggi mikroba dan kapang mampu
hidup. Maka dari itu, madu dengan kadar air yang tinggi, harus melewati proses
pengurangan kadar air. Kadar air maksimal pada madu berdasarkan SNI 8664:2018
adalah sebesar 22% (Suhaela et al. 2016).
Madu memiliki sifat fisika dan kimia. Sifat fisika madu diantaranya adalah
indeks bias, tegangan permukaaan, viskositas dan kadar air. Sifat kimia madu antara

4
lain adalah nilai pH dan lain-lain. Sifat fisika dan kimia madu dapat di jadikan
sebagai parameter untuk mengkarakterisasi dan mengklasifikasi madu untuk
menentukan kualitas madu. Salah satu sifat fisika madu yang paling penting untuk
menentukan kualitas madu adalah indeks bias (Anggilia, 2019).
Madu asli memiliki kadar gula pereduksi 52.43% dan setelah pendinginan
vakum menjadi 55.06%. Kadar air madu asli adalah 27.2% menjadi 11.22 setelah
proses vacuum cooling. Total padatan terlarut madu asli 68.75 %Brix menjadi 79.5
%Brix setelah vacuum cooling (Lastriyanto, 2021).
Pengukuran total padatan terlarut pada madu dilakukan dengan menggunakan
alat Refraktometer Brix 0% - 32% ATC dengan output data berupa persen.
Refraktometer memakai prinsip untuk menentukan jumlah zat terlarut dalam
larutan yaitu dengan melewatkan cahaya ke dalamnya. Analisa total padatan
terlarut berdasarkan petunjuk dari (Misto et al. 2016)

5
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Pelaksanaan praktikum Kimia Analitik yang berjudul “Refraktometri“ ini
dilaksanakan pada hari Senin, 13 Maret 2023 pukul 07.00 - 09.30 WIB. Bertempat
di Laboratorium Analisis Pangan, Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian,
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum sebagai berikut. Alat
yang akan digunakan pada percoban ini adalah hand refraktometer 32°brix, 62°brix,
dan 90°brix, beaker glass 50 ml, pipet ukur 10 ml, pipet tetes. Bahan yang akan
digunakan pada percobaan ini adalah Larutan gula, yakult, madu, buah naga, susu
plain, susu plain low fat dan aquades.

3.3 Cara Kerja


Adapun cara kerja praktikum Refraktometri sebagai berikut.

Larutan gula
15%, 30%, 45%
60% dan 75%

Diukur konsentrasi brix

Dibaca adsorbansi

6
Dibuat kurva standar dengan x = %
gula & y = brix

Diplotkan

Diukur larutan gula dengan obrix

Dibaca brix dengan refraktometer

Ditentukan kadar gula

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Berikut ini tabel hasil praktikum yang dilakukan berjudul “Refraktometri”.
Tabel 4.1 Data Larutan Gula Standar
Konsentrasi
Nilai °𝐁𝐫𝐢𝐱
Larutan Gula
15% 13,1 °brix
30% 23,2 °brix
45% 35 °brix
60% 37,3 °brix
75% 43 °brix

Tabel 4.2 Data Brix Sampel

Sampel Nilai °Brix Rata-rata SD

1 2 3
Yakult 19 19,1 19 19,03 0,06
Susu Plain 12,1 13 12,2 12,47 0,46
Susu Plain Lowfat 10,1 10,1 12 10,73 1,10
Madu 69,9 70 70 69,97 0,06
Buah Naga 10 10 10 10 0,00

Tabel 4.3 Data Konsentrasi Gula Pada Sampel


Sampel Konsentrasi Gula
Yakult 22%
Susu Plain 8,6%
Susu Low Fat 5,2%
Madu 125,5%
Buah Naga 3,6%

8
Gambar 1. Kurva larutan gula standar

4.2 Pembahasan
Percobaan yang dilakukan pada kali ini yaitu penentuan kadar atau konsentrasi
larutan gula yang didasarkan indeks bias larutan gula dengan menggunakan
refraktometer. Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan penghitungan kadar
gula dari sampel yakult, susu palin, susu plain lowfat, madu dan buah naga
menggunakan refraktometer. Bahan dan alat yang digunakan, yaitu Hand
Refraktometer 32 obrix, 62 brix, dan 90 brix, beaker glass 50 ml, pipet tetes, pipet
ukur 10 ml larutan gula dan aquades.
Refraktometer merupakan alat yang digunakn untuk mengukur kadar atau
konsentrasi bahan terlarut dengan memanfaatkan reaksi cahaya. Prinsip kerja dari
refraktometer adalah memanfaatkan refraksi cahaya. Refraksi cahaya dapat disebut
juga dengan pembiasan cahaya. Pembiasan cahaya adalah perubahan arah cahaya
dari medium satu ke medium yang lainnya. Fungsi dari refraktometer adalah
digunakan untuk mengukur kualitas dari beberapa pangan yang akan diproduksi.
Salah satu contohnya pada pembuatan madu. Madu tersebut harus diuji kadar air
nya untuk mengetahui kualitasnya sebelum di pasarkan. Cara kerja refraktometer
yaitu cahaya yang masuk ke prisma memiliki karakteristik yang unik.
Alat ini merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengukur besarnya
konsentrasi larutan yang terkandung di dalam suatu larutan. Satuan skala

9
pembacaan Portable Brix Refraktometer adalah % brix. Brix adalah zat padat kering
yang terlarut dalam suatu larutan yang dihitung sebagai sukrosa. Brix juga dapat
didefinisikan sebagai persentase massa sukrosa yang terkandung di dalam massa
larutan sukrosa (Syukri, 2021).
Karakteristik cahaya memiliki nilai skala dalam satuan brix
Satuan brix merupakan satuan yang digunakan untuk menunjukan kadar gula yang
terlarut dalam suatu larutan (Sjamsiwarni, 2021).

Gambar 2. Bagian-bagian Alat Refraktometer


Pada Alat refraktor ini memiliki beberapa bagian diantaranya kaca, prisma,
knop pengatur skala, handle, lensa, biomaterial strip, lensa pembesar, eye piece dan
juga skala. Adapun fungsi setiap bagiannya sebagai berikut.
Bagian yang pertama ada bagian Prisma. Pada beberapa jenis, bagian ini
memiliki warna biru, sehingga disebut juga dengan prisma biru. Bagian ini bisa
disebut sebagai bagian yang sensitif terhadap goresan, yang memiliki fungsi untuk
membaca nilai skala dari suatu zat yang sudah dilarutkan. Prisma juga berfungsi
untuk mengubah cahaya yang awalnya bersifat polikromatis menjadi
monokromatis. Bagian yang kedua Knop pengatur skala, Knop ini akan
melakukan kalibrasi pada skala menggunakan aquades. Cara kerjanya, bagian knop
seperti yang terdapat pada gambar. Anda dapat melakukannya dengan memutar
knop berlawanan arah dengan jarum jam. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan
nilai skala yang paling kecil (Harmain, Faiza, Syamsuddin dan ZC, 2018).
Bagian yang ketiga ada Day light plate (Kaca). Kaca ini biasanya disebut juga
dengan day light plate. Day light plate berfungsi untuk melindungi prisma dari
goresan akibat debu, benda asing, atau untuk mencegah agar sampel yang
diteteskan pada prisma tidak menetes atau jatuh. Bagian yang keempat ada Handle.

10
Bagian ini merupakan bagian yang berfungsi untuk memegang alat refraktometer,
dan juga menjaga suhu agar tetap stabil. Bagian yang kelima ada Lensa. Bagian
yang tak kalah penting selanjutnya ada lensa. Lensa ini berfungsi untuk
memberikan fokus kepada cahaya monokromatis. Bagian yang keenam ada Eye
piece. Bagian ini berfungsi untuk melihat skala pada alat refraktometer. Eye piece
ini terletak di bagian tengah dan dalam knop pengatur skala (Harmain, Faiza,
Syamsuddin dan ZC, 2018).
Bagian yang ketujuh ada Biomaterial strip. Biomaterial strip ini merupakan
bagian yang terletak pada bagian dalam, atau tidak terlihat. Bagian ini berfunngsi
untuk mengatur suhu, yakni harus sekitar 18 sampai 28 derajat celcius. Nah, jika
anda sedang melakukan pengukuran dan suhunya kurang dari 18 atau bahkan lebih,
maka alat refraktometer secara otomatis akan mengatur suhu tersebut. Bagian yang
terakhir ada Lensa pembesar. Bagian ini berfungsi untuk melakukan pembesaran
pada skala yang terlihat pada eye piece (Harmain, Faiza, Syamsuddin dan ZC,
2018).
Awal mula dibuat larutan gula dengan konsentrasi 15%, 30%, 45%, 60%, dan
75%, kemudian ditimbang dengan menggunakan neraca analitik sesuai konsentrasi
nya. Lalu dilarutknan dengan menggunakan aquades ditempat Erlenmeyer.
Selanjutnya diukur brix larutan tersebut dengan refraktometer, kemudian dibaca
adsorbansi, setelah diketahui dibuat kurva standar dengan x = % gula dan y = °brix,
lalu diplotkan, setelah itu diukur sampel larutan gula dengan obrix tertentu,
kemudian dibaca °brix dengan refraktometer, dan terakhir tentukan kadar gula pada
sampel tersebut.
Pada sampel yakult, Yakult adalah bahan pangan hasil fermentasi susu oleh
bakteri asam laktat (Lactobacillus casei) yang mempunyai flavor khas dan dengan
rasa asam yang segar. Faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan pada proses
pembuatan minuman laktat adalah konsentrasi starter dan lama fermentasi.
Konsentrasi starter dan lama fermentasi dapat mempengaruhi karakteristik
minuman laktat yang dihasilkan (Maya, 2021).
Pada sampel susu, susu merupakan sumber protein yang diperlukan dalam
pertumbuhan dan perkembangan tubuh serta dalam menjaga kesehatan. Susu adalah
hasil dari sekresi kelenjar air susu melalui proses pemerahan hewan mamalia yang

11
sehat atau emulsi dari campuran bagianbagian lemak yang sangat kecil dalam
larutan protein cair gula, dan mineral. Susu disimpan pada tempat dingin dengan
suhu 35ºF-40ºF atau 3ºC-5ºC. Susu berfungsi sebagai bahan pembentuk karena
dapat mengikat senyawa lainnya (Irbah, 2020).
Pada sampel madu, madu memiliki sifat fisika dan kimia. Sifat fisika madu
diantaranya adalah indeks bias, tegangan permukaaan, viskositas dan kadar air.
Sifat kimia madu antara lain adalah nilai pH dan lain-lain. Sifat fisika dan kimia
madu dapat di jadikan sebagai parameter untuk mengkarakterisasi dan
mengklasifikasi madu untuk menentukan kualitas madu. Salah satu sifat fisika
madu yang paling penting untuk menentukan kualitas madu adalah indeks bias
(Anggilia, 2019).
Madu asli memiliki kadar gula pereduksi 52.43% dan setelah pendinginan
vakum menjadi 55.06%. Kadar air madu asli adalah 27.2% menjadi 11.22 setelah
proses vacuum cooling. Total padatan terlarut madu asli 68.75 %Brix menjadi 79.5
%Brix setelah vacuum cooling (Astriyanto, 2021).
Pada sampel buah naga, Buah naga mempunyai kandungan zat bioaktif yang
bermanfaat bagi tubuh diantaranya antioksidan (dalam asam askorbat, betakaroten,
dan anthosianin), serta mengandung serat pangan dalam bentuk pektin. Selain itu,
dalam buah naga terkandung beberapa mineral seperti kalsium, phosfor, besi, dan
lain-lain. Vitamin yang terdapat di dalam buah naga antara lain vitamin B1, vitamin
B2, vitamin B3, dan vitamin C. Hylocereus polyrhizus atau sering disebut red
pitaya (buah naga merah) memiliki kadar kemanisan yang lebih tinggi
dibandingkan buah naga putih (Hylocereus undatus) yaitu mencapai 13-15 °Brix.
Buah naga segar tidak dapat disimpan lama, karena memiliki kadar air tinggi yaitu
90% dan umur simpan 7-10 hari pada suhu 14℃, sehingga diperlukan pengolahan
lanjutan supaya kebutuhan gizi dapat dipertahankan dan memperpanjang daya awet
(Ita, 2013).
Pada praktikum yang dilakukan untuk mengetahui nilai °brix pada konsentrasi
larutan gula hasil yang didapati oleh kelompok 1, dengan konsentrasi sampel
larutan gula 15% dengan hasil nilai °brix 13,1°brix, konsentrasi larutan gula hasil
yang didapati oleh kelompok 2, dengan konsentrasi sampel larutan gula 30%
dengan hasil nilai °brix 23,2°brix, konsentrasi larutan gula hasil yang didapati oleh

12
kelompok 3, dengan konsentrasi sampel larutan gula 45% dengan hasil nilai °brix
35°brix, konsentrasi larutan gula hasil yang didapati oleh kelompok 4, dengan
konsentrasi sampel larutan gula 60% dengan hasil nilai °brix 37°brix, konsentrasi
larutan gula hasil yang didapati oleh kelompok 5, dengan konsentrasi sampel
larutan gula 75% dengan hasil nilai °brix 43°brix.
Pada percobaan yang dilakukan untuk mengetahui nilai °brix pada sampel yakult,
susu palin, susu plain lowfat, madu dan buah naga, pada percobaan pertama sampel
yakult hasil yang didapati 19°brix, percobaan kedua 19,1°brix, dan pada percobaan
ketiga hasil 19°brix sehingga didapatkan rata-rata dan standar deviasi pada sampel
yakult didapatkan sebesar 19,033 ± 0,06. Percobaan kedua sampel susu plain hasil
yang didapati 12,2°brix, percobaan kedua 13°brix, dan pada percobaan ketiga hasil
12,2 °brix sehingga didapatkan rata-rata dan standar deviasi pada sampel susu plain
didapatkan sebesar 12,46 ± 0,46. Percobaan ketiga pada sampel susu plain lowfat
hasil yang didapati 10,1 °brix, percobaan kedua 10,1°brix, dan pada percobaan
ketiga hasil 12°brix sehingga didapatkan rata-rata dan standar deviasi pada sampel
susu plain lowfat didapatkan sebesar 10,8 ± 1,10. Percobaan keempat pada sampel
madu hasil yang didapati 69,97 °brix, percobaan kedua 70 °brix, dan pada
percobaan ketiga hasil 70°brix sehingga didapatkan rata-rata dan standar deviasi
pada sampel madu didapatkan sebesar 69,97 ± 0,06. Percobaan kelima pada sampel
buah naga hasil yang didapati 10°brix, percobaan kedua 10°brix, dan pada
percobaan ketiga hasil 10°brix sehingga didapatkan rata-rata dan standar deviasi
pada sampel buah naga didapatkan sebesar 10 ± 0,00.
Pada hasil konsentrasi larutan yang dihitung didapatkan pada sampel yakult
sebesar 22%, pada sampel susu plain sebesar 8,6%, sampel susu plain lowfat
sebesar 5,2 %, sampel madu sebesar 12,5,5%, dan pada sampel buah naga sebesar
3,6%.

13
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang berjudul “Refraktometri” Prinsip kerja dari
refraktometer yaitu memanfaatkan refraksi cahaya (pembiasan cahaya). Besarnya
indeks bias larutan gula sebanding dengan konsentrasinya. Semakin besar
konsentrasi larutan gula, maka semakin besar pula indeks biasnya. Dari kurva
kalibrasi konsentrasi dan indeks bias larutan gula diperoleh persamaan y = 49,2x +
8,2. Pada hasil konsentrasi larutan yang dihitung didapatkan pada sampel yakult
sebesar 22%, pada sampel susu plain sebesar 8,6%, sampel susu plain lowfat
sebesar 5,2 %, sampel madu sebesar 12,5,5%, dan pada sampel buah naga sebesar
3,6%.

5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan kepada praktikan adalah praktikan Saran yang dapat
diberikan dari praktikum kali ini adalah sebaiknya praktikum dilakukan ditempat
tertutup karena refraktometer akan terpengaruh pengukuran apabila terkena sinar
matahari. Dan diharapkan lebih fokus, teliti, dan tertib, saat proses praktikum
berlangsung agar praktikum dapat terlaksana dengan baik tanpa kendala. Dan selalu
berhati-hati saat praktikum sedang berjalan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ajeng, Irbah M., Suhartiningsih., Dwi, Kristiastuti., Dewi, Lutfiati. 2020. Pengaruh
Porporsi Jenis Dan Jumlah Susu Terhadap Sifat Organoleptik Apem
Selong Durian. Jurnal Tata Boga. Vol.9(1) : 14-22.
A, Lastriyanto., A, I, Aulia. 2021. Analisa Kualitas Madu Singkong (Gula
Pereduksi, Kadar Air, dan Total Padatan Terlarut) Pasca Proses
Pengolahan dengan Vacuum Cooling. Jurnal Ilmu Produksi dan
Teknologi Pertenakan. Vol.9(2): 110-114.
A, Widianti., Minarni. 2019. Bangun Rancang Sistem Refraktometer Laser untuk
Menentukan Nilai Indeks Bias Madu. Prosiding Seminar Nasional Fisika
Universitas Riau. Vol 4 : 1-3001.
Ayuni, M., Sri, Rahmadani., Dwi, H, P., Resti, Fevria., Linda, A. 2021. Pembuatan
Yoghurt Menggunakan Yakult Sebagai Starter. Prosiding SEMNAS
BIO. Vol.1 : 756-763.
Fawaid, E, S, A., L, I, Sari., C, Pujiastuti., N, K, Erliyanti., A, D, Priyanto., E, A,
Saputro. 2021. Aplikasi Portable Brix Meter untuk Perhitungan Indeks
Bias Minyak Atsiri Jambu Kristal. Biomedical and Mechanical
Engineering Journal (BIOMEJ). Vol.1(1) : 11-14.
Gebremariam, T., & G. Brhane. 2014, Determination of Quality and Adulteration
Effects of Honey From Adigrat And Its Surrounding Areas. International
Journal of Technology Enhancements and Emerging Engineering
Research. 2: 2347-4289.
Hidayanti, Fitria. 2018. Fenomena Gelombang dan Optik: Teknologi Fiber Optik.
LP_Unas: Pejten.
Misto, T. Mulyono, & Alex. 2016. Sistem Pengukuran Kadar Gula dalam Cairan
menggunakan Sensor Fotodiode Terkomputerisasi. Jurnal Ilmu Dasar.
Vol.17(1) : 13-18.
Nugraha, Jusak., F, Royland., Soebagijo, E., S, Soehita., Leonita, Anniwati. 2020.

15
Analisis Cairan Tubuh dan Urine. Airlangga University Press.
Noor, Ita Farikha., Choirul Anam., Esti, Widowati. 2013. Pengaruh Jenis Dan
Konsentrasi Bahan Penstabil Alami Terhadap Karakteristik Fisikokimia
Sari Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) Selama Penyimpanan.
Jurnal Teknosains Pangan. Vol.2(1) : 30-38
Rahma, Tiffany., Eko, Hidayanto. 2015. Penentuan Indeks Bias Dari Konsentrasi
Sukrosa (C12H22O11) Pada Beberapa Sari Buah Menggunakan Portable
Brixmeter. Youngester Physics Journal. Vol.4(2) : 173-180.
Reny, S, S., Alim, M., Jalmi, Sulistyorini., Ahmad, S. 2021. Pengaruh Penambahan
Glukosa Dan Derajat Brix untuk Menghambat Proses Kristalisasi Pada
Produk Gula Cair Nira Aren. Jurnal Penelitian Teknologi Industri.
Vol.13(1) : 27-36.
Suhaela, A. Noor, & A. Ahmad. 2017. Effect Of Heating and Storage Time Levels
5- (Hydroxy Methyl) Furan-2- Karbaldehida (HMF) In Honey Origin
Mallawa. International Journal Marina Chimica Acta. Vol.17(2): 1-50.
Sutresna, Nana., Rizal, Muhammad. 2007. Cerdas Belajar Kimia. Bandung:
Grafindo Media Pratama.

16
LAMPIRAN HITUNG

Konsentrasi Gula Pada Sampel


Diketahui : y = 49,2x + 8,2

1. Rata-rata Sampel Yakult 2. Rata-rata Sampel Susu Plain


(y) = 19,033 (y) = 12,46
y = 49,2 (x) + 8,2 y = 49,2 (x) + 8,2
19,003 = 49,2x + 8,2 12,46 = 49,2(x)
19,033−8,2 12,46 − 8,2
x= = 0,22 °brix x= = °brix
49,2 49,2

x = 0,22 × 100% = 22% x = 0,086 × 100% = 8,6%

3. Rata-rata Sampel Susu Plain Lowfat 4. Rata-rata Sampel Madu


(y) = 10,8 (y) = 49,2x + 8,2
y = 49,2 (x) + 8,2 y = 49,2x + 8,2
10,8 = 49,2x + 8,2 69,97 = 49,2 (x) + 8,2
10,8 −8,2 69,97 −8,2
x= = 0,052 °brix x= = 1,255 °brix
49,2 49,2

x = 0,052 × 100% = 5,2% x = 1,225 × 100% = 125,5%

5. Rata-rata Sampel Buah Naga


(y) = 10
y = 49,2 (x) + 8,2
10 = 49,2x + 8,2
10−8,2
x= = 0,036 °brix
49,2

x = 0,036 × 100% = 3,6%

17
LAMPIRAN GAMBAR

Gambar 1. Aquadest Gambar 2. Refraktometer Gambar 3. Sampel Susu Plain

Gambar 4. Pipet tetes Gambar 5. Gelas beaker Gambar 6. Batang Pengaduk

Gambar 7. Gelas kimia Gambar 8. Sampel Yakult Gambar 9. Mengukur


konsentrasi brix buah naga
Gambar 10. Mengukur Gambar 11. Sampel Buah naga Gambar 12. Indeks bias
indeks bias madu pada buah naga

Gambar 13. Sampel Madu Gambar 14. Mengukur indeks Gambar 15. Indeks
Bias susu plain low fat bias sukrosa

Anda mungkin juga menyukai